Anda di halaman 1dari 11

PT.

DEXIN STEEL INDONESIA

LAPORAN TRAINING/PELATIHAN KERJA


KARYAWAN DSI

LOKASI PELATIHAN

(Suzhou Industrial Park Institute of Vocational Technology)

oleh

No Idcard 81600105

Nama Karyawan Yoganesia Adhitya Paris

Jabatan Elektrik

Jurusan Ectronic Engineering

Departemen Sintering

Page 1 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

I. Gambaran program pelatihan yang diikuti


Pelatihan khusus mengenai teknologi perakitan elektronik yang meliputi penyampaian
materi, tutorial dan praktek langsung oleh para peserta.
II. Proses pembelajaran yang didapatkan
Melalui pelatihan ini saya semakin berkembang dan banyak belajar hal baru walaupun
dengan waktu terbatas
III. Hal yang dialami selama proses pelatihan
Banyak mendapatkan teman baru, belajar dari trainer yang berpengalaman di
bidangnya, dan ilmu baru tentang elektrikal serta praktek langsung
IV. Materi pembelajaran yang diberikan
A. ESD Protection
Pengertian ESD (Electro Static Discharge) dan Cara Pencegahannya – Electro Static
Discharge atau sering disebut dengan ESD terjadi karena adanya pemindahan arus (charge transfer)
dari satu benda ke benda lainnya. Contact (Penyentuhan) dan Separation (Pemisahan) adalah
penyebab terjadinya pemindahan arus (charge) tersebut.
Contoh dari contact dan separation antara lain :
 Saat kita berjalan, kaki kita tersentuh dan terpisah dari lantai
 Saat kita menyisir, sisir akan bersentuhan dan berpisah dari kulit kepala
 Saat kita mengetik, jari tangan akan menyentuh keyboard dan kemudian lepas dari keyboard

Setiap tahunnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang Industri perakitan elektronik


mengalami kerugian Jutaan US Dollar yang dikarenakan oleh kerusakan komponen-komponen
Elektronik. Menurut penelitian, sekitar 60% komponen-komponen elektronik yang rusak adalah
disebabkan oleh ESD (Electro Static Discharge). Komponen-komponen Elektronik yang sensitif
terhadap ESD adalah komponen-komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti IC
(Integrated Circuit), Transistor, Dioda, HLD (Hologram Laser Diode), CCD (Charge-Coupled Device).

Perpindahan arus disebut juga dengan tegangan dengan satuan Volt. Tegangan Statik (Static
Electricity) berbeda dengan tegangan Dinamik (Dynamic Electricity) yang kita pakai untuk mengerakkan
peralatan Elektronik. Hal ini dikarenakan Tegangan Statik (Static electricity) memiliki level arus/charge
yang lebih rendah. Jadi agak sulit bagi manusia untuk merasakannya tetapi sangat berpengaruh
terhadap kinerja Komponen Elektronik yang sensitif terhadapnya.

Kerusakan yang terjadi akibat ESD bisa terjadi langsung maupun terpendam (Latent defect)
Kerusakan langsung artinya komponen tersebut langsung rusak dan tidak dapat berfungsi saat
melakukan Test/Inspeksi terhadap fungsi produk di produksi sedangkan Kerusakan terpendam (latent
Page 2 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

defect) baru akan terjadi jika produk tersebut sudah terjual ke tangan konsumer. Kerusakan terpendam
ini sangat sulit untuk dapat diketahui karena hanya sebagian dari kinerja komponen yang menjadi lemah
atau rendah sehingga usia operasinya akan menurun. Kerusakan seperti ini menyebabkan kekecewaan
pemakai/konsumer terhadap barang yang dibelinya. Di kondisi tertentu, kemungkinan akan
membahayakan pemakai/konsumer.

Kerusakan akibat ESD menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bukan saja pada
harga komponennya, juga menyebabkan terjadinya biaya perbaikan seperti upah buruh dan biaya
pergantian komponen lainnya yang berkaitan dengan aktifitas perbaikan tersebut.

Hampir semua area produksi perakitan elektronik memerlukan proteksi (perlindungan) terhadap
ESD, diantaranya :

 Incoming area (tempat penerimaan)

 Storage area (tempat penyimpanan)

 Transfer carts (alat pemindahan, contohnya : trolley)

 Manual and Automated Insertion (tempat pemasangan manual maupun auto/mesin)

 Soldering Machine (Solder Mesin)

 Assembly Equipments and Test Equipments (Peralatan perakitan dan peralatan Test)

 Packaging (Pengemasan atau pengepakkan)

 Shipping (Pengiriman)

 Repair Stations (Tempat perbaikan produk)

Daerah yang dirancang untuk meminimalisasikan pengaruh ESD terhadap komponen-komponen


Elektronik disebut dengan EPA yang merupakan kepanjangan dari ESD Control Protected Area.

Standar Terkait Electrostatic Discharge (ESD)


Standar paling umum yang berlaku terkait dengan pelepasan muatan listrik statis atau
electrostatic discharge (ESD) adalah:
1. ANSI/ESD S20.20 — ESD Association Standard for the Development of an Electrostatic
Discharge. Control Program for – Protection of Electrical and Electronic Parts,
Assemblies and Equipment (Excluding Electrically Initiated Explosive Devices)
2. IEC 61000-4-2 — Test Standard for Electrostatic Discharge (ESD) Immunity

Page 3 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

Prinsip Dasar Kontrol Statis


Asosiasi ESD menyarankan untuk fokus hanya pada enam prinsip dasar dalam
pengembangan dan implementasi program pengendalian ESD yang efektif:

1. Desain proteksi dengan merancang produk dan rakitan menjadi sekuat yang wajar dari
efek ESD.
2. Menentukan tingkat kontrol yang dibutuhkan di lingkungan.
3. Mengidentifikasi dan menentukan area perlindungan elektrostatik (EPA), area di
mana Anda akan menangani item yang rentan terhadap ESD (ESDS).
4. Mengurangi pembangkitan muatan elektrostatik dengan mengurangi dan
menghilangkan proses pembangkitan statis, menjaga proses dan material pada
potensial elektrostatik yang sama, dan dengan menyediakan jalur ground yang sesuai
untuk mengurangi pembangkitan dan akumulasi muatan.
5. Menghilangkan dan menetralkan dengan grounding, ionisasi, dan penggunaan
bahan kontrol statis konduktif dan disipatif.
6. Melindungi produk dari ESD dengan grounding atau shunting yang tepat dan
penggunaan kemasan kontrol statis dan produk penanganan material.
Di tingkat fasilitas, solusi pelepasan muatan listrik statis (ESD) dan upaya
pengendalian kami berkonsentrasi pada lima prinsip terakhir.

Best Practices Program Pengendalian ESD


Berikut merupakan langkah-langkah best practices yang telah diaplikasikan dalam progam
pencegahan dan pengendalian (kontrol) electrostatic discharge.
1. Riset dan Konsultasikan dengan Ahli
2. Identifikasi Area Kerja Sensitif
3. Identifikasi Sumber ESD di Wilayah Kerja
4. Tetapkan Tingkat Perlindungan yang Diperlukan untuk Setiap Area Kerja
5. Kembangkan Rencana
6. Solusi Proteksi dari Institute Static
7. Bentuk Tim dan Training Staf
8. Pelihara Sistem Pengendalian ESD

Page 4 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

Peralatan untuk Mencegah Electrostatic Discharge


Tiga peralatan utama diperlukan untuk mencegah pelepasan muatan listrik statis
(ESD) di industri manufaktur:
 Tali pergelangan tangan dan tumit elektrostatik untuk operator alat
 Alat aman elektrostatis
 Keset lantai anti-statis

Cara Mencegah Kerusakan akibat ESD

Terdapat 4 cara untuk menghindari dan mencegah kerusakan akibat pengaruh ESD :

1. Prevention of Charge generation (mencegah terjadinya pembangkitan arus)

Menghindari aktifitas yang mempunyai kemungkinan untuk membangkitkan arus di area produksi,
seperti memindahkan Material atau peralatan yang mempunyai kemungkinan untuk membangkitkan
arus di area produksi dan menggunakan Material Antistatic atau perlengkapan Antistatik di area
produksi.

2. Dissipation of Charge (Menghilangkan arus)

Menggunakan Grounding untuk menghilangkan Arus. Grounding hanya dapat berfungsi pada material
yang memiliki sifat konduktor yaitu bahan yang dapat menghantarkan listrik. Grounding adalah proses
menghubungkan Arus Static ke bumi, seperti :

 Memakai Wrist Trap pada manusia yang bekerja

 Memasangkan Kabel Grounding dari Peralatan kerja ke Ground (bumi)

 Memasangkan Kabel Grounding dari Antistatic Mate ke Ground (bumi)

3. Neutralization of Charge (Meng-Netralisasi-kan Arus)

Untuk bahan yang bersifat non-konduktor atau Insulator yaitu bahan yang tidak dapat menghantarkan
listrik. Kita harus memakai alat untuk menetralisasikan Electro Static Discharge dengan menggunakan
alat yang dinamakan Ionizer. Ionizer adalah alat yang dapat mengeluarkan angin/udara dengan positif
dan Negatif ION yang bertujuan untuk menetralisasikan ION di permukaan bahan tersebut.

4. Shielding from Electrostatic (Perlindungan Produk terhadap Elektrostatik)

Untuk melindungi dari produk yang sensitive terhadap pengaruh ESD, diperlukan pembungkusan
(packing) agar produk tersebut tidak bersentuhan langsung dengan medan (area) atau bahan yang
dapat membangkitkan arus static. Hal ini sangat diperlukan saat melakukan penyimpanan dan

Page 5 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

pengiriman produk yang setengah jadi (semi-products). Pembungkusan (packaging) untuk perlindungan
ESD antara lain : Metalic Shielding bags, Antistatic Polybags, dan Antistatic Tray.

B. Soldering Training

Seorang teknisi peralatan elektronika, dituntut untuk memahami secara visual


kondisi komponen dan kualitas penyolderan disamping tuntutan untuk menggunakan alat
alat penyolderan dengan cara yang safety.Tergantung dari kebutuhan, soldering
skill training ini dikelompokkan dalam 2 level. Untuk naik ke level yang lebih tinggi,
seorang trainee perlu untuk lulus pada level yang lebih rendah

Level 2 : Teknik menyolder untuk QFP 25 mils, jumpering/rework, chip, DIP dan through
hole komponen
· Level 1 : Teknik menyolder untuk QFP 20mils, socket, vinyl coated wiring, universal area
wiring.
Meningkatkan kemampuan teknisi dalam :
 Memanfaatkan dan menggunakan alat pengukur elktronika
 Membaca nilai dan polaritas dari berbagai komponen elektronika
 Memahami teknik menyolder untuk berbagai bentuk/type komponen
 Memahami safety and Health dalam melakukan penyolderani.
 Memahami konsep lead free dan pengendalian lingkungan dengan aman dan bersih
dari kontaminasi solder.

C. 3D Printing

Kebutuhan mencetak tidak lagi sekedar di atas kertas. Kemajuan teknologi dapat
mewujudkan apa yang ada di imajinasi Anda ke dalam bentuk yang lebih nyata dan dapat
dirasakan melalui sentuhan. Kehadiran 3D printer menjawab kebutuhan akan mencetak
sebuah desain secara digital menjadi sebuah produk nyata.

Pernahkah Anda membayangkan Anda bisa membuat mobil dengan menggunakan


printer? Ya, itulah 3D Printing. Additive Manufacturing atau lebih dikenal dengan 3D
Printing adalah sebuah proses untuk membuat objek konkrit 3 dimensi dengan bentuk
apapun dari model digital yang ada. Teknik dari 3D Printing ini perlahan-lahan memasuki
dunia modern dan mengubah dunia. Bahkan teknik ini juga digunakan di film Jackie Chan
yang berjudul CZ12 dalam mereplikasi patung.

Page 6 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

Dalam teorinya, sangatlah menarik untuk melihat kemampuan dari 3D Printers dimana
Anda dapat me-print bentuk 3 Dimensi apapun yang Anda inginkan. Dimulai dari sepatu,
mainan, perhiasan sampai dengan MOBIL. Teknologi ini digunakan dalam perhiasan, alas
kaki, industri desain, arsitektur, engineering, otomotif, aerospace, industri medis,
pendidikan, geografi, sistem informasi dan masih banyak bidang lainnya.

Apa Itu 3D Printing?

3D printer adalah proses pembuatan benda padat tiga dimensi dari sebuah desain secara
digital menjadi bentuk 3D yang tidak hanya dapat dilihat tapi juga dipegang dan memiliki
volume. 3D printer dicapai dengan menggunakan proses aditif, dimana sebuah obyek
dibuat dengan meletakkan lapisan yang berurut dari bahan.

3D Printing adalah sebuah terobosan baru dalam dunia teknologi. Terobosan ini sangatlah
populer di seluruh belahan dunia, terutama di kalangan ilmuan dan bangsawan. Hal ini
karena mereka percaya bahwa teknologi 3D Printing akan mampu membawa dunia ini
pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Terkait dengan definisinya sendiri, 3D
Printing adalah sebuah printer dengan kecanggihan khusus, yakni mampu mencetak
benda, yang sama persis dengan gambar soft file-nya, dalam bentuk 3D (tidak lagi sebatas
mencetak gambar di atas kertas saja). Berhubung hasil cetakan bukan berupa gambar
atau tulisan di atas kertas, maka printer 3D pun tidak memiliki amunisi berupa tinta,
melainkan bahan lain yang menjadi bahan dasar pembuatan produk. Misalnya, untuk
mencetak gantungan kunci, maka tinta di printer diganti dengan bahan plastik. Dengan
begitu, seseorang yang memiliki Printer 3D akan mampu memiliki apapun yang mereka
inginkan, asalkan memiliki design atau gambar dalam bentuk soft file-nya.

3D Printing sebenarnya sudah ditemukan dan digunakan sejak dulu, khususnya oleh
perusahaan yang ingin membuat model prototype untuk produk mereka. Proses ini
dinamakan rapid prototyping. Desainer dari perusahaan tersebut membuat modelnya
dalam file CAD yang kemudian dikirim ke mesin 3D printer. Tapi, masalahnya, bahan yang
digunakan masih rapuh dan gampang hancur, jadi tidak bisa dikomersilkan.Tapi, saat ini
sudah ditemukan campuran bahan untuk keperluan 3D Printing yang cukup kuat yang
terbuat dari campuran plastik dan besi. Bahan ini dinamakan nanocomposite. Bahan ini
cukup kuat, sehingga dapat bertahan lama dan tahan pula dari benturan.

Page 7 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

Cara Kerja Printer 3D

Sebenarnya konsep printer 3D ini (setidaknya yang kami lihat disana) serupa dengan
mesin printer konvensional yang ada (2D). Yang membedakan adalah printer ini
menggunakan bahan semacam plastik (PLA Fillament tepatnya) sebagai tintanya dan
menyusun bentuk sesuai desain dari bawah ke atas.

Generasi awal Printer 3D ini juga memiliki keterbatasan. Hanya satu buah warna bahan
yang dapat dipilih. Diperlukan kreativitas tinggi dalam mencetak untuk membuat hasil yang
memiliki beragam warna (print sebagian dengan warna a, stop, ganti bahan warna b,
lanjut, dan seterusnya) â€― setidaknya begitu penjelasan sang penjaga booth.

menambahkan layer terus menerus pada bahan photopolymer menuju keatas. Material
yang digunakan pada awalnya adalah liquid (cairan) dan akan mengeras ketika liquid
tersebut terkena sinar ultraviolet.>

membuat bahan liquid mengeras dengan sinar ultraviolet. Tetapi, pada proses penyinaran
digital, objek pada awalnya berbentuk liquid yang penuh. Sebagian dari liquid tersebut
akan disinari, yang tentu saja akan mengeraskan liquid tersebut, lalu objek yang mengeras
akan tenggelam kebawah dan menaikkan liquid selanjutnya. Proses ini terus menerus
dilakukan hingga objek 3D tersebut berhasil dibuat.

menggabungkan berbagai material, seperti plastik, gelas, keramik, dan metal menjadi
output 3D.
dari 3D Printing untuk bahan metal.
Prosesnya di sebuah vakum dan memulai prosesnya dengan menyebarkan sebuah layer
dari metal powser (lebih sering menggunakan titanium). Electron beam akan mencairkan
powder menjadi layer yang keras. Objek yang dibuat dengan teknik ini akan sangat kuat.

menyebarkan sebuah layer dari resin powder dan menyemprotkan sebuat lem yang
mempunyai berbagai warna dan akan mengeras pada satu layer. Multi Jet Modelling
sangatlah berguna karena sangat cepat dan mendukung penyediaan warna.

akan melelehkan bahan seperti plastik pada hasil outputnya. Nozzle tersebut akan

Page 8 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

berpindah secara horizontal dan vertikal yang diatur oleh komputer. Ketika material keluar
dari nozzle, material tersebut akan mengeras.

D. Mobile Internet of Things (IoT)

Internet of things merupakan sebuah konsep di mana suatu benda atau objek ditanamkan
teknologi-teknologi seperti sensor dan software dengan tujuan untuk berkomunikasi,
mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui perangkat lain selama masih
terhubung ke internet.

IoT memiliki hubungan yang erat dengan istilah machine-to-machine atau M2M. Seluruh
alat yang memiliki kemampuan komunikasi M2M ini sering disebut dengan perangkat
cerdas atau smart devices. Perangkat cerdas ini diharapkan dapat membantu kerja
manusia dalam menyelesaikan berbagai urusan atau tugas yang ada.

Unsur pembentuk ekosistem IoT

Untuk membuat suatu ekosistem IoT, kita tidak hanya memerlukan perangkat-perangkat
yang pintar, melainkan juga berbagai unsur pendukung lain di dalamnya. Berikut adalah
berbagai unsur pembentuk internet of things:
 Artificial intelligence (kecerdasan buatan)
Yang pertama ada kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI) adalah sistem kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang
diimplementasikan atau diprogram di dalam mesin agar mesin dapat dapat berpikir
dan berlaku layaknya manusia. AI ini sendiri memiliki beberapa cabang, salah
satunya adalah machine learning. Kamu dapat mempelajari machine learning ini
di Machine Learning Developer Dicoding loh sebagai langkah awal untuk
mengembangkan AI. Dalam IoT, hampir semua mesin atau alat dapat menjadi
mesin pintar. Itu berarti IoT sangat berdampak pada seluruh aspek kehidupan kita.
AI ini bertugas untuk mengumpulkan data, perancangan dan pengembangan
algoritma, serta pemasangan jaringan.
 Sensor
Berikutnya ada sensor. Unsur ini merupakan unsur pembeda mesin IoT dengan
mesin canggih lainnya. Dengan adanya sensor ini mesin mampu menentukan
instrumen yang dapat mengubah mesin IoT dari yang semula bersifat pasif menjadi
mesin atau alat yang bersifat aktif dan terintegrasi.
Page 9 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

 Konektivitas
Yang terakhir adalah konektivitas. Konektivitas juga biasa disebut sebagai koneksi
antar jaringan. Dalam dunia IoT sendiri ada kemungkinan untuk kita membuat
jaringan baru, jaringan yang khusus digunakan untuk perangkat IoT.

E. PWM Modular

PWM adalah metode untuk mengontrol daya rata-rata yang dikirimkan oleh sinyal
listrik. Nilai rata-rata tegangan (dan arus ) yang diumpankan ke beban dikontrol dengan
mengalihkan suplai antara 0 dan 100% pada laju yang lebih cepat daripada yang
dibutuhkan beban untuk berubah secara signifikan. Semakin lama sakelar hidup,
semakin tinggi total daya yang disuplai ke beban. Seiring dengan pelacakan titik daya
maksimum (MPPT), ini adalah salah satu metode utama untuk mengontrol keluaran
panel surya agar dapat digunakan oleh baterai. PWM sangat cocok untuk menjalankan
beban inersia seperti motor, yang tidak mudah terpengaruh oleh pengalihan diskrit
ini. Tujuan PWM adalah untuk mengontrol beban; namun, frekuensi switching PWM
harus dipilih dengan hati-hati agar dapat melakukannya dengan lancar.

Frekuensi switching PWM dapat sangat bervariasi tergantung pada beban dan
aplikasi. Misalnya, penyalaan hanya perlu dilakukan beberapa kali dalam satu menit di
kompor listrik; 100 atau 120 Hz (dua kali lipat dari frekuensi utilitas ) dalam peredup
lampu; antara beberapa kilohertz (kHz) dan puluhan kHz untuk penggerak motor; dan
hingga puluhan atau ratusan kHz dalam amplifier audio dan catu daya komputer.
Memilih frekuensi switching yang terlalu tinggi untuk aplikasi menghasilkan kontrol
beban yang lancar, tetapi dapat menyebabkan kegagalan prematur pada komponen
kontrol mekanis. Memilih frekuensi switching yang terlalu rendah untuk aplikasi
menyebabkan osilasi pada beban. Keuntungan utama PWM adalah hilangnya daya
pada perangkat switching sangat rendah. Saat sakelar mati praktis tidak ada arus, dan
saat sakelar hidup dan daya ditransfer ke beban, hampir tidak ada penurunan tegangan
pada sakelar. Kehilangan daya, sebagai produk dari tegangan dan arus, dengan
demikian dalam kedua kasus mendekati nol. PWM juga bekerja dengan baik dengan
kontrol digital, yang karena sifatnya on/off, dapat dengan mudah mengatur siklus tugas
yang dibutuhkan. PWM juga telah digunakan di beberapasistem komunikasi di mana
siklus tugasnya telah digunakan untuk menyampaikan informasi melalui saluran
komunikasi.
Page 10 of 11
PT. DEXIN STEEL INDONESIA

Dalam elektronik, banyak mikrokontroler modern (MCU) mengintegrasikan


pengontrol PWM yang diekspos ke pin eksternal sebagai perangkat periferal di bawah
kendali firmware melalui antarmuka pemrograman internal. Ini biasanya digunakan
untuk kontrol motor arus searah (DC) dalam robotika , pengaturan catu daya mode
sakelar , dan aplikasi lainnya.

V. Kendala/masalah yang didapatkan selama proses pelatihan


Waktu pelatihan yang terbilang sangat terbatas dan masalah bahasa

VI. Manfaat yang didapatkan selama proses pelatihan


Mendapatkan ilmu baru dalam hal teknologi elektrikal. Pelatihan ini bermanfaat dalam
proses pemeliharaan instalasi elektrikal maupun proses, sehingga kerusakan bisa
diminimalisir
VII. Kesimpulan & Saran
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka kesimpulan laporan
akhir ini ialah sebagai berikut:
1. Pelatihan yang diberikan oleh PT Dexin Steel Indonesia sudah cukup baik bagi
pengembangan karyawan. Perusahaan juga telah menyiapkan tempat pelatihan
yang baik demi tercapainya tujuan pelatihan tersebut.
2. Kegiatan pelatihan dan pengembangan berupa pelatihan dasar teknologi elektrikal,
seperti pelatihan soldering, SMT, ESD protection, PWM Modular, 3D Printing, IoT
3. Pelatihan dan pengembangan berperan dalam meningkatkan kinrja karyawan. Ini
bisa dilihat dari kinerja karyawan sebelum dan sesudah mendapat pelatihan. Ini
berkaitan dengan efisien dan efektivitas kerja. Setelah mengikuti pelatihan dapat
meningkatkan kinerja karyawan dan dapat mengembangkan sikap sehingga dapat
menjalin hubungan kerjasama yang baik antar karyawan. Tingkat kesalahan kerja
karyawanpun berkurang setelah mengikuti pelatihan.
7.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Pelatihan yang diterapkan harus tetap dipertahankan mengingat pelatihan ini sangat
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.
2. Sebaiknya materi yang diberikan lebih bervariasi lagi

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai