Laporan Akhir Fisika Dasar
Laporan Akhir Fisika Dasar
FISIKA DASAR
Dosen Pengampu :
Ir. Zul Fahri Gani, MP
Weni Willia, S.P., M.Si.
Oleh Kelompok 2 :
Aziera Gempita D1A022253
Ramadani Oktovia D1A022255
Irma Nainggolan D1A022262
Aisyah Wulandari D1A022267
Adzuan Handi Duansyah D1A022271
Frengki Purba D1A022272
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas laporan akhir praktikum
mata kuliah Fisika Dasar.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan akhir ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Fisika dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penggunaan alat ukur, ayunan sederhana,
hidrodinamika, dan viskometer stokes.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Zul Fahri Gani, MP dan
Ibu Weni Willia, S.P., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah fisika dasar yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan akhir ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Tujuan Praktikum.................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1. Tinjauan Umum Alat Ukur............................................................................3
2.2. Tinjauan Umum Ayunan Sederhana..............................................................4
2.3. Tinjauan Umum Hidrodinamika....................................................................5
2.4. Tinjauan Umum Viskometer Stokes..............................................................5
BAB III....................................................................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................8
Alat dan Bahan.....................................................................................................8
Alat ukur...........................................................................................................8
Ayunan sederhana.............................................................................................8
Hidrodinamika..................................................................................................8
Viskometer stokes.............................................................................................8
Tahapan Praktikum...............................................................................................9
Alat ukur...........................................................................................................9
Ayunan sederhana.............................................................................................9
Hidrodinamika..................................................................................................9
Viskometer stokes...........................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................11
4.1. Hasil.............................................................................................................11
4.1.1. Alat Ukur...............................................................................................11
4.1.2. Ayunan Sederhana.................................................................................11
4.1.3. Hidrodinamika......................................................................................12
4.1.4. Viskometer Stokes................................................................................12
4.2. Pembahasan.................................................................................................13
4.2.1. Alat Ukur..............................................................................................13
ii
4.2.2 Ayunan Sederhana..................................................................................17
4.2.3 Hidrodinamika.......................................................................................20
4.2.4 Viskometer Stokes.................................................................................22
BAB V....................................................................................................................28
5.1. Kesimpulan..................................................................................................28
5.2. Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................31
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari
yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi
yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita,
seperti yang ada di sekitar lingkungan kita. Dalam tingkat perguruan tinggi atau
universitas, seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan
dengan baik, namun lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai
ilmu yang dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana-sarjana
yang berguna, berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
nyata dan bermanfaat bagi masyarakat sehingga manfaatnya bisa dirasakan.
Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang eksak dan banyak menerapkan
ilmu-ilmu murni yang diterapkan kepada masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bidang-
bidang keteknikan mutlak untuk dikuasai mahasiswa teknik, tidak hanya dari segi
teorinya saja namun juga dari segi prakteknya. Apalagi dalam menghadapi era
globalisasi saat ini, serta pasar bebas yang akan segera kita masuki, lebih
menuntut penguasaan dan penerapannya dalam menghadapi masalah-masalah
yang kompleks. Ternyata dalam aplikasi ilmu tersebut, tugas yang diberikan
kepada mahasiswa tidak akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktikum
praktikum yang merupakan salah satu sarana yang baik untuk menguasai ilmu
sekaligus mempraktekannya. Demikian juga dengan praktikum Fisika Dasar ini.
Dan latar belakang utama dari pembuatan laporan akhir fisika dasar ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah fisika dasar
1
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Melatih menggunakan alat-alat ukur dan membaca skala dengan benar dan
teliti
2. Menentukan percepatan gravitasi bumi (g) dengan bandul matematis
3. Menentukan zat cair yang mengalir
4. Menentukan volume / debit zat cair yang mengalir
5. Menentukan koefisien vikositas minyak pelumas
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran yang sangat teliti sangat dibutuhkan dalam fisika agar peristiwa
yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat, namun ketika kita mengukur suatu
besaran fisis menggunakan instrument, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai
benar xo melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Pengukuran dilakukan dengan
alat yang pasti memiliki nilai skala terkecil (NST). Untuk mencapai satu tujuan
tertentu didalam fisika adalah melakukan pengamatan yang disertai dengan
pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak
ada data didapatkan dari hasil pengamatan. Kenyataannya dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering melakukan pengukuran suatu besaran menggunakan alat
ukur yang sudah di tentukan, karena pengukuran sebenarnya adalah proses
3
pembandingan nilai besaran yang belum diketahui dengan nilai standar (Bahtiar,
2010: 12)
Pada alat akur micrometer, benda diuji diletakan diantara batang pengukur
kemudian batang pengukur diletakan ke benda uji dengan memutar sekrup, bila
sekrup pemutar tidak dapat di putar lagi, maka nilai pengukuran dapat dibaca.
Pembacaan penuh dan 0.5 mm ini harus ditambahkan pada seperatusan millimiter
(Hikam, 2005:42).
1. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar osilasi
suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak atau
simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam suatu gelombang. Simpangan
adalah jarak antara kedudukan benda yang bergetar pada suatu saat sampai
kembali pada kedudukan seimbangnya. Energi mekanik adalah jumlah dari energi
kinetik dan energi potensial.
2. Periode
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun
secara beban dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding yang
mempunyai ayunan.
3. Frekuensi
4
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama
satu sekon, yang dimaksud disini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah
Hertz.
Fluida memiliki kecepatan yang sama 𝑉 dan massa Jenis yang sama 𝜌.
Partikel fluida dasar ini diasumsikan homogen, isotropik dan kontinyu dalam
pengertian makroskopik. Dalam konsep dasar hidrodinamika secara teoritis
terbagi menjadi 2 yaitu persamaan differensial umum yang meliputi gerak dari
fluida partikel dasar serta dua macam fluida yaitu fluida ideal dan fluida nyata.
Yang kedua yaitu metode differensial matematik meliputi persamaan differensial
dasar seperti persamaan Bernouli dan persamaan hidrostatis. Aliran fluida terbagi
menjadi dua aliran yaitu aliran steady dan aliran unsteady. Aliran steady
merupakan perubahan kecepatan terhadap waktu adalah nol atau tidak terjadi
perubahan kecepatan pada fluida. Aliran unsteady terjadi perubahan kecepatan
terhadap waktu pada fluida. (Suryanto, 2021)
5
2.4. Tinjauan Umum Viskometer Stokes
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau
fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan
lainnya
mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan
bensin
mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti
gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas
tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Sutiah, 2008).
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan
lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol
dan bensin mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat
seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi
viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Sutiah,
2008).
Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh fluida.
Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair atau gesekan antara zat cair dan
dinding permukaan tempat zat cair tersebut berada (Dudi, 2007).
1. Metode Ostwald
Penentuan berat molekul polimer menggunakan viskometer dilakukan
dengan mengukur viskositas (kekentalan) larutan polimer dalam suatu pelarut.
Viskometer yang digunakan adalah viskometer kapiler (misalnya jenis Ostwald),
yang prinsipnya mengalirkan larutan melewati pipa kapiler (yang sifat alirannya
adalah laminer), kemudian diukur waktu alirnya melewati pipa kapiler tersebut.
prinsip viskometer kapiler yaitu larutan diisikan ke dalam bola viskometer, yang
mempunyai batas atas a dan batas bawah b. Pipa bagian bawah bola itu
6
merupakan pipa kaca kapiler, yang diameternya cukup kecil, agar alirannya
terjamin laminer dan lambat (Rochmadi, 2018).
Menurut Andy (2013), viskometer bola jatuh terdiri dari tabung gelas
sebagai tempat minyak hidrolik, dan bola ukur (kelereng) sebagai pengukur
viskositas kinematik minyak hidrolik. Ketika benda berbentuk bola dijatuhkan
(bergerak) didalam minyak isolasi, maka terhadap benda yang bergerak didalam
minyak isolasi tersebut bekerja tiga macam gaya, yaitu:
1. Gaya gravitasi atau gaya berat, gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak
ke bawah dengan suatu percepatan.
2. Gaya apung (buoyance force), arah gaya ini keatas dan besarnya sama dengan
berat cairan yang dipindahkan oleh benda itu.
3. Gaya gesek (frictional force/drag), arah gaya ini keatas. Gaya gesek ini terjadi
antara bola ukur dengan minyak isolasi.
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
8
- besi pejal
Hidrodinamika
Tahapan Praktikum
Alat ukur
1. Ukurlah panjang (P), lebar (L) dan tinggi (T) dari balok kayu dengan
menggunakan mistar kemudian diulangi dengan menggunakan jangka
sorong.
2. Ukurlah diameter (D) dan tinggi (T) silinder logan dengan jangka
sorong, kemudian diulangi dengan menggunakan micrometer skrup.
3. Ukurlah diameter (D) bola kaca dengan memakai jangka sorong,
kemudian diulangi dengan menggunakan micrometer skrup
4. Ulangi percobaan a, b, dan c sebanyak 3 kali, dan buatlah hasil
pengukuran Saudara dalam bentuk tabel
Ayunan sederhana
9
6. Buatlah dalam satu tabel hasil yang diperoleh.
Hidrodinamika
1. Pada dinding tabung bonanza / botol aqua diberi lubang kecil yang dapat
diukur diameternya,
2. Masukkan air ke dalam tabung / botol tersebut, lobang ditutup dengan
jari tangan hingga air tak mengalir keluar pada lobang,
3. Ukurlah tinggi permukaan air dari dasar tabung (h1).
4. Lepaskan jari anda dari lubang tabung tersebut, bersamaan dengan itu
jalankan stopwatch.
5. Catat waktu yang diperlukan sampai zat cair itu berhenti mengalir.
6. Ukur jarak pancar air pertama yang mengalir keluar dengan mistar yang
telah disiapkan didasar tabung
7. Lakukan ulangan sebanyak 3 kali
8. Ulangi percobaan untuk tinggi permukaan air yang berbeda.
9. Catat hasil pengamatan saudara pada suatu Tabel
Viskometer stokes
10
4. Ulangi perconaa untuk gelas ukur B yang berisi olie SAE 40
5. Buat hasil pengamatan dalam Tabel data percobaan.
BAB IV
4.1. Hasil
4.1.1. Alat Ukur
Rata-rata
Alat Ukur Objek Hasil pengukuran (cm)
(cm)
P1=16,4 P2=16,5 P3=16,4 16,43
Balok
Mistar L1=5,5 L2=5,5 L3=5,5 5,5
kayu
T1=3,7 T2=3,8 T3=3,8 3,7
P1 = P2 = P3 =
Balok
Jangka sorong
kayu L1=55,4 L2=40,4 L3=55,4 50,4
T1=39,1 T2=39,1 T3=39,1 39,1
Tabung D1=25,55 D2=23,55 D3=23,55 24,88
Jangka sorong
logam T1=23,32 T2=23,4 T3=23,4 23,37
Mikrometer Balok D1=5,21 D2=4,18 D3=4,2 4,53
sekrup logam T1=17,48 T2=18,43 T3=17,45 17,78
Jangka sorong Kelereng D1=15,1 D2=15,1 D3=15,1 15,1
Mikrometer
Kelereng D1=15,86 D2=15,86 D3=15,86 15,86
sekrup
11
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Simpangan Sudut 10°
No
Ulangan l t(s) N T2(s) g(m/s2)
.
