Anda di halaman 1dari 7

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA BAGIAN KESANTRIAN


PONDOK PESANTREN SALAFIYAH AL FURQON
TENTANG
TATA TERTIB PERIZINAN MUSYRIF
Nomor: 12.037/0114/PPS.AF/11.2020

Dengan mengharap Ridho Alloh Jalla Wa’ala. Kepala Pondok Pesantren Salafiyah Al
Furqon Magelang setelah :
Menimbang : a. Bahwa guna menertibkan perizinan Musyrif perlu
menetapkan peraturan dan Tata Tertib
b. Bahwa untuk menetapkan peraturan dan Tata Tertib yang
baku perlu diatur dalam surat keputusan Bagian
Kesantrian
Mengingat : Pedoman tata tertib Musyrif Pondok Pesantren Salafiyah Al
Furqon
Memperhatikan : Hasil rapat Asatidzah Pondok Pesantren Salafiyah Al
Furqon, tanggal, 29 Nopember 2020

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Peraturan Bagian Kesantrian tentang Tata Tertib Perizinan
Musyrif
Kedua : Bahwa tata tertib perizinan musyrif ini ditetapkan sebagai
pedoman bagi Musyrif ketika akan mengajukan izin kepada
bagian kesantrian
Ketiga : Bahwa tata tertib ini hendaknya dapat ditegakkan sebagai
wujud tanggung jawab Asatidzah dan Musyrif pada PPS Al
Furqon Magelang
Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam surat keputusan ini akan dibetulkan dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Magelang
Pada Tanggal : 30 Nopember 2020
Mengetahui, Kabag. Kesantrian
Mudir PPS Al Furqon Magelang PPS Al Furqon Magelang

K. Muhammad Abdulloh Ashar Aziz Afifi


Tata Tertib Perizinan Musyrif PPS Al Furqon Magelang
Pasal 1
Pengertian Perizinan
Perizinan adalah hak Musyrif yang diberikan oleh pihak yang berwenang untuk
meninggalkan pesantren sesuai dengan kebutuhan dan keperluan yang dianggap penting
atau mendesak dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Pasal 2
Tujuan Perizinan
1. Memberikan pelayanan kepada Musyrif pada keadaan yang dibutuhkan.
2. Musyrif tertib dan disiplin.
3. Mendukung program pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Al Furqon.

Pasal 3
Penanggung Jawab Perizinan
1. Kepala Bagian Kesantrian bertanggungjawab terhadap seluruh jenis perizinan.
2. Kepala Bagian Kesantrian bertanggung jawab terhadap perizinan keluar pesantren
yang bersifat rutin (kepulangan), darurat, insidental dan yang semisalnya.
Catatan:
- Apabila Kepala Bagian Kesantrian berhalangan hadir/dinas luar dan lainnya,
maka tugas dan wewenangnya akan dilimpahkan kepada Mudir Pesantren sesuai
dengan arahan Kabag. Kesantrian.
- Apabila kedua-duanya berhalangan, maka tugas dan wewenangnya akan
dilimpahkan kepada Kabag. KBM/PKPPS/Tahfidz, dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Mendapatkan intruksi dari bagian kesantrian untuk izin kepada salah satu
kabag tersebut
 Intruksi dibuktikan dengan pesan singkat wa/langsung secara lisan lewat
voice note
3. Perizinan ke luar kota yang meninggalkan tugas KBM dan Tahfidz, harus
mendapatkan rekomendasi dari Kabag. KBM, Kabag. Tahfidz dibuktikan dengan
tanda tangan di surat perizinan, adapun untuk perizinan yang hanya meninggalkan
tugas KBM atau Tahfidz saja maka rekomendasi izin hanya dari salah satu Kabag
tersebut.

Pasal 4
Jenis Perizinan
a) Macam-macam perizinan
Perizinan Musyrif dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Perizinan Khusus (Syar’i)
a. Keluarga meninggal dunia : Kakek, nenek, ayah, ibu, kakak kandung, adik
kandung, kakak dan adik kandung dari ayah dan ibu (paman/bibi)
b. Keluarga sakit keras : Kakek, nenek, ayah, ibu, kakak kandung, adik
kandung, kakak dan adik kandung dari ayah dan ibu (paman/bibi)
c. Keluarga haji (berangkat dan atau datang) : Kakek, nenek, ayah, ibu, kakak
kandung, adik kandung, kakak dan adik kandung dari ayah dan ibu
(paman/bibi)
d. Keluarga menikah: Ayah, ibu, kakak kandung, kakak dan adik kandung dari
ayah dan ibu (paman/bibi)
e. Musyrif dalam keadaan sakit yang tidak memungkinkan dirawat di Pesantren
seperti di Rumah Sakit atau perawatan bersama orangtuanya dirumah, adapun
batas perizinan disesuaikan dengan rekomendasi dokter RS
f. Musyrif dalam keadaan tidak stabil secara psikologis dengan mendapatkan
izin/rekomendasi dari dokter dan bagian kesantrian.
2. Perizinan Non Syar’i
a. Mengurus paspor
b. Pernikahan sepupu atau pernikahan saudara bukan kandung
c. Sunatan saudara/adik kandung
d. Pindah rumah
e. Ganti Kacamata
f. Periksa Mata
g. Pernikahan sepupu/keponakan
h. Selamatan rumah
i. Ingin pulang saja
j. Acara keluarga/kumpul-kumpul
k. ORTU jenguk tidak pada jadwalnya
l. Musyrif jenuh/futur
m. Membeli kebutuhan yang habis
n. Pengajian rutin keluarga
o. Manasik Haji
p. Berobat Scabies dan Jerawat parah
q. Wisuda ortu/kakak
r. Ibu melahirkan
s. Cap 3 jari ijazah
t. Bikin KTP (SMA)
u. Medical Chek Up
v. Control
w. Mengurus Beasiswa
x. Aqiqah Adik
y. Aqiqah anak kakak (keponakan)
z. Bikin seragam
aa. Kematian anggota keluarga inti
bb. Silaturahmi kerumah salah satu dari Asatidz Pesantren
3. Perizinan Insidental
a. Mengajar TPA
b. Menjadi imam di suatu kampung pada bulan Ramadhan
c. Diajak ustadz untuk menemani khutbah Jum’at atau Ta’lim diluar Pesantren
d. Diajak ustadz untuk menemani berbelanja keperluan Pesantren
e. Disuruh ustadz membeli barang di luar Pesantren
f. Menjadi perwakilan Pesantren untuk mengikuti lomba di luar
g. Ujian kenaikan tingkat (UKT) Taekwondo atau Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) yang dilakukan diluar Pesantren
h. Mewakili Pesantren untuk Mengikuti seminar atau pelatihan
i. Keluar lingkungan Pesantren
b) Ketentuan Perizinan
Perizinan
Tidak Bag.
NO Alasan Syar’i Insidental Kabag. Kabag. Kabag. Waktu
Syar’i Kesehata
Kesantrian KBM Tahfidz
n
1. Keluarga meninggal
v v
5 hari*
dunia
2 Keluarga sakit keras v v v v 5 hari*
3 Keluarga haji 3 hari*
(berangkat dan atau v v v v
datang)
4 Keluarga menikah v v v v 3 hari*
5 Perawatan di Menyesuaikan
v v v v v
RS/Rumah saran dokter
6 Psikologi terganggu Menyesuaikan
v v v v v
saran dokter
7 Mengurus paspor Liburan
v
semesteran
8 Pernikahan sepupu atau v
pernikahan saudara
bukan kandung**
9 Sunatan saudara/adik
v
kandung***
10 Pindah rumah*** v v
11 Ganti Kacamata Hari ahad
v v v
ba’da duhur
12 Periksa Mata Pagi ba’da
v v v v halaqoh-
selesai
13 Pernikahan
v
sepupu/keponakan**
14 Selamatan rumah*** v
15 Ingin pulang saja*** v
16 Acara keluarga/kumpul-
v
kumpul***
17 ORTU jenguk tidak
v v v
Tidak boleh
pada jadwalnya diajak keluar
18 Musyrif jenuh/futur*** v
19 Membeli kebutuhan Hari ahad
yang habis v v ba’da duhur-
ashar
20 Pengajian rutin
v
keluarga***
21 Manasik Haji
v v v
Liburan
semesteran
22 Berobat Scabies dan Pagi ba’da
Jerawat parah v v v v halaqoh-
selesai
23 Wisuda ortu/kakak*** v
24 Ibu melahirkan v v v v 3 hari
25 Cap 3 jari ijazah**** Liburan
v v
semesteran
26 Bikin KTP (SMA) Liburan
v v
semesteran
27 Medical Chek Up v v v v 3 Hari
28 Control 1 Hari dan
menyesuaikan
v v
saran dokter
RS
29 Mengurus Beasiswa*** v v
30 Aqiqah Adik*** v v
31 Aqiqah anak kakak
v v
(keponakan)***
32 Bikin seragam Rekomendasi
v v Bag.
Kesantrian
33 Kematian anggota 3 Hari
v v v v
keluarga inti
34 Silaturahmi kerumah 1 Hari (Hari
salah satu dari Asatidz Aktif Kerja),
v v v v
Pesantren 2 Hari (Libur
Pekanan)
35 Mengajar TPA Ba’da Ashar-
v
18.00
36 Menjadi imam di suatu Ba’da isya-
kampung pada bulan v selesai
Ramadhan
37 Diajak ustadz untuk Menyesuaikan
menemani khutbah Ustadz
v
Jum’at atau Ta’lim
diluar Pesantren
38 Diajak ustadz untuk Menyesuaikan
menemani berbelanja v Ustadz
keperluan Pesantren
39 Disuruh ustadz membeli Menyesuaikan
v
barang di luar Pesantren Ustadz
40 Menjadi perwakilan Menyesuaikan
Pesantren untuk v v v v waktu
mengikuti lomba di luar perlombaan
41 Ujian kenaikan tingkat v v v v Menyesuaikan
(UKT) Taekwondo atau koordinator
Ujian Nasional Berbasis kegiatan
Komputer (UNBK)
yang dilakukan diluar
Pesantren
Mewakili Pesantren Menyesuaikan
untuk Mengikuti v v v v waktu
seminar atau pelatihan kegiatan
42 Keluar lingkungan v
v
Pesantren
Keterangan :
 * : waktu dirumah murni belum ditampah waktu diperjalanan
pulang dan kembali ke Pesantren
 ** : tidak diizinkan karena berhubungan dengan non Mahrom
 *** : tidak diizinkan karena tidak terlalu Urgent bagi Musyrif dan
tidak mengharuskan Musyrif untuk datang
 **** : disarankan untuk cap 3 jari di Pesantren kalau tidak bisa maka
dilakukan ketika liburan semesteran atau ketika perizinan pulang 2 bulan
sekali.

Pasal 5
Tempat, Waktu Permohonan Izin, Dan Masa Perizinan

Ayat 1
Tempat permohonan Izin
1. Tempat permohonan izin adalah di Kantor Bagian Kesantrian.
2. Permohonan izin mendadak dan darurat dapat dilakukan di dalam atau di luar Kantor
Bagian Kesantrian tetapi wajib konfirmasi ke Kepala Bagian Kesantrian sebagai
bukti pengajuan izin secara administratif.

Ayat 2
Waktu Permohonan Izin
1. Permohonan izin ke sekitar lingkungan Pesantren adalah Senin sampai Sabtu, adapun
waktunya mulai pukul 08.00-11.00 WIB, 13.00-14.00 WIB
2. Permohonan izin insidental dan yang semisalnya dapat dilakukan sesuai kondisi
dengan persetujuan Kepala Bagian Kesantrian.

Ayat 3
Masa Perizinan
1. Batas waktu perizinan ke sekitar lingkungan Pesantren pukul 13.00 s/d 15.00 WIB.
2. Musyrif dilarang keluar pesantren pada malam hari kecuali,
- Membeli makanan karena makanan di dapur habis
- Mendapatkan perintah dari salah satu Asatidzah untuk membeli keperluan
pesantren
- Membelikan santri makanan untuk jaga malam
3. Batas waktu perizinan hari Ahad adalah pukul 12.30 s/d 15.00 WIB.
4. Batas waktu perizinan yang bersifat darurat dan mendadak disesuaikan situasi dan
kondisi yang diperlukan, dan wajib konfirmasi ke Kepala Bagian Kesantrian setiap
tiga hari sekali apabila perizinannya selama satu minggu atau lebih.
5. Batas waktu perizinan liburan pesantren adalah setiap libur resmi pesantren.

Pasal 6
Hak Izin
Seluruh musyrif mendapatkan hak izin dengan perincian sebagai berikut:
- Setiap musyrif yang diizinkan wajib menunaikan administrasi pesantren.
- Setiap musyrif berhak mendapatkan izin sesuai dengan kebutuhan dan disiplin
perizinan.
- Setiap Musyrif berhak mendapatkan izin bulanan sesuai waktu kepulangan yang
telah ditentukan.
- Untuk perizinan mendadak atau darurat setiap Musyrif berhak mendapatkan hak izin
setelah mendapatkan persetujuan dari kepala Bagian Kesantrian dan Mudir
Pesantren.
Pasal 7
Alur dan Prosedur Perizinan
Alur perizinan Musyrif terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Alur perizinan internal Musyrif yang dimaksud adalah format perizinan yang
diberikan kepada Musyrif dalam lingkup area pesantren dan dalam masa proses
melaksanakan kegiatan pesantren/madrasah. Alur perizinan yang benar adalah bahwa
Musyrif melapor ke Kabag. Kesantrian, kemudian menulis keperluan izin di dalam
buku induk Perizinan.
b) Alur perizinan eksternal Musyrif yang dimaksud adalah format perizinan yang
diberikan kepada Musyrif dalam lingkup luar area pesantren dan bukan dalam masa
proses kegiatan pesantren/madrasah. Alur perizinan yang benar adalah :
 Khusus untuk Musyrif pengabdian dari PPS Al Furqon bahwa orang tua /wali
Musyrif minimal duahari sebelum mengajukan permohonan izin konfirmasi
ke Waka. Bid. Kesantrian untuk memproses perizinan secara administratif.
 Adapun musyrif pengabdian dari luar maka langsung menemui Kabag.
Kesantrian untuk mengajukan izin dan kemudian akan diproses secara
Administratif
Prosedur perizinan pesantren terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

Ayat 1
Prosedur Umum
1. Musyrif datang ke kantor Kabag. Kesantrian untuk mengajukan perizinan, setelah
diizinkan selanjutnya menulis keterangan perizinan di buku induk perizinan dan
meminta surat izin.
2. Musyrif yang telah mendapatkan kartu atau surat izin dari bagian kesantrian maka
selanjutnya menemui salah satu diantara dua kabag berikut ini,
- Kabag KBM (apabila izinnya meningalkan bertepatan dengan jadwal mengajar
atau kegiatan KBM yang lainnya)
- Kabag. Tahfidz (apabila izinnya meningalkan halaqoh Tahfidz atau kegiatan
tahfidz lainnya)
Setelah mendapatkan izin dari salah satu diantara dua kabag tersebut maka untuk
selanjutnya musyrif menyerahkan surat izin tersebut kepada Kabag yang bersangkutan
dan diperbolehkan meninggalkan Pesantren sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan melalui pintu gerbang pesantren,
3. Musyrif wajib kembali ke Pesantren sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Musyrif diwajibkan melapor kepada bagian kesantrian saat tiba di pesantren,
kemudian menuliskan jam kedatangan Musyrif pada daftar perizinan Musyrif yang
telah tersedia.
5. Kabag. Kesantrian berhak memeriksa Musyrif dan barang bawaannya.

Ayat 2
Prosedur Khusus
1. Perizinan ke lingkungan Pesantren.
- Musyrif menghadap kepada Bagian Kesantrian dan menyampaikan alasan
izinnya.
- Musyrif menghadap dan melapor kepada bagian kesantrian setelah tiba dari
perizinan.
2. Perizinan khusus hari Ahad siang ke dalam kota.
- Musyrif diperbolehkan langsung keluar pada pukuol 12.30-16.00 WIB.
- Musyrif diwajibkan melakukan absen kepada Kabag. Kesantrian di tempat dan
waktu yang telah ditentukan.
3. Perizinan saat perpulangan bulanan.
- Musyrif mencatat namanya di kantor Bagian Kesantrian pada waktu yang telah
ditentukan.
- Musyrif meminta izin kpd salah satu diantara 2 Kabag yaitu Tahfidz dan KBM.
- Musyrif diwajibkan melapor kepada Bagian Kesantrian setibanya di Pesantren.
4. Perizinan keluar kota yang bersifat darurat dan mendadak.
- Musyrif meminta izin kepada bagian kesantrian dan menyampaikan alasa izinnya
- Menuliskan alasan izin tersebut di buku induk perizinan
- Meminta surat izin kpd bagian kesantrian
- Apabila waktu izin berbarenagn dengan waktu KBM atau tahfidz maka musyrif
wajib meminata izin kpd salah satu dari dua kabag tersebut.
- Diperbolehkan meninggalkan pesantren dan wajib kembali tepat waktu.

Pasal 8
Pelanggaran Perizinan
Pelanggaran perizinan meliputi beberapa hal, yaitu;
1. Keluar pesantren tanpa izin.
2. Keluar pesantren tanpa meminta izin kepada bagian kesantrian
3. Keluar dan masuk pesantren melalui pintu belakang.
4. Menyalahgunakan perizinan.
5. Tidak melakukan absensi pada perizinan.
6. Terlambat datang dari perizinan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
7. Tidak melapor kepada Bagian Kesantrian baik ketika pergi maupun datang ke
pesantren.
8. Menginap di luar pesantren tanpa izin.
9. Membawa atau membeli barang-barang yang dilarang oleh pesantren.
10. Tidak bersedia untuk diperiksa barang-barang bawaannya oleh satpam atau dewan
Asatidzah .
11. Membawa tamu tanpa melapor salah satu Asatidzah pesantren bahkan tidak ada
persetujuan Kepala Bagian Kesantrian.

Pasal 9
Konsekuensi Pelanggaran Perizinan
1. Musyrif yang tidak disiplin akan mendapatkan konsekuensi sebagaimana yang
terdapat pada Bab ... , Pasal ... Buku panduan tata tertib Musyrif yang disesuaikan
dengan level pelanggaran tersebut, atau dengan kebijakan-kebijakan dari Bagian
Kesantrian.
2. Musyrif yang melanggar akan mendapatkan arahan dan bimbingan yang ditentukan
oleh Bagian Kesantrian sesuai dengan jenis pelanggaran yang telah dilakukan agar
yang bersangkutan jera dan tidak mengulangi pelanggarannya lagi..

Anda mungkin juga menyukai