Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

KONSEP KEBIDANAN

KEYAKINAN MENGENAI FUNGSI PROFESI DAN PENGARUHNYA

Oleh :

Nama Kelompok 3 :

1. Ni Luh Gde Praspa Juniyandasari (06)


2. Ni Luh Putu Dwi Desi Antari (21)
3. Ni Luh Sasih Sri Wulandari (26)
4. I Gusti Ayu Agung Yulia Mahadewi (29)
5. Ni Kadek Nadia Rahmayanti (32)
6. Putu Serli Handiani (40)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN
2019

Keyakinan Mengenai Fungsi Profesi Dan Pengaruhnya

A. Pengertian profesi
Profesi adalah berorientasi kepada pelayanan, memiliki ilmu
pengetahuan teoritik dengan otonomi dari kelompok pelaksana
‘’(Suessman, 1997)’’.
Fungsi profesi secara umum yaitu, Sebagai pedoman bagi semua anggota
suatu profesi tentang prinsip profesionalitas yang diterapkan. organisasi,
terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi

B. Keyakinan Mengenai Fungsi Profesi Dan Pengaruhnya


Profesi kebidanan secara nasional diaku dalam undang-undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga
pelayan kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh
international confederation of midewifeves (ICM), FIGO dan WHO.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan Menteri kesehatan
ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan
khususnya ikut dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI),
pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman, pelayanan keluarga
berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat, dan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya.
Fungsi utama dari kebidanan adalah untuk memastikan
kesejahteraan perempuan masa bersalin dan bayinya. Selain itu fungsi
profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses
fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bidan mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi baik sifat asuhan maupun pemberian
asuhan kepada perempuan masa bersalin dan keluargannya. Walaupun
bidan mempunyai pengaruh dalam pemberian asuhan, namun bidan dalam
melaksanakan asuhan kepada wanita harus sesuai dengan kewenangan
yang ada di permenkes nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktik bidan. Jadi, setiap bidan dimanapun bidan bekerja
(baik di RS, praktik swasta, maupun tempat pelayanan kesehatan yang
lain) mempunyai kewenangan yang sama.
Bidan meyakini bahwa upaya mengembangkan kemandirian
profesi, kemitraan dan pemerdayaan wanita serta tim kesehatan lainnya
selama pemberian asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Asuhan, dukungan, bimbingan dan kepedulian terhadap klien dalam
membantu mengatasi masalah kesehatan reproduksinya dilakukan secara
bersinambungan.
Penggunaan teknologi dalam pelayanan kebidanan harus
memperhatikan setiap efek samping yang dapat ditumbulkan. Bidan dalam
penggunaan teknologi ini juga harus memperhatikan batas kewenangan
yang dimilikinya. Misalnya dalam penggunaan USG. Bidan tidak
mempunyai kewenangan untuk menggunakan USG.
Proses fisiologi harus dihargai, didukung dan diperhatikan tapi
apabila muncul penyulit, harus digunakan teknologi dan rujukan yang
efektif untuk memperoleh hasil yang optimal yaitu ibu dan bayi yang
sehat. Rujukan efektif adalah rujukan prinsip BAKSOKUDA yaitu:
1. B – Bidan: Pastikan bahwa ibu dan bayi harus lahir didampingi
oleh penolong persalinan yang kompeten dan memiliki
kemampuan untuk menatalaksana kedaruratan obstetri dan bayi
baru lahir untuk dibawa kepasilitas rujukan
2. A – Alat: bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik,selang
IV , dll) Bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan
bahan-bahan tersebut mungkin akan diperlukan jika ibu
melahirkan dalam perjalanan.
3. K – Keluarga: beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi
terakhir ibu dan atau bayi dan mengapa perlu di rujuk. Suami
atau keluarga harus menemani ke tempat rujukan .
4. S – Surat: berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini
menggambarkan identifikasi mengenai ibu dan atau bayi baru
lahir. Camtumkan alasan rujukan dan uraian hasil pemeriksaan,
asuhan atau obat-obatan yang telah diberikan. Lampirkan
partrograf kemajuan persalinan ibu saat rujukan.
5. O – Obat: bawa obat-obatan yang diperlukan saat rujukan.
6. K – Kendaraan: siapkan kendaraan yang paling
memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup
nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan tersebut
cukup baik untuk mencapai tempat rujukan.
7. U – Uang: ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam
jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan dan bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu atau bayi berada di
fasilitas kesehatan rujukan.
8. DOA – ingatkan keluarga untuk berdoa demi keselamatan dan
mengharap pertolongan dari tuhan.
C. Contoh dari Keyakinan Mengenai Fungsi Profesi dan Pengaruhnya

Bidan meyakini dengan mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan,


dan profesi pemberdayaan wanita dapat menanggulangi masalah-masalah pada
kesehatan ibu hamil dan kesehatan pada bayi maupun anak. Dengan adanya
praktek mandiri bidan serta kerjasama antar pada bidan juga mengupayakan
kesejahteraan para wanita di Indonesia untuk kelangsungan hidupnya.. Melakukan
upaya pengasuhan kepada para wanita di Indonesia yang dilaksanan dengan penuh
tanggung jawab.

Membantu persalinan ibu/calon ibu secara professional sesuai dengan ilmu


ashuan persalinan dalam kebidanan untuk mengurangi angka kematian ibu dan
bayi demi kesejahteraan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Heryani Reni.2011.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta

Soepardan Suryani.2006.Konsep Kebidanan.Bandung:EGC

Asri,dkk.2008.Catatan Kuliah Konsep Kebidanan.Yogyakarta

Sujianti,dkk.2009.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai