oleh:
KELOMPOK II
KELAS : A1 PAGI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik dan rahmat-Nya sehingga memungkinkan penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Makalah Konsep Asuhan Keperawatan
Malaria. Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Penyakit Tropis.
Dari aspek penguasaan keilmuan maupun dari cara penyajiannya, penulis
memiliki Keterbatasan, oleh karenanya penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kriteria sempurna, maka penulis mengharapkan saran
dan kritik dari yang berkenan membaca makalah ini.
Selesainya makalah ini sangat didukung oleh berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini
sebagai berikut :
a. Mengetahui tentang penyakit malaria, seperti definisi, etiologi,
manifestasi klinik, patofisiologi dan pemeriksaan penunjang
b. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat yang harus diberikan
pada penderita malaria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai
macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi
pada malaria terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah
setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit
pada endotelium kapiler.
Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup
(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi
mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan.
Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan
fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan
patofisiologik.
4. Manifestasi Klinik
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imun
terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu
(paroksisme), yang diselilingi oleh suatu periode (periode laten) bebas
demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa lemas, nyeri kepala,
tidak ada nafsu makan, mual atau muntah.
Pada pasien dengan infeksi majemuk/campuran (lebih dari satu jenis
plasmodium tetapi infeksi berulang dalam waktu berbeda), maka serangan
demam terus-menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang imun
gejala klinis minimal.
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara
umum menurut Mansjoer dkk. (2001) antara lain sebagai berikut :
a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan
skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3,
sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam
dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan
beberapa serangan demam periodik.
b. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas
malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
bertambah.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat
adalah anemia karena falcifarum. Anemia di sebabkan oleh
penghancuran eritrosit yang berlebihan, eritrosit normal tidak dapat
hidup lama (reduced survival time), dan gangguan pembentukan
eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dalam eritrosit.
Pemeriksaanzserologis
Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence
b. Pemeriksaan khusus
PCR (polymerase chain reaction)
ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)
Radiommunoassay (RIA)
c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat
Hb dan Ht
hitung jumlah lekosit dan trombosit
Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali
fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium,
anaIisis gas darah
EKG
Foto toraks
Analisa cairan cerebrospinal.
Biakan darah dan uji serologi
Urinalisis
Darahzrutin
b. Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut
perifer kuat dan cepat (fase demam). Kulit hangat, dieresis
(diaphoresis) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab
(vasokontriksi), hipovolemia penurunan aliran darah.
c. Eliminasi
Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda : Distensi abdomen.
e. Neuro sensori
Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau
koma.
f. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan.
Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
g. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal,
keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja
menjalani operasi/prosedur invasif, luka traumatik.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari
tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini :
a. Hipertermi yang b.d. proses inflamasi
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
yang inadekuat
c. Gangguan rasa nyaman b.d. nyeri
d. Risiko cidera b.d profil darah yang abnormal
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnosa
diatas adalah :
a. Hipertermi yang b.d. proses inflamasi
NOC: Tidak adanya sakit kepala, Tidak adanya ngilu pada otot, Tidak
adanya iritabilitas, Tidak adanya perasaan mengantuk, Tidak adanya
perubahan warna kulit, Tidak adanya kejang pada otot
NIC:
1. Pantau suhu berkali-kali jika diperlukan
2. Pantau warna kulit dan suhu
3. Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan, jika diperlukan
4. Pantau untuk penurunan tingkat kesadaran
5. Pantau aktivitas berlebihan
6. Pantau intake dan output
7. Pantau adanay irama jantung
8. Atur pengobatan dengan anti piretik, jika diperlukan
9. Tutup pasien dengan selimut, jika hanya diperlukan
10. Anjurkan peningkatkan asupan cairan oral, jika Diperlukan
11. Gunakan kantong es yang ditutup dengan handuk pada lipatan paha
dan ketiak
12. Tingkatkan sirkulasi udara dengan menggunakan kipas angin
13. Anjurkan atau atur kebersihan oral, jika diperlukan
14. Berikan pengobatan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol
gemetaran
15. Pantau selalu suhu untuk mencegah indikasi hipotermia
•
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka kelompok kami dapat mengambil
kesimpulan bahwaPenyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan
berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit
malaria. Oleh karena itu, marilah kiat memodifikasi lingkungan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA