Anda di halaman 1dari 11

JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan)

Vol. xx No. xx, xxxxxx xxx (xxx-xxx) https://doi.org/10.23960/jitet

PEMETAAN TERDAMPAK BANJIR DENGAN


PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
WILAYAH KECAMATAN BALEENDAH
Ricky Rafi Hermeisah1*, R. A. E. Virgana Targa Sapanji2
1,2
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama, Jl. Cikutra No 204 A,
Bandung

Received: xxxx-xx-xx Abstrak. Baleendah merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Accepted: xx-xx-xx Bandung. Pada tahun 2021 kepadatan penduduk di Kecamatan Baleendah
mencapai sekitar 7.610 jiwa. Pertumbuhan populasi ini akan membawa
perubahan pada pemanfaatan lahan dan juga berdampak pada sumber daya
air dan tanah. sehingga hal ini menyebabkan wilayah tersebut menjadi
Keywords: semakin rawan terhadap banjir. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
Flood, Geographic (SIG) memiliki peran yang sangat penting karena secara digital dapat
Information System, menjelaskan dan mempresentasikan objek - objek dari daerah rentan banjir
Baleendah, Scoring, and
dalam dunia nyata. Dengan menggunakan metode skoring dan overlay.
Overlay
Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan adalah curah hujan,
kemiringan lereng, ketinggian lahan, penggunaan lahan, dan jenis tanah,
kerawanan banjir ini dapat diidentifikasi dengan cepat, dan mudah. wilayah
Corespondent Email: dengan kelas cukup beresiko memiliki luas 2.012 Ha (55%) dari luas total
1
ricky.rafi@widyatama.ac.id, wilayah Kecamatan Baleendah yaitu Wilayah yang mencakup kelurahan
2
Rancamanyar, BojongMalaka, Malakasari Baleendah, Andir, dan
rae.virgana@widyatama.ac.i Manggahang. Hasil validasi menunjukkan bahwa faktor utama yang
d menyebabkan terdampaknya wilayah tersebut oleh banjir adalah ketinggian
kurang dari 700 mdpl, memiliki jenis tanah gleisol eutrik, penggunaan lahan
How to cite this article: didominasi oleh bangunan permukiman dan sektor perdagangan, sedikit
lahan sawah dan semak, kemiringan lereng 2 - 15%, dan curah hujan antara
Doe, J. (2021). Judul Artikel. 2500 – 3000 mm/tahun.
Jurnal Informatika dan
Teknik Elektro Terapan, 6(2),
156-168.
Abstract. Baleendah is one of the districts in Bandung Regency. In 2021 the
population density in Baleendah District will reach around 7,610 people. This
© 2022 JITET (Jurnal Informatika population growth will cause changes in land use and impact water and soil
dan Teknik Elektro Terapan). This resources. thus making the area more prone to flooding. The use of
article is an open-access article
distributed under the terms and
Geographic Information Systems (GIS) has a very important role because
conditions of the Creative Commons digitally it can explain and present objects from flood-prone areas in the real
Attribution (CC BY NC) world. By using scoring and overlay methods. In this study the parameters
used were rainfall, slope, land elevation, land use, and soil type, so that the
flood hazard can be identified quickly and easily. The area with moderate risk
class has an area of 2,012 Ha (55%) of the total area of Baleendah Subdistrict,
namely the area which includes the subdistricts of Rancamanyar, Bojong-
Malaka, Malakasari Baleendah, Andir, and Manggahang. The validation
results show that the main factors affecting the flood-affected area are the
altitude of less than 700 meters above sea level, having eutric gleisol soil
types, land use dominated by residential buildings and the trade sector, a little
paddy fields and shrubs, slopes. of 2 - 15%, and rainfall between 2500 - 3000
mm/year.

1
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan)
Vol. xx No. xx, xxxxxx xxx (xxx-xxx) https://doi.org/10.23960/jitet

1. PENDAHULUAN Berdasarkan Grafik 1.1 dapat disimpulkan


Berdasarkan data yang dirilis tahun 2022 tercatat sebanyak 17 kasus terdampak becana
dari website Dinas Pemerintahan Kecamatan banjir pada tahun 2021, dan terjadi penurunan
Baleendah, Baleendah merupakan salah satu pada tahun 2022 menjadi 8 kasus terdampak
kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. bencana banjir, dan dari 8 kelurahan di
Kecamatan Baleendah terletak di sebelah utara Kecamatan Baleendah, sebanyak 2 kelurahan
Kecamatan Bojongsoang, sebelah timur masuk ke bagian daerah yang terdampak banjir.
Kecamatan Ciparay, sebelah selatan Kecamatan Kemudian di tahun yang sama juga tercatat
Arjasari dan Kecamatan Pameungpeuk, sebelah 98.995 jiwa telah terkena dampak dari bencana
Barat Kecamatan Dayeuhkolot. Kecamatan banjir dan sebanyak 214 jiwa yang mengungsi.
Baleendah terdiri dari 8 Kelurahan yaitu: sedangkan pada tahun 2022, tercatat 8122 jiwa
Kelurahan Andir, Kelurahan Baleendah, yang terkena dampak banjir dan 186 jiwa yang
Kelurahan Bojong malaka, Kelurahan Jelekong, mengungsi.
Kelurahan Malakasari, Kelurahan
Manggahang, Kelurahan Rancamanyar, 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kelurahan Warga Mekar. 2.1 Banjir
Peningkatan status di Kecamatan Baleendah Banjir ditentukan oleh lokasi banjir yang
yang bertepatan di Kabupaten Bandung telah relatif terhadap daerah. Berdasarkan
menjadi pendorong bagi pertumbuhan populasi mekanisme yang mendasarinya, dua jenis
di wilayah tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS banjir dapat dibedakan banjir biasa dan
(2022)), jumlah populasi penduduk di banjir tidak biasa. Banjir yang biasa terjadi
Kecamatan Baleendah mencapai 260.090 jiwa, disebabkan oleh jumlah limpasan yang
yang diperkirakan berdasarkan perhitungan terlalu besar sehingga melebihi kapasitas
proyeksi penduduk pada tahun 2021. Kemudian dari pembuangan air. Banjir tidak biasa
pada tahun 2021 kepadatan penduduk di selalu terjadi setelah gelombang pasang air
Kecamatan Baleendah mencapai sekitar 7.610 atau luapan air sungai melonjak (Dennis F.
jiwa. Pertumbuhan populasi ini akan membawa Niode., 2016).
perubahan pada pemanfaatan lahan dan juga 2.2 Quantum GIS
berdampak pada sumber daya air dan tanah. Quantum Geographic Information System
sehingga hal ini menyebabkan wilayah tersebut (QGIS) merupakan sebuah perangkat lunak
menjadi semakin rawan terhadap banjir. Geographic Information System yang sering
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan disebut dengan GIS, dengan QGIS pengguna
oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah dapat mengelola dan mengembangkan
Kabupaten Bandung, diperoleh hasil sebagai aplikasi sistem informasi geografis dan juga
berikut: QGIS memiliki sumber terbuka dan dapat
digunakan untuk mengelola data spasial.
2.3 ArcGIS
ArcGIS merupakan sebuah perangkat lunak
yang terkenal dan dikembangkan oleh ESRI
(Environmental Science & Research
Institute) dan diperkenalkan pada tahun
2000. ArcGIS memiliki fungsi yang
membantu para profesional dalam sistem
informasi geografis (SIG) untuk melakukan
analisis, pemodelan, dan manajamen data
spasial secara efisien (Odi Nurdiawan,
2018).
Grafik 1.1 Rekapitulasi Dampak Bencana Banjir Di 2.4 Sistem Informasi Geografis
Kecamatan Baleendah Tahun 2021 - 2022 (Odi Sistem Informasi Geografis (SIG) atau
Nurdiawan, 2018)
dikenal juga sebagai Geographical
Information System (GIS) merupakan suatu
sistem yang dirancang untuk merekam,
menyimpan, mengolah, menganalisis,

