Perbaikan Proposal Theresia
Perbaikan Proposal Theresia
P01031120113
P01031120113
Terima Snackbar
NIM : P01031120113
Menyetujui :
Tiar Lince Bakara, SP, M.Si Lusyana Gloria Doloksaribu, SKM, M.Kes
Penguji I Penguji II
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
usulan penelitian dengan judul “Pengaruh Variasi Penggunaan Tepung
Kacang Tolo dan Tepung Daun Kelor Terhadap Daya Terima Snackbar”
Dalam penulisan usulan penelitian tersebut penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan
2. Dr. Haripin Togap Sinaga, MCN, selaku ketua Prodi D-III Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
3. Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu serta nasehat dalam usulan
pengerjaan Proposal ini.
4. Tiar Lince Bakara, SP, M.Si selaku dosen penguji I yang telah
banyak memberikan saran dan motivasi
5. Lusyana Gloria Doloksaribu, SKM, M.Kes selaku dosen penguji
dosen II yang telah banyk memberikan saran dan motivasi
6. Kedua orang tua saya yang tiada henti hentinya memberikan doa
dan dukungan tanpa terbatas.
7. Rekan-rekan seperjuangan yang tak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan membalas segala
kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
penulisan usulan penelitian ini, Penulis menyadari bahwa penulisan usulan
penelitian ini masih belum dapat di katakan sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan juga masukkan yang dapat membangun untuk
penyempurnaan usulan penelitian ini, Atas perhatianya terimakasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
A. Kacang Tolo (Vigna unguiculata) ........................................ 4
B. Daun Kelor (Moringa oleifera) ............................................ 8
C. Snackbar............................................................................. 10
D. Ibu Hamil............................................................................. 15
E. Uji Organoleptik .................................................................. 16
F. Kerangka Konsep ............................................................... 18
G. Definisi Operasional ............................................................ 19
H. Hipotesis ............................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 20
A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... 20
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 20
C. Tata Letak (Lay out) Percobaan...........................................21
D. Bahan dan Alat ................................................................... 22
E. Jenis dan Pengumpulan Data ............................................. 24
F. Pengolahan Data dan Analisis Data ................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27
LAMPIRAN............................................................................................... 28
v
DAFTAR TABEL
No Halaman
1 Komposisi Gizi Kacang Tolo ................................................................ 6
2 Kandungan Gizi Kacang kacangan ..................................................... 7
3 Komposisi Gizi Tepung Kacang Tolo .................................................. 8
4 Komposisi Gizi Daun Kelor ................................................................. 9
5 Komposisi Gizi Tepung Daun Kelor .................................................... 11
6 Standar Resep Snackbar .................................................................... 14
7 Definisi Operasional ............................................................................ 19
8 Bahan Pembuatan Snackbar .............................................................. 21
9 Kebutuhan Bahan Membuat Snackbar ............................................... 22
10 Alat Pembuatan Snackbar .................................................................. 23
vi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kacang Tunggak ................................................................................. 5
2 Daun Kelor .......................................................................................... 8
3 Kerangka Konsep ............................................................................... 18
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1 Bukti Bimbingan Proposal ................................................................... 28
2 Dokumentasi Pembuatan Tepung Kacang Tolo .................................. 30
3 Dokumentasi Pembuatan Tepung Tepung Daun Kelor ....................... 31
4 Dokumentasi Bahan Pembuatan Snackbar ........................................ 32
5 Dokumentasi Hasil Snackbar .............................................................. 33
6 Nilai Gizi Snackbar .............................................................................. 34
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi
dalam situasi apapun, termasuk pada situasi bencana. Bencana
merupakan kejadian luar biasa yang terjadi diluar kendali manusia. Tanpa
diketahui waktu terjadinya dan seberapa besar dampak kerugian yang akan
ditimbulkan. Dampak bencana dapat berupa rusaknya lingkungan dan
menyebabkan kematian masal. Besarnya dampak tersebut membuat
pentingnya perhatian seluruh masyarakat untuk kesiap-siagaan dalam
menghadapi bencana (Batalipu, 2019).
Masalah yang sering kali luput dari perhatian ialah kecukupan gizi
bagi masyarakat yang terdampak bencana. Penurunan status gizi pasca
bencana dapat terjadi akibat layanan kesehatan terbatas, terputusnya jalur
distribusi makanan serta sanitasi yang buruk. Untuk itu manajemen
penanggulangan khususnya pemenuhan gizi perlu menjadi perhatian
semua pihak. Terutama kebutuhan bayi, balita, anak-anak, ibu hamil serta
lansia yang rentan terserang penyakit pasca bencana (Batalipu, 2019).
Kemajuan teknologi pangan telah menghasilkan berbagai produk
makanan yang praktis dikonsumsi, dan salah satunya adalah snack.
Produksi snack sebagai makanan selingan semakin beragam, sedangkan
pilihan yang tersedia cenderung tinggi energi, lemak dan karbohidrat
sederhana.
Salah satu produk pangan cepat saji bernilai fungsional yang sedang
berkembang di berbagai negara adalah snack bar. Selain itu, di Indonesia
snack bar belum banyak yang mengetahui. Hanya 34,5% masyarakat
Indonesia yang mengetahui tentang snack bar ini (Fanny, 2021)
Snack bar adalah makanan ringan berbentuk batang yang bisa
dikonsumsi sebagai makanan selingan. Pemberian makanan selingan
umumnya dalam porsi kecil dengan kandungan zat gizi berkisar 10% dari
kebutuhan energi sehari. Pada perkembangannya, banyak variasi
snackbar dengan penggunaan bahan baku lainnya selain tepung terigu
1
untuk menambah zat gizi (Hamidah,2019)
Kacang tolo (Vigna unguiculata) merupakan salah satu jenis kacang-
kacangan yang telah lama di budidayakan di Indonesia. Kacang tolo
memiliki kandungan zat gizi di antaranya 22,4 gram protein, 1,9 gram
lemak, dan karbohidrat sebanyak 56,6 gram yang berpotensi sebagai
bahan pangan protein nabati, energi 331 (kkal), kalsium 481 mg, fosfor 399
mg dan seng 5,9. Kacang tolo juga merupakan sumber seng dari produk
nabati yang sangat baik dapat meningkatkan pertumbuhan sel janin.
Kandungan seng kacang tolo lebih tinggi dibandingkan kacang kedelai,
kacang merah, dan kacang hijau dengan kandungan sengnya sebesar 5,9
mg per 100 g, sedangkan kacang kedelai 3,9 mg, kacang merah 2,6 mg,
dan kacang hijau 2,9 mg. Data ini menunjukkan bahwa kacang tolo
merupakan kacang yang tinggi seng dibandingkan dengan kacang-kacang
lainnya (TKPI,2017).
Untuk meningkatkan kualitas mutu fisik dalam pembuatan snackbar
dari tepung kacang tolo, maka perlu dicari penambahan salah satu adalah
tepung daun kelor. Daun kelor merupakan salah satu jenis sayuran yang
mudah diperoleh di pasar. Daun kelor juga memiliki banyak manfaat antara
lain untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, meningkatkan berat
badan ibu hamil, dan mencegah kanker. Kandungan gizi dalam 100 gram
daun kelor segar, terdapat kalori 92 kal, protein 5,1 g, lemak 1,6 g,
karbohidrat 14,3 g, kalsium 1077 g, fosfor 76 g, besi 6,0 mg. Sementara
tepung daun kelor memiliki kandungan gizi protein 28,25%, pro-vitamin A
(beta-karotena) 11,92 mg, kalsium 2241,19 mg, zat besi 35,91 mg,
magnesium 28,03 mg.
Tepung daun kelor secara umum diketahui mengandung klorofil
yang menghasilkan warna hijau (Krisnadi, 2018). Tepung daun kelor
diharapkan sebagai bentuk bahan pangan setengah jadi yang lebih luas
untuk pengembangan produk pangan yang lebih beragam seperti makanan
tambahan untuk ibu hamil karena memiliki manfaat untuk memenuhi
kebutuhan zat besi pada ibu hamil (Lisda, 2019).
2
Pada uji pendahuluan pembuatan snackbar tepung kacang tolo
dengan penambahan tepung daun kelor dilakukan dengan tiga perlakuan
yaitu pada perlakuan A menggunakan tepung kacang tolo 50 gram dan 5
gram tepung daun kelor, pada perlakuan B menggunakan tepung kacang
tolo 40 gram dan 10 gram tepung daun kelor, pada perlakuan C
menggunakan tepung kacang tolo 50 gram dan 15 gram tepung daun kelor.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Pengaruh Variasi Penggunaan Tepung Kacang
Tolo dan Tepung Daun Kelor Terhadap Daya Terima Snackbar”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
3
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman penulis
tentang pengolahan terhadap snackbar tepung kacang tolo dan
tepung daun kelor
2. Bagi Masyarakat
Menjadi sumber informasi kepada masyarakat tentang manfaat
pangan lokal penggunaan tepung kacang tolo dan tepung daun kelor
sebagai bahan dasar pengolahan snackbar dengan kandungan gizi
yang baik.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian diatas.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Menurut USDA (2016) Kandungan protein kacang tolo sangat tinggi
yaitu sebesar 23,52gr/100gr protein. Diversifikasi kacang-kacangan dalam
bentuk tepung kacang lebih fleksibel dalam penggunaanya dan lebih lama
masa simpannya. Salah satu produk diversifikasi adalah snackbar dengan
penambahan kacang tolo. Dalam daftar Tabel Komposisi Pangan Indonesia
kacang tolo per 100 gr memiliki kandungan zat gizi Seng (Zn) yaitu 5,9 mg.
