Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Di susun Oleh:

Nama: Yolanda Kakisina


Npm : 1420118012
Tugas : Keperawatan HIV/AIDS
Prodi : Keperawataan
Semester : IV

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Tinggi lagi maha menyayangi, segala puji bagi-
Nya yang telah emmebrikan kami kekuatan dan Hidayah sehingga makalah dengan judul
“Peran perawat pada pemenuhan nutrisi pasien HIV/AIDS” dapat selesai dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pentingnya nutrisi pada pasien HIV/AIDS


2. Penyebab malnutrisi pada pasien HIV/AIDS & penilaian status gizi
3. Prinsip pemberian nutrisi untuk pasien HIV/AIDS
4. Keamanan makanan dan minuman
5. Suplemen zat gizi mikro
6. Jus buah dan sayur
7. Monitorig dan evaluasi

BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nutrisi yang sehat dan seimbang diperlukan pasien HIV/AIDS untuk memperhatikan kekuatan,
meningkatka fungsi sistem imun, meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi ,
dan menjaga orang yang hidup dengan HIV/AIDS tetap aktif dan produktif . Difesiensi vitamin
dan mineral biasa dijumpai pada orang dengan HIV dan defesiensi sudah terjadi sejak stadium
dini walaupun pada ODHA menginsumsi makanan dengan gizi berimbang. Defesiensi terjadi
karena HIV menyeabkan hilangnya nafsu makan dan gangguan absorbsi zat gizi. Di unit
perawatan intermediet penyakit terdapat 87% ODHA dengan berat badan dibawah normal.

Sebagian besar para ODHA dan keluarga mengatakan bahwa nafsu makanna menurun
sehingga frekuensi makan juga berkurang. Keadaan ini dianfaatkan oleh HIV untuk berkembang
lebih cepat. Disamping itu daya tahan tubuh untuk melawan HIV menjadi berkurang. Untuk
mendapatka nutrisi yang sehat dan bderimbang ODHA sebaiknya mengonsumsi makanan yang
bervariasi, seperti makanan pokok, kacang kacangan, produk susu, daging,serta sayur dan buah
buahan setiap hari, lemak dan gula, dan meminu banayk air yang bersih dan aman. Bila
diperlukan bisa diberikan zat gizi mikro dalam bentuk suplemen makanan serta jus buah dan
sayur.

2. Tujuan

1. Menjelaskan Pentingnya nutrisi pada pasien HIV/AIDS


2. Menjelaskan penyebab malnutrisi pada pasien HIV/AIDS & penilaian status gizi
3. Menjelaskan prinsip pemberian nutrisi untuk pasien HIV/AIDS
4. Menjelaskan keamanan makanan dan minuman
5. Menjelaskan suplemen zat gizi mikro pada pasien HIV/AIDS
6. Menjelaskan jus buah dan sayur pada pasien HIV/AIDS
7. Menjelaskan monitoring dan evaluasi pada pasien HIV/AIDS
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pentingnya nutrisi pada pasien HIV/AIDS

Nutrisi yang sehat dan seimbang harus selalu diberikan kepada klien dengan HIV/AIDS
pada semua tahap infeksi HIV. Perawatan dan dukungan nutrisi bagi pasien berfungsi
untuk :

a) Mempertahankan kekuatan tubuh dan berat badan


b) Mrngganti kehilangan vitamin dan mineral
c) Meningkatkan fungsi sistem imun dan kemampuan tubuh untuk meerangi infeksi
d) Memperpanjang periode dari infeksi sehingga berkembang menjadi menjadi penyakit
AIDS
e) Menigkatkan respons terhadap pengobatan , mengurangi waktu dan uang yang
diahbiskan untuk perawatan kesehatan
f) Menjaga orang yang ghidup dengan HIV/AIDS agar dapat tetap aktif, sehingga
memungkikan mereka untuk merawat diri sendiri, keluarga dan anak anak mereka
g) Menjaga orang dengan HIV/AIDS agar tetap produktif, mampu bekerja , tumbuh baik
dan tetap berkontribusi terhadap pemasukan keluarga meraka

Makanan penting bagi tubuh kita untuk:

a) Berkembang, mengganti dan sel sel dan jaringan


b) Memproduksi energi agar tetap hangat, bergerak dan bekerja
c) Membawa proses kimia misalnya pencernaan makanan
d) Melindungi melawan , bertahan terhadap infeksi serta membantu proses penyebuhan
penyakit
2. Penyebab malnutrisi pada pasien HIV/AIDS & penilaian status gizi

 Penyebab malnutrisi protein

Malnutrisi energi protein terjadi karena kurangnya asupan protein dan makronutrien
lain yang merupakan sumber energi atau kalori, yaitu karbohidrat dan lemak.
Berdasarkan jenis nutrisi yang kurang, malnutrisi energi protein dapat dibagi menjadi:

 Kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein
dalam jangka waktu yang lama.
 Marasmus, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein
dan kalori.
 Marasmus kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi energi protein berat yang merupakan
kombinasi keduanya

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami malnutrisi energi
protein adalah:

Faktor sosial

Faktor sosial merupakan penyebab malnutrisi energi protein yang paling umum di negara-
negara berkembang. Faktor ini meliputi:

 Kekurangan bahan pangan, misalnya karena tinggal di lingkungan yang terisolasi.


 Memiliki keterbatasan fisik atau mental yang membuat sulit untuk menyiapkan makanan.
 Memiliki ketergantungan pada orang lain untuk mendapatkan makanan.
 Memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi dan cara mengolah makanan yang baik.
 Menylahgunakan NAPZA dan kecanduan alkohol

Penyakit tertentu

Malnutrisi energi protein juga bisa terjadi karena seseorang menderita suatu penyakit,
antara lain:

 Infeksi di saluran pencernaan yang menyebabkan diare.


 Infeksi cacing tambang yang menyerap nutrisi dari dan darah dari usus
 Penyakit yang mengganggu kemampuan saluran cerna untuk mencerna atau menyerap
makanan, seperti radang usus dan penyakit celiac
 Penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, seperti HIV/AIDS dan
kanker.
 Penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, seperti HIV/AIDS dan
kanker.
 Gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia.

 Penilaian status gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan metode langsung aupun tidak langsung.

a) Secara langsung

1) Antropometri

Antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan


komposisi tubuh diberbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan
untuk melihat ketidakeseimbangan asupan protein dan energi.

Ketidakeseibangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan jarinag tubuh seperti
leak,otot, dann jumlah air dalam tubuh.

2). Klinis

Metode ini didasarkan pada perubahan yang terjadi akibat ketikecukupan gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringa epitel seperti kulit,mata,rambut dan mukosa atau pada
organ organ yang terdekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode
ini uumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda tanda klinis umu dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Selain itu digunakan juga untuk mengetahui tingkat gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik.

3). Biokimia

Penilaian dengan status gizi denga biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang di uji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan anatara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot. Metode ii digunakan untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya keadaan malnutrisi yang buruk dan spesifik menilai kekurangan zat gizi
tertentu.

4). Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur jaringan.

a) Secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga antara lain:

1). Survei konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan
data konsumsi makanan dapat meberikan gambaran tentang konsmusi berbagai
zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan da kekuranag gizi.

2). Statistik vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisi data
statisti kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan,
angka kematian, akibat penyebab tertentu dan data statistik lainnya yang
erhubungan dengan gizi. Penggunaanya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indikator tidak langsung pegukuran status gizi masyarakat.

3). Faktor ekologi

Jumlah makanan yang tersedia tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi. Pengukura faktor ekologi dipandang sangat penting untuk penyebab
malnutrisi.

3. Prinsip pemberian nutrisi pada pasien HIV/AIDS


Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar untuk mempersiapkan makanan bagi penderita
HIV-positif:

1.      Konsumsi diet tinggi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

2.      Pilihlah makanan rendah lemak sebagai sumber protein.

3.      Kurangi gula, minuman ringan dan makanan mengandung gula.

Untuk mempertahankan berat badan namun tanpa menambah lemak, maka seorang
penderita HIV-positif perlu meningkatkan jumlah kalori. Perhitungannya adalah sebagai
berikut :

1. Konsumsi 17 kalori per pon berat tubuh untuk  mempertahankan berat badan.
2. Konsumsi 20 kalori per pon berat tubuh jika mengalami infeksi.
3. Konsumsi 25 kalori per pon berat tubuh jika berat tubuh menurun.
Berikut ini adalah sumber kalori, sebagai berikut :

1.       Protein membantu membangun otot, organ dan sistem kekebalan tubuh. Untuk
itu jika penderita adalah seorang pria, dia membutuhkan 100-150 gram protein setiap
harinya, sedangkan jika wanita butuh 80-100 gram perhari. Namun jika penderita
HIV/AIDS mengalami masalah dengan ginjalnya, dia harus mengurangi 15%-20% dari
jumlah protein yang dikonsumsinya.

2.      Karbohidrat, penderita HIV/AIDS perlu mendapatkan jumlah yang tepat. Setiap hari
disarankan untuk mengkonsumsi lima sampai enam porsi (sekitar 3 cangkir) buah dan
sayuran. Pilihlah kacang-kacangan dan biji-bijian seperti beras merah dan quinoa. Jika
tidak memiliki alergi bisa mengkonsumsi gandum utuh atau barley. Untuk yang
menderita diabetes, maka sebagian besar karbohidrat disarankan berasal dari sayuran.

3.      Lemak yang baik dapat memberikan energi ekstra yang dibutuhkan tubuh.
Daparkan 30% kalori harian yang dibutuhkan tubuh dari lemak. 10 persen diantaranya
bisa diambil dari lemak tak jenuh tunggal yang bisa di dapat dari kacang-kacangan,
alpukat, ikan, canola dan minyak zaitun. 10 persen lagi adalah lemak tak jenuh ganda
yang berasal dari ikan, walnut, biji rami, jagung, bunga matahari kedelai dan minyak
safflower. Sedangkan 10% sisanya Anda bisa dapatkan dari daging berlemak, unggas,
mentega, makanan mengandung susu, kelapa dan juga minyak kelapa.
4.      Selain itu penderita HIV-positif perlu mendapatkan vitamin dan mineral yang
dibutuhkan tubuh untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Berikut
adalah vitamin yang dibutuhkan dan sumber makanan yang mengandung vitamin
tersebut :

a)       Vitamin A dan beta-karoten: hijau tua, kuning, sayuran berwarna oranye, atau
merah dan buah, hati, telur utuh, susu

b)      Vitamin B: daging, ikan, ayam, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang putih, alpukat,


brokoli, dan sayuran berdaun hijauVitamin C: buah jeruk

c)       Vitamin E: sayuran berdaun hijau, kacang, dan minyak nabati

d)      Selenium: biji-bijian, kacang-kacangan, unggas, ikan, telur, dan selai kacang

e)       Zinc: produk susu daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, kacang, dan susu, dan
lainnya

4. Keamanan makanan dan minuman pada pasien HIV/AIDS

Untuk mengurangi kontainasi bahan makanan dan minuman yang dapat menimbulkan
resiko keracunan atau tertular beberapa infeksi, maka perlu diperhatiakn hal hal sebagai
berikut:

 Untuk makanan dan minuman kaleng sebelum dibuka periksa kemasan/atau kaleng
untuk mengatahui kerusakan makanan (ciri fisik,aroma,tekstur,warna) periksa tanggal
kadalwarsa dan buang makanan yyang sudah kadalwarsa
 Hindari mengkonsumsi daging ,ikan dan telur mentah, daging ayam termasuk unggas
lainnya yang tidak dimasak dengan benar
 Hindari mengkonsumsi sayur sayuran mentah/lalapan
 Mencuci sayur dan buah dengan air bersih dan mengalir untuk menghilangkan pestisida
dan bakteri
 Hindari susu dan produk susu ang tidak dipasteurisasi
 Hindari makanan yang sudah berjamur atau basi
 Sebaiknya memisahkan makanan yang belum dimasak dengan makannan yang sudah
dimasak
 Selalu cuci tangan sebelum dan setelah menangani makanan
 Selalu minum air masak atau air mineral dalam kemasan/botol
 Memakai air panas dan sabun untuk membersihkan semua alat dapur
 Jajan sedapat mungkin dihindari, lebih baik makan makanan yang disiapkan sendiri
karena keamanan makanan tersebut lebih terjamin

5. Suplemen zat gizi mikro pada pasien HIV/AIDS

Prinsip pemberian terapi gizi adalah pemberian zat gizi untuk pemmbentukan sel sel
dala tubuh. Namun di pihak lain HIV bersifat merusak sel sel tersebut sehingga terjadi
suatu persaingan dalam tubuh Odha.apabila pada saat terjadi perusakan sel sel dalam
tubuh terdapat pula kelurangan zat gizi maka fase Aids akan terjadi lebih cepat.

Selain penurunan berat badan, Odha sangat rentan terhadap kekurangan zat gizi mikro,
oleh karena itu perlu suplemen multi zat mikro terutama yang mengandung vitamin
B12, A, E, dan mineral Zn,Se dan CU. Pemberian Fe dianjurkan pada Odha dengan
anemia.pada Odha yang mengalami infeksi opurtunistik,pemberian Fe dilakukan 2
minggu setelah mereka dianjurkan untuk mengkonsumsi 1 tablet mulvitamin dan
mineral setiap setiap hari.pemberian suplemen vitamin dan mineral dalam jumlah besar
(megadosis) agar berkonsultasi kedokter karena peberian yang berlebihan justru akan
menurunkan imunitas tubuh.

Kebutuhan air perlu diperhatikan dan mereka dianjurkan untuk engkonsumsi paling
sedikit 8 gelas cairan sehari untuk memperlancar metabolisme terutama pada
penderita yang demam. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman atau makanan
yang mengandung kafein dan alkohol sertazat lainnya yang dapat meningkatkan
pengeluaran air kencing. Diare kronis mula dan muntah, keringat malam dan demam
berkepannjangan memerlukan penambahan cairan sehingga minum perlu diperbanyak
untuk mengganti kehilangan cairan tersebut.

6. Jus buah dan sayur pada pasien HIV/AIDS

Orang yang terinfeksi HIV akan kehilangan selera makan dan sulit mengunyah
makanan, daya serap pencernaan dan tubuh juga lemah, oleh karenanya pasien
membutuhkan makanan yang mudah dikunyah dan diserap tubuh serta menungkatkan
nafsu makan. Olahan berupa jus dibutuhkan agar kandungan gizinya mudah dan cepat
diserap oleh tuuh sehingga energi akan menigkat dan tubuh lebih sehat.

Gizi yang terkandung dalam jus buah dan sayuran tergolong lengkap seperti air,
protein, karbohidrat, asam lemak esensial,vitamin dan mineral. Lemak yang terkandung
dala buah dan sayuran termasuk lemak menguntungkan yang berperan sebagai
komponen sel saraf,membran sel dan hormon dalam tubuh.

Jus mengandung enzim alami yang bermanfaat untuk pencernaan sehingga tubuh tidak
mengeluarkan enzim pencernaan dan energi dapat dihemat untuk perbaikan dan
peremajaan sel. Jus hanya memerlukan waktu penyerapann 5 menit, sedangakan
makanan yang lain memerlukan 3-5 jam.

Contoh aneka jus buah dan sayur:

 Jus alpukat

Manfaat: Alpukat mengurangi nyeri dan kolestrol,antiradang, dan melancarkan saluran


kencing

 Jus mentimun dan wortel

Manfaat: Wortel: membantu kesehatan organ ginjal,hati dan usus besar,mencegah


kanker,sembelit,ganggua mata dan menurunkan kolestrol.

Mentimun: menurunkan tekanan darah

 Jus jambu biji dan sirsak

Manfaat: jambu biji; menghentikan pendarahan darah ,meningkatkan trombosit,dan


menurunkan gula darah. Sirsak; mengatasi radang tenggorokann ,sariawan,sembelit dan
pinggang pegal.

7. Monitoring dan Evaluasi

Penanggulangan HIV/AIDS membutuhkan keterlibatan banyak sektor baik pemerintah


maupun swasta. Peraturan presiden No.75 tahun 2006 tentang komisi penaggulangan
AIDS nasional menjadi dasar pembentukan komisi penanggulangan AIDS didaerah untuk
mengkordinasikan pelaksanaan penaggulanagn HIV&AIDS. Monitoring dan hasil
penanggulangan HIV perlu dilakuakn untuk menilai dampak program yang melibatkan
banyak sektor dan pembiayaan . Komisi penanggulangan AIDS Daerah Istimewa
Yogyakarta membentuk ti Monev sejak 2010. Kegiatan tim monev adalah memonitor
pelaksanaan kegiatan HIV&AIDS dilembaga lembaga yang dinilai perlu terlibat mengacu
pada dokumen kebijakan AIDS di daerah dan mengevaluasi dampak pelaksanaan
program.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel
tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu
dari RNAmenjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk
pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia.Gejala penyakit HIV/AIDS  tidak selalu muncul ketika
terinfeksi AIDS, beberapa orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari
hingga beberapa minggu setelah terpapar virus. Mereka mengeluh deman sakit kepala,
kelelahan dan kelenjar getah bening membesar di leher. Asuhan gizi bagi Odha dilakukan
melalui tiga kegiatan yang merupakan paket kegiatan yaitu : pemantauan status gizi,
intervensi gizi, konseling gizi. Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi
dengan obat-obatan. Terapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status HIV
diketahui. Penyakit AIDS merupakan penyakit kekebalan yang bersifat terminal akibat
infeksi retrovirus yang dikenal dengan nama virus HIV. Penularan virus ini terjadi lelwat
pertukaran cairan tubuh atau darah antara pasien AIDS dengan orang sehat seperti lewat
sanggama atau pemakaian jarum suntik dan tranfusi produk darah yang terinfeksi AIDS,
atau terjadi dari ibu kepada anaknya saat hamil, melahirkan atau menyusui. Gejala klinis
AIDS yang nyata baru terlihat setelah terjadi infeksi oportunistik dan kanker yang
berkaitan dengan AIDS seperti sarcoma Kaposi.

B.     Saran

Kiranya Mahasiswa dapat mengerti materi Peran perawat pada pemenuhan nutrisi pasien
HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Andry. 2006. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Jakarta : EGC

Abby H, Shevitz, Knox TA. “Nutrition in the era of highly active antiretroviral therapy.” Clin Infect
Dis 2001;321:1769-75.

Wanke CA, Silva M, Knox T, et al. “Weight loss and wasting remain common complications in
individuals infected with Human Immunodeficiency Virus in the era of highly active antiretroviral
therapy.” Clin Infect Dis, 2000; 31:803-5.

Anda mungkin juga menyukai