Anda di halaman 1dari 3

HIPOGLIKEMI

No. Dokumen :SOP/RGD/23/2017


No. Revisi :00
SOP TanggalTerbit :19-10-2017
Halaman :1/3
UPT. Puskesmas dr. DENY SETIYAWAN
Dawarblandong NIP. 19820310 200901 1 011
1. Pengertian Hipoglikemi adalah keadaan dimna kadar gula darah <60 mg/dL, atau
dengan gejala klinis dan kadar glukosa darah <80 mg/dL, hipoglikemi
merupakan komplikasi akut dari penyandang diabetes mellitus dan
geriatrik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
hipoglikemi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Dawarblandong Nomor :
188.4/ /416-102.11/2017 Tentang Pelayanan Klinis UPT Puskesmas
Dawarblandong.
4. Referensi WHO, Injectable contraceptives – sterillization alery, new flas, ockt 1987.
5. Prosedur/ Prosedur :
Langkah-
Alat dan Bahan :
Langkah
1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Bengkok
4. Obat yang dibutuhkan
5. Bak instrument

Langkah – langkah :
1. Pada stadium permulaan (sadar), diberikan gula murni 30 gram
(sekitar 2 sendok makan) atau sirup/permen gula murni (bukan
pemanis pengganti gula atau gula diet/gula diabetes) dan makanan
yang mengandung karbohidrat. Obat hipoglikemik dihentikan
sementara. Glukosa darah sewaktu dipantau setiap 1-2 jam. Bila
sebelumnya pasien tidak sadar, glukosa darah dipertahankan sekitar
200 mg/dl dan dicari penyebab hipoglikemia.
2. Pada stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga
hipoglikemia), diberikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50
ml) bolus intravena dan diberikan cairan dekstrosa 10% per infus
sebanyak 6 jam per kolf. Glukosa darah sewaktu diperiksa. Jika GDS
< 50 mg/dl, ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml secara intravena;
jika GDS < 100 mg/dl ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml
intravena. GDS kemudian diperiksa setiap 1 jam setelah pemberian
dekstrosa 40%, jika GDS < 50 mg/dl maka ditambahkan bolus
dekstrosa 40% 50 ml intravena; jika GDS < 100 mg/dl maka
ditambahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml intravena; jika GDS 100-200
mg/dl maka tidak perlu diberikan bolus dekstrosa 40%; jika GDS > 200
mg/dl maka dipertimbangkan untuk menurunkan kecepatan drip
dekstrosa 10%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut,
pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam dengan protokol sesuai di
atas. Jika GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan mengganti infus dengan
dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali
berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan
protokol sesuai di atas. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali
berturut-turut, dilakukan sliding scale setiap 6 jam dengan regular
insulin.
3. Bila hipoglikemi belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg
iv/im. Jika pasien belum sadar dengan GDS sekitar 200 mg/dl,
diberikan hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau
deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol
1,5-2 g/kgBB iv setiap 6-8 jam dan dicari penyebab lain penurunan
kesadaran. Untuk menghindari timbulnya hipoglikemia pada pasien
perlu diajarkan bagaimana menyesuaikan penyuntikan insulin dengan
waktu dan jumlah makanan (karbohidrat), pengaruh aktivitas jasmani
terhadap kadar glukosa darah, tanda dini hipoglikemia, dan cara
penanggulangannya

6. Diagram alir --

1. Ruangan Gawat Darurat


2. Ruangan Rawat Inap

7. Unit terkait 3. Ruangan Pemeriksaan Umum


4. Ruangan Persalinan
5. Ruangan kesehatan Ibu dan KB

2/3
8. Rekam historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai