No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 1 / 3
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 2 / 3
14. Pakai surgical cap untuk merapikan dan sebagai pelindung rambut
dan kepala.
15. Tutup pelindung kepala coverall sebagai pelindung utama kepala,
telinga dan leher, pastikan kepala, leher dan telinga tertutup rapat.
16. Pakai Apron (clemek plastik , anti bocor) sebagai proteksi ganda
terhadap sumber infeksi.
17. Pakai pelindung wajah (faceshield) untuk melindungi wajah hingga
dagu sebagai proteksi ganda terhadap sumber infeksi.
18. Pakai sarung tangan kedua sebagai proteksi ganda pelindungan
tangan.
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 3 / 3
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 4 / 3
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 5 / 3
PENGERTIAN Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu memperlancarkan peredaran darah bagian kaki.
TUJUAN 1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
ALAT 1. Kertas Koran 2 lembar
2. kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk)
3. hand scon.
TAHAP PRA INTERAKSI 1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
2. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan
3. Mengkaji program terapi yang telah diberikan
TAHAP INTERAKSI 1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
4. Mencuci tangan
TAHAP KERJA 1. Duduk secara tegak diatas kursi (jangan bersandar) dengan
meletakan kaki dilantai
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 6 / 3
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 7 / 3
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 8 / 3
PEMERIKSAAN ABDOMEN
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 9 / 3
AUSKULTASI
1. Diperiksa bunyi khusus (peristaltic) : normal, melemah
sampai menghilang, mengeras sampai terdengar suara logam
(metelic sound). Peristaltic normal kirakira tiap 2-5 detik.
Bising usus normal : 5-35 kali per menit.
2. Diperiksa murmur/bruit yang disebabkan adanya turbulensi
aliran darah dikarenakan proses atherosclerosis dengan cara
menempelkan stetoskop pada lokasi organ yang dicurigai
terdapat bruit. Jangan lupa memeriksa bruit hepar sebagai
tanda adanya neovaskularisasi pada pasien hepar
kronis/karsinoma.
3. Succusion splash : Pemeriksaan meletakan stetoscopnya
diatas abdomen sementara menggguncangkan dari sisi ke sisi.
Adanya bunyi percikan biasanya menunjukan distensi
lambung atau kolon.
PERKUSI
1. Perkusi hepar
Sejajar linea midclavicular kanan. Dari atas sampai terdengar
pekak. Dan dari bawah setinggi umbilicus samapi terdengar
pekak. Carilah panjang daerah pekak (liver span). Normal 6-
12 cm
2. Perkusi limpa
Lakukan perkusi pada SIC terakhir, linea axilaris anterior.
Biasanya tympani. Kemudian pasien diminta menarik nafas.
Normalnya akan tetap tympani. Untukmemasktikan
pembesaran lakukan perkusi dari pekak(limpa) kea rah
FORMULIR
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 10 / 3
PALPASI
1. Palpasi ringan : palpasi perlahan disemua kuadran,identifikasi
organ yang terasa nyeri. Pada daerah yang sukar dipalpasi
missal pada orang gemuk dapat melakukan palpasi dengan 2
tangan, tangan 1 berada dibawah dan lainnya diatass tangan
yang lain
2. Palpasi dalam : laukan palpasi diseruruh kwdran,
menggunakan permukaan Palmaris dan jari. Bila ada massa
identifikasi lokasi, ukuran,massa bentuk, mobilitas terhadap
jaringan sekitar dan nyeri tekan.
a. Palpasi hati (hepar): Pasien tidur terlentang. Tangan kiri
diletakkan setinggi costa XI-XII sambil mendorong kedepan.
Tangan kanan berada diperut sebelah kanan, di lateral
musculus rectus, pada daerah batas pekak dan tympani.
Mintalah pasien menarik nafas, Intepretasikan hati teraba
atau tidak, bila teraba berapa ukuranya, bagaimana tepinya,
permukaanya, konsistensinya nyeri tekan atau tidak.
Pembesaran hati dapat disebabkan oleh kongesti vascular,
hepatitis, neoplasma, atau sirosis permulaan.
1) Palpasi manual
2) Palpasi Bimanual
3) Palpasi hooking
b. Palpasi limpa
Mulai SIAS kanan melewati umbilicus hingga samapai arcus
FORMULIR
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 11 / 3
c. Memeriksa ginjal
Letakan tangan kiri sejajar arcus kosta XI-XII, dengan ujung
jari menyentuh sudut costovertebra untuk mendorong. Jari
tangan kanan sejajar musculus rectus abdominis. Penderita
menarik nafas, pemeriksa menangkap ginjal dan deskribsikan
teraba/tidak, ukuran, konsistensi, nyeri tekan
d. Pemeriksaan Aorta
Tekan di abdomen sebelah kiri linea mediana. Orang dewasa
normal tidak lebih dari 2 cm. Bila ditemukan massa pada
abdomen atas dan berdenyut perlu dicurigai aneurisma aorta
e. Pemeriksaan rectum
Pasien posisi berbaring terlentang, berbaring pada sisi kiri
tubuh (posisi sims), berdiri, membungkuk pada meja
pemeriksaan. Posisi litotomi adalah posisi dimana pasien
terlentang dengan kedua lutut difleksikan. Tangan kanan
pemeriksa memakai sarung tangan, memeriksa anus dan
jaringan di sekitarnya.
1) Inspeksi Kulit harus diperiksa apakah ada tanda
peradangan, ekskoriasi, fisura, nodulus, fistula, parut,
tumor, atau hemoroid.
2) Palpasi dinding rectum : Meliputi dinding lateral,
FORMULIR
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 12 / 3
No. Dok :
Tgl. Terbit : No. Revisi :00 Halaman : 13 / 3