Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya
masing-masing.
1. Peserta Didik adalah individu yang memiliki potensi fisik yang psikis yang khas,
sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi khas yang dimilikinya
ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan sehingga mampu mencapai taraf
perkembangan yang optimal
2. Peserta Didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya, peserta didik
tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang
ditujukan diri sendiri, maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan
lingkungannya
3. Membantu mengenali adanya penyimpangan yang terjadi pada diri peserta didik
Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi
individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi
mental.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau
kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan
kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menjalankan proses kehidupannya.
b. Lingkungan Non Fisik
Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan
masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik seperti stimulasi
motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi yaitu saling bergantungan satu sama lainnya.
Proses ini terjadi semenjak masa konsepsi atau saat bertemunya dua sel telur dengan sperma pada
suatu organisme yang tumbuh dan selalu berkembang. Kedua sel tersebut akhirnya membelah diri dan
berdiferensiasi untuk menghasilkan tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak dan bagian-bagian tubuh
lainnya. Setelah kurang lebih Sembilan bulan dalam kandungan ibu, organisme yang baru tumbuh
akhirnya menjadi bayi yang sempurna yang siap lahir ke dunia dengan perangkat keterampilan hidup
minimal, seperti bernapas, bergerak, menangis, menyusu, dan lain-lain.
Setelah lahir dan berintekrasi dengan lingkungan sekitarnya, ia selalu mengalami berbagai
perubahan, baik psikis dalam bentuk perilaku dan keterampilan ataupun perubahan dalam bentuk fisik.
Kedua proses tersebut saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun kedua
proses perubahan itu dapat dibedakan untuk memperjelas pengertian atau penggunaannya. Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan sama-sama mengarah pada suatu perubahan. Dalam merumuskan
pengertian pertumbuhan dan perkembangan para ahli berbeda pendapat, ada ahli yang menyatakan
bahwa antara pertumbuhan dan perkembangan, keduanya seakan-akan sama artinya dan ada ahli lain
menyatakan bahwa perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek
psikis , sedangkan pertumbuhan digunakan untuk perubahan-perubahan dalam aspek fisik atau
jasmaniah.
Bjorklund Bjorklund (dalam Wahab, 1998/1999) mengemukakan bahwa perkembangan
menyangkut perubahan :
Pertama, perubahan dalam arti perkembangan terutama berakar pada unsure biologis. Misalnya
seorang anak yang berlatih menari menjadi terampil menari, anak yang belajar menulis dan membaca
menjadi terampil menulis dan membaca, anak yang belajar berhitung menjadi terampil berhitung atau
anak yang belajar menyanyi menjadi terampil dalam bernyanyi, dan lain-lain.
Kedua, perkembangan mencakup perubahan baik struktur maupun fungsi. Perubahan dalam
struktur biasanya menunjuk kepada perubahan fisik baik dalam hal ukuran ataupun dalam hal bentuknya
(seperti perubahan lengan, kaki, otot, jaringan saraf, ataupun bagian-nagian tubuh lainnya), sedangkan
perubahan fungsi lebih mengacu kepada perubahan aktivitas yang secara intern yang terdapat dalam
unsur fisik (seperti kelenturan otot, keterampilan bergerak, kemampuan berpikir, reaksi emosional, dan
perubahan-perubahan sejenis lainnya.)
Ketiga, perubahan dalam arti perkembangan bersifat terpola, teratur dan terorganisasi dan dapat
diprediksi. Ini berarti yang yang secara normal perkembangan individu mengikuti pola-pola tertentu
yang sudah diketahui dan dapat diramalkan. Misalnya : seseorang anak baru bisa duduk setelah bisa
menelungkup, akan merangkak setelah duduk, akan berjalan setelah merangkak.
Keempat, perubahan dalam perkembangan bersifat unik bagi setiap individu, dalam arti terjadinya
variasi individual dalam perkembangan anak setiap saat, yang melibatkan berbagai unsure yang saling
berpengaruh satu sama lain.
Kelima, perubahan dalam arti perkembangan dapat berlangsung sepanjang hayat, dimulai
semenjak masa konsepsi sampai meningal dunia, yang tidak terbatas sampai mas aremaja seseorang.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan itu dapat didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan
fisik maupun perubahan dalam psikis yang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari
suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung
secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah, seperti
bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang, proporsi badan, semakin
sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat
kwantitatif yang mengacu pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses
pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam
periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran
lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap bagian tubuh
mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling
lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti
pada masa pubertas.
Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang utuh, yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam diri anak.
Wahab (1998/1999) memandang konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-kurangnya
mengandung 3 pengertian, yakni:
a) Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang
terdapat dalam diri anak,
b) Dalam kehidupan dan perkembangan anak yang saling terjalin satu sama lain,
c) Anak berbeda dari orang dewasa, bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya keterjalinan yang kuat antara satu aspek
dengan aspek lainya, maka sebagai pendidik harus dapat memahami dengan baik. Misalnya anak yang
mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan gangguan psikis. Misalnya anak yang sakit fisik ( sakit
gigi, sakit kepala dapat menimbulkan kurang konsentrasi, cemas dan marah. Sebaliknya gangguan psikis
akan mengakibatkan gangguan fisik (psikosomatik, seperti magh, bronchitis). Demikian juga apabila anak
merasa terganggu salah satu anggotanya, misalnya anak yang cacat dapat menyebabkan malu, rendah
diri.
Anak yang dimarahi oleh orang tuanya dapat menghilankan selera makan, guru yang
mempermalukan anak dihadapan teman-temannya, mukanya akan menjadi merah dan lain-lain.
Oleh sebab itu, baik guru ataupun orang tua hendaklah bijaksana dalam menghadapi anak,
janganlah memukul anak jika dia tidak mau belajar, bekerja dan sebagainya. Tetapi perlakukanlah anak
dengan cara yang wajar agar dia berkembang dengan baik, karena terganggunya salah satu aspek pada
organisme, perkembangannya juga akan terganggu, karena adanya keterkaitan dan keterpaduan yang
kuat dalam proses kehidupan anak.
Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah hentihentinya. Pemahaman yang
baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik untuk memberi perlakuan yang benar
kepada anak – anak. Perkembangan anak pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam seluruh aspek yang ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosisal, aspek emosi, kognitif
( berfikir ) maupun aspek spiritual. Di dalam perkembangan tersebut terdapat berbagai aturan-aturan
tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip perkembangan. Berbagai prinsip – prinsip perkembangan
tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut:
Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang
hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini terjadi
dalam proses yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah
proses yang berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia tua.
Misalnya, saat usia dini yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk yang tidak berdaya yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, makan, atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-
anakpun mengalami kemajuan dari pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu kemampuan
untuk memulai suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar
kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu pekerjaan dan banyak yang menikah
yang merupakan masa yang paling produktif; dan masa Tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi
kegiatan orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa tak berdaya.
b. Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya
Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai perkembangan yang sama,
karena anak bersifat individual yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Perolehan
perkembangan bervariasi untuk setiap anak, termasuk untuk keberfungsian semua aspek perkembangan
dalam diri anak. Karena setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat,
lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh factor bawaan dan pengaruh belajar yang
dimiliki anak.
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan bersifat individual,
sebagaimana halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman
keluarga. Semua anak memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan, dan minat-minat masing-masing.
Sejumlah anak mungkin memiliki kebutuhan belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman
tentang keragaman yang luas bahkan pada anak-anak usia yang sama, hendaknya mengantarkan kepada
kesadaran bahwa usia anak hanyalah sebuah gambaran kasar untuk kemasakan perkembangan anak.
Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga dihargai, menuntut kita
sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan anakanak memperlakukan mereka secara tepat
dengan keunikannya masing-masing. Pengakuan ini menuntut kita untuk tidak menganggap anak hanya
sebagai anggota kelompok usia, kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas
perkembangan kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan keragaman kemampuan adaptasi
setiap individu anak. Memiliki pengharapan tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki
harapan-harapan yang kaku menurut norma kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi
bahwa adanya perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam tahun-
tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang sangat merusak
terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan perkembangan dan belajar yang khusus.
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual
saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan
pada aspek-aspek lainnya. Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan
konsepsi diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap
perkembangan belajarnya dan sebaliknya.
Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut berhubungan satu sama lain, maka
pendidik harus menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran ini untuk mengorganisasikan
pengalaman-pengalam belajar anak, membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua
dimensi perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antar
semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan kurikulum untuk berbagai kelompok
usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha
untuk membantu anakanak mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.
d. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan Prinsip ini berarti:
Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana kemampuan-
kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuanpengetahuan lanjut anak terbangun atas
kemampuan-kemampuan, keterampilanketerampilan, dan pengetahuan-pengetahuan anak
sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan
dan perubahan anak usia 9 tahun pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan
tahapannya
Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian perkembangan seperti
perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, dan
perkembangan kognitif. Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia
anak membantu para orangtua atau pendidik untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan
merencanakan tujuantujuan kurikulum yang reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat
menurut perkembangan anak.
Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang penting dalam perkembangan individu.
Interaksi antara faktor tersebut dipengaruhi arah dan laju perkembangan. Konsep lain yang berkaitan
dengan perkembangan adalah kematangan. Kematangan (maturation) ialah kondisi siap/kesiapan suatu
fungsi kehidupan baik fisik maupun psikis untuk berkembang atau melakukan suatu kegiatan.
Bagaimanapun kayanya pembauran dan baiknya lingkungan/fasilitas yang tersedia, namun bila belum
mencapai kematangan, maka fungsi dari kehidupan belum dapat berkembang. Kematangan akan
menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan seseorang. Kematangan (maturation) merupakan
urutan pertumbuhan yang dialami individu secara teratur dan bertahap yang ditentukan oleh rancangan
genetiknya (wahab, 1999). Berdasarkan batasan ini kematangan dipandang sebagai suatu pembauran
yang merupakan warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Proses belajar yang dilaksanakan sebelum tercapainya kematangan akan menimbulkan aspek
psikologis negatif pada anak. Di antara efek psikologis negatif yang mungkin timbul adalah perasaan
kecewa yang menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Menimbulkan
perasaan gagal, tidak mampu, dan lain-lain. Dalam hal ini kaum naaturasionistis mengakui bahwa kondisi
lingkungan yang ekstrien dapat menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak secara
optimal ,tetapi mereka juga menyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan
perkembangan individu telah terpola secara genetik.
Sebaliknya karena kaum enviromentalistis menekankan pentingnya pengalaman dalam
perkembangan anak. Disini unsur genetic sekedar mewariskan potensi dasar, bagaimana ia tumbuh dan
berkembang sangat bergantung kepada makanan, gizi, perawatan medis, latihan, pendidikan yang
diterima dari lingkungan. Artinya lingkungan dipandang sebagai faktor yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
Disamping adanya dua aliran diatas, ada aliran yang mempercayai bahwa didalam perkembangan
anak dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor pembawaan dan factor lingkungan , aliran ini disebut
dengan konfergensi berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan memegang peranan penting dalam
kehidupan anak. Mereka beranggapan bahwa kemiripan-kemiripan yang terdapat pada anak dengan
orangtua, tidaklah berakar pada dasar atau keturunan, melainkan juga berakar pada lingkungan dengan
jalan meniru, terutama dalam kemiripan sikap dan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Eileen dan Lynn R. Marotz. 2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks
Darnis, Arief dan Khairanis. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Padang: DIP
Universitas Negeri Padang.
Sunarto dan Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
Disusun Oleh :
NIM : K7110517
Kelas : 1A
TAHUN 2010
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
Dr. H. Y. Padmono selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini
Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam
pembuatan makalah ini
Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat dan kreativitas
kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis menulis semakin bertambah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan dating.
Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang
mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD Universitas Sebelas Maret untuk dapat
menyumbangkan karyanya minimal 1 artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan
Kompetensi Dasar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah
atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum
tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas,
mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang
terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan
latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau
perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme
yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian,
dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu
berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang
bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung
secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi
(menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat
diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan
langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain
halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati
dan sampai batas tertentu.
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau
berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir,
kemampuan berbahasa dan lain-lain.
1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek
yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam
dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan
satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita
tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala,
kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain.
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi
orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya
berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan
perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu
disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan
aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir,
rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai
dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah
mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman
mereka akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga
merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi
tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling
terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
2. Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,
kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda,
menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa,
memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan
peran kognitif dalam perkembangan anak.
3. Proses Psikososial
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika
seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan
dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan
dicerna di otaknya.
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu
fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa
yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara
usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan
diberikan berbeda
Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju
perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan
besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan
tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus
meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini,
kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada
masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini.
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang
seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat
perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD,
lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan. Berdasarkan
tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD. Tiga bentuk
primer tubuh tersebut adalah :
1. Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar
3. Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot
2. Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima.
Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi. a.
Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran
indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam
jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
4) Persepsi Kedalaman
6) Persepsi Gerakan
b. Persepsi Pendengaran
2) Persepsi Perbedaan
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas karakter
dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai terbentuk karena
didikan orang tua.
b. Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan
tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu.
Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik,
lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang
kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang
berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan
interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive
contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga
tingkah laku.
Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi
dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang
anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
KONSEP DAN PRINSIP PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah pada mata
kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik yang berjudul “konsep-konsep dan prinsip-prinsip
perkembangan belajar peserata didik”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam proses pembuatan makalah ini, kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah …......……………………………………………………. 2
1.3. Tujuan Makalah ………….....………………………………………………. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya,
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar
sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan
hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang layak agar mampu menjadi
pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya.
Setiap waktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring dengan
berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini, mengalami peningkatan yang
pesat pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting untuk menunjang kecerdasan anak di masa
yang akan datang.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik baik
dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta
didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar.
Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip –
prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar
mengajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KONSEP – KONSEP DASAR PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Pengertian Perkembangan
Apa itu Perkembangan? Tentu saja kita sangat sering mendengar kata Perkembangan
sekaligus maknanya, setiap kita pasti berpikiran berbeda tentang pengertian dan arti dari
perkembangan tersebut. Sebelum itu kita perhatikan terlebih dahulu pengertian perkembangan
menurut para ahli.
Menurut Kasiram (1983 : 23), “Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan
sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, mengandung arti bahwa perkembangan
merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari
sifat-sifat sebelumnya.”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang disebabkan oleh pengalaman. Hal-hal
yang haus diperhatikan dalam belajar peserta didik antara lain:
1. Keseriusan
2. Penguasaan materi
3. Santai (tidak tegang ketika belajar)
Pengertian Peserta Didik
Menurut Sinolungan (1997). Peserta didik
dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait
dengan prosedur pendidikan sepanjang hayat,
sedangkan peserta didik dalam arti sempit adalah
setiap siswa yang belajar disekolah.
Departemen Pendidikan nasional (2003)
menegaskan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta
didik pada usia SD/MI adalah semua anak yang memiliki rentang usia 7-12/13 tahun.
5
Ada yang kecepatan perkembangan belajarnya biasa saja atau normal, ada yang melebihi biasa
atau sering disebut dengan Jenius, dan ada perkembangannya yang terhambat, biasa bagi
pengidap penyakit Autis yang susah mengalami perkembangan.
• Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu
Karakteristik sebuah perkembangan berlangsung
secara berkesinambungan atau dengan kata lain
perkembangan sebelumnya mempengaruhi
perkembangan selanjutnya. Seperti perkembangan
ingatan, penalaran, emosi, dan lainnya. Semua ada
tahpnya, tidak bisa peserta didik langsung memiliki ingatan, penalaran, dan kontrol emosi seperti
orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Nani. 25 Oktober 2010. Definisi Perkembangan, diakses pada tanggal 19 september 2012.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/definisi-perkembangan/
Riyanto, M.Pd, Prof. Dr. H. Yatim.2009.Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana Predana
Media Group
Kecil, Lentera. 7 Mei 2012. Definisi Belajar Menurut Para Beberapa Psikolog, diakses pada tanggal 19
september 2012. http://lenterakecil.com/definisi-belajar-menurut-beberapa-psikolog/
Kurnia, Ingridwati. Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik, diakses pada tanggal 18
September 2012. Berbentuk Pdf
________. 10 Prinsip Perkembangan Anak, diakses pada tanggal 18 September 2012.
http://ppgpgsd.blogspot.com/2012/01/10-prinsip-perkembangan-anak.html Sumber Gambar
http://3.bp.blogspot.com/_sPziptCcSsQ/S-
FlaKG7BuI/AAAAAAAAABA/kvHmpqSMjow/s1600/anak+SD.jpg
http://fc04.deviantart.net/fs71/i/2010/103/a/b/semangat_belajar_yang_tinggi_by_geephotograph6
6.jpg
http://cicinyulianti.files.wordpress.com/2010/02/learning1_1.jpg
https://lh6.googleusercontent.com/-
HcT6HpuiMlg/TXJUnmSlEtI/AAAAAAAAARA/dWu74tLHReg/murid-SD.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-
sLeag8z1AR4/TZ_l_62fZ6I/AAAAAAAAAHQ/uLuB_NW9OtA/s1600/study_hard.jpg
http://warok.web.id/files/2010/07/teman-internasional.gif
http://stat.kompasiana.com/files/2010/09/kelebihan-karakter-manusia.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-
ATvsBc_OCFo/T7ZIrIs6GMI/AAAAAAAAAcY/IcDIfU9sQCo/s1600/Resiko.jpg
Konsep Dasar Perkembangan Psikologi Peserta Didik
Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu
mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding
lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya
pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji,
2009).
Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri.
Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain
perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan
berdasarkan psikologis.
Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsi-
fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Fase
perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis
umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase
perkembangan psikologis merupakan pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir.
Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil
dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan
lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai
atau prinsip-prinsip moral.
Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan masalah adalah :
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau
fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari
organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi
kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah
pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan
menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian
tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu
setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku
dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh
individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan
berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan.
Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih
sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah
manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal
dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi
karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau
berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan
instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat
dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu
kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik
dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai
suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya
ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh yang terpisah satu sama lain.
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling terjalin
dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak
berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut
mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-
reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek
dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir
maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga
mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan
kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
b. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga
merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya
dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain.
Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
2. Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran
bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti
mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat,
menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman
merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak.
3. Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian
individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika
seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam
perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi
(psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu
dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya
memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi
berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda
d. Perubahan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan, dan
anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin
bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu per andingan akan menetap,
yakni pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental Perbandingan antara
yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional. semakin.lama semakin besar. Artinya anak-
anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi semakin lama akan
semakin berubah ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit berkhayal.
Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan bermain sendiri,
bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan kemudian bermain dengan anak-
anak lain pada lingkungan yang lebih luas.
e. Kontinuitas Dan Diskontinuitas
Kontinuitas adalah perkembangan yang sifatnya kumulatif atau bertahap yang terjadi pada
anak(simpulan berbagai sumber).Contohnya ketika anak belajar bahasa pertama dari orang tuanya
mungkin pertama hanya bisa beberapa kata namun lama kelamaan akan menguasai banyak kosa kata.
^o^
Diskontinuitas adalah perubahan perilaku pada anak juga,namun waktunya relative singkat
karene terjadi secara tiba-tiba.(Buku perpustakaan)
Kesimpulan : perubahan perilaku pada anak yang waktunya relative singkat karene terjadi
secara tiba-tiba dan perkembangan proses itu tidak berkesinambungan.
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan
pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian
periode atau fase perkembangan.
Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut:
Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa
remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum
kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai pada setiap
periode tahap tahap perkembangan manusia:
1. Periode prakelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini
merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
2. Masa bayi (infacy) ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang
terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan
belajar sosial.
3. Masa awal anak anak (early childhood) yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi
hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama
masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu
berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar,
maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
4. Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah periode perkembangan yang
merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun
sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan
keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal
berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral
dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
5. Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
6. Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia
belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini
adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi
banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai
keluarga, dan mengasuh anak anak.
7. Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk
memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya
menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam
berkarir.
8. Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri
dengan peran peran sosial baru.
c. Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan
fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
d. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
a. Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan
b. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa
usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat
penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua,
dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang
pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang
berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis
kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu
berbagi, dan mandiri.
Sebagai buah suatu proses panjang, dunia pendidikan baik formal maupun non formal
setidaknya harus dapat membuahkan hasil yang berupa sebuah generasi yang memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Rasa menghargai keberadaan diri sendiri, Dalam bahasa agama "menghargai keberadaan dirinya
sendiri" merupakan gerbang utama menuju rasa syukur dan terima kasih kepada sang Pencipta. Rasa
syukur ini akan mengandung konsekuensi logis bahwa tangan, kaki, telinga, mata, hidung, lidah, rasa,
jiwa hati dan pikiran adalah komponen hidup yang tdak selayaknya disia-siakan. Jika seandainya
tangan tidak disiasiakan dan dilatih secara sungguh-sungguh dan teratur akan menjadi tangan yang
terampil bahkan sangat mungkin menjadi tangan yang ahli. Keahlian tangan dari hasil latihan inilah
yang merupakan manifestasi dari ajaran agama yang berbunyi "Barang siapa pandai menyukuri
nikmatKu, maka akan Aku tambah nikmat itu dan barang siapa mengingkari nikmatKu maka niscaya
adabKu teramat pedih". Adapun motivasi yang kuat akan mendorong untuk berbuat sesuatu,
sedangkan percaya diri akan menumbuhkan suatu keyakinan bahwa kebedaraannya memang benar.
Jika seseorang tidak mampu menghargai keberadaan dirinya sendiri mustahil dia dapat menghargai
keberadaan sesuatu yang diluar dirinya sendiri.
b. Rasa Percaya diri, dengan modal ini seseorang akan mampu mengeksresikan keinginan dan
kemampuan yang telah dimiliki.
c. Komunikasi, Bahasa yang selama ini merupakan alat berkomunikasi sering kali mengalami pengerdilan
makna. Hal ini terjadi karena pemiliknya tidak mampu memanfaatkan sebagai alat negoisasi,
diplomasi dan pengambilan keputusan, bahkan memahami bahasa pemikiran orang lait masih
kesulitan.
d. Kemampuan berpikir kritis (berpikir lateral dan problem solving), Dalam suatu proses berpikir yang
terpenting adalah berpikir alternatif. Pada jaman dahulu banyak orang mengalami frustasi karena
terpuruk pada suatu hal yang seakan semua jalan telah ditempuh dan tetap buntu. Pada jaman yang
begitu sulit ini tentunya akan lebih terpuruk lagi jika landasan berfikir yang fleksibel (alternatif) tidak
dapat dikuasai. Terus terang yang merupakan salah satu sebab munculnya krisi di negeri kita adalah
karena sangat sedikitnya orang yang mampu fleksibel. Tentunya tidak dapat dielakkan lagi bahwa
inipun produk dunia pendidikan.
e. Jiwa kebersamaan, Akhir-akhir ini sangat sering muncul istilah KKN, ini merupakan penyakit sosial
yang muncul dari pemahaman sempit terhadap rasa kebersamaan.
f. Rasa dan jiwa bertanggung jawab, Tanggung jawab merupakan suatu nilai dasar yang harus dimiliki
setiap mahluk yang bernama manusia, tetapi coba mari kita perhatikan apakah dunia pendidikan kita
pernah mengusahakan suatu cara untuk mendidik agar bisa bertanggung jawab?
g. Kepekaan dan komitmen sosial, Jika memang kita konsisten sebagai mahluk dengan derajat tertinggi
tentunya tidak rela jika dalam kenyataan hidup dapat dikalahkan oleh komitmen sosial kaum lebah,
rayap, dan semut. Tetapi manusia memang penuh potensi untuk menjadi positif maupun negatif,
dengan demikian masih sangatlah diperlukan suatu proses pendidikan yang dapat mengasah
kepekaan sosial.
h. Pemahaman terhadap sistem politik dan budaya.
i. Mampu berpikir ke depan (visi).
j. Mampu berkreasi dan berimaginasi, dan
k. Kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi.
Dengan ini, pendidikan mempunyai out put yang berkualitas. Dan menghindari kesenjangan
dari tiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, begitu juga bagi pendidikan anak – anak
normal terhadap anak – anak penyandang cacat dan anak jalanan. Anak-anak normal juga tidak
mendapat pendidikan pluralitas yang memadai. Bagaimana mereka bisa berempati dan bersimpati
kepada penyandang cacat, jika mereka tidak pernah bergaul dengan kelompok ini karena hanya bergaul
dengan sejenisnya di sekolah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kesimpulan dari berbagai sumber yang saya dapat bahwa pertumbuhan adalah perubahan
dari keadaan tubuh atau fisik sebagai hasil dari pematangan fisik dari anak sehat yang
diwujudkan dengan kegiatan aktif secara berkesinambungan.
2. Sedangkan yang dimaksud perkembangan menurut Bijou dan Baer adalah perubahan
progesif yang menunjukan cara anak bertingkah laku dengan lingkungan.Sedangkan menurut
Libert,Paulus,Stauss perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada
suatu waktu sebagai suatu fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.
Kesimpulannya adalah : Perubahan dari psikis yang menunjukkan cara anak bertingkah laku
kepada lingkungan sekitar sebagai suatu fungsi kematangan fisik.
3. Memang di dunia ini tak ada yang sempurna, tapi jalannya pertumbuhan dan perkembangan
selalu mendekati kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia
http://file.upi.edu/Direktori/A%20-%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR
%20BIASA/195103261979032%20-%20PUDJI%20ASRI/PERKEMB.%20PESERTA
%20DIDIK.pdf
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-dan-faktor-yang mempengaruhi.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/memahami-hakikat-perkembangananak-didik/
http://d2n5r0.wordpress.com/2008/01/06/faktor-%E2%80%93-faktor-yang mempengaruhi-
perkembangan-dan-pertumbuhan-individu/
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangananak-usia-kelas-awal-
sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/pendidikan/pend41.htm
http://members.tripod.com/ninil_surabaya/newpage51.htm
• Classic
• Flipcard
• Magazine
• Mosaic
• Sidebar
• Snapshot Timeslide
1.
Dec
10
BAB I