Anda di halaman 1dari 59

Penyusun: Eduardus Jemahu,S.Pd.

,Gr

PETA KONSEP

JARAK DALAM RUANG


BIDANG DATAR

Jarak Titik ke
Titik Jarak Titik ke Garis Jarak Titik ke Bidang

Penerapan dalam
kehidupan sehari-hari

Teorema Rumus
Pythagoras Pembantu
PENDAHULUAN

A. Identitas Modul

Mata Pelajaran : Matematika Umum


Kelas/ Semester : XII/5
Alokasi Waktu : 8 JP (KP 1 = 4 JP, KP 2 = 2 JP, KP 3 = 2 JP)
Judul Modul : Jarak Dalam Ruang Bidang Datar

B. Kompetensi Dasar

3.1. Mendeskripsikan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, titik ke bidang, garis ke garis,
garis ke bidang dan bidang ke bidang).

4.1. Menentukan jarak dalam ruang (antar titik, titik ke garis, titik ke bidang, garis ke garis, garis ke
bidang dan bidang ke bidang).

C. Deskripsi Singkat Materi

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali masalah yang kita temukan berkaitan dengan
penerapan dari konsep jarak dalam ruang.
Coba perhatikan gambar berikut.

Gambar 1. Cable Stayed Bridge (Jembatan Kabel Penahan/kabel tetap)


Sumber: https://steemit.com/travel/@naila/jembatan-barelan-batam-indonesia

Gambar di atas adalah gambar Jembatan Barelang yang menghubungkan antara Pulau Batam,
Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.
Dalam perencanaan pembangunannya tentunya diperlukan perhitungan panjang kabel penahan
yang pada dasarnya merupakan jarak antar titik dalam ruang berdimensi tiga.

Contoh lain penerapan konsep jarak dalam ruang yang sangat dekat dengan kita adalah
pembuatan kuda-kuda suatu rumah seperti gambar berikut.

Gambar 2. Atap Kuda-kuda Kayu


Sumber: https://3dwarehouse.sketchup.com/model/3b94dbf1-8792-41ff-90b9-486e2f377f72/Atap-Kuda-kuda-
Kayu?hl=en

Tentunya kalian sering melihat bentuk kuda-kuda rumah seperti gambar di atas. Untuk menghemat
biaya pembuatan rumah, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah biaya pembuatan kuda-
kuda rumah. Penentuan Rincian Anggaran (RAB) pembuatan kuda-kuda dapat ditentukan dengan
matematika. Untuk mendapatkan rincian biaya tersebut, salah satu konsep yang dapat digunakan
adalah dimensi tiga. Konsep yang dimaksud jarak titik dengan titik atau titik dengan garis.
Nah, bagaimana cara menghitung panjang kabel yang diperlukan seperti pada pembuatan
Jembatan Barelang atau panjang kayu yang diperlukan untuk membuat kuda-kuda untuk atap
rumah? Untuk itu kita akan membahas pada modul ini materi jarak dalam ruang bidang datar yang
terdiri atas jarak antara titik, jarak titik ke garis, dan jarak titik ke bidang.
D. Petunjuk Penggunaan Modul

Modul ini dirancang untuk memfasilitasi kalian dalam melakukan kegiatan belajar secara mandiri.
Untuk menguasai materi ini dengan baik, ikutilah petunjuk penggunaan modul berikut.

1. Berdoalah sebelum mempelajari modul ini.


2. Pelajari uraian materi yang disediakan pada setiap kegiatan pembelajaran secara berurutan.
3. Perhatikan contoh-contoh penyelesaian permasalahan yang disediakan dan kalau
memungkinkan cobalah untuk mengerjakannya kembali.
4. Kerjakan latihan soal yang disediakan, kemudian cocokkan hasil pekerjaan kalian dengan
kunci jawaban dan pembahasan pada bagian akhir modul.
5. Jika menemukan kendala dalam menyelesaikan latihan soal, cobalah untuk melihat kembali
uraian materi dan contoh soal yang ada.
6. Setelah mengerjakan latihan soal, lakukan penilaian diri sebagai bentuk refleksi dari
penguasaan kalian terhadap materi pada kegiatan pembelajaran.
7. Di bagian akhir modul disediakan soal evaluasi, silahkan mengerjakan soal evaluasi tersebut
agar kalian dapat mengukur penguasaan kalian terhadap materi pada modul ini. Cocokkan
hasil pengerjaan kalian dengan kunci jawaban yang tersedia.
8. Ingatlah, keberhasilan proses pembelajaran pada modul ini tergantung pada kesungguhan
kalian untuk memahami isi modul dan berlatih secara mandiri.
E. Materi Pembelajaran

Modul ini terbagi menjadi tiga (6) kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi,
contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.

Pertama : Jarak Titik ke Titik

Kedua : Jarak Titik ke Garis

Ketiga : Jarak Titik ke Bidang


KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
JARAK TITIK KE TITIK

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan jarak
antar titik dalam ruang, menjelaskan prosedur menentukan jarak titik ke titik, dan menentukan
jarak titik ke titik dalam ruang bidang datar.

B. Uraian Materi

Untuk memahami konsep jarak antara dua titik, mari kita perhatikan Konsep Jarak Titik ke Titik
berikut.

Konsep Jarak Titik ke Titik

H G Diketahui kubus ABCD. EFGH dengapn panjang


rusuk 𝑎 𝑐𝑚. Tentukan jarak:
E F

a cm a. Jarak titik A ke C
b. Jarak titik A ke G
c. Jarak titik A ke tengah-tengah bidang EFGH
D C
a cm
A B
a cm
Pembahasan:

a. Jarak titik A ke C
 Jarak titik A ke C
H G Perhatikan segitiga ABC yang siku- siku di
B, maka:
E F
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
a cm
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
= √𝑎2 + 𝑎2
D C = √2𝑎2
a cm = 𝑎√2
A B Jadi, diagonal sisi AC adalah 𝑎√2 𝑐𝑚
a cm
b. Jarak titik A ke G  Jarak titik A ke G
Perhatikan segitiga ACG yang siku- siku di
H G C, maka:
E F 𝐴𝐺 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

a cm 𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
2
= √(𝑎√2) + 𝑎2
D C = √2𝑎2 + 𝑎2 = √3𝑎2
a cm = 𝑎√3
A Jadi, diagonal ruang AG adalah 𝑎√3 𝑐𝑚
a cm B
c. Jarak titik A ke tengah-tengah bidang EFGH

H G  Jarak titik A ke bidang EFGH =


P Jarak AP
E F Perhatikan segitiga AEP yang siku-
siku di E, maka:
a cm
D 𝐴𝑃 2 = 𝐴𝐸 2 + 𝐸𝑃 2
𝐴𝑃 = √𝐴𝐸 2 + 𝐸𝑃 2
C 2
1
= √𝑎2 + ( 𝑎√2)
a cm 2
1 3
A B = √𝑎2 + 2 𝑎2 = √2 𝑎2
a cm
1
= 𝑎√6
2
1
Jadi, jarak A ke P adalah 2 𝑎√6 𝑐𝑚

Masalah 1

Gambar berikut merepresentasikan kota-kota yang terhubung dengan jalan. Titik


merepresentasikan kota dan ruas garis merepresentasikan jalan yang menghubungkan kota.

23 km
D C

19 km

20 km 16 km

27 km
B

A 18 km

Gambar 3. Gambar Kota dan jalan yang menghubungkannya


Dewi berencana menuju kota C berangkat dari kota A. Tulislah kemungkinan rute yang
ditempuh Dewi dan tentukan panjang rute-rute tersebut. Rute manakah yang terpendek?
Menurut pendapat kalian berapa jarak antara kota A dan C? Beri alasan untuk jawaban
kalian.

Nah, untuk menjawab masalah di atas, kita akan membuat tabel kemungkinan rute yang bisa
dilalui Dewi berikut ini.

No Kemungkinan Rute dari Kota A ke Kota Panjang Lintasan


C
1 𝐴→𝐶 27
2 𝐴→𝐵→𝐶 18 + 16 = 34
3 𝐴→𝐷→𝐶 20 + 23 = 43
4 𝐴→𝐵→𝐷→𝐶 18 + 19 + 23 = 60
5 𝐴→𝐷→𝐵→𝐶 20 + 19 + 16 = 55

Tabel 1. Kemungkinan rute yang ditempuh Dewi

Dari tabel di atas tampak bahwa rute terpendek dari Kota A ke Kota C adalah rute yang
pertama, yaitu A ke C sepanjang 27 km.

Jadi, jarak antara kota A dan kota C adalah panjang lintasan terpendek yang menghubungkan
antara kota A dan C, yaitu rute A ke C sepanjang 27 km.2

Masalah 2

Perhatikan masalah berikut ini.

A B

Gambar 4. Jarak Dua Titik

Jika G1 dan G2 adalah bangun- bangun geometri. Maka G1 dan G2 dapat dipikirkan sebagai
himpunan titik- titik . Dari G1 dan G2 dapat dilakukan pemasangan satu- satu antara titik- titik
pada G1 dan G2.
Jika AB adalah yang terpendek antara semua ruas garis penghubung titik-titik itu, maka panjang
ruas garis AB disebut jarak antara bangun G1 dan G2

Untuk menjawab masalah di atas perlu kalian ketahui bahwa dalam geometri, jarak dua bangun
didefinisikan sebagai panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-
bangun tersebut. Coba kalian perhatikan ruas garis-ruas garis yang menghubungkan dua titik
pada gambar G1 dan G2, manakah ruas garis terpendek? Jika AB adalah ruas garis terpendek di
antara semua ruas garis yang menghubungkan dua titik pada gambar tersebut, maka ruas garis
AB disebut jarak antara G1 dan G2.

Nah, dari dua masalah di atas kita dapat menyimpulkan jarak antara dua titik
seperti berikut ini.

“Jarak titik ke titik adalah panjang ruas garis terpendek yang


menghubungkan titik-titik tersebut.”

B
A
Jarak AB

Contoh 1.

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Hitunglah jarak antara titik
titik berikut. H G
a. B ke F
E F
b. A ke D
c. G ke H
d. A ke C
e. H ke B D C

f. G ke titik tengah AB
A B
g. A ke BH

Jawab:
a. Jarak titik B ke F diwakili oleh panjang ruas garis (rusuk) BF. Jadi, jarak titik B ke F adalah
10 cm.
b. Jarak titik A ke D diwakili oleh panjang ruas garis (rusuk) AD. Jadi, jarak titik A ke D adalah
10 cm.
c. Jarak titik G ke H diwakili oleh panjang ruas garis (rusuk) GH. Jadi, jarak titik G ke H adalah
10 cm.

d. Jarak titik A ke C diwakili oleh panjang ruas garis AC. Ruas garis AC merupakan
diagonal bidang alas ABCD
H G
D C
E F

10 cm

D C

A B A 10 cm B
Dari gambar di atas, kita perhatikan bahwa segitiga ABC adalah segitiga siku-siku di
B. Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh hubungan:

𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 (Teorema Pythagoras)
= 102 + 102 (panjang AB = BC = 10 cm)
= 100 + 100
= 200
𝐴𝐶 = √100 𝑥 √2
𝐴𝐶 = 10 √2 cm
Jadi, jarak titik A ke C adalah 10 √2 cm

e. Jarak titik H ke B diwakili oleh panjang ruas garis HB. Ruas garis HB merupakan
diagonal ruang kubus ABCD.EFGH.

H G H

E F 10 cm

D C
D 10√2 cm B

A B
Dari gambar di atas, kita perhatikan bahwa segitiga BDH adalah segitiga siku-siku di D.
Ruas garis BD adalah diagonal bidang alas ABCD, sehingga BD = AC = 10√2 cm (hasil
perhitungan pada bagian d).
Perhatikan segitiga BDH, siku- siku di D. Berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh
hubungan:

𝐻𝐵2 = 𝐵𝐷2 + 𝐷𝐻2 (Teorema Pythagoras)


2
𝐻𝐵2 = (10√2) + 102 (Panjang HB = diagonal ruang = 𝑎√3), maka

𝐻𝐵2 = 100 𝑥 2 + 100 HB = 10√3 cm


𝐻𝐵2 = 200 + 100
𝐻𝐵2 = 300
𝐻𝐵 = √300 = 10√3 cm
Jadi, jarak titik H ke B adalah 10√3 cm

f. Misalkan P adalah titik tengah AB. Jarak titik G ke titik tengah AB diwakili oleh
panjang ruas garis GP seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
G
H G

E F

10√2

D C
P B
5
A P B

Dari gambar di atas, kita perhatikan bahwa segitiga BGP adalah segitiga siku-siku di
B. Ruas garis BG adalah diagonal bidang alas BCGF, sehingga BG = 10√2 (panjang
BG = AC = BD, semuanya adalah diagonal bidang kubus ABCD.EFGH).

Perhatikan segitiga BGP, berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh hubungan:


𝐺𝑃 2 = 𝐵𝐺 2 + 𝐵𝑃 2 (Teorema Pythagoras)
2
= (10√2) + 52 (Panjang BD = diagonal bidang = 𝑎√2 = 10√2)
= 100 𝑥 2 + 25
= 200 + 25 = 225
𝐺𝑃 = √225 = 15 cm Jadi, jarak titik G ke P titik tengah AB adalah 15 cm
g. Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut!
H G H

E F 10√3

10√2 M

D C
A 10 B
A B

Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐻, yang siku-siku di A


1 1
Luas ∆𝐴𝐵𝐻 = 2 . 𝐴𝐵. 𝐴𝐻 = 2 𝐵𝐻. 𝐴𝑀
1 1
𝑥 10 𝑥 10√2 = 𝑥 10√3 𝑥 𝐴𝑀
2 2

50√2 = 5√3 𝑥 𝐴𝑀
50√2 10√2
𝐴𝑀 = 5√3
=
√3
10√2 √3
= 𝑥
√3 √3

10√6 10
= 3
= 3
√6

𝟏𝟎
Jadi, jarak titik A ke garis BH = √𝟔
𝟑

Contoh 2
Perhatikan gambar berikut!

Natasya mempunyai kamar tidur yang berukuran 3m × 3m × 4m. Tepat di tengah plafon
kamar Natasya dipasang lampu. Jika saklar lampu diletakkan tepat di tengah salah satu
dinding kamar, berapakah jarak dari lampu ke saklar?

Alternatif Penyelesaian:

Kamar Natasya berukuran 3m × 3m × 4m, berarti panjang kamar 3m, lebar 3 m,dan tinggi
4 m.

Jarak antara lampu dan saklar dapat diilustrasikan seperti gambar berikut.
Perhatikan segitiga UVW yang siku-siku di W

R Q
U W
O P 3
U 2 W
4m
V
2
N M
3 cm
V
K 3 cm L
Misalkan lampu (U), saklar (V) berada di dinding LMQP, dan W adalah titik tengah PQ.

Jarak antara lampu dan saklar adalah UV.


1 1
𝑊𝑉 = 𝑄𝑀 = 4𝑚 = 2𝑚,
2 2

1 1 3
𝑈𝑊 = 2 𝑂𝑃 = 2 3 𝑚 = 2 𝑚

Perhatikan segitiga UVW siku-siku di W, berdasarkan Teorema Pythagoras diperoleh


hubungan:

25
𝑈𝑉 2 = 𝑈𝑊 2 + 𝑊𝑉 2 maka UV = √ 4

3 2 5
= (2) + 22 =2
9
= +4 = 2,5 meter
4
25
= 4

Jadi, Panjang kabel terpendek yang diperlukan Natasya untuk menghubungkan lampu dan
saklar adalah 2,5 meter.
Contoh 3.

Kamar suatu ruangan mempunyai ukuran 5m x 3m x 4m (p x l x t). Di tengah pertemuan dua


dinding dipasang lampu. Hitunglah jarak terjauh antara lampu dan pojok ruangan.

Alternative penyelesaian:

Misalkan gambar ruangan tersebut sebagai berikut


H G

F
E
T
2
D C

3
A B
5
Dari gambar dapat kita lihat titik pojok ke lampu yang memiliki jarak yang sama adalah

HT = DT , AT= ET , BT = FT, CT = GT

Selanjutnya kita akan hitung satu – satu persatu jarak di atas.

Untuk menghitung panjang DT perhatikan segitiga DCT yang siku – siku di C, Sehingga:

𝐷𝑇 = √𝐷𝐶 2 + 𝐶𝑇 2

𝐷𝑇 = √52 + 22

𝐷𝑇 = √25 + 4

𝐷𝑇 = √29

Untuk menghitung panjang AT perhatikan segitiga ABC dan segitiga ACT

Dari segitiga ABC, hitunglah panjang AC

𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2

𝐴𝐶 = √52 + 32

𝐴𝐶 = √25 + 9 , → 𝐴𝐶 = √34
Dari segitiga ACT, hitunglah panjang AT

𝐴𝑇 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝑇 2 Untuk menghitung panjang BT, perhatikan segitiga BCT

2
𝐵𝑇 = √𝐵𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐴𝑇 = √(√34) + 22
𝐴𝑇 = √32 + 22 = √13

𝐴𝑇 = √34 + 4 Dari perhitungan diatas diperoleh jarak titik pojok ke lampu

DT = HT = √29 , AT = ET = √38 , BT = FT = √13 , CT = GT = 2


𝐴𝑇 = √38
Terlihat bahwa jarak terjauh AT = ET = √38

Contoh 3
Diketahui limas T.ABCD seperti pada gambar di bawah ini. ABCD merupakan persegi dengan
panjang rusuk alas 12 cm, dan panjang rusuk tegak 12√2 𝑐𝑚 c m dan O adalah titik tengah AC.
Hitung jarak antara titik A dan titik TC.
T

12√2

D C

A B
Penyelesaian: 12 cm

Perhatikan segitiga ABC, siku-siku di B, berarti:


𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 (Teorema Pythagoras)
= 122 + 122 (Panjang AB = BC = 12 cm)
= 144 + 144
= 288
= √288 = 12√2 cm atau AC = diagonal bidang = 12√2
Sekarang, perhatikan Segitiga TAC berikut!

𝑇
Perhatikan segitiga APC, siku-siku di P, maka:

12√2 6√2 P 6√2


C
𝑃
6√2
12√2

𝐴 𝐶
12√2
A
𝐴𝑃 = √𝐴𝐶 2 − 𝑃𝐶 2
2 2
𝐴𝑃 = √(12√2) − (6√2)

𝐴𝑃 = √288 − 72
𝐴𝑃 = √216 = 6√6
Jadi, jarak titik A ke garis TC = AP adalah 𝐴𝑃 = 6√6 𝑐𝑚

C. Rangkuman

 Jarak titik ke titik adalah panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan
titik-titik tersebut.
 Dalam geometri, jarak dua bangun didefinisikan sebagai panjang ruas garis
terpendek yang menghubungkan dua titik pada bangun-bangun tersebut.
D. Latihan Soal

1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak antar
titik-titik berikut.
a. titik A dan G
b. titik E dan C
c. titik B dan titik tengah garis EG
d. titik E dan titik tengah garis BG
2. Perhatikan gambar kubus PQRS.TUVW di
bawah ini.

Jika panjang rusuk kubus di atas adalah 8 cm dan titik X merupakan pertengahan antara
rusuk PQ. Maka hitung jarak:
a) titik W ke titik P
b) titik W ke titik X
c) titik W ke titik Q
d) titik T ke titik X

3. Diketahui limas beraturan P.QRST dengan


panjang RS = 8 cm dan PR = 12 cm, seperti
pada gambar. Dengan menggunakan Teorema
Pythagoras, hitung jarak antar titik berikut.
a. titik P dan titik tengah RS
b. titik P dan titik perpotongan QS dan RT

4. Perhatikan limas segi enam beraturan berikut. Diketahui


panjang AB = 10 cm dan TA = 13 cm. Titik O merupakan
titik tengah garis BE. Tentukan jarak antara titik T dan
titik O.

5. Perhatikan bangun berikut ini.

Jika diketahui panjang AB = 5 cm, AE = BC = EF = 4


cm, maka tentukan:
a. Jarak antara titik A dan C
b. Jarak antara titik E dan C
c. Jarak antara titik A dan G

6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P, Q, dan R


berturut-turut terletak pada pertengahan garis AB, BC, dan bidang ADHE. Tentukan
jarak antar titik berikut.
a. titik P ke titik R
b. titik Q ke titik R
7. Pada gambar di bawah menunjukkan piramida terpotong ABCD.EFGH tegak
beraturan dengan ABCD dan EFGH merupakan persegi yang saling sejajar dengan
AB = 12 cm, EF = 8 cm, dan AE = BF = CG = DH = 10 cm. Hitung jarak antar
titik.
a. E dan G
b. A dan C
c. titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD.
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak antar titik-
titik berikut.

a. Jarak titik A ke G adalah panjang diagonal ruang 𝐴𝐺 = 6√3

b. Jarak titik E ke C adalah panjang diagonal ruang 𝐸𝐶 = 6√3

c. Misalkan M adalah titik tengah EG. Jarak titik B dan titik tengah garis EG adalah
panjang ruas garis BM.
BG adalah diagonal bidang, sehingga 𝐵𝐺 = 6√2
HF adalah diagonal bidang, sehingga 𝐻𝐹 = 6√2 dan
1 1
𝐺𝑀 = 𝐸𝐺 = 6√2 = 3√2.
2 2

Perhatikan ∆ BMG siku-siku di M, sehingga diperoleh:


𝐵𝑀2 = 𝐵𝐺 2 − 𝑀𝐺 2
M G
𝐵𝑀 = √𝐵𝐺 2 − 𝑀𝐺 2

𝐵𝑀 = √(6√2 )2 − (3√2) 2

𝐵𝑀 = √72 − 18
𝐵𝑀 = √54
𝐵𝑀 = √9𝑥6
𝐵𝑀 = √9 𝑥 √6
B
𝐵𝑀 = 3√6
Jadi, jarak titik B dan titik tengah garis EG adalah 𝐵𝑀 = 3√6
d. Misalkan N adalah titik tengah EG. Jarak titik E dan titik tengah garis BG adalah
panjang ruas garis EN.
BG adalah diagonal bidang, sehingga BG = 6√2 cm
CF adalah diagonal bidang, sehingga CF=6√2 cm dan FN = ½ CF=3√2 cm

Perhatikan ∆ EFN siku-siku di F, sehingga diperoleh:

𝐸𝑁 2 = 𝐸𝐹 2 + 𝐹𝑁 2 (Teorema Pythagoras)
E 𝐸𝑁 = √𝐸𝐹 2 + 𝐹𝑁 2

= √(6 )2 + (3√2) 2 = √36 + 18 = √54

= √9𝑥6
= √9 𝑥 √6
= 3√6
F N

Jadi, jarak titik E dan titik tengah garis BG adalah 𝐸𝑁 = 3√6


2. a) Titik W ke titik P merupakan panjang garis PW. Garis PW merupakan panjang diagonal
sisi kubus, maka dengan menggunakan teorema phytagoras:
R Q
𝑃𝑊 2 = 𝑇𝑊 2 + 𝑇𝑃 2
𝑃𝑊 = √𝑇𝑊 2 + 𝑇𝑃 2 V U
𝑃𝑊 = √82 + 82
𝑃𝑊 = √64 + 64
S P
𝑃𝑊 = √128
𝑃𝑊 = 8√2
W T
Jadi, jarak titik W ke titik P adalah 𝑃𝑊 = 8√2
b) Titik W ke titik X merupakan panjang garis WX. Panjang PX sama dengan setengah
panjang rusuk PQ, maka:

R Q
X
V U
X

W P
S P
Z

W T
1 1
𝑃𝑋 = 2 𝑃𝑄 = 2 8𝑐𝑚 = 4𝑐𝑚

Dengan menggunakan konsep teorema phytagoras:


𝑊𝑋 = √𝑃𝑊 2 + 𝑃𝑋 2
2
𝑊𝑋 = √(8√2) + 42

𝑊𝑋 = √128 + 16
𝑊𝑋 = √144
𝑊𝑋 = 12 cm
Jadi, jarak titik W ke titik X adalah 12 cm.
c) Titik W ke titik Q merupakan panjang garis QW. Garis QW merupakan panjang diagonal ruang
kubus, maka dengan menggunakan teorema phytagoras:
𝑄𝑊 = √𝑃𝑊 2 + 𝑃𝑄2
2
𝑄𝑊 = √(8√2) + 82

𝑄𝑊 = √128 + 64
𝑄𝑊 = √192
𝑄𝑊 = 8√3
d) Titik T ke titik X merupakan panjang garis TX. Panjang PX sama dengan setengah panjang
rusuk PQ, maka:
PX = ½ PQ = ½ 8 cm = 4 cm
Dengan menggunakan teorema phytagoras:
𝑇𝑋 = √𝑃𝑇 2 + 𝑃𝑋 2
𝑇𝑋 = √82 + 42
𝑇𝑋 = √64 + 16
𝑇𝑋 = √80
𝑇𝑋 = 4√5 cm
3. Diketahui limas beraturan P.QRST dengan panjanggg
RS = 8 cm dan PR = 12 cm.

a. Jarak titik P ke titik tengah RS adalah panjang ruas


garis PN.
Perhatikan ∆PNR siku-siku di N
NR = ½ RS = ½ (8) = 4 cm
PR = 12 cm
Dengan Teorema Pythagoras diperoleh:
𝑃𝑁 2 = 𝑃𝑅2 − 𝑁𝑅2
𝑃𝑁 = √𝑃𝑅2 − 𝑁𝑅2
𝑃𝑁 = √122 − 42
𝑃𝑁 = √1444 − 16
𝑃𝑁 = √128 = 𝑃𝑁 = 8√2 cm

Jarak titik P ke titik tengah RS adalah 8√2

b. Titik P ke titik perpotongan QS dan RT

Jarak titik P ke titik perpotongan QS dan RT adalah panjang ruas garis PO. Perhatikan ∆POQ
siku-siku di O. QS adalah diagonal bidang alas persegi dengan rusuk 8 cm, sehingga QS =
1 1
8√2 cm. Sehingga 𝑄𝑂 = 𝑄𝑆 = 8√2 = 4√2 dan PQ = 12 cm
2 2

Dengan Teorema Pythagoras diperoleh:

𝑃𝑂2 = 𝑃𝑄2 − 𝑄𝑂2

2
𝑃𝑄 = √122 − 4√2 = √144 − 32 = √112 = 4√7

Jarak titik P ke titik perpotongan QS dan RT adalah 4√7

4. Perhatikan limas segi enam beraturan berikut.


Diketahui panjang AB = 10 cm dan TA = 13 cm. Titik O merupakan titik tengah garis BE.
Tentukan jarak antara titik T dan titik O.

Penyelesaian:

Bidang alas merupakan segi enam beraturan, berarti


segitiga AOB adalah segitiga sama sisi, sehingga:
OA = AB = 10 cm
Perhatikan ∆ TOA siku-siku di O, dengan Teorema
Pythagoras diperoleh
𝑇𝑂2 = 𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2 O

𝑇𝑂 = √𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2
𝑇𝑂 = √132 − 102
𝑇𝑂 = √169 − 100
𝑇𝑂 = √69 cm
Jadi, titik T ke titik O adalah √69 cm.
5. Perhatikan bangun berikut ini.
Jika diketahui panjang AB = 5 cm,
AE = BC = EF = 4 cm, maka tentukan:
a.Jarak antara titik A dan C
b.Jarak antara titik E dan C
c. Jarak antara titik A dan G

Alternatif Penyelesaian:
a. 𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = √52 + 42 = √25 + 16 = √41 cm
2
b. 𝐸𝐶 = √𝐴𝐸 2 + 𝐴𝐶 2 = √42 + (√41) = √16 + 41 = √57 cm

2
c. 𝐴𝐺 = √𝐴𝐻2 + 𝐻𝐺 2 = √(4√2) + 42 = √32 + 16 = √48 cm

6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik P, Q, dan R berturut-
turut terletak pada pertengahan garis AB, BC, dan bidang ADHE. Tentukan jarak antar
titik berikut.
a. Titik P ke titik R
b. Titik Q ke titik R

Alternatif Penyelesaian:

a. Perhatikan ∆ PAR siku-siku di A


E

A P
1
 𝐴𝑃 = 2 𝐴𝐵 = 3 cm, dan
1 1
 𝐴𝑅 = 2 𝐴𝐻 = 2 6√2 = 3√2 cm

Sehingga:
𝑃𝑅 = √𝐴𝑃 2 + 𝐴𝑅2
2
𝑃𝑅 = √32 + (3√2)

𝑃𝑅 = √9 + 18
𝑃𝑅 = √27 = √9 𝑥 3
𝑃𝑅 = 3√3 cm
Jadi, titik P ke titik R adalah 3√3 cm

b. Perhatikan ∆RSQ siku-siku di S


Sehingga diperoleh :
R

𝑄𝑅 = √𝑄𝑆 2 + 𝑅𝑆 2

𝑄𝑅 = √62 + 32

Q 𝑄𝑅 = √36 + 9
S
𝑄𝑅 = √45 = √9 𝑥 5
𝑄𝑅 = 3√5 cm
 𝑆𝑄 = 𝐴𝐵 = 6 cm
1 1 Jadi, titik P ke titik R adalah 3√5 cm
 𝑅𝑆 = 2 𝐴𝐸 = 2 . 6 = 3 cm

7. Pada gambar di bawah menunjukkan piramida terpotong ABCD.EFGH tegak beraturan


dengan ABCD dan EFGH merupakan persegi yang saling sejajar dengan AB = 12 cm, EF =
8 cm, dan AE = BF = CG = DH = 10 cm. Hitung jarak antar titik.
a. E dan G
b. A dan C
c. Titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD.

H 8 cm
G
N
E F 10 cm

D C

P
M
Q B
A 12 cm

Alternative Penyelesaian:

a. Jarak titik E ke G adalah panjang diagonal bidang atas EFGH, sehingga panjang 𝐸𝐺 = 8√2 𝑐𝑚

b. Jarak titik A ke C adalah panjang diagonal bidang alas ABCD, sehingga panjang 𝐴𝐶 = 12√2 𝑐𝑚

c. Jarak titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD adalah jarak titik M
ke titik N.Jarak M ke N atau MN = PG
Perhatikan gambar, CP = AQ dan CP + AQ = AC – EG = 12√2 − 8√2 = 4√2
1
Sehingga 𝐶𝑃 = 2 . 4√2 = 2√2 cm

Perhatikan ∆ CPG siku-siku di P, sehingga dengan Teorema Pythagoras diperoleh:


𝑃𝐺 2 = 𝐶𝐺 2 − 𝐶𝑃 2
2
𝑃𝐺 = √102 − (2√2)

𝑃𝐺 = √100 − 8
𝑃𝐺 = √92 = 2√23
Jadi, Jarak titik potong diagonal HF dan EG dengan titik potong AC dan BD adalah
𝑀𝑁 = 𝑃𝐺 = 2√23 cm

B. Penilaian Diri

Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda pada
kolom pilihan.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda tahu yang dimaksud ruang bidang


datar?
2 Apakah Anda tahu Teorema Pythagoras
dan penggunaannya?

3 Apakah Anda dapat menggambar bangun ruang


bidang datar seperti kubus, balok, limas, dan prisma?

4 Apakah Anda dapat membedakan rusuk,


diagonal bidang, dan diagonal ruang?

5 Apakah Anda tahu prosedur menentukan jarak antar


dua titik?

6 Apakah Anda dapat menentukan jarak antar dua


titik pada ruang bidang datar?

JUMLAH
Catatan:
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
JARAK TITIK KE GARIS DALAM RUANG BIDANG DATAR

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan jarak titik
ke garis dalam ruang, menjelaskan prosedur menentukan jarak titik ke garis, dan
menentukan jarak titik ke garis dalam ruang bidang datar.

B. Uraian Materi

Konsep Jarak Titik ke GarisMa

Misalkan kita mau menghitung jarak A ke garis BC.

Perhatikan gambar berikut ini!

 Gambar (a), adalah jarak A ke garis BC

 Gambar (b), adalah jarak A ke garis BC = Panjang ruas garis AD, dengan AD
tegak lurus garis BC. Titik D diperoleh dengan memproyeksikan titik A pada garis
BC.

 Gambar (c), untuk menghitung panjang AD kita buat segitiga bantuan dengan
menghubungkan AB dan AC sehingga terbentuk segitiga ABC.

Coba perhatikan lagi gambar di bawah ini, misalkan titik A terletak di luar garis g.
Bagaimana menentukan jarak antara titik A dan garis g?
Coba kalian ingat kembali materi jarak titik ke titik pada Kegiatan Pembelajaran 1, yaitu
jarak titik ke titik adalah panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan titik-titik
tersebut.

Nah, jika kita ingin mencari jarak antara titik A ke garis g, maka kita perlu membuat
sebuah titik yang terletak di garis g, lalu menarik sebuah ruas garis terpendek dari titik
A ke titik pada garis g tersebut.

yang mana ruas garis

terpendek ya…?

Manakah ruas garis terpendek? Ruas garis terpendek adalah ruas garis AB yang tegak
lurus (membentuk sudut siku-siku) dengan garis g. Mengapa demikian?

Coba kalian perhatikan ruas garis AB dan AC. Terlihat bahwa ABC membentuk segitiga
siku-siku di B dengan AC merupakan sisi miring. Nah, tentunya kalian masih ingat bahwa
sisi miring merupakan sisi terpanjang pada sebuah segitiga siku-siku. Ini berarti bahwa
ruas garis AB lebih pendek dari AC.

Demikian halnya jika kita membuat ruas garis lainnya dari A ke garis g, misalnya AD.
Tentunya akan terbentuk segitiga ABD siku-siku di B dengan AD merupakan sisi miring.
Berarti AD pun lebih panjang dari AB, dan demikian seterusnya.

Jadi, ruas garis terpendek adalah ruas garis AB. Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas garis AB, yaitu ruas garis tegak
lurus antar titik A ke garis g.

Dalam hal ini, titik B biasa disebut sebagai proyeksi titik A terhadap garis g.
Pengertian Jarak Titik ke Garis.

“Misal A adalah titik dan g adalah garis. Jarak titik A ke


garis g adalah panjang ruas garis AB dengan B terletak di
garis g, dan AB tegak lurus garis g”.
A

g
B
Prosedur Menghitung Jarak Titik ke Garis

Langkah-langkah untuk menghitung jarak titik A ke garis g sebagai berikut.

a. Hubungkan titik A ke titik C dan titik D sehingga


terbentuk segitiga ACD.
b. Hitung jarak antar dua titik, yaitu AC, AD, dan
CD untuk menetapkan jenis segitiga.
c. Hitung tinggi segitiga ACD, yaitu AB yang
merupakan jarak titik A ke garis g.
Dari langkah-langkah di atas, ada 3 jenis segitiga ACD yang mungkin terbentuk.
Berikut ini cara menghitung panjang ruas garis AB atau jarak titik A ke garis g.
Perhatikan ∆ ACD sama kaki ∆ ACD sama kaki, sehingga
1
berikut! A BC = BD = 𝐶𝐷
1
Dengan Teorema Pythagoras
diperoleh:
1 2
𝐴𝐵2 = 𝐴𝐷2 − (2 𝐶𝐷) atau
AC = AD 𝐴𝐵2 = 𝐴𝐷2 − 𝐵𝐷2
𝐴𝐵2 = 𝐴𝐷2 − 𝐵𝐶 2
C D
∆ ACD yang Bsiku- siku di A Gunakan rumus luas ∆𝐴𝐶𝐷
A 1
Luas ∆𝐴𝐶𝐷 = 2 𝐴𝐶 𝑥 𝐴𝐷 atau
1
Luas ∆𝐴𝐶𝐷 = 𝐶𝐷 𝑥 𝐴𝐵 sehingga
2
diperoleh
1 1
𝐴𝐶 𝑥 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷 𝑥 𝐴𝐵
2 2
𝐴𝐶 𝑥 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷 𝑥 𝐴𝐵
D 𝐴𝐶 𝑥 𝐴𝐷
C B 𝐴𝐵 =
𝐶𝐷

∆ ACD Sembarang A 𝑥 + 𝑦 = 𝐴𝐵 → 𝑦 = 𝐴𝐵 − 𝑥 atau


𝑥 = 𝐴𝐵 − 𝑦
Rumus yang dipakai
𝐴𝐵2 = 𝐴𝐷2 − 𝑦 2 atau
𝐴𝐵2 = 𝐴𝐶 2 − 𝑥 2

C D
𝑥 B 𝑦
Contoh 1.

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jika titik K adalah titik potong EG dan FH.
Berapakah jarak titik K ke diagonal bidang BG?

Alternatif penyelesaian:
Perhatikan kubus berikut!

H G
K Catatan:
E F
Pada kubus dengan panjang rusuk 𝒂 cm,
maka:

 Panjang diagonal bidang adalah 𝒂√𝟐


D C  Panjang diagonal ruang adalah 𝒂√𝟑

A B
1 1
 KG = 2 𝐸𝐺 = 2 6√2 = 3√2

 BG = diagonal bidang = 6√2


Dengan Teorema Pythagoras diperoleh:
2 2
𝐵𝐾 = √(6√2) − (3√2)

𝐵𝐾 = √72 − 18
= √54
= √9 𝑥 6
= 3√6
Jadi, jarak titik B ke titik K adalah 3√6 cm.

Perhatikan ∆𝐵𝐾𝐺 siku – siku di K

3√2 Rumus Luas ∆𝐵𝐾𝐺


K G
1 1
2
𝐾𝐺 𝑥 𝐵𝐾 = 2 𝐵𝐺 𝑥 𝐾𝐿
L
3√6 1 1
6√2 𝑥 3√6 𝑥 3√2 = 𝑥 6√2 𝑥 𝐾𝐿
2 2

9√12 9√12 √2 9√24 9


𝐾𝐿 = 6√2
= 6√2
𝑥 = 6𝑥2
= 12 √24
√2

B 9√4 𝑥 6 18 3
KL = = √6 = 2 √6
12 12
3
Jadi, jarak titik K ke diagonal bidang BG adalah 2 √6 cm

Contoh 2.

Diketahui kubus KLMN. OPQR dengan panjang rusuk 4 cm. Berapakah jarak titik K ke diagonal ruang
OM?

Penyelesaian:

Perhatikan gambar berikut!


R Q

O P O

S
4
N M
K M
K L

Pada gambar di atas terlihat ∆ OKM siku-siku di K.


Berdasarkan Teorema Pythagoras, OM merupakan diagonal ruang kubus berarti 𝑂𝑀 = 4√3 cm dan
KM merupakan diagonal bidang kubus, berarti 𝐾𝑀 = 4√2 cm. Kita akan menghitung luas ∆ OKM
dalam dua sudut pandang, yaitu:
1 1
Luas ∆𝑂𝐾𝑀 = . 𝐾𝑂 𝑥 𝑀𝐾 atau Luas ∆𝑂𝐾𝑀 = . 𝑂𝑀 𝑥 𝐾𝑆
2 2

Sehingga diperoleh,
1 1
2
. 𝐾𝑂 𝑥 𝑀𝐾 = 2 . 𝑂𝑀 𝑥 𝐾𝑆

4 𝑥 4√2 = 4√3 𝑥 𝐾𝑆

16√2 4√2 √3 4 Rasionalkan penyebut


𝐾𝑆 = 4√3
= 𝑥 = 3 √6
√3 √3

Contoh 3

Diketahui T.ABCD limas beraturan panjang rusuk AB = 4 cm dan AT = 10 cm. Jika titik O
merupakan perpotongan garis AC dengan BD. Tentukan jarak titik O ke garis TC
Penyelesaian:
Jika soal di atas diilustrasikan maka akan tempak seperti gambar di bawah ini.
T
T

X
X
D T
C
4 O C
O
A 4 B

Perhatikan ∆𝑇𝑂𝐶, siku- siku di O.


Berdasarkan gambar tersebut panjang sisi tegak 𝑇𝐶 = 10 cm dan panjang diagonal bidang
alas 4√2 cm, maka:

1
𝑇𝐶 = 10 , 𝐴𝐶 = 4√2 sehingga 𝑂𝐶 = .4√2 = 2√2
2

Cari TO dengan konsep Teorema Pythagoras:

𝑇𝑂 = √𝑇𝐶 2 − 𝐶𝑂2
𝑇𝑂 = √100 − 98
= √2
1 1
Luas ∆𝑇𝑂𝐶 = 2 . 𝐶𝑂 𝑥 𝑇𝑂 atau Luas ∆𝑇𝑂𝐶 = 2 . 𝑇𝐶 𝑥 𝑂𝑋

Sehingga diperoleh,
1 1
. 2√2 𝑥 √2 = . 10 𝑥 𝑂𝑋
2 2

4 = 5 𝑂𝑋

4
𝑂𝑋 = cm
5
C. Rangkuman

1. Misal A adalah titik dan g adalah garis. Jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas
garis AB dengan B terletak di garis 𝑔, dan AB tegak lurus garis 𝑔. Titik B disebut pula
proyeksi titik A terhadap garis g.

2. Jarak titik A ke garis g merupakan panjang garis tinggi yang melalui titik A pada
segitiga ABC dimana titik B dan C terletak pada garis g.

3. Teorema Pythagoras dan rumus luas segitiga sangat penting untuk menghitung
jarak suatu titik ke garis dalam ruang bidang datar.

D. Latihan Soal

1. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Tentukan jarak titik A ke
garis BE?

2. Tentukan jarak titik A ke garis EF pada kubus ABCD. EFGH yang memiliki panjang
rusuk 10 cm?

3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan jarak titik E ke
garis AG?
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Titik T merupakan titik
tengah CG. Hitung jarak titik T ke garis HB
5. Pada limas segiempat beraturan T. ABCD memiliki rusuk alas 3√2 cm dan rusuk tegaknya
8 cm. Tentukan jarak titik A ke TC.

6. Diketahui limas segi enam beraturan T.ABCDEF dengan AB = 12 cm dan TA = 12√2


cm. Hitung jarak titik D ke garis AT?
7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik T adalah titik tengah CG.
Hitung jarak titik E ke garis BT.
8. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm dan titik P pada pertengahan
FG. Tentukan jarak titik A dan garis DP
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

1. Tentukan jarak titik A ke garis EF pada kubus ABCD. EFGH yang memiliki panjang rusuk 10
cm? H G
Penyelesaian:
E F
Jika titik A kita proyeksi ke garis EF,
10

maka hasilnya adalah titik E karena AE tegak lurus


D C
dengan EF. 10

Sehingga jarak titik A ke garis EF adalah 10 cm A 10 B

2. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Tentukan jarak titik A ke garis BE?

Penyelesaian :

Perhatikan kubus ABCD. EFGH berikut ini!


H G

E F

D C

A B

Perhatikan ∆𝐸𝐴𝐵 siku – siku di A, E

𝐴𝑃 2 = 𝐴𝐵2 − 𝐵𝑃 2 3√2 6√2

𝐴𝑃 = √𝐴𝐵2 − 𝐵𝑃 2 P
3√2
2
𝐴𝑃 = √62 − (3√2)
A B
6 cm
𝐴𝑃 = √36 − 18

𝐴𝑃 = √18 = 3√2
Jadi jarak titik ke garis BE adalah 3√2 cm.

3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan jarak titik E ke garis AG?
Penyelesaian:
H G

E 8√2
E F G
8
8
P 8√3
D C
8 A
A 8 B

Jarak titik E ke garis G diwakili oleh garis EP karena tegak lurus dengan AG. Segitiga EAG siku-
siku di E.
Cara I : Menggunkan luas segitiga
Luas segitiga AEG dapat dihitung dari dua cara yaitu dengansnya AG dan tingginya EP, serta
alasnya EA dan tingginya EG yang keduanya memiliki luas yang sama.
Luas segitiga AEG (alas AG) = Luas segitiga AEG (alas EA)

1 1
2
𝑥 𝐴𝐺 𝑥 𝐸𝑃 = 2 𝑥 𝐴𝐸 𝑥 𝐸𝐺
1 1
2
. 8√3 . 𝐸𝑃 = 2 . (8). 8 √2

8√3 . 𝐸𝑃 = (8). 8 √2
(8).8 √2 8 √2 8
𝐸𝑃 = 8√3
= = 3
√6
√3
8
Jadi, jarak titik E ke garis AG adalah 3
√6 cm
Cara II : Menggunakan Teorema Phytagoras
Misalkan panjang AP = x, maka panjang PG = AG – AP = 8√3 − 𝑥.
Perhatikan segitiga EAP
𝐸𝑃 2 = 𝐸𝐴2 − 𝐴𝑃 2
Perhatikan segitiga EGP
𝐸𝑃 2 = 𝐸𝐺 2 − 𝐺𝑃 2
Kedua panjang EP adalah sama, sehingga diperoleh :
Menentukan panjang EP :
∆𝐸𝐴𝑃 𝑥 𝐸𝑃 2 = ∆𝐸𝐺𝑃 𝑥 𝐸𝑃 2
𝐸𝑃 2 = 𝐸𝐴2 − 𝐴𝑃 2
2 2 2 2
𝐸𝐴 − 𝐴𝑃 = 𝐸𝐺 − 𝐺𝑃 2
8
2 2 = 82 − ( √3)
82 − 𝑥 2 = (8√2) − (8√3 − 𝑥) 3
64
= 64 −
64 − 𝑥 2 = 128 − (192 + 16√3 𝑥 + 𝑥 2 ) 3
128
64 − 𝑥 2 = 128 − 192 + 16√3 𝑥 + 𝑥 2 𝐸𝑃 2 = 3

64 = −64 + 16√3𝑥 128 √128 8


𝐸𝑃 = √ = = √6
128 8 3 √3 3
16√3𝑥 = 128 maka 𝑥 = 16√3 = 𝑥 = 3 √3
8
Jadi, jarak titik E ke garis AG adalah
3
√6 cm

4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Titik T merupakan titik
tengah CG. Hitung jarak titik T ke garis HB.

Alternatif Penyelesaian:

Perhatikan gambar, BT = TH, sehingga ∆BTH adalah segitiga sama kaki.

𝐵𝑇 2 = 𝐵𝐶 2 + 𝑇𝐶 2

𝐵𝑇 = √𝐵𝐶 2 + 𝑇𝐶 2

𝐵𝑇 = √122 + 62

𝐵𝑇 = √144 + 36 = 180

𝐵𝑇 = 6√5

HB adalah diagonal ruang, sehingga 𝐻𝐵 = 12√3


𝟏
Karena ∆BTH adalah segitiga sama kaki maka OB = OH = 𝟐 . 𝟏𝟐√𝟑 = 𝟔√𝟑

Perhatikan ∆BTH, jarak titik T ke garis HB adalah panjang ruas garis OT

Dengan Teorema Pythagoras diperoleh :

𝑂𝑇 2 = 𝑇𝐵2 − 𝑂𝐵2

𝑂𝑇 = √𝑇𝐵2 − 𝑂𝐵2

2 2
𝑂𝑇 = √(6√5) + (6√3)

𝑂𝑇 = √180 − 108 = 72

𝑂𝑇 = 6√2
Jadi, titik T ke garis HB adalah 6√2 cm.

5. Pada limas segiempat beraturan T. ABCD memiliki rusuk alas 3√2 cm dan rusuk tegaknya 8 cm.
tentukan jarak titik A ke TC
Penyelesaian:

Jarak A ke garis TC, kita gunakan segitiga ATC sebagai bantuannya.


Perhatikan gambar (c ) !

Panjang TF = √𝑇𝐶 2 − 𝐹𝐶 2 = √82 − 32 = √64 − 9 = √55


1 1 1
Luas Segitiga ATC = 2 𝑎𝑥𝑡 = 2 . 𝐴𝐶. 𝑇𝐹 = 2 . 6√55 = 3√55

Langkah berikutnya menentukan panjang AE dengan kedua luas segitiga ATC yang sama.
Luas segitiga ATC = Luas segitiga ATC
1 1
. 𝑇𝐶. 𝐴𝐸 = . 𝐴𝐶. 𝑇𝐹
2 2

4. 𝐴𝐸 = 3√55
3
𝐴𝐸 = 4 √55
3
Jadi, jarak titik A ke garis EF adalah 4 √55 cm

6. Diketahui limas segi enam beraturan T.ABCDEF dengan AB = 12 cm dan TA = 12√2 cm.
Hitung jarak titik D ke garis AT?.
Penyelesaian:
Perhatikan alas limas berbentuk segi enam beraturan, dimana AB = OB = AF= OD = 12 cm.
Misal jarak titik D ke rusuk TA adalah panjang ruas garis BP.

T
𝑇𝑂2 = 𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2

𝑇𝑂 = √𝑇𝐴2 − 𝑂𝐴2

2
𝑇𝑂 = √(12√2) − 122
P F E

𝑇𝑂 = √288 − 144
A O D

𝑇𝑂 = √144 = 12
B C

Perhatikan segitiga ∆TAD

Luas ∆TAD = ∆Luas TDA


1 1
𝐴𝐷. 𝑇𝑂 = . 𝑇𝐴. 𝐷𝑃
2 2

1 1
2
. 24.12 = 2 . 12√2. 𝐷𝑃

12 𝑥 12 = 6√2. 𝐷𝑃

12 𝑥 12 144 144 √2 144√2 144√2


𝐷𝑃 = 6√2
= 6√2 = 6√2 𝑥 = 6𝑥2
= 12
= 12√2
√2

Jadi, jarak titik D ke garis TA adalah DP = 12√2 cm.

7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik T adalah titik tengah CG. Hitung
jarak titik E ke garis BT.
Penyelesaian:
Perhatikan segitiga ∆𝐵𝑇𝐶 siku – siku di C, sehingga

𝐵𝑇 2 = 𝐵𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐵𝑇 = √𝐵𝐶 2 + 𝐶𝑇 2
𝐵𝑇 = √62 + 32
𝐵𝑇 = √36 + 9
𝐵𝑇 = √45
𝐵𝑇 = 3√5
Perhatikan segitiga ∆𝐸𝐺𝑇 siku – siku di G, sehingga
𝐸𝑇 2 = 𝐸𝐺 2 + 𝐺𝑇 2
2
𝐸𝑇 = √(6√2) + 32

𝐸𝑇 = √72 + 9
𝐸𝑇 = √81
𝐸𝑇 = 9

Karena BE adalah diagonal bidang kubus maka panjang BE = 6√2

Selanjutnya perhatikan ∆EBT di ata,. ∆EBT merupakan segitiga sembarang.

Berdasarkan Teorema Pythagoras pada ∆ESB diperoleh:

𝐸𝑆 2 = 𝐸𝐵2 − 𝐵𝑆 2
𝐸𝑆 2 = 𝐸𝐵2 − 𝑥 2

Berdasarkan Teorema Pythagoras pada segitiga EST diperoleh:


𝐸𝑆 2 = 𝐸𝑇 2 − 𝑆𝑇 2
2
𝐸𝑆 2 = 92 − (3√5 − 𝑥) E
Sehingga diperoleh:
2 6√2 cm 9 cm
𝐸𝐵2 − 𝑥 2 = 92 − (3√5 − 𝑥)
2 2
(6√2) − 𝑥 2 = 92 − (3√5 − 𝑥)
2 𝑥 3√5 − 𝑥
72 − 𝑥 2 = 81 − (45 − 6√5 𝑥 + 𝑥) B
S T
72 − 𝑥 2 = 81 − 45 + 6√5 𝑥 − 𝑥 2
72 = 36 + 6√5 𝑥
6√5 𝑥 = 36
36 36 6
𝑥 = 6√5 = 30 √5 = 5 √5
2 6 2
Substitusikan nilai x ke persamaan 𝐸𝑆 2 = (6√2) − ( √5) diperoleh:
5

2
2
6
𝐸𝑆 = 72 − ( √5)
5
180
𝐸𝑆 = √72 −
25

1620
𝐸𝑆 = √
25

1620 √1620 18√5


𝐸𝑆 = √ 25
= = 5
√25
8. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm dan titik P pada pertengahan
FG. Tentukan jarak titik A dan garis DP
Penyelesaian:

H
G 3 P
P G F
E
F

Q
6√2
D
C
6 cm D A
6 R
B
A 6 cm
𝐷𝑃 = √𝐷𝐺 + 𝐺𝑃 2
2

2
𝐷𝑃 = √(6√2) + 32

𝐷𝑃 = √72 + 9 = 9

Luas segitiga ADP


1 1 1 1
2
𝐷𝑃. 𝐴𝑄 = 2 . 𝐷𝐴. 𝑃𝑅 = 2 . 9. 𝐴𝑄 = 2 . 6.6√2

9
2
𝐴𝑄 = 18√2

9𝐴𝑄 = 36√2
36
𝐴𝑄 = √2 = 4√2
9

Jadi, jarak titik A ke garis DP = 4√2 cm


E. Penilaian Diri

Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang kalian ketahui, berilah
penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda pada
kolom pilihan.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda dapat membedakan jenis segitiga?

2
Apakah Anda tahu cara menghitung luas segitiga?

3 Apakah Anda dapat menggambar bangun ruang


bidang datar seperti kubus, balok, limas, dan
prisma?
4 Apakah Anda dapat membedakan rusuk,
diagonal bidang, dan diagonal ruang?
5 Apakah Anda tahu prosedur menentukan jarak titik
ke garis?
6 Apakah Anda dapat menentukan jarak titik ke
garis pada ruang bidang datar?
JUMLAH

Catatan:
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran,
Bila semua jawaban "Ya", maka Anda dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
JARAK TITIK KE BIDANG PADA RUANG BIDANG DATAR

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat mendeskripsikan jarak titik ke
bidang dalam ruang, menjelaskan prosedur menentukan jarak titik ke bidang, dan
menentukan jarak titik ke bidang dalam ruang bidang datar.

B. Uraian Materi

Konsep Jarak Titik ke Bidang


Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar 1. Tiang Penyangga Atap bangunan


Sumber: https://idea.grid.id/read/09691558/batu- alam-mencerahkan-tampilan-fasad

Pada gambar terlihat tiang penyangga dibuat untuk menyangga atap suatu gedung.
Tiang penyangga ini menghubungkan suatu titik pada salah satu sisi gedung dan suatu titik
pada bidang atap seperti ditunjukkan pada gambar 1 di atas.

Apabila dibuat gambar tampak samping diperoleh seperti pada Gambar 2.

Dari

Gambar 2. Tampak Samping Tiang Penyangga Atap Bangunan


Dari gambar 2, coba kalian perhatikan gambar kayu penyangga dan atap bangunan. Dapatkah
Anda menentukan kondisi atau syarat agar panjang kayu penyangga seminimal mungkin?

Misalkan X adalah suatu bidang datar dan titik P merupakan sebuah titik yang berada di luar
bidang X. Jarak titik P terhadap bidang X merupakan panjang garis tegak lurus dari titik P ke
bidang X. Panjang garis tegak lurus inilah merupakan jarak terpendeknya dari titik P ke bidang
X.

Perhatikan gambar ilustrasi berikut!

Jarak dari titik P ke bidang X diwakili oleh panjang garis PA, dimana garis PA tegak l
urus dengan bidang X dan titik A terletak pada garis k.
Langkah-langkah mengubah jarak titik P ke bidang X menjadi jarak titik P ke garis k adalah
sebagai berikut:
1. Ubah bidang W yang melalui titik P dan tegak lurus bidang X
2. Lukis garis k yang merupakan perpotongan antara bidang W dan X
3. Jarak titik P ke bidang X adalah jarak titik P ke garis k
Catatan:
Meskipun yang mau kita cari adalah jarak titik ke bidang, tetapi kita tidak langsung bisa
mencari jaraknya karena akan sulit. Untuk memudahkannya, kita harus membuat garis
bantuan yang ada pada bidang, selanjutnya kita akan menghitung jarak titik ke garis
tersebut yang merupakan perwakilan dari jarak titik ke bidang yang dicari dan hasilnya
sama.

Pengertian Jarak Titik ke Bidang

Misal P adalah titik dan α adalah bidang. Jarak antara P dengan bidang α adalah panjang
ruas garis dari PQ, dengan Q di bidang α dan PQ tegak lurus bidang α.
Contoh 1.
Diketahui kubus ABCD.EFGH. Manakah yang merupakan
jarak antara titik dan bidang berikut.
a. titik B ke bidang DCGH?
b. titik F ke bidang ADHE?
c. titik D ke bidang EFGH?
d. titik A ke bidang BDHF?

Jawab:

(a) dan (b) (c) (d)

a. Jarak titik B ke bidang DCGH adalah panjang ruas garis BC, karena ruas garis BC
tegak lurus bidang DCGH.
b. Jarak titik F ke bidang ADHE adalah panjang ruas garis FE, karena ruas garis FE
tegak lurus bidang ADHE.
c. Jarak titik D dengan bidang EFGH adalah panjang ruas garis DH, karena ruas garus
DH tegak lurus bidang CDHG.
d. Jarak titik A dengan bidang BDHF adalah panjang ruas garis AO, karena ruas
garis AO tegak lurus bidang BDHF.

Contoh 2.

Tentukan jarak titik A ke bidang CDHG pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm?

Penyelesaian:
H
G

E F
6 cm

D C
6 cm
A B
6 cm
Kita buat bidang yang melalui titik A dan tegak lurus dengan bidang CDHG, bidang tersebut
adalah bidang ADHE. Kedua bidang perpotongan pada garis DH, sehingga jarak A ke
bidang CDHG sama dengan jarak titik A ke garis DH.
Jarak A ke DH = panjang ruas garis AD karena AD tegak lurus dengan DH, sehingga jarak
titik A ke garis DH adalah 6 cm.
Jadi, jarak titik A ke bidang CDHG adalah 6 cm.
Contoh 3.

Sebuah kubus KLMN. OPQR memiliki panjang rusuk 6 cm. Tentukan jarak titik N ke bidang
KMR?
R Q

O P

N M
6
K 6 L

Penyelesaian:

a. Gambar bidang yang melalui titik N dan tegak lurus dengan bidang KMR yaitu bidang NTR
seperti gambar berikut ini
R
R

K
N
T N
T
M
Perhatikan segitiga NTR siku- siku di N

Dari gambar di atas, jarak titik N ke bidang KMR sama dengan panjang NS dimana NS ada
pada garis TR yang merupakan perpotongan kedua bidang KMR dan NTR, dengan kata lain
juga kita cukup mencari jarak titik N ke garis TR. Salah satu cara dengan menggunakan
perbandingan segitiga.
b. Menentukan panjang sisi- sisi segitiga NTR
NR = 6 cm
1 1
𝑁𝑇 = 2 𝑁𝐿 = 2 . 6√2 = 3√2

2
𝑅𝑇 = √𝑁𝑇 2 + 𝑁𝑅2 = √(3√2) + 62 = √18 + 36 = √54 = 3√6

c. Menentukan panjang NS dengan luas segitiga


Luas NTR = Luas NTR
1 1
𝑅𝑇. 𝑁𝑆 = . 𝑁𝑇. 𝑁𝑅
2 2

𝑅𝑇. 𝑁𝑆 = 𝑁𝑇. 𝑁𝑅

3√6. 𝑁𝑆 = 3√2. 6

3√2.6
𝑁𝑆 = = 2√3
3√6.

Jadi, jarak titik N ke bidang KMR adalah 2√3 cm.

Contoh 4.

Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 8 cm, P dan Q masing- masing
merupakan titik tengah AB dan CD, sedangkan R merupakan titik perpotongan EG dan FH.
Tentukan jarak titik R ke bidang EPQH?

Penyelesaian:

a. Untuk memudahkan, kita gambar dulu kubus dan titik yang diketahui

b. Gambar bidang melalui titik R dan tegak lurus dengan bidang EPQH yaitu bidang PQTS
seperti gambar berikut ini.
Kedua bidang berpotongan di garis TN, sehingga jarak titik R ke bidang EPQH sama
dengan jarak titik R ke garis TN yaitu panjang garis RM

c. Menetukan panjang sisi-sisi segitiga TNR


NR = 8 cm, TR = 4 cm

𝑇𝑁 = √𝑇𝑅2 + 𝑁𝑅2 = √42 + 82 = √16 + 64 = √80 = 4√5

d. Menentukan panjang RM dengan luas segitiga TNR

Luas TNR = Luas NTR


1 1
𝑇𝑁. 𝑅𝑀 = . 𝑁𝑅. 𝑇𝑅
2 2

𝑇𝑁. 𝑅𝑀 = 𝑁𝑅. 𝑇𝑅

4√5. 𝑅𝑀 = 8 𝑥 4

4√5. 𝑅𝑀 = 32

32 8
𝑅𝑀 = 4√5 = 5 √5

8
Jadi, jarak titik R ke bidang EPQH adalah 5 √5 cm.
F. Rangkuman
 Misal A adalah titik dan g adalah garis. Jarak titik A ke garis g adalah panjang ruas
garis AB dengan B terletak di garis g, dan AB tegak lurus garis g. Titik B disebut pula
proyeksi titik A terhadap garis g.
 Jarak titik A ke garis g merupakan panjang garis tinggi yang melalui titik A pada
segitiga ABC dimana titik B dan C terletak pada garis g.
 Teorema Pythagoras dan rumus luas segitiga sangat penting untuk menghitung
jarak suatu titik ke garis dalam ruang bidang datar.
G. Latihan Soal

1. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Tentukan jarak titik A ke
bidang BDHF?

2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Hitunglah jarak titik E ke
bidang AFH?
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Hitunglah jarak titik A ke
bidang DHF
4. Suatu kepanitiaan membuat papan nama dari kertas yang membentuk bangun seperti
berikut.

Ternyata ABE membentuk segitiga sama sisi, panjang BF = 13 cm dan BC = 12 cm.


Tentukan jarak antara titik A dan bidang BCFE!

5. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan jarak titik C ke
bidang AFH
6. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan AB = 8 cm dan TA = 12 cm. Hitung jarak titik
T ke bidang ABCD. T

12 cm
D C

A B
8 cm
7. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. Tentukan jarak titik C ke
bidang BDG?
H
G

E F

D C

A B
9 cm
8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH. Tentukan
Jarak titik M ke garis AG

PEMBAHASAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

1. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Tentukan jarak titik A ke bidang
BDHF?
Perhatikan kubus berikut!
H
G

E F

D C
P
A B
10 cm

Penyelesaian:
Jarak titik A ke bidang BDHF diwakili oleh panjang AP, dan AP tegak lurus BD
AP = ½ AC (AC tegak lurus BD)
1
= 2 . 10√2

= 5√2
Jadi jarak A ke BDHF = 5√2 cm.

2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm. Hitunglah jarak titik E ke
bidang AFH.

H G
K K
E G
E F
E’ E’ 12
P
D C P
O 12 cm A O B
12
A 12 cm B

Untuk menghitung jarak titik E ke bidang AFH, dari titik E ditarik garis tegak lurus ke
bidang AFH yaitu E’ yang terletak pada perpotongan garis diagonal EC dengan garis
AK (dimana titik K adalah perpotongan garis diagonal EG dan HF). Jarak titik E ke
bidang AFH adalah EE’.

Dalam segiempat ACGE:

⃐ ′ = ̅̅̅̅̅
𝐸𝐸 ̅̅̅̅
𝐸′𝑃 = 𝑃𝐶

̅̅̅̅̅ = 1 ̅̅̅̅
𝐸𝐸′ 𝐸𝐶
3

̅̅̅̅̅ = 1 . 12√3
𝐸𝐸′
3

̅̅̅̅̅ = 4√3 cm
𝐸𝐸′

3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Hitunglah jarak titik E ke
bidang BDG.
Penyelesaian:
Perhatikan kubus ABCD. EFGH berikut!

H G

E F

P
D C
O
A B
Proyeksi titik E pada bidang BDG diwakili oleh proyeksi titik E pada garis GO yang
terletak pada bidang BDG yaitu titik P sehingga EP tegak lurus GO.
Jarak titik E ke bidang BDG adalah panjang garis EP.
Untuk mempermudah tariklah garis EO, EG dan OQ seperti pada gambar berikut.

H G
Q
E F

P
D C
O
A B
Perhatikan segitiga EOG, akan dicari panjang EO melalui segitiga EAO.
1 1
𝐴𝑂 = 2 𝐴𝐶 = 2 . 6√2 = 3√2 , sehingga diperoleh:

2
𝐸𝑂 = √𝐴𝑂2 + 𝐴𝐸 2 = √(3√2) + 62 = √54 = 3√6

Panjang 𝐸𝑂 = 𝑂𝐺 = 3√6 𝑑𝑎𝑛 panjang EG = 6√2


Dengan menggunakan kesamaan luas segitiga, diperoleh:
𝐸𝐺.𝑂𝑄 6√2.6 12
𝐸𝑃 = = = = 4√3
𝑂𝐺 3√6 √3

4. Suatu kepanitiaan membuat papan nama dari kertas yang membentuk bangun seperti
berikut.

Ternyata ABE membentuk segitiga sama sisi, panjang BF = 13 cm dan BC = 12 cm.


Tentukan jarak antara titik A dan bidang BCFE!
Alternatif Penyelesaian:
Perhatikan gambar berikut!
F
𝐸𝐵 = √𝐵𝐹 2 − 𝐸𝐹 2

C 𝐸𝐵 = √132 − 122
13
E
12 𝐸𝐵 = √169 − 144

B 𝐸𝐵 = √25 = 5

𝐸𝐵 = 𝐶𝐹 = 5 cm
Misal jarak A dengan bidang BCFE adalah AA’

Perhatikan segita ABE


1 1 5 E
𝐵𝐴′ = 2 𝐵𝐸 = 2 . 5 = 2

𝐴𝐴′ = √𝐴𝐵2 − 𝐵𝐴′

2
A’
5
𝐴𝐴 = √52 − (2)

25 A B
𝐴𝐴′ = √25 − 4

75
𝐴𝐴′ = √ 4
5
𝐴𝐴′ = 2 √3
5
Jadi, jarak titik A dengan bidang BCFE adalah √3 cm
2
5. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukan jarak titik C ke bidang
AFH?
Penyelesaian:
Perhatikan kubus ABCD. EFGH berikut!

H H
P G
E P
F
N F
N

D C
C
A B M
A
Perhatikan segitiga ABC

 𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
= √𝑎2 + 𝑎2 = √2𝑎2 = 𝑎√2
 CE = diagonal ruang = 𝑎√3 cm
1
 AP = PC = 𝑎√6 cm
2
 PM = a cm
Coba perhatikan gambar di bawah ini, untuk menentukan panjang CN dengan bantuan luas
segitiga ACP, dan bidang AFH diwakili oleh garis AP.

P Luas APC = Luas APC

1 1 1 1
𝑎√6 N 𝑎√6 2
𝐴𝑃. 𝐶𝑁 = 2 . 𝐴𝐶. 𝑃𝑀
2 2
1
2
𝑎√6. 𝐶𝑁 = 𝑎√2. 𝑎

A M C
𝑎√2 𝑎√2 𝑎√2 2𝑎√2 2𝑎√2 √6
𝐶𝑁 = 1 = √6
= = 𝑥 =
√6 √6 √6 √6
2 2

2𝑎√12 2𝑎.√4 𝑥√3 4𝑎√3 2


6
= 6
= 6
= 3 𝑎√3
2
Jadi, jarak titik C ke bidang AFH adalah 𝑎√3 cm.
3

6. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan AB = 8 cm dan TA = 12 cm. Hitung jarak


titik T ke bidang ABCD.
T

12 cm
D C

P
A 8 cm B

Penyelesaian:

Jarak T ke ABCD sama dengan jarak T ke perpotongan AC dan BD = TP

AC = diagonal persegi ABCD

AC = 8√2

1 1
𝐴𝑃 = 2 . 𝐴𝐶 = 2 . 8√2 = 4√2 , maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh:

𝑇𝑃 = √𝐴𝑇 2 − 𝐴𝑃 2

2
= √122 − (4√2)
= √144 − 32 = √112 = 4√7

Jadi, jarak T ke bidang alas ABCD = 4√7 cm

7. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 9 cm. Tentukan jarak titik C ke bidang
BDG
H
G

E F

P
D C
T
A B
9 cm

 CG = 9 cm
9
 TC = ½ AC = ½ 9√2 = 2 √2

9 2
 GT = √(2 √2) + 92

162
GT = √ + 81
4

486 √486 √9𝑥 54 9


GT = √ 4
= 2
= 2 √6
√4

Cara I

Jarak titik C ke bidang BDG = CP yaitu ruas garis yang melalui titik C dan tegak lurus GT,
1 1
maka 𝐶𝑃 = 3 𝐶𝐸 = 3 9√3 = 3√3

Jadi, jarak C ke bidang BDG adalah 3√3 cm

Cara II

Menentukan panjang CP dengan luas segitiga TCG

Luas TCG = Luas GCT


1 1
𝑇𝐶. 𝐶𝐺 = . 𝐺𝑇. 𝐶𝑃
2 2
9 𝟗
2
√2 𝑥 9 = 𝟐
√𝟔. 𝐶𝑃
9√2 = √𝟔 𝑪𝑷

𝟗√𝟐 9√2 √6 9√12


𝐶𝑃 = = . = 6
= 3√3
√6 √6 √6

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah 3√3 cm.

8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH. Tentukan
Jarak titik M ke garis AG
Penyelesaian:
Perhatikan gambar berikut!

H G M
M
?
E F 4
P G
H 8 cm
D
C

A 8 cm B
Misalkan titik O merupakan proyeksi titik M pada garis AG. Titik O tepat ditengah AG, karena
panjang MA dan MG sama.

Perhatikan segitiga Siku-siku MHG siku-siku di H. Diketahui GH = 8 cm, MH = 4 cm. maka


panjang MG bisa dicari menggunakan Teorema Pythagoras.

MG = √𝑀𝐻2 + 𝐻𝐺 2
MG = √42 + 82
MG = √16 + 64
MG = √80
MG = 4√5 cm
Sekarang perhatikan segitiga MOG, Diketahui OG = 4√3 cm dan MG = 4√5 cm. Denga
teorema Pythagoras, diperoleh MO.
MO = √𝑀𝐺 2 + 𝑂𝐺 2
2 2
MO = √(4√5) − (4√3)
MO = √80 − 48
MO = √32
MO = 4√2 cm
Jadi, jarak titik M ke garis AG adalah 4√2 cm.
EVALUASI

1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Jarak titik E ke garis AC adalah ….
A. 8 cm
B. 8√3 cm
C. √6 cm
D. 4√3 cm
E. 4 cm
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. Jarak titik E ke garis AG adalah ….
A. 2√3 cm
B. 3√2 cm
C. 2√6 cm
D. 3√6 cm
E. 6√2 cm
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Jarak titik H ke garis AC adalah ….
A. 5 cm
B. 4√3 cm
C. 4√6 cm
D. 5√3 cm
E. 6√3 cm
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 4 cm. Jika P adalah perptongan AC dan BD, maka panjang EP
adalah…cm
A. 3 cm
B. 2√3 cm
C. 4√6 cm
D. 2√6 cm
E. 6√3 cm
5. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk √6 cm , maka jarak titik A ke CF adalah …cm
A. 3 cm
B. 2√3 cm
C. 3√6 cm
D. 3 cm
E. 2√6 cm
6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm , maka jarak titik C ke AG adalah …cm
1
A. 2 cm
B. 2√3 cm
C. 2√6 cm
D. 3√3 cm
E. 3√6 cm
7. Kubus PQRS. TUVW mempunyai panjang rusuk 4 cm. Jarak titik P terhadap diagonal UW adalah…
A. 4√6 cm
B. 4√3 cm
C. 4√2 cm
D. 2√3 cm
E. 2√6 cm
8. Balok KLMN. PQRS mempunyai panjang KL = 3 cm, LM = 4 cm dan KP = 12 cm. Jarak titik R ke diagonal PM
adalah…cm
60
A. 13 cm
44
B. cm
13
45
C. 13
cm
34
D. 13
cm
22
E. 13
cm

9. Pada limas segiempat tegak T.ABCD dengan AB = BC = CD = AD = 10 cm. Jika TE = 8 cm, dengan E di tengah
AC, maka jarak titik B ke garis TE adalah….
A. 5 cm
B. 4 cm
C. 4√2 cm
D. 5√2 cm
E. 4√3 cm
10. Perhatikan gambar berikut !
T

5 cm
D C

P
A 6 cm B

Tinggi limas T.ABCD pada gambar tersebut adalah….


A. 3√2 cm
B. 4 cm
C. √13 cm
D. 3 cm
E. √7 cm

11. Diketahui limas segiempat empat beraturan T.PQRS dengan panjang PQ = 4 cm dan
TP = 8 cm. Jarak titik A ke garis rusuk TR adalah ….

A. √14 cm
B. √14 cm
C. 2√28 cm
D. 3√14 cm
E. 2√14 cm

12.
KUNCI EVALUASI

1. A
2. B
3. D
4. D
5. D
6. D
7. D
8. D
9. D
10. D
11. D
12. D
13. D
14. D
15. D
16. D
17. D
18. D
19. D
20. D
DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman As’ari, dkk. 2018. Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta:
Kemendikbud.
https://www.konsep-matematika.com/2016/04/jarak-titik-dan-bidang-pada-dimensi-tiga.html

Anda mungkin juga menyukai