,Gr
PETA KONSEP
Jarak Titik ke
Titik Jarak Titik ke Garis Jarak Titik ke Bidang
Penerapan dalam
kehidupan sehari-hari
Teorema Rumus
Pythagoras Pembantu
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Dasar
3.1. Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, titik ke bidang, garis ke garis,
garis ke bidang dan bidang ke bidang).
4.1. Menentukan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, titik ke bidang, garis ke garis, garis ke
bidang dan bidang ke bidang).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali masalah yang kita temukan berkaitan dengan
penerapan dari konsep jarak dalam ruang.
Coba perhatikan gambar berikut.
Gambar di atas adalah gambar Jembatan Barelang yang menghubungkan antara Pulau Batam,
Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.
Dalam perencanaan pembangunannya tentunya diperlukan perhitungan panjang kabel penahan
yang pada dasarnya merupakan jarak antar titik dalam ruang berdimensi tiga.
Contoh lain penerapan konsep jarak dalam ruang yang sangat dekat dengan kita adalah
pembuatan kuda-kuda suatu rumah seperti gambar berikut.
Tentunya kalian sering melihat bentuk kuda-kuda rumah seperti gambar di atas. Untuk menghemat
biaya pembuatan rumah, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah biaya pembuatan kuda-
kuda rumah. Penentuan Rincian Anggaran (RAB) pembuatan kuda-kuda dapat ditentukan dengan
matematika. Untuk mendapatkan rincian biaya tersebut, salah satu konsep yang dapat digunakan
adalah dimensi tiga. Konsep yang dimaksud jarak titik dengan titik atau titik dengan garis.
Nah, bagaimana cara menghitung panjang kabel yang diperlukan seperti pada pembuatan
Jembatan Barelang atau panjang kayu yang diperlukan untuk membuat kuda-kuda untuk atap
rumah? Untuk itu kita akan membahas pada modul ini materi jarak dalam ruang bidang datar yang
terdiri atas jarak antara titik, jarak titik ke garis, dan jarak titik ke bidang.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul ini dirancang untuk memfasilitasi kalian dalam melakukan kegiatan belajar secara mandiri.
Untuk menguasai materi ini dengan baik, ikutilah petunjuk penggunaan modul berikut.
Modul ini terbagi menjadi tiga (6) kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi,
contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan jarak
antar titik dalam ruang, menjelaskan prosedur menentukan jarak titik ke titik, dan menentukan
jarak titik ke titik dalam ruang bidang datar.
B. Uraian Materi
Untuk memahami konsep jarak antara dua titik, mari kita perhatikan Konsep Jarak Titik ke Titik
berikut.
a cm a. Jarak titik A ke C
b. Jarak titik A ke G
c. Jarak titik A ke tengah-tengah bidang EFGH
D C
a cm
A B
a cm
Pembahasan:
a. Jarak titik A ke C
Jarak titik A ke C
H G Perhatikan segitiga ABC yang siku- siku di
B, maka:
E F
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
a cm
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
= √𝑎2 + 𝑎2
D C = √2𝑎2
a cm = 𝑎√2
A B Jadi, diagonal sisi AC adalah 𝑎√2 𝑐𝑚
a cm
b. Jarak titik A ke G Jarak titik A ke G
Perhatikan segitiga ACG yang siku- siku di
H G C, maka:
E F 𝐴𝐺 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
a cm 𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
2
= √(𝑎√2) + 𝑎2
D C = √2𝑎2 + 𝑎2 = √3𝑎2
a cm = 𝑎√3
A Jadi, diagonal ruang AG adalah 𝑎√3 𝑐𝑚
a cm B
c. Jarak titik A ke tengah-tengah bidang EFGH
Masalah 1
23 km
D C
19 km
20 km 16 km
27 km
B
A 18 km
Nah, untuk menjawab masalah di atas, kita akan membuat tabel kemungkinan rute yang bisa
dilalui Dewi berikut ini.
Dari tabel di atas tampak bahwa rute terpendek dari Kota A ke Kota C adalah rute yang
pertama, yaitu A ke C sepanjang 27 km.
Jadi, jarak antara kota A dan kota C adalah panjang lintasan terpendek yang menghubungkan
antara kota A dan C, yaitu rute A ke C sepanjang 27 km.2
Masalah 2
A B
Jika G1 dan G2 adalah bangun- bangun geometri. Maka G1 dan G2 dapat dipikirkan sebagai
himpunan titik- titik . Dari G1 dan G2 dapat dilakukan pemasangan satu- satu antara titik- titik
pada G1 dan G2.
Jika AB adalah yang terpendek antara semua ruas garis penghubung titik-titik itu, maka panjang
ruas garis AB disebut jarak antara bangun G1 dan G2
Untuk menjawab masalah di atas perlu kalian ketahui bahwa dalam geometri, jarak dua bangun
didefinisikan sebagai panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-
bangun tersebut. Coba kalian perhatikan ruas garis-ruas garis yang menghubungkan dua titik
pada gambar G1 dan G2, manakah ruas garis terpendek? Jika AB adalah ruas garis terpendek di
antara semua ruas garis yang menghubungkan dua titik pada gambar tersebut, maka ruas garis
AB disebut jarak antara G1 dan G2.
Nah, dari dua masalah di atas kita dapat menyimpulkan jarak antara dua titik
seperti berikut ini.
B
A
Jarak AB
Contoh 1.
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Hitunglah jarak antara titik
titik berikut. H G
a. B ke F
E F
b. A ke D
c. G ke H
d. A ke C
e. H ke B D C
f. G ke titik tengah AB
A B
g. A ke BH
Jawab:
a. Jarak titik B ke F diwakili oleh panjang ruas garis (rusuk) BF. Jadi, jarak titik B ke F adalah
10 cm.
b. Jarak titik A ke D diwakili oleh panjang ruas garis (rusuk) AD. Jadi, jarak titik A ke D adalah
10 cm.
c. Jarak titik G ke H diwakili oleh panjang ruas garis (rusuk) GH. Jadi, jarak titik G ke H adalah
10 cm.
d. Jarak titik A ke C diwakili oleh panjang ruas garis AC. Ruas garis AC merupakan
diagonal bidang alas ABCD
H G
D C
E F
10 cm
D C
A B A 10 cm B
Dari gambar di atas, kita perhatikan bahwa segitiga ABC adalah segitiga siku-siku di
B. Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh hubungan:
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 (Teorema Pythagoras)
= 102 + 102 (panjang AB = BC = 10 cm)
= 100 + 100
= 200
𝐴𝐶 = √100 𝑥 √2
𝐴𝐶 = 10 √2 cm
Jadi, jarak titik A ke C adalah 10 √2 cm
e. Jarak titik H ke B diwakili oleh panjang ruas garis HB. Ruas garis HB merupakan
diagonal ruang kubus ABCD.EFGH.
H G H
E F 10 cm
D C
D 10√2 cm B
A B
Dari gambar di atas, kita perhatikan bahwa segitiga BDH adalah segitiga siku-siku di D.
Ruas garis BD adalah diagonal bidang alas ABCD, sehingga BD = AC = 10√2 cm (hasil
perhitungan pada bagian d).
Perhatikan segitiga BDH, siku- siku di D. Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh
hubungan:
f. Misalkan P adalah titik tengah AB. Jarak titik G ke titik tengah AB diwakili oleh
panjang ruas garis GP seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
G
H G
E F
10√2
D C
P B
5
A P B
Dari gambar di atas, kita perhatikan bahwa segitiga BGP adalah segitiga siku-siku di
B. Ruas garis BG adalah diagonal bidang alas BCGF, sehingga BG = 10√2 (panjang
BG = AC = BD, semuanya adalah diagonal bidang kubus ABCD.EFGH).
E F 10√3
10√2 M
D C
A 10 B
A B
50√2 = 5√3 𝑥 𝐴𝑀
50√2 10√2
𝐴𝑀 = 5√3
=
√3
10√2 √3
= 𝑥
√3 √3
10√6 10
= 3
= 3
√6
𝟏𝟎
Jadi, jarak titik A ke garis BH = √𝟔
𝟑
Contoh 2
Perhatikan gambar berikut!
Natasya mempunyai kamar tidur yang berukuran 3m × 3m × 4m. Tepat di tengah plafon
kamar Natasya dipasang lampu. Jika saklar lampu diletakkan tepat di tengah salah satu
dinding kamar, berapakah jarak dari lampu ke saklar?
Alternatif Penyelesaian:
Kamar Natasya berukuran 3m × 3m × 4m, berarti panjang kamar 3m, lebar 3 m,dan tinggi
4 m.
Jarak antara lampu dan saklar dapat diilustrasikan seperti gambar berikut.
Perhatikan segitiga UVW yang siku-siku di W
R Q
U W
O P 3
U 2 W
4m
V
2
N M
3 cm
V
K 3 cm L
Misalkan lampu (U), saklar (V) berada di dinding LMQP, dan W adalah titik tengah PQ.
1 1 3
𝑈𝑊 = 2 𝑂𝑃 = 2 3 𝑚 = 2 𝑚
25
𝑈𝑉 2 = 𝑈𝑊 2 + 𝑊𝑉 2 maka UV = √ 4
3 2 5
= (2) + 22 =2
9
= +4 = 2,5 meter
4
25
= 4
Jadi, Panjang kabel terpendek yang diperlukan Natasya untuk menghubungkan lampu dan
saklar adalah 2,5 meter.
Contoh 3.
Alternative penyelesaian:
F
E
T
2
D C
3
A B
5
Dari gambar dapat kita lihat titik pojok ke lampu yang memiliki jarak yang sama adalah
HT = DT , AT= ET , BT = FT, CT = GT
Untuk menghitung panjang DT perhatikan segitiga DCT yang siku – siku di C, Sehingga:
𝐷𝑇 = √𝐷𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐷𝑇 = √52 + 22
𝐷𝑇 = √25 + 4
𝐷𝑇 = √29
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
𝐴𝐶 = √52 + 32
𝐴𝐶 = √25 + 9 , → 𝐴𝐶 = √34
Dari segitiga ACT, hitunglah panjang AT
2
𝐵𝑇 = √𝐵𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐴𝑇 = √(√34) + 22
𝐴𝑇 = √32 + 22 = √13
Contoh 3
Diketahui limas T.ABCD seperti pada gambar di bawah ini. ABCD merupakan persegi dengan
panjang rusuk alas 12 cm, dan panjang rusuk tegak 12√2 𝑐𝑚 c m dan O adalah titik tengah AC.
Hitung jarak antara titik A dan titik TC.
T
12√2
D C
A B
Penyelesaian: 12 cm
𝑇
Perhatikan segitiga APC, siku-siku di P, maka:
𝐴 𝐶
12√2
A
𝐴𝑃 = √𝐴𝐶 2 − 𝑃𝐶 2
2 2
𝐴𝑃 = √(12√2) − (6√2)
𝐴𝑃 = √288 − 72
𝐴𝑃 = √216 = 6√6
Jadi, jarak titik A ke garis TC = AP adalah 𝐴𝑃 = 6√6 𝑐𝑚
C. Rangkuman
Jarak titik ke titik adalah panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan
titik-titik tersebut.
Dalam geometri, jarak dua bangun didefinisikan sebagai panjang ruas garis
terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun tersebut.
D. Latihan Soal
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak antar
titik-titik berikut.
a. titik A dan G
b. titik E dan C
c. titik B dan titik tengah garis EG
d. titik E dan titik tengah garis BG
2. Perhatikan gambar kubus PQRS.TUVW di
bawah ini.
Jika panjang rusuk kubus di atas adalah 8 cm dan titik X merupakan pertengahan antara
rusuk PQ. Maka hitung jarak:
a) titik W ke titik P
b) titik W ke titik X
c) titik W ke titik Q
d) titik T ke titik X
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak antar titik-
titik berikut.
c. Misalkan M adalah titik tengah EG. Jarak titik B dan titik tengah garis EG adalah
panjang ruas garis BM.
BG adalah diagonal bidang, sehingga 𝐵𝐺 = 6√2
HF adalah diagonal bidang, sehingga 𝐻𝐹 = 6√2 dan
1 1
𝐺𝑀 = 𝐸𝐺 = 6√2 = 3√2.
2 2
𝐵𝑀 = √(6√2 )2 − (3√2) 2
𝐵𝑀 = √72 − 18
𝐵𝑀 = √54
𝐵𝑀 = √9𝑥6
𝐵𝑀 = √9 𝑥 √6
B
𝐵𝑀 = 3√6
Jadi, jarak titik B dan titik tengah garis EG adalah 𝐵𝑀 = 3√6
d. Misalkan N adalah titik tengah EG. Jarak titik E dan titik tengah garis BG adalah
panjang ruas garis EN.
BG adalah diagonal bidang, sehingga BG = 6√2 cm
CF adalah diagonal bidang, sehingga CF=6√2 cm dan FN = ½ CF=3√2 cm
𝐸𝑁 2 = 𝐸𝐹 2 + 𝐹𝑁 2 (Teorema Pythagoras)
E 𝐸𝑁 = √𝐸𝐹 2 + 𝐹𝑁 2
= √9𝑥6
= √9 𝑥 √6
= 3√6
F N
R Q
X
V U
X
W P
S P
Z
W T
1 1
𝑃𝑋 = 2 𝑃𝑄 = 2 8𝑐𝑚 = 4𝑐𝑚
𝑊𝑋 = √128 + 16
𝑊𝑋 = √144
𝑊𝑋 = 12 cm
Jadi, jarak titik W ke titik X adalah 12 cm.
c) Titik W ke titik Q merupakan panjang garis QW. Garis QW merupakan panjang diagonal ruang
kubus, maka dengan menggunakan teorema phytagoras:
𝑄𝑊 = √𝑃𝑊 2 + 𝑃𝑄2
2
𝑄𝑊 = √(8√2) + 82
𝑄𝑊 = √128 + 64
𝑄𝑊 = √192
𝑄𝑊 = 8√3
d) Titik T ke titik X merupakan panjang garis TX. Panjang PX sama dengan setengah panjang
rusuk PQ, maka:
PX = ½ PQ = ½ 8 cm = 4 cm
Dengan menggunakan teorema phytagoras:
𝑇𝑋 = √𝑃𝑇 2 + 𝑃𝑋 2
𝑇𝑋 = √82 + 42
𝑇𝑋 = √64 + 16
𝑇𝑋 = √80
𝑇𝑋 = 4√5 cm
3. Diketahui limas beraturan P.QRST dengan panjanggg
RS = 8 cm dan PR = 12 cm.
Jarak titik P ke titik perpotongan QS dan RT adalah panjang ruas garis PO. Perhatikan ∆POQ
siku-siku di O. QS adalah diagonal bidang alas persegi dengan rusuk 8 cm, sehingga QS =
1 1
8√2 cm. Sehingga 𝑄𝑂 = 𝑄𝑆 = 8√2 = 4√2 dan PQ = 12 cm
2 2
2
𝑃𝑄 = √122 − 4√2 = √144 − 32 = √112 = 4√7
Penyelesaian:
𝑇𝑂 = √𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2
𝑇𝑂 = √132 − 102
𝑇𝑂 = √169 − 100
𝑇𝑂 = √69 cm
Jadi, titik T ke titik O adalah √69 cm.
5. Perhatikan bangun berikut ini.
Jika diketahui panjang AB = 5 cm,
AE = BC = EF = 4 cm, maka tentukan:
a.Jarak antara titik A dan C
b.Jarak antara titik E dan C
c. Jarak antara titik A dan G
Alternatif Penyelesaian:
a. 𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = √52 + 42 = √25 + 16 = √41 cm
2
b. 𝐸𝐶 = √𝐴𝐸 2 + 𝐴𝐶 2 = √42 + (√41) = √16 + 41 = √57 cm
2
c. 𝐴𝐺 = √𝐴𝐻2 + 𝐻𝐺 2 = √(4√2) + 42 = √32 + 16 = √48 cm
6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P, Q, dan R berturut-
turut terletak pada pertengahan garis AB, BC, dan bidang ADHE. Tentukan jarak antar
titik berikut.
a. Titik P ke titik R
b. Titik Q ke titik R
Alternatif Penyelesaian:
A P
1
𝐴𝑃 = 2 𝐴𝐵 = 3 cm, dan
1 1
𝐴𝑅 = 2 𝐴𝐻 = 2 6√2 = 3√2 cm
Sehingga:
𝑃𝑅 = √𝐴𝑃 2 + 𝐴𝑅2
2
𝑃𝑅 = √32 + (3√2)
𝑃𝑅 = √9 + 18
𝑃𝑅 = √27 = √9 𝑥 3
𝑃𝑅 = 3√3 cm
Jadi, titik P ke titik R adalah 3√3 cm
𝑄𝑅 = √𝑄𝑆 2 + 𝑅𝑆 2
𝑄𝑅 = √62 + 32
Q 𝑄𝑅 = √36 + 9
S
𝑄𝑅 = √45 = √9 𝑥 5
𝑄𝑅 = 3√5 cm
𝑆𝑄 = 𝐴𝐵 = 6 cm
1 1 Jadi, titik P ke titik R adalah 3√5 cm
𝑅𝑆 = 2 𝐴𝐸 = 2 . 6 = 3 cm
H 8 cm
G
N
E F 10 cm
D C
P
M
Q B
A 12 cm
Alternative Penyelesaian:
a. Jarak titik E ke G adalah panjang diagonal bidang atas EFGH, sehingga panjang 𝐸𝐺 = 8√2 𝑐𝑚
b. Jarak titik A ke C adalah panjang diagonal bidang alas ABCD, sehingga panjang 𝐴𝐶 = 12√2 𝑐𝑚
c. Jarak titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD adalah jarak titik M
ke titik N.Jarak M ke N atau MN = PG
Perhatikan gambar, CP = AQ dan CP + AQ = AC – EG = 12√2 − 8√2 = 4√2
1
Sehingga 𝐶𝑃 = 2 . 4√2 = 2√2 cm
𝑃𝐺 = √100 − 8
𝑃𝐺 = √92 = 2√23
Jadi, Jarak titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD adalah
𝑀𝑁 = 𝑃𝐺 = 2√23 cm
B. Penilaian Diri
Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda pada
kolom pilihan.
No Pertanyaan Ya Tidak
JUMLAH
Catatan:
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
JARAK TITIK KE GARIS DALAM RUANG BIDANG DATAR
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan jarak titik
ke garis dalam ruang, menjelaskan prosedur menentukan jarak titik ke garis, dan
menentukan jarak titik ke garis dalam ruang bidang datar.
B. Uraian Materi
Gambar (b), adalah jarak A ke garis BC = Panjang ruas garis AD, dengan AD
tegak lurus garis BC. Titik D diperoleh dengan memproyeksikan titik A pada garis
BC.
Gambar (c), untuk menghitung panjang AD kita buat segitiga bantuan dengan
menghubungkan AB dan AC sehingga terbentuk segitiga ABC.
Coba perhatikan lagi gambar di bawah ini, misalkan titik A terletak di luar garis g.
Bagaimana menentukan jarak antara titik A dan garis g?
Coba kalian ingat kembali materi jarak titik ke titik pada Kegiatan Pembelajaran 1, yaitu
jarak titik ke titik adalah panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan titik-titik
tersebut.
Nah, jika kita ingin mencari jarak antara titik A ke garis g, maka kita perlu membuat
sebuah titik yang terletak di garis g, lalu menarik sebuah ruas garis terpendek dari titik
A ke titik pada garis g tersebut.
terpendek ya…?
Manakah ruas garis terpendek? Ruas garis terpendek adalah ruas garis AB yang tegak
lurus (membentuk sudut siku-siku) dengan garis g. Mengapa demikian?
Coba kalian perhatikan ruas garis AB dan AC. Terlihat bahwa ABC membentuk segitiga
siku-siku di B dengan AC merupakan sisi miring. Nah, tentunya kalian masih ingat bahwa
sisi miring merupakan sisi terpanjang pada sebuah segitiga siku-siku. Ini berarti bahwa
ruas garis AB lebih pendek dari AC.
Demikian halnya jika kita membuat ruas garis lainnya dari A ke garis g, misalnya AD.
Tentunya akan terbentuk segitiga ABD siku-siku di B dengan AD merupakan sisi miring.
Berarti AD pun lebih panjang dari AB, dan demikian seterusnya.
Jadi, ruas garis terpendek adalah ruas garis AB. Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas garis AB, yaitu ruas garis tegak
lurus antar titik A ke garis g.
Dalam hal ini, titik B biasa disebut sebagai proyeksi titik A terhadap garis g.
Pengertian Jarak Titik ke Garis.
g
B
Prosedur Menghitung Jarak Titik ke Garis
C D
𝑥 B 𝑦
Contoh 1.
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jika titik K adalah titik potong EG dan FH.
Berapakah jarak titik K ke diagonal bidang BG?
Alternatif penyelesaian:
Perhatikan kubus berikut!
H G
K Catatan:
E F
Pada kubus dengan panjang rusuk 𝒂 cm,
maka:
A B
1 1
KG = 2 𝐸𝐺 = 2 6√2 = 3√2
𝐵𝐾 = √72 − 18
= √54
= √9 𝑥 6
= 3√6
Jadi, jarak titik B ke titik K adalah 3√6 cm.
B 9√4 𝑥 6 18 3
KL = = √6 = 2 √6
12 12
3
Jadi, jarak titik K ke diagonal bidang BG adalah 2 √6 cm
Contoh 2.
Diketahui kubus KLMN. OPQR dengan panjang rusuk 4 cm. Berapakah jarak titik K ke diagonal ruang
OM?
Penyelesaian:
O P O
S
4
N M
K M
K L
Sehingga diperoleh,
1 1
2
. 𝐾𝑂 𝑥 𝑀𝐾 = 2 . 𝑂𝑀 𝑥 𝐾𝑆
4 𝑥 4√2 = 4√3 𝑥 𝐾𝑆
Contoh 3
Diketahui T.ABCD limas beraturan panjang rusuk AB = 4 cm dan AT = 10 cm. Jika titik O
merupakan perpotongan garis AC dengan BD. Tentukan jarak titik O ke garis TC
Penyelesaian:
Jika soal di atas diilustrasikan maka akan tempak seperti gambar di bawah ini.
T
T
X
X
D T
C
4 O C
O
A 4 B
1
𝑇𝐶 = 10 , 𝐴𝐶 = 4√2 sehingga 𝑂𝐶 = .4√2 = 2√2
2
𝑇𝑂 = √𝑇𝐶 2 − 𝐶𝑂2
𝑇𝑂 = √100 − 98
= √2
1 1
Luas ∆𝑇𝑂𝐶 = 2 . 𝐶𝑂 𝑥 𝑇𝑂 atau Luas ∆𝑇𝑂𝐶 = 2 . 𝑇𝐶 𝑥 𝑂𝑋
Sehingga diperoleh,
1 1
. 2√2 𝑥 √2 = . 10 𝑥 𝑂𝑋
2 2
4 = 5 𝑂𝑋
4
𝑂𝑋 = cm
5
C. Rangkuman
1. Misal A adalah titik dan g adalah garis. Jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas
garis AB dengan B terletak di garis 𝑔, dan AB tegak lurus garis 𝑔. Titik B disebut pula
proyeksi titik A terhadap garis g.
2. Jarak titik A ke garis g merupakan panjang garis tinggi yang melalui titik A pada
segitiga ABC dimana titik B dan C terletak pada garis g.
3. Teorema Pythagoras dan rumus luas segitiga sangat penting untuk menghitung
jarak suatu titik ke garis dalam ruang bidang datar.
D. Latihan Soal
1. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Tentukan jarak titik A ke
garis BE?
2. Tentukan jarak titik A ke garis EF pada kubus ABCD. EFGH yang memiliki panjang
rusuk 10 cm?
3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan jarak titik E ke
garis AG?
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Titik T merupakan titik
tengah CG. Hitung jarak titik T ke garis HB
5. Pada limas segiempat beraturan T. ABCD memiliki rusuk alas 3√2 cm dan rusuk tegaknya
8 cm. Tentukan jarak titik A ke TC.
1. Tentukan jarak titik A ke garis EF pada kubus ABCD. EFGH yang memiliki panjang rusuk 10
cm? H G
Penyelesaian:
E F
Jika titik A kita proyeksi ke garis EF,
10
2. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Tentukan jarak titik A ke garis BE?
Penyelesaian :
E F
D C
A B
𝐴𝑃 = √𝐴𝐵2 − 𝐵𝑃 2 P
3√2
2
𝐴𝑃 = √62 − (3√2)
A B
6 cm
𝐴𝑃 = √36 − 18
𝐴𝑃 = √18 = 3√2
Jadi jarak titik ke garis BE adalah 3√2 cm.
3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan jarak titik E ke garis AG?
Penyelesaian:
H G
E 8√2
E F G
8
8
P 8√3
D C
8 A
A 8 B
Jarak titik E ke garis G diwakili oleh garis EP karena tegak lurus dengan AG. Segitiga EAG siku-
siku di E.
Cara I : Menggunkan luas segitiga
Luas segitiga AEG dapat dihitung dari dua cara yaitu dengansnya AG dan tingginya EP, serta
alasnya EA dan tingginya EG yang keduanya memiliki luas yang sama.
Luas segitiga AEG (alas AG) = Luas segitiga AEG (alas EA)
1 1
2
𝑥 𝐴𝐺 𝑥 𝐸𝑃 = 2 𝑥 𝐴𝐸 𝑥 𝐸𝐺
1 1
2
. 8√3 . 𝐸𝑃 = 2 . (8). 8 √2
8√3 . 𝐸𝑃 = (8). 8 √2
(8).8 √2 8 √2 8
𝐸𝑃 = 8√3
= = 3
√6
√3
8
Jadi, jarak titik E ke garis AG adalah 3
√6 cm
Cara II : Menggunakan Teorema Phytagoras
Misalkan panjang AP = x, maka panjang PG = AG – AP = 8√3 − 𝑥.
Perhatikan segitiga EAP
𝐸𝑃 2 = 𝐸𝐴2 − 𝐴𝑃 2
Perhatikan segitiga EGP
𝐸𝑃 2 = 𝐸𝐺 2 − 𝐺𝑃 2
Kedua panjang EP adalah sama, sehingga diperoleh :
Menentukan panjang EP :
∆𝐸𝐴𝑃 𝑥 𝐸𝑃 2 = ∆𝐸𝐺𝑃 𝑥 𝐸𝑃 2
𝐸𝑃 2 = 𝐸𝐴2 − 𝐴𝑃 2
2 2 2 2
𝐸𝐴 − 𝐴𝑃 = 𝐸𝐺 − 𝐺𝑃 2
8
2 2 = 82 − ( √3)
82 − 𝑥 2 = (8√2) − (8√3 − 𝑥) 3
64
= 64 −
64 − 𝑥 2 = 128 − (192 + 16√3 𝑥 + 𝑥 2 ) 3
128
64 − 𝑥 2 = 128 − 192 + 16√3 𝑥 + 𝑥 2 𝐸𝑃 2 = 3
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Titik T merupakan titik
tengah CG. Hitung jarak titik T ke garis HB.
Alternatif Penyelesaian:
𝐵𝑇 2 = 𝐵𝐶 2 + 𝑇𝐶 2
𝐵𝑇 = √𝐵𝐶 2 + 𝑇𝐶 2
𝐵𝑇 = √122 + 62
𝐵𝑇 = √144 + 36 = 180
𝐵𝑇 = 6√5
𝑂𝑇 2 = 𝑇𝐵2 − 𝑂𝐵2
𝑂𝑇 = √𝑇𝐵2 − 𝑂𝐵2
2 2
𝑂𝑇 = √(6√5) + (6√3)
𝑂𝑇 = √180 − 108 = 72
𝑂𝑇 = 6√2
Jadi, titik T ke garis HB adalah 6√2 cm.
5. Pada limas segiempat beraturan T. ABCD memiliki rusuk alas 3√2 cm dan rusuk tegaknya 8 cm.
tentukan jarak titik A ke TC
Penyelesaian:
Langkah berikutnya menentukan panjang AE dengan kedua luas segitiga ATC yang sama.
Luas segitiga ATC = Luas segitiga ATC
1 1
. 𝑇𝐶. 𝐴𝐸 = . 𝐴𝐶. 𝑇𝐹
2 2
4. 𝐴𝐸 = 3√55
3
𝐴𝐸 = 4 √55
3
Jadi, jarak titik A ke garis EF adalah 4 √55 cm
6. Diketahui limas segi enam beraturan T.ABCDEF dengan AB = 12 cm dan TA = 12√2 cm.
Hitung jarak titik D ke garis AT?.
Penyelesaian:
Perhatikan alas limas berbentuk segi enam beraturan, dimana AB = OB = AF= OD = 12 cm.
Misal jarak titik D ke rusuk TA adalah panjang ruas garis BP.
T
𝑇𝑂2 = 𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2
𝑇𝑂 = √𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2
2
𝑇𝑂 = √(12√2) − 122
P F E
𝑇𝑂 = √288 − 144
A O D
𝑇𝑂 = √144 = 12
B C
1 1
2
. 24.12 = 2 . 12√2. 𝐷𝑃
12 𝑥 12 = 6√2. 𝐷𝑃
7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik T adalah titik tengah CG. Hitung
jarak titik E ke garis BT.
Penyelesaian:
Perhatikan segitiga ∆𝐵𝑇𝐶 siku – siku di C, sehingga
𝐵𝑇 2 = 𝐵𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐵𝑇 = √𝐵𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐵𝑇 = √62 + 32
𝐵𝑇 = √36 + 9
𝐵𝑇 = √45
𝐵𝑇 = 3√5
Perhatikan segitiga ∆𝐸𝐺𝑇 siku – siku di G, sehingga
𝐸𝑇 2 = 𝐸𝐺 2 + 𝐺𝑇 2
2
𝐸𝑇 = √(6√2) + 32
𝐸𝑇 = √72 + 9
𝐸𝑇 = √81
𝐸𝑇 = 9
𝐸𝑆 2 = 𝐸𝐵2 − 𝐵𝑆 2
𝐸𝑆 2 = 𝐸𝐵2 − 𝑥 2
2
2
6
𝐸𝑆 = 72 − ( √5)
5
180
𝐸𝑆 = √72 −
25
1620
𝐸𝑆 = √
25
H
G 3 P
P G F
E
F
Q
6√2
D
C
6 cm D A
6 R
B
A 6 cm
𝐷𝑃 = √𝐷𝐺 + 𝐺𝑃 2
2
2
𝐷𝑃 = √(6√2) + 32
𝐷𝑃 = √72 + 9 = 9
9
2
𝐴𝑄 = 18√2
9𝐴𝑄 = 36√2
36
𝐴𝑄 = √2 = 4√2
9
Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda pada
kolom pilihan.
No Pertanyaan Ya Tidak
2
Apakah Anda tahu cara menghitung luas segitiga?
Catatan:
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
JARAK TITIK KE BIDANG PADA RUANG BIDANG DATAR
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan jarak titik ke
bidang dalam ruang, menjelaskan prosedur menentukan jarak titik ke bidang, dan
menentukan jarak titik ke bidang dalam ruang bidang datar.
B. Uraian Materi
Pada gambar terlihat tiang penyangga dibuat untuk menyangga atap suatu gedung.
Tiang penyangga ini menghubungkan suatu titik pada salah satu sisi gedung dan suatu titik
pada bidang atap seperti ditunjukkan pada gambar 1 di atas.
Dari
Misalkan X adalah suatu bidang datar dan titik P merupakan sebuah titik yang berada di luar
bidang X. Jarak titik P terhadap bidang X merupakan panjang garis tegak lurus dari titik P ke
bidang X. Panjang garis tegak lurus inilah merupakan jarak terpendeknya dari titik P ke bidang
X.
Jarak dari titik P ke bidang X diwakili oleh panjang garis PA, dimana garis PA tegak l
urus dengan bidang X dan titik A terletak pada garis k.
Langkah-langkah mengubah jarak titik P ke bidang X menjadi jarak titik P ke garis k adalah
sebagai berikut:
1. Ubah bidang W yang melalui titik P dan tegak lurus bidang X
2. Lukis garis k yang merupakan perpotongan antara bidang W dan X
3. Jarak titik P ke bidang X adalah jarak titik P ke garis k
Catatan:
Meskipun yang mau kita cari adalah jarak titik ke bidang, tetapi kita tidak langsung bisa
mencari jaraknya karena akan sulit. Untuk memudahkannya, kita harus membuat garis
bantuan yang ada pada bidang, selanjutnya kita akan menghitung jarak titik ke garis
tersebut yang merupakan perwakilan dari jarak titik ke bidang yang dicari dan hasilnya
sama.
Misal P adalah titik dan α adalah bidang. Jarak antara P dengan bidang α adalah panjang
ruas garis dari PQ, dengan Q di bidang α dan PQ tegak lurus bidang α.
Contoh 1.
Diketahui kubus ABCD.EFGH. Manakah yang merupakan
jarak antara titik dan bidang berikut.
a. titik B ke bidang DCGH?
b. titik F ke bidang ADHE?
c. titik D ke bidang EFGH?
d. titik A ke bidang BDHF?
Jawab:
a. Jarak titik B ke bidang DCGH adalah panjang ruas garis BC, karena ruas garis BC
tegak lurus bidang DCGH.
b. Jarak titik F ke bidang ADHE adalah panjang ruas garis FE, karena ruas garis FE
tegak lurus bidang ADHE.
c. Jarak titik D dengan bidang EFGH adalah panjang ruas garis DH, karena ruas garus
DH tegak lurus bidang CDHG.
d. Jarak titik A dengan bidang BDHF adalah panjang ruas garis AO, karena ruas
garis AO tegak lurus bidang BDHF.
Contoh 2.
Tentukan jarak titik A ke bidang CDHG pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm?
Penyelesaian:
H
G
E F
6 cm
D C
6 cm
A B
6 cm
Kita buat bidang yang melalui titik A dan tegak lurus dengan bidang CDHG, bidang tersebut
adalah bidang ADHE. Kedua bidang perpotongan pada garis DH, sehingga jarak A ke
bidang CDHG sama dengan jarak titik A ke garis DH.
Jarak A ke DH = panjang ruas garis AD karena AD tegak lurus dengan DH, sehingga jarak
titik A ke garis DH adalah 6 cm.
Jadi, jarak titik A ke bidang CDHG adalah 6 cm.
Contoh 3.
Sebuah kubus KLMN. OPQR memiliki panjang rusuk 6 cm. Tentukan jarak titik N ke bidang
KMR?
R Q
O P
N M
6
K 6 L
Penyelesaian:
a. Gambar bidang yang melalui titik N dan tegak lurus dengan bidang KMR yaitu bidang NTR
seperti gambar berikut ini
R
R
K
N
T N
T
M
Perhatikan segitiga NTR siku- siku di N
Dari gambar di atas, jarak titik N ke bidang KMR sama dengan panjang NS dimana NS ada
pada garis TR yang merupakan perpotongan kedua bidang KMR dan NTR, dengan kata lain
juga kita cukup mencari jarak titik N ke garis TR. Salah satu cara dengan menggunakan
perbandingan segitiga.
b. Menentukan panjang sisi- sisi segitiga NTR
NR = 6 cm
1 1
𝑁𝑇 = 2 𝑁𝐿 = 2 . 6√2 = 3√2
2
𝑅𝑇 = √𝑁𝑇 2 + 𝑁𝑅2 = √(3√2) + 62 = √18 + 36 = √54 = 3√6
𝑅𝑇. 𝑁𝑆 = 𝑁𝑇. 𝑁𝑅
3√6. 𝑁𝑆 = 3√2. 6
3√2.6
𝑁𝑆 = = 2√3
3√6.
Contoh 4.
Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm, P dan Q masing- masing
merupakan titik tengah AB dan CD, sedangkan R merupakan titik perpotongan EG dan FH.
Tentukan jarak titik R ke bidang EPQH?
Penyelesaian:
a. Untuk memudahkan, kita gambar dulu kubus dan titik yang diketahui
b. Gambar bidang melalui titik R dan tegak lurus dengan bidang EPQH yaitu bidang PQTS
seperti gambar berikut ini.
Kedua bidang berpotongan di garis TN, sehingga jarak titik R ke bidang EPQH sama
dengan jarak titik R ke garis TN yaitu panjang garis RM
𝑇𝑁. 𝑅𝑀 = 𝑁𝑅. 𝑇𝑅
4√5. 𝑅𝑀 = 8 𝑥 4
4√5. 𝑅𝑀 = 32
32 8
𝑅𝑀 = 4√5 = 5 √5
8
Jadi, jarak titik R ke bidang EPQH adalah 5 √5 cm.
F. Rangkuman
Misal A adalah titik dan g adalah garis. Jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas
garis AB dengan B terletak di garis g, dan AB tegak lurus garis g. Titik B disebut pula
proyeksi titik A terhadap garis g.
Jarak titik A ke garis g merupakan panjang garis tinggi yang melalui titik A pada
segitiga ABC dimana titik B dan C terletak pada garis g.
Teorema Pythagoras dan rumus luas segitiga sangat penting untuk menghitung
jarak suatu titik ke garis dalam ruang bidang datar.
G. Latihan Soal
1. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Tentukan jarak titik A ke
bidang BDHF?
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Hitunglah jarak titik E ke
bidang AFH?
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Hitunglah jarak titik A ke
bidang DHF
4. Suatu kepanitiaan membuat papan nama dari kertas yang membentuk bangun seperti
berikut.
5. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan jarak titik C ke
bidang AFH
6. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan AB = 8 cm dan TA = 12 cm. Hitung jarak titik
T ke bidang ABCD. T
12 cm
D C
A B
8 cm
7. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. Tentukan jarak titik C ke
bidang BDG?
H
G
E F
D C
A B
9 cm
8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH. Tentukan
Jarak titik M ke garis AG
1. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Tentukan jarak titik A ke bidang
BDHF?
Perhatikan kubus berikut!
H
G
E F
D C
P
A B
10 cm
Penyelesaian:
Jarak titik A ke bidang BDHF diwakili oleh panjang AP, dan AP tegak lurus BD
AP = ½ AC (AC tegak lurus BD)
1
= 2 . 10√2
= 5√2
Jadi jarak A ke BDHF = 5√2 cm.
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Hitunglah jarak titik E ke
bidang AFH.
H G
K K
E G
E F
E’ E’ 12
P
D C P
O 12 cm A O B
12
A 12 cm B
Untuk menghitung jarak titik E ke bidang AFH, dari titik E ditarik garis tegak lurus ke
bidang AFH yaitu E’ yang terletak pada perpotongan garis diagonal EC dengan garis
AK (dimana titik K adalah perpotongan garis diagonal EG dan HF). Jarak titik E ke
bidang AFH adalah EE’.
⃐ ′ = ̅̅̅̅̅
𝐸𝐸 ̅̅̅̅
𝐸′𝑃 = 𝑃𝐶
̅̅̅̅̅ = 1 ̅̅̅̅
𝐸𝐸′ 𝐸𝐶
3
̅̅̅̅̅ = 1 . 12√3
𝐸𝐸′
3
̅̅̅̅̅ = 4√3 cm
𝐸𝐸′
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak titik E ke
bidang BDG.
Penyelesaian:
Perhatikan kubus ABCD. EFGH berikut!
H G
E F
P
D C
O
A B
Proyeksi titik E pada bidang BDG diwakili oleh proyeksi titik E pada garis GO yang
terletak pada bidang BDG yaitu titik P sehingga EP tegak lurus GO.
Jarak titik E ke bidang BDG adalah panjang garis EP.
Untuk mempermudah tariklah garis EO, EG dan OQ seperti pada gambar berikut.
H G
Q
E F
P
D C
O
A B
Perhatikan segitiga EOG, akan dicari panjang EO melalui segitiga EAO.
1 1
𝐴𝑂 = 2 𝐴𝐶 = 2 . 6√2 = 3√2 , sehingga diperoleh:
2
𝐸𝑂 = √𝐴𝑂2 + 𝐴𝐸 2 = √(3√2) + 62 = √54 = 3√6
4. Suatu kepanitiaan membuat papan nama dari kertas yang membentuk bangun seperti
berikut.
C 𝐸𝐵 = √132 − 122
13
E
12 𝐸𝐵 = √169 − 144
B 𝐸𝐵 = √25 = 5
𝐸𝐵 = 𝐶𝐹 = 5 cm
Misal jarak A dengan bidang BCFE adalah AA’
2
A’
5
𝐴𝐴 = √52 − (2)
′
25 A B
𝐴𝐴′ = √25 − 4
75
𝐴𝐴′ = √ 4
5
𝐴𝐴′ = 2 √3
5
Jadi, jarak titik A dengan bidang BCFE adalah √3 cm
2
5. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan jarak titik C ke bidang
AFH?
Penyelesaian:
Perhatikan kubus ABCD. EFGH berikut!
H H
P G
E P
F
N F
N
D C
C
A B M
A
Perhatikan segitiga ABC
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
= √𝑎2 + 𝑎2 = √2𝑎2 = 𝑎√2
CE = diagonal ruang = 𝑎√3 cm
1
AP = PC = 𝑎√6 cm
2
PM = a cm
Coba perhatikan gambar di bawah ini, untuk menentukan panjang CN dengan bantuan luas
segitiga ACP, dan bidang AFH diwakili oleh garis AP.
1 1 1 1
𝑎√6 N 𝑎√6 2
𝐴𝑃. 𝐶𝑁 = 2 . 𝐴𝐶. 𝑃𝑀
2 2
1
2
𝑎√6. 𝐶𝑁 = 𝑎√2. 𝑎
A M C
𝑎√2 𝑎√2 𝑎√2 2𝑎√2 2𝑎√2 √6
𝐶𝑁 = 1 = √6
= = 𝑥 =
√6 √6 √6 √6
2 2
12 cm
D C
P
A 8 cm B
Penyelesaian:
AC = 8√2
1 1
𝐴𝑃 = 2 . 𝐴𝐶 = 2 . 8√2 = 4√2 , maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh:
𝑇𝑃 = √𝐴𝑇 2 − 𝐴𝑃 2
2
= √122 − (4√2)
= √144 − 32 = √112 = 4√7
7. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. Tentukan jarak titik C ke bidang
BDG
H
G
E F
P
D C
T
A B
9 cm
CG = 9 cm
9
TC = ½ AC = ½ 9√2 = 2 √2
9 2
GT = √(2 √2) + 92
162
GT = √ + 81
4
Cara I
Jarak titik C ke bidang BDG = CP yaitu ruas garis yang melalui titik C dan tegak lurus GT,
1 1
maka 𝐶𝑃 = 3 𝐶𝐸 = 3 9√3 = 3√3
Cara II
8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH. Tentukan
Jarak titik M ke garis AG
Penyelesaian:
Perhatikan gambar berikut!
H G M
M
?
E F 4
P G
H 8 cm
D
C
A 8 cm B
Misalkan titik O merupakan proyeksi titik M pada garis AG. Titik O tepat ditengah AG, karena
panjang MA dan MG sama.
MG = √𝑀𝐻2 + 𝐻𝐺 2
MG = √42 + 82
MG = √16 + 64
MG = √80
MG = 4√5 cm
Sekarang perhatikan segitiga MOG, Diketahui OG = 4√3 cm dan MG = 4√5 cm. Denga
teorema Pythagoras, diperoleh MO.
MO = √𝑀𝐺 2 + 𝑂𝐺 2
2 2
MO = √(4√5) − (4√3)
MO = √80 − 48
MO = √32
MO = 4√2 cm
Jadi, jarak titik M ke garis AG adalah 4√2 cm.
EVALUASI
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Jarak titik E ke garis AC adalah ….
A. 8 cm
B. 8√3 cm
C. √6 cm
D. 4√3 cm
E. 4 cm
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. Jarak titik E ke garis AG adalah ….
A. 2√3 cm
B. 3√2 cm
C. 2√6 cm
D. 3√6 cm
E. 6√2 cm
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Jarak titik H ke garis AC adalah ….
A. 5 cm
B. 4√3 cm
C. 4√6 cm
D. 5√3 cm
E. 6√3 cm
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 4 cm. Jika P adalah perptongan AC dan BD, maka panjang EP
adalah…cm
A. 3 cm
B. 2√3 cm
C. 4√6 cm
D. 2√6 cm
E. 6√3 cm
5. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk √6 cm , maka jarak titik A ke CF adalah …cm
A. 3 cm
B. 2√3 cm
C. 3√6 cm
D. 3 cm
E. 2√6 cm
6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm , maka jarak titik C ke AG adalah …cm
1
A. 2 cm
B. 2√3 cm
C. 2√6 cm
D. 3√3 cm
E. 3√6 cm
7. Kubus PQRS. TUVW mempunyai panjang rusuk 4 cm. Jarak titik P terhadap diagonal UW adalah…
A. 4√6 cm
B. 4√3 cm
C. 4√2 cm
D. 2√3 cm
E. 2√6 cm
8. Balok KLMN. PQRS mempunyai panjang KL = 3 cm, LM = 4 cm dan KP = 12 cm. Jarak titik R ke diagonal PM
adalah…cm
60
A. 13 cm
44
B. cm
13
45
C. 13
cm
34
D. 13
cm
22
E. 13
cm
9. Pada limas segiempat tegak T.ABCD dengan AB = BC = CD = AD = 10 cm. Jika TE = 8 cm, dengan E di tengah
AC, maka jarak titik B ke garis TE adalah….
A. 5 cm
B. 4 cm
C. 4√2 cm
D. 5√2 cm
E. 4√3 cm
10. Perhatikan gambar berikut !
T
5 cm
D C
P
A 6 cm B
11. Diketahui limas segiempat empat beraturan T.PQRS dengan panjang PQ = 4 cm dan
TP = 8 cm. Jarak titik A ke garis rusuk TR adalah ….
A. √14 cm
B. √14 cm
C. 2√28 cm
D. 3√14 cm
E. 2√14 cm
12.
KUNCI EVALUASI
1. A
2. B
3. D
4. D
5. D
6. D
7. D
8. D
9. D
10. D
11. D
12. D
13. D
14. D
15. D
16. D
17. D
18. D
19. D
20. D
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rahman As’ari, dkk. 2018. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta:
Kemendikbud.
https://www.konsep-matematika.com/2016/04/jarak-titik-dan-bidang-pada-dimensi-tiga.html