Anda di halaman 1dari 146

1

BUPATI MALANG

USULAN DRAF PERATURAN BUPATI MALANG


NOMOR : ……………………………………

T E N TA N G
TATA KELOLA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT KERJA
PUSKESMAS KEPANJEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG

BUPATI MALANG,

Menimbang : a. bahwa dengan diberlakukannya otonomi daerah,


maka kesehatan merupakan salah satu bidang
yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Malang, sehingga Pemerintah
Kabupaten Malang bertanggung jawab
sepenuhnya dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan di wilayahnya;
b. bahwa dalam rangka peningkatan Pelayanan Publik
utamanya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka
dipandang perlu dikembangkan UPT Puskesmas Kepanjen
menjadi UPT PPK-BLUD Puskesmas Kepanjen.
c. dengan ditetapkannya UPT Puskesmas Kepanjen sebagai
Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah, maka untuk kelancaran
pelaksanaannya sebagai Badan Layanan Umum Daerah,
diperlukan Pola Tata Kelola BLUD Puskesmas Kepanjen
sebagai peraturan dasar.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada konsideran a, b dan c maka perlu menetapkan
2

Peraturan Bupati Malang.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah,
Djawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17
Tahun 1950 Pembentukan Kota-kota Besar dan
Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 551);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005


tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4502),
3

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan


Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5340);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5165);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3
Tahun 2015 tentang Sistem Kesehatan Kabupaten
Malang;
9. Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas aturan Bupati Malang Nomor 15 Tahun
2013 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai
dan Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum Daerah yang
berasal dari Tenaga Profesional Non- Pegawai Negeri Sipil;
10. Peraturan Bupati Malang Nomor 24 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinas Kesehatan;
11. Keputusan Bupati Malang Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang
Memperhatikan : a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
c. Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2013
Tentang Perubahan atas aturan Bupati Malang
Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Pegawai dan Pejabat
Pengelola Badan Layanan Umum Daerah yang
4

berasal dari Tenaga Profesional Non- Pegawai


Negeri Sipil
d. Peraturan Bupati Malang Nomor 24 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinas Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI MALANG TENTANG POLA


TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH UNIT KERJA PUSKESMAS KEPANJEN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Malang.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Malang
3. Bupati adalah Bupati Malang;
4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
6. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutkan disebut UPT adalah unsur
pelaksana teknis operasional dinas kesehatan di lapangan.
7. UPT Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut UPT
Puskesmas adalah UPT Kesehatan Kabupaten Malang yang
melaksanakan pembangunan bidang kesehatan secara mandiri dan
mempunyai sumber daya, merencanakan dan mendesign bentuk
pembangunan kesehatan di wilayah satu kecamatan sesuai dengan
situasi, kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.
8. Kepala UPT adalah Kepala UPT Puskesmas pada Dinas Kesehatan.
9. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya disebut BLUD,
adalah SKPD atau unit kerja di OPD dilingkungan pemerintah
daerah yang dibentuk untuk memberikan prlsyanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual
5

tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalammelakukan


kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
10. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disebut PPK-
BLUD, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
11. Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD yang selanjutnya disebut
BLUD Unit kerja adalah unit kerja pada OPD dilingkungan
Pemerintah Daerah yang menerapkan PPK-BLUD
12. Kepala OPD adalah pembina teknis dari unit Kerja yang telah
menerapkan PPK-BLUD
13. Pejabat Pengelola BLUD yang selanjutnya disebut pejabat
pengelolaadalah pimpinan BLUD yang bertanggung jawab terhadap
kinerja operasional BLUD yang terdiri atas pemimpin, pejabat
keuangan dan pejabat teknis yang sebutannya disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada BLUD yang bersangkutan.
14. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adakah setiap
warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
15. Tenaga profesional Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
disebut non PNS adalah seseorang yang berstatus bukan PNS dan
telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang berd as arkan perjanjian kontrak kerja untuk jangka
waktu tertentu pada BLUD-Unit Kerja
16. Kedinasan adalah kewajiban dan kewenangan yang diberikan
mengenai atau yang ada hubungannya dengan peraturan
perundangan-undangan, perintah dari pejabat yang berwenang, tata
tertib di lingkungan kerja dan standar prosedur kerja (Standar
Operating Prosedure atau SOP).
17. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan
tagihan BLUD yang menambah ekuitas dalam periode anggaran
bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali.
6

18. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas yang


mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD.
19. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana
lancar untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan
operasionsl BLUD.
20. Rencana Strategi Bisnis atau disingkat RSB adalah Dokumen
perencanaan jangka panjang 5 (lima) tahun yang dibuat oleh
Puskesmas yang berisi Visi, Misi, Program Strategis, Pengukuran
Pencapaian Kinerja dan arah kebijakan BLUD Unit Kerja Puskesmas
dalam rangka mencapai tujuan organisasi Puskesmas yang
mempunyai keunggulan kompetitif dan disesuaikan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah baik Pusat maupun
Daerah dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman pembuatan
Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan.
21. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya disebut RBA,
adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi
program, kegiatan, target kinerja dan anggaran suatu BLUD.
22. Standar Pelayanan Minimal selanjutnya disingkat SPM adalah
spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan BLUD Puskesmas kepada masyarakat.
23. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan.
24. Tata Kelola BLUD Puskesmas adalah pedoman penyelenggaraan bagi
Pengelola BLUD Puskesmas dan Perangkat Daerah Malang.
25. Dewan Pengawas BLUD yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas
adalah orang yang bertugas dan bertanggungjawab melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD-
Puskesmas.
26. Upaya Kesehatan Perorangan selanjutnya disingkat UKP adalah
setiap kegiatan oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta, untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
27. Upaya Kesehatan Masyarakat selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan
7

kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah


kesehatan di masyarakat.

BAB II
PRINSIP POLA TATA KELOLA
Pasal 2

(1) Tata Kelola merupakan peraturan internal Puskesmas, yang


didalamnya memuat:
a. struktur organisasi;
b. prosedur kerja;
c. pengelompokan fungsi-fungsi yang logis; dan
d. pengelolaan sumber daya manusia.
(2) Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menganut prinsip:
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. resposibilitas; dan
d. independensi.

Pasal 3

(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)


huruf a, menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, kewenangan dan hak dalam organisasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b,
menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan
dan fungsi dalam organisasi.
(3) Pengelompokan fungsi logis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan
secara kuantitatif/ kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.
8

Pasal 4

(1) Transparansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a,


merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan
arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang
membutuhkan sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan.
(2) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b,
merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
Puskesmas agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan kepada
semua pihak.
(3) Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c,
merupakan kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan
organisasi terhadap bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
(4) Independensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d,
merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan prinsip bisnis yang sehat.
(5) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan dalam
perencanaan, evaluasi dan laporan/pertanggungjawaban dalam sistem
pengelolaan keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen
SDM, pengelolaan aset, dan manajemen pelayanan.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN AZAS

Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan

Pasal 5

(1) Maksud Peraturan Bupati ini adalah memberikan fleksibilitas berupa


keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
9

daerah pada umumnya.


(2) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah untuk meningkatkan pelayanan
Puskesmas kepada masyarakat, dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas,
dan penerapan bisnis yang sehat.

Bagian Kedua
Azas

Pasal 6

(1) BLUD-Unit Kerja beroperasi sebagai unit kerja OPD untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang
bersangkutan.
(2) BLUD-Unit Kerja merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan OPD
dan karenanya status hukum BLUD tidak terpisah dari sebagai
instansi induk.
(3) Kepala Dinas bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan.
(4) BLUD-Unit Kerja menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan
mencari keuntungan.
(5) Rencana Kerja dan Anggaran serta Laporan Keuangan dan Kinerja
BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan dan Kinerja OPD.
(6) BLUD mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan
praktek bisnis yang sehat.

BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI PUSKESMAS

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi

Pasal 7
10

(1) Puskesmas berkedudukan sebagai


a. Unsur Pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas Kesehatan;
b. Fasilitas kesehatan milik pemerintah yang merupakan pusat
pelayanan kesehatan primer baik perorangan maupun
masyarakat
(2) Puskesmas mempunyai tugas pokok:
a. melaksanakan dan menyelenggarakan sebagian tugas Dinas
Kesehatan dalam pelayanan kesehatan dalam rangka
pembangunan bidang Kesehatan secara mandiri dengan
kewenangan mengelola sumber daya, merencanakan dan
mendisain bentuk pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
sesuai dengan situasi, kondisi, kultur budaya dan potensi
setempat;
b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai bidang dan tugasnya.
(3) Puskesmas mempunyai fungsi:
a. pelaksana penyusunan rencana program kerja UPT Puskesmas;
b. pemberi pelayanan kesehatan masyarakat yang memadai dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya;
pelaksana Pelayanan Kesehatan Dasar antara lain Kesehatan
Ibu dan Anak, Promosi Kesehatan termasuk peningkatan
kesehatan institusi dan kesehatan lingkungan, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan makanan dan minuman,
pengobatan umum dan Pertolongan Gawat Darurat serta
pengembangan Puskesmas sesuai situasi dan kondisi di
wilayah kerja Puskesmas;
c. penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan;
d. pengembang budaya masyarakat dan keluarga di bidang
kesehatan; penganalisa dampak kesehatan pada setiap
pembangunan secara proaktif;
e. pemberdaya masyarakat, dalam arti membuat masyarakat
tahu, mau dan mampu menjaga dan mengatasi masalah
kesehatan;
f. pemberdaya keluarga secara proaktif agar keluarga tahu, mau
dan mampu menjaga kesehatan serta mengatasi masalah
kesehatan keluarga;
11

g. pelaksana pembinaan teknis pada Puskesmas Pembantu,


Polindes, Unit Pelayanan Kesehatan Swasta, Tenaga Kesehatan
serta kader pembangunan kesehatan;
h. pelaksana administrasi umum meliputi penyusunan program,
tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah
tangga UPT Puskesmas;
i. pelaksana koordinasi dengan unit/instansi lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan bidang tugasnya.

Bagian Kedua
Kedudukan Pemerintah Kabupaten Malang

Pasal 8

(1) Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup,


kemajuan dan perkembangan Puskesmas sesuai yang diharapkan dan
diinginkan oleh masyarakat.
(2) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggungjawabnya
mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan Peraturan Pola Tata Kelola dan Standar Pelayanan
Minimal
b. Membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola dan Dewan
Pengawas;
c. Menyetujui dan mengesahkan Rencana Belanja dan Anggaran;
d. Memberikan persetujuan setiap perjanjian yang dibuat oleh
Puskesmas dengan pihak lain.
e. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar dan
memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai pegawai
Puskesmas.
(3) Pemerintah Daerah bertanggungjawab menutup defisit anggaran
Puskesmas yang bukan karena kesalahan pengelolaan keuangan dan
setelah diaudit secara independen;
(4) Pemerintah Daerah bertanggunggugat atas terjadinya kerugian pihak
lain (termasuk pasien) akibat kelalaian dan atau kesalahan dalam
pengelolaan Puskesmas.

Bagian Ketiga
12

Kedudukan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang

Pasal 9

(1) Dinas Kesehatan bertanggungjawab terhadap standar teknis pelayanan


kesehatan yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat.
(2) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tanggungjawabnya mempunyai
kewenangan:
a. Meneliti dan memberikan rekomendasi atas usulan Standar
Pelayanan Minimal Puskesmas;
b. Mengusulkan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas;
c. Meneliti dan memberikan rekomendasi atas usulan Rencana
Belanja dan Anggaran Puskesmas;
d. Meneliti dan memberikan rekomendasi setiap usulan perjanjian
yang akan dibuat oleh Puskesmas dengan pihak lain.
e. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar dan
memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai pegawai
Puskesmas sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Keempat
Dewan Pengawas

Pasal 10

(1) BLUD yang memiliki realisasi nilai omset tahunan menurut laporan
operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat
minimal, dapat dibentuk Dewan Pengawas.
(2) Jumlah anggota dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang dan seorang di antara anggota
dewan pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas.
(3) Syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Realisasi omset
lebih besar dari 15 Milyar Rupiah atau Nilai Aset lebih besar dari 75
Milyar Rupiah.
(4) Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Bupati atas usulan
Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 11
13

(1) Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dewan Pengawas berkewajiban:
a. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai RBA
yang diusulkan oleh pejabat pengelola;
b. mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan
pendapat serta saran kepada Bupati mengenai setiap masalah
yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD;
c. melaporkan kepada Bupati tentang kinerja BLUD;
d. memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD;
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun
non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-catatan
penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLUD; dan
f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
(3) Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), kepada Bupati secara berkala paling sedikit 1
(satu) kali dalam satu tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pasal 12

(1) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur:


a. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
b. Dinas Kesehatan
c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan Puskesmas.
(2) Susunan Dewan Pengawas sebagai berikut:
a. seorang Ketua, merangkap anggota;
b. 2 (dua) orang anggota.
(3) Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
dibebankan kepada BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dan dimuat
dalam RBA BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen.
(4) Nama-nama Dewan Pengawas diusulkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
dan selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.

Pasal 13
14

(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima)


tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh
Bupati.
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila:
a.a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
a.b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
a.c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD; atau
a.d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak
pidana dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengawasan atas BLUD.

Pasal 14

(1) Bupati dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas untuk


mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.
(2) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bukan merupakan anggota Dewan Pengawas.

Pasal 15

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas


dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada BLUD Unit Kerja
Puskesmas Kepanjen dan dimuat dalam RBA BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen.
BAB IV
ORGANISASI BLUD UNIT KERJA PUSKESMAS KEPANJEN

Bagian Kesatu
Pejabat Pengelola BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen

Pasal 16

(1) Pejabat pengelola BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen terdiri dari :
15

a. Pemimpin adalah Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen


b. Pejabat Keuangan Pejabat yang menangani dan bertanggungjawab
atas Keuangan yaitu Kepala Tata Usaha
c. Pejabat Teknis adalah Pejabat yang menangani dan
bertanggungjawab atas teknis pelayanan di Puskesmas yaitu
Koordinataor Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan
Masyarakat.
(2) Pejabat pengelola BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen diusulkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan melalui Sekretaris Daerah dan diangkat
oleh Bupati.
(3) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

Bagian Kedua
Kualifikasi, Tugas dan Kewajiban, Kewenangan, dan tanggungjawab
Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen

Pasal 17

Kualifikasi Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen


1) Seorang Dokter/Dokter Gigi/Sarjana Keperawatan/Apoteker/Sarjana
lainnya di bidang kesehatan yang memenuhi kriteria keahlian, integritas,
dan kepemimpinan
a. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
usaha;
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan
c. berstatus Pegawai Negeri Sipil dan memenuhi syarat administrasi
kepegawaian;
d. bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan untuk
menjalankan praktik bisnis yang sehat di Puskesmas.

Pasal 18

Tugas dan Kewajiban Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen adalah :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan Puskesmas sesuai visi, misi dan
tujuan organisasi dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna
dan hasil guna;
16

1) Menyusun Rencana Strategi Bisnis Puskesmas; Mengusulkan Standar


Pelayanan Minimal Puskesmas.
2) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran Mengusulkan pengelolaan
sistem remunerasi, pola tarif dan pelayanan administrasi keuangan;
dan
3) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
serta kinerja keuangan Puskesmas;
4) Memelihara, mengelola dan meningkatkan sumber daya Puskesmas;
5) Mewakili Puskesmas di dalam dan di luar pengadilan;
6) Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha sebagaimana yang
telah digariskan;
7) Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala ;
b. Dalam menanggulangi risiko gugatan terhadap pelayanan medik, Kepala
BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen Dapat/wajib memberi
perlindungan kepada pelaksana fungsional dengan mengikutkan
asuransi tanggung-gugat profesi;

Pasal 19

Kewenangan Kepala BLUD Unit Puskesmas Kepanjen adalah :


a. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada Kepala Dinas Kesehatan;
b. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas;
c. Mengusulkan penambahan struktur organisasi dan tata kerja
Puskesmas, sesuai dengan perkembangan pelayanan;
d. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Puskesmas sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Memutuskan dan menetapkan peraturan-peraturan Puskesmas guna
melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam peraturan internal dasar
maupun peraturan perundang-undangan;
f. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
pegawai Puskesmas sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
g. Mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen apabila
diperlukan;
h. Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua pejabat
Puskesmas.
17

Pasal 20

Tanggungjawab Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyangkut


hal-hal sebagai berikut:
a. atas kebenaran kebijakan Puskesmas
b. atas kelancaran, efektifitas dan efisiensi kegiatan Puskesmas
c. atas kebenaran program kerja, pengendalian, pengawasan dan
pelaksanaan serta laporan kegiatannya; dan
d. meningkatkan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan.

Bagian Ketiga
Tugas dan Kewajiban Kasubag Tata Usaha

Pasal 21

Tugas dan kewajiban Kasubag Tata Usaha adalah :


a. mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA);
b. menyiapkan daftar pelaksanaan anggaran;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. menyelenggarakan pengelolaaan kas;
e. melakukan pengelolaan utang-piutang;
f. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
g. menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan;
h. mengkoordinasikan pengelolaan sistem remunerasi, pola tarif dan
pelayanan administrasi keuangan; dan
i. pengelolaan administrasi kepegawaian;
j. pengelolaan surat menyurat, kearsipan, dan perpustakaan;
k. pengelolaan urusan kerumahtanggaan, perlengkapan, dan barang
inventaris;
l. pelaksanaan pengaturan rapat dan hubungan masyarakat; dan
m. Melakukan penyusunan perencanaan dan pelaporan program dan
kegiatan.

Bagian Keempat

Tugas dan Kewajiban


Penanggungjawab Teknis Pelayanan
18

Pasal 22

Tugas dan kewajiban Penanggungjawab Teknis Pelayanan adalah :


a. menyusun rencana pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan maupun
Upaya Kesehatan Masyarakat
b. melaksanakan kegiatan Upaya Kesehatan Perrangan maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat
c. memonitor pelaksanaan kegiatan pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan maupun Upaya Kesehatan Masyarakat
d. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan
Upaya Kesehatan Perorangan maupun Upaya Kesehatan Masyarakat
e. melaksanakan koordinasi pelaksanaan pelayanan Upaya Kesehatan
Perrangan maupun Upaya Kesehatan Masyarakat
f. pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang
pelayanan Upaya Kesehatan Perrangan maupun Upaya Kesehatan
Masyarakat
g. melaksanakan pengendalian dan evaluasi mutu pelayanan Upaya
Kesehatan Perrangan maupun Upaya Kesehatan Masyarakat secara
berkesinambungan.

Bagian Kelima
Hubungan Kerja

Pasal 23

(1) Hubungan kerja BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dengan Dinas
Kesehatan.
a. Dinas Kesehatan menyusun rencana dan menetapkan target
untuk kegiatan UKP, UKM, dan penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan untuk di bahas dan disepakati dengan
Puskesmas Kepanjen
1) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen melaksanakan
kegiatan UKP, UKM;
2) Dinas Kesehatan melaksanakan penggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan;
19

b. Dinas Kesehatan melakukan pengawasan dan pembinaan kegiatan


UKP, UKM yang dilaksanakan oleh BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen
c. Dinas Kesehatan melakukan evaluasi seluruh kegiatan UKP, UKM
dan penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan;
1) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyusun RBA,
disetujui Kepala Dinas sebagai bagian dari RKA Dinas
Kesehatan;
2) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyampaikan
laporan kinerja dan keuangan kepada Dinas Kesehatan;
3) Dinas Kesehatan menjadi tempat rujukan Upaya Kesehatan
Masyarakat strata kedua.
(2) Hubungan kerja BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dengan
Fasilitas Kesehatan Perorangan Primer yg berada pada wilayah kerja
Puskesmas:
a.a. Puskesmas bermitra dengan Fasilitas Kesehatan perorangan
primer di wilayah kerjanya;
a.b. Puskesmas mengkoordinir data kesehatan penduduk dan data
kesehatan dari berbagai Fasilitas Kesehatan perorangan primer di
wilayahnya.
(3) Hubungan kerja BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dengan Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang menangani urusan KB:
a.a. Puskesmas melaksanaan pelayanan KB;
a.b. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani urusan KB
menyediakan alat kontrasepsi;
a.c. Puskesmas menyampaikan laporan pelayanan KB kepada Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang menangani urusan KB.

Bagian Keenam
Standar Pelayanan Minimal

Pasal 24

(1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan


umum yang diberikan oleh BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen,
Bupati menetapkan Standar Pelayanan Minimal dengan Peraturan
Bupati.
20

(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


dapat diusulkan oleh Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan
kesetaraan layanan serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
(4) Standar pelayanan minimal harus memenuhi persyaratan :
a.a. fokus pada jenis pelayanan;
a.b. terukur;
a.c. dapat dicapai;
a.d. relevan dan dapat diandalkan; dan
a.e. tepat waktu.
(5) Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf
a, mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya
tugas dan fungsi BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
(6) Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, merupakan
kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
(7) Dapat dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c,
merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya,
rasional, sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.
(8) Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf d, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat
dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi Puskesmas.
(9) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf e, merupakan
kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

Bagian Ketujuh
Penyelenggaraan Layanan

Pasal 25

(1) Puskesmas menyelenggarakan layanan yang terdiri dari Upaya


Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP).
(2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas
21

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan


menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
(3) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
(4) UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pengamanan sediaan farmasi termasuk obat tradisional
dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan
tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan
narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta
penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
(5) UKP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan
kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

Pasal 26

(1) Penyelenggaraan Layanan Puskesmas sebagaimana yang dimaksud


pada Pasal 25 didukung dengan penyelenggaraan fungsi administrasi
dan manajemen.
(2) Dalam menyelenggarakan Layanan, BLUD Unit Kerja Puskesmas wajib
menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP).

Pasal 27
BLUD Unit Kerja dapat melakukan pengembangan /atau inovasi layanan
sebagaimana dimaksud pada pasal 25 dengan seijin Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang

Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pasal 28
22

(1) Pegawai BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil.
(2) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen mengusulkan kebutuhan
pegawai PNS dan Non PNS kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(3) Kepala Dinas Kesehatan mengusulkan kebutuhan pegawai BLUD Unit
Kerja Puskesmas Kepanjen kepada Bupati.
(4) Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
dapat berasal dari PNS dan tenaga Non PNS.
(5) Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
yang berasal dari tenaga Non PNS dapat dipekerjakan berdasarkan
kontrak maksimal 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang.
(6) Penerimaan pegawai:
a.a. penerimaan pegawai yang berstatus PNS dilakukan sesuai
ketentuan yang berlaku;
a.b. penerimaan pegawai Non PNS dilakukan melalui mekanisme
rekrutmen dan seleksi terbuka untuk diangkat sebagai pegawai
tetap atau pegawai kontrak;
a.c. seleksi Pegawai Non PNS dilakukan dengan cara seleksi
administrasi, psikotes, seleksi akademik dan ketrampilan,
wawancara dan test kesehatan.
(7) Pejabat perbendaharaan seperti Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh PNS.
(8) Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola atau
Pegawai BLUD yang berasal dari PNS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(9) Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola yang
berasal dari tenaga non PNS ditetapkan Bupati.
(10) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen mengusulkan
pengangkatan dan pemberhentian pegawai BLUD yang berasal dari
tenanga Non PNS kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(11) Peraturan Pegawai BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen meliputi
rekrutmen, seleksi, pengangkatan, penugasan, orientasi, pembinaan
karir, penghargaan dan sanksi serta pensiun.
(12) Peraturan Pegawai disusun oleh Puskesmas Kepanjen dan ditetapkan
oleh Bupati.
(13) Penilaian kinerja Pegawai yang PNS, Pejabat penilai adalah Kepala
23

BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dan atasan Pejabat Penilai


Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen adalah Kepala Dinas
Kesehatan.
(14) Penilaian kinerja pegawai Non PNS, Pejabat penilainya adalah Kepala
BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
(15) Penilaian kinerja Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang
PNS, pejabat penilainya adalah Kepala Dinas Kesehatan dan atasan
pejabat penilainya adalah Sekretaris Daerah.
(16) Penilaian kinerja Penanggungjawab Teknis Pelayanan pejabat
penilainya adalah Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dan
atasan pejabat penilainya adalah Kepala Dinas Kesehatan.