2
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

mengorganisir, dan menampilkan data Metodologi penelitian yang digunakan


geografis. Teknologi komputer digunakan adalah metode skoring dan overlay. langkah-
untuk memproses informasi tersebut dan langkah yang dilakukan sebagaimana yang
menggabungkannya menjadi bentuk diurutkan secara sistematis dibawah ini.
informasi yang diinginkan. 3.1 Diagram Alir Penelitian
2.5 Teknik Skoring
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa
teknik skoring ini akan memberikan skor
relatif terhadap situasi. Semakin tinggi skor
untuk kejadian tersebut, semakin tinggi
skornya. Semakin kecil kejadian tersebut,
semakin kecil skornya.
2.6 Teknik Overlay
Dapat disimpulkan bahwa teknik overlay
merupakan suatu operasi visual yang
melibatkan penggabungan lebih dari satu
layer secara fisik. Layer pertama mengacu
pada data parameter curah hujan, sementara
layer kedua merujuk pada jenis data peta
dasar yang akan mempengaruhi hasil curah
hujan sesuai dengan peta dasar tersebut.
Dengan menggunakan teknik overlay, data
curah hujan dapat disesuaikan dengan peta
dasar yang relevan.
2.7 Pemetaan
Menurut (Aditya Nugroho, 2018) pemetaan
secara harfiah adalah proses membuat peta
atau kumpulan kelompok wilayah tertentu
yang terhubung ke sejumlah fitur
geografisnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kumpulan kelompok wilayah yang Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
memiliki hubungan dengan letak
geografisnya, yang meliputi data ketinggian, 3.1.1. Studi Literatur
pegunungan dan sumber daya. Pemetaan Sebelum memulai penelitian, langkah yang
banjir merupakan praktik yang melibatkan
dilakukan adalah melakukan studi literatur guna
penyajian fakta dalam bentuk gambar atau
pernyataan tentang bagaimana banjir harus mendapatkan pemahaman yang lebih
didistribusikan sehingga maknanya dapat
mendalam tentang masalah banjir yang terjadi
dipahami dengan cepat dan mudah.
2.8 Peta di Kawasan Kecamatan Baleendah. Setelah itu,
Dapat disimpulkan bahwa peta
dilakukan identifikasi masalah yang terkait
menggunakan representasi simbolis dua
dimensi untuk menggambarkan dengan banjir tersebut dengan tujuan untuk
fenomena geografis dan memerlukan
merumuskan beberapa pertanyaan penelitian
keahlian untuk membuat dan menjaga
keakuratannya. Peta adalah hasil karya yang relevan.
berupa gambar atau ilustrasi yang 3.1.2. Pengumpulan Data
menggambarkan lokasi tanah, air, sungai, a) Dalam penelitian ini, data spasial yang
gunung, jalan, dan lainnya.
diperlukan berupa shapefile yang meliputi
3. METODE PENELITIAN peta administrasi dasar, peta jenis tanah,
peta penggunaan lahan, peta kemiringan

3
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

lereng, dan peta ketinggian lahan. Data ini kedua informasi tersebut. Dalam konteks
penelitian ini, overlay digunakan untuk
diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan
menentukan tingkat kerawanan banjir di suatu
Tata Ruang Kabupaten Bandung daerah berdasarkan beberapa faktor fisik seperti
curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng,
(DPUTR).
ketinggian lahan, dan penggunaan lahan. Proses
b) Data Non Spasial yang diperoleh dari ini melibatkan penggunaan skoring dalam
penentuan daerah-daerah yang rentan terhadap
Climate Hazards Center (CHIRPS)
banjir
digunakan dalam penelitian ini. Untuk 3.1.6. Reklasifikasi tingkat terdampak
banjir
mengintegrasikan data non spasial ini
Dalam upaya pembuatan peta terdampak banjir,
dengan data spasial di sistem informasi
digunakan metode aritmatika dalam proses
geografis, digunakan metode interpolasi
overlay untuk menggabungkan parameter -
menggunakan metode IDW. Perangkat
parameter kerentanan banjir. Pendekatan ini
lunak yang digunakan adalah ArcGIS 10.8.
melibatkan perkalian antara nilai variabel
Metode ini digunakan untuk menghasilkan
dengan skor yang telah ditetapkan untuk setiap
peta curah hujan tahun 2022. Setelah
parameter kerentanan banjir. Tujuan dari
proses tersebut, data tersebut diekspor ke
pembuatan nilai interval kelas kerentanan banjir
dalam format shapefile.
adalah untuk membedakan antara kelas
3.1.3. Klasifikasi Parameter
kerentanan banjir yang satu dengan yang lain.
Pada proses klasifikasi, dilakukan
Metode Sturgess digunakan dalam rumus untuk
menggunakan perangkat lunak Quantum GIS
menentukan interval kelas tersebut.
(QGIS) untuk mengubah setiap data parameter
𝑋𝑡 𝑥 𝑋𝑟
menjadi format yang sesuai dengan peta dasar Keterangan:𝑋𝑖 𝐾

administrasi. Data tersebut kemudian diubah : Kelas interval


menjadi data raster untuk mempermudah proses : Nilai tertinggi = 18
klasifikasi. : Nilai terendah = 8
3.1.4. Klasifikasi Parameter : Jumlah kelas yang diinginkan = 3
Skor untuk setiap parameter diberikan
Pada penentuan nilai interval, digunakan
berdasarkan referensi dan kemudian pendekatan relatif dengan mempertimbangkan
nilai maksimum dan minimum di setiap satuan
diatribusikan pada tabel masing-masing
pemetaan. Kelas interval diperoleh dengan
parameter. menghitung selisih antara nilai tertinggi dan
terendah dari data, kemudian dibagi dengan
3.1.5. Klasifikasi Parameter
jumlah kelas yang diinginkan. Dalam penelitian
Proses overlay adalah salah satu langkah
ini, kerawanan banjir dibagi menjadi 3
penting dalam analisis Sistem Informasi
tingkatan kelas.
Geografis (SIG). Overlay memungkinkan
tampilan grafis dari satu peta ditempatkan di
atas peta lainnya dan hasilnya ditampilkan pada
layar komputer. Dengan kata lain, overlay
memungkinkan penggabungan informasi
atribut dari dua peta digital sehingga
menghasilkan peta baru yang menggabungkan

4
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Tabel 3.1 Data hasil Terdampak banjir kecamatan Tabel 4.1 Klasifikasi Curah Hujan
baleendah tahun 2022
Kelas Curah
Tingkat Keterangan Skor Luas
No Hujan Wilayah Skor
Terdampak (Ha)
(mm/tahun)
Banjir
Kel.
(Total Skor
1 < 1500 WargaMekar 1
Parameter)

<9 Aman 1 199 Kel. Jelekong

11 - 13 Berisiko 3 1.658 2 1500 - 2000 2

> 14 Cukup 5 2.012


Kel.
Berisiko
3 2000 - 2500 Manggahang 3
Sumber : Ian Hot Oloan Sitorus, 2021 : Analisa
Tingkat Rawan Banjir di Daerah Kabupaten
Kel. Jelekong,
Bandung Menggunakan Metode Pembobotan
Manggahang,
dan Scoring
Baleendah,
3.1.7. Hasil reklasifikasi terdampak banjir
4 2500 - 3000 Andir, 3
Hasil akhir dari penelitian ini adalah
BojongMalaka,
menghasilkan peta terdampak banjir di
Malakasari,
Kecamatan Baleendah.
Rancamanyar
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kel.
4.1 Hasil Klasifikasi dan Skoring Pemetaan
Wilayah Terdampak Banjir Manggahang,
4.1.1. Hasil Klasifikasi dan Skoring Curah Baleendah,
Hujan 5 > 3000 5
Andir,
Malakasari,
BojongMalaka
Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa curah hujan dengan
rentang antara 2.500 hingga 3.000 mm per
tahun menjadi faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya banjir. Daerah-
daerah dengan curah hujan pada rentang ini
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami dampak banjir.
4.1.2. Hasil Klasifikasi dan Skoring
Kemiringan Lereng
Gambar 4.1 Peta Curah Hujan

5
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Manggahan
g,
Baleendah,
Andir
Kel. 42.99
WargaMeka 7
r, Jelekong,
4 25 - 40 Manggahan 2
g,

Gambar 4.2 Peta Kemiringan Lereng Baleendah,


Andir
Tabel 4.2 Klasifikasi Kemiringan Lereng
Kel. 32.14
Kelas Luas
WargaMeka 4
Kemiring (ha)
N Sko r, Jelekong,
an Wilayah
o r 5 > 40 Manggahan 1
Lereng
g,
(%)
Baleendah,
Kel. Andir, 295
Andir
1 0-2 Rancamanya 5
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
r kelas kemiringan lereng yang rentangnya
Kel. 65.50 antara 2 hingga 15 persen dapat
menyebabkan terjadinya dampak banjir.
WargaMeka 1 4.1.3. Hasil Klasifikasi dan Skoring
r, Jelekong, Penggunaan Lahan

Manggahan
g,
Baleendah,
2 2 - 15 4
Andir,
Malakasari,
BojongMala
ka,
Rancamanya
r
Kel. 33.14 Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan

3 15 - 25 WargaMeka 6 3
r, Jelekong,

6
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Tabel 4.3 Klasifikasi Penggunaan Lahan Baleendah,


Kelas Manggahang,
N Sko
Penggunaan Wilayah Jelekong,
o r
Lahan WargaMekar
Hutan Lahan Kel. 1 Embung Kel. 4
7
Tinggi Primer Manggahang Baleendah
1
Kerapatan Kolam Air Kel. 4
Tinggi Tawar lain Malakasari,
8
Semak/Belukar Kel. 2 Manggahang,
2 WargaMekar, Jelekong
Jelekong Sungai Kel. 4
Sawah dengan Kel. 3 WargaMekar,
padi terus Malakasari, Jelekong,
menerus Andir, Manggahang,
BojongMalak 9 Baleendah,
3 a, Andir,
Manggahang, BojongMalak
Jelekong, a,
WargaMekar, Rancamanyar
Rancamanyar Bangunan Kel. Andir, 5
Penambangan Kel. Jelekong, 3 Industri dan Malakasari,
Terbuka Lain Manggahang, Perdagangan Baleendah,
4 10
Baleendah, Manggahang,
Andir Jelekong,
Ladang/Tegala Kel. 3 WargaMekar

n dengan Malakasari, Bangunan Kel. 5


palawija Andir, Pemukiman Manggahang,
Baleendah, Kota Andir,
5 11
Manggahang, Jelekong,
Jelekong, Baleendah,
WargaMekar, WargaMekar
Rancamanyar Bangunan Kel. 5
Kebun Kel. 3 Pemukiman Manggahang,
12
6 Campuran Malakasari, Desa Andir,
Andir, Malakasari,

7
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

BojongMalak Kel. 3.
a, WargaMekar, 13
Rancamanyar Jelekong, 4
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan Manggahang,
bahwa penggunaan lahan yang dapat Gleisol
2 Baleendah, 1
menyebabkan terdampaknya banjir Eutrik
adalah penggunaan lahan Bangunan Andir,
Industri dan Perdagangan, Bangunan
Malakasari,
Pemukiman Kota, dan Bangunan
Pemukiman Desa. Sedangkan BojongMalaka,
penggunaan lahan Sawah dengan padi
Rancamanyar
terus menerus dan Ladang/Tegalan
dengan palawija memiliki dampak yang Kel. 9.
lebih sedikit terhadap terjadinya banjir.
WargaMekar, 29
4.1.4. Hasil Klasifikasi dan Skoring Jenis
Tanah Andosol Jelekong, 2
3 3
Eutrik Manggahang,
Baleendah,
Andir
Dapat disimpulkan bahwa secara rata-
rata, jenis tanah yang dominan di
Kecamatan Baleendah adalah jenis
Gleisol.
4.1.5. Hasil Klasifikasi dan Skoring
Ketinggian Lahan

Gambar 4.4 Peta Jenis Tanah

Tabel 4.4 Klasifikasi Jenis Tanah

Kelas Lua
N Jenis s
Wilayah Skor
o Tana (ha)
h
Kel. 196
WargaMekar Gambar 4.5 Peta Ketinggian Lahan
, Tabel 4.5 Klasifikasi Ketinggian lahan
Tubu
1 Manggahang 0
h Air Kelas Luas
, Baleendah,
N Ketinggi (ha) Sko
Andir, Wilayah
o an Lahan r
Malakasari
(mdpl)

8
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

<700 Kel. 33.84 Dapat disimpulkan bahwa semakin


WargaMekar 2 rendah ketinggian suatu daerah, semakin besar
, Jelekong, kemungkinan terjadinya banjir, dan sebaliknya.
Manggahang Kelurahan WargaMekar, Jelekong,
, Baleendah, Manggahang, Baleendah, Andir, Malakasari,
1 Andir, 1 BojongMalaka, dan Rancamanyar termasuk
Malakasari, dalam daerah dengan ketinggian lahan kurang
BojongMala dari 700 mdpl.
ka, 4.2 Hasil Terdampak Banjir
Rancamanya
r
700 - Kel. 12.35
800 WargaMekar 4
, Jelekong,
2 2
Manggahang
, Baleendah,
Andir
800 - Kel. 12.22 Gambar 4.6 Peta Terdampak Banjir di Kecamatan
900 WargaMekar 8 Baleendah Tahun 2022

, Jelekong, Tabel 4.6 Klasifikasi Terdampak Banjir


3 3
Manggahang Kelas Luas
, Baleendah, No Terdampak Wilayah (ha) Skor
Andir Banjir
900 - Kel. 9.804 Aman Kel. 199
1000 WargaMekar WargaMekar,
1 1
, Jelekong, Jelekong,
4 4
Manggahang Manggahang
, Baleendah, Beresiko Kel. 1.658
Andir WargaMekar,
> 1100 Kel. 9.120 2 Jelekong, 3
WargaMekar Manggahang,
5 , Jelekong, 5 Baleendah
Manggahang Cukup Kel. 2.012
, Baleendah 3 Beresiko Rancamanyar, 5
BojongMalaka,

9
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Malakasari dalam tiga kategori, yaitu kelas


aman, kelas beresiko, dan kelas
Baleendah,
cukup beresiko.
Andir, b. Hasil pengolahan menunjukkan
bahwa wilayah Kecamatan
Manggahang
Baleendah memiliki luas total 4.139
hektar. Dari luas tersebut, wilayah
Wilayah yang yang mencakup kelurahan dengan kelas aman memiliki luas
WargaMekar, Jelekong, dan Manggahang 199 hektar atau sebesar 5% dari luas
termasuk dalam kategori aman terkena dampak total wilayah Kecamatan Baleendah
banjir yang memiliki ketinggian diatas 800 - yaitu Wilayah yang yang mencakup
1100 Meter di atas permukaan laut, jenis tanah kelurahan WargaMekar, Jelekong,
pada wilayah tersebut andosol eutrik, dan Manggahang termasuk dalam
penggunaan lahan pada wilayah tersebut kategori aman terkena dampak
didominasi kebun campuran, memiliki daerah banjir yang memiliki ketinggian
kemiringan lereng 25 – 40%, dengan curah diatas 800 - 1100 Meter di atas
hujan dari kurang dari 1500 mm/tahun.Wilayah permukaan laut, jenis tanah pada
yang mencakup kelurahan WargaMekar, wilayah tersebut andosol eutrik,
Jelekong, Manggahang, dan Baleendah penggunaan lahan pada wilayah
memiliki potensi relatif beresiko terhadap tersebut didominasi kebun
dampak banjir dikarenakan kelurahan tersebut campuran, memiliki daerah
memiliki ketinggian lahan rata – rata 800 – 900 kemiringan lereng 25 – 40%,
mdpl, memiliki jenis tanah pada wilayah dengan curah hujan dari kurang dari
tersebut terdapat andosol eutrik, penggunaan 1500 mm/tahun. Wilayah dengan
lahan pada wilayah tersebut didominasi dengan kelas beresiko memiliki luas 1.658
ladang sawah, kebun, ladang dan kolam, hektar atau sebesar 40% yaitu
memiliki daerah kemiringan lereng 15 - 25%, Wilayah yang mencakup kelurahan
dengan curah hujan dari 1500 - 2000 mm/tahun. WargaMekar, Jelekong,
Wilayah yang mencakup kelurahan Manggahang, dan Baleendah
Rancamanyar, BojongMalaka, Malakasari memiliki potensi relatif beresiko
Baleendah, Andir, dan Manggahang yang dapat terhadap dampak banjir dikarenakan
dikategorikan sebagai daerah yang cukup kelurahan tersebut memiliki
berisiko terkena dampak banjir dikarenakan ketinggian lahan rata – rata 800 –
kelurahan tersebut memiliki ketinggian lahan 900 mdpl, memiliki jenis tanah pada
rata – rata kurang dari 700 mdpl, jenis tanah wilayah tersebut terdapat andosol
pada wilayah tersebut gleisol eutrik, eutrik, penggunaan lahan pada
penggunaan lahan pada wilayah tersebut wilayah tersebut didominasi dengan
didominasi banyaknya bangunan rumah, ladang sawah, kebun, ladang dan
perdagangan dan sedikit sekali lahan sawah dan kolam, memiliki daerah kemiringan
semak, memiliki daerah kemiringan lereng 2 - lereng 15 - 25%, dengan curah hujan
15%, dengan curah hujan di antara 2500 – 3000 dari 1500 - 2000 mm/tahun.,
mm/tahun. sedangkan wilayah dengan kelas
cukup beresiko memiliki luas 2.012
5. KESIMPULAN hektar atau sebesar 55% dari luas
a. Pemetaan terdampak banjir di total wilayah Kecamatan Baleendah
Kecamatan Baleendah dilakukan yaitu Wilayah yang mencakup
dengan menggunakan beberapa kelurahan Rancamanyar,
parameter, yaitu curah hujan, BojongMalaka, Malakasari
kemiringan lereng, jenis tanah, Baleendah, Andir, dan Manggahang
ketinggian lahan, dan penggunaan yang dapat dikategorikan sebagai
lahan. Setelah dilakukan daerah yang cukup
pengolahan data, didapatkan peta berisiko terkena dampak banjir
terdampak banjir dengan klasifikasi dikarenakan kelurahan tersebut

10
JITET (Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan) XX (XXXX) XXXXXX Author et al

memiliki ketinggian lahan rata – Aplikasi Sistem Informasi Geografis


rata kurang dari 700 mdpl, jenis (Studi Kasus Pulau Bangka). Jurnal Stt
tanah pada wilayah tersebut gleisol Garut, 1-13.
eutrik, penggunaan lahan pada
5) Ian Hot Oloan Sitorus, F. B. (2021).
wilayah tersebut didominasi
banyaknya bangunan rumah, Analisa Tingkat Rawan Banjir Di
perdagangan dan sedikit sekali Daerah Kabupaten Bandung
lahan sawah dan semak, memiliki Menggunakan Metode Pembobotan
daerah kemiringan lereng 2 – 15%, Dan Scoring. Jurnal Teknik Its, 1-6.
dengan curah hujan di antara 2500 – 6) Jhonson Paruntungan Matondang, I. S.
3000 mm/tahun. Daerah yang paling
(2013). Analisis Zonasi Daerah Rentan
terdampak banjir di kecamatan
baleendah masuk dalam kategori Banjir Dengan Pemanfaatan Sistem
kelas cukup beresiko yaitu Informasi Geografis ( Studi Kasus :
kelurahan Rancamanyar, Kota Kendal Dan Sekitarnya. Jurnal
BojongMalaka, Malakasari, Geodesi Undip, 1-11.
Baleendah, Andir, dan 7) Komang Ika Hendriana, I. G. (2013).
Manggahang.
Sistem Informasi Geografis Penentuan
c. Berdasarkan hasil validasi
menunjukan bahwa faktor paling Wilayah Rawan Banjir Di Kabupaten
dominan penyebab terdampak Buleleng. Karmapati, 1-9.
banjir disebabkan memiliki 8) Kurnia Darmawan, H. A. (2017).
ketinggian kurang dari 700 Mdpl, Analisis Tingkat Kerawanan Banjir Di
jenis tanah pada wilayah tersebut Kabupaten Sampang Menggunakan
gleisol eutrik, penggunaan lahan
Metode Overlay Dengan Scoring
pada wilayah tersebut didominasi
banyaknya bangunan permukiman Berbasis Sistem Informasi Geografis.
desa, perdagangan dan sedikit sekali Jurnal Geodesi Undip, 1-10.
lahan sawah dan semak, memiliki 9) Ningsih, T. D. (2010). Analisis Sistem
daerah kemiringan lereng 2 - 15%, Drainase Kota Semarang Berbasis
dengan curah hujan di antara 2500 – Sistem Informasi Geografi Dalam
3000 mm/tahun. Membantu Pengambilan Keputusan
1. DAFTAR PUSTAKA Bagi Penanganan Banjir. Jurnal
1) Aditya Nugroho, W. A. (2018). Sistem Teknologi Informasi Dinamik, 1-11.
Informasi Geografis Pemetaan Lokasi 10) Odi Nurdiawan, H. P. (2018). Pemetaan
Bird Contest Kota Malang. Jurnal Daerah Rawan Banjir Berbasis Sistem
Sistemasi, 7, 1-8. Informasi Geografis Dalam Upaya
2) Arco Triady Ujung, A. L. (2019). Mengoptimalkan Langkah Antisipasi
Kajian Pemetaan Risiko Bencana Bencana. Infotech Journa, 1-9.
Banjir Kota Semarang Dengan 11) Sukur, T. D. (2015). Penentuan Tingkat
Menggunakan Sistem Informasi Kerentanan Banjir Secara Geospasial.
Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 1-11. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik, 1-
3) Dennis F. Niode., Y. D. (2016). 20.
Geographical Information System 12) Sunaryo Winardi, C. S. (2019). Sistem
(Gis) Untuk Mitigasi Bencana Alam Informasi Geografis Daerah Rawan
Banjir Di Kota Manado. Teknik Elektro Banjir Untuk Wilayah Kota Medan.
Dan Komputer, 1-7. Jurnal Stmik Mikroskil, 1-12.
4) Hendi Hamdani, S. P. (2014). Analisa
Daerah Rawan Banjir Menggunakan

11

Anda mungkin juga menyukai