t1 0,45 20,00 15 1,77 9,94
1 t2 0,45 20,16 15 1,79 9,85
t3 0,45 20,06 15 1,78 9,94
t1 0,30 16,80 15 1,25 9,45
2 t2 0,30 16,64 15 1,22 9,65
t3 0,30 16,03 15 1,12 10,53
4.1.3. Hidrodinamika
Tinggi air (h) Diameter Jarak (x) Waktu (t) Kecepatan (v)
(m) (mm) (m) (s) (m/s)
h1 = 0,30 D1 = 6,1 x1 = 0,60 t1 = 54 v1 = 2,44
h2 = 0,375 D2 = 6,1 x2 = 0,70 t2 = 64 v2 = 2,73
h3 = 0,45 D3 = 6 x3 = 0,72 t3 = 72 v3 = 3
Tinggi air (h) Diameter Jarak (x) Waktu (t) Kecepatan (v)
(m) (mm) (m) (s) (m/s)
h1 = 0,30 D1 = 6,1 x1 = 0,70 t1 = 60 v1 = 2,73
h2 = 0,375 D2 = 2,5 x2 = 0,65 t2 = 120 v2 = 2,73
12
Massa Volume Jarak Waktu Massa Jari-jari
No. Objek
(gr) (ml) (cm) (s) bola (gr) bola (cm)
t1=0,42 5,21 0,75
1. Oli 208,49 250 22 t2=1,00 5,12 0,77
t3=1,01 5,54 0,75
t1=0,68 4,68 0,76
Minya
2. 87,78 100 17 t2=0,86 4,96 0,75
k
t3=0,53 5,54 0,75
4.2. Pembahasan
4.2.1. Alat Ukur
- Lebar balok
L1= 5,5 cm
L2= 5,5 cm
L3= 5,5 cm
- Tinggi balok
T1= 3,7 cm
T2= 3,8 cm
T3= 3,8 cm
13
3,7 cm + 3,8 cm + 3,8 cm
Maka rata-ratanya: = 3,76 cm
3
- Tinggi balok
T1 = SU + (SN × 0,1)
= 39 + (1× 0,1)
= 39,1 mm
T2 dan T3 didapatkan hasil yang sama seperti pengukuran pada tinggi balok pertama yaitu
39,1 mm.
14
= 25, 55 mm
D2 = SU + ( SN × 0,1)
= 23 + ( 5, 5 × 0,1)
= 23,55 mm
D3 = SU + ( SN × 0,1)
= 25 + (5, 5 × 0, 1)
= 25, 55 mm
- Tinggi tabung
T1 = SU + (SN × 0,1)
= 23 + (3,2 × 0,1)
= 23,32 mm
T2 = SU + (SN × 0,1)
= 23+ (4× 0,1)
= 23,4 mm
T3 = SU + (SN × 0,1)
= 23+ (4× 0,1)
= 23,4 mm
15
D3 = SU + ( SN × 0,01)
= 4 + (20 × 0,0 1)
= 4,2 mm
- Tinggi balok
T1 = SU + (SN × 0,01)
= 17 + (48 × 0,01)
= 17,48 mm
T2 = SU + (SN × 0,01)
= 18+ (43 × 0,01)
= 18,43 mm
T3 = SU + (SN × 0,01)
= 17+ (45 × 0,01)
= 17,45 mm
= 15+ (1 × 0, 1)
= 15,1 mm
16
Pengukuran diameter bola kaca atau kelereng menggunakan jangka sorong dengan 3
kali pengukuran didapatkan hasil yang sama yaitu
D = SU + ( SN × 0,1)
= 15,5+ (36 × 0, 1)
= 15,86 mm
2 l 0,45 1,8
g=4 π 2 ¿ 4 ( 3,14 )2 ¿ =1,01
t 1,77 1,77
= 9,85 x 1,01
= 9,94 m/s²
t 20,16
t2: : T = ¿ = 1,34
n 15
T2 = 1,34 x 1,34 = 1,79 s
2 l 2 0,45 1,8
g=4 π 2
¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =1,00
t 1,79 1,79
= 9,85 x 1,00
= 9,85 m/s²
t 20,06
t3 : T = ¿ = 1,337
n 15
T2 = 1,337 x 1,337 = 1,78 s
17
2 l 2 0,45 1,8
g=4 π 2
¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =1,01
t 1,8 1,78
= 9,85 x 1,01
= 9,94 m/s²
b. Perhitungan untuk panjang tali 30 cm pada simpangan sudut 10º
t 16,80
t1 : T = ¿ = 1,12
n 15
T2 = 1,12 x 1,12 = 1,25 s
2 l 2 0,30 1,2
g = 4π 2 ¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =0,96
t 1,25 1,25
= 9,85 x 0,96
= 9,45 m/s²
t 16,4
t2: T = ¿ = 1,109
n 15
T2 = 1,109 x 1,109 = 1,22 s
2 l 0,30 1,2
g = 4π 2
¿ 4 ( 3,14 )2 ¿ =0,98
t 1,22 1,22
= 9,85 x 0,98
= 9,65 m/s²
t 16,03
t3 : T = ¿ = 1,06
n 15
T2 = 1,06 x 1,06 = 1,12 s
2 l 2 0,30 1,2
g = 4π 2
¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =1,07
t 1,12 1,12
= 9,85 x 1,07
= 10,53 m/s²
c. Perhitungan untuk panjang tali 45 cm pada simpangan sudut 20º
t 20,29
t1 : T = ¿ = 1,35
n 15
18
T2 = 1,35 x 1,35 = 1,82 s
2 l 2 0,45 1,8
g = 4π ¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =0,98
t 2
1,82 1,82
= 9,85 x 0,98
= 9,65 m/s²
t 20,32
t2: T = ¿ = 1,354
n 15
T2 = 1,354 x 1,354 = 1,83 s
2 l 2 0,45 1,8
g = 4π 2 ¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =0,98
t 1,83 1,83
= 9,85 x 0,98
= 9,65 m/s²
t 20,38
t3 : T = ¿ = 1,35
n 15
T2 = 1,35 x 1,35= 1,82 s
2 l 2 0,45 1,8
g = 4π 2 ¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =0,98
t 1,82 1,82
= 9,85 x 0,98
= 9,65 m/s²
t 16,47
t1 : T = ¿ = 1,09
n 15
T2 = 1,09 x 1,09 = 1,18 s
l 2 0,30 1,2
g = 4 π2 2 ¿ 4 ( 3,14 ) ¿ =1,01
t 1,18 1,18
= 9,85 x 1,01
= 9,94 m/s²
19
t 16,58
t2: T = ¿ = 1,10
n 15
T2 = 1,10 x 1,10 = 1,21 s
2 l 0,30 1,2
g = 4π 2 ¿ 4 ( 3,14 )2 ¿ =0,99
t 1,21 1,21
= 9,85 x 0,99
= 9,75 m/s²
t 16,60
t3 : T = ¿ = 1,10
n 15
T2 = 1,10 x 1,10 = 1,21 s
2 l 0,30 1,2
g = 4π ¿ 4 ( 3,14 )2 ¿ =0,99
t 2
1,21 1,21
= 9,85 x 0,99
= 9,75 m/s²
4.2.3 Hidrodinamika
a. Didapatkan tinggi air (h) dalam satuan cm diubah ke m terdapat tiga lubang dengan tinggi
yang berbeda- beda.
h1= 75 cm = 0,75 m h = h1 – h2
20
c. Didapatkan jarak ( x) dengan satuan (m) ada tiga lubanag sejajar dan memiliki jarak yang
berbeda-beda yaitu sebagai berikut :
x lubang 1 = 60 cm = 0,60 m
x lubang 2 = 70 cm = 0,70 m x terpanjang = 73 cm = 0,73 m
x lubang 3 = 72 cm = 0,72 m
d. Dengan data yang diperoleh, dicari kecepatan (v) dengan satuan (m/s) terdapat tiga lubang
sejajar yaitu sebagai berikut :
V1 = √ 2 gh
= √ 2 x 10 m/s 2 x 0,30 m
=√ 6m2/s2
=2,44 m/s
V2 = √ 2 gh
= √ 2 x 10 m/s 2 x 0,375 m
=√ 7,5m2/s2
=2,73 m/s
V3 = √ 2 gh
= √ 2 x 10 m/s 2 x 0,45 m
=√ 9m2/s2
= 3 m/s
Dari persamaan tiga lubang diatas yang dibuka secara beraturan didapatkan air yang
paling jauh terpancar ialah lubang 3 dengan jarak 72 cm. Pada saat dibuka bersamaan jarak
paling jauh = 73 cm dari lubang 2.
a. Didapatkan tinggi air (h) dalam satuan (cm ) diubah ke (m) terdapat dua lubang yang
bersebelahan dengan tinggi yang sama yaitu :
21
b. Perhitungan diameter dengan jangka sorong
Lubang 1 = SU + (SN x 0,1) = 6 + 1 (0,1) = 6,1 mm
Lubang 2 = SU + (SN x 0,1) = 2 + 5 (0,1) = 2,5 mm
c. Didapatkan jarak ( x) dengan satuan (m) ada tiga lubanag sejajar dan memiliki jarak yang
berbeda-beda yaitu sebagai berikut :
x lubang 1 = 70 cm = 0,70 m
x lubang 2 = 65 cm = 0,65 m
Dengan data yang diperoleh, dicari kecepatan (v) dengan satuan (m/s) terdapat dua lubang
bersebelahan yaitu sebagai berikut :
V1 = √ 2 gh
= √ 2 x 10 m/s 2 x 0,373 m
=√ 7,46m2/s2
=2,73 m/s
V2 = √ 2 gh
= √ 2 x 10 m/s 2 x 0,373 m
=√ 7,46m2/s2
=2,73 m/s
Dari percobaan dua lubang bersampingan yang dibuka secara bersamaan diperoleh air yang
memancar paling jauh ialah lubang 1 dengan jarak 70 cm = 0,70 m
22
= 0,75 cm
4
V kelereng = xπr2
3
4
= x 3,14 x 0,42
3
5,27
= 3
= 1,75 ml
m 5,21
ρb = v = 1,75
= 2,97 g/cm3
m 208,49
ρc = =
v 250
= 0,83 g/cm3
x 22
V= =
t 0,42
= 52,3 cm/s2
2
2r ( ρb−ρ c )
η=
9v
2
2 x (0,75) x 10 x( 2,97−0,83)
=
9 x 52,3
23,968
= 470,7
= 0, 05 N cm/s2
b. Kelereng 2 (dimasukkan ke oli)
D = SU + (SN x 0,01)
15 + (47 x 0,01)
15,47 mm = 1,54 cm
1
r= d
2
1
= x 1,54
2
= 0,77 cm
23
4
Vkelereng = x π r3
3
4
= x 3,14 (0,77)3
3
5,02
= =1,67 ml
3
m 5,12
ρ b = v = 1,67
= 3,06 g/cm3
m 208,49 g
ρc = =
v 250 ml
= 0,83 g/cm3
x 22
V= =
t 1,00
= 22 cm/s2
2
2r ( ρb−ρ c )
η=
9v
2 x (0,77)2 x 10 x (3,06−0,83)
=
9 x 22
26,31
= 198
= 0, 13 N cm/s2
c. Kelereng 3 (dimasukkan ke oli)
D = SU + (SN x 0,01)
15 + (17 x 0,01)
15,17 mm = 1,51 cm
1
r= d
2
1
= x 1,51
2
= 0,75 cm
4
Vkelereng = x π r3
3
4
= x 3,14 (0,75)3
3
24
5,27
= =1,75 ml
3
m 5,54
ρb = =
v 1,75
= 3,16 g/cm3
m 208,49 g
ρc = =
v 250 ml
= 0,83 g/cm3
x 22
V= =
t 1,01
= 21,78 cm/s2
2r 2( ρb−ρ c )
η=
9v
2
2 x (0,75) x 10 x(3,16−0,83)
=
9 x 21,78
26,096
= 196,02
= 0, 13 N cm/s2
25
m 4,68
ρb = = =
v 1,8
= 2,6 g/cm3
m 87,78 g
ρc = =
v 100 ml
= 0,87 g/cm3
x 17
V= =
t 0,68
= 25 cm/s2
2r 2( ρb−ρ c )
η=
9v
2
2 x (0,76) x 10 x (2,6−0,87)
=
9 x 25
19,72
= 225
= 0, 78 N cm/s2
e. Kelereng 5 (dimasukkan ke minyak)
D = SU + (SN . 0,01)
15 + (5 . 0,01)
15,05 mm = 1,50 cm
1
r= d
2
1
= x 1,50
2
= 0,75 cm
4
Vkelereng = x π r3
3
4
= x 3,14 (0,75)3
3
5,27
= =¿1,75 ml
3
m 4,96
ρb = =
v 1,75
= 2,83 g/cm3
26
m 87,78 g
ρc = =
v 100 ml
= 0,87 g/cm3
x 17
V= =
t 0,86
= 19,76 cm/s2
2
2r ( ρb−ρ c )
η=
9v
2 x (0,75)2 x 10 x(2,83−0,87)
=
9 x 19,76
21,952
=
177,84
= 0, 12 N cm/s2
f. Kelereng 6 (dimasukkan ke minyak)
D = SU + (SN x 0,01)
15 + (10 x 0,01)
15,10 mm = 1,51 cm
1
r= d
2
1
= x 1,51
2
= 0,75 cm
4
Vkelereng = x π r3
3
4
= x 3,14 (0,75)3
3
5,27
= =¿1,75 ml
3
m 5,54
ρb = =
v 1,75
= 3,16 g/cm3
27
m 87,78 g
ρc = =
v 100 ml
= 0,87 g/cm3
x 17
V= =
t 0,53
= 32,07 cm/s2
2r 2( ρb−ρ c )
η=
9v
2
2 x (0,75) x 10 x(3,16−0,87)
=
9 x 32,07
25,64
=
288,63
= 0, 08 N cm/s2
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Alat ukur adalah suatu alat berfungsi untuk mengukur benda atau objek baik satu bidang,
jarak, waktu, berat, dan satuan lainnya. Alat ukur juga sangat berperan penting membantu kita
28
dalam memperhitungkan sesuatu. Adapun contoh dari alat-alat ukur seperti jangka sorong,
mikrometer sekrup, dll. Dengan melakukan perconbaan menggunakan alat-alat yang berbeda
pastinya mendapatkan hasil yang berbeda tergantung alat yang digunakan. Dari hasil penelitian
yang kami lakukan dapat disimpulkan, bahwa sebanyak tiga kali melakukan pengukuran objek
dan alat yang sama didapatkan hasil yang berbeda-beda tergantung ketelitian dan ketepatan
dalam mengukur dan menghitung.
Tujuan dari ayunan sederhana yaitu menentukan percepatan gravitasi bumi dengan
bandul matematis. Sedangkan pengertian ayunan sederhana sendiri ialah suatu sistem yang
terdiri dari sebuah masa titik yang digantung dengan tali tanpa massa dan titik mulur. Bandul
matematis adalah sebuah benda kecil yang tergantung pada ujung seutas tali itu panjang dan
ringan (berat benang diabaikan) serta tidak mulur, dan seluruh susunan beragam dengan sudut
kecil. Dalam melakukan percobaan ini harus dilakukan secara berulang-ulang, karena jika hanya
melakukan satu kali percobaan, tingkat ketepatan akan berkurang. Disaat inilah meneliti berat
dan panjang maka kita harus jeli dan sigap saat menentukan waktu pada stopwatch.
Hidrodinamika adalah ilmu yang mengkaji tentang zat cair yang bergerak. Hukum
bernoulli ialah hukum yang berhubungan dengan tekanan fluida. Tujuan dari praktikum
hidrodinamika yaitu menentukan zat cair yang mengalir dan menentukan volume/ debit cair
yang mengalir. Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tekanan
dihasilkan oleh ketinggian air yang terdapat di dalam wadah tabung. Kecepatan air dipengaruhi
oleh tekanan, dimana semakin kecil tekanan maka kecepatan air maka akan semakin besar. Luas
penampamg sangat berpengaruh pada kecepatan air yang mengalir, debit dan volume air yang
keluar tabung. Kemudian semakin kecil diameter lubang, maka akan semakin besar debit yang
dihasilkan.
Viskometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida.
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar keecilnya gesekan
didalam fluida. Hukum stokes adalah menyatakan bahwa apabila suatu benda bergerak dengan
kecepatan (v) dalam suatu fluida dengan nilai koefisien viskositas tertentu, benda tersebut
mengalami gaya gesek fluida yang disebut gaya stokes. Dari hasil praktikum ini dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai atau angka viskositas pada suatu zat cair maka akan
semakin lambat kecepatan pada suatu benda di dalam zat cair tersebut. Nilai viskositas zat cair
29
ditentukan oleh kelajuan zat cair. Semakin kental suatu zat cair atau fluida, semakin lambat
kecepatan bola yang jatuh didalamnya.
5.2. Saran
Setelah dilakukan penelitian, terdapat saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
2. Alat ini dapat dikembangkan sehingga pada dunia kesehatan akan sangat berguna untuk
memeriksa kesehatan manusia.
Adapun saran dari penulis adalah pada tiap praktek yang dilakukan diharapkan agar lebih
teliti lagi dalam melakukan percobaan-percobaan dalam praktek fisika ini. Dengan selesainya
tugas praktikum ini kiranya dapat di evaluasi agar dapat menjadi acuan kami untuk
mengmbangkan tugas ini agar lebih sempurna lagi. Sebaiknya kita sebagai praktikan mengerti
tentang hidrodinamika karena penerapan hidrodinamika karena dapat menambah pengetahuan
kita.
Adapun saran dalam melakukan percobaan viskositas ini adalah sebelum melakukan
praktikum diharapkan praktikan memahami materi dan konsep tentang viskositas. Selanjutnya
praktikan diharapkan lebih teliti dalam melakukan percobaan dan untuk memperoleh kepastian
yang benar-benar teruji kebenarannya, percobaan dapat dilakukuan secara berulang.
30
DAFTAR PUSTAKA
Alonso & Finn. (2000). Dasar-dasar Fisika Universitas (alih bahasa: Lea Prasetyo dan Kusnul
Hadi). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Andi Suryanto dan Syamsul Bakhri, Buku Fisika 1, Penerbit Insan Cendekia Mandiri (Group
Penerbitan CV Insan Cendekia Mandiri), Tahun 2021.
Andy. 2013. Perbedaan penguasaan pokok-pokok fisika sekolah mahasiswa antara
pembelajaran menggunakan peta konsep dan model pemecahan masalah dengan model
STAD. Jurnal Hasil Penelitian. Universitas Negeri Malang.
Anonim, 2012 ”Pedoman Praktikum Fisika Dasar”.
Anonim. 2011. Memahami Berbagai Macam penyakit. Dialihbahasakan oleh Paramita. Jakarta :
PT Indeks.
Bachtiar, B. S. (2010). Meyakinkan validitas data melalui trigulasi pada penelitian kualitatif.
Jurnal teknologi pendidikan , 50.
Dudi Indrajit. ( 2007 ). Mudah dan aktif Belajar Fisika, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Hikam, M. Prasetyo, P. B. Saleh, Dj. (2005). Eksperimen Fisika untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
Hugh D. Young and Roger A. Freedman. (2002). Fisika Universitas (Terjemahan: Endang
Juliastuti). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rochmadi, Saidah, A., Susilowati, S. E., & Nofendri, Y. (2018). Pengaruh Fraksi Volume Serat
Terhadap Kekuatan Mekanik Komposit Serat Jerami Padi Epoxy Dan Serat Jerami Padi
Resin Yukalac 157. Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, 5(2), 96-101.
Soedojo, P., 1986, Asas-asas Ilmu Fisika, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta
Sutiah, K. Sofjan Firdausi, & Wahyu Setia Budi. (2008). Studi Kualitas Minyak Goreng dengan
Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Berkala Fisika. 11(2). Hlm. 53-58
LAMPIRAN
31
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Pengukuran Balok dengan Pengukuran logam tabung Pengukuran bola kaca
mistar biasa dengan jangka sorong dengan mikrometer sekrup
32
Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12
Pengukuran diameter Pengukuran h lubang ke Pengukuran H1 untuk tabung
lubang kedua tabung satu satu tabung pertama 1 dan 2
33
Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21
Menimbang massa minyak Mengukur diameter kelereng Menimbang massa oli
34