Bagian Kedelapan
Remunerasi

Pasal 29

(1) Pejabat pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan


pegawai dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan dengan
komponen remunerasi terdiri dari gaji, tunjangan (jabatan, masa kerja
dan kinerja) serta asuransi (kesehatan dan ketenagakerjaan).
(2) Remunerasi diusulkan oleh Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen melalui Kepala Dinas untuk ditetapkan oleh Bupati.
(3) Remunerasi bagi pejabat pengelola dan pegawai sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat dihitung berdasarkan indikator
penilaian :
a.a. pengalaman dan masa kerja (basic index);
a.b. ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency
index);
a.c. resiko kerja (risk index);
a.d. tingkat kegawatdaruratan (emergency index);
a.e. jabatan yang disandang (position index); dan
a.f. hasil/capaian kinerja (performance index).
(4) Remunerasi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas
diberikan dalam bentuk honorarium, yang besarannya ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
24

(5) Penetapan remunerasi Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen


mempertimbangkan faktor-faktor yang berdasarkan:
a.a. ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
a.b. pertimbangan persamaannya dengan pelayanan sejenis;
a.c. kemampuan pendapatan; dan
a.d. kinerja operasional yang ditetapkan oleh Bupati dengan
mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan,
mutu dan manfaat bagi masyarakat.
(6) Pengaturan tata cara, besaran dan pemanfaatan remunerasi diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kesembilan
Tarif Layanan

Pasal 30

(1) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dapat memungut biaya kepada
masyarakat sebagai imbalan atas barang dan / atau jasa layanan yang
diberikan.
(2) Imbalan atas barang dan / atau jasa layanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar
perhitungan biaya satuan (unit cost) per unit layanan atau hasil per
investasi dana.
(3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), termasuk imbal hasil yang
wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian
dari biaya per unit layanan.
(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa
besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan.
(5) Tarif layanan diusulkan oleh Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
(6) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), ditetapkan dengan
Peraturan Bupati dan disampaikan kepada DPRD.
(7) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli
masyarakat, serta kompetisi yang sehat.
(8) Peraturan Bupati mengenai tarif layanan dapat dilakukan perubahan
25

sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan.


(9) Perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (8), dapat dilakukan
secara keseluruhan maupun per unit layanan.
(10) Proses perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dan ayat
(9), berpedoman pada ketentuan ayat (5) sampai dengan ayat (7).

Bagian Kesepuluh
Rencana Bisnis Dan Anggaran

Pasal 31

(1) Bisnis BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen meliputi Layanan jasa
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
dalam wilayah kerja Puskesmas.
(2) Penyusunan RBA tahunan berpedoman kepada renstra bisnis BLUD.
(3) Target kinerja dan anggaran BLUD disusun berdasarkan prinsip
anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut
jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan
yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain,
APBD, APBN dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya.
(4) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen memiliki pos anggaran yang
merupakan bagian dari pos anggaran Dinas Kesehatan.
Bagian Kesebelas
Pendapatan dan Biaya

Pasal 32

Pendapatan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dapat bersumber dari:


a. Tarif layanan;
b. Hibah
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain
d. APBD
e. APBN; dan
f. lain-lain pendapatan yang sah.

Pasal 33
26

(1) Pendapatan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang bersumber


dari jasa layanan dapat berupa imbalan yang diperoleh dari dari jasa
layanan yang diberikan kepada masyarakat.
(2) Pendapatan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang bersumber
dari hibah dapat berupa pemberian dari pemerintah, pemerintah
daerah maupun pihak ketiga.
(3) Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari
pendapatan yang berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa
menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi
Puskesmas
(4) Pendapatan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat berupa
pendapatan yang berasal dari Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan program atau kegiatan di Puskesmas.
(5) Pendapatan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat berupa
pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain.
(6) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dalam melaksanakan anggaran
dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan, proses pengelolaan
keuangan diselenggarakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
(7) Lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
huruf f, antara lain:
a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan kekayaan;
c. Jasa giro
d. pendapatan bunga;
e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
f. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa;
g. hasil investasi.

Pasal 34

(1) Seluruh pendapatan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, kecuali yang berasal dari
hibah terikat, dapat dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran
sesuai RBA.
27

(2) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperlakukan sesuai
peruntukannya.
(3) Seluruh pendapatan Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
69 huruf a, b, c dan f dilaksanakan melalui rekening kas Puskesmas
dan dicatat dalam kode rekening kelompok pendapatan asli daerah
pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek
pendapatan Puskesmas.
(4) Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan
kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah per semester
(5) Format laporan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 35

(1) Biaya BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen terdiri dari operasional
dan biaya non operasional.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban Puskesmas dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsi.
(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
seluruh biaya yang menjadi beban Puskesmas dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.
(4) Biaya BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dialokasikan untuk membiayai program peningkatan
pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.

Pasal 36

(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)


terdiri dari:
a. Biaya pelayanan,
b. Biaya umum dan administrasi,
(2) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung
dengan kegiatan pelayanan; dan
(3) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
28

huruf b mencakup seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan


langsung dengan kegiatan pelayanan.
(4) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari;
a. Biaya pegawai;
b. Biaya Bahan
c. Biaya jasa pelayanan;
d. Biaya pemeliharaan;
e. Biaya Barang dan Jasa; dan
f. biaya pelayanan lain-lain.
(5) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri dari:
a. Biaya pegawai;
b. Biaya administrasi kantor;
c. Biaya pemeliharaan;
d. Biaya barang dan jasa
e. Biaya promosi
f. biaya umum dan administrasi lain-lain

Pasal 37

Biaya non operasional sebagaimana dimaksud terdiri dari :


a. Biaya bunga;
b. Biaya administrasi bank;
c. Biaya kerugian penjualan aset tetap;
d. Biaya kerugian penurunan nilai; dan
e. biaya non operasional lain-lain.

Pasal 38

(1) Seluruh pengeluaran biaya BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang
bersumber sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 dilaporkan kepada
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) per triwulan
(2) Seluruh pengeluaran biaya BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen yang
bersumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
menerbitkan SPM Pengesahan yang dilampiri dengan Surat Pernyataan
Tanggungjawab (SPTJ).
29

(3) Format SPTJ sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan format laporan
pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai peraturan
yang berlaku.

Pasal 39

(1) Pengeluaran biaya BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen diberikan


fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan.
(2) Fleksibilitas pengeluaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan
perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah
ditetapkan secara definitif.
(3) Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku untuk biaya
Puskesmas yang berasal dari pendapatan selain dari APBN/ APBD dan
hibah terikat.
(4) Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Kepala BLUD Unit Kerja
Puskesmas Kepanjen dapat mengajukan mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada PPKD melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 40

(1) Ambang batas RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2)
ditetapkan dengan besaran persentase.
(2) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
dengan mempertimbangkan besaran fluktuasi kegiatan operasional
yang ditetapkan dalam RBA.
(3) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dalam RBA dan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) Puskesmas oleh
TAPD.
(4) Persentase ambang batas tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi, dapat dicapai, terukur,
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bagian Kedua Belas


Surplus dan Defisit Anggaran
Pasal 41

(1) Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara realisasi


30

pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran.


(2) Surplus anggaran BLUD dapat digunakan dalam tahun anggaran
berikutnya kecuali atas permintaan kepala daerah disetorkan sebagian
atau seluruhnya ke kas daerah dengan mempertimbangkan posisi
likuiditas BLUD.
(3) Defisit anggaran BLUD merupakan selisih kurang antara realisasi
pendapatan dengan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran.
(4) Defisit anggaran BLUD dapat diajukan usulan pembiayaannya
pada perubahan anggaran tahun berjalan atau anggaran tahun
berikutnya kepada PPKD.

BAB V
PENGELOLAAN KEUANGAN

Bagian Kesatu
Pengelolaan Anggaran

Pasal 42

(1) Perencanaan, terdiri dari:


a.a. Rencana Kerja Dinas Kesehatan:
Dinas Kesehatan menyusun Rencana Kerja yang digunakan
sebagai pedoman menjadi acuan dalam pelaksanaan program
dan kegiatan pembangunan kesehatan pada tahun yang
bersangkutan termasuk didalamnya Rencana Kerja BLUD Unit
Kerja Puskesmas Kepanjen
a.b. Rencana Kerja BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyusun Rencana Kerja
yang digunakan sebagai pedoman menjadi acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada tahun yang
bersangkutan dan disampaikan ke Dinas Kesehatan sebagai
dasar penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan.
(2) Penyusunan Anggaran:
a.a. Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Kesehatan:
Dinas Kesehatan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang
31

digunakan sebagai pedoman menjadi acuan dalam pelaksanaan,


pembiayaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan
pada tahun yang bersangkutan termasuk Anggaran Puskesmas
Kepanjen berdasarkan usulan RBA.
a.b. Rencana Kerja dan Anggaran BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen
BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyusun dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi
program, kegiatan, target kinerja dan anggaran BLUD.
(3) Pembahasan dan penetapan Anggaran
a. RKA Dinas Kesehatan dan RBA BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen diajukan ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah untuk menjadi masukan didalam Rancangan
APBD Kabupaten Malang. RAPBD Kabupaten Malang selanjutnya
diajukan ke DPRD Kabupaten Malang untuk dibahas dan
disetujui DPRD Kabupaten Malang. RAPBD yang sudah disetujui
DPRD Kabupaten Malang kemudian dievaluasi oleh Pemerintah
Provinsi dan selanjutnya ditetapkan sebagai APBD Kabupaten
Malang.
b. Berdasarkan APBD Kabupaten Malang, Dinas Kesehatan
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan BLUD Unit
Kerja Puskesmas Kepanjen menyusun RBA definitif. DPA Dinas
Kesehatan disampaikan ke DPPKAD untuk mendapat
pengesahan.
(4) Pelaksanaan Anggaran:
Berdasarkan DPA Dinas Kesehatan yang telah disahkan Kepala
DPPKAD, BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen sudah dapat
melakukan pencairan anggaran untuk melaksanakan kegiatan.
(5) Pengawasan, pembinaan dan evaluasi:
a. Dinas Kesehatan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan UKP dan UKM;
a.a. Berdasarkan hasil pengawasan tersebut Dinas Kesehatan
melakukan pembinaan kepada BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen
a.b. BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan anggaran tahun yang bersangkutan;
a.c. Dinas Kesehatan melakukan evaluasi secara keseluruhan
32

atas pelaksanaan anggaran tahun yang bersangkutan,


termasuk BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen

Bagian Kedua
Laporan Keuangan Dan Laporan Kinerja

Pasal 43

(1) Laporan keuangan BLUD terdiri dari:


a.a. neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu;
a.b. laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan
dan biaya BLUD selama satu periode;
a.c. laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan
dengan aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas
pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama
periode tertentu; dan
a.d. catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif
atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan.
(2) Laporan Kinerja.
BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen wajib memberikan laporan
kinerja BLUD dilakukan setiap triwulan, semester dan tahunan baik
aspek keuangan maupun non keuangan.

Bagian Ketiga
Pembinaan, Pengawasan Dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Pasal 44

(1) Pembinaan:
a. pembinaan teknis BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan;
b. pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh PPKD.
(2) Pengawasan:
a.a. pengawasan internal BLUD dilakukan oleh pengawas internal yang
berkedudukan langsung di bawah Kepala BLUD Unit Kerja
33

Puskesmas Kepanjen pengawasan Fungsional oleh Inspektorat


dan BPKP;
a.b. pengawasan Eksternal dilakukan oleh BPK.
(3) Tindak lanjut hasil pengawasan:
a.a. tindak lanjut hasil pengawasan internal dilakukan untuk memperbaiki
sistem pengendalian internal BLUD;
a.b. tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dilakukan oleh Kepala BLUD
Unit Kerja Puskesmas Kepanjen untuk memperbaiki sistem yang ada
di dalam BLUD;
a.c. tindak lanjut hasil pengawasan eksternal (BPK) dilakukan oleh Kepala
BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen agar rekomendasi BPK
diselesaikan secara tuntas.

Bagian Keempat
Akuntansi

Pasal 45

(1) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen merupakan entitas akuntansi


yang menerapkan sistem akuntansi pemerintah
(2) Laporan Keuangan terdiri dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran dan/atau Laporan Operasional;
b. Neraca;
c. Laporan Arus Kas; dan
d. Catatan Atas Laporan Keuangan.
(3) Penyampaian Laporan Keuangan dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. setiap triwulan BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyusun dan
menyampaikan laporan operasional dan laporan arus kas kepada PPKD,
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode pelaporan berakhir;
b. setiap semesteran dan tahunan BLUD Unit Kerja Puskesmas
Kepanjen wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD
untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan pemerintah daerah,
paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir.

Bagian Kelima
34

Pengelolaan Barang

Pasal 46

(1) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menentukan spesifikasi dan


volume barang yg dibutuhkan dengan mempertimbangkan nilai
efisiensi dan efektif tepat guna.
(2) Pengelolaan barang termasuk pengadaan barang dan jasa BLUD Unit
Kerja Puskesmas Kepanjen harus berdasarkan spesifikasi dan volume
barang yang dibutuhkan.
(3) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen mengusulkan rencana
pengadaan barang dan/jasa kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(4) BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen melaksanakan pengadaan
barang dan/jasa sesuai kewenangan.
(5) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen membentuk Tim
Penerima barang dan jasa yang ditetapkan dengan Kepala Puskesmas
Badan Layanan Umum Daerah Pengadaan barang dan jasa sesuai
peraturan dan perundangan yang berlaku.
(6) Sebelum memiliki pejabat pengadaan barang dan jasa di Puskesmas
Kepanjen, Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dapat
menggunakan Pejabat pengadaan barang dan jasa Dinas Kesehatan.

Bagian Keenam
Pengelolaan Data Kesehatan

Pasal 47

(1) Penentuan Data Kesehatan:


BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menentukan data kesehatan
yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan baik Upaya
Kesehatan Perorangan maupun Upaya Kesehatan Masyarakat.
(2) Pencatatan Data:
Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola data Puskesmas untuk
mendistribusikan data dengan tujuan agar data terdistribusi tepat
waktu dan tepat sasaran serta tepat guna.
(3) Pengumpulan Data:
Kegiatan mengumpulkan informasi-informasi yang dilaksanakan oleh
35

petugas pengelola data yang bertujuan untuk mencatat dan


mendistribusikan data kepada semua pihak yang membutuhkan.
(4) Analisis:
Kegiatan yang dilakukan oleh petugas pengelola data untuk melakukan
analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan serta
factor-faktor yang mempengaruhinya.
(5) Pengiriman Data ke Provinsi dan Kementerian Kesehatan:
Data yang telah tercatat pada BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen
yang selanjutnya dibutuhkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kementrian Kesehatan akan dipenuhi/ dikirim oleh Dinas Kesehatan.
(6) Unit cost Data Kesehatan:
Unit cost Data Kesehatan adalah besaran biaya yang dibutuhkan untuk
mencatat/mengumpulkan, analisis dan pelaporan data.

Bagian Ketujuh
Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

Pasal 48

(1) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menunjuk pejabat yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan Puskesmas yang
meliputi :
a. kebersihan lingkungan Puskesmas selama 24 (dua puluh empat)
jam meliputi area kantor dan area pelayanan termasuk toilet/
kamar mandi;
b. pengelolaan sampah medik dan domestik;
c. pengelolaan limbah Puskesmas;
d. pengamatan area bebas rokok.

(2) Kepala BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen menyusun kebijakan


pengelolaan lingkungan fisik, kimia, biologi yang memperhatikan
keselamatan pasien dan karyawan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Bagian Kedelapan
Pasal 49
36

BLUD Unit Kerja Puskesmas Kepanjen dapat mengembangkan produk


layanan baru dengan menambahkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
masing- masing layanan

BAB VI
PENUTUP

Pasal 50
Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata ada kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan sesuai perundang
– undangan yang berlaku.

Ditetapkan : Malang
Pada :
tanggal

BUPATI MALANG

RENDRA KRESNA

Tembusan Kepada Yth :


1. Kepala Inspektorat Kabupaten Malang;
2. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang;
3. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Malang;
4. Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Malang;
5. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Malang;
6. Kepala Badan Layanan Umum Daerah Unit Kerja Puskesmas se
Kabupaten Malang
37

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan dan ujung tombak pembangunan kesehatan. Puskesmas
mempunyai fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan; pusat pemberdayaan masyarakat; dan pusat pelayanan
kesehatan strata/tingkat pertama. Sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan strata/tingkat pertama, Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu pelayanan yang
bersifat pribadi (private goods), dengan tujuan utama penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, baik berupa rawat
jalan maupun rawat inap. Sedangkan pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan yang bersifat public (public goods) dengan tujuan
38

utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah


penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan, antara lain meliputi promosi kesehatan, pemberantasan
penyajkit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluardga dan sebagainya. Mengingat beban kerja
Puskesmas yang berat, pengelolaan kegiatan yang tidak memberikan
keleluasaan bagi Puskesmas untuk menetapkan program dan kegiatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta tututan
Puskesmas untuk meningkatkan kinerjanya,sedangkan sistem
pembiayaan masih belum memberikan keleluasaan bagi Puskesmas
untuk berupaya dalam peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu
untuk menglola Puskesmas secara entepreneur bukan secara birokratik
lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar
sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang
berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.
Dengan terbitnya PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri 61 tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
dimana memberikan peluang bagi Puskesmas untuk menerapkan pola
pengelola keuangan BLUD yang memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaannya.
Dalam rangka menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD
perlu disusun Pola Tata Kelola yang merupakan aturan internal
Puskesmas dengan memperhatikan prinsip-prisip tranparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.

B. PENGERTIAN POLA TATA KELOLA


Berdasarkan pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), pola tata kelola merupakan peraturan
internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja yang
akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD).
Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007
disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau
peraturan internal, yang memuat antara lain:
a. Struktur organisasi. Menggambarkan posisi jabatan, pembagian
tugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
39

b. Prosedur kerja, Menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja


antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis. Menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka
efektifitas pencapaian organisasi.
d. Pengelolaan sumber daya manusia. Merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

C. PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA


Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan
dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007, terdiri dari:
a. Transparansi. Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung
dapat diterima bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
b. Akuntabilitas. Yakni mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya serta pelaksanan kebijakan yang dipercayakan kepada BLUD
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
c. Responsibilitas. Merupakan kesesuaian atau kepatuhan pengelolaan
BLU/BLUD terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip organiasasi yang sehat.
d. Independensi. Merupakan keadaan dimana BLUD dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

D. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA


Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum
Daerah Puskesmas bertujuan untuk:
a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar
puskesmas memiliki daya saing yang kuat.
b. Mendorong pengelolaan Puskesmas secara profesional, transparan
dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan
40

kemandirian organ Puskesmas.


c. Mendorong agar organ Puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan berdasar pada nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial Puskesmas
terhadap stakeholder.
d. Meningkatkan kontribusi Puskesmas dalam mendukung
kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

E. RUANG LINGKUP TATA KELOLA


Ruang lingkup tata kelola Puskesmas meliputi peraturan
internal Puskesmas dalam menerapkan pola pengelolaan keuangan.
Tata kelola dimaksud mengatur hubungan antara organ Puskesmas
sebagai UPT yang menerapkan PPK BLUD, yaitu Kepala OPD,
Pemerintah Daerah, Dewan Pengawas, dan Pejabat Pengelola berikut
fungsi, tugas, tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan haknya
masing-masing

F. DASAR HUKUM
Dasar Hukum untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah dengan
Permendagri Nomor 59 tahun 2007.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja
di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 /PMK.02/2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU.
41

g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006 tentang


Pembentukan Dewan Pengawas pada BLU dan telah diubah dengan
Permenkeu Nomor 109/PMK.05/2007.
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas dan Pegawai BLU yang telah diubah dengan Permenkeu
Nomor 73/PMK.05/2007.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
j. Peraturan Bupati Malang Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang.
k. Peraturan Bupati Malang Nomor 24 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
l. Peraturan Bupati Malang Nomor 188.45/178/KEP/35.07.013/2018
Tahun 2018 tanggal 09 Maret 2018 tentang Pejabat Kuasa Anggaran
/ Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan Pembantu dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu Pada Unit Pelaksana Teknis
Pusat Kesehatan Masyarakat Kepanjen Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2018.
m. Keputusan Bupati Malang Nomor : 188.45/225/KEP/421.013/2015
tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat
Kepanjen Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Untuk
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Dengan Status Badan Layanan Umum Daerah Bertahap.
n. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Nomor
440/13/KEP/35.07.103/2018 Bulan Januari 2018 tentang Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pada Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum daerah Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun
Anggaran 2018.
o. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Nomor
440/14/KEP/35.07.103/2018 Bulan Januari 2018 tentang Pejabat
Keuangan Pada Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Dengan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2018.
42

p. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Nomor


440/37/KEP/35.07.103/2018 tentang Pejabat Pengadaan Barang
dan Jasa UPT Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
Tahun Anggaran 2018.
q. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Nomor:
503.1/43-13/KEP/421.103/2014 tanggal 05 September 2014
tentang Ijin Operasional Tetap Penyelenggaraan ”Puskesmas
Kepanjen”.

G. KLAUSUL PERUBAHAN TATA KELOLA


Pola Tata Kelola Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan pola tata kelola Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas,
serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan
organ Puskesmas serta perubahan lingkungan.

H. SISTEMATIKA
Sitematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai beikut :
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : STRUKTUR ORGANISASI DAN PROSEDUR KERJA
A. Struktur Organisasi
B.Prosedur Kerja
C.Pengelompokan yang Logis
D.Pengelolaan SDM
BAB III : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
A. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja
B. Sistem Akuntabilitas Keuangan
C. Kebijakan Tarif
D. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
E. Tanggungjawab Sosial Puskesmas
BAB IV : TRANSPARANSI
BAB V : RESPONSIBILITAS
BAB VI : INDEPENDENSI
BAB VII : ETIKA DAN INTEGRITAS : ETIKA DAN INTEGRITAS
BAB VIII: PENUTUP
43

BAB II
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROSEDUR KERJA

A. STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS


1. SEJARAH SINGKAT UPT PUSKESMAS KEPANJEN KABUPATEN
MALANG
UPT Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang berlokasi di Jl.
Raya Jatirejoyoso No. 4, Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang,
dengan wilayah kerja sebanyak 18 desa/kelurahan dari 18 desa/
kelurahan di wilayah kecamatan. UPT Puskesmas Kepanjen
didukung jejaring dibawahnya sebanyak 3 Pustu, 18 Ponkesdes/
Polindes, 18 Poskesdes, dan 108 Posyandu Balita serta 94
Posyandu Lansia.
UPT Puskesmas Kepanjen merupakan Puskesmas Rawat
Inap yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati Malang
Nomor 188.45/748/KEP/421.013/2014 Tahun 2014 tentang
Status Pusat Kesehatan Masyarakat Rawat Inap dan Rawat Inap
44

Dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar di


Kabupaten Malang.
UPT Puskesmas Kepanjen sebagai Puskesmas rawat inap
mempunyai 17 Unit pelayanan yang didukung dengan fasilitas IT
untuk pelayanan secara OnLine menggunakan Aplikasi
Simkesmas, yaitu Unit Pendaftaran, Unit Pengobatan Umum, Unit
Pengobatan Gigi, Unit Pelayanan Ibu/KB dan Reproduksi, Unit
Pelayanan Anak/Immunisasi, Unit Pelayanan VCT/IMS, Unit Gizi,
Unit Promkes/Sanitasi dan Unit Penyakit TB/Kusta, Unit
Laboratorium, Unit Obat, Unit Kasir, Unit UGD, Unit Rawat Inap,
Unit Persalinan, Unit TU, serta 1 Sekertariat ISO. Unit Pendaftaran
dengan fasilitas ruang penyimpanan rekam medis dilengkapi
dengan MKios untuk pendaftaran Offline dengan 3 orang staf.
Pengobatan Umum dengan fasilitas 2 ruang tindakan medis
dengan masing masing 1 tempat tidur, dengan 2 orang dokter
umum, dan 2 orang perawat. Unit Gigi dengan fasilitas 1 dental
unit, 1 orang dokter gigi, dan 1 orang perawat. Unit Pelayanan
Ibu/KB dan Reproduksi dengan fasilitas 1 tempat tidur
pemeriksaan ibu hamil, 1 ruang tindakan KB dengan 1 bed
Ginekologi dengan petugas 2 orang Bidan. Unit Pelayanan
Anak/Imunisasi dengan fasilitas 1 ruang tempat pemeriksaan
anak, serta pojok Laktasi dengan petugas 2 orang bidan dan 1
orang Koordinator Imunisasi. Unit Pelayanan VCT/IMS dilengkapi
dengan 1 tempat tidur periksa dengan petugas 1 orang Bidan. Unit
Gizi dan Unit dan Unit Promkes/Sanitasi dengan 1 orang petugas
gizi, 1 orang petugas Promkes dan Kesehatan Lingkungan. Unit
Penyakit TB/Kusta dilengkapi dengan 1 tempat tidur periksa
dengan petugas 1 orang Perawat. Unit Laboratorium dengan
fasilitas 1 Hematoanalizer, 1 Urinalizer, 1 fotometer, 2 mikroskop
binokuler, dan 2 centrifuge dengan petugas 1 orang analis dibantu
1 orang tenaga Bidan. Unit kasir dengan 1 orang staf. Unit Gawat
Darurat dengan fasilitas 4 Tempat Tidur periksa, Energensi Set
dan EKG dengan petugas 2 Org perawat jaga. Unit Rawat
Inapdengan fasilitas 10 Tempat Tidur dengan petugas 2 orang
Perawat Jaga dan Dokter Visite. Unit Persalinan dengan fasilitas 1
ruang bersalin dengan 3 tempat tidur dan 1 ruang nifas dengan 2
tempat tidur dengan petugas 2 orang Bidan. Unit Obat dengan
45

fasilitas gudang obat dengan 1 orang asisten apoteker. Unit Tata


Usaha dengan 1 orang Kepala Tata Usaha dan 2 orang Bendahara.
Serta Sekertariat ISO dengan fasilitas 1 almari dokumen ISO
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan strata/tingkat
pertama, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods), dengan tujuan utama penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
melalui pelayanan rawat jalan. Sedangkan pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan (Permenkes No. 75 Tahun 2014)
yang menjadi tanggung jawab Puskesmas Kepanjen adalah
1) Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
(1) Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
(2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
(3) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
(4) Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
(5) Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
(6) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
(1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
(2) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakkat
(3) Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
(4) Pelayanan Kesehatan Olah Raga
(5) Pelayanan Kesehatan Indera
(6) Pelayanan Kesehatan Lansia
(7) Pelayanan Kesehatan Kerja
(8) Pelayanan Kesehatan Matra
Upaya Kesehatan Perorangan sebagai bagian dari upaya
kesehatan wajib dibagi lebih lanjut berdasarkan klasifikasi dan
jenis layanan.
Berdasarkan klasifikasi, Upaya Kesehatan Perorangan di UPT
46

Puskesmas Kepanjen merupakan Pelayanan rawat jalan dan rawat


inap;
Upaya pengobatan berdasarkan jenis layanan, terdiri dari:
1) Pelayanan medik;
(1) Pelayanan medik dasar rawat jalan.
(2) Pelayanan Unit Gawat Darurat
(3) Home care
(4) Pelayanan Rawat Inap
2) Pelayanan penunjang medik;
(1) Pemeriksaan laboratorium
(2) Pelayanan Obat
(3) Pelayanan Ambulane
(4) Pelayanan Puskesmas Keliling
3) Pelayanan penunjang non medik;
(1) Pelayanan gizi
(2) Pelayanan Sanitasi
(3) Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
4) Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan;
(1) Pelayanan penyakit kandungan
(2) Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan lainnya
(3) Pelayanan Persalinan Normal/Pelayanan Satu Hari (One Day
Care)
5) Pelayanan gigi dan mulut;
6) Pelayanan konsultasi dan rujukan;
7) Pelayanan visum et repertum;
8) Pelayanan tindakan operatif yang mampu dilaksanakan oleh
Puskesmas.

2. STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS


Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata
hubungan kerja antar bagian dan garis kewenangan, tanggung-
jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayanan dan
penunjang pelayanan. UPT Puskesmas Kepanjen merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kecamatan Kepanjen, terakhir ditetapkan dengan
Peraturan Bupati Malang No. 24 tahun 2017. tentang
47

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat


Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
UPT Puskesmas Kepanjen mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara
paripurna kepada masyarakat di kecamatan sesuai dengan
kedudukan dan/atau wilayah kerja dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Struktur organisasi dan uraian tugas Puskesmas dalam
rangka penerapan PPK BLUD disajikan dalam dua kondisi, yaitu
kondisi sebelum dan sesudah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD, sebagai berikut:
1) Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Sebelum Penerapan
BLUD
Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang yang telah berdiri
sejak tahun 1983 merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang, berperan menyelenggarakan
sebagaian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten dan unit pelaksana kesehatan tingkat pertama.
Seiring dengan perkembangan organisasi dan perubahan
peraturan, struktur organisasi Puskesmas Kepanjen juga
mengalami perubahan dengan Peraturan Bupati Nomor 7
Tahun 2009 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pusat Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang sebagai berikut :
48

Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi


Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang terdiri dari:
1. Kepala UPTD Puskesmas;
2. Sub Bagian Tata Usaha;
3. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Dasar;
4. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Pengembangan;
5. Unit Pendukung Pelayanan Puskesmas;
a) Puskesmas Pembantu
b) Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Kepala Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang sesuai


dengan kewenangannya membentuk unit-unit kerja non
struktural berupa UKP (upaya kesehatan perorangan), UKM
(upaya kesehatan masyarakat), Puskesmas Pembantu dan
Pondok Bersalin Desa serta unit penunjang lainnya yang
merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan medis dan
keperawatan, pelayanan penunjang, kegiatan pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan, sebagai berikut:
1. UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
49

a. Poli Rawat Jalan


a) Poli Umum
b) Poli KIA
c) Poli Gigi dan Mulut
d) Poli KB
b. Unit Gawat Darurat
c. Penunjang medis dan non medis
a) Konseling/Pojok Gizi
b) Konseling P2M/Kesling
c) Laboratorium,
d) Apotik dan Gudang Farmasi,
e) Ambulan,
f) Imunisasi,

2. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)


a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana
c. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
e. Upaya Kesehatan Lingkungan
f. Upaya Kesehatan Sekolah, KRR, UKGS
g. Upaya Kesehatan Jiwa
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Tugas Pokok dan Fungsi :


1. Kepala UPTD Puskesmas
Kepala Puskesmas dalam melaksanakan tugas berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan dan dalam menyelanggarakan tugasnya\
berkoordinasi dengan Camat Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut, Kepala Puskesmas mempunyai tugas :
a) Melaksanakan, merencanakan, mongkoordinir,
membina serta mengevaluasi kegiatan agar dapat
50

dicapai tujuan/sasaran berdasarkan kebijakan yang


ditetapkan oleh Kepala Dinas.
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas Kesehatan sesuai bidang dan tugasnya.

2. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas :


Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang
Koordinator Pelaksana yang dalam melaksanakan tugas
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
UPTD.
Koordinator Pelaksana TU, membawahi:
– Urusan Kepegawaian dan Umum

– Keuangan

– Evaluasi & Pelaporan


Mempunyai tugas :
a) Melaksanakan urusan umum dan perlengkapan,
kepegawaian, keuangan serta pellaporan dan evaluasi
tugas UPTD.
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala UPTD sesuai bidang dan tugasnya.

3. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Dasar


Pelaksana Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari
sejumlah tenaga fungsional medis dan paramedis serta
tenaga kesehatan lainnya sesuai bidang keahliannya,
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional sesuai bidang
keahliannya yang dalam melaksanakan tugas berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPTD
mempunyai tugas :
a) Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
pelaksanaan program serta pelayanan kesehatan
bidang pelayanan kesehatan dasar yang meliputi
manajemen dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
serta keluarga berencana, gizi, pemberantasan
penyakit menular, kesehatan lingkungan, pengobatan,
promosi kesehatan, hygiene sanitasi dan penyehatan
makanan minuman.
51

b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh


Kepala UPTD sesuai bidang dan tugasnya.

4. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Pengembangan


Pelaksana Pelayanan Kesehatan Pengembangan terdiri
dari sejumlah tenaga fungsional medis dan paramedis
serta tenaga kesehatan lainnya sesuai bidang
keahliannya, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
sesuai bidang keahliannya yang dalam melaksanakan
tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala UPTD mempunyai tugas :
a) Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan bidang
pelayanan kesehatan pengembangan meliputi
penyusunan dan perencanaan pengembangan program
kesehatan pengembangan, pelayanan dan pelaporan
serta evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
telah ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi
serta budaya masyarakat setempat.
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala UPTD sesuai bidang dan tugasnya.

5. Unit Pendukung Pelayanan Puskesmas :


a) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu dipimpin oleh seorang
penanggung jawab Puskesmas Pembantu yang dalam
melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala UPTD mempunyai tugas :
(a) Melaksanakan sebagian tugas UPTD Puskesmas di
wilayah kerjanya.
(b) Memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui Pelayanan Kesehatan Dasar
dan Pelayanan Kesehatan Pengembangan.
(c) Menyusun laporan dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas.
(d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala UPTD sesuai bidang dan tugasnya.
b) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
52

Pondok Bersalin Desa (Polindes) dipimpin oleh seorang


Bidan Desa sebagai penanggung jawab Polindes yang
dalam melaksanakan tugas secara teknis bertanggung
jawab kepada kepala UPTD dan secara administratif
bertanggung jawab kepada Kepala Desa/Lurah
mempunyai tugas :
(a) Melaksanakan sebagian tugas UPTD Puskesmas di
wilayah kerjasatu Desa/Kelurahan.
(b) Memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui Pelayanan Kebidanan Dasar
Pertolongan Persalinan Normal, Kesehatan Ibu dan
Anak serta Keluarga Berencana.
(c) Menyusun laporan dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas.
(d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala UPTD sesuai bidang dan tugasnya.
c) Kelompok Jabatan Funsional mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Pelaksana Pelayanan
Kesehatan Dasar dan Pelaksana Pelayanan Kesehatan
Pengembangan sesuai dengan keahliannya dan
kebutuhan serta beban kerja.
(a) Poli rawat jalan mempunyai tugas mengkoordinir
pelaksanaan fungsi pelayanan administrasi,
pelayanan medik dan pelayanan asuhan
keperawatan di poli yang bersangkutan tanpa
rawat inap.
(b) Unit Gawat Darurat mempunyai tugas
mengkoordinir pelaksanaan fungsi pelayanan
administrasi, pelayanan medik dan pelayanan
asuhan keperawatan yang memerlukan tindakan
bersifat darurat/segera, baik tindakan medik
maupun penunjang medik.
(c) Unit Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
mempuyai tugas mengkoordinir pelaksanaan fungsi
pelayanan administratif serta pelayanan pendukung
baik medis maupun non medis.
53

2) Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Setelah Penerapan


BLUD
Dalam proses penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Puskesmas
Kepanjen sesuai Surat Keputusan Bupati Malang Nomor
188.445/225/KEP/ 421.013/2015 Tentang Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Kepanjen Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Dengan Status Badan Layanan Umum Daerah Bertahap.
Dalam rangka penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), organisasi Puskesmas
perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerepan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah terdiri dari:
a. Dewan Pengawas
b. Pemimpin BLUD
c. Pejabat Keuangan
d. Pejabat Teknis
e. Satuan Pengawas Internal
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila
Puskesmas Kepanjen telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang
Dewan Pengawas, yaitu apabila :
a. Realisasi nilai omzet pendapatan operasional tahunan
menurut realisasi anggaran, minimum sebesar Rp
15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah), dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca, minimum Rp
75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah)

STRUKTUR ORGANISASI BLUD


UPT PUSKESMAS KEPANJEN
54

PEMIMPIN BLUD
Kepala UPT Puskesmas

Satuan Pengawas Internal

PEJABAT TEKNIS

PEJABAT KEUANGAN
Kepala Sub Bagian Tata
PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB Usaha
PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN MEDIS
MASYARAKAT (UKP, KEFARMASIAN &
LABORATORIUM)

Keuangan SP2TP KEPEGAWAIAN,


UMUM DAN
BARANG
UKM  UNIT PENDAFTARAN
UKM ESENSIAL
PENGEMBANG  Poli Umum  Akuntansi
DAN  Poli Gigi
KEPERAWATAN AN  Verifikasi
 Poli Ibu dan KB
KESEHATAN  Poli Anak & Imunisasi
 Pelaporan
MASYARAKAT  Poli VCT/IMS
 KESEHATAN JIWA  APOTIK
 UKG Masyarakat  LABORAT
 BATRA  UGD
 KESEHATAN  Rawat Inap
OLAHRAGA  Persalinan
 PROMKES
TERMASUK UKS  KESEHATAN
 KESEHATAN INDERA
LINGKUNGAN  KESEHATAN
 KIA/ KB YANG LANSIA
BERSIFAT UKM  KESEHATAN KERJA
 GIZI YANG BERSIFAT PENANGGUNG JAWAB JARINGAN
UKM
PELAYANAN PUSKESMAS DAN
 PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN JEJARING FASILITAS PELAYANAN
PENYAKIT KESEHATAN
 PERKESMAS

 PUSTU
 PUSKESMAS KELILING
 POLINDES BIDAN DESA
 PONKESDES
 JEJARING FASILITAS YANKES

Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD


UPT Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang terdiri dari:
a. Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPT Puskesmas
b. Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
c. Pejabat Teknis dijabat oleh Penanggung jawab Pelayanan
Kesehatan
55

a) Penanggung jawab Pelayanan Medik meliputi:


(a) Unit Pendaftaran
(b) Unit Pengobatan Umum
(c) Unit Pengobatan Gigi
(d) Unit Pelayanan Ibu dan KB
(e) Unit Pelayanan Anak dan Imunisasi
(f) Unit Pelayanan VCT/IMS
(g) Apotek/ Unit Obat
(h) Unit Laboratorium
(i) Unit Gawat Darurat
(j) Unit Rawat Inap
(k) Unit Persalinan
b) Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Masyarakat
meliputi:
(a) UKM Esensial terdiri atas:
1) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKM
4) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
(b) UKM Pengembangan terdiri atas:
1) Pelayanan kesehatan jiwa
2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat desa
3) Pelayanan kesehatan tradisional
4) Pelayanan kesehatan olahraga
5) Pelayanan kesehatan indera
6) Pelayanan kesehatan lansia
7) Pelayanan kesehatan kerja
d. Penangung jawab Jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas Keliling
c) Polindes Bidan desa
d) Ponkesdes
e) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
e. Satuan Pengawas Internal
56

Perubahan lainya dari struktur organisasi UPT Puskesmas


Kepanjen Kabupaten Malang yang perlu disesuaikan dengan
ketentuan dalam penerapan PPK-BLUD adalah sebagai berikut:
a. Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan
nomenklatur pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a). Kepala UPT Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD,
b). Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dapat direpresenta-
sikan dengan jabatan yang ada.
b. Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan
Internal (SPI) dalam rangka meningkatkan sistem
pengendalian intern Puskesmas.
c. Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan
BLUD yaitu fungsi akuntansi, verifikasi dan pelaporan

3) Tugas Pokok dan Wewenang dalam Organisasi BLU


Uraian tugas dari struktur baru yang akan dilaksanakan pada
saat implementasi PPK-BLUD adalah sebagai berikut:
(1) Dewan Pengawas (Dibentuk setelah memenuhi persaratan)
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang
bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD yang dilakukari oleh pejabat pengelola
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas
Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan kepala
daerah atas usulan pemimpin BLUD mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah
a) Keanggotaan Dewan Pengawas
(a) Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari
unsur-unsur :
i. Pejabat satuan kerja perangkat daerah yang
berkaitan dengan kegiatan Puskesmas;
ii. Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola
keuangan daerah; tenaga ahli yang sesuai
dengan kegiatan Puskesmas.
(b) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak
57

bersamaan waktunya dengan pengangkatan Pejabat


Pengelola.
(c) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi Dewan
Pengawas, yaitu :
i. Memiliki dedikasi dan memahami masalah-
masalah yang berkaitan dengan kegiatan
Puskesmas, serta dapat menyediakan waktu
yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
ii. Mampu melaksanakan perbuatan hukum
dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak
pernah menjadi anggota Direksi atau
Komisaris, atau Dewan Pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan
suatu badan usaha pailit atau tidak pernah
melakukan tindak pidana yang merugikan
daerah;
iii. Mempunyai kompetensi dalam bidang
manajemen keuangan, sumber daya manusia
dan mempunyai komitmen terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik.

b) Masa Jabatan Dewan Pengawas


(a) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas
ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
(b) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan
sebelum waktunya oleh Bupati Malang
(c) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
apabila
i. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik;
ii. Tidak melaksanaan ketentuan perundang-
undangan;
58

iii. Terlibat dalam tindakan yang merugikan


Puskesmas;
atau
iv. Dipidana penjara karena dipersalahkan
melakukan tindak pidana dan/atau
kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengawasan atas Puskesmas

c) Sekretaris Dewan Pengawas


(a) Bupati Malang dapat mengangkat Sekretaris Dewan
Pengawas untuk mendukung kelancaran tugas
Dewan Pengawas.
(b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan
anggota Dewan Pengawas.

d) Biaya Dewan Pengawas


Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas Dewan Pengawas termasuk honorarium Anggota
dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada
Puskesmas dan dimuat dalam Rencana Bisnis
Anggaran

b. Kewajiban dan Tanggungjawab Dewan Pengawas


a) Memberikan pendapat dan saran mengenai RBA yang
diusulkan oleh pejabat pengelola;
b) Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan
memberikan pendapat serta saran kepada kepala
daerah mengenai setiap masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BLUD;
c) Melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja
BLUD;
d) Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD;
e) Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik
keuangan maupun non keuangan, serta memberikan
saran dan catatan-catatan penting untuk
ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLUD;
59

f) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian


kinerja.
g) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada kepala daerah secara berkala paling sedikit 1
(satu) kali dalam satu tahun dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan.

(2) Pimpinan BLUD


Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan pasal 37 ayat
2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007,
Kepala UPT Puskesmas Kepanjen bertindak sebagai
Pemimpin BLUD dan berfungsi sebagai penanggung jawab
umum operasional dan keuangan Puskesmas.

a. Pengangkatan dan Pemberhentian Pimpinan BLUD


a) Pemimpin BLUD diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati Malang.
b) Pemimpin BLUD dapat diangkat dari pegawai negeri
sipil dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri
sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD
c) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD
yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan
dengan ketentuan perundangan-undangan di bidang
kepegawaian.
d) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD
BLUD/tenaga profesional yang berasal dari bukan
pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25
Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan
Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
e) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat
pengelola BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi
dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
60

merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki


oleh pejabat pengelola BLUD berupa pengetahuan,
ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang
sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan
jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan
keuangan BLUD.
f) Pemilihan Pemimpin BLUD dilakukan dengan
mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper
test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
g) Masa jabatan Pemimpin BLUD ditetapkan selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali
masa jabatan berikutnya.
h) Pemimpin BLUD diberhentikan oleh Bupati Malang,
setelah masa jabatannya habis.
i) Pemimpin BLUD dapat diberhentikan sebelum habis
masa jabatannya oleh Bupati Malang setelah
berkoordinasi dengan Badan Pertimbangan Jabatan
dan Kepangkatan (Baperjakat) Daerah.
j) Standar Kompetensi Pemimpin BLUD
Persyaratan menjadi Pemimpin BLUD sebagai berikut:
(a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
(b) Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1)
dibidang Kesehatan.
(c) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat keterangan sehat dari dokter independen.
(d) Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 tahun
pernah bekerja di Puskesmas, Dinas kesehatan
atau institusi kesehatan lainnya.
(e) Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan
dan mengawasi kegiatan Puskesmas dengan
seksama.
(f) Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas
dan kegiatan Puskesmas sedemikian rupa
sehingga dapat berjalan secara lancar , efektif,
61

efisien dan berkelanjutan.


(g) Cakap menyusun kebijakan strategis Puskesmas
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
(h) Bersedia dicalonkan dan mencalonkan diri
menjadi Kepala Puskesmas/BLUD secara tertulis.
(i) Mampu merumuskan visi, misi, dan program
Puskesmas yang jelas dan dapat diterapkan,
diantaranya meliputi:
– Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak
mulia insan Puskesmas.
– Penciptaan suasana Puskesmas yang asri,
aman, dan indah.
– Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis
dan non medis Puskesmas.
– Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan
akuntabilitas program

b. Kewajiban dan Tanggungjawab Pimpinan BLUD


Disamping melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan
dalam uraian tugas sebelum Puskesmas Kepanjen
Kabupaten Malang menerapkan PPK-BLUD., Kepala UPT
Puskesmas memiliki kewajiban sebagai berikut
a) Mengusulkankan Standar Pelayanan Minimum.
b) Menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB).
c) Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
tahunan.
d) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat
teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e) Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja
operasional dan keuangan Puskesmas

(3) Pejabat Keuangan


Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 3 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005, pasal 38
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
62

Nomor: PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007


tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan
Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum, Kepala Sub Bagian Tata
Usaha bertindak sebagai Pejabat Keuangan dan berfungsi
sebagai penanggung jawab keuangan Puskesmas yang
meilputi fungsi berbendaharaan, fungsi akuntansi, fungsi
verifikasi dan pelaporan.

a. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Keuangan


a) Pejabat Keuangan BLUD diangkat dan diberhentikan
oleh Bupati Malang.
b) Pejabat Keuangan BLUD dapat terdiri dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga profesional non pegawai
negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD
c) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil
disesuaikan dengan ketentuan perundangan-
undangan di bidang kepegawaian.
d) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
BLUD /tenaga profesional yang berasal dari bukan
pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25
Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan
Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
e) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat
Keuangan BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi
dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
oleh Pejabat Keuangan BLUD berupa pengetahuan,
ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang
sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan
63

jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan


keuangan BLUD.
f) Pemilihan Pejabat Keuangan BLUD dilakukan dengan
mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper
test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
g) Masa jabatan Pejabat Keuangan BLUD ditetapkan
selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan berikutnya.
h) Pejabat Keuangan BLUD diberhentikan oleh Bupati
Malang, setelah masa jabatannya habis.
i) Pejabat Keuangan BLUD dapat diberhentikan sebelum
habis masa jabatannya oleh Bupati Malang setelah
berkoordinasi dengan Badan Pertimbangan Jabatan
dan Kepangkatan (Baperjakat) Daerah.
j) Standard Kompetensi
(a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
(b) Berijazah setidak-tidaknya D3.
(c) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat keterangan sehat dari dokter independen
(d) Mempunyai pengalaman kerja, diutamakan pernah
1 tahun dalam jabatan setingkat kepala urusan di
bidang pelayanan kesehatan
(e) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan
perundang - undangan yang berlaku
(f) Mempunyai kemampuan melaksanakan
administrasi kepegawaian.
(g) Mempunyai kemampuan melaksanakan
administrasi perkantoran.
(h) Mempunyai kemampuan melaksanakan
administrasi barang.
(i) Mempunyai kemampuan melaksanakan
administrasi rumah tangga.
(j) Mempunyai kemampuan melaksanakan
administrasi penyusunan program dan laporan
64

b. Kewajiban dan Tanggungjawab Pejabat Keuangan


Oleh karena itu, disamping melaksanakan tugas
sebagaimana disebutkan dalam uraian tugas sebelum
Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang menerapkan
PPK-BLUD, Pejabat Keuangan juga memiliki kewajiban
sebagai berikut:
a) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis
bisnis (RSB).
b) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran
Puskesmas.
c) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
d) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
e) Melakukan pengelolaan hutang dan piutang.
f) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap,
dan investasi Puskesmas.
g) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan.
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan

(4) Pejabat Teknis


Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 4 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005, pasal 39
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007
tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan
Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum, Koordinator Pelayanan
Kesehatan bertindak sebagai Pejabat Teknis dan berfungsi
sebagai penanggung jawab teknis di unit kerjanya.

a. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Teknis


a) Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati Malang.
65

b) Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri


sipil dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri
sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD
c) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil
disesuaikan dengan ketentuan perundangan-
undangan di bidang kepegawaian.
d) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
BLUD /tenaga profesional yang berasal dari bukan
pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25
Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan
Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
e) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat
Teknis BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
oleh Pejabat Keuangan BLUD berupa pengetahuan,
ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang
sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan
jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan
keuangan BLUD.
f) Pemilihan Pejabat Teknis BLUD dilakukan dengan
mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper
test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
g) Masa jabatan Pejabat Teknis BLUD ditetapkan selama
5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali
masa jabatan berikutnya.
h) Pejabat Teknis BLUD diberhentikan oleh Bupati
Malang, setelah masa jabatannya habis.
i) Pejabat Teknis BLUD dapat diberhentikan sebelum
habis masa jabatannya oleh Bupati Malang setelah
66

berkoordinasi dengan Badan Pertimbangan Jabatan


dan Kepangkatan (Baperjakat) Daerah.
k) Standar Kompetensi :
(a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
(b) Berijazah setidak-tidaknya D3.
(c) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat keterangan sehat dari dokter independen
(d) Mempunyai pengalaman kerja, diutamakan pernah
1 tahun dalam jabatan setingkat kepala urusan di
bidang pelayanan kesehatan
(e) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku
(f) Menguasai secara umum tentang segala fasilitas
dan pelayanan UPT Puskesmas Kepanjen
(g) Menguasai prosedur pelayanan administrasi,
Standar Pelayanan / SOP asuhan keperawatan
sesuai dengan bidang tugasnya
(h) Menguasai secara umum prosedur administrasi,
pengisian catatan medik dan tatacara membuat
laporan

b. Kewajiban dan Tanggungjawab Pejabat Teknis


Disamping melaksanakan tugas mengkoordinir
pelaksanaan pelayanan medis dan pelaksanaan
pelayanan kesehatan masyarakat, Koordinator Pelayanan
Kesehatan memiliki kewajiban sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis di unit
kerjanya.
b) Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.
c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di unit
kerjanya

(5) Pelaksana Pelayanan Medis Perorangan (UKP)


Pelaksana Pelayanan Medis mempunyai tugas:
67

a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan


pelayanan kesehatan bidang pelayanan kesehatan wajib
khususnya upaya pengobatan yang meliputi pelayanan
rawat jalan, pelayanan Unit Gawat Darurat dan
pelayanan rawat inap, pelayanan persalinan dan unit
penunjang medis & non medis;
b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Koordinator Pelayanan Kesehatan sesuai dengan bidang
tugasnya.

(6) Pelaksana Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UKM)


Pelaksana Pelayanan Kesehatan Masyarakat mempunyai
tugas:
a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
pelaksanaan program serta pelayanan kesehatan bidang
pelayanan kesehatan wajib yang meliputi promosi
kesehatan termasuk UKS, kesehatan lingkungan,
manajemen dan pelayanan kesehatan ibu dan dan anak
serta keluarga berencana, perbaikan gizi, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, hygiene sanitasi dan
penyehatan makanan minuman serta perawatan
kesehatan masyarakat;
b. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan bidang
pelayanan kesehatan pengembangan meliputi
penyusunan dan perencanaan pengembangan program
kesehatan pengembangan, pelayanan dan pelaporan serta
evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan yang telah
ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi serta
budaya masyarakat setempat;
c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Koordinator Pelayanan Kesehatan sesuai dengan bidang
tugasnya.

Dan akan segera dibentuk :


(7) Satuan Pengawasan Internal (SPI) 1) Organisasi

– Pimpinan Puskesmas dapat membentuk Satuan


68

Pengawasan Internal yang merupakan aparat intern


puskesmas untuk membantu Pimpinan Puskesmas
dalam mendukung terciptanya sistem pengendalian
intern yang efektif di lingkungan puskesmas
– Satuan Pemeriksa Internal dipimpin oleh seorang kepala
yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala
Puskesmas.
– Satuan Pemeriksa Internal terdiri dari tim audit bidang
administrasi dan keuangan, tim audit bidang pelayanan
medis, serta tim audit bidang lainnya sesuai dengan
kebutuhan puskesmas.
– Satuan Pemeriksa Internal melaksanakan audit secara
rutin terhadap seluruh unit kerja di lingkungan
puskesmas meliputi bidang administrasi dan keuangan,
bidang pelayanan medis, ketenagakerjaan dan bidang-
bidang lainnya.
– Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata
kerja Satuan Pengawasan Internal ditetapkan dengan
keputusan Kepala Puskesmas.

a. Fungsi
a) Membantu Kepala Puskesmas dalam melakukan
pengawasan internal puskesmas
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai
sasaran puskesmassecara ekonomis, efisien, dan
efektif.
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di
puskesmas.
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan
indikasi terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) yang menimbulkan kerugian puskesmas
sama dengan unit kerja terkait.

b. Tugas dan Kewajiban


a) Membantu menciptakan sistem pengendalian internal
yang efektif di puskesmas dan memastikan bahwa
pengendalian intern telah tersebut telah dipatuhi
69

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


b) Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian
internal yang berlaku serta pelaksanaannya di semua
kegiatan, fungsi, dan program puskesmas yang
mencakup:
– Audit atas keuangan dan ketaatan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
– Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam
penggunaan sarana dan prasarana puskesmas
– Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang
direncanakan dari suatu kegiatan atau program
puskesmas.
– Penilaian atas pendayagunaan dan pengembangan
sumber daya manusia di puskesmas
c) Melakukan kajian terhadap kecukupan pelaksanaan
manajemen risiko (risk management) di lingkungan
puskesmas
d) Mengadakan koordinasi dengan auditor eksternal.
e) Menyusun peraturan puskesmas di bidang audit serta
pedoman-pedoman yang berkaitan dengan
kelengkapan prosedur untuk kelancaran pelaksanaan
tugas.
f) Menyampaikan laporan hasil audit beserta rekomendasi
yang diusulkan secara tertulis kepada Kepala
Puskesmas.
g) Memantau, mengevaluasi, dan menganalisis tindak
lanjut atas rekomendasi hasil audit yang telah
disetujui oleh Kepala Puskesmas.

c. Kewenangan
a). Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas
terhadap unit-unit kerja puskesmas, aktivitas,
catatan-catatan, dokumen, personel, aset
puskesmas, serta informasi relevan lainnya sesuai
dengan tugas yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
70

b). Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan


teknik-teknik audit yang diperlukan untuk mencapai
efektivitas sistem pengendalian internal.
c). Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama
dari personel unit kerja yang terkait, terutama dari
unit kerja yang diaudit.
d). Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur
Pejabat Pengelola Puskesmas, tanggapan terhadap
laporan, dan langkah-langkah perbaikan.
e). Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai
untuk keperluan pelaksanaan tugasnya.
f). Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari
dalam maupun luar puskesmas, sepanjang hal
tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

B. PROSEDUR KERJA
Definisi Prosedur Kerja yaitu urut-urutan pekerjaan yang
dilakukan oleh Puskesmas dalam melaksanakan kegiatannya.
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan
pelayanan telah didokumentasikan dalam Standard Operating
Procedure (SOP). SOP merupakan acuan bagi seluruh staf dan
karyawan Puskesmas Kepanjen dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan
pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan
Puskesmas Kepanjen dan diharapkan merupakan suatu standar baku
dalam proses bisnis puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh
pengguna dapat mencapai standar yang diinginkan.
SOP Puskesmas Kepanjen dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan medis,
maupun pelayanan non medis telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas.
SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan
diimplementasikan di setiap instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan
adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan
layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan manual mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan
bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap
proses kinerja.
71

SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sbb:

1. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat dengan pendekatan keluarga.
UKM terdiri dari program :
1) Promosi kesehatan termasuk UKS,
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
3) Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKM,
4) Perbaikan Gizi Masyarakat,
5) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Home Care,
7) Kesehatan jiwa,
8) Kesehatan Gigi Masyarakat,
9) Pengamanan sediaan farmasi termasuk obat tradisional dan
alat kesehatan,
10) Pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan
makanan) dalam makanan dan minuman,
11) Pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya, serta
12) Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan

2. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan UKP mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan
kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

1) Pelayanan Rawat Jalan


(1) Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Poli Umum, Poli Gigi, Poli
Ibu dan Poli KB, Poli Anak dan Imunisasi, Poli VCT/IMS.
72

Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-


langkah pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan
mulai dari pemilahan kelompok pasien, pendaftaran dan
pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan
pada masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang
diperlukan oleh pasien.
Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat
dilihat pada SOP.
(2) Unit Gawat Darurat
Puskesmas Kepanjen telah memiliki ruang unit gawat darurat
untuk mengatasi tindakan kegawat daruratan Pelayanan
Primer. Prosedur pada penanganan kasus Gawat Darurat
menguraikan langkah-langkah mengutamakan penanganan
pasien yang sifatnya gawat dan darurat sejak pasien datang
hingga tindakan lanjutan yang diperlukan pasien seperti
dirujuk ke rumah sakit. Prosedur rawat jalan melalui
UGD/unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat pada
SOP.

2) Pelayanan Rawat Inap


Fasilitas ini disediakan Puskesmas Kepanjen ditujukan bagi
penderita yang dirujuk dari UGD, poli Umum, poli Ibu ataupun
poli Anak untuk perawatan lebih lanjut, namun tidak menutup
kemungkinan untuk menerima pasien rawat inap dari luar
Puskesmas. Diikuti penyusunan Prosedur operasional rawat inap
menguraikan langkah-langkah tindakan yang diberikan kepada
pasien rawat inap serta prosedur rujukan bertahap sesuai
kemampuan pelayanan rawat inap yang ada.

3) Pelayanan Persalinan Normal


Fasilitas ini disediakan Puskesmas Kepanjen ditujukan bagi
kasus persalinan yang berasal dari kunjungan ibu hamil
langsung maupun rujukan dari Polindes

4) Pelayanan Penunjang Medis


(1) Laboratorium
73

Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan


berupa layanan laboratorium, kepada pasien sesuai surat
pengantar dari Poliklinik BP, Poli Gigi, Poli KIA-KB, UGD.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya
dapat dilihat pada SOP.
(2) Apotek
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan
penyediaan obat-obatan kepada pasien sesuai resep dari Poli
Rawat Jalan, UGD dan pelayanan di luar gedung seperti
kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita
dan lansia). Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya
dapat dilihat pada SOP.

5) Pelayanan Penunjang Non-Medis


(1) Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi
berupa penyuluhan PUGS, konseling atau klinik gizi untuk
terapi diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam bentuk
perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
(2) Prosedur Pelayanan Pusling/Ambulan
Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan
ambulance bagi pasien yang memerlukannya dalam rangka
rujukan ke rumah sakit. Prosedur pelayanan ambulance
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
(3) Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data
pasien mulai dari pemeriksaan kelengkapan dokumen/data
pasien, pengkodean, pengindeksan, dan pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

3. MANAJEMEN
1) Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan
pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan
74

aktor yang berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan,


regulasi, dan kebijakan yang secara terus menerus menjamin
perilaku yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah
maka SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi
perkantoran yang relatif bersifat rutin, berulang serta
menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna
melayani pelanggannya.

2) Prosedur Pelayanan Keuangan


(1) Prosedur Perencanaan Keuangan mencakup :
a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
b. Konsolidasi RBA ke RKA- Dinas Kesehatan
c. Perubahan Anggaran
(2) Prosedur Penatausahaan pendapatan BLUD Puskesmas
bersumber dari :
a. Jasa Layanan
b. Hibah
c. Hasil kerjasama sama dengan lain
d. APBD
e. APBN
f. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Mekanisme pendapatan mencakup:
a. Penerimaan pembayaran
b. Penyetoran ke kas BLUD
(3) Prosedur Penatausahaan belanja/biaya dalam rangka
penyelenggaraan dan pengembangan layanan. Prosedur ini
mencakup:
a. Permintaan pembayaran (SPP)
b. Perintah membayar (SPM)
c. Pencairan dana
d. Pertanggungjawaban
e. Pelaporan
(4) Prosedur pelaporan keuangan sesuai Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) maupun Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) serta konsolidasi pada pelaporan keuangan Dinas
Kesehatan.
75

3) Prosedur Perencanaan SDM, Peralatan,dan Sarana Kesehatan


Lainnya
(1) Perencanaan SDM Kesehatan
(2) Perencanaan Peralatan Kesehatan
(3) Perencanaan Sarana Kesehatan Lainnya

4) Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan
tindakan pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan
prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan atau berdasarkan laporan dari pengguna, baik
dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan
penyelesaian pekerjaan. Prosedur pemeliharaan sarana dan
prasarana selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

5) Prosedur Pengelolaan Lingkungan dan Limbah


Prosedur ini memuat kewajiban puskesmas terkait dengan
pengembangan instalasi pengolahan limbah padat maupun cair
(IPAL). Pengelolaan limbah diharapkan dapat menjaga agar
limbah memenuhi standar pelayanan minimum yang telah
ditetapkan.
Macam dan Jenis Dokumen-dokumen Standar Operasional dan
Prosedur disajikan dalam Lampiran.

C. PENGELOMPOKKAN FUNGSI YANG LOGIS


Pengelompokkan fungsi yang logis menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang
sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas
pencapaian organisasi. Dari uraian struktur organisasi Puskesmas
Kepanjen Kabupaten Malang beserta uraian tugasnya sebagaimana
disebutkan pada BAB II.A.2.2), dapat disimpulkan bahwa organisasi
Puskesmas telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis,
sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin
BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
2. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk
76

masing masing fungsi dalam organisasi.


3. Telah ditetapkan fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas
dengan membentuk unit organisasi Satuan Pengawasan Intern (SPI).
4. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara
lain tercermin dari adanya kebijakan dan prosedur yang membantu
setiap unit organisasi dalam Puskesmas untuk melaksanakan
kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan pengendalian telah
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja, pembagian
tugas, serta pengamanan terhadap aset organisasi.

D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


1. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam
rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun
kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien,efektif, dan ekonomis. Organisasi
modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu
sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola
sebagaimana mestinya baik saat penerimaan, selama aktif bekerja
maupun setelah purna tugas.
Ketersediaan jumlah tenaga baik kesehatan maupun non kesehatan
di Puskesmas Kepanjen dalam segi jumlah memang memadai hanya
saja sampai dokumen ini disusun, tenaga yang ada masih banyak
yang memiliki tugas rangkap.
 Uraian SDM berdasarkan jumlah (PNS dan Non PNS) tahun
2017, sebagai berikut :
2017
No Indikator
PNS Non
1 Dokter Umum 1 2
2 Kesmas 0 0
3 Kesling 1 0
4 Gizi 1 0
5 Rekam Medik 0 0
77

6 Keuangan 2 0
7 Administrasi 7 6
8 Perawat 7 18
9 Bidan 22 2
10 Dokter Gigi 0 1
11 Perawat Gigi 0 0
12 Asisten Apoteker 1 0
13 Apoteker 0 0
Analis
14 1 0
Kesehatan/Laboratorium
15 Pendukung lainnya 0 6
Jumlah 43 35

 Uraian SDM berdasarkan jenjang pendidikan tahun 2017


sebagai berikut :
2017
No Indikator
PNS Non PNS
1 S3 0 0
2 S2/Spesialis 0 0
3 S1 6 3
4 Diploma 33 20
5 SMA/sederajat 3 9
6 SMP/sederajat 1 1
7 SD 0 2
Jumlah 43 35

 Uraian SDM berdasarkan tugas dan fungsi tahun 2017 sebagai


berikut :
JENIS KETERA
NO JENIS TUGAS JML
TENAGA NGAN
1 Kepala Puskesmas Dokter 1
Unit Administrasi
2 Kepala Tata Usaha SMA 1
Tugas
D3 1
3 R/R, Evapor rangkap
78

4 Bendahara JKN, BOK S1, SMA 2


5 Inventaris S1 1
Tugas
D3 1
6 Kepegawaian rangkap
7 Sopir SMP 1
Penjaga
SLTA 3
8 Puskesmas/Kebersihan
Unit Rawat Jalan dan UGD
Loket/Rekan
S1/SMA 6
9 Medis/Administrasi
Dokter
Poli Umum 2
10 Umum
Perawat 2
Dokter
1
11 Poli Gigi Gigi
Perawat 1
12 Poli IBU dan KB Bidan 2
13 Poli Anak Bidan 2

Perawat 25 Tugas
14 UGD
rangkap
Unit Penunjang Medis
Analis
1
15 Laboratorium Kes.
SMA 1
Ass
1
16 Apotik Apoteker
S1/SMA 2
Upaya Kesehatan Masyarakat
Tugas
Bidan 1
17 Promkes rangkap
Kesejahteraan Ibu dan Tugas
Bidan 1
18 Anak rangkap
Tugas
Bidan 1
19 KB rangkap
Kesehatan Gizi
Ahli Gizi 1
20 Masyarakat
Tugas
Perawat 1
21 P2M rangkap
22 Penyehatan Kesling Sanitarian 1
Dokter Tugas
1
23 UKGS Gigi rangkap
JENIS KETERA
NO JENIS TUGAS JML
TENAGA NGAN
24 UKS/KRR Perawat 1
Tugas
Perawat 1
25 Lansia rangkap
Tugas
Perawat 1
26 Kesehatan Jiwa rangkap
Tugas
Perawat 1
27 Perkesmas rangkap
Tugas
Perawat 1
28 Surveilance rangkap
79

Jaringan Puskesmas
Puskesmas Pembantu Tugas
Perawat 3
29 (3) rangkap
SMP 1
30 Ponkesdes (18) Bidan 19
Perawat 18
31 Pusling Sopir 1
Rawat Inap
Perawat 25 Tugas
32 Rawat Inap Umum
rangkap
Bidan 24 Tugas
33 Persalinan
rangkap

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas, maka
program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima
tahun ke depan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar
berada pada rasio yang ideal terutama dalam mendukung
pengadaan rawat inap menyesuaikan tempat tidur tersedia dengan
SDM yang ada. Jumlah tempat tidur tersedia ditentukan
berdasarkan pertimbangan profesional sehingga berada pada jumlah
yang tepat, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Ketersediaan
tempat tidur pasien antara lain ditentukan oleh jumlah pasien,
kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung,
fasilitas pendukung, dll. Selain itu, pengembangan sumber daya
manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan
Puskesmas dengan tetap memperhatikan penempatan karyawan
(dropping) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Malang.
1) Program Pengembangan
Program pengembangan SDM pada Puskesmas Kepanjen
Kabupaten Malang dijabarkan sebagai berikut :
(1) Upaya pengadaan SDM sesuai dengan tuntutan rasio tempat
tidur dengan tenaga kerja yang ada dan standar kebutuhan
minimal yang diterbitkan oleh Dirjen Pelayanan Medis
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebutuhan
dokter baik umum maupun Dokter Gigi dikembangkan
80

melalui rekruitmen tenaga dokter yang memiliki kualifikasi


yang ditetapkan.
(2) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya
dalam rangka memenuhi tenaga medis dan paramedis sesuai
dengan kebutuhan puskesmas.
(3) Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
(4) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan SDM baik tenaga medis,
paramedis maupun administrasi melalui kegiatan penelitian,
kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium,
lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi banding,
dll.
(5) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang
potensial, terutama ke jenjang Diploma III dan S1.

2) Pola Rekruitmen
Tenaga medis, paramedis dan tenaga non medis Puskesmas
Kepanjen Kabupaten Malang dapat terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil maupun tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan kebutuhan puskesmas.
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non
medis pada Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang adalah
sebagai berikut:
(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang dilaksa-
nakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional
non-PNS dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi
yang lowong atau adanya perluasan organisasi dan
perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak
yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah.
81

b. Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM


yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang akan
diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta
mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
c. Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral,
objektif, akuntabel, bebas dari KKN, serta terbuka dengan
ketentuan:
a) Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
dapat mengikuti seleksi tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, agama, ras, golongan, atau daerah.
b) Pengumuman rekruitmen SDM diumumkan secara luas
dengan menggunakan media yang tersedia (internet,
televisi, radio, surat kabar, papan pengumuman, dll)
oleh Panitia Rekruitmen yang ditunjuk oleh Pimpinan
Puskesmas dengan memuat persyaratan pelamar, jenis
ketenagaan, kualifikasi pendidikan, jumlah lowongan
jabatan, tujuan lamaran, waktu pendaftaran, dan
tempat pendaftaran.
c) Seleksi dilakukan secara objektif, terbuka dan adil.
d) Hasil ujian diolah dengan komputer.
e) Proses pengangkatan SDM berpegang teguh pada
prinsip kebenaran, tata aturan, objektif, transparan,
dan rasional agar terjaring SDM yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, taat beribadah, berwawasan
luas, handal, dan profesional.
f) Setiap penerimaan pegawai harus dibuatkan Surat
Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian
dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat
hak dan kewajiban setiap pihak secara jelas termasuk
pemutusan hubungan kerja.
g) Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan
dengan kebutuhan Puskesmas Kepanjen dengan tetap
memperhatikan penempatan karyawan (dropping) dari
Pemerintah Kabupaten Malang.
82

Ketentuan mengenai rekruitment tenaga non PNS lebih lanjut


akan diatur dengan keputusan Kepala Daerah.

3) Penempatan Pegawai
Dalam rangka penempatan pegawai sesuai dengan kompetensi
yang telah ditetapkan

4) Suksesi Manajemen/Jenjang Karir


(1) Kepala Puskesmas menetapkan persyaratan jabatan dan
proses seleksi untuk jabatan tertentu sesuai dengan
kebutuhan Puskesmas dalam menjalankan strategi
(2) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk
jabatan tersebut diatas harus dilaporkan kepada Bupati
(3) Kepala Puskesmas menetapkan program pengembangan
kemampuan pegawai Puskesmas baik fungsional maupun
struktural secara transparan.

3. Sistem Remunerasi
1) Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan tuntutan
profesionalisme yang diperlukan.
2) Remunerasi, merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi,
pesangon, dan/atau pensiun.
3) Remunerasi ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan yang
disampaikan oleh pemimpin BLUD melalui Kepala Dinas
Kesehatan.

4. Pembinaan dan Pengawasan Pegawai


1) Setiap kebijakan Puskesmas yang terkait dengan pegawai harus
disusun secara transparan, mengakomodasi kepentingan
pegawai dan didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan kepegawaian.
83

2) Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan


secara adil dan transparan, dapat dipergunakan sebagai salah
satu dasar perhitungan remunerasi.
3) Puskesmas memberi kesempatan yang sama kepada semua
pegawai dalam menempuh jenjang karir tanpa membedakan
senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar golongan.
4) Puskesmas dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada
pegawai yang berprestasi, dan sebaliknya puskesmas dapat
memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan termasuk
tindakan tegas berupa t pemutusan hubungan kerja.
5) Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu
memperhatikan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja
pegawai.
6) Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai,
Puskesmas menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban
pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pemutusan Hubungan Kerja


1) Hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai dapat berakhir
karena satu atau lebih sebab-sebab berikut :
(1) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Mencapai batas usia pensiun
d. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
e. Adanya penyederhanaan organisasi
(2) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:
a. Melakukan usaha dan atau kegiatan yang bertujuan
mengubah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
atau terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan
yang menentang Negara dan Pemerintah.
b. Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan
yang ada hubungannya dengan jabatan.
2) Batas Usia Pensiun sebagai berikut :
(1) Batas usia pensiun adalah 58 tahun.
84

(2) Batas usia pensiun 60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai


Negeri Sipil yang memangku jabatan Dokter yang ditugaskan
secara penuh pada unit pelayanan kesehatan.
(3) Batas usia pensiun; sebagaimana dimaksud pada poin (2.a),
bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang
dibutuhkan Puskesmas, dapat diperpanjang setiap tahun
sampai setinggi-tingginya usia 60 tahun.
(4) Keahlian pada poin (2.c) tersebut ditentukan oleh Kepala
Puskesmas.
3) Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan
Kepala Puskesmas.
4) Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak
mendapat hak-hak kepegawaian.
5) Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan
dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian
yang berlaku.

BAB III
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas di lingkungan Puskesmas pada dasarnya merupakan


pertang-gungjawaban pengelolaan sumberdaya serta pelaksa-naan
kebijakan yang dipercaya-kan kepada Puskesmas dalam mencapai tujuan
85

yang telah ditetapkan secara periodik sesuai dengan visi dan misi
puskesmas. Akuntabilitas mencakup mekanisme/prosedur pencapaian
tujuan yang di dalamnya mengandung kebijakan kebijakan mulai dari
perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban.
Pelaksanaan akuntabilitas di Puskesmas dijabarkan dalam
berbagai kebijakan antara lain sebagai berikut:

A. SISTEM AKUNTABILITAS BERBASIS KINERJA


Sistem akuntabilitas kinerja adalah instrumen yang digunakan
organisasi dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggung-
jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi,
yang meliputi perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, dan pelaporan kinerja.
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas
pelayanan yang diberikan, Puskesmas menetapkan Standar
Pelayanan Minimal Puskesmas.
2) Standar Pelayanan Minimal Puskesmas memuat target tahunan
pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian
SPM.
3) Rencana pencapaian SPM dituangkan dalam Rencana Strategi
Bisnis Puskesmas.
4) Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana
Bisnis Anggaran.
5) Rencana pencapaian target tahunan SPM serta realisasinya
diinformasikan kepada masyarakat sesuai peraturan perundang-
undangan.

2. Rencana Bisnis Startegis (RSB)


1) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menyusun
Rencana Strategis Bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Malang.
2) Rencana Strategis Bisnis lima tahunan mencakup visi, misi,
program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana
86

pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan


BLUD.
3) Rencana Strategis Bisnis dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Rencana Bisnis Anggran dan evaluasi kinerja

3. Perencanaan Kinerja
1) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menyusun
rencana kinerja dan anggaran tahunan yang dituangkan dalam
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dengan berpedoman kepada
Rencana Startegis Bisnis
2) RBA disertai dengan usulan program, kegiatan, standar
pelayanan minimal dan biaya dari keluaran yang akan
dihasilkan.

4. Pengukuran Kinerja dan Analisis


1) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD melakukan
pengukuran dan analisis kinerja secara berkesinambungan
yang bertujuan untuk mengukur / menilai tingkat keberhasilan
dan kegagalan pengelolaan Puskesmas yang menerapkan PPK
BLUD sebagaimana yang telah ditetapkan dalan RSB dan RBA.
2) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD melakukan
evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang
mendukung keberhasitan dan kegagalan pelaksanaan
pengelolaan BLUD serta bahan perbaikan dimasa yang akan
datang.
3) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD membangun
sistem informasi kinerja yang mengintegrasikan data yang
dibutuhkan dan unit-unit yang bertanggung jawab dalam
pencatatan, secara terpadu dengan sistem informasi yang ada.

5. Pelaporan Kinerja
1) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menyusun dan
menyampaikan laporan kinerja disampaikan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang semesteran dan tahunan.
87

2) Laporan kinerja puskesmas yang menerapkan PPK BLUD


merupakan bagian dari laporan kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang.

6. Monitoring dan Evaluasi


1) Evaluasi dan penilaian kinerja puskesmas yang menerapkan PPK
BLUD dilakukan setiap tahun oleh kepala daerah dan/atau
dewan pengawas terhadap aspek keuangan dan nonkeuangan.
2) Evaluasi kinerja dari aspek nonkeuangan diukur berdasarkan
perspekstif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran,
dan pertumbuhan
3) Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk mengukur pencapaian hasil
pengelolaan puskesmas yang menerapkan PPK BLUD
sebagiamana yang ditetapkan dalam rencana bisnis dan rencana
bisnis anggaran.

B. SISTEM AKUNTABILITAS KEUANGAN


Sistem akuntabilitas keuangan merupakan instrumen yang digunakan
organisasi dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggung-
jawabkan keberhasilan dan kegagalan pengelolaan keuangan yang
meliputi perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penata-
usahaan, penyelenggaraan sistem akuntansi, pertanggungjawaban dan
pelaporan:

1. Perencanaan dan Penganggaran


1) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD setiap tahun
menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis Bisnis. RBA disusun
berdasar prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan
akuntansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan
pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan
akan diterima dari masyarakat, badan lain, APBD, APBN dan
sumber-sumber pendapatan pukesmas lainnya.
2) RBA memuat :
a.kinerja tahun berjalan;
b.asumsi makro dan mikro;
c.target kinerja;
88

d.analisis dan perkiraan biaya satuan;


e.perkiraan harga;
f. anggaran pendapatan dan biaya;
g.besaran persentase ambang batas;
h.prognose laporan keuangan;
i. perkiraan maju (forward estimate);
j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan
k.ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan
RKA-SKPD/APBD.
3) RBA dipersamakan sebagai RKA-Unit SKPD dan dikonsoli-
dasikan dengan RKA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang.
4) Kepala Dinas Kesehatan, selanjutnya menyampaikan RKA
Dinas Kesehatan kepada PPKD, kemudian PPKD (Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah) menyampaikan kepada TAPD (Tim
Anggaran Pemerintah Daerah) untuk dilakukan penelaahan.
5) RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD, disampaikan
kepada PPKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD.
6) Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dltetapkan
menjadi Peraturan Daerah, Kepala Puskesmas yang
menerapkan PPK BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA
untuk ditetapkan menjadi RBA definitif yang dipakai sebagai
dasar penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
untuk diajukan kepada PPKD.
7) PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8) DPA dipakai sebagai dasar penarikan dana baik yang berasal
dari pendapatan operasional puskesmas maupun subsidi
pemerintah daerah, sedangkan penarikan dana dari pemerintah
pusat menggunakan DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan
Anggaran) dengan mekanisme/prosedur yang diatur oleh
Menteri Keuangan
9) Perubahan/revisi terhadap RBA definitif dilakukan apabila
terdapat penambahan atau pengurangan anggaran yang berasal
dari APBD dan/atau belanja Puskesmas melampaui ambang
89

batas fleksibilitas.

2. Pelaksanaan dan Penatausahaan


1) Pelaksanaan anggaran puskesmas yang menerapkan PPK BLUD
dilakukan berdasarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) puskesmas yang telah disahkan PPKD.
2) Dalam hal DPA belum disahkan oleh PPKD, puskesmas dapat
melakukan pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka
DPA tahun sebelumnya.
3) DPA menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani
oleh kepala daerah dengan kepala puskesmas yang menerapkan
PPK BLUD yang merupakan manifestasi hubungan kerja antara
kepala daerah dan Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK
BLUD.
4) Perjanian kerja antara kepala daerah dan kepala puskesmas
yang menerapkan PPK BLUD memuat antara lain kesanggupan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat dan
kinerja keuangan.
5) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD
menyelenggarakan penarausahaan keuangan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
6) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menetapkan
kebijakan penatausahaan keuangan yang bersumber dari
pendapatan opeasional puskesmas. Sedangkan penatausahaan
keuangan yang sumber dananya dari APBD/APBN dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi penatausahaan
keuangan daerah/Negara.
7) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas sumber dananya
dari pendapatan puskesmas yang menerapkan PPK BLUD
dilaksanakan melalui rekening kas puskesmas sendiri.
8) Penerimaan puskesmas yang menerapkan PPK BLUD setiap hari
disetor seluruhnya ke rekening kas puskesmas yang
menerapkan PPK BLUD.
3. Sistem Akuntasi
1) Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menyelenggarakan
sistem akuntansi sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia.
90

2) Sistem akuntansi puskesmas yang menerapkan PPK BLUD


ditetapkan dengan peraturan kepala daerah,
3) Penyelenggaraan akuntansi dan Iaporan keuangan tersebut
menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan pendapatan,
biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana.
4) Kepala puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menyusun
kebijakan akuntansi digunakan sebagai dasar dalam
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset,
kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan biaya.

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban


1) Sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan puskesmas, kepala puskesmas yang
menerapkan PPK BLUD menyusun laporan pertanggung-
jawaban berupa laporan keuangan dan laporan kinerja yang
berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran puskesmas yang
menerapkan PPK BLUD
2) Laporan keuangan terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Arus Kas
c. Laporan Operasional
d. Catatan Atas Laporan Keuangan
Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Laporan arus kas menyajikan informasi kas berkaitan
dengan aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas
pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu.
Laporan operasional berisi informasi jumlah pendapatan dan
biaya selama satu periode.
Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan naratif
atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan
keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
3) Setiap triwulan kepala puskesmas menyusun dan
menyampaikan laporan operasional dan laporan arus kas
kepada PPKD melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
91

Malang, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode


pelaporan berakhir
4) Setiap semesteran dan tahunan kepala puskesmas menyusun
dan menyampaikan laporan keuangan lengkap yang terdiri dari
laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Dinas Kesehatan
dan pemerintah daerah, paling lambat 2 (dua) bulan setelah
periode pelaporan berakhir.
5) Kepala puskesmas yang menerapkan PPK BLUD wajib
mengungkapkan informasi penting dalam laporan tahunan dan
laporan keuangan puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat,
jelas dan obyektif.
6) Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Penunjukan auditor
independen /akuntan publik, ditentukan oleh kepala
puskesmas setelah konsultasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang.
7) Penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan konsolidasi,
dilakukan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah.
8) Kepala Puskesmas menyampaikan laporan keuangan
puskesmas yang menerapkan PPK BLUD (Entitas Pelaporan)
secara berkala setiap triwulan, semester dan tahunan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku kepada Bupati melalui
Kepala Dinas Kesehatan.

C. KEBIJAKAN TARIF
1. Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD dapat memungut biaya
kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa layanan kesehatan
berupa jasa sarana dan jasa pelayanan yang diberikan.
2. Imbalan atas jasa pelayanan kesehatan ditetapkan dalam bentuk
tarif layanan, yang disusun atas dasar perhitung satuan per unit
layanan (unit cost) atau hasil investasi dana.
92

3. Kepala Daerah menetapkan tarif layanan atas usulan kepala


puskesmas yang menerapkan PPK BLUD melalui Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang dengan mempertimbangkan
kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat,
asas keadilan, dan kepatutan serta kompetisi yang sehat.
4. Tarif layanan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan
disampaikan kepada pimpinan DPRD.
5. Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan puskesmas yang
menerapkan PPK BLUD dapat dilakukan perubahan sesuai
kebutuhan dan perkembangan keadaan. Perubahan tarif dapat
dilakukan secara keseluruhan maupun per unit layanan
93
94
95

D. PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH


Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD menetapkan
kebijakan pengelolaan sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan
biologik.Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah yang
diselenggarakan di UPT Puskesmas Kepanjen yaitu:
Pengelolaan limbah di UPT Puskesmas Kepanjen dengan
menggunakan IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah ). Alur
pembuangan limbah di Puskesmas semua dialirkan menjadi satu
saluran pipa pembuangan yang berakhir pada IPAL. IPAL ini terdiri dari
4 tahap di mulai dengan inlet masuk di tahap 1. pada sistem ini ada
penambahan bakteri starter, kemudian masuk tahap 2 disini
dilakukan penyaringan dengan bio ball dan batu zeolit kemudian
masuk tahap 3 disini ada proses aerasi, setelah itu masuk pada tahap
4 dilakukan penyaringan lagi, setelah itu baru air limbah keluar
melalui outlet. Selama ini di UPT Puskesmas Kepanjen sudah
96

dilakukan uji baku mutu air limbah ke BTKL Surabaya dengan hasil
yang baik dan memenuhi standart kualitas baku mutu air limbah.
Pengelolan sampah di UPT Puskesmas Kepanjen dibedakan
menjadi 2 yaitu untuk pengelolaan sampah medis dan non medis.
Untuk pembuangan sampah medis UPT Puskesmas Kepanjen
melakukan MOU dengan PT Putra Restu Ibu Abadi (PT PRIA) Mojokerto
sejak Tahun 2015 dengan jangka waktu MOU satu tahun sekali, MOU
terkhir dengan nomor MOU: 0933/KS/LEG/PRIA-PK/B3/X/2017.
Setiap minimal jumlah limbah B3 mencapai 25 Kg PT PRIA mengambil
Limbah B3 UPT Puskesmas Kepanjen, sebelum sampah medis di ambil
PT Pria sampah medis di simpan sementara ditempat khusus yang ada
di puskesmas. Sedangkan Pembuangan sampah Non Medis UPT
Puskesmas Kepanjen Setiap hari sekali sampah non medis diangkut
petugas kkebersihan dari Desa Jatirejoyooso untuk dibuang ke TPA
Talangagung. Setiap sebulan sekali UPT Puskesmas Kepanjen
melakukan pembayaran ke pihak pengelola sampah Desa Jatirejoyoso.
Sampah di UPT Puskesmas Kepanjen di bedakan menjadi 3, untuk
sampah medis dengan kantong plastik warna kuning, sampah non
medis jenis basah dengan kantong plastik warna merah dan sampah
non medis kering dengan kantong plastik warna hitam

E. TANGGUNGJAWAB SOSIAL PUSKESMAS


UPT Puskesmas Kepanjen memiliki Tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan hal ini di wujudkan dalam upaya pencegahan
penyakit yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
Upaya yang dilakukan adalah mengajak masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat dengan PHBS, yang terwujud denga terbentuknya desa
dengan masyarakat ber PHBS di 14 desa dan 4 Kelurahan di
Kecamatan Kepanjen dengan prosentase 20 % jumlah rumah yang ada
dipantau setiap tahunnya, dan 3 Desa /Kelurahan sudah ODF (Kel.
Ardirejo, Desa Tegalsari dan Desa Sengguruh).
Selain itu UPT Puskesmas Kepanjen juga bekerjasama dengan
BPPOM dan Bapelkes Murnajati dalam menjadikan Desa
Ngadilangkung menjadi Desa Aman Pangan dimana telah meraih
predikat Juara 1 Tingkat Nasional, serta melaksanakan Bhakti Sosial
Pemberantsan Sarang Nyamuk Demam Berdarah bekerjasama dengan
kecamatan, desa dan sekolah dalam upaya pencegahan penyakit DBD.
97

Tidak hanya itu UPT Puskesmas Kepanjen juga memiliki


komitmen untuk limbah dan sampah dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan.Sebagaimana penjelasan diatas Pengelolaan
limbah di UPT Puskesmas Kepanjen menggunakan IPAL ( Instalasi
Pengelolaan Air Limbah ), untuk pengelolaan sampah medis melakukan
MOU dengan PT PRIA Mojokerto, sedangkan sampah non medis
bekkerja sama dengan pihan Desa Jatirejoyoso

BAB IV
98

TRANSPARANSI

Puskesmas telah berupaya menerapkan prinsip prinsip


transparansi dalampenyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan dengan
menerapkan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi yang terka it dengan penyelenggaraan kegiatan
Puskesmas dapat diterima secara langsung bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan
merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi
masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan/pengendaliannya, dan mudah diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan informasi, terutama meliputi kegiatan pelayanan publik yang
terkait dengan:
a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik.
b. Prosedur pelayanan.
c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan.
d. Rincian biaya pelayanan.
e. Waktu penyelesaian pelayanan.
f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab.
g. Lokasi pelayanan.
h. Janji pelayanan.
i. Standar pelayanan publik.
j. Informasi pelayanan.
Dalam membangun prinsip-prinsip transparansi tersebut di atas,
upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Puskesmas adalah dengan
menetapkan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan:
1. Kejelasan tugas dan kewenangan dalam membangun transparansi
internal dengan menciptakan Sistem Audit Internal.
1) Pengawasan Internal.
Dalam rangka terciptanya sistem pengendalian intern yang efektif di
lingkungan Puskesmas, Kepala Puskesmas harus melakukan
pengawasan terhadap:
a. Efektivitas penerapan pola tata kelola di Puskesmas;
b. Kegiatan operasional dalam mencapai sasaran Puskesmas secara
ekonomis, efisien, dan efektif.
99

c. Penanganan permasalahan yang berkaitan dengan indikasi


terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) yang
menimbulkan kerugian puskesmas.
2) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan Puskesmas
sebagai Entitas Akuntansi Unit-SKPD secara berkala setiap semester
dan tahunan kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
3) Pejabat Pengelola mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu,
akurat, jelas dan obyektif.
4) Melaporkan perkembangan barang-barang inventaris dan barang
tidak bergerak milik Puskesmas tiap semesteran dan tahunan
kepada pihak-pihak yang berkompeten sesuai peraturan perundang-
undangan.
5) Pejabat Pengelola menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima
tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang
merupakan penjabaran RSB yang telah disahkan dengan mengacu
pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Malang.

2. Tersedianya informasi kepada publik yang merupakan implementasi


transparansi eksternal yang diwujudkan dengan kebijakan-kebijakan
sebagai berikut :
1) Puskesmas Kepanjen telah membuat dan mempublikasikan Visi dan
Misi Puskesmas sesuai Visi dan Misi Kabupaten Malang ”Madep
Manteb Manetep”
2) Penyebarluasan informasi melalui website
3) Penyebarluasan informasi melalui Sosialisasi, Brosur, Rapat
periodik, Banner, Spanduk dan media massa
4) Memasang tarif pelayanan kesehatan pada tempat-tempat terbuka
yang mudah dilihat banyak orang seperti pada Loket Pendaftaran
Pasien, UGD dan setiap ruang rawat inap. Tarif pelayanan kesehatan
yang diumumkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5) Memfasilitasi pengaduan pasien melalui penyediaan kotak saran,
formulir kesan dan pesan serta fasilitas pengaduan yang lain.
6) Menindaklanjuti pengaduan tersebut dengan melakukan konfirmasi
100

langsung dengan petugas dimaksud dan memberikan saran


perbaikan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas atau pejabat yang
ditunjuk.
7) Pengadaan barang dan jasa diterapkan dengan memegang prinsip-
prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif,
akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.
101

BAB V
RESPONSIBILITAS

Prinsip Responsibilitas adalah kesesuaian atau kepatuhan di dalam


pengelolaan Puskesmas terhadap prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundangan yang berlaku.
Puskesmas harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
Pelaksanakan responsibilitas Puskesmas diuraikan dalam berbagai
kebijakan sebagai berikut:
1) Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi
risiko yang dihadapi Puskesmas
2) Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan penanganan
pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya.
3) Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait
dengan tanggung jawab sosial Puskesmas secara periodik.
4) Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa Puskesmas selalu
berupaya mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan
sosialnya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5) Mengembangkan peralatan baru pada Instalasi Pengendalian Air
Limbah (IPAL) sehingga sistem pengendalian Limbah dapat berjalan
dengan baik.
6) Puskesmas melaksanakan jasa pengobatan gratis terhadap pasien
masyarakat miskin (Maskin, Gakin) dengan bekerja sama dengan
pengelola asuransi kesehatan.
7) Prinsip kehati-hatian dalam bekerja diterapkan melalui pengawasan
atasan langsung secara berjenjang
102

BAB VI
INDEPENDENSI

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG (good corporate


governance), PuPuskesmas harus dikelola secara independen sehingga
masing - masing bagian tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain.
Pelaksanakan prinsip independensi Puskesmas lebih lanjut
dijabarkan dalam berbagai kebijakan sebagai berikut:
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada
pejabat dibawahnya diatur sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang kelancaran
tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2. Pejabat/pelaksana yang diberi wewenang harus melaksanakan
wewenang yang didelegasikan tersebut dengan penuh tanggung
jawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala
kepada Pejabat Pengelola.
3. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat.
4. Setiap keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan
stakeholders Puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan
yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan.
5. Bupati dan Pejabat Pengelola konsisten dalam menjalankan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.
6. Pemerintah Kabupaten Malang selaku pemilik tidak
diperkenankan mencampuri kegiatan operasional Puskesmas
yang menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai
pejabat jabatan struktural dan fungsional lainnya pada
instansi/lembaga
8. Pemerintah Daerah, serta jabatan Pengelola pada lembaga
kesehatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
9. Penyusunan struktur organisasi dilaksanakan melalui
musyawarah bersama untuk mencapai mufakat agar tugas dan
fungsi Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan
dapat berjalan secara optimal.
103

Penyusunan struktur organisasi tidak didasarkan atas


kepentingan personal atau sektoral semata.
10. Penyusunan daftar kebutuhan obat berorientasi pada
kepentingan pasien, tidak berorientasi pada kepentingan
detailer, distributor atau pihak-pihak tertentu yang
menguntungkan salah satu pihak saja.
104

BAB VII
ETIKA DAN INTEGRITAS

A. Penerapan Nilai-nilai Puskesmas, Budaya Kerja dan Budaya


Organisasi Puskesmasmemiliki kode etik yang wajib dihayati dan
dijadikan acuan dalam berperilaku bagi seluruh pegawai Puskesmas
Setiap pegawai Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja
dan budaya organisasi Puskesmas serta mengimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

B. Komitmen terhadap Panduan Perilaku


1. Puskesmas memiliki panduan perilaku (kode etik) yang wajib dihayati
dan dijadian acuan dalam berperilaku bagi seluruh pegawai
Puskesmas.
2. Setiap unsur pimpinan Puskesmas wajib menunjukkan komitmen
pribadi yang kuat dan memberikan contoh keteladanan kepada
seluruh pegawai Puskesmas tentang bagaimana harus bersikap dan
berperilaku sesuai dengan Panduan Perilaku.
Komitmen Pejabat Pengelola (unsur pimpinan) dilaksanakan dengan:
1) Menetapkan pemberlakuan Panduan Perilaku,
2) Melakukan sosialisasi Panduan Perilaku kepada seluruh
Pegawai Puskesmas,
3) Memberi contoh kepada Pegawai Puskesmas bersikap dan
berperilaku
sesuai dengan Panduan Perilaku,
4) Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran
Panduan Perilaku.

C. Loyalitas kepada Puskesmas


Setiap pegawai Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa
loyalitas kepada Puskesmas dapat mendorong totalitas dalam
menjalankan tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya dengan bekerja
keras, cermat, taktis serta ikhlas untuk meningkatkan nilai Puskesmas

1. Kedisiplinan
Setiap pegawai Puskesmas wajib mentaati semua peraturan
yang telah ditetapkan oleh Puskesmas, antara lain. jam masuk kerja,
jam pulang kerja, memakai seragam dan atributnya, pemenuhan
105

hari kerja, panggilan tugas, baik di dalam maupun di luar jam kerja,
memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan masyarakat,
serta mematuhi sistem dan prosedur kerja yang berlaku.
Untuk mewujudkan disiplin tersebut, maka setiap pegawai
Puskesmas secara konsekuen untuk:
1) Melaksanakan perencanaan dan program kerja yang telah
ditetapkan Puskesmas,
2) Melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan,
3) Melaksanakan perintah atasan yang telah disanggupinya,
4) Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan,
5) Datang tepat waktu pada acara-acara rapat atau janji yang telah
disanggupi,
6) Mengenakan seragam dan atribut yang telah ditetapkan,
7) Melaksanakan dan mentaati prosedur kerja yang telah
ditetapkan,
8) Tidak menggunakan jam kerja untuk urusan lain diluar
kedinasan,
9) Cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya dengan:
a. Tidak mengabaikan tertib teknis dan administratif.
b. Bekerja penuh ketekunan dan kejujuran.
c. Memberikan keteladanan, terutama bagi para
pimpinan/atasan wajib memberikan contoh dan memelihara
moral yang tinggi secara konsisten dan konkret kepada
stafnya.

2. Tugas Dinas
Setiap pegawai Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-
baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
Setiap pegawai Puskesmas dalam melaksanakan tugas selalu tepat
waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak pasien. Setiap
pegawai Puskesmas tidak diperbolehkan melakukan tugasnya untuk
kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain, bertindak selaku
perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari Puskesmas

3. Mutasi dan Promosi


Setiap pegawai Puskesmas wajib bersedia dimutasikan
106

dan/atau dipromosikan antar unit maupun antar jabatan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pendidikan dan Pelatihan


Setiap pegawai Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
internal maupun eksternal Puskesmas. Hasil pendidikan dan
pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara tertulis kepada Pejabat
Pengelola.

D. Gratifikasi dan Suap


Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan
stakeholders Puskesmas, setiap pegawai Puskesmas dituntut untuk
bersikap profesional, jujur, dan terbuka.
1. Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian
dalam arti luas baik berupa uang dan yang disetarakan dengan uang
maupun dalam bentuk materi lainnya. Uang dan yang disetarakan
meliputi antara lain, uang tunai, cek, tabungan, bilyet giro, komisi,
rabat, potongan harga, pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan
sejenisnya. Hadiah dalam bentuk materi lainnya pada umumnya
meliputi cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket pertunjukan,
fasilitas pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan
lain-lain.
Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha
pada dasarnya dilarang. Setiap pegawai Puskesmas dilarang
menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa
pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan
jabatan atau pekerjaan pegawai Puskesmas yang bersangkutan.
Bentuk hadiah / pemberian yang diperbolehkan antara lain:
1) Honorarium, tiket perjalanan, fasilitas antar jemput sebagai
pembicara, narasumber dan sejenisnya dalam kegiatan seminar,
lokakarya, ataupun diskusi yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan serta mendapat persetujuan
tertulis dari pejabat yang berwenang.
2) Honorarium atau imbalan atas karya tulis yang dimuat di media
107

massa ataupun dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai


sarana peningkatan kapasitas atau pengembangan profesi.
3) Hadiah yang didasarkan pada hubungan
kekeluargaan/kekerabatan
yang jelas, yang diberikan atau diterima dengan maksud-maksud
yang
tidak ada kaitannya dengan kepentingan Puskesmas dengan nilai

intrinsik relatif rendah (misalnya dalam acara resepsi


perkawinan, ulang tahun, syukuran, dan sejenisnya).
4) Barang-barang untuk tujuan promosi seperti buku agenda,
kalender, gantungan kunci, alat tulis, kaos, dan barang sejenis
lainnya yang berlogo/beratribut Puskesmas yang secara intrinsik
bernilai rendah.
Apabila karena sesuatu hal pegawai Puskesmas dihadapkan pada
keadaan yang tidak dapat memungkinkan untuk menolak hadiah
/pemberian, maka yang bersangkutan wajib segera
melaporkannya kepada atasan langsung dan pejabat puncak di
unit kerja masing-masing dengan tembusan ke Bagian Tata
Usaha dengan tata cara sebagai berikut:
a. Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan
dokumen yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.
b. Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a) Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi hadiah.
b) Jabatan penerima hadiah.
c. Tempat dan waktu penerimaan.
d. Uraian jenis hadiah.
e. Nilai hadiah.

2. Suap
Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang
memiliki wewenang, dengan maksud agar yang bersangkutan
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya. Suap merupakan praktik usaha
yang tidak sehat dan tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat
berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.
108

Setiap pegawai Puskesmas wajib menghindarkan diri dari


penyuapan dengan tidak menerima atau memberi dalam bentuk
apapun:
1) Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima
atau yang diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
2) Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan hukum/peraturan yang berlaku.
3) Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu
berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan
dalam jabatannya yang berlawanan dengan kewajibannya.

E. Jamuan Bisnis
Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu
Puskesmas yang wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan
bisnis harus dihindari jika ada tendensi akan mempengaruhi
obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering dilakukan.
Jamuan bisnis diperbolehkan jika :
1. Berkaitan dengan kepentingan usaha Puskesmas sesuai dengan
praktik bisnis yang lazim.
2. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan
sebagai bentuk hadiah/pemberian atau suap.
3. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.
4. Tidak menurunkan citra Puskesmas atau pegawai Puskesmas
apabila diketahui oleh umum.
5. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan
secara tertulis atau lisan dari pejabat yang berwenang sehingga
dapat dibayar dan dicatat oleh Puskesmas sebagai biaya usaha
yang wajar.

F. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)


Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan
rekanan, pasien, dan pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu
situasi yang dapat menciptakan pertentangan kepentingan dan
berpotensi menghilangkan independensi dan objektivitas pegawai
Puskesmas. Pertentangan kepentingan dapat didefinisikan sebagai
seseorang atau entitas yang mempunyai dua atau lebih kepentingan
109

yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan Puskesmas dan


pribadi. Hal ini bisa terjadi pada sebuah hubungan, peristiwa atau
pertimbangan material tertentu dimana obyektivitas atau pertimbangan
profesional telah dikesampingkan.
Pegawai Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri pada
posisi atau situasi yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan
antara dirinya dengan Puskesmas atau dengan rekanan Puskesmas.
Keputusan yang diambil pegawai Puskesmas harus netral tidak boleh
ada pengaruh kepentingan pribadi maupun keluarga yang dapat secara
sadar atau tidak sadar mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi
kepentingan Puskesmas dan rekanannya.
Pertentangan kepentingan dapat diminimalkan / dihindari dengan cara:
1. Menghindari kepentingan keuangan secara signifikan pada
perorangan/ lembaga yang menjalin hubungan usaha/berusaha
menjalin dengan Puskesmas.
2. Tidak menggunakan dokumen maupun informasi penting dan
rahasia untuk kepentingan pribadi.
3. Tidak bertindak sebagai perantara untuk kepentingan pihak ketiga
dalam
bertransaksi yang melibatkan Puskesmas dan kepentingannya.
4. Mengklarifikasi kapan seseorang bertindak selaku pribadi atau
sebagai pegawai Puskesmas.
5. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan kepentingan
sebelum suatu transaksi/perjanjian dilaksanakan.
6. Tidak menjabat sebagai Dewan Pengawas, Direksi, Pejabat kunci,
maupun menjadi Pegawai pada Lembaga Kesehatan lain yang
menjalin/berusaha menjalin hubungan usaha dengan Puskesmas.

G. Penggunaan Wewenang dan Jabatan


Setiap pegawai Puskesmas wajib memastikan bahwa penggunaan
wewenang dan jabatan adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa
menghindari perbuatan atau tindakan berikut :
1. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau
golongan tertentu.
2. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan Puskesmas atau negara.
3. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat
110

berharga milik Puskesmas.


4. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Puskesmas.
5. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
6. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon
pasien.

H. Pemeliharaan Lingkungan Puskesmas


Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan
salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kerja. Puskesmas
dan seluruh pegawai Puskesmas harus selalu tanggap terhadap
pemeliharaan lingkungan dengan melakukan hal-hal berikut:

1. Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan


norma kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan
Puskesmas,yakni:
1) Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-
obatan terlarang di lingkungan kantor maupun di luar kantor.
2) Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor
maupun diluar kantor.
3) Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai kesopanan dan agama yang ada.
4) Menganiaya, memfitnah, menghina secara kasar, serta
mengancam atasan, bawahan, dan rekan kerja.
5) Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan
kesusilaan.
6) Membuka rahasia Puskesmas atau mencemarkan nama baik
pimpinan maupun pegawai Puskesmas dan keluarganya yang
seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan
Puskesmas dan negara.
7) Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset
Puskesmas atau yang merupakan milik pegawai lain.
8) Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan
untuk melakukan ancaman dan tindak kekerasan di
111

lingkungan kerja, kecuali tugas dan fungsi pegawai Puskesmas


yang mewajibkan hal tersebut.
2. Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah
pada tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen dan
perlengkapan kerja.
3. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja baik di
dalam maupun luar kantor.

I. Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien


1. Program perlindungan aset Puskesmas
Pada dasarnya aset Puskesmas hanya digunakan untuk kepentingan
Puskesmas. Aset Puskesmas dilarang digunakan untuk kepentingan
pihak tertentu baik pada jam kerja maupun di luar jam kerja.
Program perlindungan aset Puskesmas meliputi:
1) Setiap pegawai Puskesmas dilarang menyalahgunakan barang-
barang, uang dan surat berharga milik Puskesmas
2) Setiap pegawai Puskesmas dilarang memiliki, menjual,
membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang berharga milik Puskesmas secara tidak sah.
3) Setiap pegawai Puskesmas dilarang membuka/menambah jasa
layanan baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
4) Setiap pegawai Puskesmas dilarang merujuk pasien
Puskesmas kepada Puskesmas/Rumah Sakit lainnya yang
tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5) Setiap pegawai Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas
Puskesmas untuk kepentingan pribadi dan tidak sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
6) Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur
yang berlaku.

2. Program perlindungan informasi


Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap pegawai
Puskesmas tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi
Puskesmas kepada pihak manapun tanpa ijin. Yang dimaksud
informasi rahasia adalah informasi yang tidak tersedia di publik dan
tidak diniatkan untuk dipublikasikan (misalnya, rencana kerja,
112

strategi investasi, strategi pemasaran, dan sebagainya).

3. Program perlindungan Rahasia Pasien


1) Setiap pegawai Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan
menjaga, memelihara dan pemyimpan dokumen rekam medik
sebaik-baiknya.
2) Pejabat Pengelola wajib menetapkan kebijakan pengelolaan
rekam medik.
3) Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus
seijin pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah
pengadilan.
4) Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan
dan/atau keperluan asuransi harus seijin pasien yang
bersangkutan dan Kepala Puskesmas.
5) Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian
tenaga kesehatan atau peserta didik atas seijin dan
sepengetahuan Kepala Puskesmas.

J. Kesadaran Terhadap Efisiensi Biaya


Setiap pegawai Puskesmas wajib memilki “kesadaran terhadap
efisiensi biaya” dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
Puskesmas.
2. Menggunakan sumber daya Puskesmas secara hemat sesuai dengan
kebutuhan.
3. Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi
kejujuran dan tanggung jawab serta didukung dengan dokumen
yang lengkap sesuai dengan aturan dan kebijakan Puskesmas.

K. Integritas Pelaporan
Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung
jawabkan, akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan
pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) sangat tergantung
pada usaha Puskesmas untuk menyediakan data yang diperlukan. Oleh
karena itu, semua catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi
Puskesmas harus akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya
113

pembatasan dalam bentuk apapun, akurasi tercermin dalam dua hal,


yaitu dokumentasi fakta dan penilaian yang wajar.
Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi
pembayaran yang dilakukan dengan mengalihkan pembayaran melalui
catatan atau rekening pihak ketiga.
Setiap petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib
dan harus berlaku jujur, obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan
yang disengaja ataupun kegiatan yang menyesatkan dalam melakukan
pembukuan akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

L. Aktivitas Politik
Setiap pegawai Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan
dukungan partai politik, sehingga tidak dapat menggunakan
aset/fasilitas Puskesmas dan wewenangnya untuk menyuruh dan
menekan pegawai lain untuk mendukung partai politik tertentu dan
wakilnya.
Setiap pegawai Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota
partai politik, calon legislatif, dan calon eksekutif. Pegawai Puskesmas
yang aktif dalam aktivitas politik wajib mengundurkan diri dari
Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap pegawai
Puskesmas untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan.
Kontribusi tersebut merupakan hak dan tanggung jawab pribadi masing
-masing dan tidak menggunakan nama ataupun atribut Puskesmas.

M. Menjaga Nama Baik Puskesmas


Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik
Puskesmas, setiap pegawai Puskesmas tidak diperbolehkan:
1. Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya
nama baik Puskesmas.
2. Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak
lain yang dapat menimbulkan keresahan.
3. Menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang merugikan
Puskesmas dalam rangka pelaksanaan tugas dan pelayanan
kepada masyarakat atau pasien.
4. Menarik pembayaran jasa layanan tidak sesuai prosedur yang
114

berlaku.
5. Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga baik
perorangan maupun Badan Hukum lain tanpa sepengetahuan
Pejabat Pengelola.

N. Hubungan Dengan Stakeholders Utama


1. Pegawai
Puskesmas memandang Pegawai yang terdiri dari tanaga
medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga
non medis Puskesmas, sebagai salah satu aset yang memiliki
kekuatan besar dalam menunjang keberhasilan Puskesmas dalam
rangka pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Puskesmas peduli dan akan memusatkan perhatiannya pada
pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai peningkatan
produktivitas kerja.
Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan Pegawai
adalah sebagai berikut :
1) Puskesmas dan Pegawai saling menghormati hak dan
kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Puskesmas mendorong kesempatan kerja/karir yang sama
bagi setiap Pegawai. Puskesmas menggunakan kemampuan
bekerja, kualifikasi, dan kriteria yang terkait dengan
hubungan kerja sebagai dasar dalam mengambil keputusan
mengenai hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai.
3) Puskesmas memberikan dukungan dan kesempatan kepada
seluruh Pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan
profesionalisme melalui pendidikan formal maupun informal
seperti pelatihan, kursus, seminar, dan lokakarya.
4) Puskesmas menyediakan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan bebas dari segala bentuk tekanan yang mungkin
timbul akibat adanya perbedaan-perbedaan yang melekat
pada setiap individu Pegawai.
5) Puskesmas memberi penghargaan kepada Pegawai dan unit
kerja yang memiliki catatan prestasi terbaik di Puskesmas.
Contoh: Perawat/Bidan Teladan.
6) Puskesmas akan memberikan jasa pelayanan/remunerasi
115

kepada Pegawai, termasuk Pejabat Pengelola sebagai imbalan


atas prestasi kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7) Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa mematuhi
peraturan perundang-undangan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja bagi Pegawai. Bangunan, tata letak
fasilitas dan alat-alat kerja harus memenuhi stándar
keselamatan kerja yang tinggi.
8) Puskesmas berupaya membangun komunikasi dua arah yang
efektif, baik melalui prosedur informasi dan konsultasi yang
diselenggarakan oleh Puskesmas maupun respon aktif atas
saran dan kritik atau nasihat konstruktif dari Pegawai, dan
menjadikan saran tersebut sebagai acuan penting bagi
pengambilan keputusan.
9) Puskesmas menjamin perlindungan atas kerahasiaan
informasi pribadi Pegawai. Puskesmas akan mengumpulkan,
menyimpan dan menjamin keamanan informasi pribadi dari
Pegawai untuk efektivitas operasional menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
10) Setiap Pegawai harus menghindari kepentingan pribadi yang
berbenturan dengan kepentingan Puskesmas atau yang dapat
mempengaruhi pertimbangan atau tindakan dalam
pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
11) Pegawai tidak boleh memiliki hubungan usaha, keuangan
atau hubungan lain dengan rekanan dan mitra
Puskesmas,yang mungkin dapat merusak kemandirian
Puskesmas.
12) Pedoman yang dapat diterapkan pada hampir semua situasi
benturan :
a. Pegawai harus menghindari adanya kepentingan finansial
dengan rekanan dan mitra Puskesmas lainnya.
b. Pegawai harus menghindari prakarsa atau persetujuan
tindakan kepegawaian yang mempengaruhi imbalan atau
tindakan disiplin Pegawai dimana mereka memiliki
hubungan keluarga atau keterlibatan pribadi.
c. Pegawai tidak diperkenankan menggunakan aset
Puskesmas untuk keuntungan pribadi. Pegawai tidak
diperbolehkan menjalankan usaha pribadi dengan
116

mengatasnamakan nama Puskesmas, menggunakan aset


Puskesmas pada jam kantor.
13) Puskesmas menyediakan tempat kerja, sarana dan peralatan
kerja dan alat pelindung diri yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga dapat bekerja secara
produktif.
14) Setiap kelompok profesional sejenis di Puskesmas dapat
dibentuk sebuah komite sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Hubungan antara kelompok profesional (komite) diarahkan
dan disinergikan untuk meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas.

2. Pasien
Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan
pokok untuk menjamin kelangsungan usaha Puskesmas. Kelancaran
penerimaan pembayaran jasa layanan tergantung kepada
terbentuknya hubungan yang saling menguntungkan bagi
Puskesmas dan pasien. Dalam pelayanan kepada pasien, Puskesmas
berkomitmen untuk memberikan pelayanan 24 (dua puluh empat)
jam sebagaimana yang telah diatur dalam Standar Pelayanan
Minimal, dengan menerapkan prinsip terbuka, integritas,
transparan, adil dan akuntabel untuk menciptakan hubungan yang
saling menguntungkan.
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan
dengan pasien.
1) Puskesmas menghormati hak-hak pasien sesuai dengan norma
dan kaidah-kaidah profesi medis, kebijakan hubungan pasien,
peraturan yang berlaku di Puskesmas maupun Peraturan
Perundangan yang berlaku.
2) Puskesmas menjamin pemulihan hak pasien yang dirugikan
karena penyimpangan medis (malpraktek) terhadap pasien.
3) Puskesmas secara aktif menggali keinginan dan kebutuhan
pasien, baik melalui survei kepuasan pasien maupun saluran
pengaduan dari pasien yang dibuka oleh Puskesmas
4) Puskesmas memberikan perlakuan atau pelayanan yang sama
tanpa membedakan kepada semua pasien. Puskesmas
117

berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-upaya guna


mempertahankan dan menjaga agar pemberian pelayanan
kesehatan kepada pasien sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal.
5) Puskesmas senantiasa memberikan informasi secara akurat,
lengkap dan tepat pada waktunya mengenai pelayanan
kesehatan, serta hak dan kewajiban calon pasien. Setiap
perubahan kebijakan berkaitan dengan hak dan kewajiban
pasien, termasuk kebijakan tarif serta prosedur pelayanan
kesehatan dan pengaduan, senantiasa disosialisasikan kepada
pasien.
6) Puskesmas senantiasa meneliti alasan yang melatarbelakangi
pengaduan pasien dan segera mengambil tindakan yang tepat
untuk menghindari terulangnya pengaduan tersebut. Selain itu
Puskesmas akan memberikan peringatan, teguran dan
hukuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada setiap Pegawai yang terbukti melakukan
kesalahan atau kelemahan teknis yang ada dalam praktek.
7) Puskesmas senantiasa menjaga rahasia pasien kecuali atas
permintaan pasien atau perintah Undang-Undang (peradilan).

O.Hubungan Dengan Stakeholders Lainnya


1. Lingkungan dan Masyarakat
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungandengan
lingkungan dan masyarakat.
1) Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-
upaya perlindungan guna mempertahankan kualitas lingkungan
sekitar Puskesmas terhadap pencemaran yang timbul dari limbah
Puskesmas
2) Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menjadi warga
yang dapat diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat, serta mendapatkan dukungan dari masyarakat
sekitar tempat usaha Puskesmas. Dengan demikian Puskesmas
akan turut serta memelihara lingkungan hidup yang bersih dan
sehat, serta ketertiban di sekitar Puskesmas. Puskesmas
membangun dan membina hubungan yang baik dengan
masyarakat di sekitar tempat usaha Puskesmas.
118

3) Puskesmas mendorong timbulnya rasa ikut memiliki bagi


masyarakat sekitar Puskesmas dengan tujuan agar turut serta
menjaga aset dan kepentingan-kepentingan Puskesmasdi
lingkungannya.
4) Puskesmas melaksanakan kegiatan sosial sebagai perwujudan
tanggung jawab sosial Puskesmas terhadap masyarakat
lingkungan di sekitar Puskesmas beroperasi.

2. Rekanan
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan
rekanan.
1) Puskesmas melakukan pengadaan baik penunjukan langsung
maupun lelang secara efisien, efektif, bersaing, transparan, adil,
tidak diskriminatif dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan
melibatkan
rekanan yang mempunyai reputasi dan rekam jejak yang baik.
2) Puskesmas memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
rekanan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada
pihak tertentu, dengan cara dan alasan apapun. Oleh karena itu,
Puskesmas melarang setiap pegawai Puskesmas memberikan
informasi berkaitan dengan estimasi harga atau membahas
secara rahasia pekerjaan di masa yang akan datang dengan calon
rekanan yang akan berkompetisi.
3) Puskesmas menghindari rekanan yang mempunyai hubungan
keluarga dengan pengambil keputusan untuk menghindari
adanya konflik kepentingan. Puskesmas melarang setiap pegawai
Puskesmas bertindak selaku perantara bagi seorang atau badan
hukum untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari
Puskesmas.
4) Puskesmas dapat melakukan Kerjasama Operasional dengan
pihak ketiga (rekanan) dalam bentuk kerjasama pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung,
pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah.
Kerjasama Operasional ini didasarkan prinsip saling
menguntungkan, akuntabel, transparan dan wajar serta tidak
merugikan stakeholders.
5) Puskesmas menuangkan semua kesepakatan dalam suatu
119

dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan


saling menguntungkan.
3. Kreditur
Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur dapat
dilakukan apabila Puskesmas memperoleh keuntungan nyata dari
dana yang dipinjam tersebut baik sekarang maupun di masa-masa
yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan dana dari kreditur
dilakukan dengan pertimbangan profesional sesuai dengan praktik
bisnis yang sehat. Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan
kreditur adalah sebagai berikut:
1) Peminjaman dari kreditur harus dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Puskesmas
menghormati hak-hak kreditur sesuai dengan perjanjian yang
dibuat oleh Puskesmasdan kreditur.
2) Puskesmas memberikan informasi akurat dan lengkap mengenai
Puskesmas yang diperlukan kreditur, termasuk pelaksanaan
kewajiban Puskesmas sesuai dengan perjanjian.
3) Puskesmas melaksanakan pemenuhan kewajiban kepada
kreditur secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dibuat
oleh Puskesmas dengan kreditur.

4. Media Massa
Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara
Puskesmas dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat kontrol
bagi Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya. Pemberitaan media
massa diharapkan bersifat seimbang dan terbuka sehingga dapat
dijadikan informasi yang berguna bagi Puskesmas maupun pihak-
pihak lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja dan
membangun citra positif Puskesmas
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan
media massa :
1) Puskesmas membangun kerjasama positif, saling menghargai
dan menguntungkan dengan menempatkan media massa
sebagai mitra usaha yang sejajar.
2) Puskesmas berpegang pada kebenaran dan keterbukaan
informasi sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
120

5. Komite Pelayanan Publik (KPP) dan Lembaga Swadaya


Masyarakat (LSM)
KPP sebagai lembaga resmi wakil masyarakat dalam pelayanan
publik dan LSM khususnya LSM Bidang Kesehatan yang mewakili
komunitas konsumen merupakan komponen penting dalam
membangun citra dan upaya peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas kepada masyarakat.
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam hubungan dengan
KPP dan LSM:
1) Puskesmas berkewajiban membina komunikasi dengan KPP dan
LSM dan bekerja sama dalam membangun citra Puskesmas,
2) Puskesmas memfasilitasi kebutuhan KPP dan LSM secara
proporsional dalam akses informasi dan kebijakan dalam
pelayanan kesehatan dalam mengungkap issu dan keluhan
pelayanan publik.

P. Pemantauan
Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab menyelenggarakan
kegiatan agar Pegawai Puskesmas senantiasa menjaga dan memelihara
sikap dan perilaku yang sesuai dengan Panduan Perilaku serta
memantau efektivitas penerapan Panduan Perilaku dan melaporkan
hasilnya kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas). Hal-hal yang menonjol
selama penerapan Panduan Perilaku dicatat sebagai bahan masukan
penyempurnaan dan perbaikan.

Q.Pelaporan atas Pelanggaran


Setiap pegawai Puskesmas wajib melaporkan tentang dugaan
terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan,
Panduan Perilaku, serta kebijakan dan aturan Puskesmas, dan dapat
menyampaikan saran dan pendapatnya kepada pejabat berwenang.
Pegawai Puskesmas wajib bekerja sama dalam penyelidikan internal
yang dilakukan oleh Puskesmas, dengan mengungkapkan data dan
informasi yang diketahui, yang berkaitan dengan terjadinya dugaan
pelanggaran.
Puskesmas sepenuhnya menyadari, melaporkan tindakan
121

pelanggaran sebagai upaya yang tidak mudah dan menempatkan


pegawai Puskesmas dalam posisi yang sulit, bahkan menimbulkan
semacam konflik batin bagi si pelapor. Kemampuan dan kesediaan
melaporkan setiap tindakan yang diyakini sebagai suatu pelanggaran
merupakan hal penting dari pelaksanaan tanggung jawab setiap Pegawai
Puskesmas. Kepedulian untuk menjaga kepentingan yang lebih besar,
yakni kerugian bagi Puskesmas dan seluruh Pegawai, harus menjadi
acuan pertimbangan setiap keputusan untuk melaporkan suatu
pelanggaran.
Oleh karena itu Puskesmas akan memberikan perlindungan
hukum kepada setiap pegawai Puskesmas yang melaporkan dugaan
atau disangkakan adanya pelanggaran peraturan perundangan,
pedoman tata kelola dan Panduan Perilaku yang disertai bukti dan
dokumen yang sah.
Tidak seorangpun Pegawai Puskesmas akan dikenakan
sanksi karena melaporkan adanya dugaan pelanggaran Panduan
Perilaku, kebijakan dan aturan, kecuali yang bersangkutan ikut terlibat
dalam pelanggaran tersebut. Pelaporan dapat meringankan penjatuhan
disiplin atau sanksi bagi si pelapor yang terlibat dalam pelanggaran.
Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur,
dilandasi dengan niat baik, dan semata-mata dilakukan untuk
pencegahan terjadinya kerugian terhadap Puskesmas,atau rusaknya
kinerja Puskesmas dan jauh dari maksud-maksud tertentu untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, misalnya antara lain karena
dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan yang sejenisnya. Setiap
pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data atau bukti-
bukti yang akurat agar dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan
jalannya usaha Puskesmas Pegawai Puskesmas dilarang melakukan
tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang merugikan
seperti ancaman fisik dan verbal terhadap Pegawai Puskesmas lain yang
melaporkan terjadinya pelanggaran ataupun yang bekerjasama dalam
penyelidikan pelanggaran.
Puskesmas sepenuhnya menjamin kerahasiaan identitas
pelapor, isi informasi, saran atau pendapat yang disampaikan.
Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai Puskesmas
apabila meyakini telah terjadi pelanggaran.
1. Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi
122

yang relevan dengan keadaan atau situasi yang


mengindikasikan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan
aturan-aturan lain. Bila perlu data dan informasi didukung
dengan saksi-saksi yang kuat.
2. Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa
menyinggung perasaan untuk menegur sesama rekan kerja atau
atasan. Sampaikan secara halus dan tidak langsung dengan
memaparkan pelanggarannya, lalu mintalah tanggapannya. Bila
perlu, bersama rekan kerja atau atasan, mencari penyebabnya.
3. Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan
unit atau bagian masing-masing kepada atasan langsung dan
pejabat puncak di unit atau bagian masing-masing, dengan
tembusan kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas).
4. Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan
atau terjadi di luar lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu
hal, tidak dapat melaporkan kepada atasan langsung atau
pejabat puncak, maka laporkan kepada Pimpinan (Kepala
Puskesmas) atau jenjang di atasnya secara langsung atau
melalui pos, faksimili, email, telepon atau kotak
saran/pengaduan.

R. Penanganan atas Pelanggaran


Semua dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti
secara memadai melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut
untuk proses pembuktian dan penentuan bobot pelanggaran sebagai
bahan pertimbangan pemberian tindakan disiplin atau sanksi.
Penanganan atas dugaan pelanggaran dilakukan oleh atasan
langsung atau pejabat puncak, sesuai kewenangannya. Atasan langsung
atau pejabat puncak wajib mengupayakan pemecahan masalah/jalan
keluar terhadap setiap pengaduan dugaan pelanggaran yang terjadi di
lingkungan unit atau bagian yang dipimpinnya dan melaporkan hasilnya
kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk pengkajian kesesuaian
keputusan yang diambil dengan kebijakan dan aturan.
Dugaan pelanggaran yang memerlukan pengkajian atau
pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan oleh:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, jika menyangkut pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,serta
123

ketentuan dan peraturan Puskesmas.


2. Satuan Pengawasan Internal (apabila sudah dibentuk),
menyangkut hal-hal yang terkait dengan akuntansi dan
keuangan atau kerugian-kerugian termasuk hal-hal yang perlu
dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.
3. Rapat Pejabat Pengelola, jika menyangkut pelanggaran yang
dilakukan oleh anggota pejabat pengelola untuk menetapkan
langkah-langkah yang harus diambil sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Inspektorat Wilayah Kabupaten, jika menyangkut pelanggaran
yang dilakukan oleh Pemimpin untuk menetapkan langkah-
langkah yang harus diambil sesuai ketentuan yang berlaku.

S. Sanksi atas Pelanggaran


Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menegakkan
Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan, untuk mencegah terjadinya
pelanggaran dan menghentikan dengan segera pelanggaran yang terjadi.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan pemberlakuan tindakan
disiplin atau sanksi yang adil terhadap pegawai Puskesmas yang
melakukan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya
terhadap Pegawai Puskesmas yang melakukan pelanggaran, tetapi juga
terhadap Pegawai Puskesmas yang lain, dalam tingkatan apapun yang:
1. tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi
yang berkaitan dengan terjadinya pelanggaran hukum,
peraturan perundang-undangan dan kebijakan Puskesmas.
2. tidak bekerja sama dalam penyelidikan Puskesmas atas dugaan
pelanggaran.
3. melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan
lain yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap
pelapor terjadinya dugaan pelanggaran.
4. gagal melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan
bawahannya.
Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan
bobot/tingkat pelanggaran yang dilakukan. Tindakan disiplin atau
sanksi, meliputi:
124

1. Teguran lisan.
2. Teguran tertulis.
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Kepala Puskesmas
(Pejabat Pengelola).
4. Pemberian skorsing.
5. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
6. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun.
7. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pembebasan dari jabatan.
8. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas
permintaan sendiri.
9. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai.
10. Tuntutan ganti rugi.
11. Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses pemeriksaan
lebih lanjut apabila pelanggaran menyangkut kerugian
Puskesmas yang material/besar dan dikategorikan dalam
tindakan pidana.
Setiap pegawai Puskesmas dalam tingkatan apapun, apabila
jelas terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap Panduan Perilaku,
kebijakan dan aturan akan dikenakan tindakan disiplin atau sanksi
sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada maupun peraturan-
peraturan susulan yang bersifat mengikat semua pegawai Puskesmas,
dan dijalankan secara tegas.
Setiap pegawai Puskesmas yang akan dikenakan atau
dijatuhkan tindakan disiplin atau sanksi wajib diberikan kesempatan
atau hak secara adil untuk membela diri maupun menyatakan
pendapatnya atas dugaan pelanggaran yang dilakukannya.
125

BAB VIII
PENUTUP

Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Puskesmas yang


menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
bertujuan untuk:
a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar
puskesmas memiliki daya saing yang kuat.
b. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan
dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan
kemandirian organ puskesmas.
c. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial
puskesmas terhadap stakeholder.
d. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung
kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.
Untuk dapat terlaksananya tujuan dari Pola Tata Kelola ini
perlu mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan
Puskesmas Kepanjen serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Malang baik bersifat materiil, administratif maupun politis.
Apabila dalam kurun waktu pelaksanaannya, terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pola Tata Kelola maka
akan dilakukan revisi sesuai dengan peraturan yang baru.
Pola Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi
perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pola tata kelola puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta
disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ
puskesmas serta perubahan lingkungan.
126

LAMPIRAN

Tabulasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Prosedur Tetap (Protap)


UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
I Manajemen dan Perkantoran
1 SOP Identifikasi Kebutuhan
PT-KEPANJEN.MK- Masyarakat Dan Tanggap
01 Masyarakat Terhadap Mutu
Pelayanan
2 PT-KEPANJEN.MK- SOP Menjalin Komunikasi Dengan
03 Masyarakat
3 SOP Monitoring, Analisis Thd Hasil
PT-KEPANJEN.MK-
Monitoring, Dan Tindak Lanjut
04
Monitoring
4 SOP Koordinasi Dan Integrasi
PT-KEPANJEN.MK-
Penyelenggaraan Program Dan
05
Penyelenggaraan Pelayanan
5 SOP Tentang Kajian Dan Tindak
PT-KEPANJEN.MK- Lanjut Thd Masalah-Masalah
06 Spesifik Dalam Penyelenggaraan
Program Dan Pelayanan Puskesmas
6 PT-KEPANJEN.MK- SOP Koordinasi Dalam Pelaksanaan
07 Program
7 SOP Tentang Penyelenggaraan
PT-KEPANJEN.MK-
Program Untuk Masing-Masing Ukm
08
Puskesmas,
8 PT-KEPANJEN.MK- SOP Tentang Penyelenggaraan
09 Pelayanan Klinis,
9 SOP Tentang Tertib Administratif,
Pemanfaatan Teknologi (Bila
PT-KEPANJEN.MK- Dimungkinkan) Untuk Mempercepat
10 Proses Pelayanan Maupun Untuk
Meminimalkan Kesalahan, Misalnya
Penggunaan Tehnologi Informasi
10 SOP Untuk Menerima Keluhan Dan
Umpan Balik Dari Masyarakat,
PT-KEPANJEN.MK-
Pengguna Pelayanan, Media
11
Komunikasi Yang Disediakan Untuk
Menyampaikan Umpan Balik
11 PT-KEPANJEN.MK- SOP Penilaian Kinerja Oleh Pimpinan
12 Dan Penanggung Jawab
12 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Komunikasi Dan Koordinasi
13
13 PT-KEPANJEN.MK- SOP Untuk Mengikuti Seminar,
14 Pendidikan Dan Pelatihan.
14 PT-KEPANJEN.MK- SOP Tentang Komunikasi Visi, Misi,
15 Tujuan Dan Tata Nilai Puskesmas
15 PT-KEPANJEN.MK- SOP Tentang Peninjauan Kembali
16 Tata Nilai Dan Tujuan Puskesmas.
127

Bukti Pelaksanaan Peninjauan Ulang


Tata Nilai Dan Tujuan Penyelengga-
raan Program Dan Pelayanan
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
I Manajemen dan Perkantoran
16 SOP Tentang Penilaian Kinerja Yang
PT-KEPANJEN.MK- Mencerminkan Penilaian Kesesuaian
17 Terhadap Visi, Misi, Tujuan, Tata
Nilai Puskesmas
17 SOP Pencatatan Dan Pelaporan.
PT-KEPANJEN.MK-
Dokumen Pencatatan Dan
19
Pelaporan.
18 SOP Pemberdayaan Masyarakat
PT-KEPANJEN.MK-
Dalam Perencanaan Maupun
20
Pelaksanaan Program Puskesmas.
19 SOP Komunikasi Dengan Sasaran
PT-KEPANJEN.MK- Program Dan Masyarakat Tentang
21 Penyelenggaraan Program Dan
Kegiatan Puskesmas.
20 PT-KEPANJEN.MK- SOP Tentang Pendelegasian
23 Wewenang
21 SOP Umpan Balik (Pelaporan) Dari
PT-KEPANJEN.MK- Pelaksana Kepada Penanggung
24 Jawab Program Dan Pimpinan
Puskesmas Untuk Perbaikan Kinerja.
22 PT-KEPANJEN.MK- SOP Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan
25 Upaya Puskesmas
23 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Pengendalian Dokumen
26
24 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Pengendalian Rekaman
27
25 PT-KEPANJEN.MK- SOP Penyusunan Pedoman,
28 Panduan, Kerangka Acuan
26 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Komunikasi Internal.
29
27 SOP Pengumpulan, Penyimpanan,
PT-KEPANJEN.MK-
Dan Retrieving (Pencarian Kembali)
31
Data.
28 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Analisis Data.
32
29 PT-KEPANJEN.MK- SOP Pelaporan Dan Distribusi
33 Informasi.
30 PT-KEPANJEN.MK- SOP Untuk Memenuhi Hak Dan
34 Kewajiban Pengguna.
31 SOP Audit Internal. Pembentukan
PT-KEPANJEN.MK- Tim Audit Internal. Pelatihan Tim
35 Audit Internal. Program Kerja Audit
Internal.
32 SOP Untuk Mendapatkan Asupan
PT-KEPANJEN.MK-
Pengguna Tentang Kinerja
36
Puskesmas.
33 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Tindakan Korektif.
37
34 PT-KEPANJEN.MK- SOP Tindakan Preventif.
128

38
35 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Monitoring Pihak Ketiga
39
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
I Manajemen dan Perkantoran
36 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Lokakarya Mini Bulanan
40
37 PT-KEPANJEN.MK-
SOP Lokakarya Mini Tribulanan
41
38 PT-KEPANJEN.TU-
SOP Disiplin Pegawai
01
39 PT-KEPANJEN.TU-
SOP Penanganan Surat Masuk
02
40 PT-KEPANJEN.TU-
SOP Membersihkan Alat Kantor
03
41 PT-KEPANJEN.TU- SOP Membersihkan Halaman Dan
04 Taman
42 PT-KEPANJEN.TU-
SOP Membersihkan Kaca Jendela
05
43 PT-KEPANJEN.TU-
SOP Membersihkan Kamar Mandi
06
44 PT-KEPANJEN.TU-
SOP Mengepel Lantai
07
45 PT-KEPANJEN.UP-
SOP Kenaikan Pangkat Pegawai
01
46 PT-KEPANJEN.UP-
SOP Kenaikan Gaji Berkala
02
47 PT-KEPANJEN.UP-
SOP Cuti Pegawai
03
48 PT-KEPANJEN.UP-
SOP Apel Pagikehadiran Pegawai
04
49 PT-KEPANJEN.UP-
SOP Pengajuan KARIS KARSU
05
50 SOP Jika Terjadi Kebakaran/Gempa,
PT-KEPANJEN.INV- Ketersediaan Apar, Pelatihan
01 Penggunaan Apar, Pelatihan Jika
Terjadi Kebakaran
51 PT-KEPANJEN.INV-
SOP APAR
02
52 PT-KEPANJEN.INV-
SOP Pemeliharaan Genset
03
53 SOP Memisahkan Alat Yang Bersih
Dan Alat Yang Kotor, Alat Yang
Memerlukan Sterilisasi, Alat Yang
PT-KEPANJEN.INV-
Membutuhkan Perawatan Lebih
04
Lanjut (Tidak Siap Pakai), Serta Alat-
Alat Yang Membutuhkan Persyaratan
Khusus Untuk Peletakannya
54 PT-KEPANJEN.INV- SOP Tentang Penanganan Bantuan
05 Peralatan
55 SOP Kontrol Peralatan, Testing, Dan
PT-KEPANJEN.INV-
Perawatan Secara Rutin Untuk
06
Peralatan Klinis Yang Digunakan
56 PT-KEPANJEN.INV- SOP Penggantian Dan Perbaikan Alat
129

07 Yang Rusak
57 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemeliharaan Dan Penggunaan
08 Genset
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
I Manajemen dan Perkantoran
58 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemeliharaan Dan Pemantauan
09 IPAL
59 PT-KEPANJEN.INV-
SOP Pemantauan Instalasi Listrik
10
60 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemeliharaan & Pemantauan
11 Ventilasi Dan Gas
61 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemeriksaan Air Bersih & Air
12 Limbah
62 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemakaian Dan Perawatan
13 Examination Lamp
63 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemakaian Dan Perawatan
14 Mesin Ekg
64 PT-KEPANJEN.INV- SOP Pemakaian Dan Perawatan
15 Termometer
65 PT-KEPANJEN.INV-
SOP Jika Terjadi Gempa
16

II UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)


1 SOP Pembahasan Umpan Balik,
PT-KEPANJEN.UKM- Dokumentasi Pelaksanaan
01 Pembahasan, Hasil Pembahasan,
Tindak Lanjut Pembahasan.
2 SOP Tentang Penyusunan Jadual
Dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
PT-KEPANJEN.UKM-
Yang Mencerminkan Kesepakatan
02
Bersama Dengan Sasaran Kegiatan
Ukm Dan/Atau Masyarakat.
3 SOP Tentang Penyusunan Jadual
Dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
PT-KEPANJEN.UKM-
Yang Mencerminkan Kesepakatan
03
Bersama Dengan Lintas Program
Dan Lintas Sektor.
4 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Bukti Pelaksanaan Orientasi
04 (Laporan Pelaksanaan Orientasi).
5 PT-KEPANJEN.UKM-
SOP Pemberdayaan Masyarakat.
05
6 PT-KEPANJEN.UKM-
SOP Pelaksanaan SMD
06
7 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Komunikasi Dengan Masyarakat
07 Dan Sasaran UKM Puskesmas.
8 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Monitoring, Jadwal Dan
08 Pelaksanaan Monitoring.
9 SOP Pembahasan Hasil Monitoring,
PT-KEPANJEN.UKM-
Bukti Pembahasan, Rekomendasi
09
Hasil Pembahasan.
10 PT-KEPANJEN.UKM-
SOP Perubahan Rencana Kegiatan.
10
11 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Tentang Mekanisme
11 Komunikasi Dan Koordinasi Program
130

12 SOP Panduan Pengendalian


PT-KEPANJEN.UKM-
Dokumen Kebijakan
12
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
II UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
13 SOP Pengendalian Dokumen
PT-KEPANJEN.UKM-
Eksternal Dan Pelaksanaan
13
Pengendalian Dokumen Eskternal.
14 SOP Penyimpanan Dan Pengendalian
PT-KEPANJEN.UKM-
Arsip Perencanaan Dan
14
Penyelenggaraan Ukm Puskesmas.
15 SOP Monitoring Pengelolaan Dan
PT-KEPANJEN.UKM-
Pelaksanaan Program, Jadwal Dan
15
Pelaksanaan Monitoring.
16 PT-KEPANJEN.UKM-
SOP Evaluasi Kinerja.
16
17 SOP Monitoring Kesesuaian Proses
PT-KEPANJEN.UKM-
Pelaksanaan Program Kegiatan Ukm.
17
Bukti Pelaksanaan Monitoring
18 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Pendokumentasian Kegiatan
18 Perbaikan Kinerja.
19 PT-KEPANJEN.UKM- MONITORING DAN EVALUASI
19 DESA / KELURAHAN SIAGA
20 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Pemanfaatan IT Sutera Emas
20 Input Data Penyakit Menular
21
22 PT-KEPANJEN.UKM-
SOP Kajian Ulang Uraian Tugas.
22
23 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Pemanfaatan IT Sutera Emas
26 Input Data Penyakit Tdk Menular
24 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Pemanfaatan IT Sutera Emas
27 Input Data Kasus Kebidanan
25 PT-KEPANJEN.UKM- SOP Perawatan Kesehatan
28 Masyarakat (PERKESMAS)
26 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Pemantauan Lingkungan
01
27 SOP Inventarisasi, Pengelolaan,
PT-KEPANJEN.KL-
Penyimpanan Dan Penggunaan
02
Bahan Berbahaya
28 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Sampah Medis Dan Non Medis
03
29 PT-KEPANJEN.KL- SOP Pengendalian Dan Pembuangan
04 Limbah Berbahaya
30 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inventarisasi B3
05
31 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Pengelolaan Bahan Berbahaya
06
32 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Penyimpanan & Penggunaan B3
07
33 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Kantin Sekolah
08
34 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Kolam Renang
09
35 PT-KEPANJEN.KL- SOP Inspeksi Pasar
131

10
36 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi P-IRT
11
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
II UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
37 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Rumah Makan
12
38 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Rumah Sehat
13
39 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Sekolah
14
40 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Stasiun
15
41 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Inspeksi Terminal
16
42 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Klinik Sanitasi
17
43 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Pembinaan SAB
18
44 PT-KEPANJEN.KL-
SOP Pengambilan Sampel Air
19
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
1 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Untuk Menilai Kepuasan
01 Pelanggan, Form Survei Pasien
2 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Alur Pelayanan Pasien
02
3 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pengkajian Awal Klinis
03
4 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pelayanan Medis,1
04
5 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Asuhan Keperawatan
05
6 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Kajian Awal
06
7 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pendelegasian Wewenang
07
8 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemeliharaan Peralatan,
08
9 SOP Sterilisasi Peralatan Yang Perlu
PT-KEPANJEN.UKP-
Disterilisasi, Jadwal Pemeliharaan
09
Alat
10 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Pemeliharaan Sarana (Gedung),
10 Jadwal Pelaksanaan,
11 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Tentang Prosedur Penyusunan
10 Layanan Klinis
12 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Penyusunan Rencana Layanan
11 Medis.
13 SOP Penyusunan Rencana Layanan
PT-KEPANJEN.UKP-
Terpadu Jika Diperlukan
12
Penanganan Secara TIM.
14 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Informed Consent
13
15 PT-KEPANJEN.UKP- SOP EVALUASI INFORMED
14 CONSENT, HASIL Evaluasi, Tindak
132

Lanjut
16 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Rujukan
15
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
17 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Persiapan Pasien Rujukan
16
18 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Tindak Lanjut/ Penanganan
18 Keluhan
19 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Identifikasi Dan Penanganan
19 Keluhan
20 SOP Tentang Penolakan Pasien
PT-KEPANJEN.UKP-
Untuk Menolak Atau Tidak
20
Melanjutkan Pengobatan
21 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Pemberian Anestesi Lokal Dan
21 Sedasi Di PuskesmAS
22 SOP Tindakan Pembedahan, Dan
PT-KEPANJEN.UKP-
Prosesnya Dicatata Dalam
22
Rekammedis
23 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Tranportasi Rujukan
23
24 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Cuci Tangan
24
25 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Layanan Klinis Yang Menjamin
25 Kesinambungan Layanan
26 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Penilaian Kualifikasi Tenaga
26 Dan Penetapan Kewenangan
27 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Kredensial, Tim Kredensial,
27 Bukti Bukti Sertifikasi Dan Lisensi
28 SOP Layanan Klinis Memuat Jika
PT-KEPANJEN.UKP-
Terjadi Pengulangan Pemeriksaan
28
Penunjang Diagnostik
29 SOP Evaluasi Hasil Mengikuti
PT-KEPANJEN.UKP-
Pendidikan Dan Pelatihan, Bukti
29
Pelaksanaan Evaluasi
30 PT-KEPANJEN.UKP- SOP Penanganan KTD, KTC, KPC,
30 KNC.
31 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Spooling Telinga
31
32 SOP Penyampaian Informasi Hasil
PT-KEPANJEN.UKP-
Peningkatan Mutu Layanan Klinis
32
Dan Keselamatan Pasien
33 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Injeksi IC
33
34 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Injeksi IM
34
35 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP InjeksI IV
35
36 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Injeksi SC
36
37 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Mengukur Tekanan Darah
37
38 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Menilai Pernafasan Dan Nadi
38
133

39 PT-KEPANJEN.UKP-
39 SOP Pemakaian APD

UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)


NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
40 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemakaian EKG
40
41 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemakaian Nebulizer
41
42 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemakaian Oksigen
42
43 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemasangan Infus
43
44 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemeliharaan Alat Medis
44
45 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Rawat Luka
45
46 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Askep DM
46
47 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Askep Gastritis.
47
48 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Penilaian Resiko Jatuh
48
49 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Askep Asma
49
50 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Askep DBD
50
51 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Askep Diare
51
52 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Pemasangan Gelang Identitas
52
53 SOP Penilaian Kinerja Petugas
PT-KEPANJEN.UKP- Pemberi Pelayanan Klinis, Proses
53 Evaluasi, Hasil Evaluasi Dan Tindak
Lanjut
54 PT-KEPANJEN.UKP-
SOP Visus
54
55 PT-KEPANJEN.RM-
SOP Pendaftaran
01
56 PT-KEPANJEN.RM-
SOP Identifikasi Pasien
02
57 PT-KEPANJEN.RM- SOP Penyampaian Informasi,
03 Ketersediaan Informasi Lain
58 SOP Koordinasi Dan Komunikasi
PT-KEPANJEN.RM-
Antara Pendaftaran Dengan Unit-
04
Unit Penunjang Terkait
59 PT-KEPANJEN.RM-
SOP Rapat Antar Unit Kerja,
05
60 PT-KEPANJEN.RM-
SOP Transfer Pasien
06
61 PT-KEPANJEN.RM- SOP Tentang Akses Terhadap Rekam
07 Medis
62 PT-KEPANJEN.RM-
SOP Kerahasiaan Rekam Medis
08
134

63 PT-KEPANJEN.RM-
09 SOP Penyimpanan Rekam Medis

UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)


NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
64 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Artritis Reumatoid
01
65 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Astigmatism
02
66 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Benda Asing Di Hidung
03
67 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Bronkitis Akut
04
68 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Epilepsi
05
69 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Faringitis
06
70 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Furunkel Pada Hidung
07
71 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Hipermetropia
08
72 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Influenza
09
73 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Katarak Pada Pasien Dewasa
10
74 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Kusta
11
75 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Laringitis
12
76 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Lipoma
13
77 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Miopia Ringan
14
78 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Otitis Eksterna
15
79 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Otitis Media Akut
16
80 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pertusis
17
81 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pneumonia Aspirasi
18
82 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Pneumonia Dan
19 Bronkopneumonia
83 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Polimialgia Reumatik
20
84 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Presbiopia
21
85 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Artritis, Osteoartritis
22
86 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Serumen Obsturan
23
87 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penanganan Suspect TB
24
88 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penanganan TB
135

25
89 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Anemia
26
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
90 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksanaan Benda Asing
27 Di Konjungtiva
91 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Blefaritis
28
92 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Buta Senja
29
93 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksanaan Cutaneus
30 Larva Migran
94 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Disentri
31
95 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Dry Eye
32
96 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Gastritis
33
97 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Gerd
34
98 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Hemoroid
35
99 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Hepatitis A
36
100 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Hepatitis B
37
101 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Hordeolum
38
102 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksanaan Infeksi Pada
39 Umbilikus
103 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksanaan Intoleransi
40 Makanan
104 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Kolesistitis
41
105 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Konjungtivitis
42
106 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Leptospirosis
43
107 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Limfadenitis
44
108 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Parotitis
45
109 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksanaan Perdarahan
46 Subkonjungtiva
110 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksanaan Peritonitis
47
111 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Alergi Makanan
48
112 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Bell's Palsy
49
113 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Demensia
50
114 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Dermatitis
136

51 Atopik
115 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Dermatitis
52 Kontak Alergi (DKA)
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
116 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Dermatitis
53 Kontak Iritan
117 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Dermatitis
54 Numularis
118 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Dermatitis
55 Seboroik
119 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Dermatofitosis
56
120 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Dislipidemia
57
121 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan DM
58
122 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Episkleritis
59
123 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Episktaksis
60
124 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Exanthematous
61 Drug Eruption
125 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Filariasis
62
126 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Fixed Drug
63 Eruption
127 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Gagal Jantung
64
128 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Gangguan
65 Campuran Ansietas Dan Depresi
129 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Gangguan
66 Psikotik
130 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Gout Arthritis
67
131 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Herpes
68 Simpleks
132 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Herpes Zoster
69
133 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Hipertensi
70
134 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Infark Miocard
71
135 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Insomnia
72
136 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Isk
73
137 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Liken Simpleks
74 Kronik
138 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Malnutrisi
75 Energi Protein
139 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Migren
76
140 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Moluskum
137

77 Kontagiosum
141 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Napkin Eczema
78 (Dermatitis Popok)
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
142 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Obesitas
79
143 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Pedikulosis
80 Kapitis
144 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Pioderma
81
145 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Pitriasis Rosea
82
146 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Skabies
83
147 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Tension
84 Headache
148 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Tetanus
85
149 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Tinea
86 Versikolor
150 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Tirotoksikosis
87
151 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Penatalaksnaan Vaginitis
88
152 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Penatalaksnaan Veruka
89 Vulgaris
153 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pengobatan DHF
90
154 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pengobatan Kandidiasis Mulut
91
155 PT-KEPANJEN.RJU- SOP Pengobatan Keracunan
92 Makanan
156 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pengobatan Malaria
93
157 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pengobatan Morbili
94
158 PT-KEPANJEN.RJU-
SOP Pengobatan Varicella
95
159
160 PT-KEPANJEN.KIA-
SPO Skrining Gigi Pada Ibu Hamil
01
161 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Audit Maternal Perinatal (AMP)
02
162 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Identifikasi Ibu Hamil
03
163 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Imunisasi TT Pada Calon
04 Pengantin Wanita (CPW)
164 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Kelas Ibu Balita
05
165 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Kelas Ibu Hamil
06
166 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP KIA ANC
07
138

167 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi
08
Pada Masa Nifas
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
168 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Pemeriksaan PNC
09
169 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Anemia Pada
10 Kehamilan
170 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Deteksi Dini
11 Tumbuh Kembang (DDTK)
171 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Mtbsmtbm Pada
12 Bayi Muda Dan Balita SakiT
172 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penatalaksaan Puting Susu
13 Lecet (Cracked Nipple)
173 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Pengelolahan Dini Hypertensi
14 Pada Kehamilan
174 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Pengisian Buku Kunjungan
15 Pasien KIA
175 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Perawatan Payudara Bengkak
16 (Mastitis)
176 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Perawatan Puting Susu
17 Terbenam
177 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Teknik Menyusui Yang Benar
18
178 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Tindik Bayi
19
179 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Perdarahan Dalam
20 Kehamilan Pada Trimester III
180 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Anamnesis Pasien Rawat Inap
21 Kebidanan
181 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Asuhan Persalinan Normal
22
182 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Auskultasi Pasien RIK
23
183 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Dekontaminasi Alat Bekas Pakai
24
184 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Episiotomi
25
185 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Induksi Persalinan Dengan
26 Oksitosin Drip
186 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Induksi Persalinan
27
187 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Inpeksi Pasien RIK
28
188 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP KAA
29
189 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Ketuban Pecah Dini
30
190 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP KBE
31
191 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP KBI
32
192 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Manajemen Air Ketuban
139

33 Bercampur Merkonium
193 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Manajemen Aktif Kala III
34
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
194 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Manajemen Bayi Baru Lahir
35 Normal
195 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Manual Placenta
36
196 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Melahirkan Placenta Normal
37
197 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Memandikan Bayi
38
198 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Memotong Tali Pusar
39
199 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Memulangkan Pasien Rawat
40 Inap Kebidanan
200 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Menerima Pasien Baru Rawat
41 Inap Kebidanan
201 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Mengecap Kaki Bayi
42
202 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Merujuk Pasien RIK
43
203 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Palpasi Pasien RIK
44
204 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Pemberian MgSO4
45
205 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Pembuatan Laporan Bulanan
46 Rawat Inap Kebidanan
206 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Pemeriksaan Dan Perawatan
47 Nifas
207 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Pemeriksaan Fisik Px RIK
48
208 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Pemeriksaan HIS
49
209 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Penanganan Antepartum Bliding
50
210 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Penanganan Atoni Uteri
51
211 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Pendarahan Pasca
52 Persalinan
212 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Penderita
53 Eklampsia
213 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Penderita Ruptura
54 Uteri
214 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Penderita Solutio
55 Placenta
215 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penanganan Perdarahan Post
56 Partum Primer-HPP
216 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Penanganan Retensio Placenta
57
217 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Penanganan Sisa Plasenta
58
218 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penapisan Pasien Bersalin
140

59
219 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Penatalaksanaan Bayi Dengan
60 BBLR
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
220 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Penggunaan Dopler
61
221 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Pengisian Partograf
62
222 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Penjahitan Luka Perinium
63
223 SOP Penyimpanan Alat-Alat Medis
PT-KEPANJEN.KIA-
Rawat Inap Kebidanan Yang Sudah
64
Disteril
224 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Perawatan BBL
65
225 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Perawatan Luka Episiotomis
66
226 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Perawatan Payudara
67
227 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Perawatan Tali Pusat Bayi
68
228 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Periksa Dalam
69
229 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Perkusi Pasien RIK
70
230 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Pertolongan Persalinan Dengan
71 Kasus Resiko Tinggi
231 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Pertolongan Persalinan
72 Sungsang
232 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP PMX DJJ Pasien RIK
73
233 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Resusitasi Bayi Baru Lahir
74
234 PT-KEPANJEN.KIA-
SOP Skor Ibu Hamil
75
235 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Sterilisasi Alat-Alat Medi Rawat
76 Inap Kebidanan
236 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Teknik Menyusui Yang Baik
77 Dan Benar
237 PT-KEPANJEN.KIA- SOP Tindakan Keperawatan Pada 2
78 Jam Post Partum
238 PT-KEPANJEN.KB-
SOP Pemasangan AKDR
01
239 PT-KEPANJEN.KB-
SOP Pencabutan AKDR
02
240 PT-KEPANJEN.KB-
SOP Pemasangan Implant
03
241 PT-KEPANJEN.KB-
SOP Pelepasan Implant
04
242 PT-KEPANJEN.KB-
SOP Suntik KB
05
243 PT-KEPANJEN.KB-
SOP Konseling KB
06
141

244 PT-KEPANJEN.KB-
07 SOP Pemeriksaan IVA

UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)


NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
245 PT-
SOP Immunisasi BCG
KEPANJEN.IMUN-01
246 PT-
SOP Immunisasi CAMPAK
KEPANJEN.IMUN-02
247 PT-
SOP Immunisasi DPT HB HIB
KEPANJEN.IMUN-03
248 PT-
SOP Immunisasi HEPATITIS B
KEPANJEN.IMUN-04
249 PT-
SOP Immunisasi DT
KEPANJEN.IMUN-05
250 PT-
SOP Immunisasi POLIO
KEPANJEN.IMUN-06
251 PT-
SOP Immunisasi TT
KEPANJEN.IMUN-07
252 PT-
SOP Pelayanan Immunisasi
KEPANJEN.IMUN-08
253 PT-
SOP Rantai Dingin
KEPANJEN.IMUN-09
254 PT-KEPANJEN.GIGI-
SOP Persiapan Alat
01
255 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Pemeriksaan Pasien Klinik Gigi
02 Dan Mulut
256 PT-KEPANJEN.GIGI-
SOP Iritasi Pulpa
03
257 PT-KEPANJEN.GIGI-
SOP Pulpitis
04
258 PT-KEPANJEN.GIGI-
SOP Gangren Pulpa
05
259 PT-KEPANJEN.GIGI-
SOP Periodontitis
06
260 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Ekstraksi Gigi Sulung Dan
07 Permanen (Pencabutan Gigi)
261 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Skaling Gigi (Pembersihan
08 Karang Gigi)
262 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Tumpatan Glass Ionomer
09 (Tumpatan Fuji Ix Extra)
263 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Tumpatan Komposit
10 (Tumpatan Charmfill)
264 SOP Pembuatan Gigi Tiruan
PT-KEPANJEN.GIGI-
Sebagian Lepasan
11
(Bahan Akrilik Dan Varplast)
265 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap
12 Lepasan (Bahan Akrilik)
266 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Anastesi Lokal Pada Gigi
13 Dengan Bahan Anastesi Pehacain
267 PT-KEPANJEN.GIGI-
SOP Pemeliharaan Dental Unit
14
268 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Usaha Kesehatan Gigi Dan
15 Mulut Sekolah (UKGS)
142

269
270 PT-KEPANJEN.GIGI- SOP Usaha Kesehatan Gigi Dan
16 Mulut Masyarakat Desa (UKGMD)
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
271 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Albumin Urine
01
272 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Asam Urat
02
273 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Cholestrol
03
274 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pemeriksaan Darah Lengkap
04 Sysmex
275 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Faeces Lengkap
05
276 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Golongan Darah
06
277 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Gula Darah
07
278 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Gula Darah Stick
08
279 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Hb Sahli
09
280 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan HIV
10
281 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan IMS
11
282 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Kehamilan
12
283 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan LED
13
284 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pemeriksaan Sediaan Basah
14 NaCL&KOH
285 PT-KEPANJEN.LAB- SOP PEMERIKSAAN SEDIAAN
15 KERING METILEN BLUE
286 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Trigliserida
16
287 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Urinalisa
17
288 SOP Pemantauan Waktu
Penyampaian Hasil Pemeriksaan
PT-KEPANJEN.LAB-
Laboratorium Untuk Pasien
18
Urgen/Gawat Darurat. Hasil
Pemantauan.
289 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pemeriksaan Widal
19
290 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Permintaan Pemeriksaan,
20
291 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pengambilan Dan Penyimpanan
21 Spesimen
292 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pemantauan Pelaksanaan
22 Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
293 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Kalibrasi, Dan Bukti
23 Pelaksanaan Kalibrasi Dan Validasi
143

Instrumen

UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)


NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
294 SOP Penilaian Ketepatan Waktu
PT-KEPANJEN.LAB-
Penyerahan Hasil, Hasil Evaluasi
24
Dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
295 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pelayanan Di Luar Jam Kerja
25
296 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pemeriksaan Laboratorium Yang
26 Berisiko Tinggi
297 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Kesehatan Dan Keselamatan
27 Kerja Bagi Petugas
298 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Penggunaan Alat Pelindung Diri,
28
299 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pemantauan Terhadap
29 Penggunaan Alat Pelindung Diri
300 SOP Pengelolaan Bahan Berbahaya
PT-KEPANJEN.LAB-
Dan Beracun,
30
301 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pengelolaan Limbah Hasil
31 Pemeriksaan Laboratorium
302 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pengelolaan Reagen
32
303 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Waktu Penyampaian Laporan
33 Hasil Pemeriksaan
304 PT-KEPANJEN.LAB-
Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan
34
305 SOP Pelaporan Hasil Pemeriksaan
PT-KEPANJEN.LAB- Laboratorium Yang Kritis,
35 Disebutkan Oleh Siapa Dan Kepada
Siapa Hasil Harus Dilaporkan
306 SOP Monitoring Pelaporan Hasil
PT-KEPANJEN.LAB-
Pemeriksaan Laboratorium Yang
36
Kritis
307 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Penyimpanan Dan Distribusi
37 Reagensia
308 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Pelabelan
38
309 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Evaluasi Terhadap Rentang
39 Nilai rujukan
310 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pengendalian Mutu
40 Laboratorium
PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Perbaikan Alat
41
311 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Penerimaan Spesimen,
42
312 PT-KEPANJEN.LAB-
Pemantapan Mutu Internal
43
313 PT-KEPANJEN.LAB-
SOP Rujukan Laboratorium
44
314 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Pelaporan Program Keselamatan
45 Dan Pelaporan Insiden, Bukti
144

Laporan.
315 PT-KEPANJEN.LAB- SOP Tentang Penanganan Dan
46 Pembuangan Bahan Berbahaya
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
316 SOP Orientasi Prosedur Dan Praktik
PT-KEPANJEN.LAB-
Keselamatan/Keamanan Kerja, Bukti
47
Pelaksanaan Program Orientasi
317 PT-KEPANJEN.LAB-
Pemantapan Mutu External
48
318 PT-KEPANJEN.APT- SOP Penilaian, Pengendalian,
01 Penyediaan Dan Penggunaan Obat
319 PT-KEPANJEN.APT- SOP Penyediaan Dan Penggunaan
02 Obat
320 PT-KEPANJEN.APT- SOP Tentang Penyediaan Obat Yang
03 Menjamin Ketersediaan Obat
321 PT-KEPANJEN.APT- SOP Peresepan, Pemesanan, Dan
04 Pengelolaan Obat
322 SOP Menjaga Tidak Terjadinya
PT-KEPANJEN.APT- Pemberian Obat Kedaluwarsa,
05 Pelaksanaan FIFO Dan FEFO, Kartu
Stok/Kendali
323 PT-KEPANJEN.APT- SOP Peresepan Psikotropika Dan
06 Narkotika
324 SOP Penggunaan Obat Yang Dibawa
PT-KEPANJEN.APT-
Sendiri Oleh Pasien/Keluarga
07
(Rekonsiliasi Obat)
325 PT-KEPANJEN.APT-
SOP Penyimpanan Obat
08
326 PT-KEPANJEN.APT- SOP Pemberian Obat Kepada Pasien
09 Dan Pelabelan
327 PT-KEPANJEN.APT- SOP Pemberian Informasi
10 Penggunaan Obat
328 PT-KEPANJEN.APT- SOP Penanganan Obat
11 Kedaluwarsa/Rusak
329 PT-KEPANJEN.APT-
SOP Pelaporan Efek Samping Obat
12
330 PT-KEPANJEN.APT- SOP Pencatatan, Pemantauan,
13 Pelaporan Efek Samping Obat, KTD,
331 PT-KEPANJEN.APT- SOP Identifikasi Dan Pelaporan
14 Kesalahan Pemberian Obat Dan KNC
332 SOP Penyediaan Obat-Obat
PT-KEPANJEN.APT-
Emergensi Di Unit Kerja. Daftar Obat
15
Emergensi Di Unit Pelayanan
333 PT-KEPANJEN.APT- SOP Penyimpanan Obat Emergensi
16 Di Unit Pelayanan
334 SOP Monitoring Penyediaan Obat
PT-KEPANJEN.APT-
Emergensi Di Unit Kerja. Hasil
17
Monitoring Dan Tindak Lanjut.
335 PT-KEPANJEN.APT- SOP Evaluasi Kesesuaian Peresepan
18 Dgn Formularium
336 SOP Pemberian Informasi Ttg Efek
PT-KEPANJEN.APT-
Samping Obat Atau Efek Yang Tidak
19
Diharapkan
145

337 SOP Pengawasan Dan Pengendalian


PT-KEPANJEN.APT-
Penggunaan Psikotropika Dan
20
Narkotika
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
338 PT-KEPANJEN.APT- SOP Evaluasi Ketersediaan Obat
21 Terhadap Forularium
339 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Triase
01
340 SOP Rujukan Pasien Emergensi
PT-KEPANJEN.UGD- (Yang Memuat Proses Stabilisasi,
02 Dan Memastikan Kesiapan Tempat
Rujukan Untuk Menerima Rujukan)
341 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penanganan Pasien Gawat
03 Darurat
342 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penanganan Pasien Berisiko
04 Tinggi
343 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Kewaspadaan Universal
05
344 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penggunaan Dan Pemberian
06 Obat Dan/Atau Cairan Intravena
345 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Delirium
07
346 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Fraktur Terbuka
08
347 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Fraktur Tertutup
09
348 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Glaukoma Akut
10
349 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Henti Jantung
11
350 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Infark Serebral Stroke
12
351 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Kejang Demam
13
352 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksanaan Angina
14 Pectoris
353 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksanaan Appendisitis
15 Akut
354 PT-KEPANJEN.UGD-
Penatalaksanaan Demam Tifoid
16
355 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Penatalaksanaan GE
17
356 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksanaan Peradarahan
18 Sal Cerna Atas
357 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksanaan Peradarahan
19 Sal Cerna Bawah
358 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Penatalaksnaan HHNK
20
359 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Penatalaksnaan Hipoglikemia
21
360 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksnaan Luka Bakar
22 Derajat I Dan II
361 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksnaan Status
146

23 Epileptikus
362 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Penatalaksnaan Stroke
24
UNIT/ Standar Operasional Prosedur (SOP)
NO
PROGRAM NO SOP JUDUL SOP
III UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
363 PT-KEPANJEN.UGD- SOP Penatalaksnaan Syok
25 Anafilaksis
364 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Penatalaksnaan Syok
26
365 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Peritonitis
27
366 PT-KEPANJEN.UGD-
SOP Rabies
28
367 SOP Pemulangan Pasien Dan Tindak
PT-KEPANJEN.RI-01
Lanjut Pasien
368 SOP Tindak Lanjut Terhadap Umpan
PT-KEPANJEN.RI-02 Balik Dari Sarana Kesehatan
Rujukan Yang Merujuk Balik
369 SOP Alternatif Penanganan Pasien
PT-KEPANJEN.RI-03 Yang Memerlukan Rujukan Tetapi
Tidak Mungkin Dilakukan
370 PT- SOP Pemesanan, Penyiapan,
KEPANJEN.GIZI.RI- Distribusi Dan Pemberian Makanan
01 Pada Pasien Rawat Inap
371 SOP Penyiapan Makanan Dan
PT-
Distribusi Makanan Mencerminkan
KEPANJEN.GIZI.RI-
Upaya Mengurangi Risiko Terhadap
02
Kontaminsasi Dan Pembusukan
372 PT-
KEPANJEN.GIZI.RI- SOP Distribusi Makanan
03

Anda mungkin juga menyukai