Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR JUDUL LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DFH (DENGUE


HAEMORAGIC FEVER)

Mata Kuliah Keperawatan Anak


Pendidikan Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH:
Silvia rizka munanza
NIM: 13404322207
Kelas: 2D

Dosen Pengampu:
Ns. Afrilia Fazrina, M. Kep., CHtn., CWCCA
NIDN 1314049201

AKPER KESDAM IM BANDA ACEH


BANDA ACEH
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Asuhan keperawatan pada anak dengan DHF(Dengue
Haemoragic Fever)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah keperawatan anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 9 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS..................................................................................................6
A. Definisi..................................................................................................................6
B. Etiologi..................................................................................................................6
C. Patofisiologi..........................................................................................................7
D. Pathway................................................................................................................8
E. Menifestasi klinis...................................................................................................8
F. Komlikasi...........................................................................................................10
G. Penatalaksanaan Medis.....................................................................................10
H. Pemeriksaan penunjang.....................................................................................11
BAB III........................................................................................................................12
TINJAUAN KASUS....................................................................................................12
A. Pengkajian Keperawatan....................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................13
C. Intervensi, implementasi, dan evaluasi Keperawatan........................................14
D. Dokumentasi Keperawatan................................................................................17
BAB IV........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................18
B. Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan sebagian individu yang unik dan
mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya,
kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti
nutirisi dan cairan, aktifitas dan eliminasi, istirahat tidur dan lain-
lain, anak juga individu yang membutuhkan kebutuhan psikologis
sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam
satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi
hingga remaja (Jing & Ming 2019).
Anak pada masa usia prasekolah disebut sebagai masa
yang sangat aktif seiring dengan masa perkembangan otot yang
sedang tumbuh dan peningkatan aktivitas bermainnya. Para ahli
menggolongkan usia balita pada usia pra- sekolah sebagai tahapan
perkembangan anak yang cukup rentan terhadap berbagai
serangan penyakit dan penyakit yang sering dijumpai adalah
penyakit infeksi (Wowor et al. 2017).Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu dari 4
virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama
Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di antaranya kepulauan di Indonesia hingga
bagian utara Australia. Menurut data (WHO 2016) Penyakit demam
berdarah dengue pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada
tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya menyebar keberbagai
negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami
wabah DHF, namun sekarang DHF menjadi penyakit endemik pada
lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Amerika, Asia
Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi kasus DHF.
Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah

1
melewati 1,2 juta kasus di tahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus
di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta
kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DHF berat
(Kementerian Kesehatan RI 2016).
Saat ini bukan hanya terjadi peningkatan jumlah kasus DHF,
tetapi penyebaran di luar daerah tropis dan subtropis, Setidaknya
500.000 penderita DHF memerlukan rawat inap setiap tahunnya,
dimana proporsi penderita
sebagian besar adalah anak-anak dan 2,5% di antaranya
dilaporkan meninggal dunia. Morbiditas dan mortalitas DHF
bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status
imun, kondisi vector nyamuk, transmisi virus dengue, virulensi
virus, dan kondisi geografi setempat (Kemenkes RI 2018).
Menurut data WHO, Asia Pasifik menanggung 75 persen
dari beban dengue di dunia antara tahun 2004 dan 2010,
sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan
kasus DHF terbesar diantara 30 negara wilayah endemis. Kasus
DHF yang terjadi di Indonesia dengan jumlah kasus 68.407 tahun
2017 mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2016
sebanyak 204.171 kasus (WHO 2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada klien Anak dengan DHF( Dengue Haemoragic
fever).

2
C. Tujuan
1. Mengkaji klien dengan DHF.
2. Menegakkan Diagnosis Keperawatan pada klien dengan
DHF.
3. Menyusun Perencanaan Keperawatan pada klien dengan
DHF.
4. Melaksanakan Intervensi Keperawatan pada klien dengan
DHF.
5. Mengevaluasi Klien dengan DHF.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Menurut World Health Organization (WHO), Dengue
Hemmorhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes
yang terinfeksi salah satu dari empat tipe virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis
hemoragik (WHO, 2011). Terdapat tiga tahapan yang dialami
penderita penyakit DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase
pemulihan (WHO,2009).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang
menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus
dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot
dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born
Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh
Aedes Aebopictus (Wijayaningsih 2017). Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
DHF merupakan penyakit berbasis vektor yang menjadi
penyebab kematian utama di banyak negara tropis. Penyakit DHF
bersifat endemis, sering menyerang masyarakat dalam bentuk
wabah dan disertai dengan angka kematian yang cukup tinggi,
khususnya pada mereka yang berusia dibawah 15 tahun
(Harmawan 2018).

B. Etiologi
Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke

4
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus
dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS)
termasuk dalam kelompok B Arthropod virus Arbovirosis yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan
mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1, DEN- 2, DEN-3, DEN-4
(Depkes RI, 2016). Di Indonesia pengamatan virus dengue yang di
lakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan ke
empat serotipe di temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun.
Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan
diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang
berat (Depkes RI, 2016).

C. Patofisiologi
Patofisiologi primer DBD dan dengue syock syndrome (DSS)
adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang mengarah ke
kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga
menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah.
Pada kasus berat, volume plasma menurun lebih dari 20%, hal ini
didukung penemuan post mortem meliputi efusi pleura,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemi.Setelah masuk dalam tubuh
manusia, virus dengue berkembang biak dalam sel
retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang
berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik
humoral maupun selular, antara lain anti netralisasi, anti-
hemaglutinin dan anti komplemen. Antibodi yang muncul pada
umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi
mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang
telah ada jadi meningkat.
Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam
darah sekitar demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama

5
sampai dengan ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari. Kinetik
kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena
itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan
sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat sekitar
demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG
meningkat pada hari kedua. Oleh karena itu diagnosa dini infeksi
primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM
setelah hari sakit kelima, diagnosis (Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun
2010 : 110 –119).

D. Pathway

6
E. Menifestasi klinis
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah
(Nurarif & Kusuma 2015) :
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai
dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
1. Nyeri kepala
2. Nyeri retro-orbital
3. Myalgia atau arthralgia
4. Ruam kulit
5. Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending
positif
6. Leukopenia
7. Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan
DD/DBD yang sudah di konfirmasi pada lokasi dan waktu
yang sama
b. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF
ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi :
1. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya
bersifat
bifastik
2. Manifestasi perdarahan yang berupa :
a) Uji tourniquet positif
b) Petekie, ekimosis, atau purpura
c) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi),
saluran
cerna, tempat bekas suntikan
3. Trombositopenia <100.00/ul
4. Kebocoran plasma yang ditandai dengan

7
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai baku
sesuai umur dan jenis kelamin
b) Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian
cairan yang adekuat
5. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites,
efusi pleura
6. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DHF diatas disertai dengan tanda kegagalan
sirkulasi yaitu:
a) Penurunan kesadaran, gelisah
b) Nadi cepat, lemah
c) sHipotensi
d) Tekanan darah turun < 20 mmHg
e) Perfusi perifer menurun
f) Kulit dingin lembab

F. Komlikasi
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami demam
berdarah dengue yaitu perdarahan massif dan dengue shock
syndrome (DSS) atau sindrom syok dengue (SSD). Syok sering
terjadi pada anak berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai
dengan nadi yang lemah dan cepat sampai tidak teraba, tekanan
nadi menurun menjadi 20 mmHg atau sampai nol, tekanan darah
menurun dibawah 80 mmHg atau sampai nol, terjadi penurunan
kesadaran, sianosis di sekitar mulut dan kulit ujung jari,hidung,
telinga, dan kaki teraba dingin dan lembab, pucat dan oliguria atau
anuria (Pangaribuan 2017).

G. Penatalaksanaan Medis
Dalam penatalaksanaan kasus demam berdarah dengue
dikutip oleh WHO (2016) menyatakan bahwa dasar pengobatan

8
demam berdarah Dengue adalah pemberian cairan ganti secara
adekuat. Sebagai contoh jika anak dengan berat 20kg, maka
kebutuhan cairan 2.500 ml/24 jam dengan kecepatan 5
ml/kgBB/jam. Cairan kritaloid isotonik merupakan cairan pilihan.
Pada bayi <6 bulan diberikan cairan NACl 0,45% atau dasar
pertimbangan fungsi fisiologis yang berbeda dengan anak yang
lebih besar. Penderita DBD tanpa renjatan tersebut dapat di beri
minum banyak 1,5-2 liter perhari, berupa air putih, teh manis, sirup,
susu, oralit.

Terhadap penderita DBD yang tidak disertai dengan renjatan


tersebut dapat diberikan dengan penurun panas. Karena besarnya
risiko bahaya yang mengancam, setiap orang yang diduga
menderita DBD harus segera dibawa ke rumah sakit. Perawatan di
rumah sakit diperlukan untuk pemantauan kemungkinan terjadinya
komplikasi yaitu perdarahan dan renjatan (shock). Pada orang
dewasa kemungkinan ini sangat kecil dan banyak terjadi pada
anak-anak. Penderita biasanya mengalami demam 2-7 hari diikuti
fase kritis 2-3 hari. Pada fase kritis ini, suhu menurun tetapi risiko
terjadinya penyakit justru meningkat bahkan bila tidak diatasi
dengan baik dapat menyebabkan kematian.
H. Pemeriksaan penunjang
Menurut susalaningrum,R (2013) pada pemeriksaan darah
pasien DHF akan dijumpai sebagai berikut:
a) Hb dan PCV meningkat (>20%).
b) Trombosite(<100.000).
c) IgD degue positif.
d) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan
e) hipoproteinemia,
hipokloremia, hiponateremia.
f) Urin dan pH darah mungkin meningkat.
g) Asidosis metabolic: pCO2< 35-40 mmHg HCO3 rendah

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
No. Rekam Medis : 875647
Nama/inisial : An.D
Jenis Kelamin : Laki- laki
Tempat tanggal lahir / Umur :12 tahun
Pendidikan/pekerjaan : SD/Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Aceh Besar
Tanggal masuk : 23/08/2023
Tanggal pengkajian : 23/08/2023
Diagnosa Medis : DHF
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama (KU): Demam
b) Riwayat KU : Keluarga pasien mengatakan klien telah
demam naik nurun disertai mual dan muntah sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit, ibu klien mengatakan
sebelumnya telah berobat dan meminum obat yang
diresepkan oleh dokter namun tidak membaik, klien
mengatakan lemas dan tidak nafsu makan, klien
mengatakan terasa dingin, klien mengatakan nyeri kepala
saat beraktifitas.
c) Riwayat penyakit sebelumnya
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada penyakit
sebelumnya.
d) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Heart Rate (HR) : 85 x/menit

10
Suhu : 38,5°C
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Respiration Rate (RR) : 21x /menit

e) Riwayat penyakit sekarang


P = klien mengatakan mulaimerasakan nyeri pada hari sabtu
ketika beraktivitas, Q = klien mengatakan nyeri seperti di
tekan
R = klien mengatakan nyeri disekitar kepala, frekuensi
sering
S = klien mengatakan nyeri skala 4 dari 1 – 10
T = klien mengatakan nyeri muncul secara mendadak pada
hari sabtu saat beraktivitas.

f) Analisa Data

No. Data Etiologi Diagnosa


1. DS: Ibu klien mengatakan Proses penyakit Hipertermia
klien telah demam sejak 3
hari sebelum masuk
rumah sakit

DO: - Badan teraba


panas
- suhu : 38,0°C
2. DS: - klien tampak agen pencedera Nyeri akut
meringis fisiologis
- klien mengatakan
sakit di sekitar kepala

11
DO: skala nyeri 4 dari 1-
10
3. DS: klien mengatakan Ketidakmampuan Resiko Defisit
mual dan muntah menelan makanan nutrisi

DO: klien tampak lemas,


dan tidak menghabiskan
makanan
B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu 38,0°C


2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d skala nyeri 4
dari 1-10
3. Nausea b.d faktor psikologis d.d mual dan muntah

C. Intervensi, implementasi, dan evaluasi Keperawatan

N Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi


o
1 Hipertermi observasi 1. monitor suhu S :
a b.d 1. Monitor tubuh ibu klien
proses suhu tubuh 2. memonitor mengatakan
penyakit 2. Monitor kadar elektrolit suhu tubuh
kadar 3. menyediakan sudah tidak
eletrolit lingkungan panas
Terapeutik yang dingin O:
1. Sediakan 4. mengganti linen suhu 37,5°C
lingkungan setiap hari atau A:
yang dingin lebih sering jika Hipertermia
2. Ganti linen mengalami teratasi
setiap hari

12
atau lebih hiperhidrosis sebagian
sering jika 5. menganjurkan
mengalami tirah baring P : intervensi
hiperhidros -memberikan dilanjutkan
is injeksi RL atau
Edukasi NaCl dan
1. Anjurkan Paracetamol
tirah baring
kolaborasi
1. kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena

2 Nyeri akut Observasi 1. Mengidentifika S:


b.d agen 1. Identifikasi si ps
penceder skala nyeri Skala nyeri mengatakan
a 2. Identifikasi 2. nyeri sedikit
fisiologis yang Mengidentifikasi berkurang
memperbe Yang O:
rat dan memperberat -skala nyeri :
mempering Dan 3
an nyeri memperinga -ps
Terapeutik n nyeri mengetahui
1. Berikan 3.Memberikan hal yang
teknik non teknik non memperberat
Farmakol farmakologi dan
ogi Untuk untuk memperingan
menguran mengurangi nyeri
gi rasa rasa nyeri -ps

13
nyeri 4.kolaborasi melakukan
2. Kolaboras memberikan teknik
i : analgetik nonfarmakolo
memberik gi yang dapat
an Mengurangi
analgetik rasa nyeri
dengan
relaksasi
-kolaborasi :
ps
mendapatkan
analgetik
dengan
paracetamol
A :
Manajemen
nyeri
akut teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
3 Nausea Observasi 1. Mengidentifika S:
b.d faktor 1.Identifikasi si faktor Ps
psikologis faktor penyebab mual mengatakan
penyebab 2. Memonitor mual dan
mual mual muntah
2. monitor 3. Memonitor berkurang
mual asupan nutrisi
3.monitor dan kalori O:
asupan 4. Mengendalikan -ps
nutrisi dan faktor mengetahui

14
kalori linkungan penyebab
Terapeutik penyebab mual mual
1.kendalikan 5. Memberikan -ps
faktor makanan melakukan
lingkungan dalam jumlah teknin non
penyebab sikit dan farmakologi
mual menarik yang dapat
2. Berikan 6. Menganjurkan mengurangi
makanan istirahat yang rasa mual
dalam cukup dengan
jumlah dikit 7. Mengajarkan relaksasi
dan penggunaan -kolaborasi :
menarik teknik ps
Edukasi nonfarmakologi mendapataka
1.Anjurkan untuk n antiemetik
istirahat yang mengatasi berupa
cukup mual Demperidon
2. Ajarkan 8. Kolaborasi : A :
penggunaan memberikan Manajemen
teknik antiemetik mual dan
ninfarmakolo muntah
gi untuk teratasi
mengatasi sebagian
mual P : intervensi
Kolaborasi: di lanjutkan
pemberian
antiemetik

15
D. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang
memuat seluruh data yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan,
dan penilaian keperawatan yang disusun
secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara
moral dan hukum (Ali, 2009).
Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal
ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan dan individu
perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi
Komponen isi dokumentasi meliputi: pengkajian, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan, evaluasi, pengesahan (tanda tangan/paraf dan nama
terang perawat), dan catatan keperawatan diisi secara lengkap dan
jelas.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan
penyakit endemis diIndonesia dan sampai saat ini masih
merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.Penyakit
Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang akut
dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 – 7 hari tanpa
sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti
petekie, epistaxis kadang disertai muntah darah, berak darah,
kesadaran menurun, dan syock . Penyakit Demam Berdarah atau
Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
Diharapkan menjadi acuan untuk lebih baik dalam
memberikan asuhan keperawatan dilapangan terkait
penanganan pasien DHF ( Dangue Haemoragic Fever )
yang belum tampak optimal untuk lebih diperbaiki kembali
2. Institusi Pendidikan
Penulis berharap institusi pendidikan dapat memperbanyak
literasi tentang kasus DHF ( Dangue Haemoragic Fever )
serta dapat memberikan seminar, pendidikan kesehatan
maupun lainnya tentang kasus DHF ( Dangue Haemoragic
Fever ) yang terjadi guna menambah wawasan mahasiswa

17
3. Rumah Sakit
Penulis berharap rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan
dengan cara menambah wawasan dan praktik pelayanan
kesehatan khususnya
pada kasus pasien-pasien dengan DHF ( Dangue
Haemoragic Fever )

4. Masyarakat
Penulis berharap masyarakat dapat menambah wawasan
khususnya tentang penyakit DHF ( Dangue Haemoragic
Fever ), serta dapat
mengetahui faktor resiko serta tanda dan gejala agar
terhindar dari penyakit tersebut. Masyarakat dapat lebih
menjaga kesehatan serta lingkungan untuk mencegah dan
menangulangi adanya penyakit DHF
( Dangue Haemoragic Fever ).

18
DAFTAR PUSTAKA

Humas RSAS. (2023). Demam berdarah dengue(Dengue Haemoragic


fevr- DHF)
http://rsas.kalselprov.go.id/berita-396-demam-berdarah-
dengue-dengue-haemoragic-fever--dhf-.html
Kemenkes. (2019). Kesiapsiagaan Menghadapi Peningkatan Kejadian
Demam
Berdarah Dengue Tahun 2019 | Direktorat Jendral P2P.
http://p2p.kemkes.go.id/kesiapsiagaan-menghadapi-
peningkatan-
kejadiandemam-berdarah-dengue-tahun-2019/
Kemenkes. (2019). Kesiapsiagaan Menghadapi Peningkatan Kejadian
Demam
Berdarah Dengue Tahun 2019 | Direktorat Jendral P2P.
http://p2p.kemkes.go.id/kesiapsiagaan-menghadapi-
peningkatan-
kejadiandemam-berdarah-dengue-tahun-2019/
Kemenkes. (2023). Tanda dan gejala demam berdarah Dengue
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/10/tanda-dan-gejala-
demam-berdarah-dengue.

19

Anda mungkin juga menyukai