Disusun Oleh
MUHAMMAD ADI FIRDAUS, S.Farm (1543700265)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berdasarkan Permenkes no 58 tahun 2014, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan suatu
pelayanan
dengan sediaan farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tujuan dari
standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yaitu untuk untuk meningkatkan
mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga
kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang
tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
1.2 Gastroenteritis Akut
Epidemiologi Penyakit Gastroenteritis Akut ( GEA )
Diperkirakan tiga sampai lima miliar kasus gastroenteritis terjadi di seluruh
dunia setiap tahun, terutama menjangkiti anak-anak dan orang di negara
berkembang. Ini mengakibatkan sekira 1,3 juta kematian pada anak-anak di
bawah usia lima tahun sejak 2008, sebagian besar kasus terjadi di negara-negara
paling miskin di dunia. Lebih dari 450.000 kematian tersebut disebabkan oleh
rotavirus pada anak di bawah usia 5 tahun.Kolera menyebabkan sekira tiga hingga
lima juta kasus penyakit dan membunuh sekira 100.000 orang setiap tahun. Di
negara berkembang anak-anak di bawah usia dua tahun sering mengalami infeksi
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Kasus Pasien
Gastroenteritis Akut
1. DEFINISI
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi
tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK,
2007). Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
dan darah.
2. EPIDEMIOLOGI
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, menyatakan bahwa
secara global setiap tahun ada 2 miliar kasus gastroenteritis. Di Negara ASEAN,
anak-anak balita mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian gastroenteritis pertahun atau
hampir 15-20% waktu hidup anak dihabiskan untuk gastroenteritis (Soebagyo, 2008).
Pada tahun 2008, di Indonesia episode gastroenteritis pada balita berkisar 40 juta per
tahun dengan kematian sebanyak 200.000 - 400.000 balita . (Soebagyo, 2008).
Gastroenteritis merupakan masalah kesehatan terutama pada balita dimana tingkat
global,
gastroenteritis
menyebabkan
16%
kematian,
sedikit
lebih
rendah
usus.
Alat
pencernaan
atau
yang
kristotoksin
terganggu
pada
yang
melekat
pasien
yang
5. PENATALAKSANAAN TERAPI
Terapi untuk GEA merupakan terapi untuk diare akut sebagai manifestasinya.
a. Terapi Cairan dan Elektrolit.
Semua pasien yang mengalami diare membutuhkan evaluasi medik, terapi cairan dan
elektroli harus menjadi bagian dari penanganan.Terapi ini merupakan yang paling
penting untuk mencegah atau menghindari dehidrasi. Cairan elektrolit mengandung
Na 60-90 mEq/L, K 20 mEq/L, Cl 80 mEq/L, Sitrat 30 mEq/L, dan glukosa 20
g/L.Diet yang tepat harus dibeikan sebagai pengganti energi yang terbuat dan
memfasilitasi perbaruan enterosit. Pemberian susu dihindari untuk menghindari lebih
parahnya diare karena intoleransi laktosa.
usus. Loperamide tidak dapat digunakan pada inflamatory diarrhea. Obat anti sekresi
seperti Bismuth subsalisilat digunakan untuk pasien yang mengalami diare dengan
keluhan mual dan muntahPenggunaan adsorben seperti Kaolin-Pectin, Karbon aktif,
dan Attapulgite terbukti kurang kuat untuk mengatasi diare akut pada dewasa.
c. Terapi Antimikroba
Antimikroba digunakan untuk membunuh kuman yang telah dibuktikan
dari sampel
feses.
1) Kolera. Terapi pilihan pertama: Doxycycline 300mg sekali atau Tetrasiklin 500 mg
sekali sehari selama 3 hari. Alternatif dapat digunakan Azithromycin atau
Ciprofloxacin
2) Shigellosis. Terapi pilihan pertama Ciprofloxacin 500mg 2dd1 selama 3 hari.
Alternatif dapat digunakan Pivmecillinam 400mg 4dd1 selama 5 hari.
3) Amoebiasis. Metronidazole 750mg 3dd1 selama 5 hari, dapat diperpanjang selama
10 hari bila parah.
4) Giardiasis. Metronidazole 250mg 3dd1 selama 5 hari.
5) Campylobacter. Digunakan Azithromycin.
BAB III
TINJAUAN KASUS II
3.1 Identitas Pasien
1. No Rekam Medis
: 00.23.XX.XX
2. Nama Pasien
: Ny. Yul
3. Umur
: 49 tahun
Keluhan Pasien
Diare
Mual
Muntah
Demam
Pusing
Keterangan :
() ada keluhan
(-) tidak ada keluhan
: 38,8 0C
3) Nadi
: 100x / menit
Parameter
TD
Nadi (x/menit)
Pernafasan
(x/menit)
Suhu c
Nilai
Rujukan
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
P : 11,3-17,0
P : 4,3-10,4
P :36,0-46,0
Trombosit
P :132.000
Ureum
Creatinin
Asam Urat
Glukosa
Darah
Per/jam
Elektrolit Na
Kalium
Calcium
Fosfor (P)
P: 15-40
P: 0,6-1,1
P:2,6-6,0
P:70-150
P:135-147
P:3,5-5
P:8,8-10,2
P:2,5-4,8
Satuan
04/11
Hematologi
g/d
14,9
/
10,9
%
42
329.00
/
0
Faal Ginjal
mg/dl
88
mg/dl
2,4
mg/dl
3,4
277
mg/dl
jam
16.00
Mmol/L
135
mEg/L
2,8
mg/dl
7,2
mg/dl
2,6
223
jam
06.00
Hasil
Coklat
Nilai Rujukan
Coklat / kuning
Konsistensi
Lendir
Darah
Mikroskopik
Amuba
Kista
Leukosit
Eritrosit
Cacing
Telur cacing
Lain lain
Bakteri
Yeast
Sisa makanan
Amylum
Lemak (fat)
Kristal asam lemak
Sisa sayuran
Serabut otot
Lembek
Negatif
Negatif
3 -5 /LPB
0 1 /LBP
Negatif
Negatif
Lembek
Negatif
Negatif
14
02
Negatif
Negatif
2+
1+
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Kekuatan
Rute
New Diatabs
600 mg
Oral
Sanmol
500 mg
Oral
Enzymplex
Ranitidine
150 mg
Metformin
Glibenclami
d
Sulcolon
Codipront
Syr
Ondansetron
Ceftriaxone
Primperan
Aturan
Pakai
04/11
P
Oral
Oral
3x1
3x1
(k/p)
3x1
2x1
500 mg
Oral
2x1
5 mg
Oral
1x1
500 mg
15 mg/
5 ml
4 mg
1 gr
10mg/
2ml
Oral
Oral
i.v
2x1
3x1
(k/p)
2x1
2x1
i.v
1x1
Oral
05/11
M
06/11
M
07/11
M
Obat Pulang
Nama obat
Ondansetron 4 mg
Enzymplex Tab
New Diatabs Tab
Metformin 500 mg
Ranitidine 150 mg
Aturan Pakai
2x1 ac
3x1 pc
3x1
2x1 ac
2x1
Rute
Oral
Oral
Oral
Oral
Oral
Dosis
buang air besar, maksimum penggunaan 12 tablet New Diatabs dalam waktu 24 jam.
Kontra indikasi
Efek samping
b. Sanmol tablet
Komposisi
: Paracetamol 500 mg
Indikasi
: Nyeri ringan sampai sedang dan demam
Dosis
: Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam
bila perlu, maksimum 4 g per hari. Oral : Anak untuk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis
per 24 jam), < 4 bulan (2.7 5 kg) 40 mg, 4 11 bulan ( 5 8 kg) 80 mg, 12 23
bulan ( 8 11kg) 120 mg, 2 3 tahun (11 16 kg) 160 mg.
Kontraindikasi
Efek samping : efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan
darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
c. Enzymplex tablet
Komposisi
Kontraindikasi
:-
Efek samping
:-
: Ranitidine 150 mg
Indikasi
tukak duodenum, tukak ringan aktif. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk
refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan
kondisi hipersekresi patologis. Sebagai bagian regimen multiterapi eradikasi H. Pylori
2-4mg/kg/hari di bagi menjadi 2 kali sehari ; dosis terapi maksimum: 300 mg/hari.
Dosis pemeliharaan 2-4 mg/kg sekali sehari. Tukak duodenum dewasa : oral 150mg
2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari setelah makan malam atau sebelum tidur
malam. Dosis pemeliharaan 150 mg sekali sehari sebelum tidur malam. Tukak
lambung ringan dewasa oral : 150mg 2 kali sehari; dosis pemeliharaan 150mg sekali
sehari sebelum tidur malam. Refluks gastroesofagus dan esofagus erosif : anak 1
bulan 6 tahun: oral 5-10mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali sehari, dosis maksimum
refluks gastroesofagus 300mg/kg/hari.
Kontraindikasi
Efek samping : terbatas dan tidak berbahaya : aritmia, vaskulitis, pusing, halusinasi,
sakit kepala, mengantuk, vertigo, pankreatitis, trombositopenia, gagal hati,
anakfilaksis, reaksi hipersensitivitas.
e. Metformin Tablet 500 mg
Komposisi
Indikasi
dan OHO (obat hipogikemik oral) golongan sulfonilurea, terutama pada pasien yang
gemuk
Dosis
dimulai dari dosis rendah, dan ditingkatkan sesuai respon terhadap terapi. Untuk
metformin dalam bentuk tablet, dosis awal dimulai dari 2 kali sehari @ 250-500 mg
diberikan pada saat sarapan/makan, sedangkan untuk tablet lepas lambat (Ss) 500 mg
per hari diberikan satu kali sehari pada saat makan malam. ntuk metformin dalam
bentuk tablet dosis yang dianjurkan 250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 jam
bersama/sesaat sesudah makan. Dosis maksimal yang dianjurkan untuk anak-anak
2000 mg perhari, untuk orang dewasa 2550 mg perhari, namun bila diperlukan dapat
ditingkatkan sampai maksimal 3000 mg per hari.
Kontraindikasi
gagal jantung, infeksi trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, hamil dan menyusui.
Efek samping : Gangguan pencernaan, antara lain mual, muntah, diare ringan.
Anoreksia. Asidosis laktat, terutama terjadi pada penderita gangguan ginjal dan/atau
hati, atau pada peminum alkohol. Gangguan penyerapan vitamin B12
Komposisi
: Glibenclamid 5mg
Indikasi
lanjut usia 2.5 mg, tetapi hindari- lihat keterangan di atas) disesuaikan berdasarkan
respon: dosis maksimum 15 mg sehari).
Kontraindikasi
: pasien usia lanjut, gangguan hati dan ginjal, wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping
adakalanya tanpa gejala yang khas, agak terjadi gangguan lambung-usus (mual,
muntah, diare), sakit kepala, pusing, merasa tidak enak di mulut, gangguan kulit
alergis.
g. Sulcolon tablet 500 mg
Komposisi
Indikasi
: Sulfasalazine 500 mg
: Untuk pengobatan ulseratif kolitis; obat salut enterik dapat
Dosis
dosis awal 40-60 mg/kg/hari dalam 3-6 dosis terbagi; untuk dosis pemeliharaan 20-30
mg/kg/hari dalam 4 dosis terbagi. Anak > 6 tahun: juvenil reumathoid artritis: tablet
salut enterik dosis: 30-50 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi; dosis awal: dimulai
dengan sampai 1/3 hingga dicapai dosis pemeliharaan; dosis dapat ditingkatkan
tiap minggu; maksimal 2 g/hari. Dewasa: Ulseratif kollitis: dosis awal: 1 g 3-4
kali/hari, dosis pemeliharaan: 2 g/hari dalam dosis terbagi. Dosis awal juga dapat
dimulai dengan 0.5-1 g/hari. Reumatoid artritis: tablet salut enterik: dosis awal 0.5 -1
g/hari ditingkatkan setiap minggu, sebagai dosis pemeliharaan 2 g/hari dalam 2 dosis
terbagi; maksimal 3 g/hari (jika 2 g/hari selama 12 minggu belum memberikan hasil
yang cukup baik).
Kontraindikasi
salisilat, atau dengan komponen lain dalam obat; pasien tenderita porfiria; kerusakan
saluran pencernaan dan saluran urin; wanita hamil.
Efek samping
Saluran cerna : Anoreksia, mual, muntah, diare (33%), gastric distress. Genitauria :
Oligosperma reversible (33%). Alopecia, anafilaksis, anemia aplastik, ataksia,
kristaluria, depresi, nekrosis epidermal , dermatitis exfoliatif , granulositopenia,
halusinasi, anemia hemolitik, hepatitis, interstisial nephritis, jaundice, leukopenia,
lyells sndrome, myelodespatik sindrom, nephropaty (akut), enterocolitis neutropeni,
pancreatitis, neuropati perifer, fotosensitisasi, pruritos rabdolimilisis, kejang,
Indikasi
sendok teh. Anak berusia 6-14 tahun : 2 kali sehari 2 sendok teh. Anak berusia 4-6
tahun : 2 kali sehari 1 sendok teh. Anak berusia 2-4 tahun : 2 kali sehari sendok teh.
Kontra indikasi
hipertropi prostat dengan residu formasi urine, glaukoma, bayi berusia 1 tahun atau
kurang.
Efek samping : mual, muntah, susah buang air besar, sakit kepala yang bersifat
ringan, agak mengantuk, keadaan eksitasi pada bayi (pada kasus overdosis),
perubahan jumlah darah (sangat jarang) dan gangguan buang air kecil, gatal-gatal,
reaksi hipersensitif berat (sangat jarang).
i. Ondansetron 4mg tablet
Komposisi
: Ondansetron 4 mg
Indikasi
: Mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi,
pencegahan mual dan muntah pasca operasi.
Dosis
muntah tingkat sedang: oral: 8 mg, 1-2 jam sebelum terapi, dilannjutkan dengan 8
mg oral tiap 12 jam sampai dengan 5 hari, muntah berat karena kemoterapi: oral: 24
mg, 1-2 jam sebelum terapi, kemudian diikuti 8 mg oral tiap 12 jam sampai 5 hari,
kemudian diikuti 8 mg oral tiap 12 jam sampai 5 hari, pencegahan mual dan muntah
setelah pembedahan: oral: 8 mg 1 jam sebelum anestesi diikuti dengan 8 mg interval
4 jam untuk 2 dosis berikutnya, kemudian dilanjutkan oral untuk berat badan 10 kg,
2 mg setiap 4 jam sampai 5 hari, untuk berat badan > 10 kg 4 mg setiap 4 jam sampai
5 hari (maksimal dosis per hari maksimal 32 mg), pengobatan mual dan muntah
setelah pembedahan: (1 bulan-18 tahun)
Kontraindikasi
: hipersensitivitas, sindroma perpanjangan interval QT bawaan
Efek samping : Biasanya terjadi adalah sakit kepala, sensasi kemerahan atau hangat
pada kepala dan epigastrium, konstipasi pada beberapa penderita.
satu kali sehari. Pada infeksi berat yang disebabkan organisme yang moderat sensitif,
dosis dapat dinaikkan sampai 4 gram satu kali sehari. Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg
BB tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, satu kali sehari. Bayi 15 hari -12 tahun : 20 80 mg/kg BB, satu kali sehari. Dosis intravena > 50 mg/kg BB harus diberikan
melalui infus paling sedikit 30 menit.
Kontraindikasi
gastroesofagus,
unlabelled/investigational
use:pencegahan
dan/atau
menit sebelum makan dan sebelum tidur malam selama 2-8 minggu. IV:10 mg selama
1-2 menit (untuk gejala yang parah); pemberian terapi IV selama 10 hari dapat
diperlukan untuk memperoleh respon terbaik. Dosis lansia:oral:dosis awal 5 mg 30
menit sebelum makan dan sebelum tidur malam selama 2-8 minggu;dinaikkan bila
perlu sampai dengan dosis 10 mg. IV:dosis awal 5 mg selama 1-2 menit, dinaikkan
sampai dengan 10 mg bila perlu. Refluks gastroesofagus: dewasa:oral:10-15 mg/dosis
sampai dengan 4 kali/hari 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam; dosis
tunggal 20 mg kadang-kadang diperlukan untuk situasi mendesak.Lansia:oral:dosis
awal:5 mg 4 kali sehari (30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam), dosis
dinaikkan menjadi 10 mg 4 kali per hari bila tidak ada respon pada dosis yang lebih
rendah. Unlabelled/investigational use:pencegahan dan/atau pengobatan mual dan
muntah karena penggunaan obat-obat kemoterapi, terapi radiasi, atau setelah
pembedahan. Dosis antiemetik anak:IV:1-2 mg/kg 30 menit sebelum kemoterapi dan
tiap 2-4 jam, untuk dosis total 5-10 mg/kg/hari. Dosis antiemetik dewasa:IV:12mg/kg 30 menit sebelum kemoterapi dan tiap 2-4 jam, untuk dosis total 5-10
mg/kg/hari. Dosis mual muntah setelah operasi:IM,IV:10 mg saat mendekati akhir
operasi; dosis 20 mg dapat digunakan.
Efek samping
: Efek samping yang lebih umum/parah:terjadi pada dosis yang
digunakan untuk profilaksis emetik kemoterapi. >10%:efek pada sistem saraf
pusat:kelelahan, mengantuk, gejala ekstrapiramidal (sampai dengan 34% pada dosis
tinggi,0,2% pada dosis 30-40 mg/hari); efek gastrointestinal:diare (mungkin bersifat
dose-limiting); neuromuskular dan skeletal:kelemahan. 1-10%:efek pada sistem saraf
pusat:insomnia,
depresi,
kebingungan,
sakit
kepala;dermatologis:kemerahan;
endokrin dan metabolik:rasa sakit dan panas pada payudara (breast tenderness),
stimulasi prolaktin; gastrointestinal:mual, xerostemia. <1%(dari terbatas sampai
penting/berbahaya):agranulositosis, reaksi alergi, amenorrhea, angioedema, AV block,
bronkospasme, CHF, galactorrhea, ginekomastia, hepatotoksik, hiper/hipotensi,
Codipront dan
New Diatabs
RUTE
Oral
Oral dan
Oral
3x1
PROBLEM
CAUSES
INTERVENSI
OUTCOME
P.1.2. Efek
pengobatan
tidak optimal
C.5.1.
Waktu
penggunaan dan/atau
interval dosis yang
tidak tepat
I.1.1Mengajukan
intervensi kepada
dokter
O.1.0.
Masalah
terselesaikan
seluruhnya
P.2.3. Reaksi
toksisitas
Adanya
interaksi
Ranitidine dan
Glibenclamide
Oral
1x1
P.3.2 Terapi
obat yang
tidak perlu.
C.1.3 Kombinasi
obat-obat yang tidak
tepat
C.1.2
Penggunaan
obat tanpa indikasi
Tidak ada hasil lab
yang menunjukkan
pasien
memiliki
gangguan pada lipid
KET
Berdiskusi tentang
aturan penggunaan
obat
I.1.1Mengajukan
intervensi kepada
dokter
Untuk
penggunaan
berikutnya diberikan
pada pagi dan sore.
O.1.0.
Masalah
terselesaikan
seluruhnya
-
Berdiskusi tentang
waktu penggunaan
obat
I.1.1Mengajukan
intervensi kepada
dokter
O.1.0.
Masalah
terselesaikan
seluruhnya
-
Berdiskusi dengan
dokter
tentang
penggunaan obat
dan
pengecekan
lipid pasien
BAB IV
PEMBAHASAN
mEq/L) dan Kalsium (Ca) Darah 7,8 mg/dL (8.8 10.3mg/dL) di bawah normal
menunjukkan pasien kekurangan keseimbangan cairan dan elektrolit. Oleh karena itu
pasien Ny. YL DM di berikan cairan elektrolit berupa infus ringer lactat, ringer lactat
berfungsi untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi.
Diare akut merukapan salah satu kesehatan yang paling banyak di temukan,
gejala utamanya yaitu dehidrasi dan banyak kehilangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan penurunan volume ekstraselular yang menyebabkan berkurangnya
perfusi jaringan memicu gangguan fungsi organ tubuh salah satunya penurunan
fungsi ginjal, hal ini bisa di lihat dari nilai labolatorium tingginya nilai ureum 88
mg/dL (10-50 mg/dL) dan kreatinin 2,4 mg/dL (0,6-11 mg/dL) yang memingkat. Hal
ini menyebabkan dehidrasi akibat perfusi jaringan berkurang.
Untuk menghentikan diare Ny, YL di berikan New Diatabs adalah obat yang
digunakan untuk mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan memperlambat aktivitas
usus besar sehingga usus akan menyerap lebih banyak air dan tinja akan menjadi
lebih padat. Ceftriaxone adalah golongan antibiotik cephalosporin yang dapat
digunakan untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri. Ceftriaxone
merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai spektrum luas dan waktu
paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan
gram negatif. Ceftriaxone juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang
dihasilkan oleh bakteri. Pada kasus ini pasien di terapi ceftriaxone injeksi. Hasil lab
Ny, YL menunjukan hasil mikroskopik faeses positif bakteri 2+ dan jamur 1+.
Untuk mencegah rasa kembung di perut pasien akibat mengkonsumsi New Diatabs
akan mengurangi batuk dengan penekanan sentral pada pusat batuk, dan merupakan
antihistamin yang mempunyai efek pada alergi. Sulcolone digunakan untuk
mengobati peradangan usus, diare, pendarahan rectal, sakit perut dengan ulseratif
colitis (kondisi dimana usus meradang) tablet di berikan untuk induksi dan
pemeliharaan remisi pada kolitis ulceratif. Kolitis ulseratif adalah penyakit kronis
dimana usus besar atau kolon mengalami inflamasi dan ulserasi menghasilkan
keadaan diare berdarah, nyeri perut, dan demam.
Untuk pemeriksaan gula darah di hari pertama menunjukkan adanya peningkatan gula
darah sewaktu pada jam 06.00 233 mg /dL (70-150 mg/dL), jam 11.00 275 mg/dL
(70-150 mg/dL) dan jam 16.00 277 mg/dL (70-150 mg/dL) menunjukan nilai di atas
normal. Pada pemeriksaan glukosa darah sewaktu 169 mg/dL (70-150 mg/dL)
Peningkatan gula darahsewaktu menunjukkan pasien menderita DM (Sutedja, 2007).
Ny, YL DM mempunyai riwayat diabetes tipe 2. Sebelumnya pasien rutin
mengkonsumsi 2 obat diabetes gludepatic dan latibet.
Kombinasi ini sangat cocok digunakan untuk penderita diabetes melitus tipe 2 pada
pasien yang hiperglikemianya tidak bisa dikontrol dengan single terapi (metformin
atau glibenklamid saja), diet, dan olahraga. Di samping itu, kombinasi ini saling
memperkuat kerja masing-masing obat, sehingga regulasi gula darah dapat terkontrol
dengan lebih baik. Kombinasi ini memiliki efek samping yang lebih sedikit, apabila
dibandingkan dengan efek samping apabila menggunakan monoterapi (metformin
atau glibenklamid saja). Metformin dapat menekan potensi glibenklamid dalam
menaikkan berat badan pada pasien diabetes melitus tipe 2, sehingga cocok untuk
pasien diabetes melitus tipe 2 yang mengalami kelebihan berat badan (80% dari
semua pasien diabetes melitus tipe 2 adalah terlalu gemuk dengan kadar gula tinggi.
Pasien perlu mendapatkan terapi obat tambahan untuk mencegah atau mengobati
kondisi medis atau berkembangnya penyakit pasien.
diinginkan.
d. Dosis terlalu rendah
Pasien di berikan dosis yang terlalu rendah untuk menghasilkan respon yang
diinginkan.
e. Reaksi obat yang merugikan
Pasien mempunyai masalah kesehatan yang merupakan akibat dari reaksi obat yang
tidak dikehendaki. Obat menyebabkan reaksi yang merugikan.
f. Dosis terlalu tinggi
Pasien mendapatkan dosis yang terlalu tinggi, sehingga efek yang diinginkan dalam
terapi pengobatan tidak tercapai.
g. Ketidakpatuhan
Pasien yang tidak patuh dalam menjalankan penggunaan obat yang diberikan
sehingga tidak mendapatkan efek yang diinginkan dari penggunaan obat tersebut.
Pada kasus ini di temukanya DRP yaitu :
1) Terapi obat yang tidak perlu
: Tidak ditemukan.
: Tidak di temukan
: Tidak ditemukan.
: Ada
Pada kasus ini penggunaan obat new diatabs yang di gunakan untuk mengatasi diare.
Obat ini bekerja dengan memperlambat aktivitas usus besar sehingga usus akan
menyerap lebih banyak air dan tinja akan menjadi lebih padat. Dosis new diatab yang
harus di berikan untuk dewasa yaitu 2 tablet setelah buang air besar, maksimum
penggunaan 12 tablet New Diatabs dalam waktu 24 jam. Sedangkan pasien
mendapatkan new diatabs 3 kali sehari 1 tablet.
4) Reksi yang merugikan
5) Dosis terlalu tinggi
: Tidak ditemukan
: Ada
Pada kasus ini penggunaan codipront sirup pada tanggal 04 November 2016 sebanyak
3 x sehari 1 sendok makan. Sedangkan dosis yang dianjurkan untuk penggunaan
codipront sirup untuk dewasa 2 x sehari 3 sendok teh.
6) Ketidak patuhan
: Tidak ditemukan.
12 . Interaksi obat
a. Ranitidine dan Metformin
Ranitidne akan meningkatkan efek metformin dengan cara mengurangi klirens ginjal.
Kemungkinan dapat terjadi interaksi yang berbahaya. Gunakan dengan hati hati
dengan cara memonitoring penggunaanya.
b. Primperan (metoclorpamide) dan Sanmol (paracetamol)
efek
dari
dengan
glibenclamide
dapat
meningkatkan efek dari glibenclamide, kadar glibenclamide dalam plasma darah akan
meningkat, menyebabkan gula darah menjadi terlalu rendah. Perlu penyesuain dalam
penggunaan obat dan monitoring obat.
f. Sulcolone (sulfasalazine) dan Glibenclamide
Menggunakan sulfasalazine bersama glibenclamide dapat meningkatkan efek
dari glibenclamide, kadar glibenclamide dalam plasma darah akan meningkat,
menyebabkan gula darah menjadi terlalu rendah. Perlu penyesuain dalam penggunaan
obat dan monitoring obat.
13. Kesimpulan.