Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Kadek Novita Indriyani

Nim : 2213081005
Topik : Aluminium
Tanggal : 22, september 2023

ALUMINIUM

Aluminium adalah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al (Bahasa Latin: Aluminium),
dan nomor atomnya 13. Aluminium adalah logam paling berlimpah. Aluminium bukan
merupakan jenis logam berat, tetapi merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif
makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum,
knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik,
dan kembang api. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat.
Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik
menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan
korosi. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel
bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat
terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact discs.
Sejarah aluminium Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium
hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan dengan
elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh melebihi harga
emas. Karena dulu dianggap sebagai logam berharga, Napoleon III dari Prancis (1808-1873)
pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua
dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat
(1863-1914) dan Paul L.T. Héroult dari Prancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang
sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.
Proses pemurnian Orang pertama yang berhasil memisahkan aluminium dari senyawanya
adalah Orsted pada tahun 1825 dengan cara mereduksi aluminium klorida, tetapi belum dalam
keadaan murni. Aluminium murni ditemukan oleh Wohler dalam bentuk serbuk berwarna
abu-abu pada tahun 1827 dengan memodifikasi proses Orsted.
Kini proses yang digunakan untuk memperoleh aluminum secara besar-besaran digunakan proses
Hall-Heroult. Cara ini ditemukan oleh dua orang yang umurnya sama (23 tahun) namun ditempat
yang berbeda yakni Charles Martin Hall di Amerika dan Heroult di Paris pada tahun 1886.
Proses ini menjadikan kedua orang ini kaya dalam waktu singkat dan meninggal dunia pada
tahun yang sama pula (1914). Setelah ditemukan cara ini harga aluminium yang awalnya sangat
mahal turun secara drastis.
Pemurnian aluminium dilakukan dalam dua tahap:
1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh
aluminium oksida (alumina), dan
2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk
menghasilkan aluminium murni.
Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang mengandung
aluminium (bauksit, corundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan sebagainya). Selanjutnya,
bahan tambang dibawa menuju proses Bayer. Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3)
dengan membasuh bahan tambang yang mengandung aluminium dengan larutan natrium
hidroksida Al(OH)3. Aluminium hidroksida lalu dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000°C
sehingga terbentuk alumina dan H²O yang menjadi uap air. Setelah Alumina dihasilkan, alumina
dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses Hall-Heroult dimulai dengan melarutkan alumina dengan
lelehan Na³AlF⁶, atau yang biasa disebut cryolite. Larutan lalu dielektrolisis dan akan
mengakibatkan aluminium cair menempel pada anode, sementara oksigen dari alumina akan
teroksidasi bersama anoda yang terbuat dari karbon, membentuk karbon dioksida. Aluminium
cair memiliki massa jenis yang lebih ringan daripada larutan alumina, sehingga pemisahan dapat
dilakukan dengan mudah. Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan
energi yang cukup banyak. Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis
alumina adalah 15 kWh per kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik menghabiskan
sekitar 20-40% biaya produksi aluminium di seluruh dunia
Aluminium memiliki kelebihan dariada logam lainnya:
● Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik tembaga. Karena
memiliki daya hantar listrik yang baik ini aluminium digunakan pada kabel listrik
menggantikan tembaga yang harganya lebih mahal.
● Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini disebabkan
aluminium sangat cepat bereaksi dengan dengan oksigen yang terdapat di udara
menghasilkan aluminium oksida. Oksida yang terbentuk tidak mudah terkelupas
sehingga dapat melindungi permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar
tidak terjadi oksidasi berlanjut. Selain berupa lapisan tipis, oksida yang terbentuk
merupakan lapisan tembus cahaya sehingga aluminium seolah-olah tidak berubah
(tetap mengkilap).
● Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan menarik.
● Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti logam aslinya
sehingga sering dicampur pada minyak cat (vernis) menghasilkan cat metalik yang
harganya relatif lebih mahal dibanding cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan
digunakan pada barang-barang mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat
dapat memantulkan cahaya yang lebih banyak.
● Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang terdapat dalam bahan
makanan. Oleh karena itu aluminium banyak digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan alat-alat rumah tangga misalnya panci. Dan aluminium dijadikan kertas
aluminium yang sangat tipis yang digunakan sebagai pembungkus rokok, gula,
bumbu masak dan beberapa keperluan lain.
● Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg, dan Mn dapat
digunakan menggantikan fungsi besi walaupun tidak sekuat besi. Misalnya dalam
pembuatan bingkai pintu dan jendela.
Daur ulang Aluminium Secara teori 100% aluminium bisa didaur ulang tanpa kehilangan
beratnya. Namun dalam praktik, proses daur-ulang menyebabkan susutnya berat yang signifikan.
Daur ulang melibatkan proses pencairan aluminium, sebuah proses yang membutuhkan hanya
5% dari energi yang digunakan untuk memproduksi aluminium dari bijih. Dalam proses ini
aluminium mengalami kehilangan berat hingga 15% dari berat bahan baku. Hilangnya berat
disebabkan terjadinya oksidasi oleh udara selama berlangsungnya proses pelelehan, menjadi
oksida aluminium (Al2O3). Persentase penurunan berat juga disebabkan jenis aluminium yang di
daur ulang. Aluminium plat tipis memiliki tingkat risiko kehilangan berat yang jauh lebih besar
dibanding aluminium yang lebih plat tebal. Meskipun aluminium hasil daur ulang memiliki
kadar yang lebih rendah dibanding aluminium hasil produksi, tetapi Aluminium hasil daur ulang
masih mempertahankan sifat fisik yang sama dengan aluminium hasil pabrikasi. Hasil aluminium
daur ulang disebut dengan istilah aluminium sekunder. Aluminium sekunder diproduksi dalam
berbagai format dan digunakan di 80% dari suntikan paduan. Penggunaan lain yang penting
adalah ekstrusi. Sampah putih yang merupakan limbah dari produksi aluminium primer dan dari
daur ulang sekunder masih mengandung sejumlah aluminium yang dapat diekstraksi industri.
Proses ini menghasilkan billet aluminium, bersama-sama dengan bahan limbah yang sangat
kompleks. Limbah proses aluminium sangat sulit dikelola. Limbah yang terkena air akan
melepaskan campuran gas (termasuk, antara lain, hidrogen, asetilena, dan amonia), yang secara
spontan menyatu saat kontak dengan udara; kontak limbah dengan udara lembap akan
melepaskan gas amonia. Meskipun adanya kesulitan-kesulitan ini, limbah sisa pemrosesan
aluminium bisa digunakan sebagai pengisi dalam aspal, beton, dan sebagai bahan baku
pembuatan bata tahan api.
Penggunaan Aluminium Produksi aluminium global pada tahun 2016 mencapai 58,8 juta
ton metrik. Angka ini melebihi produksi logam lainnya kecuali besi (1.231 juta ton metrik).
Aluminium hampir selalu digunakan dalam bentuk paduan, yang secara signifikan meningkatkan
sifat mekaniknya, terutama setelah melalui proses pengerjaan panas. Sebagai contoh, aluminium
foil dan kaleng minuman umumnya terbuat dari paduan aluminium dengan kadar aluminium
antara 92% hingga 99%.Agensi paduan utama adalah tembaga, seng, magnesium, mangan, dan
silikon (misalnya, duralumin), dengan kadar logam lainnya sekitar beberapa persen
berat.Aluminium, baik yang dibentuk maupun yang dicetak, telah dicampur dengan mangan,
silikon, magnesium, tembaga, dan seng, di antara logam-logam lainnya.[11] Misalnya, paduan
Kynal dikembangkan oleh produsen kimia Inggris Imperial Chemical Industries.
● Transportasi (mobil, pesawat, truk, gerbong kereta api, kapal laut, sepeda, wahana
antariksa, dll.). Aluminium digunakan karena densitasnya yang rendah.
● Kemasan (kaleng, foil, rangka, dll.). Aluminium digunakan karena tidak beracun
(lihat bagian di bawah), tidak menyerap zat, dan tahan terhadap pecahan.
● Konstruksi dan bangunan (jendela, pintu, siding bangunan, kabel bangunan, penutup
atap, dll.). Karena baja lebih murah, aluminium digunakan ketika ringan, ketahanan
terhadap korosi, atau fitur teknik penting.
● Penggunaan terkait listrik (paduan penghantar, motor dan generator, transformator,
kapasitor, dll.). Aluminium digunakan karena harganya yang relatif murah,
konduktivitas listrik yang tinggi, kekuatan mekanik yang memadai, densitas rendah,
dan ketahanan terhadap korosi.
● Berbagai barang rumah tangga, mulai dari peralatan masak hingga mebel. Densitas
rendah, tampilan yang baik, kemudahan dalam proses pembentukan, dan ketahanan
yang baik adalah faktor utama penggunaan aluminium.
● Mesin dan peralatan (peralatan pengolahan, pipa, alat). Aluminium digunakan karena
ketahanan terhadap korosi, sifat non-piroforik, dan kekuatan mekaniknya.
● Kasus komputer portabel. Saat ini jarang digunakan tanpa paduan, tetapi aluminium
dapat didaur ulang dan aluminium bersih memiliki nilai pasar tersisa: misalnya,
material kaleng minuman bekas digunakan untuk melindungi komponen elektronik
laptop MacBook Air, smartphone Pixel 5, atau smartwatch Summit Lite.

Anda mungkin juga menyukai