Anda di halaman 1dari 15

Sosialisasi Rencana Penyederhanaan Surat Suara Pemilu 2024

Evi Novida Ginting Manik


Anggota Komisioner KPU RI
EMPAT ASPEK PENTING
DESAIN SURAT SUARA

the ability of voters to understand the


choices of candidates or parties
running in the election and select
their choice in a valid manner atau the accuracy of counting of
kemampuan pemilih untuk mengenali 1 2 votes atau akurasi dalam
kandidat atau partai yang menjadi proses penghitungan suara
peserta pemilu dan agar pemilih dapat
memberikan suaranya dengan cara
yang benar atau “sah”.

*Sumber : https://aceproject.org/ace-en/topics/vo/voc/voc02/voc02a

3 4

Undang-Undang atau
Sistem Pemilu Peraturan Perundang-
Undangan
Surat Suara Dari Masa
Ke Masa (1)
Menusuk (Mencoblos) dan atau Menulis

UU No 7/1953 tentang Pemilihan Anggota


Konstituante dan DPR (Pasal 67 Ayat 2)
 Agenda memilih DPR (29

1955 September 1955) dan memilih


Konstituante (15 Desember 1955)
 Satu Surat Suara, berisi nomor urut
dan gambar Partai Politik, dan
Nama Calon Perseorangan
Kolom untuk memberikan Pilihan

Mencoblos

Pasal 21 Ayat 6 UU No 15/1969 tentang


1971 Pemilihan Umum Anggota-Anggota Badan
Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat
Surat Suara Dari Masa
Ke Masa (2)
Mencoblos

1977 UU No 4/1975 tentang


Perubahan Pertama UU No
15/1969. Pasal 21 Ayat 6
tetap berlaku

UU No 2/1980 tentang

1982 Perubahan Kedua UU No


15/1969. Pasal 21 Ayat 6
tetap berlaku

UU No 1/1985 tentang
Perubahan Ketiga UU No
(1987-1992-1997) 15/1969. Pasal 21 Ayat 6
tetap berlaku
Mencoblos Surat Suara Dari Masa
Ke Masa (2)
UU No. 3/1999 tentang Pemilihan Umum
 Tiga Surat Suara (DPR, DPRD I, dan DPRD II)
1999  Tiap SuratSuara berisi nomor urut dan gambar Partai Politik

Catatan; Pilpres dipilh MPR/tidak langsung dipilih rakyat


Mencoblos

2004
UU No 4/2000 tentang Perubahan atas UU
No.3/1999 tentang Pemilhan Umum

Mencontreng

2009 UU No 10/2008 tentang Pemilihan Umum


Amggota DPR, DPD dan DPRD
Surat Suara Dari Masa
Mencoblos
Ke Masa (3)
UU No 8/2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD
 Empat Surat Suara Pemilu Legislatif (DPR, DPD, DPRD I, dan DPRD II)

2014
 Surat Suara berisi Nomor Urut dan gambar Partai Politik (DPR dan DPRD)
 Surat Suara berisi Nomor Urut dan foto calon Anggota (DPD)
Pilpres digelar terpisah;
Satu Surat Suara Pilpres berisi nama, foto, dan nomor urut pasangan calon

UU No 7/2017 tentang Pemilihan Umum


Mencoblos
 Empat Surat Suara Pemilu Legislatif
(DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota)
 Surat Suara berisi Nomor Urut, Nama
Calon dan gambar Partai Politik (DPR

2019
dan DPRD)
 Surat Suara berisi Nomor Urut, Nama
Calon dan gambar Partai Politik (DPD)

Pilpres digelar serentak;


PPWP DPRD
DPRD Satu Surat Suara Pilpres berisi nama, foto, nomor
DPD DPR KABUPATEN
PROVINSI /KOTA
urut pasangan calon dan Gambar PartaiPolitik
Pengusung
ALASAN
PENYEDERHANAAN

1. Beban kerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tinggi sehingga Badan Ad Hoc terutama KPPS yang mengalami
kelelahan secara fisik bahkan meninggal;
2. Tingginya angka Surat Suara yang tidak sah pada Pemilu Tahun 2019 (inforgrafis KPU, Selasa, 21 Mei 2019) ;
a. Pemilu Presiden : 2,37% atau 3.754.905 suara
b. Pemilu DPR RI : 11,12% atau 17.503.953 suara
c. Pemilu DPD RI : 19,02% atau 29.710.175 suara
3. Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 147/PUU-VII/2009 tanggal 30 maret 2010 terkait pemaknaan “mencoblos” diartikan pula menggunakan
pemungutan suara dengan elektronik dengan syarat kumulatif dan dapat dimaknai dengan cara lain ;
4. Kesulitan pemilih dalam memberikan suara karena banyaknya surat suara yang mengakibatkan
tingginya suara tidak sah (sumber survei LIPI tahun 2019, survei litbang kompas 2021);
5. Berdasarkan Survei yang dilakukan oleh litbang kompas 2021, 82.2% responden menyatakan setuju jika
KPU membuka alternatif desain Surat Suara dengan jumlah surat suara yang lebih sedikit;
6. Survei Pusat Penelitian Politik LIPI 2019, yang bertajuk “Survei Pasca Pemilu 2019: Pemilu Serentak
dan Konsolidasi Demokrasi”
a. 74% responden menyatakan pemilu serentak dengan mencoblos lima surat suara (presiden, DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota) menyulitkan pemilih.
b. 96% responden setuju bahwa sebagian besar perhatian publik tertuju pada proses pemilu
presiden dibandingkan dengan pemilu legislatif.
7. Menyulitkan dan memerlukan waktu lama bagi Pemilih untuk membuka dan melipat surat suara dan
kemudian memasukkan ke dalam kotak suara (6 menit per pemilih);
8. Efisiensi (jumlah surat suara dan kotak suara berkurang)
UPAYA YANG
DILAKUKAN KPU

Roadmap penggunaan teknologi informasi dalam pungut hitung dan


rekapitulasi ( SIREKAP)

Menyusun Kajian dan Penelitian (Riset) Penyederhanaan Desain Surat


Suara Untuk Pemilu Tahun 2024

Mengadakan Simulasi terkait Draft Desain Penyederhananaan Surat


Suara

Dilanjutkan dengan Survey dan/atau FGD (Forum Group Discusiion)


RANCANGAN
PENYEDERHANAAN
Model 1
(Penggabungan 5 Jenis Pemilihan dalam 1 Surat Suara)
42 cm

TATA CARA
PEMBERIAN SUARA

Daftar Pasangan Calon (DPC)


Presiden dan Wakil Presiden
ditempel di papan pengumuman

7 59.4 cm
2
1 Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
Menuliskan Nomor Urut
DPRD Kabupaten/Kota ditempel di
Calon pada Kolom yang di
dalam Bilik Suara
sediakan

KPU Republik Indonesia


Model 5
(Pemisahan Surat Suara DPD dengan Surat Suara Presiden, DPR, dan DPRD)
42 cm

TATA CARA
PEMBERIAN SUARA

59.4 cm

Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota


DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota serta Daftar Pasangan
Calon (DPC) Presiden dan Wakil
Presiden ditempel di papan
Mencoblos pada Nomor
pengumuman
Urut, Nama Calon, dan tanda
gambar Partai Politik

29.7 cm

KPU Republik Indonesia


21 cm KPU Republik Indonesia
Model 6
(Pemisahan Surat Suara DPD dengan Surat Suara Presiden, DPR, dan DPRD)
42 cm

TATA CARA
PEMBERIAN SUARA Daftar Pasangan Calon (DPC)
Presiden dan Wakil Presiden
ditempel di papan pengumuman

59.4 cm

Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota


DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota ditempel di
dalam Bilik Suara
Mencontreng pada Nomor Urut dan
tanda gambar Partai Politik
21 cm

KPU Republik Indonesia


29.7 cm KPU Republik Indonesia
Ketentuan Perundang-Undangan yang perlu disesuaikan dalam
penyederhanaan Surat Suara

(Undang-Undang 7 Tahun 2017)

Perubahan Pasal 342 ayat (1), ayat Perubahan Pasal 353 ayat (1)
(2), ayat (3) huruf a, b, dan c
tentang aturan minimal di surat suara
tentang Pemberian suara dengan cara
karena terdapat pengurangan aturan
mencoblos;
seperti nomor urut paslon dan nama
paslon di dalam surat suara;.

Perubahan Pasal 386 ayat (1),


ayat (2), ayat (3)
tentang keabsahan Suara dengan tanda
coblos sedangkan dalam
Perubahan Pasal 348
ayat (4) penyederhanaan tata cara pemberian

tentang pindah memilih; suara juga dilakukan dengan menuliskan


nomor urut calon dan mencontreng.
CATATAN PENYEDERHANAAN
SURAT SUARA

KPU sedang melakukan kajian terhadap beberapa Model


Surat Suara Pada pelaksanaan simulasi yang dilakukan oleh KPU,
1 tata cara pemberian suara selain mencoblos dilakukan
juga dengan cara menandai dan menuliskan nomor urut
Model 1 Penggabungan 5 Jenis Pemilihan dalam 1 Surat pada kolom yang disediakan di dalam Surat Suara
Suara dengan cara menuliskan nomor urut Pasangan Calon, 2
Partai Politik dan Caleg dianggap mudah bagi Pemilih
dibandingkan dengan Pemilu 2019. Model 5 Pemisahan Surat Suara DPD dengan Surat
3 Suara Presiden, DPR, dan DPRD dapat mengakomodasi
jumlah Calon Anggota DPD lebih banyak ( Pemilu 2019,
Sulawesi Tenggara 46 Calon).
Model 6 Pemisahan Surat Suara DPD dengan Surat Suara
Presiden, DPR, dan DPRD dengan tata cara mencontreng
4
berpeluang mengenai kolom Calon yang lain.
Dalam hal penyederhanaan Surat Suara dengan metode
5 pemberian suara menandai dan menuliskan, perlu
dilakukan perubahan Undang-Undang.

6
TERIMA KASIH
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai