OLEH :
P01031220087
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan modifikasi resep yang berjudul ” modifikasi snack kroket ikan
gabus untuk penderita HIV dan TBC ’’
2. Ir. HJ ELIDA HANUM LUBIS, selaku Kepala Instalasi Gizi RSU HAJI
MEDAN
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan penyakit yang sangat
mematikan, menular dan menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat hingga saat
ini. Penyakit ini timbul dikarenakan adanya hubungan seks bebas antara pasangan
wanita dan lelaki atau bisa dikatakan bertukar pasangan sehingga dapat
menyebakan virus yang menyerang system imun tubuh dan jika terus
berkembang akan menyebabkan AIDS (Hia, 2020).
Jumlah penderita HIV di Indonesia semakin meningkat. Diperkirakan
sekitar 40 juta orang telah terinfeksi dan lebih dari 20 juta orang meninggal.
Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Pengidap
HIV yang dilaporkan per Juni 2022 di Provinsi Sumatera Utara terdapat sebanyak
27.850 kasus (Kemkes, 2022).
Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi salah satu bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis yang dapat
menyerang paru paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti
ginjal,tulang belakang, otak dan dapat menyebabkan penurunan berat badan
yang aktif dan nafsu makan yang menurun. Penularan bisa terjadi ketika
penderita TBC batuk atau bersin dan tanpa disengaja penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan darah.
Penyakit TBC banyak menyerang pada usia produktif (15-49 tahun).
Serta, penderita TBC dapat menularkan TBC pada segala kelompok usia.
Persentase penderita TBC paru semua tipe pada orang berjenis kelamin laki-laki
lebih besar daripada orang yang berjenis kelamin perempuan, dikarenakan laki-
laki kurang memperhatikan pemeliharaan kesehatan diri sendiri serta laki-laki
sering kontak dengan factor resiko dibandningkan dengan perempuan (Kristini,
2020).
Diet ETPT merupakan diet yang mengandung energy dan protein diatas
kebutuhan normal. Diet diberikan ddalam bentuk makanan biasa ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi. Protein tinggi berfungsi untuk memelihara dan
mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.oleh karena itu sumber hewani yang
tinggi akan protein yang bagus akan tubuh atau imun untuk penderita HIV serta
TBC ialah ikan gabus dan bandeng.
Untuk itu, dilakukanlah intervensi terhadap pasien yang mengidap
penyakit HIV serta TBC di RSU HAJI MEDAN. Dengan memberikan snack
kroket ikan gabus isi sayur. Berdasarkan latar belakang diatas, mahasiswa
tertarik melakukan modifikasi resep “pemberian snack kroket ikan gabus isi
sayur pada pasien HIV serta TBC di RSU HAJI MEDAN”.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memodifikasi snack diet HIV dan TBC.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan uji coba snack diet untuk penderita HIV dan TBC tinggi
energy dan tinggi protein.
2. Menghitung gizi dan harga dari modifikasi resep
3. Memodifikasi cara mengolah SNACK
4. Mengolah snack tinggi energy tinggi protein pada penderita HIV dan
TBC
3. Manfaat
1. bagi pasien
Mendapatan makanan dengan kualitas yang baik dengan nilai gizi yang tinggi
2.Bagi mahasiswa
TINJAUAN PUSTAKA
Human immunodeficiency virus adalah salah satu jenis virus yang dapat
menyebabkan penyakit serius pada penderitanya.lebih tepatnya HIV ini dapat menyerang
salah satu sel di dalam sel drah putih yaitu sel T atau CD4,dimana sel tersebut memiliki
peran peran penting untuk menjaga imun tubuh dan memerangi infeksi yang masuk ke
dalam tubuh. Dengan kata lain, perbedaan HIV dan AIDS ialah HIV irus yang
menyebabkan melemahnya sistem imunitas tubuh, sedangkan IDS adalah kondisi
gangguan kesehatan yang diakibatkan dari melemahnya sistem imunitas tubuh.maka dari
itu penderita HIV dan AIDS ini rentan untuk terkena penyakit TBC,dan ISPA.
Beberapa protein HIV menganggu fungsi sel T secara langsung, baik melalui
gangguan siklus sel maupun melalui penurunan regulasi molekul CD4. Efek sitotoksik
langsung dari replikasi virus bukanlah penyebab utama penurunan sel T CD4, melainkan
karena apoptosis sel T sebagai bagian dari hiperaktivasi imun dalam merespon infeksi
kronik. Sel yang terinfeksi juga dapat terdampak oleh serangan imun tersebut. HIV
menyebabkan siklus sel berhenti sehingga menganggu produksi profil sitokin.
5. TBC
TBC bukan penyakit keturunan TBC ini dapat menyerang siapa saja tua, muda,
laki,perempuan dan dapat menularkan 10-15 orang pertahun di sekitarnya, namun bakteri
TBC ini dapat menular melalui udara ketika partikel dahak orang dengan tbc parau keluar
saat batuk bersin dan bericara, percika percikan dahak tersebut.
2. Bahan
3. Cara mengolah
Resep lama
1. Panaskan wajan dengan 2 sdm sedikit minyak. Tumis bawang putih, bawang
bombay, seledri, dan wortel. Tumis hingga harum.
2. Masukkan garam, dan gula. Tambahkan buncis, labu siam, wortel, seledri, aduk
rata.
3. Lelehkan margarin, masukkan tepung, aduk rata hingga memasir. Tuang susu,
aduk hingga rata. Angkat.
4. Tambahkan kentang, aduk rata.lalu tuangi susu cair. Aduk rata dan angkat.
5. Ambil 1½ sdm adonan, bulatkan, lalu pipihkan. Taruh ½ sdm bahan isi di tutup
membentuk bulat lonjong. Kemudian, celupkan berurutan ke dalam tepung
terigu, telur, dan tepung panir. Ulangi proses untuk sisa adonan.
6. Panaskan minyak di atas api sedang, goreng kroket hingga cokelat keemasan.
Angkat, tiriskan. Sajikan.
Resep baru
1. Panaskan wajan dengan 2 sdm sedikit minyak. Tumis bawang putih, bawang
bombay, labu siam dan wortel. Tumis hingga harum.
2. Masukkan garam, dan gula. Tambahkan buncis, lalu aduk rata. Dan sisihkan.
3. Lelehkan margarin, masukkan tepung, aduk rata hingga memasir. Tuang susu
cair, aduk hingga rata. Angkat.
4. Tambahkan kentang dan ikan gabus yang sudah dihaluskan, aduk rata.
5. Ambil 1½ sdm adonan, bulatkan, lalu pipihkan. Taruh ½ sdm bahan isi di Tutup
membentuk bulat lonjong. Kemudian, celupkan berurutan ke dalam tepung
terigu, telur, dan tepung panir. Ulangi proses untuk sisa adonan.
6. Panaskan minyak di atas api sedang, goreng kroket hingga cokelat keemasan.
Angkat, tiriskan. Sajikan.
c. Zat Gizi
Hia, H. (2020). Latar Belakang HIV. Retrieved Februari 21, 2023, from Repository UHN:
https://repository.uhn.ac.id
Kemenkes RI. (2022, September 9). Melalui kegiatan INA-TIME 2022 Ke-4, Menkes
Budi Minta 90% Penderita TBC Dapat terdeteksi di Tahun 2024. Retrieved
Februari 21, 2023, from Kemkes: http://p2p.kemkes.go.id
Kemkes. (2022). Laporan Eksekutif Perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi.
Retrieved Februari 2023, from SIHA KEMKES: https://siha.kemkes.go.id
Kristini, T. D. (2020). Potensi Penularan TBC Parru pada Anggota Keluarga Penderita.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15, 24-28.
Maidinar, S. (2020). Pemanfatan dging ikan tongkol dalam pembuatan stick. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 5.
Purnama, M. D. (2022, Desember 1). Hari AIDS Sedunia. Retrieved Februari 21, 2023,
from UNESA: https://www.unesa.ac.id
Yustiaji, L. (2016). Efektifitas Konsumsi Buah dan Sayur terhadap tingkat penyembuhan
TBC. In A. R. Hidayat, Lomba Karya Tulis Ilmiah Sma dan SMK. Ciamis: SMA
Negeri 1 Ciamis.