7 Zinc 6 mg
6
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Kacang-Kacangan
Jenis Kacang
Kandungan
No Kacang Kacang Kacang Kacang
Zat Gizi
Kedelai Merah Hijau Tolo
1. Energi (kal) 381 314 323 331
2. Protein (gr) 40,4 22,1 22,9 24,4
3. Lemak (gr) 16,7 1,1 1,5 1,9
4. Karbohidrat (gr) 24,9 56,2 56,8 56,6
5. Air 12,7 17,7 15.5 13,5
6. Serat Kasar 3,2 4 7,5 1,6
7. Seng (mg) 3,9 2,6 2,9 5,9
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017)
Kandungan gizi pada tepung kacang tolo cukup tinggi terutama pada
kandungan protein sebesar 22 g dan rendah akan lemak sebesar 1,3 g.
Sehingga apabila disubsitusikan dalam pembuatan snackbar dapat
meningkatkan nilai protein yang baik untuk tubuh. Bahkan kacang tolo
mengandung komponen bioaktif yang juga bermanfaat untuk tubuh yaitu
asam fitat yang dapat menurunkan kadar kolestrol dan mengurangi glukosa
darah. Berdasarkan kandungan gizi yang begitu banyak didalam kacang
tolo maka menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan snackbar
Tabel 3. Komposisi Gizi Tepung Kacang tolo per 100 gr
No Kandungan Gizi Proporsi (Banyaknya)
1 Energi (Kkal) 346 kkal
2 Protein 22 gr
3 Lemak 1.3 gr
4 Karbohidrat 63,4 gr
5 Kalsium 80,3 mg
6 Sodium 23 mg
7 Seng 3,77 mg
8 Besi 7,54 mg
9 Magnesium 250,2 mg
7
Proses Pembuatan Tepung Kacang Tolo
a) Diawali dengan sortasi kacang tolo guna mendapatkan bahan
dengan kualitas yang baik.
b) Kacang yang telah disortasi kemudian dicuci dan direndam selama
14 jam lalu dilakukan pengukusan selama 1 jam.
c) Kacang yang telah dikukus kemudian masukkan ke dalam cabinet
dryer.
d) Kacang tolo dengan kulit kemudian digiling dan diayak,sehingga
dihasilkan tepung kacang tolo.
(Lestari et al., 2019)
B. Daun Kelor (Moringa oleifera)
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis
tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia.
Tanaman kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter
dan tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di
atas permukaan laut. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis
pada semua jenis tanah dan tahan 15terhadap musim kering dengan
toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan
Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu tanaman lokal yang
telah dikenal berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat gizi dan
berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan
beragam dibanding jenis tanaman lainnya. Tingginya kandungan zat besi
(Fe) pada daun kelor kering ataupun dalam bentuk tepung daun kelor yaitu
setara dengan 25 kali lebih tinggi daripada bayam dapat dijadikan alternatif
penanggulangan anemia pada ibu hamil secara alami (Marhaeni, 2021).
8
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang
telah banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat
kaya akan gizi, diantaranya kalsium, besi, protein, dan vitamin C. Daun
kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya yaitu
sebesar 17,2 mg. Selain itu, daun kelor juga mengandung berbagai macam
amino, antara lain asam amino yang berbentuk asam aspartat,histidin, lisin,
arginin, venilalanin, dan methionin (Irwan, 2020).
Hasil analisa kandungan gizi diketahui daun kelor memiliki potensi
yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan gizi dalam tubuh. Konsumsi
daun kelor maka keseimbangan gizi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga
orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan
energi dan ketahanan tubuhnya (Amelia, 2022).
Tabel 4. Komposisi gizi Daun kelor per 100 gr
No Komponen gizi Daun segar Daun kering
9
daun kelor (Moringa oleifera) juga sebagai suplemen protein dan kalsium,
dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa pada daun kelor terdapat
komposisi vitamin dan protein yang tinggi (Sarjono, 2008).
Tabel 5. Komposisi Gizi Tepung daun kelor per 100 gr
No Analisis Zat Gizi Komposisi
1 Kadar Air (%) 10,5
a) Daun kelor di sortasi, daun kelor muda yang dipetik dari dahan
pohon yang kurang lebih dari tangkai daun yang pertama
b) Kemudian daun kelor tersebut dicuci dengan air bersih kemudian
dirunut dari tangkai daunnya.
c) Kemudian di kukus menggunakan air mendidih selama 3 menit.
d) Lalu daun kelor yang sudah di kukus, dikeringkan dengan cabinet
dryer selama 24 jam.
e) Setelah mengering dihaluskan menggunakan blender kering,
digiling selama 5 menit dengan kecepatan tinggi.
f) Kemudian serbuk diayak dengan ukuran 100 mesh, untuk
memisahkan tepung dari tulang daun dan tangkai daun yang
terikut.
C. Snackbar
Snack bar adalah salah satu produk pangan berupa makanan ringan
yang berbentuk batang dan padat. Snack bar dapat dikategorikan makanan
ringan yang merupakan cemilan sehat karena mengandung gizi yang
lengkap yaitu protein, karbohirat, vitamin, dan mineral. Snack bar pertama
kali dikenalkan dan beredar di Amerika Serikat pada tahun 1980an. Selain
10
kandungan gizi yang lengkap snack bar juga memiliki bentuk bar atau kotak
dengan ukuran kecil dan minimalis untuk kemudahan dalam konsumsi dan
sebagai alternatif cemilan di saat sibuk (Hamidah , 2019).
Karakteristik snack bar yang sehat dan baik mengandung protein,
serat tinggi, dan kalori rendah serta berbagai macam vitamin, mineral, dan
komponen bioaktif yang baik untuk kesehatan. Karbohidrat dalam snack bar
akan diserap oleh tubuh secara perlahan-lahan sehingga dapat menjadi
sumber glukosa dalam tubuh dan cocok dikonsumsi setiap hari sebagai
pengganti makanan pokok padi maupun gandum. Namun, tidak cocok
dikonsumsi pada malam hari. Saat ini snack bar dimanfaatkan sebagai
pangan fungsional karena dapat meningkatkan sumber gizi baik dalam
tubuh (Zaddana, 2021).
Kandungan gizi merupakan bagian yang penting pada snack bar
dimana snack bar harus memenuhi acuan kandungan gizi makanan ringan.
Karakteristik yang paling penting dari snack bar adalah kandungan
proteinnya minimal 9,38%, karena merupakan makanan yang siap santap
sehingga harus memiliki asupan yang baik untuk tubuh.
Tabel 5. Standar Nasional Indonesia Snackbar (SNI 01-2886-1992I)
11
Snack bar biasanya dikonsumsi sebagai selingan, dianjurkan
mengkonsumsi snack bar dalam sehari sebesar 10-15% dari kebutuhan
dan dapat dikonsumsi 2-3 kali. Perhitungan total kalori diperoleh sebesar
200 kkal, sehingga dalam satu takaran saji dapat dikonsumsi 2 snack bar
dengan energi 131,9-142,3 kkal. Energi snack bar diperoleh dengan
mengkonversi karbohidrat, lemak dan protein, dimana dihasilkan 9 kkal per
gram untuk lemak serta 4 kkal per gram untuk karbohidrat dan protein.
Snackbar yang dibuat menggunakan bahan baku kacang tolo dan
daun kelor sebagai bahan utama ini diikat dengan bahan-bahan pengikat
yaitu telur ayam, tepung terigu, gula pasir, susu skim, vanili, garam.
Mencampurkan bahan-bahan tersebut, sesudah tercampur semua di
letakkan pada loyang dan padatkan setelah itu memanggang adonan
dengan oven, mendinginkan dengan lemari pendingin (Taula, 2021).
Penelitian sebelumnya terkait snack bar yaitu dilakukan oleh
Rahardjo (2019) dengan judul Pengaruh Kombinasi Kacang Kedelai dan
Kacang Tolo yang Diperkaya Biji Nangka Terhadap Daya Terima dan Kadar
Protein Snack Bar. Hasil penelitian didapatkan bahwa formula terbaik yaitu
pada subtitusi kacang tunggak 10% dan penambahan biji nangka 40% dari
segi organoleptik rasa dan tekstur. Penambahan kacang tunggak 10% dan
biji nangka 40% menghasilkan formula terbaik berdasarkan uji protein
sebesar 17,85% dan dapat memenuhi standar kadar protein pada snack
bar komersil 16,70% serta mampu memenuhi 18,21% dari kebutuhan
protein pada AKG.
Tabel Kandungan Zat Gizi Snackbar dalam 100 gr
No Zat Gizi Jumlah Satuan
1 Energi 464.86 Kcal
2 Karbohidrat 122,32 Gram
3 Lemak 37,24 Gram
4 Protein 25,42 Gram
12
Adapun Bahan penyusun dalam pembuatan Snackbar antara lain :
a) Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir
gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti.
Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks
yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam
bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan
yang terbuat dari bahan tepung terigu.Tepung terigu juga berasal dari
gandum, bedanya tepung terigu berasal dari biji gandum yang
dihaluskan, sedangkan tepung gandum utuh (whole wheat flour) berasal
dari gandum beserta kulit arinya yang ditumbuk (Minah, 2015).
b) Susu Skim
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan
susu, sedikit lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
c) Margarin
Margarin adalah bahan makanan yang terbuat dari minyak atau lemak
tumbuh-tumbuhan atau yang biasa disebut lemak nabati. Margarin
memiliki tekstur yang lebih kaku dari pada mentega. Selain itu margarin
juga mengandung lemak baik yang lebih banyak daripada lemak jenuh
atau kolesterol jahat yang biasa terkandung dalam unsur hewani.
d) Telur Ayam
Telur salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat
mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur dapat dimanfaatkan sebagai
lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain
sebagainya. Telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk
anak- anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dalam jumlah
cukup banyak. Telur juga sangat baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang
hamil, ibu yang menyusui dan orang yang sedang sakit. (Widarta, 2018)
e) Gula Pasir
Pada pembuatan snack bar, gula yang digunakan sebanyak 20-40%
dari berat tepung. Meningkatnya kadar gula di dalam adonan snack bar,
13
akan mengakibatkan snack bar menjadi semakin keras, sedangkan jika
gula yang ditambahkan kurang maka dapat menyebabkan tekstur snack
bar menjadi berpori-pori besar dan kasar (Sangkan Paran, 2009).
f) Vanili
Vanili merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang berfungsi
memberikan aroma harum dan adonan yang dihasilkan tidak berbau
amis/apek. Vanili didapat secara alami pada tumbuhan vanilla yang
diambil ekstrak/biji vanili.
g) Garam
Garam memiliki fungsi utama yaitu untuk pengawet pada bahan
makanan. Garam berperan dalam menguatkan rasa atau pembentuk
rasa,dalam pembuatan produk garam berfungsi dalam pelarutan gluten
untuk menciptakan struktur yang baik dalam adonan.Sebagian besar
formula kue menggunakan 1% garam atau kurang.
Standar resep snackbar
Tabel 6. Standar Resep Snackbar
3 Margarin 75 gr
4 Telur ayam 60 gr
6 Vanili 10 gr
7 Garam 1 gr
14
2) Semua bahan ditimbang sesuai dengan resep menggunakan
timbangan.
3) Pembuatan adonan diawali dengan proses pencampuran dan
pengadukan bahan-bahan.
4) Ketika adonan telah menyatu,dan lebarkan adonan diatas loyang
yang sudah dialasi baking paper kemudian masukkan kedalam
oven.
5) Setiap snack bar memerlukan suhu dan lama pembakaran yang
berbeda.Suhu pemanggangan snack bar yang umum di oven
dengan suhu 170 C atau sama dengan 25-30 menit.
6) Segera angkat dan keluarkan dari Loyang.
D. Ibu Hamil
Kehamilan didefinisikan sebagai proses dari pembuahan hingga
terbentuknya janin. Adapun masa mengandung pada wanita berkisar
selama 280 hari (40 minggu) dimana diukur dari hari pertama menstruasi
terakhir (Azizah, 2018)
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan menghadapi
masalah gizi. Hal ini berhubungan dengan proses pertumbuhan janin dan
pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses
kehamilannya. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi 300-350 kkal,
protein 1-30 gr, zat besi 9 mg, dan seng 2-4 mg. Terpenuhinya seng selama
masa mengandung sangatlah diperlukan bagi ibu hamil. Pasalnya, seng
inilah yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan tulang dan
mempercepat proses pembelahan sel. Selain itu, seng juga menjaga
kandungan ibu hamil dengan menghindarkannya dari kelainan bawaan dan
risiko lahir prematur (Ernawati, 2019).
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan
kira-kira 80.000 kka selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu
tambahan energi ekstra sebanyak 300-350 kkal setiap hari selama hamil.
Jika asupan gizi untuk ibu hamil tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh
maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kebutuhan makanan pada ibu hamil
harus dipenuhi (Rosmalina, 2019)
15
Pemberian Makanan Tambahan merupakan salah satu upaya
pemberian makanan tambahan pada kelompok rentan,salah satunya yaitu
ibu hamil. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018,
prevalensi ibu hamil yang mendapatkan makanan tambahan hanya sebesar
25,5% dan yang tidak mendapat pemberian makanan tambahan sebesar
78,8%. Angka ini tergolong cukup tinggi sehingga diperlukan upaya untuk
meningkatkan pravelensi asupan Pemberian Makanan Tambahan
(Puspitasari, 2021)
E. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah yang uji yang dilakukakan untuk mengetahui
rasa dan bau dari suatu produk makanan, minuman, dan produk lain.
metode dalam uji kesukaan biasanya digunakan untuk membedakan
kualitas dari makanan mengenai warna,aroma,tekstur, dan rasa yang
secara langsung dapat dibedakan. Uji ini berfungsi untuk menentukan
tingkat kesukaan produk terhadap konsumen (Mufathiroh, 2013).
Uji kesukaan ini dipakai Hedonic Scale Methode. Adapun yang
dimaksud dengan Hedonic Scale Methode adalah suatu kegiatan pengujian
yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang panelis yang mana
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan
konsumen terhadap suatu produk tertentu. Metode ini mempunyai
keuntungan antara lain :
1. Sederhana, karena dapat digunakan panelis yang luas tingkatannya.
2. Panelis dapat menilai tanpa memerlukan pengalaman terlebih dahulu.
3. Data yang diperoleh dapat dianalisis secara statistika.
4. Hasilnya dapat membedakan tingkat kesukaan konsumen (Mufathiroh,
2013).
Adapun Parameter Uji Organoleptik Meliputi :
a) Warna
Warna adalah faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan atau
bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan
agar menarik.Sebelum fakor-faktor yang lain dipertimbangkan secara
visual.
16
b) Aroma
Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan
indera pembau untuk menghasilkan aroma. Senyawa berbau sampai ke
jaringan pembau dalam hidung bersama-sama dengan udara.
Penginderaan cara ini memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat
mutlak. Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa
yang mudah menguap itu dapat sebagai akibat atau reaksi karena
pekerjaan enzim atau dapat juga terbentuk tanpa bantuan reaksi enzim.
c) Tekstur
Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu, kita
menghendaki makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai
dengan selera yang kita harapkan, sehingga bila kita membeli makanan,
maka pentingnya nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga,
tekstur, dan rasa. Tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut
menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera cita rasa
dipengaruhi oleh konsistensi makanan.
d) Rasa
Rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut menentukan daya
terima konsumen. Rasa sebagian besar bahan pangan biasanya tidak stabil
yaitu dapat mengalami perubahan selama penanganan dan pengolahan,
selain itu perubahan tekstur dan vikositas bahan panganan dapat
memberikan rasa. Cacat pada rasa dapat disebabkan oleh adanya
penyimpanan susu dan produk susu yang digunakan, dan juga akibat
kekurangan atau kelebihan penambahan bahan-bahan lain, termasuk
penambahan rasa (Mufathiroh, 2013)
17
F. Kerangka Konsep
(Perlakuan A)
Daya terima Snackbar
45 gram tepung kacang tolo + tepung kacang tolo dan
5 gram tepung daun kelor tepung daun kelor,
Meliputi :
(Perlakuan B)
1. Warna
40 gram tepung kacang tolo +
2. Aroma
10 gram tepung daun kelor
3. Tekstur
(Perlakuan C) 4. Rasa
35 gram tepung kacang tolo +
15 gram tepung daun kelor
18
G. Definisi Operasional
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Ilmu
Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan dan waktu
penelitian akan direncanakan pada bulan Februari 2023.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan direncanakan ini bersifat eksperimental
yaitu dengan rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah Rancangan Acak Lengkap , dengan 3 (Tiga) perlakuan dan 2 (dua)
kali pengulangan yang dilakukan. Jenis perlakuan pada penelitian ini
didasarkan pada kecukupan seng ibu hamil yaitu 3 mg perhari, yang dapat
mencukupi sebagian atau beberapa persen dari kecukupan seng perhari
ibu hamil.
Perlakuan :
Perlakuan A yaitu 45 gr tepung kacang tolo + 5 gr tepung daun kelor
Perlakuan B yaitu 40 gr tepung kacang tolo + 10 gr tepung daun kelor
Perlakuan C yaitu 35 gr tepung kacang tolo + 15 gr tepung daun kelor
2. Jumlah unit percobaan
Jumlah unit percobaan (n) dalam penelitian dihitung dalam rumus :
n = rxt
= 2x3
= 6 unit percobaan
Keterangan :
n = Jumlah unit percobaan
r = Jumlah pengulangan (replikasi) sebanyak 2 kali
t = Jumlah perlakuan (treatment).
20
C. Tata Letak (Lay out) Percobaan
1 2
A1 (0,572) A2 (0,128)
3 4
B1 (0,934) B2 (0,340)
5 6
C1 (0,937) C2 (0,844)
Keterangan :
a) A1, A2 = Perlakuan A, ulangan ke-1, ke-2, yaitu memakai 50 gr tepung
kacang tolo dan 5 gr tepung daun kelor,
b) B1, B2 = Perlakuan B, ulangan ke-1, ke 2, yaitu menggunakan 50 gr
21
tepung kacang tolo dan 10 gr tepung daun kelor
c) C1, C2 = Perlakuan C, ulanga ke-1, ke 2, yaitu menggunakan 50 gr
tepung kacang tolo + 15 gr tepung daun kelor
D. Bahan dan Alat
1. Bahan Pembuatan Snackbar
22
2. Alat Pembuatan Snackbar
Tabel 10. Alat Pembuatan Snackbar
No Alat Jumlah
1 Timbagan digital 1bh
2 Baskom kecil 1 bh
3 Spatula kayu 1 bh
4 Solet 1 bh
5 Sendok makan 2 bh
6 Pisau 1 bh
7 Piring stainless 2 bh
8 Loyang 2 bh
9 Oven baking 1 bh
23
e) Setelah mengering dihaluskan menggunakan blender kering,digiling
selama 5 menit dengan kecepatan tinggi.
f) Kemudian serbuk diayak dengan ukuran 100 mesh, untuk
memisahkan tepung dari tulang daun dan tangkai daun yang terikut.
(Zakaria 2012)
5. Proses Pembuatan Snack Bar
Prosedur Pembuatan Snackbar Kacang Tolo dan Tepung Daun Kelor :
a) Menimbang bahan yang akan digunakan dipersiapkan :
Perlakuan A penambahan Tepung terigu 45 gr : tepung kacang tolo
50 gr : Tepung daun kelor 5 gr,perlakuan B penambahan Tepung
terigu 40 gr : tepung kacang tolo 50 gr : Tepung daun kelor 10 gr,
Perlakuan C penambahan Tepung terigu 35 gr : tepung kacang tolo
50 : Tepung daun kelor 15 gr.
b) Masukkan kedalam baskom plastik kocok telur ,gula,margarin,vanili
dan garam mixer hingga mengembang
c) Campur tepung terigu,tepung kacang tolo,tepung daun kelor,susu
skim,lalu di ayak
d) Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan telur,aduk balih
hingga merata dengan spatula.
e) Ketika adonan telah menyatu,lebarkan adonan diatas loyang yang
sudah dialasi margarin kemudian masukkan kedalam oven.
f) Suhu pemanggangan snackbar yang umum di oven dengan suhu
170°C atau sama dengan 25-30 menit.
g) Segera angkat dan keluarkan dari loyang.
E. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Uji Organoleptik
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan uji organoleptik yaitu
warna, aroma, tekstur, dan rasa dari snackbar oleh panelis yang diambil
dari Mahasiswa/I Jurusan Gizi yang sudah lulus mata kuliah Ilmu Teknologi
Pangan (ITP),tidak keadaan sakit, tidak merokok dan bersedia untuk ikut
melakukan uji organoleptik.
24
Sampel disediakan di dalam piring kecil dengan setiap piring diberi
label sesuai dengan perlakuan. Setiap panelis diberi formulir unit
organoleptik masing-masing satu lembar untuk setiap percobaan. Penilaian
dinyatakan dalam skala hedonik dengan kriteria sebagai berikut:
1 = Tidak suka
2 = Kurang suka
3 = Suka
4 = Sangat suka
5 = Amat suka
25
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, P., Nst, F. H., Khairani, A. F., Budi, R., & Harahap, M. S. (2022).
Pelatihan Pengolahan Daun Kelor Menjadi Bubur , Sebagai Diet
Alternative Penderita Diabetes ,. 1(2), 80–83.
Azizah, A., & Adriani, M. (2018). Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada
Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis.
Media Gizi Indonesia, 12(1), 21. https://doi.org/10.20473/
Darawati, (2016). Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Pangan
Lokal Sebagai Produk Sarapan Untuk Remaja Gemuk (The
development of functional food product based on local food as
breakfast for overweight/obese adolescents). Jurnal Gizi Pangan,
11(1), 43–50.
Dewanti, E. (2018). Peranan World Food Programme (WFP) Melalui
Program Food For Assets (FFA) Dalam Upaya Mengurangi Potensi
Rawan Pangan Di Indonesia. Global Political Studies Journal, 2(2),
101–132. https://doi.org/10.34010/gpsjournal.v2i2.2026
Fadillah, R., Purnamawati, H., & Supijatno. (2020). Produksi Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata [L.] Walp) dengan Input Pupuk Rendah.
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 48(1),
44–51. https://doi.org/10.24831/jai.v48i1.27597
Fenthy Marlina Safitri, Yunda Maymanah Rahmadewi, M. A. (2017). Vol. 6,
No. 1, Tahun 2017. Jurnal Teknologi Pertanian, 6(1), 49–59.
Ernawati, A. et al. (2019) ‘Masalah gizi pada ibu hamil nutritional issues
among pregnant mothers’, XIII(1), pp. 60–69.
Fanny, L., Tri, R.S. and Rowa, S.S. (2021) ‘Daya Terima dan Analisis
Protein serta Serat Snack Bar dengan Penambahan Tepung Ampas
Tahu’, Media Gizi Pangan, 27(2), pp. 87–96.
FOODLICIOUS (2021) Resep Snack Bar Nikmat Mudah Dibuat, WOMAN
BLITZ.COM. Available at: https://www.womanblitz.com/resep-snack-
bar-nikmat-mudah-dibuat-3095.html (Accessed: 3 February 2023).
Rosmalina, Y., Safitri, A. and Ernawati, F. (2019) ‘Asupan Energi Dan
Penggunaan Energi (Energy Expenditure) Selama Kehamilan: Studi
26
Longitudinal’, Gizi Indonesia, 37(2), p. 101. Available at:
https://doi.org/10.36457/gizindo.v37i2.155.
Irwan, Z. (2020). Kandungan Zat Gizi Daun Kelor (Moringa Oleifera)
Berdasarkan Metode Pengeringan. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1),
69–77. http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m%0A
Lisda Juniarsy Rahardjo, Asrul Bahar, & Annis Catur Adi. (2019). Pengaruh
Kombinasi Kacang Kedelai (Glycine Max) Dan Kacang Tunggak (Vigna
Unguiculata (L) Walp.) Yang Diperkaya Biji Nangka (Artocarpus
Heterophyllus) Terhadap Daya Terima Dan Kadar Protein Snack Bar
.Amerta
Marhaeni, L. sutji. (2021). Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Sumber
Pangan Fungsioal Dan Antioksidan Luluk. Agrisia, 13(2), 40–53.
Puspitasari, M., Gustina, T., Rany, N., Kesehatan, D., & Riau, P. (2021).
Pemberian makanan tambahan ibu hamil kek di puskesmas karya
wanita pekanbaru 1,2,3,4.
Rustamaji, G. A. S., & Ismawati, R. (2021). Daya Terima Dan Kandungan
Gizi Biskuit Daun Kelor Sebagai Alternatif Makanan Selingan Balita
Stunting. Jurnal Gizi Unesa, 01(01), 31–37.
Sabilah, H., & Eviyanti, A. (2022). Perhitungan Kalori Gizi pada Ibu Hamil
Berbasis Website Menggunakan Metode Cooper. Seminar Nasional
Inovasi Teknologi,
Safitri, F. M., Ningsih, D. R., Ismail, E., & Waluyo, W. (2016).
Pengembangan getuk kacang tolo sebagai makanan selingan alternatif
kaya serat. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of
Nutrition and Dietetics),
Taula, M. S. D., Oessoe, Y. Y. E., Sumual, M. F., Program, M., Teknologi,
S., Pertanian, F., Ratulangi, U. S., Program, D., Teknologi, S.,
mengevaluasi data bagaimana kualitas pada snack bars berdasarkan
komposisi kimia dari aneka snack bars berbahan baku lokal
Zaddana, C., Almasyhuri, A., Nurmala, S., & Oktaviyanti, T. (2021). Snack
Bar Berbahan Dasar Ubi Ungu dan Kacang Merah sebagai Alternatif
Selingan Penderita Diabetes Mellitus. Amerta Nutrition, 5(3)
27
Lampiran 1
BUKTI BIMBINGAN PROPOSAL
3. 3 Oktober Menyerahkan
2022 Judul dan
diskusi
28
4. 10 Diskusi Judul
Oktober
2022
5. 18 Menyerahkan
Oktober Latar Belakang
2022 Proposal
6. 30 Menyerahkan
November Tinjauan
2022 Pustaka dan
Metode
Penelitian
7 1 Revisi
Desember Proposal
2022
8 2 Revisi
Desember Proposal
2022
29
Lampiran 2
Dokumentasi Pembuatan Tepung Kacang Tolo
Gambar 1. Sortasi kacang tolo Gambar 2. Rendam kacang tolo Gambar 3. Kukus kacang tolo
Gambar 4. Masukkan Cybinet Dryer Gambar 5. Blender Kacang tolo Gambar 6. Ayak kacang tolo
30
Lampiran 3
Dokumentasi Pembuatan Tepung Daun Kelor
Gambar 1. Sortasi daun kelor Gambar 2. Cuci daun kelor Gambar 3. Susun diatas loyang
Gambar 4. Masukkan Cybinet Dryer Gambar 5. Blender daun kelor Gambar 6. Ayak daun kelor
31
Lampiran 4
Dokumentasi Bahan Pembuatan Snackbar
32
Lampiran 5
Dokumentasi Hasil Snackbar
Perlakuan A
Perlakuan B
Perlakuan C
33
Lampiran 5
Nilai Gizi Snackbar
Perlakuan A
Perlakuan B
Perlakuan C
34