NIM : D1A022264 KELAS : O’ AGROEKOTEKNOLOGI KELOMPOK : 1 (SATU)
LITERATUR PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
Gejala penyakit pada tanaman merupakan bentuk penyimpangan baik
morfologi atau fisiologi sebagai respon dari adanya gangguan patogen. Respon yang dihasilkan tanaman berbeda-beda, bergantung pada interaksi antara tanaman inang dan patogennya. Nekrosa adalah kerusakan atau kematian sel-sel jaringan atau organ tumbuhan, Gejala nekrosa yang berkembang pada bagian batang dapat menyebabkan batang mengering dan tidak mampu menopang bagian atas tanaman, sehingga tanaman terkulai Sementara itu, gejala nekrosa pada bagian daun dapat menyebabkan daun kering dan menggulung. Selain nekrosa, penyakit mati pucuk dapat diawali dengan gejala layu dan mengerutnya bagian batang. Meskipun batang masih terlihat berwarna hijau, tapi batang menjadi lebih sukulen dari kondisi normal sehingga tidak mampu menopang bagian atas tanaman, pada gejala nekrosa dapat terlihat adanya bercak- bercak atau noda-noda yang berwarna coklat atau hitam. Bentuk bercak ada yang bulat, memanjang, bersudut dan ada yang tidak teratur bentuknya.
Hipoplasia merupakan pertumbuhan regresif dengan ukuran sel-sel atau
ukurannya tidak dapat mencapai ukuran normal, gejala hipoplasia terdiri dari: 1. kerdil (dwarf), yaitu penghambatan pada seluruh organ tanaman sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dari normal 2. Albikasi, yaitu tak berhijau daun (klorosis) 3. Etiolasi, yaitu tanaman pucat, relatif memanjang, daunnya kecil dan sempit karena kurangnya sinar matahari 4. Roset, yaitu pertumbuhan intermedia batang terhambat hingga nodia satu dengan lainnya berdempetan, sehingga daun-daun seolah membentuk roset/karangan.
Hiperplasia yaitu kondisi dimana terjadi pertumbuhan yang berlebihan pada
jaringan tanaman, biasanya dalam bentuk pembesaran atau pembelahan sel yang berlebihan. Biasanya dapat mengakibatkan pembentukan tonjolan, benjolan, atau pertumbuhan anormal pada bagian tanaman tertentu. Hiperplasia juga sering merupakan respons tanaman terhadap rangsangan atau gangguan tertentu, seperti infeksi pathogen dan gangguan hormonal. Hiperplasia juga bisa disebut pertumbuhan yang berlebihan baik dalam hal gigantism, hiperchromi (warna). metaplastik (tipe dan struktur), atau proleplastik (pertumbuhan). Ciri-ciri dari gejala giganstism (hyperplasia dalam hal ukuran) seperti, curl (keriting), savoying, kudis, instumensi, tumefaction, fasiculation, fasciation, proliferasi. dan kalkus. Sedangkan ciri-ciri dari gejala hiperchromi (warna) seperti virescence, anthosianesensi, dan bronzing). Ciri-ciri dari gejala metaplastik (tipe dan struktur) seperti, metaplasia, hiterotrofi, proleptik, prolepsi, dan restorasi. Jadi perbedaan dari nekrosa, hiperplasia dan hipoplasia adalah ada pada ciri atau bentuk yang terlihat pada tanaman yang terganggu dari ketiga penyakit ini, gejala yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung dari adanya gangguan patogen. Respon yang dihasilkan tanaman berbeda-beda, bergantung pada interaksi antara tanaman inang dan patogennya, pada penyakit nekrosa gejala yang ditimbulkan adalah adanya gejala degenerasi yang diikuti oleh matinya sel, jaringan, dan seluruh bagian dari tumbuhan gejalanya biasanya mengawali gugurnya daun baik oleh karena penuaan ataupun karena patogen, jika Hiperplasia adalah gejala yang dihasilkan dari perkembangan yang berlebihan dalam hal ukuran, pembelahan, maupun warna pada tingkat sel, jaringan, organ, keseluruhan bagian tumbuhan, sedangkan hypoplasia adalah gejala yang dicirikan gagalnya tumbuhan/ organ tumbuhan untuk berkembang secara penuh ukurnnya menjadi lebih kecil atau warnanya lebih pucat.