Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Deri Wanto, MA


Asistem Dosen Pengampu: Ririn Eka Monicha, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Deri Sukarianti (21531033)
2. Enggita Pratistha (21531047)
3. Marimbi Putri (22531088)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM B


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang diberi judul “Evaluasi dalam Pendidikan Islam” dan
terima kasih kepada dosen pengampu bapak Deri Wanto, MA serta Asisten Dosen
Ibu Ririn Eka Monicha, M.Pd yang telah membimbing pada mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam. Makalah ini adalah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil
kerja oleh kelompok kami dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek penilaian
mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari
kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber
yang penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini. Semoga
Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya
kepada kita semua, Aamiin.

Curup, 02 Juni 2023

Kelompok 11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Masalah..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Islam...............................................
B. Prinsip – prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam......................................
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam..................................
D. Metode Evaluasi dalam Pendidikan Islam
E. Kelebihan dan kekurangan Evaluasi dalam Pendidikan Islam
F. Jenis-jenis Evaluasi dalam Pendidikan Islam
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama
pentingnya, karena evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan secara
keseluruhan. Oleh karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan serta menjadi
sumber informasi yang terukur, hambatan–hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam
proses pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui apakah tujuan yang
dirumuskan dapat tercapai? Apakah aktivitas yang dilakukan telah berhasil mencapai
sasaran? Apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat? Apakah sumber daya yang
dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan? Apakah elemen-
elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik? Kesemuanya itu membutuhkan
proses evaluasi untuk dapat menjawab secara tepat.
Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya
mempunyai makna bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik
terhadap program secara keseluruhan. Oleh karena itu, inti evaluasi adalah pengadaan
informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat keputusan.
Evaluasi meliputi semua aspek pembelajaran, baik kemampuan intelektual (kognitif),
kemampuan rasa dan sikap atau perilaku (afektif), serta kemampuan keterampilan
(psikomotorik). Pada aspek kognitif evaluasi dimaksudkan sebagai seberapa jauh
kemampuan pengetahuan yang diperoleh melalui proses pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Ini menyangkut kemampuan anak didik untuk mengetahui,
memahami, menganalisis subyek pembelajaran yang diberikan oleh guru.1
Sedangkan aspek afektif, menyangkut kemampuan anak didik untuk menerima,
berpatisipasi, menilai, mengorganisasi serta membentuk pola hidup. Selanjutnya aspek
1
Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rekonstruksi dan Demokratisasi ( Jakarta:
PT Kompas Media Nusantara, 2002), hal. 173.
psikomotorik menyangkut kemampuan anak didik untuk melakukan persepsi, melakukan
gerakan terbimbing, melakukan gerakan yang terbiasa, hingga yang kompleks serta
melakukan penyesuaian pola dan mengembangkan kreativitas. Pendidikan Islam
merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana
tercantum dalam Al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam
praktik sejarah umat Islam. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu
komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan
terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam
proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. 2
Untuk mencapai idealitas di atas, maka haruslah disusun sebuah sistem evaluasi
pembelajaran PAI yang tidak hanya melihat Islam sebagai sebuah pengetahuan atau
pemahaman, tetapi lebih dari itu yaitu dengan memandang Islam sebagai sebuah aksi
moral.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
2. Bagaimana prinsip dapat diterapkan pada Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
3. Bagaimana tujuan dan fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
4. Apa saja metode yang digunakan Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Evaluasi dalam Pendidikan Islam?
6. Apa saja jenis-jenis evaluasi dalam pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut pengertian dari Evaluasi dalam Pendidikan
Islam.
2. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut prinsip yang terdapat dalam Evaluasi
Pendidikan Islam.
3. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut tujuan dan kegunaan Evaluasi dalam
Pendidikan Islam tersebut.
4. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut metode yang digunakan dalam Evaluasi
Pendidikan Islam
5. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut kelebihan dan kekurangan Evaluasi dalam
Pendidikan Islam

2
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hal.3.
6. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut jenis-jenis Evaluasi dalam Pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


1. Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti menilai. Istilah
nilai (value) pada mulanya dipopulerkan oleh filosof dan Plato yang pertama kali
mengemukakannya. Kata nilai menurut pengertian filosof, adalah idea of world.
Kemudian, kata nilai juga ada keterkaitannya dengan dunia ekonomi yang
dipanutkan dengan harga. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilahmtihan, yang berarti
ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.
Nilai dalam bahasa Arab disebut dengan al-Qimah atau al-Taqdir. Dengan
demikian secara harfiat evaluasi pendidikan, al-Taqdir al-Tarbawiyyang dapat
diartikansebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal – hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Secara terminologi, evaluasi merujuk pada proses sistematis untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi atau data guna
membuat penilaian atau penilaian terhadap suatu objek, kegiatan, program, atau
sistem. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja, efektivitas, keberhasilan, atau
dampak suatu hal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks
pendidikan, evaluasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan dan menganalisis
informasi tentang siswa, kurikulum, metode pengajaran, serta efektivitas program
pendidikan. Evaluasi pendidikan dilakukan untuk memahami sejauh mana tujuan
pendidikan tercapai, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam pendekatan
pendidikan, serta memberikan umpan balik yang diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.3
Para ahli mendevinisikan evaluasi sebagai berikut
a. Menurut Edwin Wandt evaluasi mengandung pengertian satu tindakan atau
proses dalam membentuk nilai sesuatu
b. Menurut M. Chabibi Thoha evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memproleh kesimpulan.
2. Pendidikan Islam
Sedangkan Secara etimologi, Pendidikan Islam dapat diartukan
"pendidikan": Kata "pendidikan" berasal dari bahasa Arab "tarbiyah" (‫ )تربية‬yang
memiliki akar kata "rabb" yang berarti "mendidik" atau "memelihara". Tarbiyah
mencakup konsep pengembangan fisik, intelektual, moral, dan spiritual individu.
Dan "Islam": Kata "Islam" juga berasal dari bahasa Arab yang berarti "penyerahan
diri" atau "penghambaan kepada Allah". Islam adalah agama monotheistik yang
mengajarkan kepatuhan kepada ajaran Allah dan mengikuti tuntunan Nabi
Muhammad. Menurut para ahli pendidikan Islam, pengertian evaluasi pendidikan
Islam seringkali mengacu pada proses pengumpulan, analisis, dan penilaian data
untuk mengevaluasi efektivitas program pendidikan Islam dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Berikut adalah pandangan beberapa ahli pendidikan Islam
terkemuka:
a. Syed Muhammad Naquib al-Attas: Al-Attas adalah seorang intelektual Muslim
yang menekankan pentingnya evaluasi dalam pendidikan Islam. Menurutnya,
evaluasi pendidikan Islam melibatkan penilaian kualitas kurikulum, metode
pengajaran, dan hasil pembelajaran yang mencerminkan pemahaman yang
benar tentang ajaran Islam serta mendorong pengembangan karakter Islami.
b. Ismail al-Faruqi: Al-Faruqi adalah seorang cendekiawan Islam yang
menekankan perlunya evaluasi pendidikan Islam yang holistik. Baginya,
evaluasi harus mencakup aspek-aspek akademik, moral, spiritual, dan sosial
dalam pendidikan Islam. Evaluasi harus melihat sejauh mana peserta didik
mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan mereka.
3
Abdul al-Aziz, dkk. Dalam Hasan Langgulung, Pendidikan dan peradaban Islam, al-
Hasan. (Jakarta: Indonesia, 1985), 3
c. Ziauddin Sardar: Sardar, seorang filsuf dan penulis Muslim, berpendapat bahwa
evaluasi pendidikan Islam harus berfokus pada pemahaman kritis tentang
ajaran-ajaran Islam dan penerapannya dalam konteks kontemporer. Evaluasi
harus mendorong pemikiran kritis, kreativitas, dan pemahaman yang mendalam
tentang nilai-nilai Islam yang relevan dalam masyarakat modern.
Pandangan para ahli ini menyoroti pentingnya evaluasi pendidikan Islam
dalam mengukur keberhasilan program pendidikan, memperbaiki kelemahan, dan
meningkatkan kualitas pendidikan Islam untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan
Sedangkan Secara terminologi, Pendidikan Islam merujuk pada sistem
pendidikan yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Hal ini mencakup
pemahaman tentang ajaran agama, pembelajaran Al-Quran dan Hadis, pemahaman
etika Islam, serta pengembangan nilai-nilai moral dan spiritual dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan Islam juga mencakup penanaman kesadaran tentang
tanggung jawab sosial, toleransi, dan keadilan dalam masyarakat.
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna
melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam
sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri. Jadi evaluasi pendidikan Islam
yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan
aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal
ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan
pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur
pendidikan Islam.4
Dengan menggabungkan kedua kata tersebut, pengertian pendidikan Islam
secara etimologi adalah proses pengembangan dan pemeliharaan yang berdasarkan
pada ajaran agama Islam dengan tujuan mengarahkan individu menuju penyerahan
diri yang utuh kepada Allah.
B. Prinsip – prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip dalam evaluasi dapat diterapkan dalam pendidikan Islam
dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
4
Omaar Mohammad al-Toumu M. Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Alih bahasa Dr. Hasan
Langgulung ( Jakarta: Cet. I, Bulan Bintang, 1979), hal.339
1. Kesesuaian dengan Ajaran Islam: Evaluasi harus mempertimbangkan nilai-
nilai agama, hukum-hukum syariat, dan prinsip-prinsip etika Islam dalam
merancang instrumen, kriteria, dan proses evaluasi. Misalnya, dalam
menilai pemahaman tentang ajaran Islam, evaluasi harus mencakup
pemahaman tentang tauhid (keyakinan akan keesaan Allah), akidah
(keyakinan akan hal-hal yang diyakini dalam agama), dan syariat (hukum-
hukum agama).
2. Keadilan dan Objektivitas: Evaluasi harus adil dan objektif. Peserta didik
harus dinilai berdasarkan kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman
mereka, bukan berdasarkan faktor-faktor non-akademik seperti status sosial,
jenis kelamin, atau latar belakang etnis. Evaluasi harus dilakukan dengan
obyektivitas dan keadilan, dengan menggunakan instrumen dan kriteria
yang jelas dan dapat diukur.
3. Pembinaan dan Perbaikan: Evaluasi harus memiliki tujuan pembinaan dan
perbaikan. Evaluasi tidak hanya digunakan untuk memberikan nilai atau
menilai keberhasilan, tetapi juga sebagai alat untuk membantu peserta didik
meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan praktik agama mereka.
Evaluasi harus memberikan umpan balik konstruktif dan rekomendasi untuk
membantu peserta didik dalam perbaikan diri dan perkembangan spiritual
4. Integrasi dengan Pembelajaran Agama: Evaluasi harus terintegrasi dengan
proses pembelajaran agama. Evaluasi harus mencakup aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dalam pemahaman dan praktik agama. Evaluasi
harus memperhatikan kemampuan peserta didik untuk memahami,
menerapkan, dan menginternalisasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pengembangan Keterampilan Praktis: Evaluasi harus mempertimbangkan
pengembangan keterampilan praktis yang sesuai dengan ajaran Islam.
Evaluasi harus mencakup kemampuan peserta didik dalam menjalankan
ibadah, seperti shalat, puasa, dan zakat, serta kemampuan mereka dalam
menghadapi situasi dan tantangan kehidupan dengan berdasarkan pada
prinsip-prinsip agama
6. Penghormatan Terhadap Individualitas: Evaluasi harus menghormati
individualitas dan keunikan peserta didik. Evaluasi harus
mempertimbangkan perbedaan individu dalam pemahaman agama,
kemampuan akademik, dan bakat-bakat mereka. Evaluasi harus dirancang
untuk memfasilitasi perkembangan spiritual dan keberhasilan peserta didik
secara holistik.5

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar atau ukuran pemahaman
anak didik terhadap materi pembelajaran, melatih keberanian, dan mengajak anak
didik untuk mengingat materi yang telah diberikan
1. Tujuan Secara Umum Terhadap Perbuatan Manusia
Secara Umum, tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Al-Qur’an terhadap
perbuatan manusia, yaitu:
a. Untu menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan. (Q.S al-baqarah: 155)
b. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan
wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah kepada umatnya.
c. Unruk menentukan klasifikasi atau tingkat kehidupan keislaman atau
keimanan manusia, sehingga diketahui manusia paling beriman di sisi
Allah SWT yang paling bertaqwa kepada-Nya.
2. Tujuan Evaluasi di Lembaga Pendidikan Islam
Secara umum, tujuan evaluasi pada satuan (lembaga) pendidikan islam adalah:
a. mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran,
dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.

5
Abdul Razak Ahmad, “The Principles and Practices of Islamic Education,” dalam M.
Kamil Ibrahim (ed.), Issues and Perspectives in Islamic Education (Malaysia: Institute of Islamic
Understanding Malaysia, 2014), 37.
b. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan lemah, sehingga
yang lemah diberikan perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya.
c. Mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagi dasar untuk
mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang
telah dicapai.
d. Untuk mencari dan menemukan faktor – faktor penyebab keberhasilan dan
ketidak berhasilan peserta dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara – cara perbaikannya.
3. Evaluasi dalam Pendidikan Islam
a. Ishlah yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan, termasuk
perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan– kebiasaan peserta didik.
b. Tazkiyah yaitu penyucian terhadap semua komponen pendidikan, artinya
melihat kembali program– program pendidikan yang dilakukan, apakah
program tersebut penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik.
c. Tajdid yaitu memodrenisasi semua kegiatan pendidikan. Dengan kegiatan
ini dapat dimobalisasi dan dinamisasi untuk kepentingan yang lebih maju.
d. Ad-Dakhil yaitu masukan sebagai laporan bagi orang tua peserta didik
berupa rapor, ijazah, sertifikat dan sebagainya.6
D. Metode Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Metode evaluasi pendidikan Islam merujuk pada pendekatan atau teknik
yang digunakan untuk menilai, mengukur, dan mengevaluasi efektivitas program
pendidikan Islam dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode evaluasi
ini dirancang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kemajuan
siswa, keefektifan pengajaran, serta kualitas program pendidikan Islam secara
keseluruhan. Penggunaan metode evaluasi pendidikan Islam dapat melibatkan
beberapa pendekatan, seperti:
1. Pengukuran Kinerja Siswa yaitu Metode ini melibatkan penggunaan tes tertulis,
ujian, atau tugas-tugas yang dirancang untuk mengukur pemahaman siswa
tentang ajaran Islam, pengetahuan agama, serta kemampuan menerapkan nilai-
nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

6
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hal. 10.
2. Observasi yaitu Metode ini melibatkan pengamatan langsung terhadap siswa
selama proses pembelajaran atau kegiatan keagamaan. Observasi dapat
memberikan wawasan tentang partisipasi siswa, penerapan nilai-nilai Islam,
serta keaktifan mereka dalam berbagai aktivitas.
3. Wawancara yaitu Metode ini melibatkan interaksi langsung dengan siswa, guru,
atau stakeholder terkait dalam bentuk wawancara terstruktur atau tidak
terstruktur. Wawancara dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang pemahaman siswa, persepsi guru, serta tanggapan terhadap program
pendidikan Islam.
4. Survei yaitu Metode ini melibatkan pengumpulan data melalui kuesioner atau
survei yang diberikan kepada siswa, orang tua, atau guru. Survei dapat
digunakan untuk mengumpulkan pandangan, persepsi, dan umpan balik tentang
efektivitas program pendidikan Islam, pemahaman siswa, atau kepuasan peserta
didik dan orang tua.
5. Analisis Dokumen yaitu Metode ini melibatkan analisis terhadap dokumen
seperti kurikulum, buku teks, materi ajar, atau catatan kegiatan. Analisis
dokumen dapat memberikan informasi tentang kesesuaian dengan tujuan
pendidikan Islam, kualitas materi ajar, dan pemenuhan standar pendidikan yang
ditetapkan.
6. Penilaian Portofolio yaitu Metode ini melibatkan pengumpulan dan penilaian
karya-karya siswa yang mencerminkan pemahaman, penerapan, dan
perkembangan nilai-nilai Islam. Portofolio siswa dapat berupa tulisan, karya
seni, presentasi, atau rekaman yang menunjukkan pemahaman mereka tentang
Islam.
Pemilihan metode evaluasi pendidikan Islam dapat disesuaikan dengan
konteks, tujuan, dan kebutuhan program pendidikan Islam yang sedang
dievaluasi. Kombinasi metode evaluasi yang tepat dapat memberikan gambaran
yang komprehensif tentang efektivitas program pendidikan Islam dan kemajuan
siswa dalam memahami serta menerapkan ajaran-ajaran Islam.
E. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Penerapan evaluasi dalam pendidikan Islam memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa contoh kelebihan
dan kekurangan tersebut:
Kelebihan:
1. Meningkatkan Efektivitas Pendidikan: Evaluasi membantu mengukur dan
mengevaluasi sejauh mana tujuan pendidikan Islam tercapai. Dengan
mengetahui kelemahan dan kekuatan program pendidikan, evaluasi dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran siswa.
2. Mengidentifikasi Kebutuhan Siswa: Melalui evaluasi, guru dapat
mengidentifikasi kebutuhan individual siswa dalam pemahaman dan
penerapan ajaran Islam. Hal ini memungkinkan guru untuk menyusun
strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa dan
meningkatkan pengalaman belajar mereka.
3. Menilai Kualitas Pengajaran: Evaluasi memberikan kesempatan bagi guru
untuk mengevaluasi kualitas pengajaran mereka, termasuk keefektifan
metode pengajaran, penggunaan materi ajar yang relevan, dan interaksi
dengan siswa. Hal ini membantu guru untuk meningkatkan keterampilan
pengajaran mereka dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik
bagi siswa
4. Memperbaiki Program Pendidikan: Evaluasi membantu dalam
mengidentifikasi kelemahan dalam program pendidikan Islam dan
memberikan dasar untuk melakukan perbaikan. Dengan memperbaiki
kurikulum, materi ajar, atau strategi pengajaran yang kurang efektif,
program pendidikan dapat terus berkembang dan memberikan hasil yang
lebih baik.

Kekurangan:
1. pada Aspek Kognitif: Evaluasi cenderung lebih fokus pada pemahaman
kognitif siswa terhadap ajaran Islam. Aspek-aspek lain seperti
pengembangan karakter, nilai-nilai moral, dan aspek spiritual mungkin
kurang mendapatkan perhatian yang memadai dalam evaluasi.
2. Tertumpu pada Pencapaian Tertulis: Evaluasi sering kali lebih cenderung
menggunakan tes tertulis sebagai metode utama untuk mengukur
pemahaman siswa. Hal ini dapat mengabaikan aspek lain dari pembelajaran,
seperti keterampilan praktis, pengalaman berbasis proyek, atau penerapan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tekanan pada Hasil dan Skor: Evaluasi sering kali menempatkan tekanan
pada hasil dan skor, yang dapat menciptakan atmosfer kompetitif di antara
siswa dan mengabaikan pentingnya pengembangan sikap dan karakter
Islami.
4. Kesulitan dalam Mengukur Aspek Spiritual: Aspek spiritual dalam
pendidikan Islam dapat sulit diukur secara objektif. Evaluasi sering kali
lebih fokus pada aspek kognitif dan perilaku yang dapat diobservasi,
sedangkan pengukuran aspek spiritual mungkin lebih subjektif dan
kompleks.
5. Penting untuk memperhatikan kelebihan dan kekurangan ini ketika
menerapkan evaluasi dalam pendidikan Islam. Tujuan utama evaluasi
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memahami kebutuhan
siswa, dan memperbaiki program pendidikan.7
F. Jenis – jenis Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, terdapat beberapa jenis evaluasi yang dilakukan
untuk mengukur kemajuan dan pencapaian siswa dalam memahami dan
mengamalkan ajaran Islam. Beberapa jenis evaluasi yang umum dilakukan dalam
pendidikan Islam meliputi:
1. Evaluasi Formatif adalah Evaluasi formatif dilakukan secara berkelanjutan
selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik
kepada siswa dan guru mengenai perkembangan belajar siswa dan efektivitas
metode pengajaran. Evaluasi ini membantu mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan siswa dalam memahami materi Islam serta memberikan kesempatan
untuk perbaikan.
2. Evaluasi Sumatif adalah Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir suatu periode
pembelajaran, seperti semester atau tahun ajaran. Tujuannya adalah untuk

7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Kalam Mulia, 2004),hal. 198.
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi dan kemampuan mereka
dalam mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi
sumatif sering kali berbentuk ujian tulis atau lisan, proyek, presentasi, atau
penilaian praktik.
3. Evaluasi Afektif adalah Evaluasi afektif berfokus pada aspek sikap dan nilai-
nilai yang berkaitan dengan Islam, seperti kepatuhan terhadap ajaran agama,
moralitas, etika, dan toleransi. Evaluasi ini dapat melibatkan observasi perilaku,
penilaian diri, penilaian teman sebaya, atau refleksi tertulis mengenai
pengalaman keagamaan siswa.
4. Evaluasi diagnostik adalah proses pengumpulan dan analisis informasi untuk
menentukan diagnosis atau keadaan seseorang atau suatu kondisi medis.
Evaluasi diagnostik dilakukan oleh profesional kesehatan, seperti dokter atau
ahli diagnostik lainnya, dan melibatkan penggunaan berbagai tes, pemeriksaan
fisik, wawancara medis, dan riwayat kesehatan pasien. Tujuan dari evaluasi
diagnostik adalah untuk mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mendasari
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Dengan melakukan
evaluasi diagnostik yang tepat, profesional kesehatan dapat membuat diagnosis
yang akurat dan merencanakan pengobatan yang sesuai. Proses evaluasi
diagnostik biasanya dimulai dengan wawancara medis untuk mengumpulkan
informasi tentang gejala yang dialami oleh pasien, riwayat kesehatan, riwayat
keluarga, dan faktor risiko lainnya. Selanjutnya, profesional kesehatan dapat
melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa tanda-tanda vital, memeriksa
organ atau sistem tertentu, atau melakukan tes fisik lainnya.
5. Evaluasi penempatan merujuk pada proses penilaian dan analisis yang
dilakukan untuk menentukan penempatan yang tepat bagi individu dalam
konteks tertentu, seperti penempatan dalam pekerjaan, pendidikan, atau
perawatan kesehatan. Evaluasi penempatan biasanya dilakukan oleh tim
profesional yang terlatih, yang dapat mencakup psikolog, konselor, ahli
pendidikan, atau ahli lain yang relevan dengan kebutuhan penempatan individu.
Tujuan utama dari evaluasi penempatan adalah untuk memastikan bahwa
individu ditempatkan di lingkungan yang sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, minat, dan tujuan mereka.
6. Evaluasi Keterampilan adalah Evaluasi keterampilan berfokus pada
kemampuan praktis siswa dalam mengimplementasikan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini meliputi keterampilan beribadah, seperti shalat,
puasa, dan membaca Al-Qur'an, serta keterampilan sosial, seperti berbagi,
tolong-menolong, dan menunjukkan empati kepada sesama.
7. Evaluasi Proyek adalah Evaluasi proyek melibatkan siswa dalam
mengembangkan proyek berbasis Islam yang melibatkan penelitian, pemecahan
masalah, dan kreativitas. Proyek ini dapat mencakup topik seperti studi Al-
Qur'an, sejarah Islam, penerapan nilai-nilai Islam dalam masyarakat, atau
kegiatan amal yang berkaitan dengan ajaran Islam.8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian evaluasi dalam pendidikan islam terbagi dua yaitu secara
etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu Evaluationdan bahasa arab yaitual-taqdir
al tarbawiy. Secara terminology ada lima istilah yang berkaitan yaitu pengukuran,
penilaian, evaluasi, ulangan, dan ujian.
Prinsip evaluasi dalam pendidikan islam terbagi dua yaitu (1) prinsip
umum yang mana valid, beriorentasi pada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh,
bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat, sistematis,
akuntabel. (2) prinsip khsusus diantaranya; jenis penilaian yang dapat menunjukkan
kemampuan hasil belajar peserta didik, peserta didik dapat pelaksanakan prosedur
penilaian terhadap prestasi dan kemampuan yang dicapai, adanya program remedial

8
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif Suatu Pendekatan Teoritis
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, dan penilaian juga sesuai
dengan keadaan.
Tujuan evaluasi dalam pendidikan islam dapat dibagi menjadi dua; (1)
secara umum yng berdasarkan Al-Qur’an dan praktikal Rasulullah SAW dengan
menguji daya kemampuan manusia, mengetahui sejauh mana pendidikan wahyu
yang telah diaplikasikan. (2). Tujuan evaluasi yang lainnya ialah mengetahui kadar
pemahaman siswa, mengetahui tingkat kecerdasan dan kekurangan dari siswa, dan
mengumpulkan informasi yang digunakan untuk pengecekan hasil pencapaian.
B. Saran
Demikian paparan makalah tentang evaluasi pendidikan Islam bahwa
evaluasi dalam pendidikan islam itu sangatlah penting sehingga perlunya adanya
perbaikan, menelaah dan mengkaji secara continue dalam perbaikan secara terus
menerus terhadap pembelajaran agar mencapai tujuan yang diharapkan serta dapat
diteruskan dan menjadi referensi bagi penulis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana,


2008
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat
Pers, 2002.
Drs. M. Ngalim Purwanto,M.P, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2004
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2008.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2002
Arikunto, Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003.
Al-Aziz, Abdul dkk. Dalam Hasan Langgulung, Pendidikan dan peradaban
Islam al-Hasan. Jakarta: Indonesia, 1985.
Azra, Azyumardi. Catatan tentang Evaluasi atas arah pendidikan serta
fungsionalisasi Pemikiran Pendidikan di Indonesia. Makalah pada
Diskusi
Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 0ktober 1999. Paradigma Baru
Pendidikan Nasional, Rekonstruksi dan Demokratisasi . Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2002
Jamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak didik dalam interaksi edukatif-
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Rieneka Cipta,
2005.
Purwanto,Ngalin. Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Karya, 1955.
Ramayulis, Teknik Evaluasi Pendidikan agama Islam di Madrasah,
Makalah, Fak. Tarbiyah IAIN Batusangkar,1996.
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004.
Soeharto, Karti. Teknologi Pembelajaran, Pendekatan sistem, konsepsi dan
model, SAP, evaluasi, sumber belajar dan Media. Surabaya : SIC
advertising, 2003.
Syaibany, Omaar Mohammad al-Toumu M. Falsafah Pendidikan Islam,
Alih bahasa Dr. Hasan Langgulung, Jakarta: Cet. I, Bulan Bintang,
1979.
Samani, M. & Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan
Karakter.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011

Anda mungkin juga menyukai