Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual

1.1 Pengertian Karakter

Menurut Doni Koesoema dalam Gunawan, menyatakan bahwa karakter

sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau

gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

yang diterima dari lingkungan.1

Menurut Samami, karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang

membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun

pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan

dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.2

Menurut Gunawan, karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri

individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain.3

Dari beberapa ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa karakter

adalah keperibadian seseorang dalam bersikap dan berprilaku dalam kehidupan

sehari-hari.

A. Macam-macam pembentuk karakter

1
Ibid., 2
2
Muchlas Samami, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016), 43.
3
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 3.

5
6

1. Lingkungan

Dalam membentuk karakter seseorang, lingkungan memberikan pengaruh

kuat bagi individu. Setiap perilaku dan sugesti yang diberikan sedikit banyak

akan menjadi contoh dan kemudian ditirukan.

2. Kegiatan sehari-hari

Setiap kegiatan yang dilakukan secara teratur akan menjadi kebiasaan dan

dapat menjadi pengaruh besar dalam perkembangan karakter seseorang. Kegiatan

tersebut sebagai contoh nyata bahwa sikap dan gaya keseharian bisa

mencerminkan suatu karakter.

3. Keturunan

Pada dasarnya keturunan adalah faktor utama pembentuk karakter seorang

individu. Selain kepribadian yang menurun, kebiasaan dalam bertindak

merupakan contoh riil untuk memengaruhi karakter.

4. Perasaan

Peran perasaan atau emosi pada pembentukan karakter sangat kuat karena

faktor tersebut berasal dari diri sendiri. Gambaran perasaan akan menunjukkan

emosi ketika berada dalam kondisi dan situasi, lalu dieksekusi dengan sebuah

tindakan.

B. Nilai-nilai karakter

Pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan terindentifikasi

18 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan

nasional, yaitu:
7

1) Religius.

2) Jujur.

3) Toleransi.

4) Disiplin.

5) Kerja keras.

6) Kreatif.

7) Mandiri.

8) Demokratis.

9) Rasa ingin tahu.

10) Semangat kebangsaan.

11) Mencintai tanah air.

12) Menghargai prestasi.

13) Bersahabat/komunikatif.

14) Cinta damai.

15) Gemar membaca.

16) Peduli lingkungan.

17) Peduli sosial.

18) Tanggung jawab.4

2.1 Pengertian Tokoh

Tokoh adalah menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban

terhadap pertanyaan: “ siapa tokoh utama novel itu?” atau “ ada berapa orang

jumlah tokoh novel itu ?”, dan sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter,

4
Kementrian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, 8.
8

menunjuk pada sifat dan sikap para seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih

menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh.5

A. Jenis-jenis tokoh

Tokoh dalam sebuah dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan menjadi

delapan yaitu:

a) Pelaku utama atau pelaku inti yaitu tokoh yang memiliki peranan penting dalam

sebuah cerita.

b) Pelaku tambahan atau pelaku pembantu yaitu tokoh yang memiliki peranan tidak

penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani dan mendukung

pelaku utama.

c) Pelaku prantagonis yaitu pelaku yang memiliki watak yang baik sehingga

disenangi pembaca.

d) Pelaku antagonis yaitu pelaku yang tidak disukai pembaca karena memiliki watak

yang tisdak sesuai dengan apa yang didamkan oleh pembaca.

e) Simple karakter yaitu pelaku yang tidak banyak menunjukan adanya kompleksitas

masalah, pemunculannya hanya dihadapkan pada suatu permasalahan tertentu

yang tidak banyak menimbulkan adanya obsesi-obsesi batin yang kompleks.

f) Complex character yaitu pelaku yang kemunculannya banyak dibebani

permasalahan yang juga ditandai dengan munculnya pelaku yang memiliki

obsesi-obsesi batin yang cukup kompleks.

5
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013),
h. 247
9

g) Pelaku dinamis yaitu pelaku yang memiliki perubahan dan perkembangan batin

dalam keseluruhan penampilannya.

Pelaku statis yaitu pelaku yang menunjukan adanya perubahan atau

perkembangan sejak pelaku itu muncul sampai akhir cerita. Selain itu tokoh juga

ada kaitannya dengan penokohan (character).6

3.1 Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa novella, yang dalam bahasa jerman disebut

novelle dan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke

Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang

kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa.7

Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel adalah bentuk karya sastra yang

di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan.

Novel adalah media penuangan pikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam

merespon kehidupan di sekitarnya. Ketika di dalam kehidupan sekitar muncul

permasalahan baru, nurani penulis novel akan terpanggil untuk segera

menciptakan sebuah cerita.8

6
Ayuk Fitri Lifiani,”karakter Tokoh Utama Pada Film Yowels Ben,” (Skripsi Sarjana, Fakultas
Bahasa dan Seni, Semarang, 2019), hal. 15-16

7
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010),
h. 9.
8
Nursito, Ikhtisar Kesusastraan, h. 168
10

Dari beberapa pendapat ahli diatas, novel merupakan cerita kehidupan seseorang

yang dimulai dari awal cerita sampai akhir cerita.

B.Ciri-ciri Novel

Sebagai salah satu karya sastra, novel memiliki ciri khas tersendiri bila

dibandingkan dengan karya sastra lain. Dari segi jumlah kata ataupun kalimat,

novel lebih mengandung banyak kata dan kalimat sehingga dalam proses

pemaknaan relative jauh lebih mudah dari pada memaknai sebuah puisi yang

cenderung mengandung beragam bahasa kias. Dari segi panjang cerita novel

lebih panjang dari pada cerpen sehingga novel dapat mengemukakan sesuatu

secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan

berbagai permasalahan yang komplek. Berikut adalah ciri-ciri novel:

a. Jumlah kata, novel jumlah katanya mencapai 35.000 buah

b. Jumlah halaman, novel mencapai maksimal 100 halaman kuarto.

c. Jumlah waktu, waktu rata-rata yang digunakan untuk membaca novel

paling diperlukan sekitar 2 jam (120 menit).

d. Novel bergantung pada perilaku dan mungkin lebih dari satu pelaku.

e. Novel menyajikan lebih dari satu impresi.

f. Novel menyajikan lebih dari satu efek.

g. Novel menyajikan lebih dari satu emosi.

h. Novel memiliki skala yang lebih luas

i. Seleksi pada novel lebih ketat

j. Kelajuan dalam novel lebih lambat

k. Dalam novel unsur-unsur kepadatan dan intensitas tidak begitu diutamaka


11

C. Unsur-unsur Novel

Novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang artistik. Sebagai

sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan

satu dengan yang lain. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang secara garis

besar dibagi menjadi dua yaitu unsur extrinsik dan unsur intrinsik.

Unsur extrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi

secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra,

namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Unsur extrinsik terdiri dari keadaan

subyektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan

hidup, biografi, keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial

yang kesemuanya itu mempengaruhi karya yang ditulisnaya. Unsur intrinsik adalah

unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang

menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara

faktual akan dijumpai jika seseorang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah

novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita.

Unsur yang dimaksud adalah tema, plot, penokohan, latar, dan sudut pandang.9

a. Tema
9
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian,h.23
12

Tema merupakan gagasan dasar yang menopang sebuah karya sastra dan

yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut

persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.10

b. Plot

Alur atau plot merupakan urutan peristiwa yang sambung-menyambung

dalam sebuah cerita berdasarkan sebab-akibat. Dengan peristiwa yang sambung

menyambung tersebut terjadilah sebuah cerita. Diantara awal dan akhir cerita itu

terdapat alur. Jadi alur memperlihatkan bagaimana cerita berjalan. Kita misalkan

cerita dimulai dengan peristiwa A dan diakhiri dengan Z. maka A, B, C, D, dan Z

merupakan alur cerita.

Berdasarkan waktunya plot dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Plot lurus atau progresif, plot dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa

yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti

peristiwa-peristiwa kemudian.

b) Plot flash-back. Urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang

berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap

awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau tahap akhir

c. Penokohan

Tokoh adalah salah satu unsur interinsik pembangun cerita dalam sebuah

karya fiksi. Kehadiran tokoh dalam cerita merupakan unsur yang sangat penting,

tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita, orang-orang yang ditampilkan

10
Ibid, h.70
13

dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki

moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekpresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan. tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan

dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan sebagai

kualitas moral, intelektual, dan emosional tertentu dengan kesimpulan dari apa

yang orang-orang katakana dan kecenderungan tertentu seperti yang diekpresikan

dalam ucapan dan tindakan.

d. Latar

Latar sosial merupakan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan

sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritkan dalam karya fiksi. Tata cara

kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup komplek. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,

pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga

berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

e. Sudut pandang

Sudut pandang (point of view) merupakan cara atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,

dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca. Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama,

mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya

sendiri dengan kata-katanya sendiri.


14

2) Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak

mengamati dari luar dari pada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya

menggunakan kata ganti orang ketiga. Pencerita dalam sudut pandang orang

ketiga berada diluar cerita sehingga pencerita tidak memihak salah satu tokoh

dan kejadianyang diceritakan. Dengan menggunakan kata ganti nama ia, dia,

dan mereka, pengarang dapat menceritakan suatu kejadian jauh ke masa lampau

dan ke masa sekarang.

3) Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di

luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke

dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam

dari tokoh.

f. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan

pengarang kepada pembaca melalui karya-karyanya itu. Amanat yang terdapat

di dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam

keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk menemukannya tidak cukup

hanya membaca dua atau tiga paragraf, tetapi harus menghabiskannya sampai

tuntas.

A. HASIL RELEVAN

Adapun hasil penelitian yang relvan

Perbedaan Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3

judul Analisis tokoh dan Analisis tokoh dan Analisis karakter tokoh
15

penokohan dalam novel penokohan dalam novel Kembara

Sepatu Dahlan karya novel Pulang karya Rindupertama karya

khrisna pabichara tere liye habiburahman el

shirazy

Tujuan Mendeskripsikan peran, Mendeskripsikan Mendeskripsikan

watak dan teknik identitas tokoh dan karakteristik penokohan

penokohan yang gambaran penokohan dan mengetahui tokoh

terdapat dalam novel dalam novel Kembara

Sepatu Dahlan Karya Rindu Pertama Karya

khrisna Pabichara Habiburrahman El

Shirazy

Metode Analisis deskriptif Menggunakan studi Pendekatan kualitatif

teknik pengumpulan pustaka dan deskriptif analisis

data dalam penelitian

ini adalah teknik studi

dokumenter

Persamaan Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3

Tema Tokoh dan Penokohan Tokoh dan Penokohan Karakter Tokoh

Hasil Berdasarkan uraian dan Hasil penelitian Setelah melakukan

penganalisisan data menunjukan bahwa pembahasan pada teori

mengenai tokoh dan peran tokoh dalam yang diajukan maka

penokohan dalam novel hikayat Muda Balia penulis dapat

Sepatu Dahlan Khrisna tersebut terdiri dari menyimpulkan bahwa


16

Pabichara. Tokoh yang peran tokoh utama dan dalam novel Kembara

ditemukan dalam novel tokoh tambahan. Rindu Pertama Karya

Sepatu Dahlan Karya Penokohan dalam Habiburrahman El

Khrisna Pabichara hikayat Muda Balia Shirazy menggunakan

mempunyai pungsi dan digambarkan dalam dua tokoh, yaitu tokoh

kedudukan yang khas dua teknik, yaitu bulat dan tokoh

dalam penokohan. teknik analitik dan data .Tokoh bulat

Secara garis besar teknik dramatik. merupakan penokohan

kaitan tokoh dan Teknik analitik adalah yang menunjukan sifat

penokohan dalam novel teknik pelukisan tokoh yang berbeda dari

ini sangat erat, seperti secara langsung, setiap diri tokoh

dalam memberikan sedangkan teknik masing-masing,

nuasa cerita yang khas dramatik adalah sedangkan tokoh datar

dan berkarakter. teknik yang merupakan penokohan

melukiskan tokoh yang menunjukan

secara tidak langsung. hanya satu sisinya saja.


17

Anda mungkin juga menyukai