Anda di halaman 1dari 5

Semua Kan Jadi Kenangan

Hujan yang turun membasahi bumi ini, hujan membawa kebahagian tersendiri bagi
semua mahluk di bumi ini. Namun hujan yang membasahi bumi ini seakan mewakili isi
hati ku yang tak menentu ini. Ari mata yang terus saja mengalir di pipiku sudah tak
terbendung lagi, perpisahanku dengan Ardi yang terjadi enam bulan lalu belum dapat aku
lupakan hingga saat ini. Semua kenanganku dengannya masih tergambar jelas dalam
benakku.

***

Selamat Ulang Tahun Vera sayang. Semoga panjang umur, sehat selalu, tambah
disayang sama keluarga, jadi pribadi yang tambah dewasa, dan suksek untuk semuanya.
Dan apa yang menjadi cita-cita kamu dapat terwujud. Amin..amin..amin.

Aku hanya tersenyum sendiri mendengar suara Ardi. Suara Ardi yang direkam
melalui kaset dan meletakkan kaset rekaman tersebut didalam perut bonekah Panda yang
dia berikan kepadaku sebagai hadiah ulang tahunku. Berulang kali aku tekan perut Panda
tersebut untuk mendengarkan suara Ardi. Ini adalah hadiah yang terindah yang pernah aku
dapatkan dari orang yang aku sayangi.

Terdengar suara ringtoun dari sebuah HP yang diletakkan di atas meja. Ringtoun itu
adalah sebuah lagu dari Adele yang berjudul Someone Like You. Dengan cepat Vera
menyambar HP-nya saat ia mendengar HP-nya berbunyi tanda ada telpon masuk ke HP-
nya.

Hallo. Vera. Sapa Ardi melalui telepon.

Hallo. Ardi. Makasih ya buat kadonya. Aku suka banget sama kadonya.
Ucapku buru-buru setelah mendengan suara Ardi.

Sama-sama Vera. Besok kita buka puasa bersama yuk. Ajak Ardi.

Boleh. Mau buka puasa dimana?


Kita buka puasa di Alun-alun aja ya.
Ok deh kalau gitu.
Besok aku jemput jam 5 ya.
Ok.
***
Maaf ya Vera aku telat jemput kamu. Udah lama ya nungunya.

Ah gak juga kok, baru juga dua jam. Iya gak papa kok. Jawabku sambil tertawa.

Ah kamu ini bercanda aja. Ya udah ayo naek. Kata Ardi yang kemudian
memberikan helm kepadaku.

Setengah jam kemudian aku dan Ardi telah sampai di alun-alun kota. Suasana di
alun-alun telah rame dengan orang-orang yang ingin berbuka puasa.

Kamu mau makan apa Ver? Tanya Ardi.

Aku mau makan bakso ajalah.

Aku dan Ardi berkeliling mencari tempat yang masih kosong, dan kami pun
memilik untuk makan dengan gaya lesehan yang lebih nyaman. Ardi segera memesan
makanan untuk buka puasa. Adzan pun telah berkumandang saatnya untuk membatalkan
puasa yang telah dijalani.

Bay the way puasanya udah ada yang bolong belum hayooo? Tanya Ardi.

Ada deh mau tau aja sih kamu ni. Kamu sendiri ada yang bolong belum tu? aku
pun balik bertanya kepada Ardi.

Kalau aku engak ada yang bolong dong. Alhamdulillah lancar. Jawab Ardi dengan
bangannya.

Syukur Alhamdulillah kalau begitu.

Ya harus dong.

Selesai berbuka puasa. Aku dan Ardi pun segera menunaikan solat Magrip di sebuah
Masjid yang ada di dekat alun-alun.

***

Kita duduk disini aja ya. Ucap Ardi yang mengajakku duduk dibawah pohon,
setelah selesai menunaikan solat magrib.

Mau gak naek becak-becakan itu. Ucap Ardi sambil menunjuk anak-anak kecil
yang sedang main becak-becakan.
Emangnya aku anak kecil apa suruh naek becak kayak gitu. Ucapku sambil
cemberut.

Hahahaya gak papa, kan emang kamu masih kecil. Jawab Ardi sambil
tertawa.

Iiihh..apaan sih kamu ini, nyebelin banget tau. Ucapku sambil mencubut
lengannya.

Hahabercanda kok. Jangan ngambek ya, senyum dong.

iya.deh.iya..

***

Jilbab ini bagus gak? Tanya Ardi sambil menunjukan sebuah jilbab berwarna
ungu dengan motif bunga-bunga.

Iya bagus kok ucapku sambil melihat jilbab tersebut.

Kamu suka gak?

Suka, emangnya kenapa? Tanya ku pada Ardi dengan heran.

Aku mau beliin jilbab ini buat kamu.

Buat aku? Serius?

Ya seriuslah. Kamu maukan?

Iya mau kok. Jawabku sambil tersenyum kecil.

Ya udah sekarang kekasir yuk. Bayar jilbabnya dulu.

Ya iyalah bayar dulu. Masak mau langsung dibawa pulang. Nanti malah ditangkep
lagi sama satpamnya.

Hahaha.. kalau kamu yang jadi satpamnya mau dong di tangkap.

Iiihh..apaan si kamu ini. Gak usah ngegombal deh.

Aku gak ngegombal tapi serius. Aku mau ditangkep sama kamu, terus dipenjara
sama kamu juga
Sapa juga yang mau di penjara. Kamu aja yang dipenjara.

Hahah.ya udak kekasir yuk.

***

Disini aja Ver. Tempatnya teduh banget. Enak lagi.

Iya.

Kalau lihat anak-anak kecil, jadi inget masa kecil deh.

Emangnya kamu pernah jadi anak kecil? Bukannya kamu lahir langsung gede.
Ledekku dengan penuh tawa.

Ya iya lah gue pernah kecil. Masak iya aku lahir langsung gede. Ada-ada aja kamu
ni. Jawab Ardi sambil mencubit pipiku.

Hahahaiya maaf maaf. Emangnya kamu inget apaan waktu masih kecil?

Inget kalau dulu habis pulang sekolah suka nyolongin buah mangga di kebunnya
Pak Haji.

Yak ampun, ternyata dulu kamu kecilnya bandel banget ya.

Ya gitu lah, namanya juga anak kecil. Kalau udah ketahuan nyolong terus disuruh
nyapu halamannya sambil diceramahin gitu sama Pak Haji.

Sekalian aja di jewerin satu-satu biar pada kapok.

Ah udah sering kok. Tapi tetep aja gak pada kapok.

Karena asyiknya aku dan Ardi bersinda gurau, tak terasa waktu berbuka puasa pun
telah tiba. Aku dan Ardi segera meneguk segelas Es buah yang telah kami pesan untuk
membasahi tenggorokan kami yang telah kering setelah menjalani ibadah puasa. Kehadiran
Ardi dalam hidupku telah memberi warna yang indah dalam hidupku dan aku ingin
kebahagian ini tak pernah hilang dalam hidupku. Aku ingin selalu bersamanya untuk
selamanya.
Gunarti Sukoco Rahayu lahir di kota Magelang, pada 27 Febuari 1992. Ia menempuh
pendidikan SD Negeri Kalisari 1 Magelang, SMP Negeri 12 Magelang, SMA
Muhammadiyah Magelang, dan sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas
Indraprasta PGRI yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai