Anda di halaman 1dari 17

i

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO


INSTALASI LABORATORIUM

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG


TAHUN 2019
ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB II LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
BAB III TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.................................................5
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN......................................................................7
BAB VI SASARAN...............................................................................................................................8
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN....................................................................9
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN........................10
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.......................11
1

BAB I
PENDAHULUAN

Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya terpajan
oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta diantaranya tertular virus hepatitis B, dan 170.000
diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-fatal baik
injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang semakin meningkat,
berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan agriculture yang dulu paling tinggi,
sekarang sudah sangat menurun.
Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan pelayanan
kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety sangat relevan untuk
dilakukan.Karena itu pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana
kesehatan seperti rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya harus dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dalam upaya melindungi baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat sebagai
upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode
pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti
misalnya :
1. perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksI
2. Penanganan limbah medis
3. penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang
masuk kedalam program patient safety. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang :
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit termasuk
ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Rumah
2

Sakit, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Rumah Sakit. Sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola Rumah Sakit menerapkan upaya-upaya penanganan resiko-
resiko di Rumah Sakit.
3

BAB II
LATAR BELAKANG

Rumah sakit Bhayangkara Lumajang merupakan suatu organisasi yang memberikan


layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan usaha jasa kesehatan
yang akan berhadapan dengan tantangan yang setara antara pertumbuhan pendapatan dan
pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha yang diambil mengandung elemen risiko
didalamnya.
Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada juga yang tidak saling
terkait, namun ada yang saling menguatkan. Untuk dapat mengelola risiko secara efektif,
maka kita tidak hanya harus mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan
antar risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik – non klinik) tidak
dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan perumahsakitan, oleh karenanya diperlukan
suatu manajemen risiko yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah Sakit
sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan risiko.
Oleh karena itu rumah sakit Bhayangkara Lumajang melaksanakan program
manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit melalui tahapan : Identifikasi Daftar
Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko, Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan
evaluasi, Pengumpulan laporan managemen Resiko unit ke komite PMKP dan Rapat
koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit.
4

BAB III
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang melalui
pendekatan proaktif dan pengendalian risiko-risiko yang ada di lingkungan kerja rumah
sakit.

B. Tujuan Khusus
1. Unit di rumah sakit Bhayangkara Lumajang mampu melakukan identifikasi risiko di
unit masing-masing
2. Unit di rumah sakit Bhayangkara Lumajang mampu melakukan analisis risiko di
unit masing-masing
3. Unit di rumah sakit Bhayangkara Lumajang mampu melakukan evaluasi risiko di
unit masing-masing
4. Unit di rumah sakit Bhayangkara Lumajang mampu melakukan kelola risiko di unit
masing-masing
5. Unit di rumah sakit Bhayangkara Lumajang mampu melakukan pelaporan
pelaksanaan program managemen risiko di unit masing-masing ke komite PMKP
Rumah Sakit.
5

BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan manajemen risiko laboratorium Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.


Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai (risk
assesment) dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.
Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu
langkah-langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut. Identifikasi risiko
bisa diperoleh dari :
1. Laporan Kejadian (KTD, KNC, Kejadian Sentinel, dan lain-lain)
2. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari
penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)
3. Pengaduan (Complaint) pelanggan
4. Survey atau Self Assesment, dan lain-lain
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu unit di
rumahsakit menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan
dampak dari risiko. Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit rumahsakit akan
dimasukan oleh komite PMKP RS dalam Program Risk Assessment tahunan, yakni Risk
Register :
1. Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
2. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain, investigasi
eksternal & internal, external assessments dan Akreditasi
3. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual (menggunakan RCA & FMEA).
Penilaian risiko dilakukan oleh seluruh unit rumahsakit Bhayangkara Kediri Aspek yang
dinilai meliputi :
1. Operasional/kegiatan unit sehari-hari
2. Finansial
3. Sumber daya manusia
4. Strategi
5. Hukum/RegulasiTeknologi
Setelah tahap penilaian risiko, maka tahap berikutnya adalah menyusun prioritas
risiko dengan menggunakan alat bantu risk matrix grading. Dilakukan pendekatan
6

dengan menentukan prioritas resiko pada proses-proses resiko tinggi, mengutamakan


keselamatan pasien dan staf untuk kemudian secara proaktif melakukan analisis resiko
dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Dengan mengikuti analisa dan hasil yang didapatkan rumah sakit menentukan rancang
ulang proses atau tindakan yang sama untuk mengurangi resiko dalam proses tersebut.
Keseluruhan tahapan manajemen resiko ini dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam
satu tahun disertai dengan pendokumentasian kegiatan yang baik.
7

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Manajemen risiko Instalasi Laboratorium:


1. Identifikasi Daftar Risiko
2. Penyusunan Prioritas Risiko
3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi
4. Pengumpulan laporan managemen Resiko unit ke komite PMKP
5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit.
8

BAB VI
SASARAN

Sasaran kegiatan program managemen resiko meliputi : seluruh unit di lingkup Rumah
Sakit Bhayangkara Lumajang tahun 2019 Tercapainya >90% program manajemen risiko
dalam tiap waktu 1 tahun.
9

BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahun 2019
N Kegiatan Bulan Penanggung
O Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Identifikasi Daftar Risiko unit Ka. Instalasi
dan koordinasi dengan komite Laboratorium
PMKP, PPI dan K3 rumah sakit
2 Penyusunan Prioritas Risiko Ka. Instalasi
unit koordinasi dengan komite Laboratorium
PMKP, PPI dan K3 rumah sakit
3 Melakukan Analisis,pengelolaan Ka. Instalasi
risiko unit dan evaluasi unit Laboratorium
koordinasi dengan komite
PMKP, PPI dan K3 rumah sakit
4 Pengumpulan laporan Ka. Instalasi
managemen Resiko unit ke Laboratorium
komite PMKP
10

BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap
triwulan dengan komite PMKP rumah sakit Bhayangkara Lumajang.
11
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP Rumah sakit
bhayangkara Lumajang setiap akhir tahun.

Mengetahui Lumajang: Januari 2019


KASUBBID JANGMEDUM KANIT LABORATORIUM

IDA ROCHANI AMINTOHARI, AMAK


PENATA NIP. 197502131998032001
RISK REGISTER RUANG LABORATORIUM TAHUN 2019

IDENTIFIKASI RESIKO ANALISIS RESIKO EVALUASI RESIKO KELOLA RESIKO


PENGONT
ROLAN P
DAMPAK FREKUENSI E

RANGKINGTRESIKO
RE
SANG

KO
OR
SK
ATBE
RAT

SI

MUDAH
AGAKMUDAH
AGAKSULIT
SANGATRINGAN
(SKOR X
N RISIKO ) L
O A
M PENGENDALIAN P K
KATEGORI RENCANA TINDAK
E DAMPAK PENYEBAB YANG TELAH I S
RESIKO LANJUT
R DILAKUKAN C A
N
A
A
N
1 23 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Keselamatan dan ▪ Kecelakaan petugas ▪ Kurangnya 3 2 B 1 1 1 Penambahan Bekerja sama dengan

KoordinatorTeknisMedis
Keamanan Kerja laboratorium pemasangan tanda- i pemasangan tanda- MFK area / lokasi

Januari2019
(K3) tanda peringatan r tanda peringatan di mana yang perlu
u Laboratorium pemasangan tanda-

.
tanda peringatan
▪ Kecelakaan pada ▪ Penulisan pada 2 Mengganti tanda-
pasien laboratorium tanda peringatan tanda peringatan
dan pengunjung terlalu kecil dengan tulisan
yang lebih jelas

ua

20
19
2 Eye Wash Station Kecelakaan pajanan ▪ Petugas 3 1 H 4 2 Melaksanakan SPO Mengisi buku pajanan

Fe
br
sMedis
Tehkni

ri
Koordi
nator
pada mata petugas laboratorium terpapar i Eyes wash shower B3 dan melaporkan
laboratorium B3 dan pajanan pada j ke K3
mata a
u

3 Emergency Shower Kecelakaan pajanan ▪ Petugas 3 1 H 4 2 Melaksanakan Mengisi buku pajanan

sMedis
Tehkni

Februari201
Koordi
nator
pada anggota tubuh laboratorium terpapar i penanganan sesuai B3 dan melaporkan

9.
petugas laboratorium B3 dan pajanan pada j dengan SPO ke K3
dalam jumlah yang anggota tubuh dalam a Emergency Shower
banyak jumlah besar u

4 Bahan Berbahaya Infeksi ke petugas ▪ Kurangnya 3 2 B 1 1 1 Melakukan Melakukan pelatihan

sMedis

Maret2019
Tehkni
Koordi
nator
dan Beracun (B3) laboratorium dan pemahaman petugas i penanganan sesuai ulang tentang

.
pencemaran tentang penanganan r dengan SPO B3 penanganan B3
lingkungan B3 u
IDENTIFIKASI RESIKO ANALISIS RESIKO EVALUASI RESIKO KELOLA RESIKO
PENGONT
IDENTIFIKASI RESIKO ANALISIS RESIKO EVALUASI RESIKO KELOLA RESIKO
PENGONT
ROLAN P

TRESIKO
DAMPAK FREKUENSI E
(SKOR X
N L
RISIKO )
O A

SANGAT JARANG
PENGENDALIAN P K

SANGAT RINGAN
M

SANGAT SERING

AGAK MUDAH
SANGAT BERAT
RENCANA TINDAK

SKOR RESIKO

GKIN
KATEGORI YANG TELAH

RAN
AGAK SULIT
I S

G
E RESIKO DAMPAK PENYEBAB DILAKUKAN LANJUT
C A
R

MUDAH
SEDANG

KADANG
JARANG
N

RINGAN

SULIT
SERING
BERAT
A
A
1 23 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 N
3 Melaporkan kepada
komite K3RS / PPI
Rumah Sakit agar
dilakukan tindak
lanjut pemeriksaan
pasca pajanan
benda tajam

2 5 H 2 4 1 Edukasi ke petugas
8 Kepatuhan ▪ Peningkatan infeksi ▪ Kurangnya 1 Melakukan edukasi
i tentang cuci
cucitangan 5 nosokomial (hais) pemahaman petugas kepada petugas
j tangan setiap rapat
momen dan 6 tentang pentingnya tiap operan jaga

Me
dis
a ruangan
langkah petugas cuci tangan sesuai dengan
u 2 Penyediaan sarana
▪ Lama rawat inap standart menyebutkan 5
prasarana cuci

19.
momen cuci tangan

Tehk

20
(MRS) pasien

nis
tangan secara dan praktek 6
memanjang lengkap dan langkah cuci
▪ Cost perawatan ▪ Rendahnya berkelanjutan

Koordinat
tangan
meningkat kepatuhan petugas meliputi cairan

Juli
dalam melakukan handrub, cairan

or
▪ Penurunan citra cuci tangan hand wash, tisu 2 Melakukan audit
Rumah Sakit cuci tangan, kepatuhan oleh
gambar cuci tangan IPCLN
IDENTIFIKASI RESIKO ANALISIS RESIKO EVALUASI RESIKO KELOLA RESIKO
PENGONT
ROLAN P
DAMPAK FREKUENSI E

U
S

MUDAH
AGAKSULIT

AGAKMUDA H
(SKOR X
A

N L
RISIKO )
O A

SANGAT JARANG
SANGAT RINGAN
PENGENDALIAN P K

SANGAT SERING
M

SANGAT BERAT
RENCANA TINDAK
KATEGORI YANG TELAH I S

SKOR RESIKO
E DAMPAK PENYEBAB LANJUT
RESIKO DILAKUKAN C A
R N

SEDANG

KADANG
JARANG
RINGAN

SERING
BERAT
A

N
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
3 2 B

Koordinator

Juli2019.
TehknisM
1 Monitoring suhu dan 1 Melakukan
9 Pengendalian ▪ Terinfeksi penyakit ▪ Kurangnya

edis
i kelembapan ruangan sosialisasi kepada
paparan aerosol TB karena pemahaman petugas r petugas tentang
pembuatan sediaan tentang paparan
u paparan aerosol
apus aerosol

2 Memakai APD
▪ Dampak jangka ▪ Aerosol dihasilkan
Laboratorium
panjang karena dari pekerjaan di
sesuai dengan
terpapar aerosol laboratorium
SPO Kepatuhan
▪ Tetesan cairan pemakaian APD
sangat kecil diudara
yang mengandung
bahan berbahaya
biologis atau kimia

Anda mungkin juga menyukai