REPUBLIK INDONESIA
PERATURANMENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA
NOMORPM 19 TAHUN2021
TENTANG
PENGUJIANBERKALAKENDARAANBERMOTOR
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENGUJIANBERKALAKENDARAAN
BERMOTOR.
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
kendaraan yang berjalan di atas reI.
2. Uji Berkala adalah pengujian Kendaraan Bermotor yang
dilakukan secara berkala terhadap setiap Kendaraan
Bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan, yang
dioperasikan di jalan.
3. Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian
kegiatan menguji dan/ atau memeriksa bagian atau
komponen Kendaraan Bermotor, kereta gandengan, dan
kereta tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap
persyaratan teknis dan laik jalan.
4. Mobil Penumpang adalah Kendaraan Bermotor angkutan
orang yang memiliki tempat duduk maksimal 8 (delapan)
orang, termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya
tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
5. Mobil Penumpang Umum adalah Mobil Penumpang yang
digunakan untuk angkutan orang dengan dipungut
bayaran.
6. Mobil Bus adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang
yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang,
termasuk untuk pengemudi dan/ atau yang beratnya
lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
7. Mobil Barang adalah Kendaraan Bermotor yang
dirancang sebagian atau seluruhnya untuk mengangkut
barang.
-4-
Pasa12
(1) Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta
Tempelan yang akan dioperasikan di jalan wajib
dilakukan Uji Berkala.
(2) Uji Berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk:
a. ja m m a n keselamatan secara teknis
memberikan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
terhadap penggunaan Kendaraan Bermotor wajib Uji
Berkala di jalan;
-6-
BAB II
RUANG LINGKUP PENGUJIAN BERKALA
KENDARAANBERMOTOR
Pasal3
b. Mobil Bus;
c. Mobil Barang;
Pasal4
Uji Berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenai
Pasal 5
Berm otor.
dan
Pasal6
(1) Uji Berkala pertam a sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 3 ayat (3) huruf b dilakukan setelah m as a berlaku
uji berkala pendaftaran kendaraan wajib uji berkala
berakhir atau habis m as a berlakunya sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 5 ayat (3) dan ayat (4).
(2) Uji Berkala pertam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilakukan dengan keten tuan:
a. 1 (satu) tahun setelah diterbitkannya surat tanda
nom or Kendaraan Berm otor yang pertam a kali,
untuk M obil Penum pang Um um , M obil Bus, dan
M obil Barang; dan
-8 -
Pasal7
(1) Uji Berkala perpanjangan mas a berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c dilakukan
setelah masa berlaku Uji Berkala pertama berakhir.
(2) Uji Berkala perpanjangan masa berlaku sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap 6 (enam) bulan.
(3) Permohonan Uji Berkala perpanjangan masa berlaku
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat didaftarkan
oleh pemilik kendaraan wajib Uji Berkala 1 (satu) bulan
sebelum masa berlakunya berakhir.
Pasal8
Kendaraan Bermotor asmg yang wajib Uji Berkala dan
digunakan di Indonesia wajib mengikuti ketentuan dalam
Peraturan M enteri ini.
Pasal9
Uji Berkala Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c meliputi:
a. pemeriksaan dan pengujian fisik, berupa:
1. pengujian persyaratan teknis; dan
2. pengujian persyaratan laik jalan.
b. pengesahan hasil uji pada bukti lulus Uji Berkala.
-9-
BAB III
PENGUJIAN PERSYARATANTEKNIS DAN PENGUJIAN
PERSYARATAN LAIK JALAN KENDARAAN BERMOTOR
B agian K esatu
P engujian P ersyaratan T eknis
P asal 10
(1) P engujian persyaratan teknis sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 9 huruf a angka 1 m erupakan kegiatan
pengujian dengan atau tanpa peralatan uji untuk
m em astikan pem enuhan terhadap ketentuan persyaratan
teknis K endaraan B erm otor.
(2) P engujian persyaratan teknis sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) m eliputi:
a. susunan;
b. perlengkapan;
c. ukuran;
d. R um ah-R um ah; dan
e. rancangan teknis K endaraan B erm otor sesuai
dengan peruntukannya.
(3) P engujian persyaratan teknis dengan atau tanpa
peralatan uji sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
dilakukan secara:
a. visual; dan
b. m anual.
(4) P engujian secara visual sebagaim ana dim aksud pada
ayat (3) huruf a paling sedikit m eliputi:
a. nom or dan kondisi rangka K endaraan B erm otor;
b. nom or dan tipe m otor penggerak;
c. kondisi tangki bahan bakar, corong pengrsi bahan
bakar, pipa saluran bahan bakar;
d. kondisi sistem kit bagi K endaraan
converterzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
B erm otor yang m enggunakan bahan bakar
bertekanan;
e. kondisi sistem baterai, untuk K endaraan B erm otor
m enggunakan energi penggerak listrik;
-10-
Pasal 11
m eliputi:
a. rangkalandasan:
Jenderal;
4. energi listrik;
m uda;
m uda;
bagian belakang;
1. pengukur kecepatan;
2. kaca spion;
3. penghapus kaca;
4. klakson; zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
5. spakbor;
6. bum per; dan
-13-
m uatan tertutup.
m eliputi:
b. ban cadangan;
d. dongkrak;
B agian K edua
Pengujian Persyaratan Laik Jalan
Pasal 12
(1) Pengujian persyaratan laik jalan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 9 huruf a angka 2 dilakukan dengan
pengukuran kinerja m inim al K endaraan B erm otor
berdasarkan am bang batas laik jalan.
(2) Pengujian K endaraan B erm otor berdasarkan am bang
batas laik jalan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
w ajib m enggunakan peralatan uji.
(3) Pengujian sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) paling
sedikit m eliputi uji:
a. em isi gas buang term asuk ketebalan asap gas
buang, kecuali untuk K endaraan B erm otor listrik
baterai;
b. tingkat kebisingan suara klakson dan Zatau knalpot;
c. kem am puan rem utam a;
d. kem am puan rem parkir;
e. kin cup roda depan; zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
f. kem am puan pancar dan arah sinar lam pu utam a;
g. akurasi alat penunjuk kecepatan;
h. kedalam an alur ban; dan
1. daya tem bus cahaya pada kaca.
-16-
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengujian
Pasal 13
(1) Pelaksanaan pemeriksaan dan perigujian fisik terhadap
persyaratan teknis dan laik jalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 dilakukan sesuai
dengan pedoman dan tata cara pengujian berkala.
(2) Pedoman dan tata cara pengujian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
BABIV
PELAKSANAANPENGUJIAN BERKALA
KENDARAANBERMOTOR
Pasal 14
(1) Kendaraan wajib Uji Berkala wajib didaftarkan pada unit
pelaksana Uji Berkala di daerah temp at Kendaraan
Bermotor diregistrasi.
(2) Pelaksanaan Uji Berkala pendaftaran kendaraan wajib Uji
Berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui tahapan:
a. pengajuan permohonan pendaftaran;
b. pencatatan identitas pemilik dan spesifikasi teknis
kendaraan wajib uji;
c. memastikan kesesuaian data yang tercantum dalam
surat tanda nomor Kendaraan Bermotor, SRUT, dan
identitas pemilik dengan fisik Kendaraan Bermotor;
-17-
Pasal 15
(1) Untuk m elakukan Uji Berkala pendaftaran kendaraan
wajib Uji Berkala sebagaim ana dim aksud dalam Pasa114,
pem ohon m engajukan perm ohonan kepada unit
pelaksana Uji Berkala sesuai dom isili dengan dilengkapi
persyaratan sebagai berikut:
a. persyaratan untuk Kendaraan Berm otor:
1. m em bawa Kendaraan Berm otor yang akan diuji
ke unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan
Berm otor;
2. salinanjfotokopi surat keterangan identitas
pem ilik Kendaraan Berm otor dengan
m enunjukkan aslinya;
3. salinanjfotokopi surat tanda nom or Kendaraan
Berm otor dengan m enunjukkan aslinya;
4. SRUTas1i;
5. salinanjfotokopi pengesahan rancang bangun
Kendaraan Berm otor; dan
6. m em bayar biaya Uji Berkala Kendaraan
Berm otor; dan
b. persyaratan untuk Kereta Gandengan atau Kereta
Tem pelan:
1. m em bawa Kereta Gandengan atau Kereta
Tem pelan yang akan diuji ke unit pelaksana Uji
Berkala Kendaraan Berm otor;
2. salinanjfotokopi surat keterangan identitas
pem ilik Kendaraan Berm otor dengan
m enunjukkan aslinya;
3. salinanjfotokopi SRUT danjatau pengesahan
rancang bangun Kendaraan Berm otor; dan
-18-
Pasal16
A pabila m asa berlaku U ji Berkala pendaftaran kendaraan
w ajib U ji Berkala berakhir sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal5 ayat (3) dan ayat (4), dilakukan U ji Berkala pertam a.
Pasal 17
(1) K endaraan w ajib U ji Berkala w ajib dilakukan U ji Berkala
pertam a sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 pada
unit pelaksana U ji Berkala di daerah tem p at K endaraan
diregistrasi.
(2) U ntuk m elakukan U ji Berkala pertam a sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), pem ohon m engajukan
perm ohonan dengan disertai persyaratan sebagai berikut:
a. m em baw a K endaraan Berm otor yang akan diuji ke
unit pelaksana U ji Berkala K endaraan Berm otor
dalam kondisi teknis siap untuk diuji;
b. m engisi form ulir pendaftaran;
c. salinarr/fotokopi kartu identitas pem ilik kendaraan
dengan m enunjukkan aslinya;
d. salinarr/fotokopi sur at tanda nom or K endaraan
Berm otor dengan m enunjukkan aslinya, untuk
K endaraan Berm otor w ajib uji berkala;
e. bukti lulus uji pendaftaran U ji Berkala; dan
f. m em bayar biaya U ji Berkala K endaraan Berm otor.
-19-
Pasal 18
Pasal 19
berlaku se bagaim ana dim aksud pada ayat (1), pem ohon
sebagai berikut:
dan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pasal20
Pelaksanaan pengujian berkala K endaraan B erm otor
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 dan Pasal 19
dinyatakan lulus U ji B erkala apabila m em enuhi:
a. persyaratan adm inistrasi;
b. persyaratan teknis K endaraan B erm otor; dan
c. persyaratan laik jalan K endaraan B erm otor.
-20-
Pasa121
Pasal22
M enteri ini.
(6) Terhadap perm ohonan uji ulang yang telah m elew ati
Pasa123
tidak lulus uji sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 22 ayat (1),
bersangkutan.
Pasa124
Pasal25
(1) Pim pinan unit pelaksana U ji B erkala K endaraan
B erm otor harus m em berikan jaw aban tertulis terhadap
surat keberatan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 23
paling lam bat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak surat
keberatan dari pem ilik diterim a.
(2) Jaw aban tertulis sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
berisi m enerim a atau m enolak keberatan pem ohon
beserta alasannya.
-22-
Pasa126 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
Pasal27
(1) D alam keadaan tertentu pengujian berkala kendaraan
w ajib U ji B erkala dapat dilakukan pada unit pelaksana
pengujian berkala K endaraan B erm otor di daerah lain.
(2) K eadaan tertentu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
antara lain:
a. m asa berlaku U ji B erkala telah jatuh tem po
sedangkan K endaraan B erm otor sedang berada di
luar daerah dom isili pem ilik kendaraan;
b. kendaraan terkena sanksi pelanggaran karena tidak
m em enuhi persyaratan teknis dan laik jalan
sehingga harus m elakukan kew ajiban uji ulang,
sebelurn habis m asa berlakunya;
c. peralatan uji di unit pelaksana pengujian berkala
K endaraan B erm otor sesuai dom isili K endaraan
B errnotor yang bersangkutan terdaftar sedang dalam
keadaan rusak atau tidak berfungsi sebagaim ana
m estinya; atau
d. unit pelaksana pengujian berkala K endaraan
B erm otor sesuai dom isili tidak terakreditasi.
Pasa128
(1) U ntuk rnelakukan pengujian berkala K endaraan
B erm otor pada unit pelaksana perigujian berkala
K endaraan B erm otor di daerah lain sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 27, pem ilik K endaraan B erm otor
harus m em enuhi persyaratan:
-23-
dituju.
(2) Surat keterangan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
Pasa129
terdaftar.
Pasa130
kendaraan.
(3) Perubahan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) dapat
Pasa131
Pasal32
(1) K endaraan w ajib U ji B erkala yang tidak m elakukan U ji
B erkala selam a 2 (dua) kali m asa berlaku U ji B erkala,
dihapus dari daftar kendaraan w ajib U ji B erkala.
(2) Penghapusan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilakukan setelah pim pinan unit pelaksana U ji B erkala
K endaraan B erm otor m em berikan peringatan tertulis.
(3) Peringatan tertulis sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
berupa:
a. peringatan pertam a;
b. peringatan kedua; dan
c. peringatan ketiga.
(4) Peringatan pertam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
huruf a diberikan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
m asa berlaku U ji B erkala berakhir.
(5) Peringatan kedua sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
huruf b diberikan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterbitkan peringatan pertam a.
(6) Peringatan ketiga sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
huruf c diberikan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterbitkan peringatan kedua.
(7) D alam hal setelah peringatan ketiga sam pai dengan
2 (dua) kali m asa U ji B erkala tidak m elakukan U ji
B erkala, kendaraan dihapus dari daftar kendaraan w ajib
U ji B erkala.
Pasa133
(1) Penghapusan kendaraan w ajib U ji B erkala sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 32 dilaporkan secara tertulis
kepada:
a. D irektur J enderal;
b. K epala K epolisian D aerah sesuai dom isili pem ilik;
dan
-25-
Pasa134
(1) Seluruh unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor
dilarang melakukan pengujian terhadap kendaraan wajib
uji yang telah dihapus dari daftar kendaraan wajib Uji
Berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32.
(2) Dalam hal kendaraan yang telah dihapus didaftarkan
kembali untuk dilakukan Uji Berkala, diperlakukan
khusus sebagai kendaraan baru yang dilakukan Uji
Berkala pertama dengan menunjukkan SRUT.
Pasal35
Prosedur dan tata cara pelaksanaan pengujian berkala
Kendaraan Bermotor ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
BABV
UNITPELAKSANA
UJI BERKALAKENDARAAN
B ERMOTOR
Bagian Kesatu
Penetapan Unit Pelaksana Uji Berkala
Pasal36 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
(1) Uji Berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dilaksanakan oleh:
-2 6 -
Pasa137
M enteri dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b dan huruf c m endelegasikan
kew enangan kepada D irektur J enderal.
Pasa138
(1) Pem berian perizinan berusaha sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 37 ditetapkan oleh D irektur Jenderal.
(2) Pem berian perizinan berusaha sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan m engenai perizinan
berusaha berbasis risiko.
-27-
Pasal 39
Jenderal.
berusaha.
Pasal40
D irektur J enderal;
sertifikasi;
dan
Pasal41
(1) M enteri m enetapkan bengkel um um K endaraan Berm otor
m enjadi unit pelaksana U ji Berkala K endaraan Berm otor.
(2) Penetapan bengkel um um K endaraan Berm otor yang
m enjadi unit pelaksana U ji Berkala K endaraan Berm otor
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) didelegasikan
kepada D irektur Jenderal.
(3) U ntuk m endapatkan penetapan sebagaim ana dim aksud
pada ayat (2), pem ilik bengkel um um m engajukan
perm ohonan kepada D irektur Jenderal dan w ajib
m em enuhi persyaratan:
a. m em iliki peralatan dan fasilitas U ji Berkala;
b. m em iliki sum ber daya m anusia penguji dengan
tingkat jenjang kom petensi tenaga penguji berkala
K endaraan Berm otor sesuai dengan jenis dan
ukuran kendaraan yang diuji;
c. peralatan pengujian yang lulus kalibrasi;
d. prosedur dan tata cara pengujian K endaraan
Berm otor;
e. m em iliki sistem inform asi U ji Berkala K endaraan
Berm otor; zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
f. m em iliki penzm an berusaha bengkel K endaraan
Berm otor dari m enteri yang m enyelenggarakan
urusan pem erintahan di bidang perindustrian; dan
g. m em enuhi hasil analisis dam pak lalu lintas yang
m erupakan bagian dari dokum en analisis m engenai
dam pak lingkungan atau upaya pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pem antauan
lingkungan hidup.
(4) D irektur Jenderal sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
m elakukan verifikasi dengan j angka w aktu paling lam a
7 (tujuh) hari kerja.
-29-
Pasal42
Pasal 43
berlaku terhadap:
bersangkutan; dan
Bagian K edua
A kreditasi
Pasal44
Jenderal.
a. lokasi;
Berm otor;
Berm otor;
Berm otor;
d. peralatan uji;
Pasal45
penilai.
(2) Tim penilai sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
m em punyai tugas:
B erm otor;
B erm otor;
Pasal46
B agian K etiga
Pasal47
Pasa148 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
(1) Fasilitas U ji B erkala K endaraan B erm otor sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 47 berupa:
a. fasilitas yang dipasang secara tetap; dan/ atau
b. fasilitas yang dapat dipindahkan.
(2) Fasilitas U ji B erkala K endaraan B erm otor yang dipasang
secara tetap sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
Jendera1.
Pasal49
b. peralatan penunjang.
(2) Peralatan utam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
Pasal50
Spesifikasi teknis peralatan U ji B erkala K endaraan B erm otor
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 49 ditetapkan oleh
D irektur J enderal.
-35-
Pasa151
peraturan perundang-undangan.
Pasal52
m asa pakainya.
Bagian Kelima
Pasal53
Jenderal.
uJ1.
(5) Petugas Kalibrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
selaku pemohon.
Pasal54
Kalibrasi.
Pasal55
Pasa156
(1) Bagi unit pelaksana U ji Berkala K endaraan Berm otor
yang tidak m elakukan K alibrasi peralatan uji
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 53 ayat (5), hasil U ji
Berkala dinyatakan tidak sah.
(2) Pernyataan tidak sah sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh D irektur Jenderal.
Pasa157
(1) K alibrasi peralatan uji sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 53 dibebankan biaya kalibrasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Biaya K alibrasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dibebankan kepada unit pelaksana U ji Berkala
K endaraan Berm otor.
Pasa158
Tata cara K alibrasi peralatan uji ditetapkan oleh D irektur
Jenderal.
Bagian K eenam
U nit U ji Berkala K eliling
Pasal59 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
(1) D alam hal tertentu penyelenggaraan U ji Berkala dapat
dilakukan dengan m enggunakan unit pelaksana U ji
Berkala K endaraan Berm otor keliling.
(2) H al tertentu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) an tara
lain:
a. kondisi geografisnya tidak m em ungkinkan
kendaraan dari tem pat tertentu m encapai lokasi
tem pat pelaksanaan U ji Berkala;
-38-
dilayani; atau
Pasa160
m em enuhi kriteria:
m asyarakat.
D irektorat J enderal.
Pasal 61
Pasal62
Pelaksanaan U ji B erkala m enggunakan unit pelaksana U ji
B erkala K endaraan B erm otor keliling sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 59 harus dilakukan pada lokasi tetap yang
m em iliki fasilitas paling sedikit:
Pasa163
Tata cara penyelenggaraan Unit Pelaksana Uji Berkala
Kendaraan Bermotor keliling ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.
BABVI
BUKTI LULUS UJI BERKALAKENDARAANBERMOTOR
Pasal64
(1) Bukti lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dalam
bentuk:
a. kartu uji; dan
b. tanda uji.
(2) Bukti lulus uji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
Pasal65
Kartu Uji Berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
ayatzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) huruf a paling sedikit memuat:
Mobil Bus.
Pasa166
Pasal67
(1) Tanda Uji Berkala sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 64 ayat (1) huruf b berupa stiker.
-42-
(2) Stiker tanda uji sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dipasang dengan ketentuan:
a. dilekatkan pada kaca depan sisi kiri baw ah bagian
dalam , untuk K endaraan Berm otor; dan
b. dilekatkan pada sisi sebelah kanan bagian depan,
untuk K ereta G andengan dan K ereta Tem pelan.
(3) Tanda U ji Berkala sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
paling sedikit m em uat keterangan m engenai:
a. nom or kendaraan;
b. JBI darr/ atau JBK I;
c. daya angkut orang dan barang;
d. m asa berlaku uji kendaraan; dan
e. m uatan sum bu terberat.
Pasa168
(1) Bukti lulus U JI sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 64
harus m em iliki keseragam an yang m eliputi:
a. bentuk, ukuran, bahan, dan w arna;
b. kapasitas;
c. teknologi; dan
d. unsur pengam anan.
(2) Pem ilihan bukti lulus uji sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) m encegah agar tidak terjadi pem alsuan.
Pasa169
U ntuk keseragam an bukti lulus uji sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 68, pengadaan kartu uji dilakukan secara
terpusat oleh D irektorat Jenderal.
Pasa170
K artu uj i dan tanda zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
u j i sebagaim ana dim aksud dalam
Pasa171
Bentuk, ukuran, warna, bahan, dan spesifikasi teknis kartu
uji dan tanda Uji Berkala Kendaraan Bermotor ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
BAB VII
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK
BATERAI
Pasa172
(1) Kendaraan Bermotor yang memiliki motor penggerak
menggunakan motor listrik baterai se1ain harus
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, dilakukan pengujian
paling sedikit terhadap kendaraan dan baterai.
(2) Pengujian Kendaraan Bermotor yang memiliki motor
penggerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pengujian paling sedikit terhadap 5 (lima)
komponen utama, meliputi:
a. motor listrik;
b. baterai traksi atau sel bahan bakar;
c. alatj sistem pengisian ulang energi listrik pada
bateraizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(battery charqen atau alatj sistem pengisian
reaktan untuk sel bahan bakar (fuel cells;
d. sistem kontrol (control system); dan
e. manajemen energi baterai atau battery management
system (BMS).
(3) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memenuhi persyaratan teknis keselamatan penggunaan
Kendaraan Bermotor listrik di jalan.
(4) Persyaratan teknis keselamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3)meliputi:
a. perlindungan sengatan listrik;
b. sel bahan bakar;
c. tahanan isolasi sistem kopling pengisian
akumulator jbaterai;
d. penggunaan Kendaraan Bermotor listrik;
-44-
g. perlindungan fisik;
Pasal73
(1) Pengujian terhadap kendaraan dan baterai sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 72 dapat dilakukan m elalui:
a. pengujian secara visual dengan atau tanpa alat;
b. pengujian pada konektor zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
on-board diagnostic
system II (OBD II); dan
c. pengujian harnbatan isolasi (resistance test).
(2) Pengujian secara visual dengan atau tanpa alat
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf a m eliputi
kegiatan pem eriksaan terhadap:
a. tanda peringatany bahaya listrik harus jelas terbaca
dan m enem pel pada tem patnya;
b. sistem pengerem an regeneratif elektrik dan
perangkat peringatan harus berfungsi dengan baik;
c. kondisi kabel, sam bungan, dan klem listrik tegangan
rendah harus arnan, terisolasi dengan baik, tidak
ada indikasi terbakar, tidak ada sam bungan longgar
atau m enyentuh tepi tajam atau putus, dan tidak
ada kabel m enyentuh bagian yang panas atau
bagian yang berputar atau ground atau konektor
putus (berhubungan dengan pengerem an atau
kem udi);
-4 5 -
aru s p en d ek ;
in d ik ato r y an g m en u n ju k k an P O S IS I k en d araan
m asih h id u p atau siap b ero p erasi b eru p a sin y al y an g
d im ak su d p ad a ay at (1 ) h u ru f c m eru p ak an p en g u jian
Pasal 74
Pengujian kendaraan bermotor terhadap sistem penggerak
motor listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)
dan ayat (4) dilakukan sesuai ketentuan yang tercantum
dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB VIII
BIAYAJASA PELAYANANUJI BERKALA
Pasal 75
(1) Pelaksanaan Uji Berkala pada unit pelaksana Uji Berkala
Kendaraan Bermotor dikenai biaya jasa pelayanan Uji
Berkala Kendaraan Bermotor.
Pasa176
(1) Biaya jasa pelayanan Uji Berkala sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 yang diselenggarakan oleh unit pelaksana
Uji Berkala Kendaraan Bermotor milik pemerintah
kabupaten/kota dan unit pelaksana Uji Berkala
Kendaraan Bermotor milik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta merupakan retribusi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Biaya jasa pelayanan Uji Berkala sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 yang diselenggarakan oleh unit pelaksana
agen tunggal pemegang merek, unit pelaksana pengujian
swasta, dan unit pelaksana pengujian bengkel umum
berupa tarif uji berkala.
Pasal 77
Pedoman perhitungan standar biaya jasa pengujian berkala
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
BABIX
SISTEM INFORMASI UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
Pasal78 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
(1) Setiap unit pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 harus
menyelenggarakan sistem informasi pelaksanaan Uji
Berkala Kendaraan Bermotor.
(2) Sistem informasi pelaksanaan Uji Berkala Kendaraan
Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. sistem informasi lokal;
b. sistem informasi regional; dan
-49-
(3) Sistem inform asi lokal sebagaim ana dim aksud pada
U J1.
(4) Sistem inform asi regional sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf b m eliputi data dan inform asi yang
dibutuhkan oleh pem erintah provinsi dalam
m elaksanakan pem binaan dan pengaw asan unit
pelaksana pengujian berkala K endaraan B erm otor di
w ilayahnya.
(5) Sistem inform asi nasional sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf c m eliputi:
a. m edia inform asi pengujian berkala;
b. portal pendaftaran zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
online; dan
c. integrasi m anajem en database,
secara nasional.
Pasal79
Pedom an sistem inform asi pelaksanaan U ji B erkala
K endaraan B erm otor ditetapkan oleh D irektur Jenderal.
Pasal80
(1) Sistem Inform asi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 78
harus diintegrasikan dengan pusat data D irektorat
Jenderal.
(2) Sistem Inform asi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
terintegrasi antar-unit pelaksana U ji B erkala K endaraan
B erm otor, dinas perhubungan kabupaten Zkota, dinas
perhubungan provinsi, unit pelaksana penim bangan
kendaraan berm otor, term inal angkutan penum pang, dan
term inal angkutan barang.
-50-
Pasal81
Sistem Inform asi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 78
ayat (2) didukung dengan aplikasi pengujian yang m em iliki
kem am puan paling sedikit:
a. identifikasi data kendaraan yang dapat diintegrasikan
dengan data D irektorat Jenderal;
b. proses uji K endaraan Berm otor atas perintah operator
kom puter uji dan m engam bil gam bar kendaraan yang
diuji; dan
c. m engirim data hasil uji kepada D irektorat Jenderal.
Pasal82
(1) U nit pelaksana U ji Berkala K endaraan Berm otor
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 36 harus dilengkapi
dengan m edia inform asi.
(2) M edia inform asi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
ditem patkan pada tem pat yang m udah terlihat dan dapat
diakses oleh m asyarakat um um .
(3) M edia inform asi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
paling sedikit m em uat inform asi tentang:
a. prosedur U ji Berkala K endaraan Berm otor;
b. be saran biaya pengujian;
c. penanggung jaw ab unit pelaksana pengujian
berkala; dan
d. batas m aksim al w aktu pelayanan.
-51-
BABX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian K esatu
Pem binaan
Pasa183
M enteri m elalui D irektur Jenderal m elakukan pem binaan
terhadap pelaksanaan pengujian berkala K endaraan
Berm otor.
Pasa184
(1) Pem binaan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 83 dapat
berupa pem berian bantuan teknis peralatan U ji Berkala
kepada pem erintah daerah yang belum m em iliki
peralatan U ji Berkala K endaraan Berm otor.
(2) U ntuk m endapatkan bantuan teknis peralatan U ji
Berkala sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
pem erintah daerah m engajukan perm ohonan bantuan
peralatan uji kepada D irektur Jenderal.
(3) Pem berian bantuan teknis peralatan U ji Berkala
sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
a. perekonom ian m asyarakat;
b. sum ber daya m anusia;
c. sarana dan prasarana;
d. kem am puan keuangan daerah;
e. aksesibilitas; dan
f. karakteristik daerah.
Bagian K edua
Pengaw asan
Pasa185 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
(1) M enteri dan gubernur m elakukan pengaw asan
pelaksanaan U ji Berkala K endaraan Berm otor.
-5 2 -
Pasa186
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85
dapat berupa uji petik terhadap Kendaraan Bermotor
hasil Uji Berkala yang dipilih secara acak.
(2) Hasil uji petik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai salah satu penilaian hasil
pemeriksaan kinerja unit pelaksana Uji Berkala
Kendaraan Bermotor.
Pasa187 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
(1) Untuk melaksanakan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 85, Direktur dan gubernur
masing-masing menunjuk petugas pengawas
pelaksanaan Uji Berkala Kendaraan Bermotor.
(2) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan
pengawasan secara terpadu dan sinergi dalam 1 (satu)
tim teknis.
(3) Keanggotaan tim teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dan harus
memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dalam
bidang pengujian berkala Kendaraan Bermotor.
(4) Pengetahuan dan keahlian sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) meliputi:
a. peraturan perundang-undangan bidang pengujian
berkala Kendaraan Bermotor;
b. teknologi Kendaraan Bermotor dan
perkembangannya;
c. teknologi peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor
dan perkembangannya;
d. prosedur pengujian berkala Kendaraan Bermotor;
e. tata cara menguji berkala Kendaraan Bermotor;
-5 3 -
Pasal88
(1) Direktur J enderal dalam melaksanakan tugas
pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87
membentuk tim teknis.
(2) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas unsur:
a. direktorat sarana transportasi jalan;
b. dinas perhubungan provinsi; dan
c. balai pengelola transportasi darat.
(3) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
melaksanakan tugas pengawasan dapat melibatkan
asosiasi profesi penguji Kendaraan Bermotor.
(4) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaporkan hasil pengawasan secara berkala setiap
3 (tiga)bulan kepada Direktur Jenderal.
BABXI
SANKSIA DMINISTRATIF
Pasal89
(1) Setiap pemilik kendaraan wajib Uji Berkala yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2), Pasal 8, Pasal 14 ayat (1), Pasal 17
ayat (1), Pasal 18, Pasal 22 ayat (4), ayat (5), dan ayat (6),
Pasal 30, dan/ atau Pasal 31 dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa:
-5 4 -
Pasal90
(1) Bengkel um um yang m elanggar ketentuan Pasal· 44
ayat (1) dikenai sanksi adm inistratif.
(2) Sanksi adm inistratif sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda adm inistratif; dan/ atau
c. penutupan bengkel um um .
(3) Peringatan tertulis sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
huruf a diberikan sebanyak 3 (tiga) kali dengan jangka
w aktu m asing-rnasing 30 (tiga puluh) hari kalender.
(4) D alam hal pem ilik bengkel um um tidak m elaksanakan
kew ajiban setelah berakhirnya jangka w aktu peringatan
tertulis ke 3 (tiga), dikenai denda adm inistratif paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh em patjuta rupiah).
(5) D alam w aktu 10 (sepuluh) hari kalender sejak tanggal
pengenaan denda adm inistratif atau 90 (sem bilan puluh)
hari kalender sejak pem bayaran denda, pem ilik bengkel
um um tidak m elaksanakan kew ajibannya dilakukan
penutupan bengkel um um untuk m enyelenggarakan U ji
Berkala.
Pasal91
(1) U nit pelaksana U ji Berkala sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 36 yang m elakukan pelanggaran pelaksanaan U ji
-55-
berupa:
yang diberikan;
uji;
pengujian;
BAB XII
KETENTUANPERALIHAN
Pasal92
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan Uji
Berkala pendaftaran kendaraan wajib Uji Berkala mulai
diberlakukan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan
Menteri ini diundangkan.
BAB XIII
KETENTUANPENUTUP
Pasa193
Pasal 94
Peraturan Menteri mi mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-57-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Mei 2021
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Mei 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
DANANG RUSDIHANTO
~
.5
" ~~
i j2 'il ~~?,
1Ii i
ij'
:ll
il!
z ee::>
z
:i
~ .. e
....
~
~tc,
...~
~ .[
.. S fl s,
~ ~rr-
I
co ." jj
"iij .8 e,
" ....
""CP...
-e 0
;'i ~
~ §
CQ t! 1 ~
~~
5' 1l
il t
....
j Q
ii '"
z'"
0 _g g
z ~ .s
- .., ..
I
00
l( )
I
...,
::> zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
:::.:::
::>
c
z
,
(J'\
,
l.()
.~
..,
..
~
I-----..~
~~ .~ ~ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
t- ~ - - - - j,~
~~~ <I:
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1- --1' .::;1
no~ ,~
1- -.':0
i ,« .:1
- JI .;;:
...;9
g~--------------r--------------i~r-------;
& ~
~
., '0'
§ ;~
Qr, '"
i'Q.
~ "Vi
~ ~
-c OJ
'" Q.
8 ~
s- Z~
cizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA ~
z
o ~ ..
Z ..cl~
!';:
~ """'
.Ii: B
§
co
~
...
:I
-e
co
~ e'" .....
"
..s
en
O J)
-c
~ ~ ~
_. I.g_ ...
:I
-c
..c 10 s f-
Vl '" zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
c
e "
:.::
~ e,
'" (3 ci2 c OJ
s e :,.,: .~ gg B
tIIiiIIIiII 2 B ~ -'" '" ":I
&,
'" ..
.£ )
Vl w
I
OJ .. 'i:'" ..
..c C
ee
-"
s"
§
~
f-
~ ..ac :.l"
.~
..c OJ
E
... Vl:>
..0
E
Q.
..
.~ '0
0 0 E ..c
e, ~ <; § ~ :::I
'"e ...,b S e ..,. "
c,
~" 8ee
1'"
~= '" co
M V'O
.o co'" ~ ~ ~ E .., ;; ..c ..c ..c ..c:::I .E
I
.:E ,..; .. ..c
-, f- Vl
rJ
:,.,:
'"
c:::
~ ~ 1:.Etl ~ :C :x; -cs ... ~ s; E ~'" E" s:" "
Q.
p ]J ..
" ..
-.;;i
_.« ;
<oJ GIl
~ ~ '" . .~ c .,.; 0 :::I e
'" ~ <1 0 ~ '1~ '1 3 c: zyxwvutsr
z, z;
ci
~z ~'" Q -<
Q.
III .!l ~ 0 ~
<I)
'" -
a. <:r' Vl f- I
'ei) eJJ ~ ~ e.o 'Oil -;;; 'Oil
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Of, et) ~
Ci '1 e co ~ c 0 c. 0 c. co ~
0
.'" -<
co
~ ~ Z
~
0::
Q
~
g
w ~
f- x'
OJ r:o <:
'"e § Ee ~ a
_, ~
E
G:i
a:
:::» 0
~
~ ~~
:::»' '";,
0..:
Z;z
< .....
C >=
Z ~a cr, c- ",
~'"
c
till :;!o "" .a ..0
.s ..c" ..c
c
~~ 6 "
S e a " "
!=:
.,...., :::» ~
~ <1)>- '"
] ]'" a a e a ~
..e
ea
....
!=: <: ... '"
:I
.." 1l'"
VI
l- .g .J
.~
::s .,c 1::
~
c
:a
8..
j
-c ..," -c'"
-c "0
~ 0:: ::
..
.::.. "
"-
..:
~ ~ 0- 0- a. 8. c..
«
..c co
a a c:
....,. .....~ 1; ....
ell <: c
cd ~" ;; ;; '"
..... ..... " ~ ~
"0
";' ":'
" :.;c "§ ~N ~.!:I
cO
~ " Jl
!=: § e ~ d; .....00" ~
~ .~ ..c'"
.D
.., "" ..c'" ]
c !:..
:e
N""
::::1 :B 'N
..
-a
I-<
cd P.. ~ ~
-...
co eo c
:~ :~ \'!
0
.;.: "-
'is
~
." ~
'"
c S "
.to
e'" '"e C"
..c 'Cb
.~ ~ c
1l 'is
.11
Q.
OJ)
-c
or;
:;s
oil
~
o::rJ a:
il) ...... ..., :.E c ~
~)
~ iil 011 r: c c
" El0 '" ;::>
~ :: ::l
.. ~'" [ ~~
C 00
Of)
]
e ~ S '" ell '" a
!j!,
~ Q g
"
;;
" ~~ "3
1Jl >-
c
~...... c'" q
~ c'" c
c
..c'" ~~ ..p ~. C ::l
C
;a j ~
e.. e" '" e t;'" '"e C 0 ""
~I
M !=: ~
:::I
..c '52
c
Of,
C ~
0: C
" 0 B tl a
U! ..0 <
i!,.. _g .g .. :; '" g 5 c c
.D '"
.D ..c .D
5" § 12" ..I<-c".,'" .t"'"
] ;;
....5 '" j :?:" s f-0" f-0 ~ ~ ; li
..c
!=: cd
t.;;'"
-c
e oJ) ]
..I<
'" " j'" VI
.~
c
" E'"~
"""
II.>
..c .D ,,0 .;:;
cd S ..I<
3 '" ~ e; a
c..
C :::I
GIl
.ct.
" :; .500 ~ -§ ..c ..I< -'< -§ c § -a
]
a.D
~ -" ~ ..I<
~ Bc 0e ..I<r: ~ .D ] " E "6 e " " 8 ~c "
.:: ~ ::2;"'" ~ ...."
@ cd " c.. .!!l ;:; E... s; ]., 5" to
'" ~ S ....5 ....., Q.iil 5 ~a
il tJ.:I ~, "6 c
~ ~ !=
c -::J
~ ~ Z Z ~ "- ...; " r- eo
..J
~ eo" ~ ]
co eo
._0'" '"
(:0 f- --, C) III
r~i 0 Q ..
::r: .... ...; -.i .,.j ...0 ,..: 00 0;
d ,,; .£i .c oi ell ..c ....; a " ci
,,;. -" ci. ci- ..; ..;
" "-' ..;
.,....,
.--0
.0
0
::;s ..--1
(:0
~
'~
~
I
r-I
~ <
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
l.O ~ ~
I I-' Q2
-e 10;1
~ ::a
:..J ;z;
~
e, ....
,0 I-'
~ <:
;~ -< I-'
~
<n
~ ....
:z:
0( ~ '-'
I:il
r-e
;.- ..
....
<:
j:l "6 "'"
~
!2"
'5
,.0
:0
c
co
~
-.:I'
C
~
.~
,~
:;)
c
I ..
t:
~
I
eo
§ .,~ :!
~
cd
..........
C l) ~~
CO
§ ~~ g
§ "'~
""@ -~..
::r::
C '\I
~
..azyxwvutsrqponmlkjihgfed
:5 zyxwvutsrqponmlkji
~.$
0' ~ zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
2e..'"
or. .' ~
-. Ie
,",:::
~ .~ d
~
..a ~~:@
'~
Ci:i
~ ~ .. !l! dl
t;I'l ~<
g. £ ~ ~ I::"
~ 1- ::! Z ",,::l
f2"
e-
~ ~ ~'
<? ,~
;;"
r;:; S 0- "
0
IJ,..
eo
~ a
....B ,_
ca
~
~Q
l
j ~
-e i
Jor. il
...... ~
~5
.:5
'iii s la :l
..... 0 15 .... 0...
....
.)(.
::>
!l
:l
:E ""ci.. ~::0
1 ..e
'~
.,
&l
II
'@
i
CD
aJ
c,
a ~ ;;;c,
"0
....a
'"
~ Q
"'"
'"
W s ~
5-
0
;::
·,tlJ
0:;
'a
eo II ~
~ .."
,~
9 C
:. ...a
il E 1l
s ! Z :ll
~
Z ~ .!l ~ ~ .-r .;;; s
j
I
C "I
\.0
I
o
iII~
~
~~ li zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
e..
7.:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
;:)~
=
l-<
"'"=
.."
::.:
'0 :
,
..
<C
~1 ~... f
~
""ii ~
..
::l~
~ e 0:
.. ..l;
..
~
....
$iI~
l~
..., <t
~t=
-~ ,eg .!!
..."" .;&
.l2
~ e CQ
....
=~ :c
-i. 0:
~= § .;:;
-;; ,.; CQ
z
.. ..=
~ e ~!!
0
J
-~
-<
,Q
c
Z
~
=
~
VI
:!~
e
~
z
..e" "..=
~
VJ olJ .. e
"~" " 'X1i..
/I
..c.
..
!- " :~ ..
:!~ ~
""
t:f "'"=" ...5
" II
....
r- !-
~ -.:!
if C.
Q ~ ~
~
"' ~
C
12
~ ~
I
= ~;Ii il1 -<
:c -e
co
\.0 ~ ~ ~....
I
r-
.. C
-< 1:1::
...:.il
z ~ ;Z
~~ ~ t.l
~~ ~ Q .,
-<
0 ;z:; !-
-<
!!t I~
~
~
> til !-
<> ~ ~ C ~ -<
Z
:!I~ -e Cd ;.)
-<
I~
.. '""t..l
:;
~ Q
:; Q .,
~ ~~ 0:
"'~ 12
.;:
'"
.:9
....
-.:!
:11
~J ~ ":;
-~ "'=
c
~
~if
....
.. J ~
01 '"
t:
,
,~ '"
-~ ._ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~B z ".3
~t
iii =oo =" ."
t..l ~
.~ ;:: "
!-
'~
!-
'~
~ ~~
Iz:
~ -:;;
" .."..
N~
s
.... .. ..~ ~ ]"
-< .~ !-
~
-J = ...c
"'" - -
9~--------------~--------------~-f------~
&
s- zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
o
z
I
<::t
1.0
I
z zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZ
,_,
C§ ct:~ a
z ,_,
a:
<
:::J zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
~
o:l ~ :::J
:::J Z o:
::r: 0
a .,_,
"0
~~ 0::: .,_,
t ~ ,_,Z zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
~
n; .
c 0...
