Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASKEP PADA PASIEN

GLAUKOMA

Disusun oleh :

Kelompok IV
DEFINISI GLAUCOMA

 Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos”


yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita
glaukoma.
 Glaukoma adalah sekelompok gangguan
gangguan yang melibatkan beberapa perubahan
atau gejala patologis yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan
segalah akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah;
2004).
KLASIFIKASI GLAUKOMA

 Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada
galukoma akut yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat
bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada kedua
mata.
 Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat


penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut
atau peningkatan volume cairan di dalam mata.
 Glaukoma kongenital

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran


atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh
sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik.
ETIOLOGI

 Penyebab adanya peningkatan tekanan


intraokuli adalah perubahan anatomi sebagai
bentuk gangguan mata atau sistemik lainnya,
trauma mata, dan predisposisi faktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi
penyakit atau proses patologik dari sistem
tubuh lainnya.
PATOFISIOLOGI

Next Word
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala,


gigi, telinga).
 Pandangan kabut
 Mual, muntah, berkeringat.
 Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.
 Visus menurun.
 Edema kornea.
 Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak
ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
 Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap
cahaya.
 TIO meningkat.(Tamsuri A, 2010 : 74-75)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan tajam pengelihatan.


a). Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur
tekanan bola mata.
b). Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa
sudut bilik mata depan dengan menggunakan
lensa kontak khusus.
c). Oftalmoskopi
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk
mempertahankan keadaan papil saraf optik,
sangat penting dalam pengelolaan glaukoma
yang kronik.
2. Pemeriksaan lapang pandang

 Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih


berarti kalau glaukoma sudah lebih lanjut,
karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang
pandang akan ditemukan di daerah tepi, yang
kemudian meluas ke tengah.
 Pemeriksaan lapang pandang sentral:
mempergunakan tabir Bjerrum, yang meliputi
daerah luas 30 derajat. Kerusakan– kerusakan
dini lapang pandang ditemukan para sentral
yang dinamakan skotoma Bjerrum.(Sidarta
Ilyas, 2002: 242-248).
PENATALAKSANAAN

 Pengobatan dilakukan dengan prinsip untuk


menurunkan TIO, membuka sudut yang tertutup
(pada glaukoma sudut tertutup), melakukan
tindakan suportif
 Untuk melancarakan aliran humor aqueus,
dilakukan konstriksi pupil dengan miotikum seperti
pilocarpine hydrochloride 2-4% setiap 3-6 jam
Miotikum ini menyebabkan pandangan kabur setelah
1-2 jam penggunaan.
 Penanganan nyeri, mual, muntah, dan peradangan
dilakukan dengan memberikan analgesik seperti
pethidine (Demerol), anti muntah atau kostikosteroid
untuk reaksi radang.
 Penatalaksanaan keperawatan lebih menekankan
pada pendidikan kesehatan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

Pengkajian:

1. Identitas : Nama ,Alamat ,Jenis kelamin , Umur,


glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
Pekerjan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma
mata
2. Riwayat kesehatan:
 Keluhan utama: Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang
pandang dan mata menjadi kabur.
 Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya kabur
dan sering menabrak, gangguan saat membaca
 Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata
sebelumnya atau pada saat itu, riwayat penggunaan
antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya dapat
menyebabkan Angle Closume Glaucoma), riwayat trauma
(terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedang
diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi).
 Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada kelurga yang
menglami glaucoma sudut pandang primer .
3. Psikososisl: kaji kemampuan aktivitas, gangguan
membaca, resiko jatu,berkendaraan.
4. Pemeriksaan fisik:
 Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan
oftalmoskop untuk mengetahui adanya cupping dan
atrofi diskus optikus.
 Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan
akut lapang pandang cepat menurun secara signifikan
dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.
 Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui
adanya inflamasi mata, sklera kemerahan, kornea
keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi
terhadap cahaya.
 Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan
kronik atau open angle didapat nilai 22-32 mmHg,
sedangkan keadaan akut atau angleclosure ≥ 30
mmHg.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidak seimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Gangguan citra tubuh
 Resiko cedera
 Nyeri akut
 Resiko infeksi
 Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis ,Perubahan
status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan
kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan,ragu-
ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian
hidup
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpaan/tak mengenal sumber,kurang mengingat,salah
interpretasi,ditandai dengan pernyataan salah persepsi,
tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang
dapat dicegah.
INTERVENSI

Next Word
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai