Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA

oleh:

KELOMPOK II

Firmansyah Marasabessy Fani


Delfi Rumagutawan Hasmiati
Widia Arisman Emmyrita Koknusa
Krilya Limehuwey Dessy Siahay
Iskandar Aly Talaohu Aisya T. Abdullah
Inda Wally

KELAS : A1 PAGI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik dan rahmat-Nya sehingga memungkinkan penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Makalah Konsep Asuhan Keperawatan
Malaria. Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Penyakit Tropis.
Dari aspek penguasaan keilmuan maupun dari cara penyajiannya, penulis
memiliki Keterbatasan, oleh karenanya penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kriteria sempurna, maka penulis mengharapkan saran
dan kritik dari yang berkenan membaca makalah ini.
Selesainya makalah ini sangat didukung oleh berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.

Kairatu, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan

BAB II Tinjauan Teoritis


A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinik
5. Pemeriksaan penunjang
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan

BAB III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, ditularkan

oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi, malaria menghasilkan serangan

berulang menggigil dan demam. Sampai saat ini di Indonesia dikenal

terdapat beberapa parasit malaira yaitu plsmodium falciparum yang

menyebabkan malaria tropika, vivax yang menyebabkan malaria ovale.

Malaria membunuh sekitar 1 juta orang setiap tahun di seluruh


dunia. Sementara ini penyakit malaria jarang terjadi didaerah beriklim
sedang, malaria masih sering ditemukan di negara-negara tropis dan
subtropis.
Para pejabat kesehatan dunia sedang berusaha mengurangi insiden
malaria dengan membagikan kelambu untuk membantu melindungi warga
dari gigitan nyamuk seperti mereka tidur. Para ilmuwan di seluruh dunia
yang bekerja untuk mengembangkan vaksin untuk mencegah malaria

B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini
sebagai berikut :
a. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti definisi, etiologi,
manifestasi klinik, patofisiologi dan pemeriksaan penunjang
b. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat yang harus diberikan
pada penderita malaria.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh


parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles betina yang kemudian menyerang sel-sel darah merah.
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia mala aria yang berarti
“udara buruk”. Kata malaria pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris
tahun 1740 oleh H. Walpole dengan gambaran penyakit berupa demam
yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan
gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati
dan ginjal.
Penyakit ini menyerang semua kalangan baik laki-laki ataupun
perempuan, pada semua umur dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa.
Hanya Anopheles betina yang menghisap darah dan membawa Sporozoit
Plasmodium dalam kelenjar ludahnya yang menyebabkan Malaria.
Jika anda sedang bepergian ke tempat dimana, malaria adalah umum
mengambil obat pencegahan sebelum, selama dan setelah perjalanan
anda.Banyak parasit malaria yang sekarang kebal terhadap obat yang
paling umum digunakan untuk mengobati penyakit.

2. Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Pada


manusia plasmodium terdiri dari empat spesies, yaitu plasmodium
falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae, dan plasmodium
ovale. Plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan
dapat menimbulkan kematian.
Keempat spesies plasmodium yang terdapat di Indonesia yaitu
plasmodium falciparum yang meyebabkan malaria tropika, plasmodium
vivax yang menyebabkan malaria tertiana, plasmodium malariae yang
menyebabkan malaria kuartana dan plasmodium ovale yang menyebabkan
malaria ovale (Soedarmo, dkk., 2008).
Malaria biasanya didapat dari gigitan nyamuk anopheles betina yang
sebelumnya terinfeksi. Pada keadaan lain, malaria berkembang pasca-
penularan transplasenta atau sesudah transfusi darah yang terinfeksi. Masa
inkubasi (antara gigitan nyamuk yang terinfeksi dan adanya parasit dalam
darah) bervariasi sesuai dengan spesies; pada P. falciparum masa
inkubasinya 10 – 13; pada P.vivaks dan P. ovale, 12 – 16 hari; dan pada P.
malariae 27 – 37 hari, tergantung pada ukuran inokulum. Malaria yang
ditularkan melalui tranfusi darah yang terinfeksi nampak nyata pada waktu
yang lebih pendek (Nelson, 2000)
Dalam daur hidupnya plasmodium mempunyai hospes yaitu
vertebrata dan nyamuk. Siklus aseksual di dalam hospes vertebrata dikenal
sebagai skizogoni, sedangkan siklus seksual yang membentuk sporozoit di
dalam nyamuk sebagai sporogoni. Sporozoit yang aktif dapat ditularkan ke
dalam tubuh manusia melalui ludah nyamuk kemudian menempati
jaringan parenkim hati dan tumbuh sebagai skizon (stadium ekso-
eritrositer atau stadium pra-eritrositer). Sebagian sporozoit tidak tumbuh
dan tetap tidur (dormant) yang disebut hipnozoit (Soedarmo, dkk., 2008).
Plasmodium falciparum hanya terjadi satu kali stadium pra-eritrositer
sedangkan spesies lain mempunyai hipnozoit bertahun-tahun sehingga
pada suatu saat dapat aktif dan terjadilah relaps. Sel hati yang berisi parasit
akan pecah dan terjadilah merozoit.
Merozoit akan masuk ke dalam eritrosit (stadium eritrositer), tampak
sebagai kromatin kecil dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang mempunyai
bentuk cincin, disebut tropozoit. Tropozoit membentuk skizon muda dan
setelah matang, membelah menjadi merozoit. Setelah proses pembelahan
eritrosit akan hancur; merozoit, pigmen dan sel sisa akan keluar dan berada
di dalam plasma. Parasit akan difagositosis oleh RES. Plasmodium yang
dapat meghindar akan masuk kembali ke dalam eritrosit lain untuk
mengulangi stadium skizogoni. Beberapa merozoit tidak membentuk
skizon tetapi memulai dengan bagian gametogoni yaitu membentuk mikro
dan makro gametosit (stadium seksual). Siklus tersebut disebut masa tunas
intrinsik (Soedarmo, dkk., 2008).
Dalam tubuh nyamuk, parasit berkembang secara seksual
(sporogoni). Sporogoni memerlukan waktu 8-12 hari. Dalam lambung
nyamuk, makro dan mikrogametosit berkembang menjadi makro dan
mikrogamet yang akan membentuk zigot yang disebut ookinet, yang
selanjutnya menembus dinding lambung nyamuk membentuk ookista yang
membentuk banyak sporozoit. Kemudian sporozoit akan dilepaskan dan
masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk. Siklus tersebut disebut masa tunas
ektrinsik. Secara umum, pada dasarnya semua orang dapat terkena malaria
(Soedarmo, dkk., 2008).

3. Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai
macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi
pada malaria terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah
setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit
pada endotelium kapiler.
Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup
(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi
mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan.
Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan
fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan
patofisiologik.

4. Manifestasi Klinik
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun
terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu
(paroksisme), yang diselilingi oleh suatu periode (periode laten) bebas
demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemas, nyeri kepala,
tidak ada nafsu makan, mual atau muntah.
Pada pasien dengan infeksi majemuk/campuran (lebih dari satu jenis
plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu berbeda), maka serangan
demam terus-menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang imun
gejala klinis minimal.
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara
umum menurut Mansjoer dkk. (2001) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan
skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3,
sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam
dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan
beberapa serangan demam periodik.
b. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas
malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
bertambah.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat
adalah anemia karena falcifarum. Anemia di sebabkan oleh
penghancuran eritrosit yang berlebihan, eritrosit normal tidak dapat
hidup lama (reduced survival time), dan gangguan pembentukan
eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
 tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dalam eritrosit.
 Pemeriksaanzserologis
Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence
b. Pemeriksaan khusus
 PCR (polymerase chain reaction)
 ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)
 Radiommunoassay (RIA)
c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat
 Hb dan Ht
 hitung jumlah lekosit dan trombosit
 Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium,
anaIisis gas darah
 EKG
 Foto toraks
 Analisa cairan cerebrospinal.
 Biakan darah dan uji serologi
 Urinalisis
 Darahzrutin

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Dasar data pengkajian :


a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.
Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut
perifer kuat dan cepat (fase demam). Kulit hangat, dieresis
(diaphoresis) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab
(vasokontriksi), hipovolemia penurunan aliran darah.

c. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen.

d. Makanan dan cairan


Gejala : Anoreksia mual dan muntah
Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi
urine.

e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau
koma.

f. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan.
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal,
keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja
menjalani operasi/prosedur invasif, luka traumatik.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari
tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini :
a. Hipertermi yang b.d. proses inflamasi
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
yang inadekuat
c. Gangguan rasa nyaman b.d. nyeri
d. Risiko cidera b.d profil darah yang abnormal

3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa
diatas adalah :
a. Hipertermi yang b.d. proses inflamasi
 NOC: Tidak adanya sakit kepala, Tidak adanya ngilu pada otot, Tidak
adanya iritabilitas, Tidak adanya perasaan mengantuk, Tidak adanya
perubahan warna kulit, Tidak adanya kejang pada otot
 NIC:
1. Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan
2. Pantau warna kulit dan suhu
3. Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan, jika diperlukan
4. Pantau untuk penurunan tingkat kesadaran
5. Pantau aktivitas berlebihan
6. Pantau intake dan output
7. Pantau adanay irama jantung
8. Atur pengobatan dengan anti piretik, jika diperlukan
9. Tutup pasien dengan selimut, jika hanya diperlukan
10. Anjurkan peningkatkan asupan cairan oral, jika Diperlukan
11. Gunakan kantong es yang ditutup dengan handuk pada lipatan paha
dan ketiak
12. Tingkatkan sirkulasi udara dengan menggunakan kipas angin
13. Anjurkan atau atur kebersihan oral, jika diperlukan
14. Berikan pengobatan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol
gemetaran
15. Pantau selalu suhu untuk mencegah indikasi hipotermia

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake


yang inadekuat
 NOC: Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi, dan Intake nutrisi klien
meningkat
 NIC:
1. Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake
kalori harian
2. Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi harian
3. Menentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli makanan
4. Menetukan makanan pilihan dengan mempertimbangkan
budaya dan agama
5. Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
6. Memilih makanan gandum, minuman kocok, dan es krim
sebagai suplemen nutrisi
7. Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika
kekurangan air liur mengganggu proses menelan
8. Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika diperlukan
9. Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium, jika
diperlukan
10. Memastikan bahwa makanan berupa makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
11. Memberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi
kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan
12. Anjurkan membawa masakan rumah ke tempat bekerja, jika
diperlukan
13. Menawarkan tanaman herbal dan re mpah-rempah sebagai
pengganti garam
14. Melakukan perawatan mulut sebelum makan, jika diperlukan
15. Mengajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan
16. Memberi pasien dan keluarga contoh tertulis makanan pilihan

c. Gangguan rasa nyaman b.d. nyeri


 NOC : tingkat kenyamanan
Indakator : Melaporkan Perkembangan Fisik, Melaporkan
perkembangan kepuasan Melaporkan perkembangan psikologi,,
Mengekspresikan perasaan dengan li ngkungan fisik sekitar,
Mengekspresikan perasaan dengan hubungan social,
Mengekspresikan perasaan secara spiritual, Melaporkan kepuasan
dengan tingkatan mandiri, dan Menekspresikan kepuasan dengan
Kontrol nyeri
 NOC :
1. Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan
penyebab.
2. Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien
yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif
3. Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic
4. Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat
menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan
dalam merespon nyeri
5. Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
6. Tentukan dampak nyeri t erhadap kehidupan sehari-hari (tidur,
nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial,
performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari)
7. Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri
kronik atau yang mengakibatkan cacat
8. Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan
9. Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan
dukungan.
10. Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk memonitor
perubahan nyeri serta mengidentifikasi faktor aktual dan
potensial dalam mempercepat penyembuhan
11. Tentukan tingkat kebutuhan pasien yang dapat memberikan
kenyamanan pada pasien dan rencana keperawatan
12. Menyediakan informasi tentang nyeri, contohnya penyebab
nyeri, bagaimana kejadiannya, mengantisipasi
ketidaknyamanan terhadap prosedur
13. Kontrol faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien (suhu ruangan, pencahayaan,
keributan)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama


prosesnya, malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium bentuk
aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamsuk
malaria (anopeles) betina. Selain berasal dari vektor nyamuk, malaria juga
dapat ditularkan melalui transfusi darah atau jarum suntik yang
terkontaminasi darah penderita malaria.
Malaria yang paling berbahaya disebabkan oleh Plasmodium
falciparum dan disebut sebagai malaria tertiana maligna. Ada 4 jenis malaria:
Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum), Malaria Kwartana (Plasmoduim
Malariae), Malaria Ovale (Plasmodium Ovale), Malaria Tersiana
(Plasmodium Vivax).

B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka kelompok kami dapat mengambil
kesimpulan bahwaPenyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan
berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit
malaria. Oleh karena itu, marilah kiat memodifikasi lingkungan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nanda NIC NOC, Marilynn E. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman


Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC.
Jakarta.
Hidayat, Alimul Aziz. A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzaanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Soedarmo, dkk. 2009. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI
Mayo Clinic, Disease And Condition Malaria

Anda mungkin juga menyukai