;2
,
,_, ~,_,
'f ~ 0::: ~ ,_,
~
n~
~ ~
.."
~
E-<
co a
:::J :::J
"~ ~
s:;: d:- E z 0... o:l
"~ i '".." ~ ~
~e ::.:" ~ 0:::
~ " ~c
. .....zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.~
!::
"~
~]
=
l;
I§'
-e
'Z
!
.:i.
'"
==e
~..
-;; ~
z :=
c
3 i~
~I <Il
2
!:il
• ~.a
z
~ j
"I ~
VI >lI
~
•
•i
~\~
~ :;.
~
'"
"'J ~
~
WE
e
~ · ..
i 5'
...
~
if l
I
ll) ~l ~
1.0 ~
I
if
~~~
~ o
~
~
.~ ...'"=
!t Z
=~ ~ ..:
~
;.: ~
.~~
g;
J:'
...:
c ~
z !OJ z
~~ :::! e, -c
:=
0 Z !-
-e
11 ~
.~~
~"
~
c
~
!-
-e
u
~ ~
<:
l>- .. !OJ~
.~~
J'
:i :;; ....
~~ "!:
..£:
0
"
IS
"C
E-<
11 c Z
"H
-~ ~ cO <
""::" 6' ::r:
,_,
"
:;: ......
........ a
eo
.~
i 5'
=
1:
C /)
cO
o:
:::J
~
§ $::1
cO
0:::
~
cO :1i~~
eo
$::1
o
........
11)
"~ :! .Z
a r~i "0
11) Z
ct:
o:l .~ ::;;
~ ~
~}-o
'lU
z
$::1 '"~ ct:
cO -] ~ -e a
§ =
"~
z
<:
.. ls
ca -j ~ ."
~
::r: .l; "
N
-66-
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 19 TAHUN 2021
TENTANG
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN
BERMOTOR
Nama
NRP
Jabatan
Nomor Uji
Nomor Kendaraan
Merek
Tipe
Jenis
Nomor Rangka
Nomor Mesin
Nama Pemilik
Alamat Pemilik
Dengan hasil pemeriksaan persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan, terdapat
komponen yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laikjalan sebagai berikut :
Rekomendasi
No. Item Uji Hasil Uji Alasan Penolakan
Perbaikan
1. ......... ......... ......... . ........
dst
Berdasarkan data hasil pemeriksaan persyaratan teknis dan persyaratan laik jalan di
atas maka kendaraan tersebut dinyatakan TIDAKLULUSUJI
-67-
Demikian keterangan ini eli buat, selanjutnya kepada pemilik kendaraan agar
memperbaiki komponen tersebut dan melakukan uji ulang sebelum tanggal
..... / ..... / ......
Yangmembuat keterangan
Penguji ..... (diisitingkat kompetensi)
NRP:
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
LAMPlRAN III
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 19 TAHUN 2021
TENTANG
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN
BERMOTOR
KOP DINASjAPMjSWASTA
Nomor ............... , .
Klasifikasi
Lampiran
Hal : Laporan Penghapusan Data
Kendaraan Bermotor Wajib Uji
yth.
1. Direktur Jenderal Perhubungan Darat;
2. Kapolda ..... (sesuai daerah setempat)*;
3. Kepala UPUBKBse-Indonesia.
di-
Tempat
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIP
Jabatan
Nomor Uji
Nomor Kendaraan
Merek
Tipe
Jenis
Nomor Rangka
Nomor Mesin
Nama Pemilik
Alamat Pemilik
Telah di hapus dari daftar kendaraan bermotor wajib uji pada Unit Pelaksana Uji
Berkala Kendaraan Bermotor (UPUBKB) Provinsi DKljKotajKabupaten)* setelah
sebe1umnya di terbitkan surat peringatan ketiga sampai dengan 2 (dua) kali masa uji
berkala kepada pemilik kendaraan bermotor sebagaimana data-datazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
d i atas.
-69-
.............. , .
Kepala Dinas Perhubungan
Provinsi DKI/Kota/Kabupaten)*
NIP.
*) : dipilih sesuai wilayah
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
LAMPIRAN IV
PERATURANMENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 19 TAHUN 2021
TENTANG
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN
BERMOTOR
KOPBENGKELUMUM
Nomor ............... , .
Lampiran
Perihal Permohonan Kepada:
Penetapan Bengkel
Umum menjadi Yth. Direktur Jenderal
Unit Pelaksana Uji Perhubungan Darat
Berkala Kendaraan
Bermotor
di -
Tempat
i. D okum en analisis dam pak lalu lintas yang m erupakan bagian d ari
dokum en analisis m engenai dam pak lingkungan.
3. D em ikian surat perm ohonan ini dibuat untuk dapat diproses lebih
lanjut.
. , .
(Nama)
............................................
(Jabatan)
-7 2 -
KOP KEMENTERIANPERHUBUNGAN
BERITAACARAHASILVERIFlKASIPENINJAUANLOKASI
Nomor: .
Demikian Berita Acara Hasil verifikasi peninjauan lokasi (nama bengkel umum) untuk
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian penetapan bengkel umum
sebagai unit pelaksana uji berkala kendaraan bermotor dan dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Tim V erifikasi Peniniauan Lokasi
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
KOPKEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
KEPUTUSANDIREKTURJENDERAL PERHUBUNGANDARAT
NOMOR
TENTANG
PENETAPANBENGKEL UMUM MENJADI UNIT PELAKSANAUJI BERKALA
KENDARAANBERMOTOR KEPADA(NAMABENGKEL UMUM)
DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA
DIREKTURJENDERAL PERHUBUNGANDARAT,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PENETAPAN
BENGKEL UMUM MENJADI UNIT PELAKSANA UJI BERKALA
KENDARAANBERMOTOR KEPADA (NAMABENGKEL UMUM)
b. bidang usaha
DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT,
(Nama)
(Pangkat)
(NIP)
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BUD I KARYASUMADI
I zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
. YUSTINUS DANANG RUSDIHANTO
-79-
LAMPIRANV
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PM 19 TAHUN 2021
TENTANG
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN
BERMOTOR
PENILAIAN
ALASANUTAMA
No. ITEMUJI IL F KEKURANGAN KETERANGAN
METODEzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
PENOLAKAN M iD M aD zyxwvutsrqponmlkjihgfedcba
DD
'",
PENILAIAN
ALASANUTAMA KEKURANGAN KETERANGAN
No. ITEMUJI METODE I'
PENOLAKAN M iD M aD DD
PENILAIAN
ALASANUTAMA KEKURANGAN KETERANGAN
No. ITEMUJI METODE
PENOLAKAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQP
M iD M aD DD
PENILAIAN
ALASANUrAMA KEKURANGAN KETERANGAN
No. ITEMUJI METODE
PENOLAKAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQP
M iD M a D zyxwvutsrqponmlkjihgfed
DD
,-
Batery-
RESS zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b. komponen hilang X persyaratan;
Management atau rusak; b. tidak ada
System (BMS) c. komponen hilang X komponen
jika atau rusakdengan yang hilang;
disyaratkan, risiko segerajatuh, c. tidak ada
misal: kisaran hubungan arus resiko
status pendek atau hubungan
informasi mendorong bahaya; pendek;
pengisian, d. perangkat peringatan X d. perangkat
indikator, rusak; peringatan
kontrol termal e. perangkat peringatan X tidak
baterai. menunjukkan rusak/kritis;
kerusakan sistem; e. sistem
f. perangkat peringatan X pendinginan
menunjukkan berfungsi baik;
kerusakan sistem f. tidak ada
kritis; kebocoran;
g. pengoperasian X g. sistem
ventilasi pendingin dan
RESS/ sistem Iubang
pendinginan, ventilasi
misalnya berfungsi baik.
menghalangi lu bang
ventilasi, saluran,
kebocoran cairan.
3 Inverter/ Inspeksi visual a. tidak sesuai dengan X Memastikan
konverter dengan persyaratan; bahwa:
elektronik, kendaraandi a. semua
b. tidak aman atau X
motor dan atas pit atau komponen dan
tidak aman secara
kontrol hoist, termasuk kabel/
memadai;
peru bahan dan di bagian konektor
harness kabel dalam c. tidak aman atau
memenuhi
dan konektor kompartemen tidak aman dengan X
syarat;
mesin. risiko Iangsung
b.tidak
jatuh, hubungan
berpotensi
arus pendek atau
terjadi arus
mendorong
pendek;
terjadinya bahaya;
c. tidak ada
d. komponen yang X komponen yg
rusak atau karatan; rusak;
e. komponen rusak d. perisai berada
atau korosi dengan X di tempat
risiko Iangsung dalam kondisi
jatuh, hubungan baik;
arus pendek atau e. isolasi listrik
mendorong dalam kondisi
terjadinya bahaya; baik;
f. perisai tidak di X ~. tidak ada
tempat atau rusak; ikomponen
g. perisai tidak di [berpotensij atuh
tempat atau rusak X dan
dengan risiko jatuh, hnembahayakan.
hubungan arus
pendek atau
bahaya;
-8 2 -
PENILAIAN
ALASANUTAMA
No. ITEMUJI KEKURANGAN KETERANGAN zyxw
METODE zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
,i
PENOLAKAN
1-
- h. M iD
isolasi listrik
M aD
~:
DD
X
ru.sak / memburuk;
i. isolasi listrik
rusak/ memburuk X
dengan resiko
segerajatuh,
hubungan arus
pendek atau
mendorong terj adi
bahaya.
4 Motor traksi Inspeksi visual a. tidak sesuai dengan X Memastikan
dengan persyaratan; bahwa:
kendaraan di b. tidak aman atau X a. motor traksi
atas pit atau tidak aman secara sesuai
hoist, termasuk memadai; persyaratan
di bagian b. motor traksi
c. tidak aman atau X
dalam dipasang
tidak aman dengan
kompartemen dengan aman
risiko langsung
mesin c. motor traksi
jatuh, hubungan
tidakada resiko
arus pendek atau
jatuh atau
mendorong
hubungan arus
terjadinya bahaya;
pendek
d. ada komponen X
d. tidak ada
ru.sak / berkarat;
komponen
e. komponen X motor traksi
rusak/korosi rusakykaratan
dengan risiko jatuh, e. perisai ada di
hubungan arus tempatnya dan
pendek/ bahaya; tidak rusak
f. perisai tidak di X f. isolasi listrik
tempat atau rusak; tidak dalam
g. perisai tidak di X
kondisi
temp at atau rusak memburuk
dengan risiko jatuh,
hubungan arus
pendek atau
bahaya;
h. isolasi listrik rusak X
atau memburuk;
i. rusak/Isolasi listrik X
memburuk dengan
segera risiko jatuh,
hubungan arus
pendek/ mendorong
bahaya.
5 Peralatan Inspeksi visual a. tidak sesuai dengan X Memastikan
daya dengan persyaratan; bahwa
tambahan, kendaraan di peralatan bantu
misalnya atas pit atau b. tidak aman atau daya:
X
pemanas, hoist, termasuk tidak aman secara a. sesuai
pendingin di bagian memadai; persyaratan;
-8 3 -
PENILAIAN
,-:-: 'i:
ALASANUTAMA zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQP
II:'~
No. ITEMUJI METODE KEKURANGAN KETERANGAN
PENOLAKAN -M iD M aD DD
PENILAIAN
No. ITEMUJI METODE c"~:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
~;
ALASANUTAMA
KEKURANGAN KETERANGAN
PENOLAKAN MiD MaD DD
1-
;II, ,31 -
f. perisai tidak di X yang rusak
tempatjrusak atau
dengan risiko jatuh, memburuk;
hubungan arus f. kondisi isolasi
pendekj mendorong tidak
terj adi bahaya; berpotensi
terjadi
g. isolasi listrik X
hubungan arus
rusakj memburuk; pendek.
h. isolasi listrik X
rusakj memburuk
dengan risiko
segerajatuh, arus
pendekj
mendorong
terjadinya bahaya;
1. kehadiran X
tegangan.
7 Indikator Inspeksi visual a. indikator jinformasi X Memastikan zyxwvutsrqp
"Active driving dan operasi jika sinyal tidak bahwa
possible mode memungkinkan dipasang sesuai indikator
dan informasi dengan yang
terkait sinyal persyaratan; menunjukkan
jika pengemudi b. indikator j informasi X posisi
meninggalkan sinyal tidak kendaraan
kendaraan berfungsi dengan masih
dalam kondisi benar. hidupjsiap
'active driving beroperasi,
possible mode' berupa
sinyal:
a. dipasang
sesuai
persyaratan;
b. indikator
berfungsi
dengan benar.
8 Indikator Inspeksi visual a. indikator tidak X Memastikan
"keadaan arah danoperasi dipasang sesuai bahwa
gerak dengan indikator
kendaraan" persy_aratan; yang
Jika dipasangj b. indikator tidak X menunjukkan
dipersyaratkan berfungsi dengan arah gerak
benar. kendaraan
dipasang
sesuai
persyaratan
dan berfungsi
baik.
9 Kabel pengisian Inspeksi visual a. tidak sesuai X Memastikan
daya RESS jika dengan bahwa kabel
eksternal jika memungkinkan persyaratan; pengisian daya:
dipasangj a. dipasang
b. komponen rusak X
disyaratkan sesuai
atau berkarat;
-85-
"" .. PENILAIAN
ALASANUTAMA ~
No. ITEMUJI ~ METODE KEKURANGAN KETERANGAN
PENOLAKAN M iD M aD DD
1-
danjika c. komponen rusak X persyaratan;
memungkinkan atau terkorosi b. tidak ada
dengan risiko komponen
langsung jatuh, rusakj
hubungan arus berkarat;
pendek atau c. isolasi listrik
mendorong dalamkondisi
terjadinya bahaya; baik dan tidak
d. isolasi listrik X berpotensi
rusakj memburuk. terjadi
hubungan arus
pendekj
berbahaya
Keterangan :
a. MiD : Kekurangan kecil
b. MaD : Kekurangan besar
c. DD : Kekurangan berbahaya
MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd