Baiq Aulia Maharani - D1A020090 - Proposal MPH A1 Newww
Baiq Aulia Maharani - D1A020090 - Proposal MPH A1 Newww
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
BAIQ AULIA MAHARANI
D1A020090
DAFTAR ISI
Judul :......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
A. Latar Belakang................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................6
1. Tujuan Penelitian.................................................................................................6
2. Manfaat Penelitian...............................................................................................6
D. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................8
E. Orisinalitas Penelitian....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11
1. Tindak Pidana....................................................................................................11
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana.............................................................................13
3. Tinjauan Umum Tentang Konsumen...............................................................16
4. Tinjauan Umum Tentang Pelaku Usaha..........................................................17
5. Tinjauan Umum Tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan...................20
6. Tinjauan Umum Tentang Kosmetik.................................................................23
7. Tinjauan Umum Tentang Legal dan Ilegal......................................................24
8. Tinjauan Umum Tentang Via Online...............................................................26
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................27
1. Jenis penelitian...................................................................................................27
2. Metode Pendekatan............................................................................................27
3. Jenis dan Sumber Data Hukum........................................................................28
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data................................................................29
5. Analisis Bahan Hukum......................................................................................29
6. Penyimpulan.......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
2
Judul :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa dan/atau jasa
ang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi suatu negara. Kon-
disi ini membuat kebutuhan masyarakat atas barang dan/atau jasa semakin
mudah untuk terpenuhi serta memiliki kebebasan untuk memilih jenis dan
tuhan hidup manusia secara umum dan kaum wanita secara khusus yang
yang wajar dialami oleh kelompok wanita pada era ini, sehingga banyak
wanita yang rela menghabiskan uang lebih untuk pergi ke salon dan
menarik atau membeli kosmetik baik secara langsung maupun secara on-
3
line. Tidak heran jika kebutuhan kosmetik semakin meningkat dan se-
oleh oknum pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab untuk meraih ke-
dan tidak memiliki izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM). Oleh karena itu, negara mempunyai peran yang penting untuk
melindungi masyarakat yang berada pada posisi yang lemah tersebut. Un-
tiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
orang lain, maupun kepentingan mahluk hidup lain serta barang dan/atau
4
tersebut.1
buktian lebih lanjut. Pembuktian terhadap ada atau tidaknya unsur pidana
merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha tanpa menutup kemu-
1
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Kencana Pranada Media, 2016,hlm.
12.
2
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT. Gramedia Widiasaran, Jakarta
2006, hlm. 88.
5
kaitan ini, hubungan antara konsumen dengan pelaku usaha yang terus
hadap tanggung jawab, hak, dan kewajiban dari semua pihak. Sementara
sumen. Sehingga hal ini melanggar hak konsumen demi mendapatkan in-
formasi yang jelas dan benar tentang produk kosmetik yang digunakannya.
lebih lanjut dengan alasan penulis sebagai pengguna kosmetik aktif dapat
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
metik illegal
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
7
frensi bagi para pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini dalam
b. Manfaat Teoritis
gan hukum pidana untuk mengetahui apa saja yang dapat menjerat
c. Manfaat Praktis
Konsumen.
ruang lingkup penelitian yang sesuai dengan latar belakang yang menjadi
dasar pemikiran serta rumusan masalah yang menjadi fokus utama dalam
kajian penelitian ini. Maka ruang lingkup penelitian ini di batasi pada per-
E. Orisinalitas Penelitian
kosmetik illegal di
lingkungan POLDA
JAWA TENGAH.
gan penelitian yang telah di uraikan diatas adalah pada obyek kajian
paikan kepada seluruh pihak dalam hal bahwa, penyusunan ini merupakan
murni hasil dari proses penelitian ilmiah yang di lakukan oleh penyusun
kajian-kajian Pustaka dengan data primer dan sekunder yang terukur dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tindak Pidana
pegnertian yang abstrak. Dalam hukum pidana Belanda dikenal istilah den-
dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertang-
gung jawab.i3
gan kesalahan.4
peristiwa pidana yang sering juga ia sebut delik, karena peristiwa tersebut
oleh hukum.6
hasa latin yakni kata delictum. Dalam kamus hukum pembatasan delict
pidana, begitu pula dengan unsur-unsur yang ada dalam tindak pi-
dana.
unsur, yakni:
gan
atan pidana (tindak pidana) terdiri dari beberapa unsur atau elemen,
yaitu:10
1. Perbuatan
4. Dipertanggungjawabkan.
3. Unsur kesalahan
pidana, yaitu:
a. Unsur Objektif
3) Kausalitas.
b. Unsur subjektif
orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.
komersial);
likan kembali.
11
Az Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta,
2014, Hlm. 3.
17
membuat suatu barang atau produk dan menjual barang atau produk terse-
1999 disebutkan pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum
bidang ekonomi.
usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berben-
tuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berke-
tidak dapat dipisahkan dari telah terhadap hak-hak dan kewajiban pro-
bagi para pelaku usaha. Hal ini dimaksudkan agar para pelaku usaha dapat
UUPK, yaitu:
yang diperdagangkan.
sumen
12
Celia Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Kosumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2009,
Hlm. 41
19
gan perjanjian.
diperdagangkan.
pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha
salahan konsumen.
Badan pengawas obat dan makanan atau yang biasa disingkat den-
den Nomor 80 Tahun 2017. Fungsi dan tugas badan ini untuk mengatur
dan makanan yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah,
negeri maka dari situ mulailah dibentuk Badan Pengawas Obat dan
resiko dengan implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan kon-
sumen.
gan olahan.
22
Tidak hanya itu pada Pasal 2 Peraturan Kepala Pengawas Obat dan
gasnya Badan Pengawas Obat dan Makanan juga mempunyai fungsi utama
makanan.
makanan.
yang kemudian diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epi-
dermis kulit, kuku, rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan un-
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama untuk member-
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik” sedan-
adalah panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian tubuh luar
13
Retno Iswari Trianggono dan Fatma Latifah, Buku pegangan ilmu Pengetahuan Kos-
metik, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2007,Hlm 7-8
14
Alison Haynes, Dibalik Wajah Cantik : Fakta Tentang Manfaat Dan Resiko Kosmetik,
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Jakarta, 1997, Hlm. 184
24
(kulit, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut
dungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi
penyakit.
yang diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kosmetik adalah bagian
yang berkasiat, bahan aktif dan ditambah bahan tambahan lain seperti ba-
arti perihal keadaan sah atau keabsahan. Berarti legalitas adalah berbicara
dang Hukum Pidana (KUHP) makna asas legalitas ini seperti disebutkan
dalam Pasal 1 Ayat (1) KUHP yang pada intinya suatu perbuatan tidak da-
yang telah ada, atau sesuai dengan adegium yang berbunyi non obligat lex
nisi promulgate atau yang mempunyai arti suatu hukum tidak mengikat ke-
artinya tidak legal, tidak sah, tidak sesuai dengan peraturan Perundang-Un-
dangan atau hukum. Ilegal merupakan lawan kata dari legal. Suatu perbu-
atan atau benda dapat dikatakan ilegal apabila perbuatan atau benda terse-
berlaku.
atu subyek hukum ataupun obyek hukum berada. Dengan memiliki ke-
adalah suatu status atau posisi dimana suatu subyek hukum atau obyek
hukum ditempatkan agar memiliki fungsi dan tujuan. Selain itu juga ke-
bolehkan.
26
cukup Popular dan diketahui oleh banyak orang. Kalimat Via Online itu
sendiri terdiri dari 2 (dua) suku kata, yaitu “Via” dan “Online”, bahwa
artinya adalah melalui, sedangkan untuk Kata Online terdiri dari dua kata,
yaitu On (Inggris) yang berarti hidup atau didalam, dan Line (Inggris) yang
berarti garis, lintasan, saluran atau jaringan. Secara bahasa online bisa diar-
komunikasi satu arah seperti membaca berita dan artikel dalam website
maupun komunikasi dua arah seperti chatting dan saling berkirim email.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
babkan penelitian ini lebih banyak dilakukan terhadap data yang bersifat
2. Metode Pendekatan
16
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Cet. Pertama, Mataram University Press, Mataram, 2020,
Hlm. 45-46.
28
analisis hukum terhadap pelaku tindak pidana dengan Pasal 62 jo. Pasal 8
gan Konsumen
data primer dan skunder, yaitu data yang penyusun peroleh dari penelitian
dengan penelitian penyususn dan pendapat para ahli yang terdapat pada
konsumen
buku teks, hasil-hasil penelitian dalam jurnal dan majalah, atau pen-
maupun bahan hukum tersier dan atau bahan nonhukum. Penelusuran ba-
17
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Cet. Pertama, Mataram University Press, Mataram, 2020,
Hlm. 61-62.
18
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Cet. Pertama, Mataram University Press, Mataram, 2020,
Hlm. 65.
30
diri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
tersier. Setiap bahan hukum ini harus diperiksa ulang validitas dan realibil-
6. Penyimpulan
atau dipilah dan diolah selanjutnya ditelaah dan dianalisis sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Haynes, Alison. 1997. Dibalik Wajah Cantik : Fakta Tentang Manfaat Dan
Resiko Kosmetik. Jakarta : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.