Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH PEMINATAN :

Alista Yunni’Matul Izza

Rohmatun Nisa Amalia

Vietnam :

PENGERTIAN PERJANJIAN GENEWA

Perjanjian genewa menjaadi embrio pecahnya perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam
Selatan.

Perjanjian genewa atau yang sering disebut konvensi jenewa sendiri adalah bagian dari
Hukum Internasional yang juga dikenal sebagai Hukum Kemanusiaan dalam Konflik
Bersenjata. Apa itu Hukum kemanusiaan Internasional ? Hukum Kemanusiaan
Internasional (IHL) adalah serangkaian hukum internasional yang mengatur apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan dalam konflik bersenjata.

IHL melindungi semua korban perang, termasuk warga sipil, kombatan yang terluka,
ditangkap, atau sudah menyerah. Semua pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata, baik
negara atau organisasi di luar negara, terikat oleh IHL.

IHL juga dikenal sebagai hukum perang dalam konflik bersenjata yang aturannya tertuang
dalam empat Konvensi Jenewa 1949. Hukum perang ini bersifat universal.

Tujuan konvensi ini adalah untuk menjadi patokan standar dalam memperlakukan korban
perang. Jadi Konvensi Jenewa adalah serangkaian aturan untuk memperlakukan warga
sipil, tawanan perang, dan tentara yang berada dalam kondisi tidak mampu bertempur.

LATAR BELAKANG PECAHNYA VIETNAM

Perang prancis – Vietnam, perang Prancis-Vietnam juga biasa disebut sebagai perang
Indochina pertama yang dimulai setelah berakhirnya PD2
Terpecahnya Vietnam, Selama berperang, Viet Minh terus menguasai wilayah utara.
Untuk melemahkan pengaruhnya, pada 1948, Prancis mengangkat kembali Bao Dai sebagai
Kaisar Vietnam.

Pada Maret 1949, Kaisar Bao Dai dan Presiden Prancis Vincent Auriol sepakat bahwa
Vietnam merupakan negara bagian Uni Prancis.

Tentu saja hal itu tidak diakui oleh Viet Minh dan Perang Prancis-Vietnam terus berlanjut.

Pada akhirnya, Viet Minh yang didukung oleh China dan Uni Soviet akhirnya memenangkan
pertempuran pada 7 Mei 1954.

Perang Prancis-Vietnam diakhiri dengan Perjanjian Jenewa pada 21 Juli 1954, yang salah
satunya menyatakan untuk membagi Vietnam menjadi dua, yaitu Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan.

Vietnam Utara dikuasai Ho Chi Minh dengan ibu kota di Hanoi, sementara Vietnam Selatan
dikuasai Kaisar Bao Dai dan PM Ngo Dinh Diem dengan ibu kota di Saigon.

Selain itu, Prancis harus menarik semua pasukannya untuk keluar dari Indochina.

Setelah terpecah, Ngo Dinh Diem mengalahkan Bao Dai dalam suatu referendum dan
memproklamasikan Republik Vietnam pada Oktober 1955, serta mengangkat dirinya
sebagai presiden.

Sementara di Vietnam Utara, Pemerintah Republik Demokratik Vietnam (DRV)


mengumumkan konstitusi yang berkarakter Komunis.

KETERLIBATAN AMERIKA DI VIETNAM SELATAN

Hubungan AS-Vietnam

Perjanjian Jenewa pada 1954 membagi Vietnam menjadi dua, yakni Republik Vietnam
(Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara).

Menurut Amerika Serikat, hasil konferensi tersebut lebih menguntungkan pihak Komunis
Vietnam Utara, karena sewaktu-waktu mereka dapat menyerang ke Selatan.

Oleh karena itu, Presiden Eisenhower mengatakan bahwa bantuan AS kepada Vietnam
Selatan merupakan suatu keharusan, yang didasari pada SEATO, yang bertujuan untuk
membendung Komunisme.
Membentuk pangkalan militer

Langkah pertama yang dilakukan AS adalah dengan membentuk Military Advisory


Group atau Kelompok Penasihat Militer di Saigon pada 1655, yang bertugas melatih
perwira-perwira Vietnam Selatan dalam menghadapi gerilya Komunis Vietnam Utara.

Hubungan AS-Vietnam Utara

Sejak meningkatnya peran AS di Vietnam Selatan, hubungannya dengan Pemerintah Hanoi


pun bertambah buruk.

Situasi semakin memanas tatkala semua kekayaan Vietnam Utara di AS dibekukan, disusul
dengan penghentian transaksi ekonomi secara sepihak oleh AS.

Perang terbuka antara Republik Demokratik Vietnam (RDV) dan AS diawali dengan
ditembaknya kapal perusak AS di Teluk Tonkin pada 2 April 1964.

AS menjadikan serangan itu sebagai alasan untuk terlibat penuh dalam Perang


Vietnam dan membalas dengan membom pangkalan-pangkalan RDV di Vietnam Utara.

Sejak saat itu, jumlah pasukan AS semakin meningkat dan diperkirakan mencapai 540.000
personel pada 1968.

Anda mungkin juga menyukai