Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi V
Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi V
-v-
-1819-
1 Injeksi
1 Injeksi
DAFTAR MONOGRAFI
MONOGRAFI BARU
Difenhidramin Hidroklorida
Dekstran 70
Identifikasi
Definisi
Keasaman atau kebasaan (tambahan)
Pemerian
Jarak lebur (hilangkan)
Kelarutan
Penetapan kadar
Baku pembanding (tambahan)
Warna larutan (tambahan)
Digoksin
Kejernihan larutan (hilangkan)
Baku pembanding
Identifikasi
Penetapan kadar
Rotasi jenis
pH
Diklofenak Kalium
Endotoksin bakteri (tambahan)
Rumus bangun
Keamanan (tambahan)
Pemerian
Logam berat
Kelarutan
Susut pengeringan
Klorida (hilangkan)
Diklofenak Natrium
Sisa pemijaran (hilangkan)
Rumus bangun
Kekentalan intrinsik Dekstran 70
(hilangkan)
Kekentalan intrinsik fraksi molekul Dikloksasilin Natrium
tinggi (hilangkan) Baku pembanding
Kekentalan intrinsik fraksi molekul Dimetilanilin
rendah (hilangkan)
Penetapan kadar
Senyawa mereduksi (hilangkan)
Sulfat (tambahan)
Dimenhidrinat
Nitrogen (tambahan)
Rumus bangun
Etanol dan senyawa sejenis
Cemaran organik mudah menguap
(tambahan)
(hilangkan)
Antigenisitas
Penetapan kadar 8-kloroteofilin
Distribusi bobot molekul, bobot dan
jumlah rata-rata bobot molekul
(tambahan) Tablet Dipiridamol
Wadah dan penyimpanan Baku pembanding
Penandaan (tambahan) Identifikasi
Keseragaman sediaan
-1827-
Estriol
Dopamin Hidroklorida Kelarutan
Kemurnian kromatografi
Baku pembanding
Wadah dan penyimpanan
Kemurniaan kromatografi
Penetapan kadar
Efedrin
Pemerian
Estrogen terkonjugasi
Baku pembanding
Batas kadar
Identifikasi Baku pembanding
Rotasi jenis
Identifikasi
Air
Komponen lain
Cemaran umum
17β-estradiol dan 8,9-dehidroestron
Penandaan (tambahan) Estron, ekuilin dan 17α-dihidroekuilin
(Steroid bebas)
Ergokalsiferol 17α-dihidroekuilenin, 17β-
dihidroekuilenin dan Ekuilenin
Baku pembanding
(tambahan)
Identifikasi Cemaran senyawa organik mudah
Jarak lebur menguap (hilangkan)
Zat mereduksi Penetapan kadar
Cemaran senyawa organik mudah Wadah dan penyimpanan
menguap (hilangkan) Penandaan (tambahan)
Penetapan kadar
Etambutol hidroklorida
Injeksi Ergometrin Maleat Baku pembanding
Baku pembanding Identifikasi
Endotoksin bakteri (tambahan) Aminobutanol
Alkaloid sejenis Cemaran senyawa organik mudah
Penetapan kadar menguap (hilangkan)
Total stereoisomer (tambahan)
Estradiol
BM Etil klorida
Baku pembanding Etanol (hilangkan)
Jarak lebur
Rotasi jenis Etilmorfin Hidroklorida
Kemurniaan kromatografi (tambahan) Rumus bangun
Wadah dan penyimpanan Nama kimia
Penandaan (tambahan) BM
Senyawa sejenis
-1828-
Fenitoin Natrium
Injeksi Fentanil sitrat
Senyawa sejenis
Baku pembanding
Endotoksin bakteri
Kapsul Fenitoin Natrium
Syarat lain (tambahan)
Baku pembanding
Penetapan kadar
Keseragaman sediaan
Penetapan kadar
Fitonadion
Baku pembanding
Injeksi Fenobarbital Natrium
Keasaman atau kebasaan
Baku pembanding
Isomer Z
Penetapan kadar
Fenofibrat
Rumus bangun
Tablet Fitonadion
Definisi
Baku pembanding
Warna dan akromisitas
-1829-
Lisinopril
Tablet Vaginal Klotrimazol
Nama kimia
Identifikasi
Pemerian
Penetapan kadar
Baku pembanding
Kodein
Loperamida Hidroklorida
Definisi
Kelarutan
Pemerian
Baku pembanding
Kelarutan
Klorida
Baku pembanding
Identifikasi
Lorazepam
Jarak lebur
Baku pembanding
pH (hilangkan)
Identifikasi
Kejernihan larutan(hilangkan)
Senyawa sejenis (hilangkan)
Warna dan Akromisitas(hilangkan)
Cemaran organik (tambahan)
Rotasi jenis(hilangkan)
Penetapan kadar
Susut pengeringan
Sisa pemijaran
Mestranol
Alkaloid asing(hilangkan)
Rumus bangun
Zat mudah terarangkan(tambahan)
Kemurnian kromatografi (tambahan)
-1832-
Metildopa Mitomisin
Rumus bangun Definisi
Identifikasi Baku pembanding
Identifikasi
Injeksi Metilergometrin Maleat pH
Baku pembanding Kadar air
Identifikasi Syarat lain (tambahan)
Cemaran organik dan alkaloid sejenis Penetapan kadar
Penetapan kadar Wadah dan penyimpanan
Wadah dan penyimpanan Penandaan (tambahan)
Bahan partikulat
Wadah dan penyimpanan Parasetamol
Penetapan kadar Baku pembanding
Penandaan (tambahan) p-Kloroasetanilida
Cemaran senyawa organik mudah
menguap (hilangkan)
Natrium Salisilat
Nama kimia Tablet Parasetamol
Rumus kimia Disolusi
Cemaran senyawa organik mudah
Penetapan kadar
menguap (hilangkan)
Wadah dan penyimpanan
Penandaan (tambahan)
-1834-
Propranonol Hidroklorida
Tablet Probenesid
Baku pembanding
Baku pembanding
Penetapan kadar
Disolusi
Wadah dan penyimpanan
Progesteron
Protamin Sulfat
Rumus bangun
Spektrum serapan (tambahan)
Penetapan kadar
Prokain Hidroklorida
Baku pembanding
Injeksi Protamin Sulfat
Endotoksin bakteri (tambahan)
Batas kadar
Sterilitas (tambahan)
Baku pembanding
Penandaan (tambahan)
Penetapan kadar
Prokain Penisilin G
Reserpin
Judul kromatografi
Rumus bangun
BM
Definisi
Rifampisin
Baku pembanding
Definisi
-1836-
Sefazolin Identifikasi
Rumus bangun pH
Baku pembanding
Penetapan kadar Injeksi Siklosporin
Judul monografi
Penetapan kadar
Skopolamin Hidrobromida
Rumus bangun
Sefoperazon Natrium
Baku pembanding
Baku pembanding
Identifikasi
Syarat lain (tambahan)
Jarak lebur (hilangkan)
Penandaan (tambahan)
Air
Sefotaksim Natrium
Stanozolol
Nama kimia
Rumus bangun
Kelarutan
-1837-
Testosteron Propionat
Identifikasi
1 Tablet Kotrimoksazol
DAFTAR LAMPIRAN
PEREAKSI BARU
INDIKATOR BARU
1 Merah metil P
2 Merah metil P, asam
3 Merah metil P, garam hidroklorida
4 Merah metil P, garam natrium
LARUTAN BARU
SEDIAAN UMUM
Sediaan parenteral adalah sediaan yang digunakan Zat pembawa lain Minyak tertentu dapat
dengan cara menyuntikkan obat ke dalam tubuh. digunakan sebagai zat pembawa injeksi bukan air
Sediaan parenteral dibuat dengan teliti untuk adalah berasal dari tanaman; tidak berbau atau hampir
memenuhi persyaratan Farmakope yaitu sterilitas, tidak berbau, dan tidak memiliki bau atau rasa tengik.
pirogen, bahan partikulat, dan kontaminan lain dan Memenuhi persyaratan uji Parafin Padat seperti
bila perlu dapat ditambahkan bahan penghambat tertera pada Minyak Mineral, pada tangas pendingin
pertumbuhan mikroba. Injeksi merupakan sediaan yang dipertahankan pada suhu 10º, mempunyai
yang ditujukan untuk pemberian parenteral, dapat Bilangan Penyabunan antara 185 dan 200, Bilangan
dikonstitusi atau diencerkan dahulu menjadi sediaan Iodum antara 79 dan 128 seperti tertera pada Lemak
sebelum digunakan. dan Minyak Lemak <491>, dan memenuhi syarat uji
sebagai berikut:
Istilah dan Definisi Istilah berikut menggolongkan Bahan Tak Tersabunkan Lakukan seperti tertera
5 jenis tipe sediaan parenteral yang umum. Sediaan pada Lemak dan Minyak Lemak <491>; tidak lebih
dapat mengandung dapar, pengawet atau bahan dari 1,5%.
tambahan lain. Asam Lemak Bebas Lakukan seperti tertera pada
1. Injeksi [nama zat aktif]: sediaan cair yang berupa Lemak dan Minyak Lemak <491>; tidak lebih dari 1,2.
bahan obat atau larutannya; Bilangan Peroksida Lakukan seperti tertera pada
2. [Nama zat aktif] untuk Injeksi: sediaan padat kering Lemak dan Minyak Lemak <491>; tidak lebih dari 5,0.
atau cairan pekat dengan atau tanpa penambahan Kadar Air <1031> Metode Ic Tidak lebih dari 0,1%.
bahan pembawa yang sesuai, menghasilkan larutan Tembaga, besi, timbal dan nikel [Catatan Uji untuk
yang memenuhi persyaratan untuk injeksi; nikel tidak diperlukan jika minyak tidak melalui
3. Injeksi Emulsi [nama zat aktif]: sediaan cair zat proses hidrogenasi, atau tidak digunakan katalis
aktif terlarut atau terdispersi pada media emulsi yang tembaga pada saat pengolahan] Lakukan seperti
sesuai; tertera pada Logam renik dalam Lemak dan Minyak
4. Injeksi Suspensi [nama zat aktif] : sediaan cair dari Lemak <491> Masing-masing untuk tembaga, besi,
padatan tersuspensi pada media cair yang sesuai; timbal dan nikel tidak lebih dari 1 bpj.
5. [Nama zat aktif] untuk Suspensi Injeksi: sediaan Monogliserida dan digliserida sintetik dari asam
padat kering yang dengan penambahan pembawa yang lemak dapat digunakan sebagai zat pembawa apabila
sesuai menghasilkan larutan yang memenuhi berupa cairan dan tetap jernih bila didinginkan pada
persyaratan untuk suspensi injeksi. suhu 10º dan mempunyai Bilangan Iodida tidak lebih
dari 140 (lihat Lemak dan Minyak Lemak <491>).
Injeksi Volume Besar dan Injeksi Volume Kecil Bahan pembawa bukan air lain dapat digunakan
Dalam Farmakope, yang dimaksud dengan Larutan apabila aman pemakaiannya dalam volume injeksi
Intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal yang digunakan. Juga apabila tidak mempengaruhi
untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda efek terapetik sediaan atau mempengaruhi respons
volume lebih dari 100 ml. Injeksi volume kecil adalah pada uji dan penetapan kadar.
injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume
100 ml atau kurang. Bahan tambahan Bahan tambahan yang sesuai
Definisi sediaan steril untuk penggunaan parenteral dapat ditambahkan ke dalam sediaan untuk injeksi
pada umumnya tidak berlaku untuk sediaan biologik untuk meningkatkan stabilitas atau efektivitas,kecuali
karena sifat khusus dan persyaratan perizinan. dinyatakan pada masing-masing monografi, dan bila
bahan tambahan tidak berbahaya dalam jumlah yang
Zat Pembawa (Pelarut) Air Air sebagai zat digunakan dan tidak mengganggu efek terapetik atau
pembawa injeksi memenuhi syarat Uji Pirogen respons pada uji dan penetapan kadar. Tidak boleh
<231>; atau Uji Endotoksin Bakteri <201> seperti ditambahkan bahan pewarna, kecuali hanya untuk
tertera dalam monografi. Kecuali dinyatakan lain mewarnai sediaan akhir seperti tertera pada Bahan
dalam monografi, pada umumnya digunakan Air untuk Tambahan dalam Ketentuan Umum dan Uji Efektivitas
Injeksi sebagai zat pembawa. Natrium klorida dapat Pengawet Antimikroba <61>.
ditambahkan dalam jumlah sesuai untuk memperoleh Pemilihan dan penggunaan bahan tambahan harus
larutan isotonik. Injeksi Natrium Klorida atau Injeksi hati-hati untuk sediaan yang diberikan lebih dari 5 ml.
Ringer dapat digunakan sebagian atau keseluruhan Kecuali dinyatakan lain berlaku: Zat mengandung
pengganti Air untuk Injeksi kecuali dinyatakan lain raksa, kationik dan zat aktif permukaan tidak lebih
dari 0,01 %; golongan klorbutanol, kresol dan fenol
-1840-
tidak lebih dari 0,5 %; dan belerang dioksida atau ditambahkan untuk mendapatkan kadar tertentu dari
jumlah setara dengan kalium atau natrium sulfit, bahan aktif atau volume akhir dari larutan yang
bisulfit atau metabisulfit, tidak lebih dari 0,2 %. diperoleh; cara penyimpanan larutan terkonstitusi;
Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk tanggal kedaluwarsa yaitu batas waktu larutan
mencegah pertumbuhan mikroba harus ditambahkan terkonstitusi masih memenuhi syarat potensi seperti
dalam injeksi yang dikemas dalam wadah dosis ganda tertera pada etiket bila disimpan seperti yang
tanpa memperhatikan metode sterilisasi yang dianjurkan.
digunakan, kecuali salah satu dari kondisi berikut : Wadah untuk injeksi yang akan digunakan untuk
(1) dinyatakan berbeda dalam masing-masing dialisis, hemofiltrasi atau cairan irigasi dan volume
monografi; (2) bahan mengandung radionuklida lebih dari 1 liter, diberi penandaan bahwa sediaan
dengan waktu paruh fisika kurang dari 24 jam; dan tidak digunakan untuk infus intravena.
(3) zat aktif sudah merupakan antimikroba. Beberapa Pemberian etiket pada wadah sedemikian rupa
bahan digunakan dalam kadar untuk mencegah sehingga sebagian wadah tidak tertutup oleh etiket,
pertumbuhan atau membunuh mikroba dalam sediaan untuk mempermudah pemeriksaan isi secara visual.
injeksi. Bahan tersebut harus memenuhi syarat seperti
tertera pada Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba Wadah Untuk Injeksi Wadah untuk sediaan
<61> dan Kandungan Zat Antimikroba <441>. Proses injeksi termasuk penutup tidak boleh berinteraksi
sterilisasi tetap dilakukan meskipun mengandung secara fisika maupun kimia dalam bentuk apapun
bahan tambahan tersebut (lihat Bahan Tambahan dengan sediaan, yang dapat mengubah kekuatan, mutu
dalam Ketentuan Umum dan Sterilisasi Jaminan atau kemurnian di luar persyaratan resmi dalam
Sterilitas Bahan Kompendial <1371>). Udara dalam kondisi penanganan, pengangkutan, penyimpanan,
wadah dapat dihilangkan atau diganti dengan gas penjualan dan penggunaannya. Wadah terbuat dari
inert. Bila injeksi sensitif terhadap oksigen, informasi bahan yang dapat mempermudah pengamatan
tersebut harus tertera dalam penandaan. terhadap isi. Tipe kaca untuk tiap sediaan parenteral
umumnya dinyatakan dalam masing-masing
Penandaan Pada etiket sekurang-kurangnya tertera monografi. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
nama sediaan; pada sediaan cair tertera kandungan masing monografi, wadah plastik dapat digunakan
obat atau jumlah obat pada volume tertentu, untuk untuk pengemasan injeksi seperti tertera pada Wadah
sediaan kering tertera jumlah zat aktif; cara <1271>.
penggunaan; kondisi penyimpanan, dan tanggal Definisi wadah dosis tunggal dan dosis ganda,
kedaluwarsa; nama dan alamat pabrik pembuat; tertera pada Wadah dalam Ketentuan Umum. Wadah
pengemas atau distributor; identifikasi nomor bets/lot untuk injeksi memenuhi persyaratan seperti tertera
dan nomor izin edar. Nomor bets/lot harus dapat pada Wadah <1271>.
memberikan informasi tentang riwayat pengemasan Wadah ditutup dan disegel dengan berbagai cara
spesifik termasuk proses produksi, pengisian, untuk mencegah kontaminasi atau kehilangan isi.
sterilisasi, dan penandaan. Validasi integritas wadah harus menunjukkan tidak
Bila dalam monografi tertera berbagai kadar zat ada penetrasi kontaminasi mikroba atau cemaran
aktif dalam sediaan parenteral maka kadar masing- kimia atau fisika. Sebagai tambahan, wadah harus
masing komponen disebut dengan nama umum dapat mempertahankan jumlah total dan jumlah relatif
misalnya Injeksi Dekstrosa 5 % atau Injeksi Dekstrosa atau kadar dari zat terlarut dan pembawa bila terpapar
(5%) dan injeksi Natrium Klorida (0,2%). kondisi ekstrem pada proses produksi, penyimpanan,
Penandaan mencakup informasi berikut kecuali pengangkutan, dan distribusi. Penutup wadah dosis
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi: ganda harus memungkinkan pengambilan isi tanpa
(1) untuk sediaan cair, persentase isi atau jumlah membuka atau merusak penutup. Penutup harus
setiap komponen dalam volume tertentu, kecuali memungkinkan penetrasi oleh jarum suntik dan pada
bahan yang ditambahkan untuk penyesuaian pH atau waktu jarum suntik dicabut, segera menutup untuk
untuk membuat larutan isotonik, dapat dinyatakan melindungi wadah dari kontaminasi. Validasi
dengan nama dan pernyataan fungsi bahan tersebut, integritas wadah dosis ganda harus termasuk verifikasi
(2) untuk sediaan kering atau sediaan yang seperti pencegah kontaminasi mikroba atau hilangnya
memerlukan pengenceran sebelum digunakan: jumlah isi produk untuk mengantisipasi penusukan berulang
tiap komponen, komposisi pengencer yang dianjurkan pada penggunaan.
(nama, bila formula disebutkan dalam masing-masing
monografi); jumlah cairan pengencer yang
-1841-
Wadah untuk sediaan padat steril Wadah ukur. Ukur volume yang dipindahkan. Volume tidak
termasuk penutup untuk sediaan padat kering yang kurang dari volume nominal.
ditujukan untuk penggunaan parenteral harus tidak
berinteraksi secara fisika maupun kimia dengan Pengemasan dan Penyimpanan Volume Injeksi
sediaan, yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau wadah dosis tunggal dapat memberikan jumlah
kemurnian di luar persyaratan resmi dalam kondisi tertentu untuk pemakaian parenteral sekali pakai dan
penanganan, pengangkutan, penyimpanan, penjualan tidak ada yang memungkinkan pengambilan isi dan
dan penggunaannya. pemberian sebesar 1 liter.
Wadah untuk sediaan padat steril memungkinkan Sediaan untuk pemberian intraspinal, intrasisternal
penambahan pelarut yang sesuai dan pengambilan atau pemakaian peridural dikemas hanya dalam wadah
sejumlah volume tertentu larutan atau suspensi yang dosis tunggal.
dihasilkan sedemikian rupa sehingga sterilitas produk Bila tidak dinyatakan lain dalam monografi, tidak
dapat dipertahankan. ada wadah dosis ganda yang berisi sejumlah volume
Bila Penetapan kadar dalam monografi Injeksi yang memungkinkan pengambilan sebesar 30
memberikan suatu prosedur untuk penyiapan Larutan ml.
uji, pada pengambilan isi keseluruhan dari satu wadah Injeksi yang dikemas untuk digunakan sebagai
dosis tunggal menggunakan alat suntik dan jarum larutan irigasi, hemofiltrasi, dialisis atau untuk nutrisi
suntik hipodermik, isi harus diambil sesempurna secara parenteral dibebaskan dari pembatasan
mungkin dengan alat suntik hipodermik yang kering pengemasan di atas. Wadah untuk injeksi yang
dengan kapasitas tidak lebih dari tiga kali volume dikemas untuk larutan hemofiltrasi atau larutan irigasi
yang akan diambil dan dilengkapi dengan jarum suntik dapat dirancang agar kosong dengan cepat dan boleh
nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. berisi lebih dari 1 liter.
Gelembung udara harus dikeluarkan dari alat suntik Injeksi yang ditandai untuk hewan dibebaskan dari
dan cairan dalam alat suntik dipindahkan ke wadah persyaratan pengemasan dan penyimpanan khususnya
untuk pengenceran pada penetapan kadar. pembatasan terhadap wadah dosis tunggal dan wadah
dosis ganda.
Volume dalam Wadah Setiap wadah injeksi diisi
sedikit berlebih dari jumlah yang tertera pada etiket Bahan Asing dan Bahan Partikulat Seluruh
atau volume yang akan diambil. Kelebihan volume sediaan yang ditujukan untuk penggunaan parenteral
yang dianjurkan dalam tabel yang tertera pada harus dibuat sedemikian rupa untuk mendeteksi bahan
Penetapan Volume Injeksi dalam wadah <1131>, partikulat seperti yang didefinisikan dalam Bahan
umumnya cukup untuk memenuhi volume Partikulat Dalam Injeksi <751>. Setiap wadah sediaan
pengambilan dan pemakaian seperti tertera pada parenteral akhir harus diperiksa terhadap
etiket. kemungkinan adanya bahan asing dan bahan partikulat
(selanjutnya disebut sebagai “partikulat visibel”) di
Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah dalam isi. Proses pemeriksaan harus dirancang dan
Suspensi dan emulsi harus dikocok sebelum dikualifikasi untuk menjamin bahwa setiap lot dari
pengambilan isi dan sebelum penetapan bobot jenis. seluruh sediaan parenteral bebas dari partikulat
Sediaan berminyak dan kental dapat dihangatkan jika visibel. Setiap wadah yang isinya menunjukkan
perlu, dan kocok kuat, segera keluarkan isinya. Isi adanya partikulat visibel harus ditolak. Pemeriksaan
kemudian didinginkan pada 20º sampai 25º sebelum partikulat visibel dapat dilakukan dengan pemeriksaan
pengukuran volume. Sediaan padat steril harus efek kritikal lainnya seperti retak atau pecahnya
direkonstitusi sesuai dengan yang tertera pada etiket wadah atau segel atau pada saat karakterisasi
sebelum mengeluarkan isinya. Kemudian ukur isi penampilan fisik sediaan terliofilisasi.
sesuai prosedur untuk suspensi, emulsi atau larutan. Bila sifat isi atau sistem penutup wadah
Wadah dosis tunggal Memenuhi syarat Penetapan memungkinkan hanya pengawasan terbatas dari isi
Volume Injeksi dalam Wadah <1131>. keseluruhan, pengawasan 100% terhadap lot harus
Wadah dosis ganda Untuk wadah injeksi dosis dilengkapi dengan pemeriksaan terhadap isi (contoh
ganda dengan etiket menyebutkan jumlah dosis dalam pengeringan) atau mengeluarkan isi dari wadah
volume tertentu, pilih satu wadah, lakukan seperti (contoh wadah berwarna coklat gelap) dari sebuah lot.
pada Wadah dosis tunggal, menggunakan sejumlah Semua injeksi volume besar untuk infus dosis
siring terpisah berukuran sama dengan ukuran tunggal dan injeksi volume kecil harus melalui uji
disesuaikan volume yang ditetapkan. Volume yang pengaburan cahaya dan prosedur mikroskopik untuk
dipindahkan dari tiap siring tidak kurang dari volume bahan partikulat subvisibel seperti tertera pada Bahan
dosis yang ditetapkan. Partikulat dalam Injeksi <751> kecuali dinyatakan
Larutan intravena volume besar Untuk larutan lain dalam masing-masing monografi.
intravena, pilih 1 wadah. Pindahkan isi ke dalam gelas Larutan untuk injeksi dengan pemberian secara
ukur kering dengan kapasitas volume yang akan intramuskular atau subkutan harus memenuhi
diukur tidak kurang dari 40% volume nominal gelas
-1842-
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; tidak Endotoksin bakteri <201> Tidak boleh lebih dari
berbau. 0,25 unit Endotoksin FI per ml.
Uji batas mikroba <51> Angka lempeng total tidak Hilangkan persyaratan:
lebih dari 10 koloni per 100 ml. Gunakan metoda Klorida Pada 20 ml zat uji dalam tabung pembanding
penyaringan membran dengan porositas tidak lebih warna tambahkan 5 tetes asam nitrat P dan 1 ml
besar dari 0,45 µm, volume sampel minimal 100 ml, perak nitrat LP dan campur perlahan: terjadi
media pertumbuhan Plate Count Agar, waktu kekeruhan dalam waktu 10 menit dan tidak lebih
inkubasi 48-72 jam, suhu inkubasi 30 – 35 º. keruh dari 20 ml Air dengan kemurnian tinggi seperti
tertera pada Pereaksi dalam Wadah <1271> yang
mengandung 10 µg Cl (0,5 bpj), diamati dengan arah
tegak lurus dengan dasar gelap dengan cahaya yang
AIR STERIL UNTUK INJEKSI
masuk dari samping.
Sterile Water for Injection
Hilangkan persyaratan:
Air Steril untuk Injeksi dibuat dari Air untuk Injeksi Amonia Lakukan penetapan sebagai berikut: Untuk
yang disterilkan dan dikemas dalam wadah yang Air Steril untuk Injeksi dalam wadah dengan volume
sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau kurang dari 50 ml, encerkan 50 ml dengan 50 ml Air
bahan tambahan lain.
-1845-
dengan kemurnian tinggi seperti tertera pada Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah
Pereaksi dalam Wadah <1271> dan gunakan larutan larut dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak
ini sebagai larutan uji. Untuk volume 50 ml atau larut dalam eter.
lebih gunakan 100 ml Air Steril untuk Injeksi sebagai
larutan uji. Pada 100 ml larutan uji tambahkan 2 ml Baku pembanding Alprenolol Hidroklorida BPFI;
kalium raksa(II) iodida alkalis LP: segera terjadi 1-(2-Alilfenoksi)-propana-2,3-diol BPFI.
warna kuning yang tidak lebih gelap dari Air dengan
kemurnian tinggi yang ditambahkan 30 µg NH3 Identifikasi
(0,6 bpj untuk Air Steril untuk Injeksi untuk wadah A. Spektrum serapan inframerah zat yang
dengan volume kurang dari 50 ml; 0,3 bpj untuk didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
wadah dengan volume 50 ml atau lebih). maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Alprenolol Hidroklorida BPFI.
Hilangkan persyaratan: B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam
Zat padat total Tidak lebih dari 0,004%; untuk Air etanol P (1 dalam 10.000) setebal 2 cm pada panjang
Steril untuk Injeksi dengan kemasan kurang dari gelombang antara 230 dan 350 nm menunjukkan
30 ml; tidak lebih dari 0,003% untuk kemasan 30 ml maksimum pada panjang gelombang lebih kurang
atau lebih, tetapi kurang 100 ml; tidak lebih dari 271 dan 277 nm; serapan pada 271 nm lebih kurang
0,002% untuk kemasan 100 ml atau lebih; lakukan 1,3 dan pada 277 nm lebih kurang 1,2.
penetapan seperti tertera pada Zat padat total dalam C. Larutan lebih kurang 300 mg dalam 10 ml air,
Air Murni. basakan dengan larutan natrium hidroksida P 5%.
Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 5 ml eter P. Cuci
Hilangkan persyaratan: kumpulan ekstrak dengan air secukupnya hingga
Syarat lain Memenuhi uji pH, Sulfat, Kalsium, cairan cucian bebas alkali. Keringkan dengan natrium
Karbon dioksida dan Logam berat seperti tertera sulfat anhidrat P, saring, uapkan hingga kering. Jarak
pada Air Murni. lebur residu lebih kurang 58º.
D. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis Uji Identifikasi Umum <291>.
tunggal dari kaca atau plastik, tidak lebih besar dari
1 liter. Wadah kaca lebih baik dari kaca tipe I atau II. pH <1071> Antara 5,5 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan 5%.
Tambahan persyaratan:
Penandaan Pada etiket tertera tidak mengandung Jarak lebur <1021> Antara 108º dan 111º.
antimikroba atau zat tambahan lain dan tidak
digunakan untuk penyuntikan intravaskular tanpa Serapan ultraviolet Tidak lebih dari 0,2; lakukan
terlebih dahulu dibuat isotonik dengan menambahkan penetapan menggunakan larutan 0,5% dalam etanol P
zat terlarut yang sesuai. pada 297 nm.
Senyawa sejenis
ALPRENOLOL HIDROKLORIDA Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
Alprenolol Hydrochloride larutkan dalam etanol mutlak P hingga kadar lebih
kurang 50 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
1-(2-Alilfenoksi)-propana-2,3-diol BPFI, larutkan
dalam etanol mutlak P hingga kadar 0,25 mg per ml.
Fase gerak Campuran metanol P-benzen P-asam
asetat glasial P (20:70:10).
1-[(1-Metiletil)amino]-3[2-(2-(propenil)fenoksi]-2- Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
propanol hidroklorida [13707-88-5] tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
C15H23NO2.HCl BM 285,80 terpisah masing-masing 5 μl Larutan uji dan Larutan
baku pada jarak yang sama 2,5 cm dari tepi bawah
Alprenolol Hidroklorida mengandung tidak kurang lempeng kromatografi silika gel. Masukkan lempeng
dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan
C15H23NO2.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dengan Fase gerak. Angkat lempeng, biarkan
dikeringkan. menguap, semprot dengan anisaldehid LP. Panaskan
lempeng pada suhu 120º selama 15 menit: bercak
Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna atau putih; Larutan baku lebih intensif dari bercak Larutan uji.
tidak berbau atau berbau lemah; rasa pahit, kemudian
menghilangkan rasa.
-1846-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%, pH <1071> Tidak lebih dari 10,0; lakukan
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada penetapan menggunakan larutan zat terdispersi
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 24 jam. dalam air (1 dalam 25).
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,85%; Larutkan
1,0 g zat dalam 30 ml asam nitrat 2 N, didihkan,
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera tambahkan air hingga 100 ml, saring. Encerkan
pada Titrasi Bebas Air <681> Metode I menggunakan 5,0 ml filtrat dengan air volume sama: menunjukkan
500 mg yang ditimbang saksama dan indikator tidak lebih keruh dari larutan pembanding yang
1-naftolbenzeina LP. mengandung 0,60 ml asam klorida 0,020 N.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,6%; Larutkan
setara dengan 28,58 mg C15H23 NO2.HCl 330 mg zat dalam 15 ml asam klorida 3 N, didihkan,
tambahkan air hingga 250 ml dan saring: 25,0 ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
filtrat menunjukkan tidak lebih keruh dari larutan
baik, tidak tembus cahaya.
pembanding yang mengandung 0,20 ml asam sulfat
0,020 N.
GEL ALUMINIUM HIDROKSIDA KERING Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj;
Dried Aluminum Hydroxide Gel Larutkan 1,5 g zat dalam 80 ml asam sulfat 7 N,
encerkan dengan air hingga 220 ml; 55 ml larutan
Aluminium Hidroksida [21645-51-2] memenuhi syarat uji batas arsen tanpa penambahan
Al(OH)3 BM 78,00 20 ml asam sulfat 7 N seperti tertera pada Prosedur
dalam Uji Batas Arsen <321>.
Gel Aluminium Hidroksida Kering adalah serbuk
amorf Aluminium Hidroksida, yang sebagian Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 60 bpj;
hidroksida disubstitusi dengan karbonat. Larutkan 330 mg zat dalam 10 ml asam klorida 3 N
Mengandung setara tidak kurang dari 76,5% dengan pemanasan, jika perlu saring, encerkan
Aluminium Hidroksida, Al(OH)3, dan dapat dengan air hingga 25 ml.
mengandung Aluminium Karbonat dan Aluminium
Bikarbonat basa dalam jumlah bervariasi. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g
zat, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan 15 ml
Pemerian Serbuk amorf; putih; tidak berbau; tidak asam klorida P dengan pemanasan, dinginkan dan
berasa. masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, encerkan
dengan air sampai tanda, campur. Pipet 20 ml larutan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan sambil
etanol; larut dalam asam mineral encer dan dalam diaduk terus menerus berturut-turut 25,0 ml
larutan alkali hidroksida. Dinatrium edetat 0,05 M LV, dan 20 ml Dapar asam
asetat-amonium asetat LP, kemudian panaskan
Baku pembanding Gel Aluminium Hidroksida larutan mendekati titik didih selama 5 menit.
Kering BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml
digunakan. ditizon LP. Titrasi larutan dengan zink sulfat
0,05 M LV sampai berwarna merah muda cerah.
Identifikasi Lakukan penetapan blangko menggunakan 20 ml air.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
sama seperti pada Gel Aluminium Hidroksida Kering
BPFI. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
B. Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml asam klorida
3 N dengan penghangatan: larutan menunjukkan Tambahan persyaratan:
reaksi Aluminium cara A dan B seperti tertera pada Penandaan Pada etiket dicantumkan kesetaraan
Uji Identifikasi Umum <291>. jumlah gel aluminium hidroksida kering berdasarkan
perhitungan tiap 1 mg gel kering setara dengan
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang 0,765 mg Al(OH)3.
dari 25,0 miliekuivalen per gram; lakukan penetapan
dengan menggunakan 400 mg zat seperti pada Serbuk
dalam Larutan uji pada Kapasitas penetralan asam
<451>.
-1847-
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
menggunakan larutan (1 dalam 5). kromatogram dan ukur respons semua puncak.
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj; dengan rumus:
lakukan penetapan menggunakan 1 ml asam asetat
1 N pada Larutan uji. Ri C S
100
Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak RS CU
lebih dari 0,3%; jumlah semua cemaran tidak lebih
dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Ri adalah perbandingan respons puncak masing-
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi masing cemaran terhadap adamantan dari Larutan
<931>. uji; Rs adalah perbandingan respons puncak
Larutan baku internal Timbang saksama lebih amantadin terhadap respons puncak adamantan dari
kurang 500 mg adamantan, masukkan ke dalam labu Larutan baku; CS adalah kadar Amantandin
tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
diklorometan P sampai tanda. dan CU adalah kadar zat dalam mg per ml Larutan uji.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
10 mg Amantadin Hidroklorida BPFI, masukkan ke Hilangkan persyaratan:
dalam corong pisah. Tambahkan 20 ml natrium Cemaran senyawa organik mudah menguap
hidroksida 5 N, dan 18 ml diklorometan P, kocok <471> Metode I Memenuhi syarat.
selama 10 menit. Buang lapisan air, keringkan lapisan
organik dengan penambahan natrium sulfat anhidrat P, Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
dan biarkan beberapa saat hingga air benar-benar 120 mg zat, larutkan dalam campuran 30 ml asam
sudah tidak ada. Saring dan kumpulkan filtrat dalam asetat glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, Titrasi
labu tentukur 20-ml, tambahkan 0,2 ml Larutan baku dengan asam perklorat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir
internal, encerkan dengan diklorometan P sampai secara potensiometrik menggunakan elektrode yang
tanda. sesuai. Lakukan penetapan blangko.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 20 ml Tiap ml asam perklorat 0,1 N
natrium hidroksida 5,0 N, dan 18 ml diklorometan P, setara dengan 18,77 mg C10H17N.HCl
kocok selama 10 menit. Buang lapisan air, keringkan
bagian organik dengan penambahan natrium sulfat Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
anhidrat P, dan biarkan beberapa saat hingga air baik.
benar-benar sudah tidak ada. Saring dan kumpulkan
filtrat dalam labu tentukur 20-ml, tambahkan 0,2 ml
Larutan baku internal, encerkan dengan AMFOTERISIN B
diklorometan P sampai tanda. Amphotericin B
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom leburan
silika 0,53 mm x 30 m berisi bahan pengisi G27
dengan tebal lapisan 1,0 µm. Gunakan helium P
sebagai gas pembawa, laju alir lebih kurang 4 ml per
menit, dan ”split rate” lebih kurang 200 ml per menit
dengan perbandingan ”split” 50:1. Suhu awal kolom
70º selama 5 menit, kemudian naikkan secara linier
10º per menit hingga 250º dan pertahankan selama
17 menit. Pertahankan suhu injektor pada 220º dan
detektor pada 300º. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku. Rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
relatif untuk adamantan dan amantadin berturut-turut Asam [1R-(1R*,3S*,5R*,6R*,9R*,11R*,15S*,16R*,
adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara 17R*,18S*,19E,21E,23E,25E,27E,29E,31E,33R*,35S*,
adamantan dan amantadin tidak kurang dari 20; dan 36R*,37S*)]-33-[(3-amino-3,6-dideoksi-ß-D-
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang yang manopiranosil)oksi]-1,3,5,6,9,11,17,37-oktahidroksi-
ditetapkan dari perbandingan respons puncak 15,16,18-trimetil-13-okso-14,39-dioksabisiklo
amantadin terhadap adamantan tidak lebih dari 5,0%. [33.3.1]nonatriakonta-19,21,23,25,27,29,31-
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah heptaena-36-karboksilat [1397-89-3]
volume sama (lebih kurang 2 µl) Larutan baku dan C47H73NO17 BM 924,08
-1849-
Amfoterisin B mempunyai potensi tidak kurang dari dimetilsukfoksida P, encerkan dengan metanol P
750 µg C47H73NO17 per mg, dihitung terhadap zat sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ini ke dalam labu
yang telah dikeringkan. tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P sampai
tanda.
Pemerian Serbuk; kuning sampai jingga; tidak Larutan baku Amfoterisin B Timbang saksama
berbau atau praktis tidak berbau. lebih kurang 50 mg Amfoterisin B BPFI, masukkan
ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol 10,0 ml dimetilsukfoksida P encerkan dengan
mutlak, dalam eter, dalam benzen dan dalam toluen; metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ini ke
larut dalam dimetilformamida, dalam dimetilsulfoksida dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P
dan dalam propilen glikol; sukar larut dalam metanol. sampai tanda. Larutan dibuat segar.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan uji, pada panjang gelombang 304 nm dan 282 nm,
pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg menggunakan dimetilsulfoksida P dalam metanol P
pada suhu 60 selama 3 jam sebelum digunakan. (1 dalam 62,5) sebagai blangko. Hitung persentase
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung Amfoterisin A dalam zat dengan rumus:
Amfoterisin B. N CH2NH2
N CH2NH2
O N
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
CH3 2
dengan Penyaringan membran, menggunakan 50 mg
zat dari tiap wadah.
Senyawa teofilin dengan etilendiamina (2:1) [317-34-0]
C16H24N10O4 BM 420,43
pH <1071> Antara 7,2 dan 8,0; lakukan penetapan
C16H24N10O4.2H2O [5897-66-5] BM 456,46
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg
per ml Amfoterisin B.
Aminofilin adalah senyawa anhidrat atau
mengandung tidak lebih dari 2 molekul hidrat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%;
Mengandung tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
dari 87,4% Teofilin anhidrat, C7H8N4O2, dihitung
dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu
terhadap zat anhidrat.
60 selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg
zat.
Pemerian Butir atau serbuk; putih atau agak
kekuningan; bau amonia lemah, pahit. Jika dibiarkan
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sediaan
di udara terbuka, perlahan-lahan kehilangan
<911> dan Penandaan seperti tertera pada Injeksi.
etilendiamin dan menyerap karbon dioksida dengan
melepaskan teofilin. Larutan bersifat basa terhadap
Penetapan kadar
kertas lakmus.
Larutan uji 1 (Jika dikemas dalam wadah dosis
tunggal) Larutkan sesuai dengan yang tertera pada
Kelarutan Larutkan 1 g zat dalam 25 ml air: larutan
etiket. Keluarkan seluruh isi menggunakan jarum
jernih; larutkan 1 g zat dalam 5 ml air: menghablur
suntik yang sesuai. Encerkan dengan dimetil
jika didiamkan dan larut kembali jika ditambah
sulfoksida P hingga kadar lebih kurang 20 µg
sedikit etilendiamin; tidak larut dalam etanol dan
amfoterisin B per ml.
dalam eter.
Larutan uji 2 (Jika etiket mencantumkan jumlah
amfoterisin B dalam volume larutan terkonstitusi)
Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan
Larutkan sesuai dengan yang tertera pada etiket.
pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam sebelum
Pipet sejumlah volume larutan konstitusi
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
menggunakan jarum suntik yang sesuai dan encerkan
dengan dimetil sulfoksida P hingga kadar lebih
Identifikasi
kurang 20 µg amfoterisin B per ml.
A. Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam 20 ml
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
air tambahkan sambil diaduk 1 ml asam klorida 3 N.
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
Saring dan simpan filtrat. Cuci endapan dengan air
<131> Pipet Larutan uji, encerkan dengan Dapar
dingin dan keringkan pada suhu 105º selama 1 jam:
nomor 10 untuk mendapatkan Enceran larutan uji
endapan teofilin yang diperoleh melebur antara 270º
yang mempunyai kadar setara dengan aras dosis
dan 274º.
tengah baku.
B. Pada lebih kurang 10 mg endapan kering
diperoleh pada Identifikasi A, masukkan ke dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
cawan porselen, tambahkan 1 ml asam klorida P dan
Padatan Steril seperti tertera pada Injeksi. Simpan
100 mg kalium klorat P, uapkan di atas tangas uap
dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya.
hingga kering, balikkan cawan di atas wadah yang
berisi beberapa tetes amonium hidroksida 6 N: residu
berwarna ungu yang hilang dengan penambahan
larutan alkali.
-1851-
C. Pada filtrat yang diperoleh dari Identifikasi A dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
tambahkan 0,5 ml benzensulfonil klorida P dan 3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
basakan dengan 5 ml natrium hidroksida 1 N, kocok 1 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
selama 10 menit, asamkan dengan 5 ml asam klorida Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
3 N, dinginkan, kumpulkan endapan etilendiamina respons puncak seperti tertera pada Prosedur. Waktu
disulfonamida, cuci dengan air, hablurkan kembali retensi relatif teobromin dan teofilin berturut-turut
dari air, keringkan pada suhu 105º selama 1 jam: 0,65 dan 1,0; faktor ikutan puncak teofilin tidak lebih
endapan melebur antara 164º dan 171º. dari 2,0 dan resolusi, R, antara puncak teobromin dan
teofilin tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,75% terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
(anhidrat) dan tidak lebih dari 7,9% (hidrat); lakukan respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
penetapan menggunakan 1,5 g zat, dengan campuran simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
25 ml kloroform P dan 25 ml metanol P sebagai lebih dari 2,0%.
pengganti pelarut metanol. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Hilangkan persyaratan: jumlah dalam mg teofilin, C7H8N4O2, dalam zat yang
Cemaran senyawa organik mudah menguap digunakan dengan rumus:
<471> Metode I Memenuhi syarat.
Larutan uji Buat larutan dengan kadar 20 mg r
per ml. 250 C U
Larutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali rS
yang tertera pada Larutan baku dalam uji Cemaran
Senyawa Organik Mudah Menguap <471>. C adalah kadar Teofilin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Etilendiamin Antara 157 dan 175 mg per g puncak teofilin yang dihasilkan oleh Larutan uji dan
C7H8N4O2 yang diperoleh pada Penetapan kadar. Larutan baku.
Timbang saksama lebih kurang 500 mg aminofilin,
larutkan dalam 30 ml air, tambahkan jingga metil LP, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
tirasi dengan asam klorida 0,1 N LV. rapat.
sedikit air yang didinginkan dan keringkan pada suhu seperti diperoleh dari Penetapan kadar setara dengan
105 selama 1 jam: endapan yang diperoleh lebih kurang 350 mg aminofilin anhidrat, masukkan
menunjukkan reaksi seperti tertera pada Identifikasi B ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 20 ml
dalam Aminofilin, dan jika dihablurkan kembali dari air, dan hangatkan hingga suhu 50º dengan
air dan dikeringkan pada suhu 105 selama 1 jam, pengocokan secara berkala selama 30 menit.
melebur antara 270 dan 274. Dinginkan, saring. Masukkan filtrat ke dalam
B. Filtrat yang diperoleh dari Identifikasi A Erlenmeyer 250 ml dan cuci dengan air hingga air
menunjukkan reaksi seperti tertera pada Identifikasi C pencuci bereaksi netral terhadap lakmus P.
dalam Aminofilin. Kumpulkan filtrat dan air pencuci, tambahkan
indikator jingga metil LP dan titrasi dengan asam
Hilangkan persyaratan: klorida 0,1 N LV.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit
untuk tablet salut enterik; lakukan penetapan seperti Tiap ml asam klorida 0,1 N
tertera pada Tablet salut enterik. setara dengan 3,005 mg C2H8N2
Etilendiamin Antara 140 mg dan 190 mg Tablet Lepas Tunda Aminofilin mengandung
etilendiamin, C2H8N2 per g C7H8N4O2 yang diperoleh aminofilin, setara dengan teofilin anhidrat,
dari Penetapan kadar. Lakukan penetapan sebagai C7H8N4O2, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih
berikut: Timbang saksama sejumlah serbuk tablet dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
-1853-
[Catatan Tablet lepas tunda aminofilin yang Larutan baku Timbang saksama sejumlah
disimpan dalam wadah tertutup rapat, bila dibuka Amlodipin Besilat BPFI, larutkan dan encerkan
akan memberikan bau amoniak yang kuat. Ini dengan Media disolusi hingga diperoleh kadar
disebabkan terbentuknya uap dari etilendiamin]. sebagai berikut:
- 0,00695 mg per ml untuk tablet dengan kadar
Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan amlodipin besilat 2,5 mg.
pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam sebelum - 0,0139 mg per ml untuk tablet dengan kadar
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. amlodipin besilat 5 mg.
- 0,0278 mg per ml untuk tablet dengan kadar
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit amlodipin besilat 10 mg.
untuk tablet lepas tunda (salut enterik), lakukan Larutan stabil selama 1 hari.
penetapan seperti tertera pada Tablet Salut Enterik. Larutan uji Saring alikot menggunakan penyaring
membran porositas 0,45 µm.
Syarat lain Tablet lepas tunda menunjukkan reaksi Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H25N2O5Cl
seperti tertera pada uji Identifikasi dan memenuhi yang terlarut dengan mengukur serapan alikot dan
syarat Keseragaman sediaan, Kandungan serapan Larutan baku dalam media yang sama, pada
etilendiamin dan Penetapan kadar seperti tertera panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
pada Tablet Aminofilin. 239 nm menggunakan sel kuarsa berukuran 1-cm dan
Media disolusi sebagai blangko. Hitung persentase
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup amlodipin, C20H25N2O5Cl, yang terlarut dengan rumus:
rapat.
AU CS Mr1
Penandaan Pada etiket tertera kandungan teofilin DV 100
anhidrat. AS L Mr2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
rapat dan terlindung cahaya. Simpan dalam suhu 4 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
ruang terkendali. partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
AMOKSISILIN UNTUK SUSPENSI ORAL tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari
Amoxicillin for Oral Suspension 2,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Amoksisilin untuk Suspensi Oral mengandung Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
amoksisilin, C16H19N3O5S tidak kurang dari 90,0% volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan
dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
pada etiket. Mengandung satu atau lebih dapar, kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
pewarna, perisa, pengawet, penstabil, pemanis dan persentase amoksisilin, C16H19N3O5S dalam suspensi
pensuspensi yang sesuai. dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan
rapat. penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam 2 ml
asam asetat 1 N, dan tambahkan air hingga 25 ml.
mempunyai kemampuan reprodusibilitas minimum Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
0,1 mV, dilengkapi dengan sistem elektroda yang rapat.
terdiri dari elektroda timbal dan elektroda
pembanding kaca perak-perak klorida yang berisi
larutan tetraetilamonium perklorat P dalam asam ASAM ASKORBAT
asetat glasial P (1 dalam 44), seperti tertera pada Vitamin C
Titrimetri <711>: diperlukan tidak lebih dari 1,25 ml Ascorbic Acid
timbal(II) perklorat 0,02 M Catatan Setelah
pemakaian, bilas elektroda timbal dengan air,
keringkan elektroda pembanding, alirkan air, bilas
dengan metanol dan biarkan kering.
penetapan blangko. Hitung persentase asam askorbat, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
C6H8O6 dalam zat dengan rumus:
Hilangkan persyaratan:
VS VB N F Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
×100
W Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan dengan melarutkan 2,0 g zat dalam 25 ml
VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan aseton P, tambahkan 2 ml air dan 1,2 ml
untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml tioasetamida-gliserin basa LP. Tambahkan 2 ml
yang digunakan untuk titrasi blangko; N adalah Dapar Asetat pH 3,5 dan diamkan selama 5 menit:
normalitas titran dalam mEq per ml; F adalah faktor terjadi warna yang tidak lebih gelap dari warna
ekivalensi (88,06 mg per mEq) dan W adalah bobot larutan pembanding yang dibuat dari campuran
zat dalam mg. 2,0 ml Larutan baku timbal dalam 25 ml aseton P
yang diperlakukan yang sama.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
zat dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak
lebih intensif dari warna Larutan padanan Q.
ASAM BENZOAT
Benzoic Acid Zat mudah teroksidasi Larutkan lebih kurang 1,0 g
zat dalam larutan panas yang dibuat dengan
menambahkan 1,5 ml asam sulfat P pada 100 ml air
dan panaskan sampai mendidih. Tambahkan kalium
permanganat 0,1 N tetes demi tetes sampai warna
merah muda tidak hilang selama 30 detik. Titrasi
dengan kalium permanganat 0,1 N LV hingga warna
merah muda tidak hilang selama 15 detik: diperlukan
Asam benzoat [65-85-0] tidak lebih dari 0,50 ml kalium permanganat 0,10 N.
C7H6O2 BM 122,12
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Asam Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,5% 500 mg zat, larutkan dalam 25 ml etanol encer P
dan tidak lebih dari 100,5%, C7H6O2, dihitung yang telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N.
terhadap zat anhidrat. Tambahkan fenolftalein LP, titrasi dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV hingga berwarna merah muda.
Pemerian Hablur bentuk jarum atau sisik; putih;
sedikit berbau, biasanya bau benzaldehida atau Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat. setara dengan 12,21 mg C7H6O2
Mudah menguap dalam uap air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam baik.
etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Asam Folat mengandung tidak kurang dari 97,0% Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan tidak lebih dari 102,0%, C19H19N7O6, dihitung Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
terhadap zat anhidrat. Kromatografi <931>. [Catatan Gunakan peralatan
kaca aktinik rendah.]
Pemerian Serbuk hablur kuning, kuning kecokelatan Asam fosfat 3 N Larutkan 9,8 g asam fosfat P
atau jingga kekuningan; tidak berbau. dalam 100 ml air.
Amonium hidroksida 6 N Encerkan 40 ml amonium
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; segera larut hidroksida P dengan air hingga 100 ml.
dalam alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat Fase gerak Timbang 2 g kalium fosfat monobasa P,
encer; larut dalam asam klorida 3 N panas, dalam masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
asam sulfat 2 N panas, dalam asam klorida dan dalam dengan lebih kurang 650 ml air. Tambahkan berturut-
asam sulfat larutan menjadi kuning pucat; tidak larut turut 15 ml tetrabutil amonium hidroksida 0,5 M
dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform dan dalam metanol P; 7 ml asam fosfat 3 N dan 270 ml
dalam eter. metanol P. Dinginkan hingga suhu ruang dan atur pH
hingga 5,0 dengan penambahan asam fosfat 3 N atau
Baku pembanding Asam Folat BPFI; tidak boleh amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air sampai
dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air pada saat tanda dan saring. [Catatan Ukur pH sebelum
akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, digunakan.]
terlindung cahaya. Larutan baku internal Timbang saksama lebih
kurang 50 mg metilparaben, masukkan ke dalam labu
Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet larutan zat tentukur 25-ml. Larutkan dengan 1 ml metanol P,
10 µg per ml dalam larutan natrium hidroksida 0,1 N encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada Larutan baku persediaan Timbang saksama
panjang gelombang yang sama seperti pada Asam sejumlah Asam Folat BPFI, larutkan dan encerkan
Folat BPFI. Perbandingan serapan pada panjang dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg
gelombang 256 dan 365 nm adalah antara 2,80 dan per ml. [Catatan Gunakan 1 ml amonium hidroksida P
3,00. 10% untuk melarutkan asam folat setiap 100 ml
larutan baku persediaan.]
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,5%; aduk Larutan baku Pipet 4 ml Larutan baku persediaan
pelarut metanol P sebelum dan selama penambahan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 4 ml
zat uji dan selama titrasi. Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%. Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih
kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
Senyawa sejenis Jumlah semua cemaran tidak lebih 100-ml. Tambahkan lebih kurang 40 ml Fase gerak
besar dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara dan 1 ml amonium hidroksida P 10%. Encerkan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dengan Fase gerak sampai tanda.
Kromatografi <931>. Larutan uji Pipet 4 ml Larutan uji persediaan ke
Asam fosfat 3 N, amonium hidroksida 6 N, Larutan dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 4 ml Larutan
baku internal, Larutan baku persediaan, Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak sampai
baku dan Sistem kromatografi. Lakukan seperti tanda.
tertera pada Penetapan Kadar. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Gunakan Larutan uji persediaan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
seperti tertera pada Penetapan Kadar. dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µl Larutan uji 4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
ke dalam kromatograf, lakukan kromatografi selama kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi
tidak kurang dari dua kali waktu retensi asam folat. terhadap Larutan baku, rekam kromagram dan ukur
Rekam kromatogram dan ukur semua respons respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
puncak. Hitung persentase total cemaran dengan resolusi, R, antara puncak metilparaben dan puncak
rumus: asam folat tidak kurang dari 3,6; simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang untuk perbandingan
ru puncak asam folat terhadap metilparaben tidak lebih
100 dari 2,0%.
rT Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
ru adalah jumlah semua respons puncak kecuali Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
puncak asam folat; rT adalah jumlah semua respons kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
puncak. persentase asam folat, C19H19N7O6, dalam zat dengan
rumus:
-1861-
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam Larutan baku II Pipet 5 ml Larutan baku I ke
etanol, dalam kloroform dan dalam metanol. dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan isooktana P
sampai tanda.
Baku pembanding Isotretinoin BPFI; tidak boleh Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
dikeringkan sebelum digunakan; simpan ampul pada zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
suhu di bawah 0°, biarkan mencapai suhu ruang larutkan dalam sedikit metilen klorida P, tambahkan
sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul isooktana P sampai tanda.
dibuka. Asam Retinoat BPFI; tidak boleh dikeringkan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sebelum digunakan, simpan ampul dalam lemari Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pembeku, terlindung cahaya, biarkan mencapai suhu dilengkapi dengan detektor 352 nm dan kolom
ruang sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah 4,0 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir
ampul dibuka. [Catatan Hindari kontak dengan lebih kurang 1 ml per menit. Suntikkan pada
cahaya kuat dan gunakan alat kaca aktinik rendah kromatograf lebih kurang 20 µl Larutan kesesuaian
pada pelaksanaan prosedur berikut ini.] sistem II, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak. Waktu retensi relatif isotretinoin dan asam
Identifikasi retinoat masing-masing lebih kurang 0,84 dan 1,00.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Simpangan baku relatif dari respons puncak
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan isotretinoin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang 2,0% dan resolusi, R, isotretinoin dan asam retinoat
sama seperti pada Asam Retinoat BPFI. tidak kurang dari 2,0.
B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan 4 µg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
per ml dalam isopropil alkohol P yang diasamkan, volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku II
yang dibuat dengan mengencerkan 1 ml asam klorida dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
0,01 N dengan isopropil alkohol P hingga 1000 ml kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang persentase isotretinoin dengan rumus:
gelombang yang sama seperti pada larutan Asam
Retinoat BPFI; daya serap masing-masing dihitung
C rU
terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang 10
gelombang maksimum lebih kurang 352 nm berbeda W rS
tidak lebih dari 3,0%.
C adalah kadar Isotretinoin BPFI dalam µg per ml
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
Larutan baku II; W adalah bobot zat uji yang
lakukan pengeringan pada suhu ruang selama 16 jam.
digunakan dalam mg; ru dan rs berturut-turut adalah
respons puncak isotretinoin dalam Larutan uji dan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Larutan baku.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
240 mg zat, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P,
Isotretinoin Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
tambahkan 3 tetes larutan biru timol P dalam
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
dimetilformamida P (1 dalam 100), titrasi dengan
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
natrium metoksida 0,1 N LV hingga warna kehijauan.
Fase gerak Buat campuran isooktana P-isopropil
Lakukan penetapan blangko.
alkohol P-asam asetat glasial P (99,65:0,25:0,1)
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Tiap ml natrium metoksida 0,1 N
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti setara dengan 30,04 mg C20H28O2
tertera pada Kromatografi <931> .
Larutan kesesuaian sistem I Timbang saksama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sejumlah Asam Retinoat BPFI, larutkan dalam sedikit rapat, lebih baik di dałam gas inert, terlindung cahaya.
metilen klorida P, tambahkan sejumlah isooktana P
hingga kadar lebih kurang 250 µg per ml.
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah
Isotritinoin BPFI, larutkan dengan sedikit metilen
klorida P, tambahkan isooktana P hingga kadar lebih
kurang 250 µg per ml.
Larutan kesesuaian sistem II Pipet 5 ml Larutan
baku I ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Larutan kesesuaian sistem I sampai tanda.
-1864-
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj. Asam oksalat Tidak lebih dari 0,036%.
Larutan uji persediaan Timbang 0,8 g zat, larutkan
Sulfat Tidak lebih dari 0,015%. dalam 4 ml air.
Larutan baku sulfat A Buat larutan kalium sulfat Larutan uji Pada Larutan uji persediaan
1,81 mg per ml dalam larutan etanol P 30%. Segera tambahkan 3 ml asam hidroklorida P dan 1 g zink
sebelum digunakan, pipet 10 ml larutan ini, granul. Didihkan selama 1 menit lalu diamkan selama
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml dan 2 menit. Pindahkan lapisan atas ke dalam tabung
encerkan dengan larutan etanol P 30% sampai tanda. reaksi yang berisi 0,25 ml larutan fenilhidrazin
Larutan ini mengandung sulfat 10 μg per ml. hidroklorida P (1 dalam 100) dan panaskan hingga
Larutan baku sulfat B Buat larutan kalium sulfat mendidih. Segera dinginkan dan pindahkan ke dalam
1,81 mg per ml dalam air. Segera sebelum digunakan, gelas ukur. Tambahkan asam klorida P dengan
-1865-
volume sama dan 0,25 ml larutan kalium besi(III) ke tabung reaksi terpisah Suspensi baku A, Suspensi
sianida P (1 dalam 20). Kocok dan diamkan selama baku B, dan air. Bandingkan secara visual Larutan
30 menit. uji, Suspensi baku A, Suspensi baku B dan air. Di
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan bawah paparan cahaya matahari, amati secara vertikal
uji, kecuali Larutan uji persediaan diganti dengan dengan latar belakang hitam sesuai seperti tertera
4 ml larutan asam oksalat 100 μg per ml, setara pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya
dengan asam oksalat anhidrat 71,4 μg per ml. <1191> [Catatan difusi cahaya pada Suspensi baku
[Catatan lakukan bersamaan dengan Larutan uji] A harus terlihat lebih jelas dari air dan difusi cahaya
Intensitas warna merah muda yang terjadi pada pada Suspensi baku B harus terlihat lebih jelas dari
Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan baku. Suspensi baku A]: Larutan uji menunjukkan
kejernihan yang sama dengan air atau opalesensinya
Endotoksin bakteri <201> Sesuai dengan tidak lebih dari Suspensi baku A.
persyaratan yang terdapat pada monografi bentuk
sediaan yang menggunakan asam sitrat anhidrat. Jika Warna larutan
pada penandaan disebutkan asam sitrat anhidrat Larutan baku persediaan A Buat campuran
digunakan untuk diproses lebih lanjut untuk besi(III) klorida LK-kobalt(I) klorida LK-asam
pembuatan sediaan injeksi, maka gunakan klorida P encer (10 g per 1iter) (2,4: 0,6: 7,0).
persyaratan pada bentuk sediaan tersebut. Larutan baku persediaan B Buat campuran
besi(III) klorida LK-kobalt(I) klorida LK-tembaga(II)
Sterilitas <71> (Jika pada etiket tertera steril) sulfat LK-asam klorida P encer (10 g per 1iter)
Memenuhi syarat uji Sterilitas <71> sesuai (2,4:1,0:0,4: 6,2).
monografi bentuk sediaan yang mengandung asam Larutan baku persediaan C Buat campuran besi
sitrat anhidrat. (III) klorida LK-kobalt(I) klorida LK-tembaga(II)
sulfat LK (9,6:0,2:0,2).
Kejernihan larutan [Catatan Larutan uji Larutan baku A Encerkan 2,5 ml Larutan baku
dibandingkan dengan suspensi baku A yang telah persediaan A dengan asam klorida P encer (10 g
terpapar sinar matahari selama 5 menit setelah per liter) hingga 100 ml.
pembuatan suspensi baku A.] Larutan baku B Encerkan 2,5 ml Larutan baku
Larutan hidrazin sulfat Buat larutan hidrazin sulfat persediaan B dengan asam klorida P encer (10 g
10 mg per ml dalam air, diamkan selama 4–6 jam sebelum per liter) hingga 100 ml.
digunakan. Larutan baku C Encerkan 0,75 ml Larutan baku
Larutan metenamin Timbang 2,5 g metenamin dan persediaan C dengan asam klorida P encer (10 g
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml per liter) hingga 100 ml.
bersumbat kaca. Tambahkan 25,0 ml air, tutup, dan [Catatan Buat Larutan baku segera sebelum
campur hingga larut. digunakan]
Suspensi opalesen primer Pindahkan 25,0 ml Larutan uji Buat larutan zat 200 mg per ml dalam
larutan hidrazina sulfat ke Larutan metenamina air.
dalam labu Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, Prosedur 1 Pindahkan sejumlah volume Larutan
campur dan diamkan selama 24 jam [Catatan uji ke dalam tabung yang memiliki persyaratan tidak
Larutan ini stabil selama 2 bulan, pastikan disimpan berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat
dalam wadah gelas yang bebas cacat pada netral dengan dasar rata, dan diameter dalam 15-25 mm
permukaannya. Suspensi tidak boleh melekat pada agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm.
dinding wadah dan kocok sampai tercampur dengan Pindahkan dengan jumlah volume sama ke dalam
baik sebelum digunakan]. tabung terpisah yang sesuai untuk air. Bandingkan
Baku opalesen Encerkan 15 ml Suspensi opalesen secara visual Larutan uji dan air dalam paparan difusi
primer dengan air hingga 1000 ml [Catatan Gunakan cahaya matahari, amati secara vertikal dengan latar
larutan sebelum 24 jam]. belakang putih sesuai seperti tertera pada
Suspensi baku A Encerkan 5,0 ml Baku opalesen Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>:
dengan 95 ml air. Larutan uji tidak menunjukkan intensitas warna lebih
Suspensi baku B Encerkan 10,0 ml Baku opalesen intensif dari air. Jika intensitas warna lebih intensif
dengan 90 ml air. dari air, lakukan Prosedur 2.
Larutan uji Buat larutan zat 200 mg per ml dalam Prosedur 2 Pindahkan sejumlah volume sama
air. Larutan baku A, Larutan baku B, dan Larutan baku C
Prosedur Pindahkan sejumlah volume Larutan uji ke dalam tabung yang memiliki persyaratan tidak
ke dalam tabung reaksi yang memiliki persyaratan berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat
tidak berwarna, transparan, dari bahan kaca yang netral dengan dasar rata, dan diameter dalam 15-25 mm
bersifat netral dengan dasar rata, dan diameter dalam agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm.
15-25 mm agar tercapai kedalaman tabung sekitar Bandingkan secara visual Larutan uji dari Prosedur 1
40 mm. Pindahkan dengan jumlah volume yang sama terhadap Larutan baku A, Larutan baku B dan
-1866-
Larutan baku C dalam paparan difusi cahaya Pemerian Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk
matahari, amati secara vertikal dengan latar belakang hablur granul sampai halus; putih; mengembang di
putih seperti tertera pada Spektrofotometer dan udara kering.
Hamburan Cahaya <1191>: Larutan uji tidak
menunjukkan intensitas warna lebih intensif dari Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah
Larutan baku A, B, dan C. larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter.
Zat mudah terarangkan Masukkan 1,0 g zat yang Baku pembanding Asam sitrat BPFI; lakukan
sudah diserbukkan ke dalam tabung dengan ukuran pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam, sebelum
22 mm × 175 mm yang telah dibilas dengan 10 ml digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Zat
asam sulfat P dan tiriskan selama 10 menit. ini adalah bentuk anhidrat dari asam sitrat.
Tambahkan 10 ml asam sulfat P, goyang sampai larut Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
sempurna dan celupkan dalam tangas air pada suhu penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
90±1 selama 60±0,5 menit, jaga permukaan asam di menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi;
bawah permukaan air selama pemanasan. Dinginkan gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
tabung dengan air mengalir dan pindahkan larutan yang belum dibuka dan larutan dalam lemari
asam ke dalam tabung pembanding warna: warna pendingin.
asam tidak lebih tua dari volume sama Larutan
padanan K seperti tertera pada Warna dan Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Akromisitas <1291> dalam tabung padanan, tabung telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan
diamati vertikal dengan latar belakang putih. didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang sama seperti pada Asam Sitrat BPFI.
550 mg zat. Larutkan dalam 50 ml air, tambahkan
0,5 ml indikator fenolftalein LP dan titrasi dengan Air <1031> Metode I Antara 7,5% dan 9,0%;
natrium hidroksida 1 N LV. lakukan penetapan menggunakan 0,5 g zat.
Tiap ml natrium hidroksida 1 N Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%;
setara dengan 64,03 mg C6H8O7 lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj.
Penandaan Pada etiket tertera jika asam sitrat Sulfat Tidak lebih dari 0,015%.
anhidrat digunakan untuk larutan dialisis atau jika Larutan baku sulfat A Buat larutan kalium sulfat
perlu diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan 1,81 mg per ml dalam larutan etanol P 30%. Segera
injeksi yang mempersyaratkan tingkat endotoksin sebelum digunakan, pipet 10 ml larutan ini,
bakteri. Pada etiket tertera steril, jika asam sitrat masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml dan
anhidrat sudah steril. encerkan dengan larutan etanol P 30% hinga tanda.
Larutan ini mengandung sulfat 10 μg per ml.
Larutan baku sulfat B Buat larutan kalium sulfat
Tambahan monografi 1,81 mg per ml dalam air. Segera sebelum digunakan,
ASAM SITRAT MONOHIDRAT pipet 10 ml larutan ini masukkan ke dalam labu
Citric Acid Monohydrate tentukur 1000-ml dan encerkan dengan air sampai
tanda. Larutan ini mengandung sulfat 10 μg per ml.
Larutan uji persediaan Larutan asam sitrat anhidrat
dengan kadar 66,7 mg per ml.
Larutan uji Pada 4,5 ml Larutan baku sulfat A
tambahkan 3 ml larutan barium klorida P (1 dalam 4),
kocok dan diamkan selama 1 menit. Pada 2,5 ml
suspensi yang terbentuk, tambahkan 15 ml Larutan
uji persediaan dan 0,5 ml asam asetat 5 N, campur.
Asam sitrat monohidrat Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan
C6H8O7.H2O [5949-29-1] BM 210,14 uji, kecuali Larutan uji persediaan diganti dengan 15
ml Larutan baku sulfat B.
Asam Sitrat Monohidrat mengandung satu molekul Setelah didiamkan selama 5 menit kekeruhan yang
air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan terbentuk dari Larutan uji tidak lebih dari Larutan
tidak lebih dari 100,5% C6H8O7, dihitung terhadap baku.
zat anhidrat.
-1867-
Aluminium (Jika pada etiket tertera untuk dialisis) Sterilitas <71> (Jika pada etiket tertera steril)
Tidak lebih dari 0,2 bpj. Memenuhi syarat uji Sterilitas <71> sesuai
Larutan baku aluminium Timbang 352 mg monografi bentuk sediaan yang mengandung asam
aluminium kalium sulfat, masukkan ke dalam labu sitrat monohidrat.
tentukur 100-ml, tambahkan sedikit air, goyang
hingga larut. Tambahkan 10 ml asam sulfat encer LP Kejernihan larutan [Catatan Larutan uji
dan encerkan dengan air sampai tanda. Segera dibandingkan dengan suspensi baku A yang telah
sebelum digunakan, pipet 1 ml larutan ke dalam labu terpapar sinar matahari selama 5 menit setelah
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. pembuatan suspensi baku A.]
Dapar asetat pH 6,0 Timbang 50 g amonium Larutan hidrazina sulfat Buat larutan hidrazina
asetat, larutkan dalam 150 ml air. Atur pH hingga 6,0 sulfat 10 mg per ml dalam air, diamkan selama
dengan penambahan asam asetat glasial P. Encerkan 4-6 jam sebelum digunakan.
dengan air sampai 250 ml. Larutan metenamina Timbang 2,5 g metenamina
Larutan uji Timbang 20,0 g zat, larutkan dalam dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml
100 ml air dan tambahkan 10 ml Dapar asetat pH bersumbat kaca. Tambahkan 25,0 ml air, tutup, dan
6,0. Ekstraksi larutan ini tiga kali, tiap kali dengan campur hingga larut.
20, 20, dan 10 ml larutan 8-hidroksikuinolin 0,5% Suspensi opalesen primer Pindahkan 25,0 ml
dalam kloroform P. Gabungkan ekstrak kloroform larutan hidrazin sulfat ke Larutan metenamin dalam
dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan labu Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, campur dan
kloroform P sampai tanda. diamkan selama 24 jam [Catatan Larutan ini stabil
Larutan baku Campur 2,0 ml Larutan baku selama 2 bulan, pastikan disimpan dalam wadah
aluminium, 10 ml Dapar asetat pH 6,0, dan 98 ml air. gelas yang bebas cacat pada permukaannya.
Lakukan seperti tertera pada Larutan uji. Suspensi tidak boleh melekat pada dinding wadah
Blangko Campur 10 ml Dapar asetat pH 6,0 dan dan kocok sampai tercampur dengan baik sebelum
100 ml air. Lakukan seperti tertera pada Larutan uji. digunakan].
Prosedur Ukur intensitas fluorosensi pada panjang Baku opalesen Encerkan 15 ml Suspensi opalesen
gelombang eksitasi 392 nm dan panjang gelombang primer dengan air hingga 1000 ml [Catatan Gunakan
emisi 518 nm: fluorosensi dari Larutan uji tidak lebih larutan sebelum 24 jam].
dari Larutan baku. Suspensi baku A Encerkan 5,0 ml Baku opalesen
dengan 95 ml air.
Asam oksalat Tidak lebih dari 0,036%. Suspensi baku B Encerkan 10,0 ml Baku opalesen
Larutan uji persediaan Timbang 0,8 g zat, larutkan dengan 90 ml air.
dalam 4 ml air. Larutan uji Larutan zat 200 mg per ml dalam air.
Larutan uji Pada Larutan uji persediaan Prosedur Pindahkan sejumlah volume Larutan uji
tambahkan 3 ml asam hidroklorida P dan 1 g zink ke dalam tabung reaksi yang memiliki persyaratan
granul P. Didihkan selama 1 menit lalu diamkan tidak berwarna, transparan, dari bahan kaca yang
selama 2 menit. Pindahkan lapisan atas ke dalam bersifat netral dengan dasar rata, dan diameter dalam
tabung reaksi yang berisi 0,2 ml larutan fenilhidrazin 15-25 mm agar tercapai kedalaman tabung sekitar
hidroklorida P (1 dalam 100) dan panaskan hingga 40 mm. Pindahkan dengan jumlah volume yang sama
mendidih. Segera dinginkan dan pindahkan ke dalam ke tabung reaksi terpisah Suspensi baku A, Suspensi
gelas ukur. Tambahkan asam klorida P dengan baku B, dan air. Bandingkan secara visual Larutan
volume sama dan 0,25 ml larutan kalium besi(III) uji, Suspensi baku A, Suspensi baku B, dan air. Di
sianida P (1 dalam 20). Kocok dan diamkan selama bawah paparan cahaya matahari, amati secara vertikal
30 menit. dengan latar belakang hitam sesuai seperti tertera
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya
uji, kecuali Larutan uji persediaan diganti dengan <1191>. [Catatan difusi cahaya pada Suspensi baku
4 ml larutan asam oksalat 100 μg per ml, setara A harus terlihat lebih jelas dari air dan difusi cahaya
dengan asam oksalat anhidrat 71,4 μg per ml. pada Suspensi baku B harus terlihat lebih jelas dari
[Catatan lakukan bersamaan dengan Larutan uji.] Suspensi baku A.]
Intensitas warna merah muda yang terjadi pada Larutan uji menunjukkan kejernihan yang sama
Larutan uji tidak lebih dari Larutan baku. dengan air atau opalesensinya tidak lebih dari
Suspensi baku A.
Endotoksin bakteri <201> Sesuai dengan
persyaratan yang terdapat pada monografi bentuk Warna larutan
sediaan dimana asam sitrat monohidrat digunakan. Larutan baku persediaan A Campuran besi(III)
Jika pada penandaan disebutkan asam sitrat klorida LK, kobalt(I) klorida LK, tembaga(II) sulfat
monohidrat digunakan untuk diproses selanjutnya LK dan asam klorida P encer (10 g per liter) (2,4:
dalam pembuatan injeksi, maka gunakan persyaratan 0,6: 0: 7,0).
pada bentuk sediaan tersebut.
-1868-
Larutan baku persediaan B Campuran besi(III) padanan K seperti tertera pada Warna dan
klorida LK, kobalt(I) klorida LK, tembaga(II) sulfat Akromisitas <1291> dalam tabung padanan, tabung
LK dan asam klorida P encer (10 g per liter) (2,4: diamati vertikal dengan latar belakang putih.
1,0: 0,4: 6,2).
Larutan baku persediaan C Campuran besi(III) Penetapan kadar Timbang saksama 550 mg zat,
klorida LK, kobalt(I) klorida LK, tembaga(II) sulfat larutkan dalam 50 ml air. Tambahkan 0,5 ml indikator
LK dan asam klorida P encer (9,6: 0,2: 0,2: 0). fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida
Larutan baku A Encerkan 2,5 ml Larutan baku 1 N LV.
persediaan A dengan asam klorida P encer (10 g
per liter) hingga 100 ml. Tiap ml natrium hidroksida 1 N
Larutan baku B Encerkan 2,5 ml Larutan baku setara dengan 64,03 mg C6H8O7
persediaan B dengan asam klorida P encer (10 g
per liter) hingga 100 ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan baku C Encerkan 0,75 ml Larutan baku
persediaan C dengan asam klorida P encer (10 g Penandaan Pada etiket tertera jika asam sitrat
per liter) hingga 100 ml. monohidrat digunakan untuk larutan dialisis atau jika
[Catatan Buat Larutan baku segera sebelum diproses selanjutnya dalam pembuatan sediaan
digunakan.] injeksi yang mempersyaratkan tingkat endotoksin
Larutan uji Buat seperti pada uji Kejernihan larutan. bakteri. Pada etiket sudah tertera steril.
Prosedur 1 Pindahkan sejumlah volume Larutan
uji ke dalam tabung yang memiliki persyaratan tidak
berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat ASIKLOVIR
netral dengan dasar rata, dan diameter dalam 15-25 mm Acyclovir
agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm.
Pindahkan dengan jumlah volume sama ke dalam
tabung terpisah yang sesuai untuk air. Bandingkan
secara visual Larutan uji dan air dalam paparan difusi
cahaya matahari, amati secara vertikal dengan latar
belakang putih sesuai seperti tertera pada
Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>:
Larutan uji tidak menunjukkan intensitas warna lebih
dari air. Jika intensitas warna lebih dari air lakukan 9-[(2-Hidroksietoksi)metil]guanina [59277-89-3]
Prosedur 2. C8H11N5O3 BM 225,21
Prosedur 2 Pindahkan sejumlah volume sama
Larutan baku A, Larutan baku B, dan Larutan baku C Asiklovir mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
ke dalam tabung yang memiliki persyaratan tidak tidak lebih dari 101,0%, C8H11N5O3, dihitung
berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat terhadap zat anhidrat.
netral dengan dasar rata, dan diameter dalam 15-25 mm
agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm. Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih;
Bandingkan secara visual Larutan uji dari Prosedur 1 melebur pada suhu lebih dari 250 disertai peruraian.
terhadap Larutan baku A, Larutan baku B dan
Larutan baku C dalam paparan difusi cahaya Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam asam
matahari, amati secara vertikal dengan latar belakang klorida encer; tidak larut dalam etanol.
putih seperti tertera pada Spektrofotometer dan
Hamburan Cahaya <1191>: Larutan uji tidak Baku pembanding Asiklovir BPFI; tidak boleh
menunjukkan intensitas warna lebih dari Larutan dikeringkan. Tetapkan kadar air secara titrimetri pada
baku A, B, dan C. waktu akan digunakan untuk analisis kuantitatif.
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Zat mudah terarangkan Masukkan 1,0 g zat yang
sudah diserbukkan ke dalam tabung dengan ukuran Identifikasi
22 mm x 175 mm yang telah dibilas dengan 10 ml A. Spektrum inframerah zat yang didispersikan
asam sulfat P dan tiriskan selama 10 menit. dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum
Tambahkan 10 ml asam sulfat P, goyang sampai hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti
larut sempurna dan celupkan dalam tangas air pada pada Asiklovir BPFI.
suhu 90±1 selama 60±0,5 menit, jaga permukaan B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
asam di bawah permukaan air selama pemanasan. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
Dinginkan tabung dengan air mengalir dan pindahkan diperoleh pada Penetapan kadar dan batas guanin.
larutan asam ke dalam tabung pembanding warna:
warna asam tidak lebih tua dari volume sama Larutan Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 6,0%.
-1869-
Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1%. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak asiklovir
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. dan guanin tidak kurang dari 2,0; faktor ikutan untuk
Larutan uji Gunakan pelarut dimetil sulfoksida P. puncak analit tidak lebih dari 2 dan simpangan baku
Larutan baku Gunakan pelarut dimetil sulfoksida P. relatif pada penyuntikan ulang perbandingan
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P- asiklovir tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
amonium hidroksida P (80:20:2). kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem 2,
Volume penotolan 5 l. rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Penampak bercak Gunakan teknik penampak tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
bercak nomor 1. penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Hilangkan persyaratan: volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku,
Cemaran senyawa organik mudah menguap Larutan baku guanin dan Larutan uji ke dalam
<471> Metode V Memenuhi syarat. kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua
Pelarut gunakan dimetil sulfoksida P. respons puncak. Hitung jumlah dalam µg, guanin
dalam zat yang digunakan, dengan rumus:
Guanin Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
r
Kromatografi <931>. 1000 C U
Fase gerak Buat larutan asam asetat glasial P rS
dalam air (1 dalam 1000) saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian C adalah kadar guanin dalam µg per ml Larutan baku
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. guanin; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Larutan baku guanin Timbang saksama lebih puncak guanin dalam Larutan uji dan Larutan baku
kurang 8,75 mg guanin, masukkan ke dalam labu guanin: kandungan guanin tidak lebih dari 0,7%.
tentukur 500-ml, larutkan dalam 50 ml natrium Hitung jumlah dalam mg, asiklovir, C8H11N5O3,
hidroksida 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda. dalam zat yang digunakan dengan rumus:
Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan natrium hidroksida 0,1 N sampai r
tanda. Larutan mengandung guanin lebih kurang 1000 C U
0,7 µg per ml. rS
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
25 mg Asiklovir BPFI, masukkan ke dalam labu C adalah kadar Asiklovir BPFI dalam mg per ml
tentukur 50-ml, larutkan dalam 5 ml natrium Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
hidroksida 0,1 N, encerkan dengan air sampai tanda. puncak asiklovir dalam Larutan uji dan Larutan
Pipet 10 ml ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan baku.
dengan natrium hidroksida 0,01 N sampai tanda,
campur hingga diperoleh larutan yang mengandung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Asiklovir BPFI 0,1 mg per ml. rapat, pada suhu ruang, terlindung cahaya dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg kelembapan.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml,
larutkan dalam 20 ml natrium hidroksida 0,1 N,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml ATRAKURIUM BESILAT
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan Atracurium Besylate
dengan natrium hidroksida 0,01 N sampai tanda.
Larutan kesesuaian sistem 1 Timbang saksama
lebih kurang sejumlah Asiklovir BPFI dan guanin
dalam natrium hidroksida 0,1 N, encerkan secara
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air hingga
diperoleh kadar masing-masing 0,1 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem 2 Timbang saksama
sejumlah guanin, larutkan dalam natrium hidroksida
0,1 N, encerkan jika perlu secara bertahap dengan air
sehingga diperoleh kadar 0,7 µg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Ester 2-(2-karboksietil)-1,2,3,4-tetrahidro-6,7-
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir dimetoksi-2-metil-1-veratrilisokuinolinium
lebih kurang 3 ml per menit. Lakukan kromatografi benzensulfonat, penta metilen [64228-81-5]
terhadap Larutan kesesuaian sistem 1, rekam C65H82N2O18S2 BM 1243,48
-1870-
Dapar, Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
pada Penetapan Kadar. Kromatografi <931>.
Larutan baku Pipet 1 ml Larutan baku yang diperoleh Dapar Larutkan 10,2 g kalium fosfat monobasa P
dari Penetapan kadar, masukkan ke dalam labu tentukur dalam lebih kurang 950 ml air dalam labu tentukur
100-ml, encerkan dengan Larutan A sampai tanda. 1000-ml. Sambil diaduk, atur pH hingga 3,1 dengan
Larutan kesesuaian sistem Larutan Atrakurium Besilat penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air
BPFI dalam Larutan A dengan kadar 1 mg per ml. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan A Buat campuran Dapar-asetonitril P-
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap metanol P (75:20:5). Saring dan awaudarakan.
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan Larutan B Buat campuran Dapar-asetonitril P-
ukur semua respons puncak seperti tertera pada metanol P (50:30:20). Saring dan awaudarakan.
Prosedur: resolusi, R, antara isomer trans-trans dan Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
isomer cis-trans tidak kurang dari 1,5; dan juga antara Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.
cis-trans dan isomer cis-cis tidak kurang dari 1,5. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji Larutan baku Timbang saksama sejumlah
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Atrakurium besilat BPFI, larutkan dalam Larutan A
semua respons puncak kecuali tiga puncak utama hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
isomerik. Hitung persentase masing-masing cemaran Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
pada atrakurium besilat dengan rumus: zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dan encerkan dengan Larutan A sampai tanda.
ri CS 1 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
100 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
rT CU F dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 yang
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari
dideaktivasi dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir
Larutan uji dan rT adalah respons puncak isomer cis-cis,
lebih kurang 1 ml per menit. Kromatograf diprogram
isomer trans-trans dan isomer cis-trans dalam Larutan
sebagai berikut:
baku; Cs adalah kadar Atrakurium Besilat BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; Cu adalah kadar atrakurium Waktu Larutan A Larutan B
besilat dalam mg per ml Larutan uji; F adalah faktor (menit) (%) (%)
respons relatif cemaran pada Tabel. 0 80 20
5 80 20
Tabel 15 40 60
25 40 60
Batas 30 0 100
Waktu Faktor
tidak 45 0 100
Nama Retensi Respons
lebih 50 80 20
Relatif Relatif
dari (%)
Cemaran E 0,2 1,0 1,5 Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Cemaran F 0,25 1,0 1,0
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Cemaran G
0,3 2,0 1,0 pada Prosedur: resolusi, R, antara isomer trans-trans
(laudanosina)
Cemaran D 0,45 dan 0,5 1,0 1,5 dengan isomer cis-trans dan antara isomer cis-trans
Atrakurium dengan isomer cis-cis tidak kurang dari 1,5 dan
isomer trans- 0,8 - - simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
trans lebih dari 2,0% untuk isomer cis-cis.
Atrakurium Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
isomer cis- 0,9 - - volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
trans Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Atrakurium
1,0 - - kromatogram dan ukur respons puncak tiga isomer.
isomer cis-cis
Cemaran A 1,04 dan 1,08 1,0 1,5 Hitung persentase atrakurium besilat, C65H82N2O18S2,
Cemaran I 1,07 dan 1,12 1,0 1,0 dalam zat yang digunakan dengan rumus:
Cemaran H 1,07 dan 1,12 1,0 1,0
Cemaran K 1,09 dan 1,12 1,0 1,0 rU C S
Cemaran B 1,15 1,0 0,1 100
Cemaran C 1,2 dan 1,3 1,0 1,0 rS CU
Cemaran
- 1,0 0,1
individu lain rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak isomer
Total trans-trans, trans-cis dan cis-cis dari Larutan uji dan
- - 3,5
Cemaran Larutan baku; Cs adalah kadar Atrakurium besilat
-1872-
dilengkapi dengan detektor panjang gelombang Hitung persentase basitrasin aktif (basitrasin A,
bervariasi dan kolom “end-capped” 4,6 mm x 25 cm basitrasin B1, basitrasin B2 dan basitrasin B3)
berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. dengan rumus:
Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Atur panjang
gelombang detektor pada 300 nm. Suntikkan rA rB1 rB 2 rB 3
100
sejumlah volume (lebih kurang 100 µl) Larutan
rT
identifikasi puncak, untuk identifikasi letak puncak
basitrasin F yang merupakan cemaran. Gunakan
rA, rB1, rB2 dan rB3 berturut-turut adalah respons
waktu retensi relatif yang tertera pada Tabel. Ubah
panjang gelombang pada 254 nm. Lakukan puncak basitrasin A, B1, B2 dan B3 dari Larutan uji.
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, Hitung persentase semua puncak yang tereluasi
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti sebelum puncak basitrasin B1 dengan rumus:
tertera pada Prosedur: lakukan identifikasi puncak
komponen aktif basitrasin (basitrasin A, basitrasin rpreB1
100
B1, basitrasin B2 dan basitrasin B3), puncak senyawa rT
peptida yang tereluasi awal dan basitrasin F,
menggunakan waktu retensi relatif pada Tabel. rpreB1 adalah jumlah semua respons puncak yang
Hitung perbandingan puncak terhadap lembah dengan tereluasi sebelum puncak basitrasin B1 dari Larutan
rumus: uji. Hitung persentase basitrasin F dengan rumus:
HP
rF
HL 100
rA
HP adalah tinggi dari garis dasar ke puncak basitrasin
B1 dan HL adalah tinggi dari garis dasar ke titik
rF dan rA berturut-turut adalah respons puncak
terendah dari kromatogram yang memisahkan puncak
basitrasin F dan basitrasin A dari Larutan uji.
basitrasin B1 dan basitrasin B2. Perbandingan puncak
terhadap lembah tidak kurang dari 1,2.
Syarat lain Jika pada etiket tertera basitrasin steril,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan Endotoksin
volume sama (lebih kurang 100 µl) Fase gerak,
bakteri <201> seperti tertera pada Basitrasin untuk
Larutan uji dan Larutan ambang pelaporan ke dalam
Injeksi. Jika pada etiket tertera basitrasin harus
kromatograf, lakukan kromatografi selama lebih
diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
kurang tiga kali waktu retensi basitrasin A, rekam
injeksi, memenuhi syarat Endotoksin bakteri <201>
kromatogram dan ukur respons semua puncak dari
seperti tertera pada Basitrasin untuk Injeksi.
Larutan uji. Lakukan identifikasi puncak berdasarkan
waktu retensi relatif seperti pada Tabel. [Catatan
Penetapan potensi Lakukan penetapan seperti tertera
Abaikan respons puncak pada Larutan uji yang lebih
pada penetapan seperti tertera pada Penetapan
kecil dari respons puncak basitrasin A dari Larutan
Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.
ambang pelaporan; dan abaikan puncak yang
terdapat pada Fase gerak.]
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Tabel rapat dan di tempat sejuk.
Waktu Retensi Relatif
Nama Komponen
(perkiraan) Tambahan persyaratan:
Basitrasin C1 0,5 Penandaan Jika untuk pembuatan sediaan non steril,
Basitrasin C2 0,6 pada etiket tercantum tidak steril dan potensinya
Basitrasin C3 0,6
tidak dapat dijamin lebih dari 60 hari setelah wadah
Basitrasin B1 0,7
Basitrasin B2 0,7 dibuka dan nyatakan jumlah unit basitrasin per mg.
Basitrasin B3 0,8 Jika digunakan untuk pembuatan injeksi atau sediaan
Basitrasin A 1,0 steril lain, pada etiket harus dinyatakan steril atau
Basitrasin F 2,4 harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
injeksi.
Hitung persentase basitrasin A dengan rumus:
belladonna Linné, atau varietas Acuminata Royle ex Tangkai daun: epidermis dengan kutikula bergaris
Lindley (Familia Solanaceae). Mengandung tidak dan beberapa rambut, endodermis jelas, serabut
kurang dari 0,35% alkaloid daun beladona. perisikel berupa berkas memanjang, dinding tipis,
sedikit berkayu dan berkas pengangkut bikolateral
Pemerian Jika dibasahi, sedikit berbau seperti berbentuk bulat, parenkhim korteks dan empulur
tembakau; pahit dan pedas. diselingi dengan sel hablur. Bunga: daun kelopak
memiliki banyak rambut kelenjar, tangkai terdiri dari
Baku pembanding Atropin Sulfat BPFI; tidak boleh 1 deret sel dengan 1-3 sel kepala. Mahkota: epidermis
dikeringkan sebelum digunakan, lakukan penetapan dalam berpapil, epidermis luar dengan rambut
kadar air secara titrimetri tiap kali akan digunakan. kelenjar seperti pada kelopak. Serbuk sari: dalam
Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung larutan kloral hidrat P, bentuk hampir bulat, diameter
cahaya. Homatropin Hidrobromida BPFI; tidak boleh lebih kurang 40 m, trikolpat; pada eksin terdapat
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan 3 alur dan deretan noktah berseling dengan rusuk.
terlindung cahaya. Skopolamin Hidrobromida BPFI; Buah: epikarpium, sel epidermis poligonal. Dengan
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam kutikula bergaris dan stomata; mesokarpium
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup mengandung sel besar berisi kumpulan hablur
rapat dan terlindung cahaya. kalsium oksalat berbentuk roset. Biji: khas dengan
epidermis besar, dinding sel berombak, menonjol
Makroskopis Campuran potongan atau gumpalan pada dinding antiklinal.
daun, ranting kecil, bunga dan buah. Daun tipis dan
rapuh, warna hijau muda hingga hijau pudar. Helai Serbuk beladona Warna coklat zaitun sampai hijau
daun umumnya mempunyai panjang 5 - 25 cm dan zaitun. Salah satu elemen identifikasi: mikrokristal
lebar 4 - 12 cm, berbentuk bulat telur sampai bulat yang terpisah, sel kristal berwarna abu-abu gelap,
telur melebar, ujung meruncing, bagian tepi rata dan striping kutikula dari sel-sel epidermis, pembuluh
permukaannya sedikit berambut yang semakin lebat dengan ellipsoidal bordered pits. Serat batang dan
sepanjang urat daun; pada bekas patahan melintang rambut sesekali serta serbuk sari. Hablur kalsium
terdapat bintik-bintik berwarna terang (sel hablur), oksalat berbentuk roset dan fragmen dari biji
yang terlihat dengan lensa. Tangkai daun pipih dan menunjukkan bahwa serbuk mengandung buah
umumnya panjang hingga 4 cm. Bunga: berbentuk beladona. Pengujian pemalsuan jika diindikasikan
lonceng memiliki 5 daun mahkota kecil, berbentuk adanya kutikula papillose dan raphides dari kalsium
cuping, warna keunguan, hingga ungu kekuningan, oksalat yang terdapat pada daun beladonna.
memudar hingga cokelat atau kuning kehitaman atau
kuning; daun kelopak hijau berbentuk cuping. Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 3,0%;
Benang sari: 5 epipetal dan indung telur menonjol, lakukan penetapan seperti tertera pada Pengambilan
beruang ganda dengan sejumlah bakal biji. Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>.
Buah: hampir bulat, warna kuning gelap hingga
cokelat kekuningan hingga merah kehitaman atau Batang Tidak lebih dari 3,0%; lakukan penetapan
hitam; lebar hingga lebih kurang 12 mm, kadang- menggunakan batang dengan diameter lebih besar
kadang berlekatan dengan kelopak berisi sejumlah dari 10 mm.
biji berbentuk ginjal, pipih dengan lebar hingga lebih
kurang 2 mm. Tangkai tumbuh menjadi lebih, atau Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kurang rata, berlubang, sewaktu muda berambut Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
halus. <931>.
Dapar fosfat pH 9,5, Larutan baku internal,
Mikroskopis Daun: sel epidermis dinding antiklinal, Larutan baku, Blangko ekstraksi, Kurva baku, Sistem
agak berombak dan kutikula bergaris jelas. Stomata kromatografi, dan Kesesuaian sistem Lakukan seperti
lebih banyak terdapat pada sel epidermis bawah dan tertera pada Penetapan Kadar dalam Ekstrak
dikelilingi 3 atau 4 sel tetangga, satu lebih kecil dari Beladona.
yang lain. Rambut penutup berupa sederet sel terdiri Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 g
dari 1-6 sel. Rambut kelenjar pendek dengan 1 sel serbuk halus, basahi dengan campuran 8 ml amonium
tangkai dan banyak sel kepala. Rambut kelenjar hidroksida P, 10 ml etanol P dan 20 ml eter P dan
panjang terdiri satu deret sel tangkai dan satu sel ekstraksi dengan salah satu dari dua metode berikut
kepala, terdapat pada kedua epidermis. Mesofil ini. Bila perlu pekatkan ekstrak hingga 100 ml
terdiri dari lapisan palisade parenkhim tunggal dengan cara diuapkan di atas tangas uap.
terdapat di bawah parenkhim bunga karang, dengan Metode I Masukkan serbuk yang telah dibasahi ke
sel menyebar berisi hablur bentuk pasir. Tulang dalam selongsong ekstraksi dan maserasi selama satu
tengah daun: terdapat berkas pengikat bikolateral, malam dalam alat Sohklet, kemudian ekstraksi
kolenkhim pada sel epidermis atas dan sel-sel dengan eter P selama 3 jam atau lebih, jika perlu
parenkhim tersebar dengan hablur bentuk pasir. hingga semua alkaloid terekstraksi sempurna.
-1875-
dengan lebih kurang 25 ml enceran asam sulfat P, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tambahkan 2,0 ml Larutan A, campur. Tambahkan Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
enceran asam sulfat P sampai tanda. Larutan ini dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca
dibuat segar. 4 mm x 1,2 m berisi bahan pengisi 3% fase diam G3
Blangko ekstraksi Masukkan lebih kurang 10 ml pada partikel penyangga S1AB. Kondisikan kolom
enceran asam sulfat P (1 dalam 350) ke dalam corong dengan cara seperti tertera pada Kromatografi gas
pisah 60 ml. Lanjutkan menurut cara tertera pada dalam Kromatografi <931>. Pertahankan suhu
Larutan uji dimulai dari ”Kemudian tambahkan injektor, detektor dan kolom masing-masing pada
15 ml kloroform P”. Pada kromatogram blangko lebih kurang 240, 240 dan 215. Gunakan helium P
tidak ada puncak atropin, skopolamin atau kering sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih
homatropin. kurang 65 ml per menit.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg Kesesuaian sistem Suntikkan 6-10 kali larutan ke
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml dan dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tambahkan 40 ml enceran asam sulfat P (1 dalam 350). respons puncak seperti tertera pada Prosedur. Sistem
Panaskan pada suhu tidak lebih dari 45º dan aduk analitik dinyatakan sesuai untuk Penetapan kadar
untuk mempercepat kelarutan. Saring melalui kertas jika simpangan baku relatif untuk perbandingan, RA,
saring ke dalam labu tentukur 100-ml. Cuci labu dan dihitung dengan rumus:
kertas saring dua kali, tiap kali dengan 20 ml enceran
asam sulfat P (1 dalam 350) hangat dan kumpulkan
Simpanganbaku
cairan pencuci dalam labu tentukur 100-ml. 100
Tambahkan enceran asam sulfat P (1 dalam 350) perbandingan rata rata
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam
corong pisah 60 ml, tambahkan 1,0 ml Larutan baku tidak lebih dari 2,0%; resolusi, R antara aH dan aA
internal, kemudian tambahkan 15 ml kloroform P, tidak kurang dari 3 dan faktor ikutan diukur pada 5%
kocok kuat, biarkan memisah, buang lapisan tinggi puncak aA: tidak lebih dari 2,0. aA, aH dan aS
kloroform. (Jika terbentuk emulsi, kloroform P adalah respons puncak dari atropin (A), homatropin (H)
diganti dengan campuran kloroform P-isopropanol P dan skopolamin (S).
(10:3) pada seluruh prosedur ekstraksi). Tambahkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
15 ml kloroform P, ekstraksi lagi dan buang lapisan volume sama (lebih kurang 5 µl) semua enceran
kloroform. Tambahkan 15 ml Dapar fosfat pH 9,5 Larutan baku ke dalam kromatograf. Rekam
dan natrium hidroksida 1 N secukupnya hingga pH kromatogram dan ukur respons puncak secara
antara 9,0 dan 9,5. Tambahkan 15 ml kloroform P, berurutan, pada masing-masing kromatogram; dan
kocok kuat dan biarkan lapisan memisah. Saring fase hitung AA dan AS dengan rumus:
organik melalui 10 g natrium sulfat anhidrat P (lihat
Kesesuaian untuk penetapan kadar alkaloid seperti
a a
tertera pada natrium sulfat anhidrat P dalam
AA A dan AS S
Pereaksi, Indikator dan Pelarut) yang telah dicuci
dengan kloroform P dan ditempatkan pada corong
aH aH
berisi wol kaca ke dalam wadah yang sesuai.
Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 15 ml kloroform P, Buat kurva baku dari harga RA dan RS terhadap
kumpulkan fase organik, cuci natrium sulfat dan jumlah dalam mg atropin dan skopolamin dalam
ujung corong dengan 5 ml kloroform P. Uapkan larutan. (Perbandingan bobot molekul atropin dengan
kumpulan fase organik pada tekanan rendah, pada atropin sulfat anhidrat adalah 0,8551 dan
suhu di bawah 45, tambahkan 1 ml kloroform P dan perbandingan bobot molekul skopolamin dan
campur untuk melarutkan alkaloid dan hati-hati saat skopolamin hidrobromida anhidrat adalah 0,7894).
membasahi bagian dalam dinding wadah. Suntikkan sejumlah volume Larutan uji ke dalam
Kurva baku Buat tiga enceran Larutan baku kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons
dengan cara sebagai berikut: Pipet ke dalam tiga puncak, dan hitung perbandingan respons puncak
corong pisah 60 ml yang berbeda masing-masing 1,0; seperti pada enceran Larutan baku. Hitung dari
2,0 dan 3,0 ml Larutan baku dan tambahkan masing- Kurva baku jumlah dalam mg atropin dan
masing 9,0; 8,0 dan 7,0 ml enceran asam sulfat P skopolamin dalam volume yang digunakan.
(1 dalam 350). Lanjutkan menurut cara tertera pada Jumlahkan atropin dan skopolamin, dalam mg dan
Larutan uji, dimulai dari “tambahkan 1,0 ml Larutan kalikan dengan angka 10, maka akan diperoleh bobot
baku internal”. dalam mg alkaloid, dalam ekstrak yang digunakan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,5%;
rapat. lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam.
Tambahan persyaratan: Sulfat Tidak lebih dari 0,2%; Masukkan 1,0 g zat ke
Penandaan Jika benzatin benzilpenisilin ditujukan dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 100 ml air,
untuk pembuatan sediaan injeksi, pada etiket harus panaskan di atas tangas uap, tambahkan asam klorida P
tertera steril atau harus diproses lebih lanjut untuk tetes demi tetes hingga larut sempurna (diperlukan
pembuatan sediaan injeksi. lebih kurang 2 ml asam). Saring dan jika perlu
encerkan filtrat dengan air hingga 100 ml. Panaskan
hingga mendidih, tambahkan 10 ml barium klorida LP,
hangatkan di atas tangas uap selama 2 jam, tutup dan
biarkan selama 16 jam. [Catatan Jika terbentuk
hablur besi(II) fumarat, hangatkan di atas tangas
uap hingga larut]. Saring melalui kertas saring bebas
abu, cuci residu dengan air panas dengan
penambahan amonium sulfida LP hingga tidak
-1879-
terbentuk endapan hitam dalam filtrat, pindahkan yang mengandung pereaksi ini dengan hati-hati].
kertas saring yang berisi residu ke dalam krus yang Larutkan 5,0 g trioktilfosfin oksida P dalam 4-metil-
telah ditara. Arangkan kertas saring tanpa terbakar, 2-pentanon P dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
pijarkan pada suhu 600º hingga bobot tetap: tiap mg dengan pelarut yang sama sampai tanda.
residu setara dengan 0,412 mg SO4. Larutan baku dan Blangko Masukkan 5,0 ml
Larutan persediaan timbal(II) nitrat yang dibuat
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; seperti tertera pada Uji Batas Logam Berat <371>, ke
Masukkan 2,0 g zat ke dalam labu tentukur, dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air
tambahkan 10 ml air dan 10 ml asam sulfat P. sampai tanda. Pipet 2 ml ke dalam gelas piala 50 ml.
Hangatkan hingga terjadi endapan sempurna asam Ke dalam gelas piala tersebut dan gelas piala kosong
fumarat, dinginkan, tambahkan 30 ml air, saring ke lainnya yang digunakan sebagai Blangko, tambahkan
dalam labu tentukur 100-ml. Cuci endapan dengan air 6 ml asam nitrat P dan 10 ml asam perklorat P,
sampai tanda. Masukkan 50,0 ml larutan ke dalam uapkan dalam lemari asam hingga kering. [Perhatian
labu generator arsen, encerkan dengan air hingga Gunakan asam perklorat dalam lemari asam dengan
55 ml. Larutan memenuhi syarat uji batas arsen tanpa ventilasi yang baik, secara hati-hati.] Dinginkan,
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N, seperti tertera larutkan masing-masing residu dalam 10 ml asam
pada Prosedur. klorida 9 N, masukkan secara terpisah ke dalam labu
tentukur 50-ml menggunakan lebih kurang 10 ml air.
Ion besi(III) Tidak lebih dari 2,0%; Timbang Pada masing-masing labu tambahkan 20 ml Larutan
saksama 2,0 g zat masukkan ke dalam labu asam askorbat-natrium iodida dan 5,0 ml Larutan
Erlenmeyer 250 ml bersumbat kaca, tambahkan trioktilfosfin oksida, kocok selama 30 detik, biarkan
25 ml air dan 4 ml asam klorida P. Panaskan di atas memisah. Tambahkan air hingga lapisan pelarut
lempeng pemanas hingga larut sempurna. Tutup labu, organik sampai tanda, kocok lagi, biarkan memisah.
dinginkan hingga suhu ruang. Tambahkan 3 g kalium Lapisan pelarut organik yang merupakan Blangko
iodida P, tutup labu, goyang, diamkan di tempat dan Larutan baku berturut-turut mengandung 0,0 dan
gelap selama 5 menit. Buka sumbat labu, tambahkan 2,0 µg timbal per ml.
75 ml air. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV. Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam gelas
Mendekati titik akhir tambahkan 3 ml indikator piala 50 ml, tambahkan 6 ml asam nitrat P dan 10 ml
kanji LP. Lakukan penetapan blangko. Hitung asam perklorat P. [Perhatian Gunakan asam
persentase ion besi(III) dalam zat dengan rumus: perklorat di dalam lemari asam dengan ventilasi
yang baik, secara hati-hati]. Tutup dengan kaca
VS VB N F arloji bercelah, panaskan dalam lemari asam hingga
100 kering sempurna. Dinginkan, larutkan residu dalam
W 10 ml asam klorida 9 N, masukkan ke dalam labu
tentukur 50-ml menggunakan kurang lebih 10 ml air.
VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan Tambahkan 20 ml Larutan asam askorbat-natrium
untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml iodida dan 5,0 ml Larutan trioktilfosfin oksida, kocok
yang digunakan untuk titrasi blangko; N adalah selama 30 detik, biarkan memisah. Tambahkan air
normalitas titran dalam mEq per ml; F adalah faktor hingga lapisan organik sampai tanda, kocok, biarkan
ekuivalen (55,85 mg per mEq) dan W adalah bobot memisah. Lapisan pelarut organik merupakan
zat dalam mg. Larutan uji.
Prosedur Ukur serapan Blangko, Larutan baku dan
Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; [Catatan Untuk Larutan uji pada pita emisi timbal 283,3 nm
pembuatan semua larutan dalam air dan pembilas menggunakan Spektrofotometer serapan atom yang
alat kaca, gunakan air yang telah dilewatkan resin sesuai seperti tertera pada Spektrofotometer dan
penukar ion, asam kuat, basa kuat. Pilih pereaksi hamburan cahaya <1191>. Serapan Larutan uji tidak
dengan sesedikit mungkin kandungan timbal, simpan lebih besar dari serapan Larutan baku.
semua larutan pereaksi dalam wadah kaca
borosilikat. Sebelum digunakan, rendam alat kaca Raksa <381> Metode I; Tidak lebih dari 3 bpj;
bersih dalam enceran asam nitrat P (1 dalam 2) [Catatan Lakukan penetapan di bawah cahaya
hangat selama 30 menit, kemudian cuci dengan air lemah, karena raksa(II) ditizonat peka terhadap
demineralisata P.] cahaya. Lakukan penyiapan larutan seperti tertera
Larutan asam askorbat-natrium iodida Larutkan pada Uji Batas Raksa.]
20 g asam askorbat P dan 38,5 g natrium iodida P Larutan hidroksilamin hidroklorida, Larutan baku
dalam air di dalam labu tentukur 200-ml, encerkan raksa, Larutan pengekstraksi ditizon, dan Larutan
dengan air sampai tanda. pengekstraksi ditizon encer Lakukan penyiapan
Larutan trioktilfosfin oksida [Perhatian Larutan ini larutan seperti tertera pada Uji Batas Raksa
menyebabkan iritasi. Hindari kontak dengan mata, <381>Metode I.
kulit dan pakaian. Lakukan pembuangan larutan
-1880-
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing tambahkan 3 g kalium iodida P. Kocok, biarkan di
5 l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng tempat gelap selama 5 menit. Titrasi iodum bebas
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, mendekati titik
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase akhir tambahkan 3 ml indikator kanji LP. Lakukan
gerak dan biarkan merambat lebih kurang tiga per penetapan blangko. Hitung persentase ion besi(III)
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas dalam zat dengan rumus:
rambat, keringkan pada suhu 110 selama 20 menit.
Biarkan dingin dan semprot dengan Penampak VS VB N F
bercak. Panaskan lempeng pada suhu 110 selama 100
10 menit. Harga Rf, warna, dan ukuran bercak utama W
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan bercak
utama Larutan baku. VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan
B. Ion Besi(II) Pada larutan 5 mg per ml zat untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml
tambahkan kalium besi(III) sianida LP: terbentuk untuk Blangko; N adalah normalitas titran dalam mEq
endapan biru tua. per ml; F adalah faktor ekuivalen (55,85 mg per
mEq); W adalah bobot zat dalam mg.
Susut pengeringan <1121> Antara 6,5% dan 10,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 16 jam. Timbal Tidak lebih dari 10 bpj; [Catatan Untuk
pembuatan semua larutan dalam air dan pembilas
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,07%; lakukan alat kaca, gunakan air yang telah dilewatkan resin
penetapan menggunakan 1,0 g zat. Larutan zat penukar ion, asam kuat, basa kuat. Pilih pereaksi
menunjukkan tidak lebih keruh dari larutan dengan sesedikit mungkin kandungan timbal, simpan
pembanding yang mengandung 1,0 ml asam klorida semua larutan pereaksi dalam wadah kaca
0,020 N. borosilikat. Sebelum digunakan, rendam alat kaca
bersih dalam asam nitrat 8 N hangat selama
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan 30 menit, kemudian cuci dengan air demineralisata P].
menggunakan 1,0 g zat. Larutan zat menunjukkan Larutan asam askorbat-natrium iodida Larutkan
tidak lebih keruh dari larutan pembanding yang 20 g asam askorbat P dan 38,5 g natrium iodida P
mengandung 1,0 ml asam sulfat 0,020 N. dalam air di dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Asam oksalat Larutkan 1,0 g zat dalam 10 ml air, Larutan trioktilfosfin oksida [Perhatian Larutan ini
tambahkan 2 ml asam klorida P, masukkan ke dalam menyebabkan iritasi. Hindari kontak dengan mata,
corong pisah. Ekstraksi berturut-turut dengan 50 dan kulit dan pakaian. Lakukan pembuangan larutan
20 ml eter P. Kumpulkan ekstrak eter, tambahkan yang mengandung pereaksi ini dengan hati-hati].
10 ml air, uapkan eter di atas tangas uap. Tambahkan Larutkan 5,0 g trioktilfosfin oksida P dalam 4-metil-
1 tetes asam asetat 6 N dan 1 ml larutan kalsium 2-pentanon P dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
asetat P (1 dalam 20): tidak terbentuk kekeruhan dengan pelarut yang sama sampai tanda.
dalam waktu 5 menit. Larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan
persediaan timbal(II) nitrat yang dibuat seperti
Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 3 bpj; tertera pada Uji Batas Logam Berat <371>, ke dalam
Timbang saksama lebih kurang 1,0 g zat, masukkan labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
ke dalam labu alas bulat 100 ml dengan sambungan tanda. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml.
asah berukuran 24/40. Tambahkan 40 ml asam sulfat Tambahkan 10 ml asam klorida 9 N dan 10 ml air,
9 N dan 2 ml larutan kalium bromida P (3 dalam 10). kemudian tambahkan 20 ml Larutan asam askorbat-
Hubungkan segera labu dengan alat destilasi yang natrium iodida dan 5,0 ml Larutan trioktilfosfin
sesuai dilengkapi pencadang dengan mantel air yang oksida, kocok selama 30 detik, biarkan memisah.
didinginkan dengan sirkulasi air es dan panaskan labu Tambahkan air hingga lapisan pelarut organik sampai
hingga zat melarut. Lakukan destilasi, kumpulkan 25 tanda, kocok lagi, biarkan memisah. Lapisan pelarut
ml destilat dan masukkan destilat ke dalam labu organik yang merupakan Larutan baku mengandung
generator arsen. Cuci pendingin dan penampung lebih kurang 2,0 µg per ml timbal.
dengan sedikit air beberapa kali, tambahkan brom LP Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
hingga larutan agak kuning, encerkan dengan air masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
hingga 35 ml. Lanjutkan seperti tertera pada 10 ml asam klorida 9 N, 10 ml air, 20 ml Larutan
Prosedur dalam Uji batas arsen <321>. asam askorbat-natrium iodida dan 5,0 ml Larutan
trioktilfosfin oksida, kocok selama 30 detik, biarkan
Ion besi(III) Tidak lebih dari 2,0%; Timbang memisah. Tambahkan air hingga lapisan organik
saksama lebih kurang 5 g zat, masukkan ke dalam sampai tanda, kocok, biarkan memisah. Lapisan
labu Erlenmeyer yang sesuai, larutkan dalam organik merupakan Larutan uji.
campuran 100 ml air dan 10 ml asam klorida P,
-1882-
Blangko Masukkan 10 ml asam klorida 9 N dan VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan
10 ml air kedalam labu tentukur 50-ml, kemudian untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml
tambahkan 20 ml Larutan asam askorbat-natrium yang digunakan untuk titrasi Blangko; N adalah
iodida dan 5,0 ml Larutan trioktilfosfin oksida, kocok normalitas titran dalam mEq per ml; F adalah faktor
selama 30 detik, biarkan memisah. Tambahkan air ekuivalen (446,2 mg per mEq); W adalah bobot zat
hingga lapisan pelarut organik sampai tanda, kocok dalam mg.
lagi, biarkan memisah. Lapisan pelarut organik yang
merupakan Blangko mengandung 0,0 µg per ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
timbal.
Prosedur Ukur serapan Blangko, Larutan baku dan
Larutan uji pada pita emisi timbal 283,3 nm BESI(II) SULFAT
menggunakan Spektrofotometer serapan atom yang Ferrous Sulfate
sesuai seperti tertera pada Spektrofotometer dan
hamburan cahaya <1191>. Serapan Larutan uji tidak Besi(2+) sulfat (1:1) heptahidrat [7782-63-0]
lebih besar dari serapan Larutan baku. FeSO4.7H2O BM 278,01
Anhidrat[7720-78-7] BM 151,91
Raksa <381> Tidak lebih dari 3 bpj.
Besi(II) Sulfat mengandung tidak kurang dari 99,5%
Gula mereduksi Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml dan tidak lebih dari 104,5%, FeSO4.7H2O.
air, hangatkan, basakan dengan 1 ml ammonium
hidroksida 6 N. Alirkan gas hidrogen sulfida P ke Pemerian Hablur atau granul; warna hijau kebiruan
dalam larutan untuk mengendapkan besi, biarkan pucat; tidak berbau; dan merekah di udara kering.
larutan selama 30 menit untuk mengkoagulasikan Segera teroksidasi dalam udara lembab, berbentuk
endapan. Saring dan cuci endapan dua kali tiap kali besi(III) sulfat berwarna kuning kecokelatan. Larutan
dengan 5 ml air. Asamkan kumpulan filtrat dan air zat (1 dalam 10) bereaksi asam terhadap lakmus P
pencuci dengan asam klorida P, tambahkan 2 ml dan pH lebih kurang 3,7.
asam klorida 3 N berlebih. Didihkan larutan hingga
uap tidak lagi menghitamkan kertas timbal(II) asetat P, Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah
jika perlu lanjutkan pendidihan hingga volume lebih larut dalam air mendidih; tidak larut dalam etanol.
kurang 10 ml. Dinginkan, tambahkan 5 ml natrium
karbonat LP dan 20 ml air, saring dan atur volume Identifikasi Menunjukkan reaksi Besi, Garam
filtrat hingga 100 ml. Pada 5 ml filtrat tambahkan 2 Besi(II) dan Sulfat seperti tertera pada Uji Identifikasi
ml tembaga(II) tartrat alkali LP, didihkan selama 1 Umum <291>.
menit: tidak terbentuk endapan merah dalam waktu 1
menit. Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj;
Timbang saksama lebih kurang 1,0 g zat, masukkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang ke dalam labu alas bulat 100 ml dengan sambungan
1,5 g zat, larutkan dalam campuran 75 ml air dan 15 asah berukuran 24/40. Tambahkan 40 ml enceran
ml asam sulfat 2 N dalam labu Erlenmeyer 300 ml. asam sulfat P (1 dalam 4) dan 2 ml larutan kalium
Tambahkan 250 mg serbuk zink, tutup labu dengan bromida P (3 dalam 10), segera hubungkan labu
sumbat yang dilengkapi dengan katup Bunsen, dengan pendingin yang sesuai dan penampung labu
diamkan pada suhu ruang selama 20 menit atau yang dilengkapi dengan mantel air yang didinginkan
sampai larutan menjadi tidak berwarna. Saring dengan air es. Panaskan labu perlahan-lahan di atas
larutan melalui krus penyaring berisi lapisan tipis api kecil hingga zat padat larut, lakukan destilasi
serbuk zink, cuci krus dengan 10 ml asam sulfat 2 N sehingga diperoleh 25 ml kumpulan destilat.
dan 10 ml air [Catatan Lakukan penyiapan dan Pindahkan destilat ke dalam labu generator arsen,
penyaringan dengan krus dalam lemari asam cuci pendingin dan penampung beberapa kali, setiap
berventilasi baik]. Tambahkan indikator kali dengan sedikit air, tambahkan kumpulan air
ortofenantrolin LP, titrasi segera filtrat dalam labu pencuci ke dalam labu generator. Goyangkan labu,
penghisap dengan serium(IV) sulfat 0,1 N LV. tambahkan brom LP hingga warna larutan sedikit
Lakukan penetapan blangko. Hitung persentase kuning, encerkan dengan air hingga 35,0 ml.
besi(II) glukonat, C12H22FeO14, dalam zat yang
digunakan dengan rumus: Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan
penetapan seperti tertera pada Timbal dalam Besi(II)
VS VB N F Glukonat.
100
W Raksa <381> Metode I Memenuhi syarat uji raksa
seperti tertera pada Besi(II) Fumarat.
-1883-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
zat, larutkan dalam campuran 25 ml asam sulfat 2 N telah dikeringkan pada suhu 75º dengan tekanan tidak
dan 25 ml air bebas karbon dioksida P. Tambahkan lebih dari 5 mmHg selama 4 jam dan didispersikan
indikator ortofenantrolin LP, segera titrasi dengan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum
serium(IV) sulfat 0,1 N LV. Lakukan penetapan hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti
blangko. Hitung persentase besi(II) sulfat heptahidrat, pada Biru Metilen BPFI.
FeSO4.7H2O, dalam zat yang digunakan dengan
rumus: Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 18,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 75º dengan tekanan
VS VB N F
tidak lebih dari 5 mmHg selama 4 jam.
100
W Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,2%.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj;
VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan Lakukan penetapan sebagai berikut: Timbang
untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml saksama 375 mg zat, masukkan ke dalam labu
untuk Blangko; N adalah normalitas titran dalam mEq generator arsen yang berisi 10 ml air. Tambahkan
per ml; F adalah faktor ekuivalen (278,0 mg per mEq); 15 ml asam nitrat P dan 5 ml asam perklorat P,
W adalah bobot zat dalam mg. campur dan panaskan hati-hati hingga terbentuk asap
tebal dari asam perklorat. Dinginkan, cuci dinding
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. labu dengan air, panaskan kembali hingga terbentuk
asap tebal. Dinginkan kembali dan cuci dinding labu,
Tambahan persyaratan: panaskan kembali hingga terbentuk asap. Dinginkan,
Penandaan Pada etiket dicantumkan tidak boleh encerkan dengan air hingga 52 ml dan tambahkan
digunakan jika lapisan luar berwarna kuning 3 ml asam klorida P: larutan memenuhi syarat uji
kecokelatan dari besi(III) sulfat. batas arsen tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N
seperti tertera pada Prosedur dalam Uji Batas Arsen
<321>.
BIRU METILEN
Metiltionin Klorida Tembaga atau Zink Tidak lebih dari 0,02% Cu dan
Methylene Blue 0% Zn; Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
pijarkan dalam krus porselen pada suhu pemijaran
serendah mungkin hingga semua karbon teroksidasi.
Dinginkan residu, tambahkan 15 ml asam nitrat 2 N,
didihkan selama 5 menit. Saring larutan setelah
dingin dan cuci residu dengan 10 ml air. Pada
kumpulan filtrat tambahkan amonium hidroksida 6 N
3,7 bis (Dimetilamino) fenotiazin 5-ium klorida, berlebih dan saring ke dalam labu tentukur 50-ml.
trihidrat Cuci endapan dengan sedikit air, tambahkan air
C.I.Basic Blue 9 trihidrat [7220-79-3] pencuci ke dalam filtrat, encerkan dengan air sampai
C16H18ClN3S.3H2O BM 373,90 tanda. Pada 25 ml larutan tersebut tambahkan 10 ml
C16H18ClN3S [61-73-4] BM 319,86 hidrogen sulfida LP: tidak boleh terbentuk kekeruhan
dalam waktu 5 menit yang menunjukkan
Biru Metilen mengandung tidak kurang dari 98,0% mengandung zink. Larutan zat menunjukkan tidak
dan tidak lebih dari 103,0%, C16H18ClN3S, dihitung lebih intensif dari larutan pembanding yang dibuat
terhadap zat yang telah dikeringkan. dengan mendidihkan sejumlah tembaga(II) sulfat
setara dengan 200 µg tembaga dengan 15 ml asam
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; hijau tua, nitrat 2 N selama 5 menit, dan lakukan seperti di atas
berkilauan seperti perunggu; tidak berbau atau praktis mulai dari “Saring larutan setelah dingin”.
tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air dan
dalam etanol berwarna biru tua.
Hilangkan persyaratan:
Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform; Cemaran senyawa organik mudah menguap
agak sukar larut dalam etanol. <471> Metode I Memenuhi syarat.
Baku pembanding Biru Metilen BPFI; lakukan Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi
pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
pada suhu 75º selama 4 jam, sebelum digunakan. Penjerap Campuran silika gel P teroktadesilsilanisasi
Simpan dalam wadah tertutup rapat. setebal 0,25 mm.
-1884-
tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, encerkan Daktinomisin mengandung tidak kurang dari 950 µg
dengan air sampai tanda. dan tidak lebih dari 1030 µg C62H86N12O16, per mg,
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, [Perhatian Penanganan harus hati-hati untuk
tambahkan 25 ml asam klorida 1 N, encerkan dengan mencegah terhirupnya partikel Daktinomisin dan
air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu kontak dengan kulit.]
tentukur 50-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku
internal, encerkan dengan air sampai tanda. Pemerian Serbuk hablur, merah terang; agak
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada higroskopis; dapat dipengaruhi oleh cahaya dan panas.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Kelarutan Larut dalam air pada suhu 10º dan sukar
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir larut dalam air pada suhu 37º; mudah larut dalam
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi etanol; sangat sukar larut dalam eter.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, Baku pembanding Daktinomisin BPFI; lakukan
R, antara buspiron hidroklorida dan baku internal tidak pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
kurang dari empat dan simpangan baku relatif yang pada suhu 60º selama 3 jam sebelum digunakan.
ditetapkan dari respons puncak buspiron pada Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. cahaya, di tempat sejuk. Endotoksin BPFI [Catatan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus
volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
retensi relatif propilparaben lebih kurang 0,55 dan dalam lemari pendingin.
buspiron hidroklorida 1,0. Hitung persentase,
buspiron hidroklorida, C21H31N5O2.HCl, dalam zat yang Identifikasi
digunakan dengan rumus: A. Spektrum serapan ultraviolet larutan
25 µg per ml dalam metanol P menunjukkan
RU CS maksimum dan minimum pada panjang gelombang
100 yang sama seperti pada Daktinomisin BPFI; serapan
RS CU maksimum pada panjang gelombang lebih kurang
RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons 445 nm tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari
puncak buspiron hidroklorida terhadap propilparaben 103,0% dari Daktinomisin BPFI dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan dan potensi Baku
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
pembanding. Perbandingan serapan pada 240 nm dan
Buspiron hidroklorida BPFI dalam mg per ml
pada 445 nm antara 1,30 dan 1,50.
Larutan baku; CU adalah kadar Buspiron
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tidak diperoleh pada Penetapan kadar.
tembus cahaya, tertutup rapat, dan pada suhu ruang
terkendali. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-natrium filtrat hingga kering. Keringkan residu pada suhu
asetat 0,04 M-asam asetat 0,07 M (46:25:25), saring 105 selama 1 jam. Spektrum serapan inframerah
melalui penyaring membran dengan porositas 1 µm residu yang didispersikan dalam kalium bromida P
atau yang lebih halus dan awaudarakan. [Catatan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Kadar asetonitril dapat beragam untuk memenuhi gelombang yang sama seperti pada Dapson BPFI .
persyaratan kesesuaian sistem dan untuk B. Triturat sejumlah serbuk halus tablet setara
mendapatkan waktu eluasi daunorubisin yang dengan lebih kurang 100 mg dapson dengan 50 ml
sesuai.] metanol P dan saring. Encerkan sejumlah filtrat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dengan metanol P hingga diperoleh larutan 1 dalam
Daktinomisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase 200.000. Spektrum serapan ultraviolet larutan
gerak secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
1200 µg per ml. gelombang yang sama seperti pada Dapson BPFI.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
zat larutkan dalam Fase gerak hingga 25,0 ml. Disolusi <1231>
Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada Media disolusi: 1000 ml larutan asam klorida P (2
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam 100).
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Alat tipe 1: 100 rpm.
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir Waktu: 60 menit.
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan tiga kali Prosedur Lakukan penetapan jumlah C12H12N2O2S,
penyuntikan ulang Larutan baku, rekam yang terlarut dengan mengukur serapan alikot yang
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera mengandung lebih kurang 0,2 mg dapson dan 5 ml
pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih natrium hidroksida 1 N dan diencerkan dengan air
dari 1,0%. sampai 25,0 ml dan serapan larutan baku Dapson
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah BPFI yang diperlakukan sama pada panjang
volume sama (lebih kurang 20 µl ) Larutan baku dan gelombang serapan maksimum lebih kurang 290 nm.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu kurang dari 75% (Q) C12H12N2O2S, dari jumlah yang
retensi daktinomisin lebih kurang 25 menit. Hitung tertera pada etiket.
potensi dalam µg daktinomisin, C62H86N12O16, per
mg dengan rumus: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan
C rU
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Dapson
25 BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih
W rS kurang 8 µg per ml.
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu
C adalah kadar Daktinomisin BPFI dalam µg per ml
tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml air dan biarkan
Larutan baku; W adalah bobot dalam mg
selama 30 menit, goyang sesekali. Tambahkan lebih
daktinomisin yang digunakan; rU dan rS berturut-turut
kurang 70 ml metanol P dan sonikasi hingga
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
terdispersi sempurna, tambahkan metanol P sampai
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tanda. Sentrifus sebagian larutan. Pipet sejumlah
rapat, terlindung cahaya dan panas yang berlebih. volume beningan, encerkan dengan metanol P hingga
kadar lebih kurang 8 µg dapson per ml. Ukur serapan
Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 296 nm
TABLET DAPSON terhadap blangko metanol P. Hitung persentase
Dapson Tablet dapson, C12H12N2O2S, dalam serbuk tablet dengan
rumus:
Tablet Dapson mengandung Dapson, C12H12N2O2S
tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5%
AU C S
dari jumlah yang tertera pada etiket. 100
AS CU
Baku pembanding Dapson BPFI; lakukan pengeringan
pada suhu 105 selama 3 jam sebelum digunakan.
AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
dan Larutan baku; CS adalah kadar Dapson BPFI
dalam µg per ml Larutan baku; CU adalah kadar
Identifikasi
dapson dalam µg per ml Larutan uji.
A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 100 mg dapson larutkan dalam 5 ml
aseton P, kocok selama 5 menit, saring dan uapkan
-1889-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Pemerian Serbuk hablur; merah jingga; higroskopis.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam
Fase gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi metanol; sukar larut dalam etanol; sangat sukar larut
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam dalam kloroform; praktis tidak larut dalam aseton.
Dapson.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Baku pembanding Daunorubisin Hidroklorida
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg dapson Untuk penggunaan kuantitatif, lakukan penetapan
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan kadar air secara titrimetri pada waktu akan
150 ml metanol P, dan masukkan ke dalam tangas digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
ultrasonik pada suhu 35 selama 15 menit dengan terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. Diamkan
sesekali dikocok. Dinginkan hingga suhu ruang, hingga suhu ruang sebelum dibuka.
tambahkan metanol P sampai tanda. Sentrifus
sejumlah campuran hingga jernih. Pipet 5 ml Identifikasi
beningan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
dengan Fase gerak sampai tanda. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
kadar dalam Dapson. Hitung persentase dapson, sama seperti pada Daunorubisin Hidroklorida BPFI.
C12H12N2O2S, dalam serbuk tablet dengan rumus: B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
rU C S
100
rS CU Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar menggunakan larutan yang mengandung 5 mg per ml.
Dapson BPFI dalam µg per ml Larutan baku; CU
adalah kadar dapson dalam µg per ml Larutan uji. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
baik, tidak tembus cahaya. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (62:38),
atur pH hingga 2,2±0,2 dengan penambahan asam
DAUNORUBISIN HIDROKLORIDA
fosfat P. Saring melalui penyaring membran dengan
Daunorubicin Hydrochloride porositas 1 µm atau lebih halus dan awaudarakan.
Kadar asetonitril dapat beragam untuk memenuhi
persyaratan kesesuaian sistem dan untuk
mendapatkan waktu eluasi daunorubisin yang sesuai.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Daunourubisin Hidroklorida BPFI, larutkan dengan
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 250 µg per ml.
Larutan resolusi Timbang sejumlah doksorubisin
hidroklorida larutkan dalam Larutan baku hingga
kadar lebih kurang 250 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
zat masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
(1S,3S)-3-Asetil-1,2,3,4,6,11-heksahidro-3,5,12- larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
trihidroksi-10-metoksi-6,11-diokso-1-naftasenil tanda.
3-amino-2,3,6-trideoksi--L-likso-heksopiranosida Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
hidroklorida [23541-50-6] Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C27H29NO10.HCl BM 563,98 dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
Daunorubisin Hidroklorida mempunyai potensi setara lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
dengan tidak kurang dari 842 µg dan tidak lebih dari terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan
1030 µg, C27H29NO10 per mg. [Perhatian Hati-hati ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
jangan hirup partikel daunorubisin hidroklorida dan waktu retensi relatif doksorubisin dan daunorubisin
hindari kontak dengan kulit.] berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R,
-1890-
antara puncak doksorubisin dan puncak daunorubisin maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi terhadap sama seperti pada Deksametason BPFI.
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku per ml dalam metanol P menunjukkan maksimum
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. dan minimum pada panjang gelombang yang sama
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah seperti pada Deksametason BPFI, daya serap masing-
volume sama (lebih kurang 5 µl) Larutan uji dan masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung kurang 239 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.
potensi dalam µg daunorubisin, C27H29NO10, tiap mg
zat dengan rumus: Rotasi jenis <1081> Antara +72º dan +80º, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
C rU
penetapan terhadap larutan yang mengandung
100 100 mg zat dalam 10 ml dioksan P.
W rS
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
C adalah kadar daunorubisin dalam µg per ml lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
Larutan baku; W adalah bobot zat dalam mg yang
digunakan dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%;
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. lakukan penetapan menggunakan 250 mg zat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
rapat, terlindung cahaya dan panas berlebih. tidak lebih dari 1,0% dan jumlah semua cemaran
tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
DEKSAMETASON pada Kromatografi <931>.
Dexamethasone Dapar format Larutkan 1,32 g amonium format P
dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,6 dengan
penambahan asam format P.
Fase gerak Buat campuran Dapar format-
asetonitril P (67:33), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 180 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Larutkan dan encerkan dengan asetonitril P sampai
9-Fluoro-11,17,21-trihidroksi-16-metilpregna-1,4- tanda. Pipet 33 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
diena-3,20-dion [50-02-2] 100-ml, encerkan dengan Dapar format sampai tanda.
C22H29FO5 BM 392,46 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Deksametason mengandung tidak kurang dari 97,0% dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
dan tidak lebih dari 102,0%, C22H29FO5, dihitung 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L11.. Laju alir
terhadap zat yang telah dikeringkan. lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai praktis putih; respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
tidak berbau; stabil di udara. Melebur pada suhu lebih efisiensi kolom tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis.
kurang 250º disertai peruraian. Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 l Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar semua respons puncak. Hitung persentase masing-
larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan masing cemaran dalam zat dengan rumus:
dalam metanol; sukar larut dalam kloroform; sangat
sukar larut dalam eter.
ri
100
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan rs
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran;
rs adalah jumlah semua respons puncak.
Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
-1891-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara yang dilapisi dengan 0,25 mm campuran silika gel P.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Lakukan kromatografi dalam Fase gerak A seperti
Kromatografi <931>. tertera pada Penetapan Kadar Steroid Tunggal
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P (lebih <641>. Beri tanda pada permukaan fase gerak, amati
kurang 7:3), sedemikian hingga pada laju alir 2 ml bercak dengan cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf
per menit, waktu retensi deksametason lebih kurang bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai
7 menit. dengan Larutan baku.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Deksametason BPFI, larutkan dalam metanol P Disolusi <1231>
hingga kadar lebih kurang 7,5 mg per ml. Encerkan Media disolusi: 500 ml larutan asam klorida P
sejumlah volume yang diukur saksama dengan Fase (1 dalam 100)
gerak hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. Alat tipe 1: 100 rpm
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg Waktu: 45 menit
zat. Lakukan seperti tertera pada Larutan baku. Larutan baku Siapkan seperti Larutan baku tertera
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pada Penetapan Kadar Steroid <631> menggunakan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Deksametason BPFI. Ekstraksi sejumlah alikot setara
dilengkapi detektor ultraviolet 254 nm dan kolom dengan 200 µg deksametason, tiga kali, tiap kali
4 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L7, dengan menggunakan 15 ml kloroform P kumpulan ekstrak
tekanan lebih kurang 1000 Psi. Atur parameter kloroform di atas tangas hingga kering, dinginkan,
hingga respon puncak Larutan baku 60% skala larutkan sisa dalam 20 ml etanol P. Lakukan
penuh, simpangan baku relatif pada lima kali Prosedur seperti tertera pada Penetapan Kadar
penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. Steroid <631>, kecuali diamkan dalam gelap selama
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing 45 menit. Hitung bagian terlarut dalam mg,
sejumlah volume sama (antara 15 µl dan 30 µl) deksametason, C22H29FO5, dengan rumus:
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak C A
Larutan baku dan Larutan uji. Hitung jumlah dalam 10 U
mg deksametason, C22H29FO5, dalam zat yang V AS
digunakan dengan rumus:
C adalah kadar Deksametason Fosfat BPFI dalam µg
r per ml Larutan baku; V adalah volume alikot yang
100 C U diektraksi dengan kloroform dalam ml; AU dan AS
rS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan
baku.
C adalah kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons kurang dari 70% (Q) C22H29FO5, dari jumlah yang
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan.
Larutan baku Buat Larutan baku seperti tertera
TABLET DEKSAMETASON pada Penetapan kadar steroid <631>, gunakan
Dexamethasone Tablets Deksametason BPFI.
Larutan uji Masukkan 1 tablet dalam corong pisah
Tablet Deksametason mengandung Deksametason, dengan 15 ml air, goyangkan hingga tablet hancur
C22H29FO5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih sempurna, ekstraksi empat kali, tiap kali
dari 110,0% jumlah yang tertera pada etiket. menggunakan 10 ml kloroform P. Saring masing-
masing melalui kapas yang telah dicuci dengan
Baku pembanding Deksametason BPFI; lakukan kloroform P ke dalam labu tentukur 50-ml,
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam, sebelum tambahkan kloroform P sampai tanda. Pipet sejumlah
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. volume larutan, setara dengan lebih kurang 200 µg
deksametason, ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml
Identifikasi Uapkan 10 ml ekstrak metanol dari bertutup kaca, uapkan kloroform di atas tangas uap
tablet yang diperoleh dari Larutan uji pada hingga kering, dinginkan, larutkan sisa dalam 20,0 ml
Penetapan kadar, di atas tangas uap hingga kering etanol P. Gunakan larutan ini sebagai Larutan uji.
dan larutkan residu dalam 1 ml kloroform P. Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
Totolkan 10 µl larutan dan 20 µl larutan Prosedur dalam Penetapan kadar steroid <631>,
Deksametason BPFI dalam kloroform P mengandung kecuali biarkan dalam gelap selama 45 menit. Hitung
500 µg per ml, pada lempeng kromatografi lapis tipis jumlah dalam mg steroid sebagai deksametason,
-1892-
C AU
V AS
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol,
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dalam metanol dan dalam propilen glikol; larut dalam
dengan detektor ionisasi nyala dengan kolom kaca kloroform dan dalam eter; sukar larut dalam gliserin.
4 mm x 1,2 m berisi bahan pengisi 3% fase diam G3
pada partikel penyangga S1AB. Pertahankan suhu Baku pembanding Dekspantenol BPFI; tidak boleh
injektor, detektor dan kolom masing-masing pada dikeringkan, untuk penggunaan kuantitatif lakukan
250º, 250º dan 190º. Gunakan helium P sebagai gas penetapan kadar air secara titrimetri. Simpan dalam
pembawa dengan laju alir diatur hingga waktu retensi wadah tertutup rapat, terlindung dari kelembapan.
puncak utama 4 menit hingga 5 menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan uji dan rekam Identifikasi
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,8. didispersikan pada kalium bromida P atau natrium
Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 µl Larutan uji klorida P menunjukkan maksimum hanya pada
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram selama bilangan gelombang yang sama seperti pada
tidak kurang dari dua kali waktu retensi puncak Dekspantenol BPFI.
deksklorfeniramin maleat, ukur semua respons B. Pada 1 ml larutan zat 100 mg per ml tambahkan
puncak. Jumlah relatif seluruh respons puncak asing 5 ml natrium hidroksida 1 N dan 1 tetes tembaga(II)
(kecuali respons puncak pelarut dan asam maleat jika sulfat LP, kocok kuat: terjadi warna biru tua.
teramati) tidak lebih dari 2,0%. C. Pada 1 ml larutan zat 10 mg per ml tambahkan
1 ml asam klorida 1 N, panaskan di atas tangas uap
Hilangkan persyaratan: selama 30 menit. Dinginkan, tambahkan 100 mg
Cemaran organik mudah menguap <471> Metode I hidroksilamina hidroklorida P, kocok, tambahkan
Memenuhi syarat; lakukan penetapan menggunakan 5 ml natrium hidroksida 1 N. Biarkan selama 5 menit,
larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan larutan atur pH antara 2,5 dan 3,0 dengan penambahan asam
baku dengan kadar dua kali yang dinyatakan. klorida 1 N, tambahkan 1 tetes besi(III) klorida LP:
terjadi warna merah keunguan.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
400 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat Rotasi jenis <1081> Antara +29,0º dan +31,5,
glasial P, tambahkan 1 tetes indikator kristal violet LP lakukan penetapan menggunakan larutan yang
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga mengandung 50 mg per ml.
berwarna hijau. Lakukan penetapan blangko.
Indeks bias <1001> Antara 1,495 dan 1,502;
Tiap ml asam perklorat 0,1 N lakukan penetapan pada suhu 20º.
setara dengan 19,54 mg C16H19ClN2.C4H4O4
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya, simpan dalam lemari Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
pendingin.
Aminopropanol Tidak lebih dari 1,0%. Timbang
saksama lebih kurang 5 g zat, larutkan dalam 10 ml
DEKSPANTENOL air. Tambahkan indikator biru bromotimol LP, titrasi
Dexpanthenol dengan asam sulfat 0,1 N LV hingga berwarna
kuning. Lakukan penetapan blangko. Hitung
persentase aminopropanol dalam zat dengan rumus:
VS VB N F
100
W
D-(+)-2,4-Dihidroksi-N-(3-hidroksipropil)-3,3-
dimetilbutiramida [81-13-0] VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan
C9H19NO4 BM 205,25 untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml
yang digunakan untuk titrasi blangko; N adalah
Dekspantenol mengandung tidak kurang dari 98,0% normalitas titran dalam mEq per ml; F adalah faktor
dan tidak lebih dari 102,0% C9H19NO4 dihitung ekivalensi (75,11 mg per mEq) dan W adalah bobot
terhadap zat anhidrat. zat dalam mg.
tentukur 1000-ml. Jika perlu hangatkan campuran di Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi
atas tangas uap hingga larut. Hindarkan penyerapan dengan larutan dekstrosa P 4,5% hingga kadar
udara lembab. Dinginkan hingga suhu ruang, dekstran 40 lebih kurang 10 mg per ml.
encerkan dengan asam asetat glasial P sampai tanda. Prosedur Ukur waktu alir Larutan uji dan larutan
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 400 mg dekstrosa P 4,5% pada suhu 20o menggunakan
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml, viskometer tabung kapiler dengan waktu alir air tidak
tambahkan 50,0 ml asam perklorat 0,1 N LV dan kurang dari 100 detik. Hitung viskositas intrinsik
refluks selama 5 jam. Dinginkan, hindarkan dengan rumus:
penyerapan udara lembab, bilas pendingin dengan
asam asetat glasial P kumpulkan bilasan ke dalam
t
labu Erlenmeyer. Tambahkan 5 tetes indikator kristal
ln RD
violet LP dan titrasi dengan Kalium biftalat 0,1 M t0
hingga berwarna hijau biru. Lakukan penetapan
blangko. Hitung persentase dekspantenol, C9H19NO4, C
dalam zat yang digunakan dengan rumus:
RD adalah perbandingan kerapatan Larutan uji
VB VS M F dengan larutan dekstrosa P 4,5%; t dan t0 berturut-
100 turut adalah waktu alir Larutan uji dan larutan
W dekstrosa P 4,5%; C adalah kadar dekstran 40 dalam
g per ml Larutan uji.
VB adalah volume titran dalam ml yang digunakan
untuk titrasi blangko; VS adalah volume titran dalam pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.
ml yang digunakan untuk titrasi zat; M adalah
molaritas titran dalam mM per ml; F adalah faktor Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,0 unit
ekivalensi (205,3 mg per mM) dan W adalah bobot Endotoksin FI per ml.
zat dalam mg.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, lakukan penetapan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. dengan Penyaring membran seperti tertera pada Uji
sterilitas dari produk yang diuji.
Tambahan monografi Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj.
DEKSTRAN 40 DALAM INJEKSI
DEKSTROSA 5-hidroksimetilfurfural dan senyawa sejenis
Dextran 40 in Dextrose Injection Serapan tidak lebih dari 0,25.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Dekstran 40 dalam Injeksi Dekstrosa adalah larutan setara dengan lebih kurang 1 g C6H12O6.H2O, ke
steril Dekstran 40 dan Dekstrosa dalam Air untuk dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air
Injeksi. Mengandung Dekstran 40 tidak kurang dari sampai tanda.
9,0 g dan tidak lebih dari 11,0 g per 100 ml; Prosedur Ukur serapan larutan pada panjang
mengandung Dekstrosa, C6H12O6 tidak kurang dari gelombang 284 nm, menggunakan air sebagai
4,1 g dan tidak lebih dari 5,0 g per 100 ml. Tidak blangko.
mengandung bakteriostatik.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Baku pembanding Dekstrosa BPFI; bentuk Injeksi dan Bahan Partikulat dalam Injeksi <751>.
anhidrat, lakukan pengeringan pada suhu 105º selama
16 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Penetapan kadar dekstrosa Lakukan penetapan
tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati tertera pada Kromatografi <931>.
untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi Fase gerak Gunakan asam sulfat 0,01 N, saring
seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam seperti tertera pada Kesesuaian sistem dalam
lemari pendingin. Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan dekstrosa
Warna larutan Serapan pada panjang gelombang dan silitol dengan kadar masing-masing lebih kurang
375 nm tidak lebih dari 0,06; lakukan penetapan 5 mg per ml.
menggunakan air sebagai blangko. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Dekstrosa BPFI, larutkan dan encerkan dengan air
Identifikasi Viskositas intrinsik antara 18 dan 23 ml hingga kadar dekstrosa monohidrat lebih kurang
per g. 5 mg per ml.
-1895-
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi kurang dari 100 ml, pada etiket dicantumkan kadar
setara dengan lebih kurang 250 mg dekstrosa osmolar total dalam mOsmol per ml.
monohidrat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Tambahan monografi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi DEKSTRAN 40 DALAM INJEKSI
dilengkapi dengan detektor indeks refraksi dan kolom NATRIUM KLORIDA
7,8 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L17. Jika perlu Dextran 40 in Sodium Chloride Injection
pertahankan suhu kolom dan detektor pada lebih
kurang 40º. Laju alir lebih kurang 0,6 ml per menit. Dekstran 40 dalam Injeksi Natrium Klorida adalah
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian larutan steril Dekstran 40 dan Natrium Klorida dalam
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Air untuk Injeksi. Mengandung Dekstran 40 tidak
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kurang dari 9,0 g dan tidak lebih dari 11,0 g per
puncak dektrosa dan silitol tidak kurang dari 2,5. 100 ml; mengandung Natrium Klorida tidak kurang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam dari 0,81 g dan tidak lebih dari 0,99 g per 100 ml.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Tidak mengandung bakteriostatik.
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan hati-hati untuk menghindari kontaminasi]
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
kromatogram dan ukur repons puncak dekstrosa. waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
Hitung kadar dekstrosa monohidrat, C6H12O6.H2O larutan, dalam lemari pendingin.
dalam g per 100 ml dengan rumus:
Warna larutan Serapan pada panjang gelombang
rU 198,17 375 nm tidak lebih dari 0,05; lakukan penetapan
C menggunakan air sebagai blangko.
rS 180,16
Identifikasi Viskositas intrinsik antara 18 dan 23 ml
rU dan rS adalah respons puncak dekstrosa dari per g.
Larutan uji dan Larutan baku; 198,17 dan 180,16 Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi
berturut-turut adalah bobot molekul dekstrosa dengan larutan natrium klorida P 0,9% hingga kadar
monohidrat dan dekstrosa anhidrat; C adalah kadar dekstran 40 lebih kurang 10 mg per ml.
Dekstrosa BPFI dalam g per 100 ml Larutan baku. Prosedur Ukur waktu alir Larutan uji dan larutan
natrium klorida P 0,9% pada suhu 20o menggunakan
Penetapan kadar dekstran 40 Tambahkan 1 tetes viskometer tabung kapiler dengan waktu alir air tidak
amonium hidroksida 5 N ke dalam 25 ml injeksi. kurang dari 100 detik. Hitung viskositas intrinsik
Lakukan penetapan rotasi jenis seperti tertera pada dengan rumus:
Rotasi optik <1081>, menggunakan polarimeter yang
sesuai dan hitung kadar dekstran 40 dalam g per 100 ml
t
dengan rumus:
ln RD
t0
100 a 1
52,75Cd C
l 197 ,5
RD adalah perbandingan kerapatan Larutan uji
a adalah rotasi jenis yang teramati, dalam derajat; l dengan larutan natrium klorida P 0,9%; t dan t0
adalah panjang tabung polarimeter, dalam dm; 197,5 berturut-turut adalah waktu alir Larutan uji dan
dan 52,75 berturut-turut adalah nilai rata-rata rotasi larutan natrium klorida P 0,9%; C adalah kadar
jenis dekstran 40 dan dekstrosa; Cd adalah kadar dekstran 40 dalam g per ml Larutan uji.
dekstrosa dalam g per 100 ml Larutan uji yang
diperoleh dari Penetapan kadar dekstrosa. pH <1071> Antara 3,5 dan 7,0.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj.
tunggal dari kaca atau plastik.
Kekentalan intristik Antara 0,16 dan 0,19 pada suhu
Penandaan Pada etiket dicantumkan kadar osmolar 25º±0,02º. Lakukan penetapan seperti tertera pada
total dalam mOsmol per liter. Jika volume sediaan Penetapan kekentalan <1051> dengan cara sebagai
berikut: Pipet sejumlah 2-5 ml injeksi ke dalam labu
-1896-
tentukur 100-ml, tambahkan larutan natrium Penetapan kadar dekstran 40 Tambahkan 1 tetes
klorida P 0,9% sampai tanda. Tetapkan kekentalan amonium hidroksida 5 N ke dalam 25 ml injeksi.
menggunakan larutan natrium klorida P 0,9% Lakukan penetapan rotasi jenis seperti tertera pada
sebagai pembanding, pada suhu 25º±0,02º. Hitung Rotasi optik <1081> dan hitung kadar dekstran 40
kadar larutan zat uji (dalam g per 100 ml) seperti dalam g per 100 ml injeksi yang digunakan dengan
tertera pada Penetapan kadar. rumus:
diatas tangas air. Keringkan residu pada suhu 105º Tambahan persyaratan:
selama 6 jam dan lanjutkan penetapan seperti tertera Distribusi bobot molekul, bobot dan jumlah rata-
pada Kekentalan intrinsik Dekstran 70 mulai dari rata bobot molekul Lakukan penetapan dengan cara
“larutkan dalam air hingga 100,0 ml”. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Hilangkan persyaratan: Fase gerak, Larutan kalibrasi, dan Larutan
Senyawa mereduksi penanda Lakukan seperti tertera pada Dekstran 40.
Larutan uji Timbang saksama 3,0 g zat yang Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105º selama Kesesuaian Sistem Dekstran 70 BPFI, larutkan dalam
6 jam, masukkan dalam labu tentukur 50-ml, larutkan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml.
dan encerkan dengan air sampai tanda. Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Larutan pembanding Timbang saksama 450 mg Fase gerak hingga kadar lebih kurang 20 mg per ml.
glukosa P yang sebelumnya telah dikeringkan pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
suhu 105º selama 6 jam, masukkan ke dalam labu Dekstran 40: BM untuk distribusi bobot molekul total
tentukur 500-ml larutkan dan encerkan dengan air antara 65.000 dan 74.000; BM untuk dekstran fraksi
sampai tanda. tinggi antara 180.000 dan 240.000; BM untuk
Prosedur Pipet masing-masing 5,0 ml Larutan uji dekstran fraksi rendah antara 7.000 dan 11.000.
dan Larutan pembanding ke dalam labu tentukur Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 μl larutan ke
50-ml dan tambahkan air sampai tanda. Pipet masing- dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
masing 5 ml larutan ini, tambahkan masing-masing respons puncak. Hitung BM distribusi bobot molekul
5,0 ml tembaga alkalis LP dan panaskan selama total, dekstran fraksi tinggi, dan dekstran fraksi
15 menit di dalam tangas air. Setelah dingin rendah seperti tertera pada Larutan kesesuaian sistem
tambahkan 1 ml larutan kalium iodida P (1 dalam 40) dalam Sistem kromatografi. Nilai BM berturut-turut
dan 1,5 ml asam sulfat encer P dan titrasi dengan antara 63.000 dan 77.000, tidak kurang dari 13.000,
natrium tiosulfat 0,005 N LV, menggunakan 2 ml dan tidak lebih dari 195.000. Hitung bobot molekul
kanji LP sebagai indikator: volume titran yang
digunakan pada titrasi Larutan uji lebih banyak dari rata-rata, M n , dari distribusi bobot molekul total
yang digunakan Larutan pembanding. Larutan uji, Mi, menggunakan nilai b1, b2, b3, b4, dan
b5 dari Larutan kalibrasi pada Sistem kromatografi
Tambahan persyaratan: dengan rumus:
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan
penetapan menggunakan 1,5 g zat: larutan zat a
menunjukkan tidak lebih keruh dari larutan y i
pembanding yang mengandung 0,45 ml asam sulfat Mn i
a
yi
M
0,020 N.
i 1 i
Tambahan persyaratan :
Nitrogen <581> (Jika pada etiket dinyatakan untuk
pembuatan sediaan injeksi). Perhitungan yi dan Mi seperti tertera pada Dekstran
Larutan sulfat dan indikator Lakukan seperti 40. Mn antara 34.000 dan 48.000. Rentang
tertera pada Dekstran 40.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Dekstran MW
perbandingan antara 1,4 dan 1,9, jika pada
40, kecuali gunakan 0,2 g Dekstran 70. Mn
Tambahan persyaratan: etiket dinyatakan untuk pembuatan sediaan injeksi.
Etanol dan senyawa sejenis
Larutan baku, Sistem kromatografi dan Prosedur Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Lakukan seperti tertera pada Dekstran 40. baik, pada suhu 25º, masih diperbolehkan pada suhu
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Dekstran antara 15º dan 30º.
40, kecuali gunakan 5,0 g dekstran 70.
Tambahan persyaratan:
Antigenisitas (Jika pada etiket dinyatakan untuk Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
pembuatan sediaan injeksi). Timbang sejumlah injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau
dekstran 70, larutkan dalam Injeksi Natrium Klorida memerlukan proses lebih lanjut dalam pembuatan
hingga kadar lebih kurang 60 mg per ml, sterilkan sediaan injeksi.
dan lakukan seperti tertera pada Dekstran 40, mulai
dari “Pada interval sekitar 48 jam”.
-1899-
Tambahan monografi Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj.
DEKSTRAN 70 DALAM INJEKSI
DEKSTROSA 5-hidroksimetilfurfural dan senyawa sejenis
Dextran 70 in Dextrose Injection Serapan tidak lebih dari 0,25.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Dekstran 70 dalam Injeksi Dekstrosa adalah larutan setara dengan lebih kurang 1 g C6H12O6.H2O, ke
steril Dekstran 70 dan Dekstrosa dalam Air untuk dalam labu tentukur 500-ml, encerkan dengan air
Injeksi. Mengandung Dekstran 70 tidak kurang dari sampai tanda.
5,4 g dan tidak lebih dari 6,6 g per 100 ml; Prosedur Ukur serapan larutan pada panjang
mengandung Dekstrosa, C6H12O6 tidak kurang dari gelombang 284 nm menggunakan air sebagai
4,1 g dan tidak lebih dari 5,0 g per 100 ml. Tidak blangko.
mengandung bakteriostatik.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Baku pembanding Dekstrosa BPFI; bentuk Injeksi dan Bahan Partikulat dalam Injeksi <751>.
anhidrat, lakukan pengeringan pada suhu 105º selama
16 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Penetapan kadar dekstrosa Lakukan penetapan
tertutup rapat. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati tertera pada Kromatografi <931>.
untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan baku, Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan
vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Injeksi
pendingin. Dekstran 40 Dalam Dekstrosa.
Larutan uji Ukur saksama volume injeksi setara
Warna larutan Serapan pada panjang gelombang dengan lebih kurang 250 mg dekstrosa monohidrat ke
375 nm tidak lebih dari 0,05; lakukan penetapan dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air
menggunakan air sebagai blangko. sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam 25 ml air.
Perhitungan kadar menggunakan faktor pengenceran.
Identifikasi Viskositas intrinsik antara 24 dan 29 ml
per g. Penetapan kadar dekstran 70 Tambahkan 1 tetes
Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi amonium hidroksida 5 N ke dalam 25 ml injeksi.
dengan larutan dekstrosa P 4,5% hingga kadar Lakukan penetapan rotasi jenis seperti tertera pada
dekstran 70 lebih kurang 10 mg per ml. Rotasi optik <1081> menggunakan polarimeter yang
Prosedur Ukur waktu alir Larutan uji dan larutan sesuai dan hitung kadar dekstran 70 dalam g per 100 ml
dekstrosa P 4,5% pada suhu 20o menggunakan injeksi yang digunakan dengan rumus:
viskometer tabung kapiler dengan waktu alir air tidak
1 100 a
52,75Cd
kurang dari 100 detik. Hitung viskositas intrinsik
dengan rumus:
197 ,5 l
t
ln RD
197,5 dan 52,75 berturut-turut adalah nilai rata-rata
t0
rotasi jenis dekstran 70 dan dekstrosa; a adalah rotasi
jenis yang teramati, dalam derajat; l adalah panjang
C tabung polarimeter, dalam dm; Cd adalah kadar
dekstrosa dalam g per 100 ml Larutan uji yang
RD adalah perbandingan kerapatan Larutan uji diperoleh dari Penetapan kadar dekstrosa.
dengan larutan dekstrosa P 4,5%; t dan t0 berturut-
turut adalah waktu alir Larutan uji dan larutan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
dekstrosa P 4,5%; C adalah kadar dekstran 70 dalam tunggal kaca atau plastik.
g per ml Larutan uji.
Penandaan Pada etiket dicantumkan kadar osmolar
pH <1071> Antara 3,5 dan 7,0. total dalam mOsmol per liter. Jika volume sediaan
kurang dari 100 ml, pada etiket dicantumkan kadar
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit osmolar total dalam mOsmol per ml.
Endotoksin FI per ml.
Identifikasi Viskositas intrinsik antara 24 dan 29 ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
per g. tunggal dari kaca atau plastik.
Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi
dengan larutan natrium klorida P 0,9% hingga kadar Penandaan Pada etiket dicantumkan kadar osmolar
dekstran 70 lebih kurang 10 mg per ml. total dalam mOsmol per liter. Jika volume sediaan
Prosedur Ukur waktu alir Larutan uji dan larutan kurang dari 100 ml, pada etiket dicantumkan kadar
natrium klorida P 0,9% pada suhu 20o menggunakan osmolar total dalam mOsmol per ml.
viskometer tabung kapiler dengan waktu alir air tidak
kurang dari 100 detik. Hitung viskositas intrinsik
dengan rumus:
DEKSTROMETORFAN
Dextromethorphan
t
ln RD
t0
C
RD adalah perbandingan kerapatan Larutan uji
dengan larutan natrium klorida P 0,9%; t dan t0
berturut-turut adalah waktu alir Larutan uji dan
larutan natrium klorida P 0,9%; C adalah kadar
dekstran 70 dalam g per ml Larutan uji. 3-Metoksi-17-metil-9,13,14-morfinan [125-71-3]
C18H25NO BM 271,40
pH <1071> Antara 4,0 dan 7,0.
Dekstrometorfan mengandung tidak kurang dari
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%, C18H25NO,
Endotoksin FI per ml. dihitung terhadap zat anhidrat.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, lakukan penetapan Pemerian Serbuk hablur; hampir putih sampai agak
dengan Penyaring membran seperti tertera pada Uji kuning; tidak berbau. 11 mg dekstrometorfan setara
Sterilitas dari produk yang diuji. dengan 15 mg dekstrometorfan hidrobromida
monohidrat.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 bpj.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
dalam kloroform.
Injeksi dan Bahan Partikulat dalam Injeksi <751>.
-1901-
Baku pembanding Dekstrometorfan BPFI; tidak kalium heksasianoferat(III) LP: tidak terjadi warna
boleh dikeringkan. Lakukan Penetapan Kadar Air hijau biru setelah 2 menit.
<1031> Metode I sebelum digunakan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
700 mg zat, larutkan dalam 60 ml asam asetat glasial
Identifikasi P, jika perlu hangatkan sebentar agar larut.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Tambahkan 2 tetes kristal violet LP dan titrasi
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga terjadi warna
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang hijau biru. Lakukan penetapan blangko.
sama seperti pada Dekstrometorfan BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat Tiap ml asam perklorat 0,1 N
100 µg per ml dalam larutan asam klorida P setara dengan 27,14 mg C18H25NO
(1 dalam 120) menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
pada Dekstrometorfan BPFI. Daya serap masing-
masing, dihitung sebagai anhidrat pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 278 nm, DEKSTROSA
berbeda tidak lebih dari 3,0%. Glukosa
Dextrose
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 109,5º dan
112,5º.
labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
dengan metanol P hingga kadar 0,25 mg per ml. Pipet untuk desogestrel dan etinil estradiol.
1 ml larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan Media disolusi sampai tanda. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan mengandung etinil estradiol 0,005 mg per ml. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku Encerkan sejumlah Larutan baku Kromatografi <931>.
persediaan A dan Larutan baku persediaan B dengan Dapar Larutan kalium fosfat 20 mM, pH 6,0.
Media disolusi hingga kadar desogestrel dan etinil Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (1:1).
estradiol berturut-turut 0,3 µg per ml dan 0,06 µg per ml. Pengencer Campuran asetonitril P-air (1:1)
Larutan uji Gunakan beningan alikot yang sudah Larutan baku persediaan A Larutkan sejumlah
disentrifus. Desogestrel BPFI dalam metanol P hingga kadar 0,3
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada mg per ml.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan baku persediaan B Larutkan sejumlah
dilengkapi dengan detektor 210 nm untuk desogestrel Etinil Estradiol BPFI dalam metanol P hingga kadar
dan detektor spektroflourometri dengan panjang 0,3 mg per ml.
gelombang eksitasi 285 nm, emisi 310 nm untuk Larutan baku Encerkan sejumlah volume Larutan
etinil estradiol. Kolom pelindung 4,6 mm × 12,5 mm baku persediaan A dan Larutan baku persediaan B
berisi bahan pengisi L11 dan kolom analitik dengan Pengencer hingga kadar desogestrel dan
4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir etinil estradiol berturut-turut adalah 0,6 dan 0,12 µg
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi per ml.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang 120 ml
retensi puncak utama untuk etinil estradiol dan Pengencer kocok selama 30 menit, encerkan dengan
desogestrel berturut-turut adalah 0,2 dan 1,0. Pengencer sampai tanda, campur. Sentrifus sebagian
Simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak larutan, encerkan dengan Pengencer hingga kadar
lebih dari 3,0%. desogestrel 0,6 µg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
volume sama (lebih kurang 200 µl) Larutan baku dan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam dilengkapi dengan detektor 210 nm untuk desogestrel
kromatogram dan ukur respons puncak, hitung dan detektor spektroflourometri dengan panjang
jumlah desogestrel, C22H30O dan etinil estradiol, gelombang eksitasi 285 nm, emisi 310 nm untuk
C20H24O2, yang terlarut dengan rumus: etinil estradiol. Kolom pelindung 4,6 mm × 12,5 mm
berisi bahan pengisi L11 dan kolom analitik
rU CS
4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir
V 100 lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
rS L terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak analit retensi puncak utama untuk etinil estradiol dan
yang sesuai dari Larutan uji dan Larutan baku; CS desogestrel berturut-turut adalah 0,2 dan 1,0. Faktor
adalah kadar baku pembanding yang sesuai dalam mg ikutan etinil estradiol dan desogestrel tidak lebih dari
per ml Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg per 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
tablet yang tertera pada etiket; V adalah volume ulang tidak lebih dari 2,0%.
Media disolusi, 500 ml. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut volume sama (lebih kurang 200 µl) Larutan baku dan
masing-masing tidak kurang dari 80% (Q) C22H30O Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
dan C20H24O2, dari jumlah yang tertera pada etiket. kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
persentase desogestrel, C22H30O dan etinil estradiol,
Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus C20H24O2, dalam tablet yang digunakan dengan
dicantumkan memenuhi Uji 2 Disolusi FI. rumus:
Media disolusi: 500 ml natrium lauril sulfat P
0,3% rU CS
Alat tipe 2: 100 rpm 100
Waktu: 30 menit rS CU
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C22H30O dan
C20H24O2 yang terlarut dengan cara Kromatografi rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak analit
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Uji 1. yang sesuai dari Larutan uji dan Larutan baku;
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut CS adalah kadar baku pembanding yang sesuai dalam
masing-masing tidak kurang dari 80% (Q) C22H30O mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar analit yang
dan C20H24O2, dari jumlah yang tertera pada etiket. sesuai dalam mg per ml Larutan uji.
-1904-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Jarak lebur <1021>Metode I Antara 131º dan 135º.
Penandaan Jika digunakan lebih dari satu uji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
disolusi, pada etiket harus dicantumkan uji disolusi lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
yang digunakan kecuali jika hanya Uji 1. suhu 60º selama 4 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
DIAZEPAM Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Diazepam
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan
jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas yang
tertera pada Tabel. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
Sejenis B Diazepam BPFI, Senyawa Sejenis A
Diazepam BPFI dan Nordazepam BPFI larutkan dan
7-Kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1, encerkan dengan metanol P secara kuantitatif dan
4-benzodiazepin-2-on [439-14-5] jika perlu bertahap hingga kadar berturut-turut lebih
C16H13ClN2O BM 284,75 kurang 1 µg per ml; 0,1 µg per ml; dan 3 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama 10 mg zat,
Diazepam mengandung tidak kurang dari 95,0% dan masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan
tidak lebih dari 105,0% C16H13ClN2O dihitung dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan
Pemerian Serbuk hablur; hampir putih sampai Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kuning; praktis tidak berbau. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
persentase senyawa sejenis B diazepam, senyawa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam sejenis A diazepam dan nordazepam dalam zat
etanol; mudah larut dalam kloroform. dengan rumus:
Baku pembanding Diazepam BPFI, tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan Cr rU
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Diazepam
BPFI, tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
W rS
tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis
B Diazepam BPFI, tidak boleh dikeringkan sebelum Cr adalah kadar Senyawa Sejenis B Diazepam BPFI
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan atau Senyawa Sejenis A Diazepam BPFI atau
terlindung cahaya. Nordazepam BPFI, tidak boleh Nordazepam dalam µg per ml Larutan baku; W
dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam adalah bobot zat dalam mg dalam Larutan uji; rU dan
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku. Hitung persentase cemaran lain
Identifikasi dalam zat dengan rumus:
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, CS ri
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Diazepam BPFI. W rS
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. CS adalah kadar Senyawa Sejenis B Diazepam BPFI
Larutan 5 mg zat per ml aseton P dalam bejana dalam µg per ml Larutan baku; ri adalah respons
kromatografi yang tidak dijenuhkan dengan fase puncak cemaran lain pada Larutan uji; dan rS adalah
gerak etil asetat P- n-heptan P (1:1). respons puncak senyawa sejenis B diazepam dalam
Larutan baku.
-1905-
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; dan encerkan dalam etanol encer P hingga kadar
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam. masing-masing lebih kurang 40 µg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
lakukan penetapan menggunakan 100 mg zat. dilengkapi dengan detektor 218 nm dan kolom
4,2 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
Glikosida sejenis Tidak lebih dari 3%, dihitung lebih kurang 3,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
sebagai gitoksin. Lakukan Kromatografi lapis tipis terhadap Larutan baku dan Larutan kesesuaian
seperti tertera pada Kromatografi <931>. sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Penjerap Campuran Silika gel P setebal 0,25 mm seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
yang terikat secara permanen dengan oktadesilsilana P puncak digoksin dan digoksigenin tidak kurang dari
(C18). 4,0; efisiensi kolom dihitung dari puncak digoksin
Fase gerak Campuran metanol P-air (7:3). tidak kurang dari 1200 lempeng teoritis; faktor ikutan
Penampak bercak Buat campuran 10 ml larutan puncak digoksin tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
kloramina T P (3 dalam 100) yang dibuat segar dan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
40 ml larutan asam trikloroasetat P dalam etanol 2,0%.
mutlak P (1 dalam 4). Larutan ini dibuat segar. Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (2:1). volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Digoksin Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar 10 mg kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
per ml. jumlah dalam mg, digoksin, C41H64O14, dalam zat
Larutan baku gitoksin Timbang saksama sejumlah yang digunakan dengan rumus:
Gitoksin BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar
0,30 mg per ml. r
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg 0,2C U
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan rS
dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Prosedur Totolkan secara terpisah Larutan uji, C adalah kadar Digoksin BPFI dalam µg per ml
Larutan baku dan Larutan baku gitoksin (lebih Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
kurang 10 µl) pada lempeng kromatografi. Masukkan puncak dari Larutan baku dan Larutan uji.
lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase
gerak, biarkan merambat hingga 15 cm di atas garis Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
biarkan menguap. Semprot lempeng dengan
Penampak bercak, panaskan lempeng pada suhu 110º
DIKLOFENAK KALIUM
selama 10 menit. Amati bercak di bawah cahaya
ultraviolet 365 nm: tidak ada bercak pada
Diclofenac Potassium
kromatogram Larutan uji, kecuali bercak digoksin
yang lebih intensif dari bercak Larutan baku gitoksin.
Baku pembanding Diklofenak Kalium BPFI. ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Senyawa Sejenis A Diklofenak BPFI; tidak boleh waktu retensi relatif dietil ftalat, senyawa sejenis A
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan diklofenak dan diklofenak kalium berturut-turut
terlindung cahaya. adalah lebih kurang 0,5; 0,7; dan 1,0; resolusi, R,
antara puncak dietil ftalat dan senyawa sejenis A
Identifikasi diklofenak tidak kurang dari 4,0. Lakukan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
sama seperti pada Diklofenak Kalium BPFI. penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,01 mg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
per ml metanol P menunjukkan maksimum dan volume sama (lebih kurang 30 l) Larutan baku dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons
pada Diklofenak Kalium BPFI. puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A
C. Menunjukkan reaksi Kalium cara A seperti diklofenak dalam zat dengan rumus:
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Diklofenak Natrium mengandung tidak kurang dari Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C14H10Cl2NNaO2, tidak lebih dari 0,2% dan jumlah semua cemaran
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; pada Kromatografi <931>.
higroskopik. Melebur pada suhu lebih kurang 284. Pengencer Campuran metanol P-air (70:30).
Dapar fosfat pH 2,5 Campur sejumlah volume sama
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut asam fosfat 0,01 M dan natrium fosfat monobasa 0,01 M.
dalam metanol; larut dalam etanol; praktis tidak larut Jika perlu atur hingga pH 2,50,2 dengan penambahan
dalam kloroform dan dalam eter. komponen yang sesuai.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar fosfat
Baku pembanding Diklofenak Natrium BPFI;
pH 2,5 (70:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan
rapat dan terlindung cahaya. Senyawa sejenis A
Menaikkan jumlah dapar akan meningkatkan
Diklofenak BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan
resolusi].
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer
yang mengandung 20 g dietil ftalat P, 7,5 g Senyawa
Identifikasi
Sejenis A Diklofenak BPFI dan 0,75 mg Diklofenak
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Natrium BPFI per ml.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Larutan baku Buat larutan Senyawa Sejenis A
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Diklofenak BPFI dalam metanol P dengan kadar
gelombang yang sama seperti pada Diklofenak
lebih kurang 0,75 mg per ml. Ukur saksama sejumlah
Natrium BPFI.
volume larutan, encerkan secara kuantitatif dengan
B. Waktu retensi puncak diklofenak pada Larutan
Pengencer hingga diperoleh larutan dengan kadar
uji sesuai dengan Larutan resolusi yang diperoleh
pada Kemurnian kromatografi. 1,5 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg
C. Residu yang diperoleh dari pemijaran
diklofenak natrium, masukkan ke dalam labu
menunjukkan reaksi nyala Natrium seperti tertera
pada Uji Identifikasi Umum <291>. tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Warna larutan Larutan 1 bagian dalam 20 ml
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
metanol tidak berwarna hingga kuning pucat. Serapan
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
larutan pada bilangan gelombang 440 nm tidak lebih
4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L7 ”end-
dari 0,050. Gunakan metanol sebagai blangko.
capped”. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Kejernihan larutan Larutan yang dibuat seperti Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Warna larutan tidak berbeda nyata
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif dietil
kejernihannya bila dibandingkan dengan sejumlah
ftalat, senyawa sejenis A diklofenak dan diklofenak
metanol yang diperlakukan sama.
natrium masing-masing adalah lebih kurang 0,5, 0,6
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5; lakukan penetapan dan 1,0; resolusi, R, antara puncak dietil ftalat dan
menggunakan larutan (1 dalam 100). senyawa sejenis A diklofenak tidak kurang dari 2,2
dan antara puncak senyawa sejenis A diklofenak dan
diklofenak natrium tidak kurang dari 6,5; Lakukan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
lakukan pengeringan pada suhu 105-110 selama 3 jam.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%.
10 bpj; buat Larutan uji menggunakan gelas piala
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
borosilikat 100 ml atau krus kuarsa. Jika setelah
volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan
pemijaran pada suhu 500-600 residu tidak putih
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
sempurna, tambahkan hidrogen peroksida P
kromatogram dan ukur respons puncak utama setelah
secukupnya untuk melarutkan, panaskan perlahan
periode 2,5 kali waktu retensi diklofenak natrium.
hingga kering dan pijarkan selama 1 jam. Ulangi
Hitung persentase senyawa sejenis A diklofenak
perlakuan dengan hidrogen peroksida P dan pijarkan
dalam zat uji dengan rumus:
hingga residu putih sempurna. Lakukan seperti tertera
pada Larutan uji dimulai dari “Dinginkan, tambahkan
4 ml asam klorida 6 N”. C rU
10
W rS
-1910-
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran lain pH <1071> Antara 4,5 dan 7,5; lakukan penetapan
dalam Larutan uji. menggunakan larutan 10 mg zat per ml.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Air <1031> Metode I Antara 3,0% dan 5,0%.
450 mg zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial
P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan Dimetilanilina Memenuhi syarat; lakukan penetapan
titik akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan seperti tertera pada Uji Batas Dimetilanilina <362>.
blangko.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
setara dengan 31,81 mg C14H10Cl2NNaO2 Kromatografi <931>.
Pengencer Larutkan 5,44 g kalium fosfat monobasa P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan air hingga 2000 ml, atur pH hingga 5,0±0,1
rapat dan tidak tembus cahaya. dengan penambahan kalium hidroksida 8 N.
Fase gerak Buat campuran Pengencer-asetonitril P
(3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
DIKLOKSASILIN NATRIUM tertera pada Kromatografi <931>. Peningkatan kadar
Dicloxacillin Sodium asetonitril akan menurunkan waktu retensi
dikloksasilin.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Dikloksasilin Natrium BPFI, larutkan dalam
Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,1 mg per ml.
[Catatan Gunakan Larutan baku ini segera atau
masukkan ke dalam lemari pendingin dan gunakan
pada hari yang sama.]
Natrium (2S,5R,6R)-6[3-(2,6 diklorofenil)-5-metil-4- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 230 mg
isoksasolkarboksamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-tia-1- zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml,
azabisiklo[3,2,0]heptana-2-karboksilat monohidrat tambahkan Pengencer sampai tanda. Aduk dengan
[13412-64-1] pengaduk magnetik selama 5 menit hingga larut.
C19H16Cl2N3NaO5S.H2O BM 510,32 [Catatan Gunakan Larutan uji ini segera atau
Anhidrat [343-55-5] BM 492,32 masukkan ke dalam lemari pendingin dan gunakan
pada hari yang sama.]
Dikloksasilin Natrium mengandung setara dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tidak kurang dari 850 µg Dikloksasilin, Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
C19H17Cl2N3O5S per mg. dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom
4,6 mm × 25 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju
Pemerian Serbuk hablur putih atau hampir putih. alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Kelarutan Mudah larut dalam air. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: faktor kapasitas, k´, untuk
Baku pembanding Dikloksasilin Natrium BPFI; dikloksasilin antara 4 dan 11, efisiensi kolom tidak
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Lakukan kurang dari 700 lempeng teoritis; faktor ikutan
penetapan kadar air secara titrimetri sebelum puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
terlindung cahaya, dalam tempat dingin. 2,0%.
-1911-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
volume sama (lebih kurang10 µl) Larutan baku dan telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung bilangan gelombang yang sama seperti
jumlah dalam µg dikloksasilin, C19H17Cl2N3O5S Dimenhidrinat BPFI.
dalam tiap mg dikloksasilin natrium, dengan rumus:
Jarak lebur <1021> Antara 102º dan 107º.
CE rU
200 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
W rS lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P
selama 24 jam.
C adalah kadar Dikloksasilin Natrium BPFI dalam
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
mg per ml Larutan baku; E adalah kesetaraan
dikloksasilin dalam µg per mg Dikloksasilin Natrium
Klorida Jika filtrat dalam amoniak dari pengendapan
BPFI; W adalah bobot zat yang digunakan dalam mg;
perak kloroteofilin pada Penetapan kadar 8-kloroteofilin
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
diasamkan sebelum titrasi: larutan menunjukkan
Larutan uji dan Larutan baku.
tidak lebih dari opalesensi lemah.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Bromida dan iodida Campur dalam tabung reaksi 100
rapat.
mg zat, 50 mg natrium nitrit P dan 10 ml kloroform P,
tambahkan 10 ml asam klorida 3 N, tutup, dan kocok:
lapisan kloroform tidak berwarna.
DIMENHIDRINAT
Difenhidramin Teoklat Hilangkan persyaratan:
Dimenhydrinate Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471>Metode V Memenuhi syarat.
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Penetapan kadar difenhidramin Timbang saksama
lebih kurang 150 mg zat, larutkan dalam 75 ml asam
asetat glasial P dan titrasi dengan asam perklorat 0,05 N
LV secara potensiometrik. Lakukan penetapan
blangko.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan baku Buat larutan dengan kadar 2 kali
rapat, tidak tembus cahaya. kadar yang ditetapkan.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih; Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-
bau asam klorida lemah; meleleh pada suhu 240º larutan asam asetat glasial P (3 dalam 10) (13:9:4).
disertai peruraian. Penampak bercak Campuran sejumlah volume
sama larutan besi(III) klorida P (1 dalam 10) dan
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metanol larutan kalium besi(III) sianida P (1 dalam 20) yang
dan dalam larutan alkali hidroksida; tidak larut dalam dibuat segar.
eter dan dalam kloroform. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Dopamin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam
Baku pembanding Dopamin Hidroklorida BPFI; metanol P hingga kadar 30 mg per ml.
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Larutan baku dalam metanol P hingga kadar 0,6 mg;
rapat. 0,3 mg dan 0,15 mg per ml, sesuai dengan kadar
cemaran masing-masing 2,0%; 1,0% dan 0,5%.
Identifikasi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 150 mg
A. Spektrum serapan inframerah zat yang zat, masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml, larutkan
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
sama seperti pada Dopamin Hidroklorida BPFI. 10 µl Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat baku pada jarak yang sama pada lempeng
(1 dalam 25.000) dalam larutan natrium bisulfit P kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
(1 dalam 1000) menunjukkan maksimum dan kromatografi yang berisi Fase gerak, hingga
minimum hanya pada panjang gelombang yang sama merambat tiga perempat tinggi lempeng. Angkat
seperti pada larutan Dopamin Hidroklorida BPFI. lempeng, tandai batas rambat, biarkan menguap,
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C semprot lempeng dengan Penampak bercak: bercak
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. dopamin dan cemaran sejenis berwarna biru di bawah
cahaya tampak. Harga Rf bercak utama Larutan uji
Kejenihan dan warna larutan Larutkan 400 mg zat sesuai dengan harga Rf Larutan baku dan jumlah
dalam 10 ml larutan natrium bisulfit P (1 dalam bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji tidak
1000): jernih dan tidak berwarna atau praktis tidak boleh lebih dari tiga. Perkirakan kadar masing-
berwarna. masing bercak lain selain bercak utama terhadap
bercak Enceran larutan baku.
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 25). Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
75 mg zat, larutkan dalam 5 ml asam format P dan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; tambahkan 25 ml asam asetat anhidrat P dan
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam. campur. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV dan
tentukan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. penetapan blangko.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj; Tiap ml asam perklorat 0,1 N
lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam setara dengan 18,96 C8H11NO2.HCl
25 ml air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sulfat <361> Lakukan penetapan dengan melarutkan rapat. Simpan pada suhu ruang.
500 mg zat dalam 40 ml air: larutan tidak lebih keruh
dari larutan pembanding yang mengandung 0,10 ml
asam sulfat 0,020 N. EFEDRIN
Ephedrine
Zat mudah terarangkan <411> Lakukan penetapan
dengan melarutkan 100 mg zat dalam 5 ml asam
sulfat LP: warna larutan tidak lebih intensif dari
Larutan padanan A.
Efedrin adalah senyawa anhidrat atau mengandung Fase gerak Campuran isopropil alkohol P-
tidak lebih dari setengah molekul air hidrat; amonium hidroksida P-kloroform P (80:15:5).
mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih Penampak bercak Gunakan teknik penampak
dari 100,5% C10H15NO, dihitung terhadap zat nomor 1 diikuti nomor 4.
anhidrat.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Pemerian Zat padat menyerupai lemak, tidak 500 mg zat, larutkan dalam 10 ml etanol P netral,
berwarna; granul atau hablur; putih. Terurai secara tambahkan 5 tetes indikator merah metil LP dan
bertahap bila terkena cahaya, melebur pada suhu antara 40,0 ml asam klorida 0,1 N LV. Titrasi kelebihan
33º-40º, keragaman suhu lebur akibat perbedaan asam dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Lakukan
kandungan molekul air. Efedrin anhidrat mempunyai penetapan blangko.
suhu lebur lebih rendah dari efedrin dengan setengah
molekul air hidrat. Larutan bereaksi alkalis terhadap Tiap ml asam klorida 0,1 N
lakmus P. setara dengan 16,52 mg C10H15NO
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol, dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kloroform dan dalam eter; sedikit dan lambat larut rapat, tidak tembus cahaya, di tempat dingin.
dalam minyak mineral; larutan menjadi keruh bila
efedrin mengandung air lebih dari 1%. Tambahan persyaratan:
Penandaan Pada etiket tertera bentuk anhidrat atau
Baku pembanding Efedrin Sulfat BPFI; lakukan hidrat. Jika pada etiket tertera efedrin untuk
pengeringan pada suhu 105o selama 3 jam sebelum pembuatan sediaan yang mengandung efedrin, berarti
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, menggunakan efedrin anhidrat.
terlindung cahaya.
Air <1031> Metode Ib Antara 4,5% dan 5,5% untuk Baku pembanding Efedrin Sulfat BPFI; lakukan
zat yang mengandung air hidrat; tidak lebih dari 0,5% pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
untuk zat anhidrat. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Identifikasi
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,030%; lakukan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
penetapan menggunakan 500 mg zat dan bandingkan dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
kekeruhan dengan 0,20 ml asam klorida 0,020 N. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Efedrin Sulfat
Sulfat Larutkan 100 mg zat dalam 40 ml air, BPFI.
tambahkan 1 ml asam klorida 3 N dan 1 ml barium B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B,dan C
klorida LP: tidak terjadi kekeruhan selama 10 menit. seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
merah dengan penambahan tidak lebih dari 0,10 ml Baku pembanding Efedrin Sulfat BPFI; lakukan
asam sulfat 0,02 N. Jika larutan berwarna merah pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum
muda, berubah menjadi kuning dengan penambahan digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
tidak lebih dari 0,20 ml natrium hidroksida 0,02 N. terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan
Bersifat pirogenik. Penanganan vial dan isi harus
Rotasi jenis <1081> Antara –30,5° dan –32,5°, hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu
penetapan menggunakan larutan yang mengandung 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
50 mg per ml. dalam lemari pendingin.
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti mata yang digunakan; AU dan AS berturut-turut adalah
pada Larutan baku dalam Penetapan kadar. serapan Larutan uji dan Larutan baku.
B. Larutan zat (1 dalam 2) bersifat memutar bidang
polarisasi ke arah kiri. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Kejernihan dan warna larutan Lakukan seperti
tertera pada Uji kejernihan dan warna larutan dalam Penandaan Pada etiket harus tertera tetes mata tidak
Injeksi Epinefrin dengan menggunakan larutan tetes boleh digunakan jika terjadi perubahan warna
mata sebagai larutan uji. menjadi merah muda atau lebih gelap dari kuning
terang, atau terbentuk endapan.
pH <1071> Antara 2,2 dan 4,5.
seperti pada Ergokalsiferol BPFI: daya serap masing- Prosedur Ke dalam masing-masing 10 ml Larutan
masing pada panjang gelombang serapan maksimum baku, Larutan uji dan Blangko tambahkan 0,5 ml
lebih kurang 265 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%. larutan biru tetrazolium P dalam etanol mutlak P
C. Ke dalam larutan yang mengandung lebih 5 mg per ml. Tambahkan 0,5 ml larutan
kurang 0,5 mg zat dalam 5 ml kloroform P tetrametilamonium hidroksida LP-etanol mutlak P
tambahkan 0,3 ml anhidrida asetat P dan 0,1 ml (1 dalam 10). Biarkan campuran selama 5 menit
asam sulfat P, kocok kuat: terjadi warna merah tepat. Tambahkan 1 ml asam asetat glasial P. Ukur
terang dan dengan cepat berubah menjadi ungu, biru serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
dan akhirnya hijau. gelombang serapan maksimum lebih kurang 525 nm,
D. Lakukan penetapan seperti tertera pada terhadap Blangko: serapan Larutan uji tidak lebih
Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>. besar dari Larutan baku.
[Catatan Untuk Larutan baku dan Larutan uji
gunakan alat gelas aktinik rendah dan tanpa Hilangkan persyaratan:
pemanasan. Gunakan larutan segera]. Cemaran senyawa organik mudah menguap
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. <471> Metode V Memenuhi syarat.
Fase gerak Campuran sejumlah volume sama Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
sikloheksana P dan eter P.
Penampak bercak Larutan asetil klorida P dalam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
antimon triklorida LP (1 dalam 50). Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Pengencer Larutan skualan dalam kloroform P Kromatografi <931>.
(10 mg per ml). Heksan dehidrat Buat kolom kromatografi dengan
Larutan baku A Larutan Ergokalsiferol BPFI menggunakan tabung kromatografi berdiameter
dalam Pengencer dengan kadar 50 mg per ml. 8 cm × 60 cm, dengan 500 g tanah silika untuk
Larutan baku B Larutan Ergosterol BPFI dalam kromatografi P ukuran partikel 50-250 µm yang telah
Pengencer dengan kadar 100 µg zat per ml. diaktifkan dengan pemanasan pada suhu 150 selama
Larutan uji Buat larutan zat dalam Pengencer 4 jam. Lakukan dengan cara Kromatografi kolom
dengan kadar 50 mg per ml. adsorpsi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Prosedur [Catatan Lakukan pengerjaan dalam Alirkan 500 ml heksan P melalui kolom, kumpulkan
ruang gelap] Totolkan secara terpisah masing- eluat dalam labu bersumbat kaca.
masing 10 µl Larutan baku A, Larutan baku B dan Fase gerak Larutan n-amil alkohol P dalam
Larutan uji, pada lempeng kromatografi. Masukkan Heksana dehidrat (3 dalam 1000).
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
Fase gerak biarkan merambat hingga tiga perempat 250 mg Vitamin D untuk Kesesuaian Sistem BPFI,
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat larutkan dalam 10 ml campuran toluen P-Fase gerak
dan biarkan menguap. Semprot lempeng dengan (1:1). Refluks pada suhu 90 selama 45 menit dan
Penampak bercak: kromatogram dari Larutan uji dinginkan; larutan ini mengandung kolekalsiferol,
menunjukkan bercak jingga kekuningan, mempunyai pre-kolekalsiferol dan trans-kolekalsiferol.
harga Rf yang sama seperti Larutan baku A dan dapat Larutan baku persediaan [Catatan Gunakan alat
terlihat bercak ungu di bawah bercak ergokalsiferol. kaca aktinik rendah dan buat larutan segar].
Warna bercak ungu tidak lebih intensif dari bercak Timbang saksama lebih kurang 30 mg Ergokalsiferol
ungu Larutan baku B. BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
larutkan dalam toluen P tanpa pemanasan, tambahkan
Jarak lebur <1021> Metode II Antara 115º dan 119º. toluen P sampai tanda. Larutan mengandung kadar
lebih kurang 0,6 mg zat per ml.
Rotasi jenis <1081> Antara +103 dan +106, Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku persediaan
lakukan penetapan menggunakan larutan dalam ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase
etanol P yang mengandung 150 mg zat tiap 10 ml. gerak sampai tanda. Larutan mengandung kadar lebih
Buat larutan secepatnya, gunakan ergokalsiferol dari kurang 120 µg zat per ml.
wadah yang dibuka tidak lebih dari 30 menit dan Larutan uji persediaan [Catatan Gunakan alat
tetapkan rotasi jenis dalam 30 menit setelah kaca aktinik rendah dan buat larutan segar].
pembuatan larutan. Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, masukkan
ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam toluen P
Zat mereduksi tanpa pemanasan, tambahkan toluen P sampai tanda.
Larutan baku Buat larutan hidrokuinon dalam Larutan mengandung kadar lebih kurang 0,6 mg zat
etanol mutlak P dengan kadar 0,2 µg per ml. per ml.
Larutan uji Buat larutan zat dalam etanol mutlak P Larutan uji Pipet 10 ml Larutan uji persediaan ke
dengan kadar 10 mg per ml. dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase
Blangko Gunakan etanol mutlak P. gerak sampai tanda. Larutan mengandung lebih
kurang 120 µg zat per ml.
-1919-
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,5%. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Estradiol BPFI dan Estron BPFI, larutkan dalam
Tambahan persyaratan: metanol P hingga kadar berturut-turut 0,40 mg dan
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran 0,24 mg per ml. Pipet 10 ml larutan dan 5 ml Larutan
tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih baku internal, masukkan ke dalam labu tentukur
dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara 200-ml. Tambahkan 100 ml metanol P, encerkan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dengan air sampai tanda, hingga diperoleh larutan
Kromatografi <931>. [Catatan Semua larutan dibuat yang mengandung lebih kurang 20 µg Estradiol
segar]. BPFI per ml.
Fase gerak Buat campuran 2,2,4-trimetilpentana P- Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
n-butil klorida P-metanol P (45:4:1) saring dan zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml,
awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
Kromatografi <931>. 200-ml tambahkan 5 ml Larutan baku internal dan
Pengencer Buat campuran n-butil klorida P dan 100 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
metanol P (5:1) saring dan awaudarakan. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom
dalam Pengencer, kocok kuat untuk membantu 3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
melarutkan, encerkan dengan Pengencer sampai lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
tanda. terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi retensi relatif untuk baku internal, estron dan
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom estradiol berturut-turut lebih kurang 0,7; 1,3 dan 1,0;
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir resolusi, R, antara puncak analit dan puncak estron,
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
terhadap Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
resolusi, R, antara puncak estradiol dan puncak lain, volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan
tidak kurang dari 1,0; efisiensi kolom tidak kurang Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
dari 800 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan jumlah dalam mg estradiol, C18H24O2, dalam zat yang
ulang tidak lebih dari 2,0%. digunakan dengan rumus:
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang
10 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam R
kromatogram dan ukur semua respons puncak. 5C U
Hitung persentase tiap cemaran dalam estradiol RS
dengan rumus:
C adalah kadar Estradiol BPFI dalam µg per ml
r Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
100 i perbandingan respons puncak estradiol terhadap
rS puncak baku internal dari Larutan uji dan Larutan
baku.
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
rs adalah jumlah semua respons puncak. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara suhu luar yang diperbolehkan antara 15° dan 30°.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Tambahan persyaratan:
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (55:45) Penandaan Jika dalam bentuk hemihidrat harus
saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan dicantumkan pada etiket.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang lebih kurang
300 mg etilparaben P, masukkan ke dalam labu
tentukur 500-ml, larutkan dan encerkan metanol P
sampai tanda.
-1922-
Rotasi jenis <1081> Antara +39o dan +44o, dihitung CS adalah kadar Estradiol Sipionat BPFI dalam mg
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan per ml Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg
penetapan menggunakan larutan yang mengandung per ml Larutan uji; RU dan RS berturut-turut adalah
200 mg zat per 10 ml dalam dioksan P. perbandingan respons puncak estradiol sipionat
terhadap puncak baku internal dari Larutan uji dan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Larutan baku.
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
-1923-
ESTROGEN TERKONJUGASI dari 2,5% dan tidak lebih dari 9,5% 17α-estradiol;
Conjugated Estrogen tidak kurang dari 0,5% dan tidak lebih dari 4,0% 17ß-
dihidroekuilin (sebagai konjugat natrium sulfat).
Estrogen Terkonjugasi adalah campuran natrium Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
estron sulfat dan natrium ekuilin sulfat, diperoleh seperti tertera pada Kromatografi <931>.
seluruh bagian atau sebagian dari urin ekuin atau Dapar asetat pH 5,2, Larutan baku internal,
dibuat secara sintesa dari estron dan ekuilin. Larutan baku persediaan, Larutan baku, Larutan
Mengandung zat estrogenik terkonjugasi lain dari kesesuaian sistem, Larutan uji dan Sistem
tipe yang berasal dari kuda betina hamil, merupakan kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
dispersi zat estrogenik pada pengencer serbuk yang kadar. [Catatan waktu retensi relatif puncak 17α-
sesuai. Estrogen terkonjugasi mengandung tidak estradiol, 17α-dihidroekuilin dan 17β-dihidroekuilin,
kurang dari 52,5% dan tidak lebih dari 61,5% berturut-turut lebih kurang 0,82; 1,00 dan 1,11.]
natrium estron sulfat dan tidak kurang dari 22,5% dan Prosedur Suntikan sejumlah volume sama (lebih
tidak lebih dari 30,5% natrium ekuilin sulfat dan total kurang 1 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
natrium estron sulfat dan natrium ekuilin sulfat tidak kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons
kurang dari 79,5% dan tidak lebih dari 88,0% dari puncak 17α-estradiol, 17α-dihidroekuilin dan 17β-
jumlah yang tertera pada etiket. Estrogen Terkonjugasi dihidroekuilin. Hitung persentase 17α-estradiol, 17α-
juga mengandung komponen bersamaan sebagai dihidroekuilin dan 17β-dihidroekuilin sebagai garam
natrium sulfat terkonjugasi tidak kurang dari 13,5% natrium sulfat dalam zat dengan rumus :
dan tidak lebih dari 19,5% 17α-dihidroekuilin, tidak
kurang dari 2,5% dan tidak lebih dari 9,5% 17α- CS RU
estradiol dan tidak kurang dari 0,5% dan tidak lebih F 100
dari 4,0% 17β-dihidroekuilin dari jumlah yang tertera CU RS
pada etiket.
CS adalah kadar 17α-dihidroekuilin BPFI dalam g
Pemerian Estrogen terkonjugasi berasal dari sumber per ml Larutan baku; CU adalah kadar dalam g per
alam, berupa serbuk amorf; kekuningan; tidak berbau ml Larutan uji; RU dan RS berturut-turut adalah
atau berbau khas lemah. Bentuk sintetis berupa perbandingan respons puncak analit yang sesuai
hablur atau serbuk amorf; putih sampai sedikit dengan baku internal dalam Larutan uji; dan
kekuningan terang; tidak berbau atau berbau lemah. perbandingan respons puncak 17α-dihidroekuilin
dengan baku internal dalam Larutan baku; F adalah
Baku pembanding Estron BPFI; lakukan faktor konversi (perbandingan berat molekul garam
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum natrium ke estrogen bebas), 1,381.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya. Ekuilin BPFI; tidak boleh 17β-estradiol dan 8,9-dehidroestron Berturut-
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam turut tidak lebih dari 2,25% dan 6,25% dari jumlah
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan dingin. estrogen terkonjugat yang tertera pada etiket.
17α-Dihidroekuilin BPFI; tidak boleh dikeringkan Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas
sebelum digunakan. Simpan di tempat dingin, seperti tertera pada Kromatografi <931>.
terlindung cahaya. Simpan isi ampul yang telah Dapar asetat pH 5,2, Larutan baku internal,
dibuka dalam wadah tertutup rapat, berisi gas Larutan baku persediaan, Larutan baku, Larutan
nitrogen, terlindung cahaya dan dingin. Estradiol kesesuaian sistem, Larutan uji dan Sistem
BPFI; bentuk hemihidrat tidak boleh dikeringkan; kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I kadar. [Catatan waktu retensi relatif 17ß-estradiol,
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup 3-O-metilestron dan 8,9-dehidroestron berturut-
rapat dan terlindung cahaya. turut lebih kurang 0,29; 1,0 dan 0,9].
Prosedur Suntikan sejumlah volume sama (lebih
Identifikasi kurang 1 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
A. Waktu retensi relatif puncak 17α-dihidroekuilin, kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua
estron dan ekuilin dalam Larutan uji sesuai dengan respons puncak. Hitung persentase 17ß-estradiol dan
Larutan baku yang diperoleh dari Penetapan kadar. 8,9-dehidroestron sebagai garam natrium sulfat
B. Kromatogram zat dalam Larutan uji pada dalam zat dengan rumus :
Penetapan kadar menunjukkan puncak atau berupa
bahu tambahan 17α-estradiol dan 17ß-dihidroekuilin
CS RU
dengan waktu retensi relatif terhadap 3-O-metilestron F 100
berturut-turut lebih kurang 0,24 dan 0,35.
CU RS
Komponen lain Tidak kurang dari 13,5% dan tidak
lebih dari 19,5% 17α-dihidroekuilin; tidak kurang
-1925-
nitrogen P pada suhu di bawah 50º hingga kering. 3-O-metilestron berturut-turut lebih kurang
Pada residu kering tambahkan 15 µl piridina P kering 0,29;0,30;0,80;0,87 dan 1,00.]
dan 65 µl bis(trimetilsilil)trifluoroasetamida P Prosedur Suntikan sejumlah volume sama (lebih
mengandung 1% trimetil klorosilan. Segera tutup kurang 1 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
rapat tabung sentrifuga, campur dan biarkan selama kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons
15 menit. Tambahkan 0,5 ml toluen P, campur. puncak. Hitung persentase natrium estron sulfat dan
Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah natrium ekuilin sulfat dalam zat dengan rumus:
Estradiol BPFI (17β-estradiol), larutkan dalam etanol P
hingga kadar lebih kurang 2 µg per ml. Pipet masing- CS RU
masing 1 ml larutan, 1 ml Larutan baku persediaan F 100
dan 1 ml Larutan baku internal ke dalam tabung CU RS
sentrifuga bertutup ulir atau bersumbat rapat.
Lanjutkan menurut cara yang tertera pada Larutan CS dan CU berturut-turut adalah kadar Estron BPFI
baku mulai dengan “Uapkan campuran”. atau Ekuilin BPFI dalam g per ml Larutan baku dan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, setara kadar dalam g per ml Larutan uji; RU dan RS
dengan 2 mg estrogen terkonjugasi total, masukkan berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
ke dalam tabung sentrifuga 50 ml dilengkapi dengan analit yang sesuai dengan baku internal dalam
tutup ulir berlapis politef berisi 15 ml Dapar asetat Larutan uji dan perbandingan respons puncak analit
pH 5,2 dan 1 g barium klorida P. Tutup rapat tabung yang sesuai dengan baku internal dalam Larutan
sentrifuga, kocok selama 30 menit. Jika perlu atur pH baku; F adalah faktor konversi (perbandingan berat
hingga 5,0±0,5 dengan penambahan asam asetat 1 N molekul garam natrium ke estrogen bebas), 1,381.
atau natrium asetat LP. Tempatkan pada tangas
sonikator selama 30 detik, kemudian kocok lagi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
selama 30 menit. Tambahkan enzim sulfatase yang simpan dalam suhu ruang terkendali atau dalam lemari
sesuai setara dengan 2500 unit dan kocok selama pendingin.
20 menit dalam tangas air pada suhu 50. Tambahkan
15,0 ml etilendiklorida P pada campuran hangat, Tambahan persyaratan:
tutup tabung, kocok selama 15 menit. Sentrifus Penandaan Pada etiket tertera kandungan estrogen
selama 10 menit atau sampai lapisan bawah jernih. terkonjugasi dinyatakan dalam bobot per bobot.
Pindahkan sebanyak mungkin fase organik dan saring
dengan cepat melalui corong berisi wol kaca kering
dan lebih kurang 5 g natrium sulfat anhidrat P. ETAMBUTOL HIDROKLORIDA
Hindari penguapan. Pipet 3 ml larutan ini, masukkan
Ethambutol Hydrochloride
ke dalam tabung sentrifuga dilengkapi tutup ulir atau
sumbat rapat. Tambahkan 1,0 ml Larutan baku
internal. Lanjutkan penetapan seperti tertera pada
Larutan baku, mulai dari “Uapkan campuran”.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan
menggunakan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas (+)-2,2’-(Etilenadiimino)-di-1-butanol
dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom dihidroklorida [1070-11-7]
kapiler leburan silika 0,25 mm × 15 m dilapisi C10H24N2O2.2HCl BM 277,23
dengan fase diam G19 setebal 0,25 m dan suatu
sistem injektor split. Pertahankan suhu injektor, Etambutol Hidroklorida mengandung tidak kurang
detektor dan kolom masing-masing pada 260, 260 dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%
dan 208. Gunakan hidrogen sebagai gas pembawa C10H24N2O2.2HCl, dihitung terhadap zat yang telah
dengan laju alir lebih kurang 2 ml per menit dan laju dikeringkan.
alir pada split adalah 40-60 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem ke Pemerian Serbuk hablur; putih.
dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
respons puncak: faktor ikutan puncak estron tidak Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol
lebih dari 1,3; resolusi, R, antara puncak estron dan dan dalam metanol; sukar larut dalam eter dan dalam
ekuilin tidak kurang dari 1,2; simpangan baku relatif kloroform.
perbandingan puncak estron terhadap baku internal
pada tidak kurang dari empat kali penyuntikan ulang Baku pembanding Aminobutanol BPFI;
tidak lebih dari 2,0%.[Catatan Kondisikan hingga higroskopik, sesudah ampul dibuka, simpan dalam
waktu retensi puncak 3-O-metilestron antara 17 dan wadah tertutup rapat. Tidak boleh dikeringkan;
25 menit]. [Catatan Waktu retensi relatif 17- lakukan penetapan kadar air secara titrimetri pada
estradiol, 17-dihidroekuilin, estron, ekuilin dan saat akan digunakan. Etambutol Hidroklorida BPFI;
-1927-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam Penampak bercak Gunakan teknik penampak
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup bercak nomor 16.
rapat. Senyawa sejenis A Etambutol BPFI. Senyawa
sejenis B Etambutol BPFI. Hilangkan persyaratan:
Cemaran senyawa organik mudah menguap
Identifikasi <471>Metode I Memenuhi syarat.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Tambahan persyaratan:
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Total Stereoisomer Total cemaran tidak lebih dari
gelombang yang sama seperti pada Etambutol 4,0%; Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Hidroklorida BPFI. cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
B. Larutan 100 mg per ml dalam air menunjukkan <931>.
reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Larutan A Timbang sejumlah (R)-(+)-alfa-
Uji Identifikasi Umum <291>. metilbenzil isosianat P, larutkan dan encerkan dalam
asetonitril P sehingga kadar lebih kurang 60 mg
Rotasi jenis <1021> Antara +6,0° dan +6,7°, per ml.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Larutan B Campuran asetonitril P-air (1:1).
penetapan menggunakan larutan 10%. Fase gerak Campuran metanol P-air (13:7).
Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 13 mg Etambutol Hidroklorida BPFI, masukkan ke
lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 2 jam. dalam labu tentukur 10-ml. Tambahkan 2,0 ml
asetonitril P dan 260 µl trietilamina P, campur
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. selama 1 menit. Tambahkan 650 µl Larutan A,
campur selama 1 menit, encerkan dengan Larutan B
Aminobutanol Tidak lebih dari 1,0%; lakukan sampai tanda.
penetapan sebagai berikut: Larutan baku 2 Untuk Senyawa sejenis A
Larutan A Larutkan 1,24 g asam borat P dalam Etambutol BPFI dan Senyawa sejenis B Etambutol
90 ml air di dalam labu tentukur 100-ml, atur pH BPFI, lakukan seperti pada Larutan baku 1.
hingga 9,0 dengan penambahan natrium hidroksida P Larutan kesesuaian sistem Buat campuran Larutan
20%, encerkan dengan air sampai tanda. baku 1 dan Larutan baku 2 dengan perbandingan
Larutan fluoreskamin Timbang sejumlah volume yang sama.
floureskamin P larutkan dan encerkan dengan aseton P Larutan uji Lakukan seperti pada Larutan baku 1
hingga kadar 0,1 mg per ml. menggunakan zat uji.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Aminobutanol BPFI, larutkan dan encerkan dengan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
air hingga kadar 5,0 µg per ml. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, 3,9 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1,7 ml per menit, waktu analisa lebih
etambutol hidroklorida 0,5 mg per ml. kurang 2,3 kali waktu retensi etambutol. Lakukan
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji ke dalam labu kromatografi terhadap Larutan baku 1 dan Larutan
Erlenmeyer bersumbat kaca 100 ml, tambahkan kesesuaian sistem. Rekam kromatogram dan ukur
10 ml air dan 20 ml Larutan A. Pada labu lain, respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
masukkan 10,0 ml Larutan uji, 10,0 ml Larutan baku resolusi, R, antara etambutol dan senyawa sejenis A
dan 20 ml Larutan A. Letakkan labu di atas pengaduk etambutol pada Larutan kesesuaian sistem tidak
magnetik, tambahkan 10 ml Larutan fluoreskamin kurang dari 3,0; simpangan baku relatif pada
dengan cepat sambil diaduk, tutup labu dan kocok penyuntikan ulang Larutan baku 1 tidak lebih dari
sebentar. Setelah tepat 1 menit, ukur intensitas 2,0%. [Catatan Waktu retensi relatif senyawa sejenis
fluoresensi relatif kedua larutan pada panjang B etambutol, etambutol dan senyawa sejenis A
gelombang lebih kurang 485 nm, dan panjang etambutol berturut-turut lebih kurang 0,85; 1,0 dan
gelombang eksitasi lebih kurang 385 nm. Intensitas 1,4.]
fluoresensi larutan yang diperoleh dari Larutan uji tidak Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
boleh lebih intensif dari Larutan baku. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Cemaran umum <481> semua respons puncak. Hitung persentase
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. stereoisomer dalam zat dengan rumus:
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Fase gerak Campuran metanol P dan amonium
rU
hidroksida P (18:1). 100
rS
-1928-
Etil Klorida mengandung tidak kurang dari 99,5% Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dan tidak lebih dari 100,5% C2H5Cl. [Perhatian Etil kedap dan jauh dari api.
Klorida sangat mudah terbakar. Jangan digunakan
di tempat yang membuatnya dapat terbakar].
ETILMORFIN HIDROKLORIDA
Pemerian Cairan sangat mudah menguap pada suhu Ethylmorphine Hydrochloride
rendah atau di bawah tekanan; tidak berwarna;
mudah mengalir; bau khas eter. Mendidih pada suhu
antara 12° dan 13°; bobot jenis pada suhu 0° lebih
kurang 0,921. Jika wadah terbuka pada suhu ruang
akan segera menguap. Terbakar dengan nyala
kehijauan, berasap, membentuk asam klorida.
Baku pembanding Etilmorfin Hidroklorida BPFI. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%;
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika uji B,C dan D
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan jika uji A dan Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
D dilakukan. 300 mg zat, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P,
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah jika perlu hangatkan hingga larut. Dinginkan,
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, tambahkan 20 ml anhidrida asetat P, 5 ml raksa(II)
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan asetat LP dan tetapkan titik akhir titrasi secara
gelombang yang sama seperti pada Etilmorfin potensiometrik. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV.
Hidroklorida BPFI. Lakukan penetapan blangko.
B. Campur 10 mg zat dengan 1 ml asam sulfat P
dan 0,05 ml larutan besi(III) klorida heksahidrat P Tiap ml asam perklorat 0,1 N
1,3%. Panaskan di atas tangas air: terjadi warna biru setara dengan 34,99 mg C19H23NO3HCl
yang berubah menjadi warna merah setelah ditambah
0,05 ml asam nitrat P. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
C. Larutkan 500 mg zat dalam 6 ml air, tambahkan baik, terlindung cahaya.
15 ml natrium hidroksida 0,1 N, gores dinding
tabung dengan pengaduk kaca, terbentuk endapan
hablur putih. Kumpulkan endapan, cuci dengan air, ETINIL ESTRADIOL
larutkan dalam 20 ml air pada suhu 8°, saring dan Ethinyl Estradiol
dinginkan dalam es. Keringkan hablur di atas fosfor
pentoksida P pada tekanan antara 11,1-18,6 mmHg
selama 1 jam. Jarak lebur antara 85° dampai 89°.
D. Larutan 2% menunjukkan reaksi Klorida cara A
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
dan minimum pada panjang gelombang yang sama Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
seperti pada larutan Etinil Estradiol BPFI; daya serap kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah persentase etinil estradiol, C20H24O2, dengan rumus:
dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 281 nm berbeda tidak lebih CS RU
dari 3,0%. 100
CU RS
Jarak lebur <1021> Antara 180º dan 186º. Dapat
juga berbentuk modifikasi polimorfik, melebur antara CS dan CU berturut-turut adalah kadar Etinil Estradiol
142º dan 146º. BPFI dalam mg per ml Larutan baku dan kadar etinil
estradiol dalam mg per ml Larutan uji; RU dan RS
Rotasi jenis <1081> Antara -28,0º dan -29,5º, berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan
penetapan menggunakan larutan 50 mg per ml piridin P baku.
tidak berwarna dari wadah yang baru dibuka, bila
perlu lakukan sonikasi. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah bukan
logam, tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
ETOSUKSIMIDA
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Ethosuximide
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (1:1),
saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang seksama sejumlah
etilparaben P, larutkan dan encerkan dalam Fase (±)-2-Etil-2-metilsuksinimida [77-67-8]
gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. C7H11NO2 BM 141,17
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
10 mg Etinil Estradiol BPFI, masukkan ke dalam Etosuksimida mengandung tidak kurang dari 98,0%
labu tentukur 50-ml, tambahkan 10 ml Fase gerak, dan tidak lebih dari 101,0% C7H11NO2, dihitung
5,0 ml Larutan baku internal dan encerkan dengan terhadap zat anhidrat.
Fase gerak sampai tanda, hingga diperoleh larutan
dengan kadar lebih kurang 0,2 mg Etinil Estradiol BPFI Pemerian Serbuk hablur atau padatan seperti malam;
per ml. putih sampai hampir putih; bau khas.
Larutan uji persediaan Timbang seksama sejumlah
zat, larutkan dan encerkan dalam Fase gerak hingga Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam
kadar lebih kurang 1,0 mg Etinil Estradiol per ml. kloroform; sangat mudah larut dalam etanol dan
Larutan uji Pipet masing-masing 10,0 ml Larutan dalam eter; sangat sukar larut dalam heksan.
uji persediaan dan 5,0 ml Larutan baku internal,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan Baku pembanding Etosuksimida BPFI; tidak boleh
dengan Fase gerak sampai tanda, hingga diperoleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
larutan dengan kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi Spektrum serapan inframerah larutan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam kloroform P (1 dalam 15) yang diukur dalam
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom sel 0,1-mm, menunjukkan maksimum hanya pada
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir bilangan gelombang yang sama seperti pada
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi Etosuksimida BPFI.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Jarak lebur <1021> Antara 47 dan 52.
resolusi, R, antara puncak analit dan puncak baku
internal tidak kurang dari 4,5; simpangan baku relatif Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
[Catatan Waktu retensi relatif etilparaben dan etinil Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
estradiol berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1,0.]
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Sianida Larutkan 1 g zat dalam 10 ml etanol P,
volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan tambahkan 3 tetes besi(II) sulfat LP, 1 ml natrium
-1931-
hidroksida 1 N, dan beberapa tetes besi(III) klorida LP. Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 3,0-
Hangatkan hati-hati dan asamkan dengan asam sulfat asetonitril P (9:1), saring dan awaudarakan, jika
2 N: tidak terbentuk endapan biru atau warna biru perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
dalam waktu 15 menit. sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
Asam 2-etil-2-metilsuksinat dan cemaran lain masing-masing sejumlah Etosuksimida BPFI dan
Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,1% dan asam 2-etil-2-metilsuksinat, larutkan dan encerkan
total cemaran tidak lebih dari 0,5%. Lakukan dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar berturut-
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja turut 10 mg per ml dan 2 mg per ml.
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Dapar fosfat pH 3, Fase gerak dan Larutan Etosuksimida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
kesesuaian sistem dan Sistem Kromatografi Lakukan Fase gerak hingga diperoleh kadar 10,0 mg per ml.
seperti pada Penetapan kadar. Larutan uji Timbang saksama sejumlah lebih
Larutan baku Timbang saksama Etosuksimida kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
BPFI dan asam 2-etil-2-metilsuksinat. Larutkan dan 10-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
encerkan dengan Fase gerak secara kuantitatif hingga sampai tanda.
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,1 mg Sistem kromatografi Lakukan Kesesuaian sistem
per ml. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan detektor 220 nm dan kolom 3,9 mm × 30,0 cm berisi
dengan Fase gerak, sonikasi bila perlu, encerkan bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per
dengan Fase gerak sampai tanda. menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam resolusi, R, antara puncak asam 2-etil-2-metilsuksinat
kromatogram dan ukur semua respons puncak yang dan puncak etosuksimida tidak kurang dari 6,6;
lebih besar dari 0,1% respons puncak total, kecuali efisiensi kolom tidak kurang dari 2900 lempeng
puncak etosuksimida. Hitung persentase asam 2-etil- teoritis untuk etoksuksimida, faktor ikutan puncak
2-metilsuksinat dalam zat dengan rumus: etosuksimida tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
relatif untuk penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,4%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
C ri
volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan
W rS Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
C adalah kadar asam 2-etil-2-metilsuksinat dalam mg jumlah dalam mg etosuksimida, C7H11NO2, dengan
per ml Larutan baku; W adalah bobot etosuksimida rumus:
dalam g Larutan uji; ri dan rS berturut-turut adalah
respons puncak asam 2-etil-2-metilsuksinat yang r
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. 10C U
Hitung persentase cemaran lain dalam rS
etosuksimida dengan rumus:
C adalah kadar Etosuksimida BPFI dalam mg per ml
ri Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
C
puncak Etosuksimida dalam Larutan uji dan Larutan
W rS baku.
C adalah kadar Etosuksimida BPFI dalam mg per ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan baku; W adalah bobot etosuksimida dalam g
Larutan uji; ri adalah respons puncak masing-masing
cemaran Larutan uji selain asam 2-etil-2- EUGENOL
metilsuksinat dan rS respons puncak etosuksimida Eugenol
dalam Larutan baku.
Dapar, Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Larutan kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi rekam kromatogram dan ukur puncak seperti tertera
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari
Prosedur Suntikkan lebih kurang 40 l Larutan uji 5,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng
ke dalam kromatograf. Biarkan larutan uji tereluasi teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5. Suntikkan
selama tidak kurang dari dua kali waktu retensi 20 l Larutan kesesuaian sistem ke dalam
felodipin. Rekam kromatogram dan ukur luas puncak kromatograf dan atur sensitifitas sistem hingga tinggi
cemaran. Hitung persentase masing-masing cemaran dua puncak pada kromatogram tidak kurang dari 20%
dalam felodipin yang digunakan dengan rumus: dari skala penuh rekorder; resolusi, R, antara puncak
pertama (hasil oksidasi felodipin) dan puncak ke dua
ri (felodipin) tidak kurang dari 2,5.
100 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
rS sama (lebih kurang 40 l) Larutan baku dan Larutan
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
ri adalah respons puncak untuk masing-masing ukur respons puncak. Hitung persentase felodipin,
cemaran; rS adalah jumlah respons semua puncak. C18H19Cl2NO4, dalam zat dengan rumus:
Logam berat < 371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. N,N-Dimetil 3-fenil-3-(2 piridil)propilamina
hidrogen maleat [132-20-7]
Cemaran umum <481> C16H20N2.C4H4O4 BM 356,42
Larutan uji Larutkan zat dalam etanol P hingga
kadar 2,0 mg per ml. Feniramin Maleat mengandung tidak kurang dari
Larutan baku Larutkan Fenazopiridin 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C16H20N2.C4H4O4,
Hidroklorida BPFI dalam etanol P dengan kadar dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
berturut-turut 0,04 mg; 0,02 mg dan 0,01 mg per ml.
-1935-
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; dan puncak feniramin maleat tidak kurang dari 2,0;
berbau seperti amina. faktor ikutan tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol. Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
kurang 10 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf,
Baku pembanding Feniramin Maleat BPFI. rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak.
Keringkan pada suhu 65º selama 6 jam sebelum Hitung persentase masing-masing cemaran (tidak
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. termasuk puncak pelarut dan asam maleat) dalam zat
yang digunakan dengan rumus:
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
ri
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada 100
bilangan gelombang yang sama seperti pada
Feniramin Maleat BPFI.
rS
pH <1071> 4,5 sampai 5,5; lakukan penetapan ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
menggunakan larutan 10 mg per ml. rS adalah jumlah semua respons puncak.
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 104° dan 109°. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
500 mg zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV menggunakan
lakukan pengeringan pada suhu 65° selama 6 jam. 2 tetes kristal violet LP sebagai indikator. Lakukan
penetapan blangko.
Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj. setara dengan 17,82 mg C16H20N2.C4H4O4
Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi FENITOIN NATRIUM
<931>. Phenytoin Sodium
Asam oktan sulfonat 0,005 M Masukkan 1,08 g
natrium 1-oktan sulfonat P ke dalam labu tentukur 5,5-Difenilhidantoin garam natrium [630-93-3]
1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan larutan asam C15H11N2NaO2 BM 274,25
asetat P 1,5% sampai tanda, tambahkan 5,0 ml
trietilamin P, campur dan saring. Fenitoin Natrium mengandung tidak kurang dari
Fase gerak Buat campuran Asam sulfonat oktan 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C15H11N2NaO2,
0,005 M–asetonitril P (39:11), saring dan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Pemerian Serbuk; putih; tidak berbau; agak
Kromatografi <931>. higroskopik; secara bertahap menyerap karbondioksida
Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah dari udara.
feniletil alkohol dan Feniramin Maleat BPFI,
larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar Kelarutan Mudah larut dalam air, larutan biasanya
berturut-turut lebih kurang 3,6 dan 0,24 mg per ml. agak keruh karena terhidrolisa sebagian dan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg menyerap karbondioksida; larut dalam etanol; praktis
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tidak larut dalam eter dan dalam kloroform.
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Baku pembanding Fenitoin BPFI; tidak boleh
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom Senyawa sejenis A Fenitoin BPFI; tidak boleh
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi terlindung cahaya. Senyawa sejenis B Fenitoin BPFI;
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera tertutup rapat, terlindung cahaya.
pada Prosedur: waktu retensi relatif feniletil alkohol
dan feniramin maleat berturut-turut lebih kurang 0,5
dan 1,0; resolusi, R, antara puncak feniletil alkohol
-1936-
Identifikasi ri C
A. Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, 100
masukkan ke dalam corong pisah. Larutkan dalam rS D
lebih kurang 50 ml air. Tambahkan 10 ml asam
klorida 3 N dan ekstraksi tiga kali berturut-turut ri dan rs berturut-turut adalah respons puncak
dengan 100, 60 dan 30 ml campuran eter P dan Senyawa sejenis A fenitoin, Senyawa sejenis B
kloroform P (1:2). Uapkan campuran ekstrak dan fenitoin atau benzofenon yang diperoleh dari Larutan
keringkan residu fenitoin pada suhu 105° selama 4 jam. uji dan Larutan baku; C adalah kadar analit dalam g
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan per ml Larutan baku; D adalah kadar fenitoin natrium
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum dalam g per ml Larutan uji.
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti Hitung persentase cemaran lain dalam zat yang
pada Fenitoin BPFI. digunakan dengan rumus:
B. Menunjukkan reaksi nyala api Natrium seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. ri C 274,25
100
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1,0 g zat rS D 252,27
dalam 20 ml air bebas karbondioksida P, tambahkan
natrium hidroksida 0,1 N hingga diperoleh larutan ri dan rS berturut-turut adalah respons puncak
jernih dan tidak berwarna: diperlukan tidak lebih dari masing-masing cemaran dari Larutan uji dan Larutan
4,0 ml. baku; C adalah kadar Fenitoin BPFI dalam µg per ml
Larutan baku; D adalah kadar fenitoin natrium dalam
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,5%; g per ml Larutan uji; 274,25 dan 252,27 berturut-
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. turut adalah bobot molekul fenitoin natrium dan
fenitoin.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Senyawa sejenis Senyawa sejenis A fenitoin tidak Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
lebih dari 0,9%; Senyawa sejenis B fenitoin tidak Kromatografi <931>.
lebih dari 0,9%; Benzofenon tidak lebih dari 0,1%; Dapar amonium fosfat pH 2,5 Buat larutan Dapar
Total cemaran, tidak termasuk benzofenon, tidak amonium fosfat monobasa 0,05 M. Atur pH hingga
lebih dari 0,9%. Lakukan penetapan dengan cara 2,5 dengan penambahan asam fosfat P.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Fase gerak Buat campuran Dapar amonium fosfat-
Kromatografi <931>. asetonitril P-metanol P (45:35:20), saring dan
Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
kesesuaian sistem persediaan dan Larutan menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Penetapan kadar. Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
Larutan baku senyawa sejenis Timbang saksama kurang 100 mg Fenitoin BPFI, masukkan ke dalam
sejumlah benzofenon, Fenitoin BPFI, Senyawa labu tentukur 100-ml, larutkan, jika perlu sonikasi
sejenis A Fenitoin BPFI dan Senyawa sejenis B dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Fenitoin BPFI, larutkan dan encerkan secara Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,5; 1; 9 dan Fase gerak sampai tanda.
9 µg per ml. Larutan kesesuaian sistem persediaan Pipet 5 ml
Larutan uji Gunakan Larutan uji persediaan Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur
seperti tertera pada Penetapan kadar. 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan mempunyai kadar lebih kurang 100 µg per
Penetapan Kadar kecuali penyuntikkan Larutan baku ml.
diganti dengan Larutan baku senyawa sejenis: Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang 75,0 mg benzoin, masukkan ke dalam labu tentukur
tidak lebih dari 5,0% untuk tiap senyawa. 50-ml, larutkan dalam 10 ml metanol P dan encerkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dengan campuran Dapar amonium fosfat pH 2,5-
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan asetonitril P (45:35) sampai tanda. Pipet 1 ml larutan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam ini ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Larutan kesesuaian sistem persediaan sampai tanda.
Hitung persentase Senyawa sejenis A Fenitoin, Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih
Senyawa sejenis B Fenitoin dan benzofenon dalam kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
zat yang digunakan dengan rumus: 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
-1937-
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: pH <1071> Antara 9,2 dan 10,2.
Efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng
teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Kromatografi <931>.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Dapar pH 4,5, Fase gerak, Larutan baku internal
persentase fenitoin natrium, C15H11N2NaO2, dalam dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kapsul dengan rumus: Penetapan kadar dalam Fenobarbital.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
15 mg Fenobarbital BPFI, masukkan ke dalam labu
rU CS 274,25
100 tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml Fase gerak, dan
rS CU 252,27 jika perlu sonikasi untuk melarutkan. Tambahkan
15,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Fase
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari gerak sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar 0,3 mg per ml.
Fenitoin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; CU Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi setara
adalah kadar fenitoin dalam mg per ml Larutan uji; dengan lebih kurang 65 mg fenobarbital natrium, ke
274,25 dan 252,27 berturut-turut adalah bobot dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase
molekul fenitoin natrium dan fenitoin. gerak sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ini, ke dalam
labu tentukur 50-ml, tambahkan 15,0 ml Larutan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. baku internal, encerkan dengan Fase gerak sampai
tanda.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
INJEKSI FENOBARBITAL NATRIUM kadar dalam Fenobarbital. Hitung jumlah dalam mg,
fenobarbital natrium, C12H11N2NaO3 dalam tiap ml
Phenobarbital Sodium Injection
injeksi yang digunakan dengan rumus:
Injeksi Fenobarbital Natrium adalah larutan steril
fenobarbital natrium dalam pelarut yang sesuai. 4W RU 254,22
Untuk mengatur pH, fenobarbital dapat diganti
dengan jumlah setara fenobarbital natrium. Injeksi V RS 232,24
Fenobarbital Natrium mengandung Fenobarbital W adalah bobot Fenobarbital BPFI dalam mg
Natrium, C12H11N2NaO3 tidak kurang dari 90,0% dan Larutan baku; V adalah volume injeksi yang
tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada digunakan dalam ml; RU dan RS berturut-turut adalah
etiket. perbandingan respons puncak terhadap baku internal
dari Larutan uji dan Larutan baku; 254,22 dan
Baku pembanding Fenobarbital BPFI; lakukan
232,24 berturut-turut adalah bobot molekul
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
fenobarbital natrium dan fenobarbital.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
tunggal atau ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.
menghindari kontaminasi] Rekonstitusi semua isi,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
pendingin. FENOFIBRAT
Fenofibrate
Identifikasi
A. Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan
lebih kurang 50 mg fenobarbital natrium, masukkan
ke dalam corong pisah, tambahkan 15 ml air,
lanjutkan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
dalam Fenobarbital Natrium mulai dari “tambahkan
2 ml asam klorida P”.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
Isopropil 2-[p-(p-klorobenzoil)fenoksi]-2-metil
dengan Larutan baku, keduanya relatif terhadap baku
propanoat [49562-28-9]
internal yang diperoleh pada Penetapan kadar.
C20H21ClO4 BM 360,83
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,3 unit
Endotoksin FI per mg fenobarbital natrium.
-1939-
Fenofibrat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti tertera
tidak lebih dari 102,0%, C20H21ClO4, dihitung pada Penetapan kadar.
terhadap zat yang telah dikeringkan. Larutan baku senyawa sejenis Timbang saksama
sejumlah Fenofibrat BPFI, Senyawa Sejenis A
Pemerian Serbuk hablur; putih hingga praktis putih. Fenofibrat BPFI, Senyawa Sejenis B Fenofibrat
BPFI dan Senyawa Sejenis C Fenofibrat BPFI.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sangat Larutkan dan encerkan dengan Fase gerak dan jika
mudah larut dalam metilen klorida; sukar larut dalam perlu bertahap hingga kadar masing-masing lebih
etanol. kurang 1 µg per ml dan untuk senyawa sejenis C
fenofibrat lebih kurang 2 µg per ml.
Baku pembanding Fenofibrat BPFI; Senyawa Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Sejenis A Fenofibrat BPFI. Senyawa Sejenis B Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Fenofibrat BPFI. Senyawa Sejenis C Fenofibrat BPFI. dilengkapi dengan detektor 286 nm dan kolom
4 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1, laju alir lebih
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
bilangan gelombang yang sama seperti pada resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
Fenofibrat BPFI. fenofibrat dan senyawa sejenis B fenofibrat tidak
kurang dari 1,5.
Jarak lebur <1021> Metode III Antara 79° dan 82°. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku
Warna dan akromisitas <1291> Metode I Larutan 50 senyawa sejenis dan Larutan uji ke dalam
mg zat per ml aseton P: larutan jernih dan warna tidak kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
lebih intensif dari campuran 5 ml Larutan padanan G puncak fenofibrat dan puncak-puncak seperti tertera
dan 95 ml larutan asam klorida P (1 dalam 40). pada Tabel. Hitung persentase masing-masing
senyawa sejenis dengan rumus:
Keasaman Larutkan 1 g zat dalam 50 ml etanol P
yang telah dinetralkan terhadap fenolftalein LP; rU CS
titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV: 100
diperlukan tidak lebih dari 0,2 ml untuk mengubah rS CU
warna menjadi merah muda. rU dan rS adalah respons puncak masing-masing
senyawa sejenis fenofibrat yang diperoleh dari
Klorida <361> Tidak lebih dari 1,0%. Timbang 5 g
Larutan uji dan Larutan baku senyawa sejenis; CS
zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai,
adalah kadar senyawa sejenis fenofibrat dalam µg per
tambahkan 25 ml air, panaskan 50° selama 10 menit,
ml Larutan baku senyawa sejenis; CU adalah kadar
dinginkan dan encerkan dengan air hingga 50 ml,
zat dalam µg per ml Larutan uji.
saring; lakukan penetapan dengan menambahkan
Hitung persentase cemaran lain terhadap fenofibrat
10 ml air pada 5 ml larutan.
dengan rumus:
Sulfat <361> Tidak lebih dari 1,0%. Lakukan
rU CS
penetapan dengan 15 ml larutan yang diperoleh pada 100
penetapan Klorida. rS CU
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari rU adalah respons puncak masing-masing cemaran lain
20 bpj. Lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. yang diperoleh dari Larutan uji; rS adalah respons
puncak fenofibrat yang diperoleh dari Larutan baku
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%. senyawa sejenis; CS adalah kadar fenofibrat dalam µg
Lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P per ml Larutan baku senyawa sejenis; CU adalah kadar
pada suhu 60°, menggunakan 1 g zat. zat dalam µg per ml Larutan uji.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
fenofibrat dalam mg per ml Larutan baku; L adalah Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara
jumlah yang tertera pada etiket dalam mg per tablet; Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
V adalah volume Media disolusi dalam ml. Kromatografi <931>.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak Air yang diasamkan, Fase gerak, Larutan
kurang dari 80% (Q) C20H21ClO4 dari jumlah yang kesesuaian sistem, Larutan uji persedian dan Sistem
tertera pada etiket. kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Uji 2 Jika sediaan memenuhi uji ini, pada etiket harus Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dicantumkan memenuhi Uji 2 Disolusi FI. Fenofibrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase
Media disolusi: 1000 ml natrium duodesil sulfat gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 µg per ml.
0,05 M dalam air Larutan uji Pipet sejumlah Larutan uji persediaan,
Alat tipe 2: 50 rpm. masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai.
Waktu: 30 menit. Encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H21ClO4 kurang 0,5 mg per ml. Saring larutan buang beberapa
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja filtrat pertama.
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Dapar Buat larutan kalium fosfat monobasa P Kromatografi <931>. Lakukan kromatografi terhadap
dalam air hinga kadar lebih kurang 136 mg per ml. Larutan kesesuaian sistem dan Larutan baku, rekam
Atur pH hingga 2,9±0,05 dengan penambahan asam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
fosfat P. pada Prosedur: resolusi, R, antara Senyawa Sejenis A
Fase gerak Campuran metanol P-Dapar (8:2). Fenofibrat BPFI dan Senyawa Sejenis B Fenofibrat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah BPFI tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi
Fenofibrat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Fase respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
gerak hingga kadar lebih kurang 0,001 × L mg per ml. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
L adalah jumlah yang tertera pada etiket dalam mg lebih dari 5,0%.
per tablet. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan uji Gunakan alikot. volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kromatogram dan ukur semua respons puncak.
dilengkapi dengan detektor 286 nm dan kolom Hitung persentase masing-masing cemaran dalam
4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,0 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
CS 1 ri
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak 100
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak CU F rS
lebih dari 2,0. Simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
CS adalah kadar Fenofibrat BPFI dalam mg per ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan baku dan CU adalah kadar fenofibrat dalam
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
mg per ml Larutan uji berdasarkan kadar yang tertera
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
pada etiket; F adalah faktor respons relatif dari
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
masing-masing cemaran (tertera pada Tabel);
persentase C20H21ClO4 yang terlarut dari jumlah yang
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan
tertera pada etiket dengan rumus:
rS adalah respons puncak utama Larutan baku.
Masing-masing cemaran dan jumlah semua cemaran
rU CS tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.
V 100
rS L
Fenol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak blangko. Selisih titran penetapan blangko dan uji
lebih dari 100,5% C6H6O, dihitung terhadap zat adalah jumlah brom yang digunakan.
anhidrat. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai.
[Peringatan Hindari kontak dengan kulit, karena Tiap ml brom 0,1 N
dapat membakar kulit.] setara dengan 1,569 mg C6H6O
Pemerian Hablur berbentuk jarum bersatu atau Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
terpisah; tidak berwarna sampai merah muda; atau rapat, tidak tembus cahaya.
hablur putih sampai merah muda; bau khas; mencair
dengan penghangatan dan dengan penambahan 10%
air. Mendidih pada lebih kurang 182°, uap mudah FENOL CAIR
terbakar. Oleh pengaruh cahaya dan udara, warna Phenol Liquid
perlahan-lahan berubah menjadi gelap.
Fenol Cair adalah fenol dalam bentuk cair yang
Kelarutan Larut dalam air; sangat mudah larut mengandung lebih kurang 10% air. Mengandung
dalam etanol, dalam gliserin, dalam kloroform, dalam tidak kurang dari 89,0% C6H6O. Dapat mengandung
eter dan dalam minyak lemak dan minyak menguap; stabilisator yang sesuai. [Perhatian Hindarkan
agak sukar larut dalam minyak mineral. kontak dengan kulit, karena dapat membakar kulit].
[Catatan Bila fenol akan dicampur dengan minyak
Identifikasi lemak, minyak mineral atau vaselin putih gunakan
A. Pada larutan tambahkan brom LP: terbentuk Fenol hablur, bukan Fenol cair.]
endapan putih yang segera larut dan mengendap
kembali secara permanen jika ditambahkan pereaksi Pemerian Cairan; tidak berwarna sampai merah
berlebih. muda, dapat menjadi merah jika terpapar udara atau
B. Pada 10 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan cahaya; bau khas, sedikit aromatis. Memutihkan dan
1 tetes besi(III) klorida LP: terjadi warna violet. membakar kulit dan membran mukosa. Bobot jenis
lebih kurang 1,065.
Kejernihan larutan dan reaksi Larutan (1 dalam 15):
jernih dan bereaksi netral atau asam terhadap kertas Kelarutan Campuran sama banyak fenol cair dan
lakmus P. gliserin dapat bercampur dengan air; dapat
bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan
Suhu beku <1101> Tidak kurang dari 39°. gliserin.
Hilangkan persyaratan: Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
Syarat lain Memenuhi Identifikasi dan Kejernihan metanol; sukar larut dalam kloroform.
larutan dan reaksi dan Sisa penguapan seperti tertera
pada Fenol. Baku pembanding Fentanil Sitrat BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
Hilangkan persyaratan: wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> Metode I Memenuhi syarat. Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 ml sama seperti pada Fentanil Sitrat BPFI.
larutan ke dalam labu iodum, tambahkan 30,0 ml B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat
brom 0,1 N LV, tambahkan 5 ml asam klorida P (1 dalam 2000) dalam asam klorida encer P- metanol P
segera tutup. Kocok labu berulang-ulang selama (1 dalam 10) menunjukkan maksimum dan minimum
30 menit, diamkan selama 15 menit, segera hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
tambahkan 5 ml larutan kalium iodida P (1 dalam 5), pada Fentanil Sitrat BPFI.
hati-hati terhadap uap brom yang dilepaskan, segera
tutup. Kocok kuat, buka sumbat, bilas sumbat dan Hilangkan persyaratan:
leher labu dengan sedikit air ke dalam labu. Jarak lebur <1021> Antara 150º dan 154º; lakukan
Tambahkan 1 ml kloroform P, kocok baik dan titrasi penetapan setelah dikeringkan pada suhu 60º selama
iodum bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, 2 jam.
tambahkan 3 ml kanji LP mendekati titik akhir titrasi.
Lakukan penetapan blangko. Selisih titran penetapan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
blangko dan uji adalah jumlah brom yang digunakan. lakukan pengeringan pada suhu 60º selama 2 jam.
Tiap ml brom 0,1 N Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
setara dengan 1,569 mg C6H6O
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca
tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Cemaran umum <481>
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (4:1).
Larutan baku Larutkan sejumlah Fentanil Sitrat
FENTANIL SITRAT BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar seperti
Fentanyl Citrate tertera pada Larutan baku dalam Cemaran umum
<481> kecuali larutan dengan kadar 0,01 mg per ml
diganti dengan larutan 0,02 mg per ml.
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Cemaran
umum <481>.
Penjerap Campuran silika gel P dengan pengikat
kalsium sulfat P.
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-
asam format P (85:10:5).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak
bercak nomor 3.
N-(1-Fenetil-4-piperidil) propionanilida
sitrat (1:1) [990-73-8]
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
C22H28N2O.C6H8O7 BM 528,59
500 mg zat, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial
P. Tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP dan titrasi
Fentanil Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0%
dengan asam perklorat 0,05 N LV. Lakukan
dan tidak lebih dari 102,0% C22H28N2O.C6H8O7,
penetapan blangko.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
[Perhatian Harus hati-hati untuk mencegah Tiap ml asam perklorat 0,05 N
terhirupnya partikel fentanil sitrat dan kontak setara dengan 26,43 mg C22H28N2O.C6H8O7
dengan kulit.]
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Pemerian Serbuk hablur; putih dan putih berkilau. baik, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25,
Melebur pada suhu 150º disertai penguraian.
diperbolehkan antara 15 dan 30.
-1945-
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
4,6 mm × 5 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
suhu kolom pada 45º. Laju alir lebih kurang 2,0 ml Kromatografi <931>.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Fase gerak Campuran asam fosfat 2,5 mM-
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak asetonitril P (1:1), saring dan awaudarakan. Jika
seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom lebih besar dari sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
1000 lempeng teoritis; faktor ikutan kurang dari 2; Pengencer Campuran asetonitril P–air (7:3).
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku Timbang saksama sejumlah
kurang dari 2,0%. Finasterid BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Pengencer hingga kadar lebih kurang 100 µg per ml.
volume sama (lebih kurang 200 µl) Larutan baku dan Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung tablet setara dengan lebih kurang 10 mg finasterid,
jumlah C23H36N2O2, yang terlarut. masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
kurang dari 75% (Q) C23H36N2O2 dari jumlah yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tertera pada etiket. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom
Untuk produk dengan etiket tablet 1 mg 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan
Waktu: 30 menit suhu kolom pada 45°. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C23H36N2O2 per menit. Lakukan kromatograf terhadap Larutan
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’,
Fase gerak Campuran asetonitril P-air (11:9), tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan dari 1000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan
tertera pada Kromatografi <931>. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Pengencer Campuran air-asetonitril P (7:3). Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Finasterid BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Pengencer hingga kadar 0,1 mg per ml. Encerkan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
larutan dengan natrium lauril sulfat P 0,5% hingga jumlah dalam mg finasterid, C23H36N2O2, dalam
kadar 0,001 mg per ml. serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Larutan uji Gunakan alikot.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
r
100C U
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L11 dengan rS
ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada
45º. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan C adalah kadar Finasterid BPFI dalam mg per ml
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera puncak Larutan uji dan Larutan baku.
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 5.000
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak rapat, terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali.
lebih dari 2,0%
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah C23H36N2O2, yang terlarut.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C23H36N2O2 dari jumlah yang
tertera pada etiket.
rZ
100
Komponen E
Pemerian Cairan kental kuning pucat atau hablur Cemaran umum <481>
kuning; padat berminyak; bau lemah seperti ester. Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; tidak Volume penotolan Gunakan 10 µl.
tercampur dengan etanol mutlak, kloroform dan eter; Fase gerak Buat campuran toluen P-etil asetat P-
larut dalam minyak lemak. etanol P (6:2:2) dalam bejana kromatografi yang
tidak dijenuhkan.
Baku pembanding Flufenazin Dekanoat Penampak bercak Gunakan teknik penampak
Dihidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan; bercak nomor 1, kemudian semprot lempeng dengan
lakukan Penetapan Kadar Air <1031> Metode I asam sulfat P 50%.
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Interpretasi Tidak ada cemaran umum yang
rapat dan terlindung cahaya. [Catatan Selama diamati lebih dari 1,0% dan total cemaran umum
melakukan prosedur berikut ini, lindungi zat uji, yang diamati tidak lebih dari 2,0%.
Baku Pembanding dan larutan yang mengandung
bahan tersebut dengan melakukan prosedur langsung Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
tanpa penundaan, di bawah cahaya redup atau 500 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat glasial P,
menggunakan peralatan kaca aktinik rendah.] tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV hingga warna biru-hijau.
Identifikasi Lakukan penetapan blangko.
A. Masukkan lebih kurang 50 mg zat dan 50 mg
Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI masing- Tiap ml asam perklorat 0,1 N
masing ke dalam tabung sentrifuga kecil bersumbat setara dengan 29,59 mg C32H44F3N3O2S
kaca dan perlakukan tiap tabung sebagai berikut:
Tambahkan 1,5 ml larutan natrium hidroksida P Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
(1 dalam 250) dan campur. Tambahkan 2 ml karbon rapat, tidak tembus cahaya.
disulfida P, kocok kuat selama 2 menit dan sentrifus.
Keringkan bagian bawah berupa lapisan bening
dengan menyaring melewati 2 g natrium sulfat
anhidrat P. Spektrum serapan inframerah zat dalam FLUOKSIMESTERON
sel 0,1-mm menunjukkan maksimum hanya pada Fluoxymesterone
bilangan gelombang yang sama seperti pada
Flufenazin Dekanoat Dihidroklorida BPFI.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan uji Timbang saksama zat uji, larutkan
dalam etanol P hingga kadar 20 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama Flufenazin
Dekanoat Dihidroklorida BPFI, larutkan dalam 9-Fluoro-11β,17β-dihidroksi-17-metilandros-
etanol P hingga kadar 20 mg per ml. 4-en-3-on [76-43-7]
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm C20H29FO3 BM 336,44
yang telah diimpregnasi dengan larutan tetradekana P
dalam heksan P (1 dalam 20). Fluoksimesteron mengandung tidak kurang dari
Fase gerak Campuran metanol P-air (9:1). 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C20H29FO3,
Prosedur Totolkan masing-masing 1 l Larutan uji dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dan Larutan baku pada lempeng kromatografi.
Totolkan 1,0 l natrium hidroksida 0,1 N pada Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih;
totolan Larutan baku. Masukkan lempeng ke dalam tidak berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 240º
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan disertai penguraian.
Fase gerak, biarkan merambat 15 cm di atas garis
penotolan. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar
menguap. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet larut dalam etanol; sukar larut dalam kloroform.
254 nm. Harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai
dengan yang diperoleh dari Larutan baku. Baku pembanding Fluoksimesteron BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam sebelum
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
lakukan pengeringan pada suhu 60º selama 3 jam. terlindung cahaya.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji, rekam
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari
Hilangkan persyaratan: 15.000 lempeng teoritis. Lakukan kromatografi
Cemaran umum <481> terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. pada Prosedur: perbandingan signal to noise pada
Volume penotolan Gunakan 10 µl. puncak fluoksimesteron tidak kurang dari 100.
Fase gerak Buat campuran toluen P-etil asetat P- Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
etanol P (6:2:2) dalam bejana kromatografi yang sama (lebih kurang 5 µl) Larutan uji dan Blangko ke
tidak dijenuhkan. dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
Penampak bercak Gunakan teknik penampak semua respons puncak yang tidak muncul dalam Blangko
bercak nomor 1. dan mempunyai respons puncak sama atau lebih besar
dari 0,1% puncak zat. Hitung persentase tiap cemaran
Hilangkan persyaratan: dalam zat dengan rumus:
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> ri
Metode V Memenuhi syarat. 100
Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P. rS
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih;
Fluoksimesteron BPFI, larutkan dan encerkan dengan tidak berbau; stabil di udara. Meleleh pada suhu lebih
Larutan baku internal hingga kadar lebih kurang kurang 270º dengan peruraian.
0,25 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg Kelarutan Tidak larut dalam air; larut dalam
zat, larutkan dan encerkan dengan Larutan baku metanol; sukar larut dalam eter dan dalam kloroform.
internal hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Baku pembanding Fluosinolon Asetonida BPFI;
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi pada etiket tertera bentuk hidrat atau anhidrat.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom baja Lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam
tahan karat 4 mm × 30 cm dan mampu menahan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
tekanan sampai 2000 psi, berisi bahan pengisi L3. rapat.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Identifikasi
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
fluoksimesteron dan baku internal, tidak kurang dari dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
3,0 dan simpangan baku relatif pada empat kali menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. gelombang yang sama seperti pada Fluosinolon
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Asetonida BPFI. Jika ada perbedaan, larutkan zat uji
sama Larutan baku dan Larutan uji ke dalam dan baku pembanding masing-masing dalam etil
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons asetat P, uapkan larutan sampai kering dan ulangi
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg penetapan menggunakan residu.
fluoksimesteron, C20H29FO3, dalam zat yang B. Memenuhi Identifikasi secara Kromatografi
digunakan dengan rumus: Lapis Tipis <281>, menggunakan larutan uji dan
larutan baku dengan kadar masing-masing 5 mg per ml
R dalam aseton P, lempeng silika gel sebagai penjerap,
100C U fase gerak campuran nitrometana P-diklorometan P-
RS metanol P (50:50:1) dan penampak bercak cahaya
ultraviolet.
C adalah kadar Fluoksimesteron BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah Rotasi jenis <1081> Antara +98º dan +108º,
perbandingan respons puncak analit terhadap baku dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
internal dari Larutan uji dan Larutan baku. penetapan menggunakan larutan dalam metanol P
yang mengandung 10 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, terlindung cahaya. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%
untuk bentuk anhidrat dan tidak lebih dari 8,5%
untuk bentuk hidrat; lakukan pengeringan pada suhu
FLUOSINOLON ASETONIDA 105º selama 3 jam.
Fluocinolone Acetonide
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-
tetrahidrofuran P (77:13:10), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
6α,9-Difluoro-11β,16α,17,21-tetrahidroksipregna- 20 mg Fluosinolon Asetonida BPFI, masukkan ke
1,4-diena-3,20-dion, siklik 16,17-asetat dengan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 23 ml
aseton [67-73-2] campuran asetonitril P-tetrahidrofuran P (13:10) dan
C24H30F2O6 BM 452,49 encerkan dengan air sampai tanda.
Dihidrat BM 488,53 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Fluosinolon Asetonida berbentuk anhidrat atau larutkan dalam 23 ml campuran asetonitril P–
mengandung 2 molekul air; mengandung tidak tetrahidrofuran P (13:10) dan encerkan dengan air
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% sampai tanda.
C24H30F2O6, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
-1952-
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI, larutkan dan
encerkan dengan etanol P hingga kadar lebih kurang
10 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Pregna-4-ena-3,20-dion,17-[(1-oksoheksil)oksi]-17- zat masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Hidroksipregna-4-ena-3,20-dion heksanoat larutkan dan encerkan dengan etanol P sampai tanda.
[630-56-8] Pipet 2 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml,
C27H40O4 BM 428,60 encerkan dengan etanol P sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum
-1956-
lebih kurang 240 nm. Gunakan etanol P sebagai Larutan uji Uapkan di atas tangas air 4 ml Larutan
blangko. uji seperti tertera pada Penetapan kadar hingga
Hitung jumlah dalam mg hidroksiprogesteron kering, larutkan residu dalam 0,5 ml kloroform P.
kaproat, C27H40O4, dalam zat yang digunakan dengan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
rumus: 10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
A kromatografi yang berisi Fase gerak biarkan
5C U merambat hingga lebih kurang 10 cm di atas titik
AS penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
biarkan sampai kering. Semprot lempeng dengan
C adalah kadar Hidroksiprogesteron Kaproat BPFI Penampak bercak. Panaskan lempeng pada suhu 105º
dalam µg per ml Larutan baku; AU dan AS berturut- selama 5 menit: harga Rf bercak utama yang
turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku. berwarna hijau kekuningan pada kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º, Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,2%.
masih diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
hingga hampir kering. Larutkan residu dalam 1 ml pada partikel penyangga S1AB, dikondisikan dengan
etanol P dan lanjutkan seperti tertera pada cara seperti tertera pada Kromatografi gas dalam
Identifikasi A dalam Hiosin Hidrobromida, mulai dari Kromatografi <931>. Pertahankan suhu kolom pada
“dan uapkan di atas tangas uap hingga kering”. 225° dan gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa
B. Pada sejumlah volume injeksi, tambahkan perak dengan laju alir lebih kurang 25 ml per menit.
nitrat LP: terbentuk endapan putih kekuningan, tidak Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
larut dalam asam nitrat P dan sukar larut dalam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
amonium hidroksida 6 N. pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak utama dan
baku internal tidak kurang dari 5; faktor ikutan tidak
Tambahan persyaratan lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
Endotoksin bakteri <201> Tidak boleh lebih dari penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
555,0 unit Endotoksin FI per mg hiosin. Prosedur Suntikkan masing-masing sejumlah
volume sama (lebih kurang 1 µl) Larutan uji dan
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,5. Larutan baku ke dalam kromatograf. Ukur respons
puncak hoisin hidrobromida dan homatropin
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. hidrobromida dalam tiap kromatogram. Hitung
masing-masing perbandingan respons puncak hiosin
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara hidrobromida terhadap respons puncak baku internal
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi dari kromatogram Larutan uji, AU dan respons
<931>. puncak baku internal dari kromatogram Larutan
Dapar pH 9,0 Larutkan 34,8 g kalium fosfat dibasa P, baku, AS. Hitung jumlah dalam mg hiosin
dalam 900 ml air, atur hingga pH 9,0 dengan hidrobromida, C17H21NO4.HBr.3H2O dalam volume
penambahan asam klorida 3 N atau natrium injeksi yang digunakan dengan rumus:
hidroksida 1 N, tetapkan secara elektrometrik dengan
pengadukan.
A
Larutan baku internal Timbang saksama lebih 1,141W U
kurang 25 mg homatropin hidrobromida. Masukkan AS
ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan
dengan air sampai tanda. Larutan dibuat segar tiap 1,141 adalah perbandingan bobot molekul hiosin
hari. hidrobromida trihidrat terhadap hiosin hidrobromida
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih anhidrat; W adalah bobot Hiosin Hidrobromida BPFI
kurang10 mg Hiosin Hidrobromida BPFI, masukkan dalam mg Larutan baku; AU dan AS seperti dihitung
ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan di atas.
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan dibuat
segar tiap hari. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tidak
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku tembus cahaya, dosis tunggal atau dosis ganda,
persediaan, masukkan ke dalam corong pisah, sebaiknya dari kaca Tipe I.
tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal dan 5,0 ml
Dapar pH 9,0. Atur dengan hati-hati pH larutan
dengan natrium hidroksida 1 N hingga pH 9,0, cegah SALEP MATA IDOKSURIDIN
jangan sampai berlebih. Ekstraksi segera dua kali, Idoxuridine Ophtalmic Ointment
tiap kali dengan 10 ml metilen klorida P, saring
ekstrak melalui 1 g natrium sulfat anhidrat P dalam Salep Mata Idoksuridin adalah idoksuridin dalam
corong bersumbat kapas. Tampung filtrat dalam gelas dasar salep vaselin. Mengandung Idoksuridin,
piala 50 ml. Uapkan filtrat dengan aliran gas nitrogen P C9H11IN2O5 tidak kurang dari 0,45% dan tidak lebih
hingga lebih kurang 2,0 ml. dari 0,55% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan uji persediaan Masukkan sejumlah Merupakan sediaan steril.
volume injeksi yang diukur saksama, setara dengan
lebih kurang 10 mg hiosin hidrobromida ke dalam Baku pembanding Idoksuridin BPFI; tidak boleh
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
tanda. wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Larutan uji Pipet 10 ml Larutan uji persediaan,
masukkan ke dalam corong pisah, lakukan pengujian Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
sama seperti tertera pada Larutan baku mulai dari yang tertera pada Penetapan kadar menunjukkan
“tambahkan 2,0 ml Larutan baku internal”. maksimum dan minimum pada panjang gelombang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada yang sama seperti pada Larutan baku dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi Penetapan kadar.
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca
2 mm × 1,8 m berisi bahan pengisi 3% fase cair G3 Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
-1960-
Partikel logam <1061> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
dilipat, pada tempat sejuk.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi kolom seperti tertera pada Kromatografi
<931>. LARUTAN INDIUM 111In OKSIKUINOLIN
Fase gerak Campuran butanol P-kloroform P (1:5). Indium In 111 Oxyquinoline Solution
Kolom kromatografi Campur 4 g tanah silika untuk
kromatografi P dengan 4 ml asam klorida 0,1 N
Larutan Indium 111In Oksikuinolin adalah larutan
dalam mortir kaca hingga halus. Masukkan campuran
steril, bebas pirogen, isotonis, sesuai untuk
halus ini ke dalam kolom kromatografi berukuran
penandaan radioaktif sel darah, terutama leukosit dan
19 mm × 250 mm yang berisi segumpal wol kaca dan
platelet, mengandung Indium radioaktif 111In dalam
dilengkapi dengan kran pada dasarnya. Padatkan
bentuk kompleks dengan 8-hidroksikuinolin dalam
dengan hati-hati hingga merata.
jumlah berlebih. Mengandung tidak kurang dari
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% 111In sebagai
25 mg Idoksuridin BPFI, masukkan ke dalam labu
kompleks 8-hidroksikuinolin yang tertera pada etiket
tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan
dinyatakan dalam MBq (mCi) per ml pada waktu
metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam
kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk
labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
kimia lain tidak lebih dari 10,0% dari radioaktivitas
sampai tanda.
jumlah. Dapat mengandung natrium klorida, dapar
Zat uji Campur 4 g tanah silika untuk kromatografi P
dan surfaktan.
dengan 2 ml asam klorida 0,1 N dalam mortir kaca
hingga halus. Timbang saksama sejumlah salep mata
Aktivitas jenis Tidak kurang dari 1,85 GBq (50 mCi)
setara dengan lebih kurang 5 mg idoksuridin,
per µg indium.
masukkan ke dalam mortir dan campur.
Prosedur Masukkan Zat uji ke dalam Kolom
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera
kromatografi. Untuk membilas dan membersihkan
pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
mortir dari sisa salep mata, gunakan campuran 2 g
menunjukkan puncak energi utama 0,171 dan 0,245
tanah silika untuk kromatografi P dan 2 ml asam
MeV yang sama seperti pada spesimen 111In dengan
klorida 0,1 N. Masukkan lebih kurang separuh
kemurnian diketahui.
campuran pencuci di atas ke dalam Kolom
kromatografi, padatkan perlahan-lahan hingga
Pirogen <231> Memenuhi syarat.
merata. Masukkan lagi separuhnya ke dalam Kolom
kromatografi dan padatkan seperti sebelumnya.
pH <1071> Antara 6,5 dan 7,5.
Bersihkan mortir dengan segumpal wol kaca dan
sisipkan pada bagian atas kolom. Alirkan 50 ml
Kemurnian radionuklida Lakukan penetapan
kloroform P melalui kolom dengan laju alir lebih
radioaktivitas masing-masing cemaran radionuklida
kurang 1 ml per menit dan buang kloroform. Eluasi
dalam kBq per MBq (µCi per mCi) 111In, dalam
dengan 200 ml Fase gerak dengan laju alir yang
larutan menggunakan alat pencacah yang sesuai
sama, buang 20 ml eluat pertama. Kumpulkan eluat
seperti tertera pada Pemilihan alat pencacah dan
ke dalam labu tentukur 200-ml dan encerkan dengan
sistem terkalibrasi dalam Radioaktivitas <1171>.
Fase gerak sampai tanda. Ukur serapan Zat uji dan
Indium-114m Batas 114mIn adalah 3 kBq per MBq
Larutan baku pada panjang gelombang 320 nm dan
(3µCi per mCi) 111In. 114mIn ditunjukkan dengan
pada panjang gelombang serapan maksimum 283 nm
adanya spektrum sinar beta yang khas dengan puncak
terhadap blangko Fase gerak. Hitung persentase
energi yang jelas. Penetapan dilakukan menggunakan
idoksuridin, C9H11IN2O5, dalam salep dengan rumus:
pencacah sintilasi cair dengan saluran energi tinggi
diatur untuk membedakan cacahan yang timbul dari
A283 A320 U CS 111
In.
100
A283 A320 S CU Zink-65 Batas 65Zn adalah 3 kBq per MBq (3 µCi
per mCi) 111In. 65Zn ditunjukkan dengan adanya
spektrum sinar gamma khas dengan puncak energi
A283 dan A320 berturut-turut adalah serapan pada yang jelas pada 1,116 MeV. 65Zn meluruh dengan
panjang gelombang 283 nm dan 320 nm dari Larutan waktu paruh radioaktif 243,9 hari.
uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Idoksuridin
BPFI dalam µg per ml Larutan baku; CU adalah Kemurnian radiokimia Ukur lebih kurang 100 µl
kadar zat dalam µg per ml Larutan uji sesuai dengan zat, masukkan ke dalam corong pisah, encerkan
jumlah yang tertera pada etiket. dengan 3 ml larutan natrium klorida P 0,9%.
Ekstraksi dengan 6 ml n-oktanol P dengan
pengocokan kuat. Biarkan kedua lapisan memisah,
masukkan lapisan air ke dalam tabung pencacah
-1961-
bersumbat yang sesuai. Masukkan lapisan organik ke radioaktivitas. Dapat mengandung natrium klorida
dalam tabung pencacah lain. Bilas corong pisah dan dapar.
dengan 1 ml n-oktanol P dan masukkan bilasan ke
dalam tabung yang mengandung lapisan organik. Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan
Bilas corong pisah dengan 5 ml asam klorida 2 N dan bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus
masukkan bilasan ke dalam tabung pencacah ketiga. hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Tutup tabung, ukur radioaktivitas masing-masing Rekonstitusi seluruh isinya, gunakan larutan dalam
tabung menggunakan pencacah gamma yang sesuai waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
atau tabung pengion terkalibrasi untuk 111In. larutan, dalam lemari pendingin.
Kemurnian radiokimia dihitung dengan rumus:
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera
A pada Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
menunjukkan puncak energi utama 0,173 dan
B 0,247 MeV yang sama seperti pada 111In yang
digunakan sebagai baku dengan kemurnian diketahui.
A adalah radioaktivitas lapisan organik; B adalah
jumlah radioaktivitas lapisan organik, air dan asam. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 14/V
Radioaktivitas kompleks 8-hidroksikuinolin tidak unit Endotoksin FI per ml; V adalah jumlah dosis
kurang dari 90,0% dari radioaktivitas jumlah yang maksimum yang dianjurkan, dalam ml pada waktu
ada dalam lapisan organik. kedaluarsa.
Penandaan Selain pernyataan seperti tertera pada Aseton Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan
Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
tertera (1) Tanggal dan waktu kalibrasi, (2) Jumlah Kromatografi <931>.
111
In sebagai kompleks asam pentetat seperti tertera Larutan baku Pipet 1 ml aseton P ke dalam labu
pada etiket, dalam MBq total (mCi atau µCi) dan tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda
kadar dalam Mbq (mCi atau µCi) per ml pada saat dan kocok. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu tentukur
kalibrasi, (3) Tanggal kedaluarsa, (4) Pernyataan 200-ml, encerkan dengan air sampai tanda dan kocok,
“Awas bahan radioaktif”, (5) Informasi bahwa dalam dinginkan dalam penangas es.
perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
peluruhan radioaktif, (6) 111In meluruh dengan waktu zat, masukkan ke dalam tabung sentrifuga 15 ml,
paruh 2,83 hari. larutkan dalam 1,0 ml air dingin. Vorteks larutan,
tambahkan 1,0 ml asam klorida 0,24 N, segera
sentrifus dan saring beningan. Kumpulkan filtrat
Tambahan monografi dalam tabung yang sesuai, tutup dan dinginkan dalam
INDOMETASIN NATRIUM penangas es.
Indomethacin Sodium Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom
3 mm × 1,8 m berisi bahan pengisi S3. Pertahankan
suhu kolom pada 165, gunakan nitrogen P sebagai
gas pembawa. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
kapasitas, k’, aseton antara 4 dan 7; simpangan baku
Natrium 1-(p-klorobenzoil)-5-metoksi-2-metilindol-3- relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
asetat, trihidrat [74252-25-8] Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
C19H15ClNNaO4. 3H2O BM 433,82 volume sama (lebih kurang 3 µl) Larutan baku dan
Anhidrat BM 379,78 Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram selama 6 menit, ukur respons puncak.
Indometasin Natrium mengandung tidak kurang dari Hitung persentase aseton dalam zat, dengan rumus:
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C19H15ClNNaO4,
dihitung terhadap zat anhidrat. 10 rU
0,79
Pemerian Serbuk hablur; kuning muda. WU rS
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sangat 0,79 adalah bobot jenis aseton; WU adalah jumlah
sukar larut dalam kloroform dan dalam aseton. dalam mg zat yang digunakan dalam Larutan uji; rU
dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan
Baku pembanding Indometasin BPFI; lakukan uji dan Larutan baku.
pengeringan dengan tekanan di bawah 5 mmHg pada
suhu 100º selama 2 jam sebelum digunakan. Simpan Kemurnian kromatografi Asam 4-klorobenzoat dan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat tidak lebih dari
-1963-
0,2%; masing-masing cemaran lain tidak lebih dari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
0,5% dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Kromatografi <931>.
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi Fase gerak Buat campuran metanol P–air–
<931>. asetonitril P–asam fosfat P (550:300:150:1), saring
Fase gerak, Pengencer, dan Sistem kromatografi dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan cemaran Kromatografi <931>.
persediaan yang diperoleh dari Penetapan kadar, Pengencer Campuran asetonitril P-air (3:1).
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dengan Pengencer sampai tanda dan kocok. Larutan Indometasin BPFI, larutkan dan encerkan dalam
mengandung asam 4-klorobenzoat dan asam Pengencer hingga kadar 0,16 mg per ml.
5-metoksi-2-metil-3-indolasetat masing-masing 0,002 mg Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
per ml. zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai
pada Penetapan kadar. tanda, kocok. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan tanda.
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam Larutan cemaran persediaan Timbang sejumlah
kromatogram selama 25 menit dan ukur respons asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-
puncak yang memiliki waktu retensi yang sama 3-indolasetat, larutkan dan encerkan dalam
dengan Larutan baku: simpangan baku relatif pada Pengencer hingga diperoleh kadar masing-masing
penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 0,2 mg per ml.
5,0%. Hitung persentase asam 4-klorobenzoat dan Larutan resolusi Campuran Pengencer-Larutan
asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat dalam zat, baku-Larutan cemaran persediaan (7:2:1).
dengan rumus: Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
rU dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1, pertahankan
rS
20 WU 1, 00 0 , 01L
suhu kolom pada 35º±1°. Laju alir lebih kurang
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur
WU adalah jumlah dalam mg zat yang digunakan respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
dalam Larutan uji seperti tertera pada Penetapan kapasitas, k’, tidak kurang dari 2,5 untuk puncak
kadar; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak indometasin; efisiensi kolom tidak kurang dari 3500
Larutan uji dan Larutan baku; L adalah persentase lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,3;
penyusutan bobot pada uji Susut pengeringan. Hitung resolusi, R, antara puncak asam 4-klorobenzoat dan
persentase masing-masing puncak selain puncak pelarut, asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat tidak kurang
puncak indometasin, puncak asam 4-klorobenzoat dari 3,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat pada baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
kromatogram Larutan uji, dengan rumus: seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0 %.
ri Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
100 volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
rt Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
ri adalah respons masing-masing puncak; rt adalah jumlah dalam mg, indometasin natrium,
jumlah respons dari semua puncak, selain puncak C19H15ClNNaO4, dalam zat yang digunakan dengan
pelarut. rumus:
Syarat lain Jika pada etiket tertera indometasin
natrium steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> 500C rU 379,78
dan Pirogen dalam Indometasin untuk Injeksi. Bila rS 357 ,79
dinyatakan pada etiket dimaksudkan untuk diproses
C adalah kadar Indometasin Natrium BPFI dalam mg
lebih lanjut selama penyiapan bentuk sediaan injeksi,
per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
memenuhi syarat Pirogen seperti tertera pada
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku;
Indometasin untuk Injeksi.
379,78 dan 357,79 berturut-turut adalah bobot
molekul indometasin natrium anhidrat dan
indometasin.
-1964-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
baik dan terlindung cahaya. menggunakan larutan dalam air (1 dalam 2000)
mengandung 0,3 ml larutan kalium klorida jenuh per
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan 100 ml.
injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau
memerlukan proses lebih lanjut untuk pembuatan Bahan partikulat dalam injeksi <751> Memenuhi
sediaan injeksi. syarat seperti tertera pada Injeksi Volume Kecil.
Larutan konstitusi Saat digunakan, memenuhi Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
syarat Larutan konstitusi seperti tertera pada Injeksi. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Endotoksi bakteri <201> Tidak lebih dari 0,01 unit Fase gerak Buat campuran metanol P–air–asam
Endotoksin FI per mg indometasin; larutkan fosfat P (600:400:1), saring melalui penyaring
indometasin untuk injeksi dalam pereaksi air LAL membran dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil.
hingga diperoleh kadar 1,0 mg per ml.
-1965-
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Pemerian Cairan jernih, berwarna coklat kemerahan
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. berbau iodum dan etanol.
Pengencer Campuran air–asetonitril P–asam fosfat P
(700:300:1). Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang A. Tambahkan 1 tetes zat ke dalam campuran 1 ml
20 mg Indometasin BPFI, masukkan ke dalam labu kanji LP dan 9 ml air: terjadi warna biru tua.
tentukur 200-ml, larutkan dalam 60 ml asetonitril P B. Uapkan beberapa ml zat di atas tangas uap
dan encerkan dengan air sampai tanda. hingga kering: residu menunjukkan reaksi nyala pada
Larutan uji Hitung saksama jumlah wadah uji Natrium dan reaksi Iodida seperti tertera pada Uji
indometasin untuk injeksi yang digunakan, setara Identifikasi Umum <291>.
lebih kurang 10 mg indometasin dan konstitusi
masing-masing dengan sejumlah Pengencer. Bilas Etanol <1041> Antara 44,0% dan 50,0% C2H5OH.
sisa dalam wadah dengan Pengencer, masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Penetapan kadar iodum Pipet 10 ml zat ke dalam
Pengencer sampai tanda, kocok, saring melalui labu 500 ml bersumbat kaca, tambahkan 10 ml air
penyaring membran dengan porositas 0,5 µm atau dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV.
lebih kecil. Tambahkan 3 ml indikator kanji LP pada saat
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada mendekati titik akhir. Lanjutkan titrasi hingga
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi berwarna biru tua. Lakukan penetapan blangko.
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom
3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi setara dengan 12,69 mg I
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Penetapan kadar natrium iodida Pipet 10 ml zat ke
efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng dalam labu 500 ml bersumbat kaca, tambahkan 30 ml
teoritis; faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,5; air dan tambahkan 50 ml asam klorida P. Dinginkan
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; simpangan baku hingga suhu ruang. Titrasi dengan kalium iodat
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 0,05 M LV hingga terjadi perubahan warna larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing dari coklat tua menjadi coklat muda. Tambahkan
sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan 1 ml amaran LP, lanjutkan titrasi secara perlahan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam hingga terjadi perubahan warna larutan dari merah
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung menjadi kuning. Hitung jumlah mg NaI dalam
jumlah, indometasin, C19H16ClNO4 dalam mg pada volume tingtur yang digunakan dengan rumus:
tiap wadah indometasin untuk injeksi yang
digunakan, dengan rumus: 1
14,99V1 V 2
C r 2
100 U
N rS
V1 jumlah kalium iodat 0,05 M yang digunakan
C adalah kadar Indometasin BPFI dalam mg per ml dalam ml; V2 adalah natrium tiosulfat 0,1 N yang
Larutan baku; N adalah jumlah wadah indometasin digunakan dalam ml pada Penetapan kadar iodum.
untuk injeksi yang digunakan; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak utama Larutan uji dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan baku.
TINGTUR IODUM
Iodine Tincture
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna atau Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 16 mg
serbuk hablur putih; tidak berbau, perlahan-lahan zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dipengaruhi oleh udara dan cahaya. dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dalam etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
Baku pembanding Isoniazid BPFI; lakukan kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
terlindung cahaya. puncak isoniazid tidak kurang dari 1800 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku
Identifikasi relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
gelombang yang sama seperti pada Isoniazid BPFI. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
B. Masukkan lebih kurang 50 mg zat ke dalam jumlah dalam mg, isoniazid, C6H7N3O dalam zat
labu tentukur 500-ml, larutkan dan encerkan dengan yang digunakan dengan rumus:
air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml asam klorida r
0,1 N dan encerkan dengan air sampai tanda: 50C U
spektrum serapan ultraviolet larutan menunjukkan rS
maksimum dan minimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Isoniazid BPFI. C adalah kadar Isoniazid BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Jarak lebur <1021> Antara 170 dan 173. puncak Larutan uji dan Larutan baku.
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
menggunakan larutan (1 dalam 10). rapat dan tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25º,
masih diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam.
TABLET SUBLINGUAL ISOSORBID
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. DINITRAT
Isosorbide Dinitrate Sublingual Tablet
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Tablet Sublingual Isosorbid Dinitrat mengandung
Hilangkan persyaratan: Isosorbid Dinitrat, C6H8N2O8, tidak kurang dari
Cemaran senyawa organik mudah menguap 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
<471> Metode I Memenuhi syarat; lakukan tertera pada etiket.
penetapan menggunakan Larutan uji dengan kadar Baku pembanding Isosorbid Dinitrat Encer BPFI,
20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua campuran 25% Isosorbid dinitrat dalam manitol,
kali dari yang ditetapkan. tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat, hindari paparan panas
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara berlebih.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Identifikasi Masukkan sejumlah serbuk tablet ke
Fase gerak Larutkan 4,4 g natrium dokusat P dalam tabung sentrifuga bersumbat kaca, tambahkan
dalam 600 ml metanol P dan tambahkan 400 ml air. 10 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250),
Atur pH hingga 2,5 dengan penambahan asam sulfat kocok agar serbuk menjadi basah, tambahkan 15 ml
2 N, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan heksana P dan kocok. Sentrifus campuran dan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti masukkan lapisan atas ke dalam gelas piala. Uapkan,
tertera pada Kromatografi <931>. keringkan residu di atas kalsium klorida anhidrat P
Larutan baku Timbang saksama sejumlah pada suhu ruang selama 16 jam. Larutkan residu
Isoniazid BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase dalam kloroform P: spektrum serapan inframerah
gerak hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per ml. larutan residu menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Isosorbid
Dinitrat Encer BPFI yang diperlakukan sama.
-1967-
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit; dalam mg, isosorbid dinitrat, C6H8N2O8, dalam
lakukan penetapan seperti tertera pada Tablet Sublingual. serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dalam etanol; tidak larut dalam eter.
Kromatografi <931>.
Baku pembanding Kalium Sulfoguaiakolat BPFI;
Dapar asetat, Fase gerak, Larutan baku internal,
tidak boleh dikeringkan. Lakukan Penetapan Kadar
Larutan baku, dan Sistem kromatografi Lakukan
Air <1031> Metode I sebelum digunakan untuk
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Isosorbid
analisis kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup
Dinitrat Encer.
rapat terlindung cahaya.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Identifikasi
setara dengan lebih kurang 12,5 mg isosorbid dinitrat, A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan dikeringkan pada suhu 105º selama 18 jam dan
lebih kurang 30 ml Fase gerak, kocok selama didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
30 menit. Tambahkan 8,0 ml Larutan baku internal, maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 8 ml sama seperti pada Kalium Sulfoguaiakolat BPFI pada
enceran larutan Dapar asetat dalam air (1 dalam 10), daerah spektrum antara 7 dan 13 µm.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 50 µg
melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm. per ml yang dibuat seperti tertera pada Penetapan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar, menunjukkan maksimum dan minimum pada
kadar dalam Isosorbid Dinitrat Encer. Hitung jumlah panjang gelombang yang sama seperti pada Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI.
-1968-
C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
Kalium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. dari 102,0% C12H22CaO14, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Bentuk monohidrat
Air <1031>Metode I Antara 3,0% dan 6,0%. mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C12H22CaO14.H2O jika etiket
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj. menunjukkan untuk penggunaan pembuatan sediaan
injeksi; tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari
Sulfat Pada 10 ml larutan (1 dalam 20) tambahkan 102,0% C12H22CaO14.H2O jika etiket menunjukkan
5 tetes barium klorida LP dan asamkan dengan asam tidak untuk penggunaan pembuatan injeksi.
klorida P: tidak terbentuk kekeruhan dalam 1 menit.
Pemerian Hablur, granul atau serbuk; putih; tidak
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan berbau; tidak berasa. Stabil di udara.
penetapan menggunakan larutan 1,0 g zat dalam 1 ml
asam asetat 1 N dan diencerkan dengan air hingga 25 ml. Kelarutan Agak sukar (dan lambat) larut dalam air;
mudah larut dalam air mendidih; tidak larut dalam
Penetapan kadar etanol. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
Sulfoguaiakolat BPFI, larutkan dalam campuran air Baku pembanding Kalium Glukonat BPFI; lakukan
dan dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10) hingga kadar pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º
lebih kurang 50 µg per ml. selama 4 jam sebelum digunakan, simpan dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg wadah tertutup rapat.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml,
larutkan dalam 400 ml air dan encerkan dengan air Identifikasi
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu A. Larutan 20 mg per ml menunjukkan reaksi
tentukur 100-ml, tambahkan dapar fosfat pH 7,0 Kalsium cara A seperti tertera pada Uji Identifikasi
sampai tanda. Umum <291>.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan B. Lakukan penetapan seperti tertera pada
baku pada panjang gelombang serapan maksimum Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
lebih kurang 279 nm terhadap blangko campuran air Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
dan dapar fosfat pH 7,0 (1 dalam 10). Hitung jumlah Fase gerak Campuran etanol P-air-amonium
dalam mg kalium sulfoguaiakolat, C7H7KO5S, hidroksida P-etil asetat P (50:30:10:10).
dengan rumus: Larutan baku Larutan Kalium Glukonat BPFI
10 mg per ml.
Larutan uji Larutan zat 10 mg per ml (jika perlu
A
5C U panaskan dalam tangas air pada suhu 60º).
AS Penampak bercak Larutkan 2,5 g amonium
molibdat P dalam lebih kurang 50 ml asam sulfat 2 N
C adalah kadar Kalium Sulfoguaiakolat BPFI dalam dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 1,0 g
µg per ml Larutan baku dihitung terhadap zat serium(IV) sulfat P, goyang sampai larut, encerkan
anhidrat; AU dan AS berturut-turut adalah serapan dengan asam sulfat 2 N sampai tanda.
Larutan uji dan Larutan baku. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
5 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
baik, tidak tembus cahaya. kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase
gerak dan biarkan merambat sampai tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
KALSIUM GLUKONAT rambat, keringkan pada suhu 110º selama 20 menit,
Calcium Gluconate biarkan dingin, semprot dengan Penampak bercak.
Panaskan lempeng pada 110º selama 10 menit.
Warna, ukuran dan harga Rf bercak utama yang
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan bercak
utama Larutan baku.
sediaan injeksi; lakukan pengeringan pada suhu 105º tidak lebih dari 1,2 dan simpangan baku relatif pada
selama 16 jam. penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Klorida dan Sulfat <361> volume sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan
Klorida Lakukan penetapan menggunakan larutan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
1,0 g zat: mengandung klorida tidak lebih dari yang kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
terdapat dalam 0,07 ml asam klorida 0,020 N persentase oksalat dalam zat dengan rumus:
(0,005%). Jika dalam etiket dinyatakan tidak untuk
sediaan injeksi, larutan 1,0 g zat mengandung rU C S 88,03
klorida tidak lebih dari yang terdapat dalam larutan F 100
1 ml asam klorida 0,020 N (0,07%). rS CU 134,00
Sulfat Lakukan penetapan menggunakan larutan
zat yang dilarutkan dalam air mendidih tidak lebih rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak oksalat
dari 0,1 ml asam sulfat 0,020 N (0,005 %). Jika dari Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar
dalam etiket dinyatakan tidak untuk sediaan injeksi, natrium oksalat dalam μg per ml Larutan baku;
larutan 2,0 g dalam air mendidih mengandung sulfat CU adalah kadar kalsium glukonat dalam mg per ml
tidak lebih dari yang terdapat dalam larutan 1 ml Larutan uji; 88,03 dan 134,00 berturut-turut adalah
asam sulfat 0,020 N (0,05%). bobot molekul oksalat dan natrium oksalat; F adalah
faktor konversi, 0,001 mg per μg. [Catatan Jika pada
Oksalat Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan penetapan etiket kalsium glukonat tertera tidak untuk
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti penggunaan pembuatan sediaan injeksi,tidak harus
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Kalsium memenuhi syarat ini.]
glukonat Jika dalam etiket dinyatakan tidak untuk
sediaan injeksi Gunakan air deionisasi.] Fosfat Tidak lebih dari 0,01%.
Fase gerak Buat larutan natrium bikarbonat Larutan baku persediaan 1 Kalium fosfat monobasa
0,0017 M dan natrium karbonat 0,0018 M dalam air. 0,716 mg per ml.
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Larutan baku persediaan 2 Pipet 1 ml Larutan baku
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti persediaan 1, encerkan dengan air hingga 100 ml.
tertera pada Kromatografi <931>. Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku persediaan 2,
Larutan supresor regenerasi Buat larutan asam encerkan dengan air hingga 100 ml.
sulfat 0,0125 M. Larutan uji persediaan Timbang 10,0 g zat, larutkan
Asam klorida encer Encerkan 1 ml asam klorida P dalam 90 ml air panas (70º-80º) dan panaskan sampai
dengan air hingga volume 1200 ml. mendidih, goyang selama 10 detik sampai larutan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah natrium jernih.
oksalat P, larutkan dalam Asam klorida encer hingga Larutan uji Encerkan 1 ml Larutan uji persediaan
kadar lebih kurang 1,5 μg per ml. panas dengan air hingga 100 ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg Prosedur Ke dalam Larutan uji dan Larutan baku
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan tambahkan 4 ml asam sulfomolibdat LP dan 0,1 ml
dalam Asam klorida encer, jika perlu sonikasi, campuran asam klorida 3 N-timah(II) klorida asam
encerkan dengan Asam klorida encer sampai tanda. pekat LP (10:1) yang dibuat segar. Setelah 10 menit
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada warna Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan
Kromatografi <931>. Kromatograf ion dilengkapi baku. [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat
dengan detektor konduktansi dan kolom pelindung tertera tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan
4 mm × 5 cm berisi bahan pengisi L12 dengan ukuran injeksi, tidak harus memenuhi syarat ini.]
partikel 15 μm, kolom analisis 4 mm × 25 cm berisi
bahan pengisi L12 dengan ukuran partikel 15 μm dan Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj;
kolom supresor anion mikromembran yang terhubung lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat
dengan seri kolom pelindung dan analisis. Kolom sebagai berikut: Larutkan 1,0 g zat dalam campuran
supresor anion dilengkapi dengan mikro membran 10 ml asam klorida P dan 20 ml air dan encerkan
yang memisahkan Fase gerak dengan Larutan dengan air hingga 55 ml: larutan memenuhi Uji
supresor regenerasi mengalir berlawanan arah Batas Arsen, tanpa penambahan 20 ml asam sulfat 7 N,
dengan Fase gerak dengan laju alir lebih kurang 7 ml seperti tertera pada Prosedur.
per menit. Kondisikan sistem dengan Fase gerak
selama lebih kurang 15 menit, dengan laju alir lebih Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari
kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi 10 bpj; [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur tertera tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: injeksi, tidak lebih dari 20 bpj.]
efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak analit
tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan
-1970-
Magnesium dan Logam alkali Tidak lebih dari baku terhadap kadar besi dalam μg per ml dan tarik
0,4%. Timbang 1,0 g zat, larutkan dalam 100 ml air garis lurus yang sesuai dengan 3 titik yang mendekati
mendidih, tambahkan 10 ml amonium klorida LP, 1 ml garis lurus. Dari kurva yang diperoleh, tentukan
amonium hidroksida P dan 50 ml amonium oksalat LP kadar besi (C) dalam μg per ml Larutan uji. Hitung
panas yang dipertahankan pada suhu 70º-80º. kadar besi dalam bpj dalam zat yang digunakan
Diamkan selama 4 jam, encerkan dengan air hingga dengan rumus:
200 ml, saring. Uapkan 100 ml filtrat sampai kering
dan pijarkan sampai bobot tetap. Bobot residu tidak (C V )
lebih dari 2 mg. [Catatan Jika pada etiket kalsium W
glukonat tertera tidak untuk penggunaan pembuatan
sediaan injeksi, tidak harus memenuhi syarat ini.] C adalah kadar besi dalam Larutan uji yang diperoleh
dari kurva regresi (μg per ml); V adalah volume
Senyawa mereduksi Tidak lebih dari 1,0%; Larutan uji (ml); W adalah bobot kalsium glukonat
Masukkan 1,0 g zat ke dalam labu Erlenmeyer 250 yang digunakan untuk menyiapkan Larutan uji (g).
ml, larutkan dalam 20 ml air panas, dinginkan dan [Catatan Jika pada etiket kalsium glukonat tertera
tambahkan 25 ml tembaga(II) sitrat basa LP. Tutup, tidak untuk penggunaan pembuatan sediaan injeksi,
didihkan hati-hati selama tepat 5 menit dan segera tidak harus memenuhi syarat ini.]
dinginkan hingga suhu ruang. Tambahkan 25 ml asam
asetat 0,6 N; 10,0 ml larutan iodum 0,1 N dan 10 ml Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
asam klorida 3 N, titrasi kembali dengan natrium 800 mg zat, larutkan dalam 150 ml air yang
tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml larutan kanji LP mengandung 2 ml asam klorida 3 N. Sambil diaduk,
mendekati titik akhir. Lakukan penetapan blangko. sebaiknya menggunakan pengaduk magnetik,
tambahkan lebih kurang 30 ml dinatrium edetat
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1 N 0,05 M LV, kemudian tambahkan 15 ml natrium
setara dengan 27 mg senyawa mereduksi hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru hidroksi
(sebagai dekstrosa) naftol LP, lanjutkan titrasi sampai titik akhir
berwarna biru. Lakukan penetapan blangko.
Besi Tidak lebih dari 5 bpj.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
Larutan baku Pipet terpisah 2, 4 dan 10 ml Larutan
setara dengan 21,52 mg C12H22CaO14
baku besi, seperti tertera pada Uji batas besi <331>
ke dalam labu tentukur100-ml yang berisi 1,37 g Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
kalsium klorida P, yang sebelumnya telah diuji dan
menunjukkan kadar besi kurang dari 5 bpj. Encerkan Penandaan Etiket menunjukkan anhidrat atau
dengan asam klorida 2 N sampai tanda. Kadar besi monohidrat. Jika jumlah kalsium glukonat dinyatakan
larutan ini berturut-turut 0,2; 0,4 dan 1,0 μg per ml. pada etiket dari sediaan yang mengandung kalsium
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, glukonat, ini merupakan kalsium glukonat anhidrat
masukkan ke dalam labu kuarsa 100-ml, tambahkan (C12H22CaO14). Kalsium glukonat yang ditujukan
20 ml asam nitrat 12 N dan panaskan sampai untuk pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan
mendidih hingga terbentuk asap. Tambahkan 0,5 ml dalam etiket. Kalsium glukonat yang tidak ditujukan
hidrogen peroksida P 30% dan panaskan kembali untuk pembuatan sediaan injeksi harus dicantumkan
hingga terbentuk asap. Ulangi proses ini sampai dalam etiket dan dapat pula ditambahkan untuk
volume lebih kurang 5 ml. Dinginkan, tambahkan pembuatan sediaan oral.
1,0 ml asam perklorat P dan panaskan sampai
mendidih. [Perhatian Tidak boleh dipanaskan di atas
190º atau diuapkan hingga kering karena bahaya KALSIUM LAKTAT
ledakan.] Masukkan larutan ke dalam labu tentukur Calcium Lactate
25-ml, encerkan dengan asam klorida 2 N sampai tanda.
Larutan blangko Gunakan 0,34 g kalsium klorida P O
H
yang sebelumnya telah diuji dan menunjukkan kadar H3C C C O- Ca2+ . xH2O
besi kurang dari 5 bpj. Lakukan seperti tertera pada OH
2
Larutan uji.
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
Kalsium laktat (1:2) hidrat [41372-22-9]
uji secara bersamaan pada garis emisi besi 248,3 nm
Pentahidrat [5743-47-5] BM 308,30
dengan spektrofotometer serapan atom seperti tertera
Anhidrat [814-80-2] BM 218,22
pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
C6H10CaO6.xH2O
<1191> dilengkapi dengan lampu “hollow catode”
besi dan nyala asetilen udara. Ukur serapan Larutan
Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 98,0%
blangko dan lakukan koreksi. Buat kurva yang
dan tidak lebih dari 101,0% C6H10CaO6, dihitung
menggambarkan hubungan antara serapan Larutan
terhadap zat yang telah dikeringkan.
-1971-
Pemerian Serbuk atau granul, putih; praktis tidak Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
berbau; bentuk pentahidrat sedikit mekar pada suhu setara dengan 10,91 mg C6H10CaO6
120° menjadi bentuk anhidrat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Kelarutan Kalsium laktat pentahidrat larut dalam
air; praktis tidak larut dalam etanol. Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bentuk
kering atau hidrat; jika bentuk hidrat, harus
Baku pembanding Kalsium Laktat BPFI. dicantumkan derajat hidrasinya. Jika pada etiket
sediaan tertera mengandung kalsium laktat, diartikan
Identifikasi sebagai kalsium laktat pentahidrat C6H10CaO6.5H2O.
A. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>. KARBOPLATIN
B. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Carboplatin
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Kalsium Laktat BPFI.
Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah zat Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
setara dengan lebih kurang 350 mg C6H10CaO6,
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan larutkan pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
dalam campuran air-asam klorida 3 N (150:2). menggunakan larutan dalam air yang mengandung
Sambil diaduk, sebaiknya menggunakan pengaduk lebih kurang 10 mg zat per ml.
magnetik, tambahkan lebih kurang 30,0 ml dinatrium
edetat 0,05 M LV melalui buret, tambahkan 15 ml Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,5%, gunakan
natrium hidroksida 1 N dan 300 mg indikator biru formamida P sebagai pelarut.
hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi sampai titik
akhir berwarna biru. Lakukan penetapan blangko. Transmitan Tidak kurang dari 97%. Timbang
saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke
-1972-
dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dalam 6 ml air, kromatogram dan ukur respons puncak utama asam
encerkan dengan air sampai tanda. Ukur persen 1,1-siklobutanakarboksilat. Hitung persentase asam
transmitan menggunakan sel 1-cm pada panjang 1,1-siklobutanakarboksilat dalam zat uji dengan rumus:
gelombang 440 nm, dengan air sebagai blangko.
C rU
Bahan tidak larut air Tidak lebih dari 0,5%. 5
Timbang saksama lebih kurang 1 g zat, masukkan ke W rS
dalam gelas piala 150 ml. Tambahkan 100 ml air dan
larutkan dengan cara mengaduk menggunakan batang C adalah kadar asam 1,1-siklobutanakarboksilat
pengaduk selama 30 menit. Dengan bantuan dalam μg per ml Larutan baku; W adalah bobot
penghisap, saring melalui penyaring krus yang telah karboplatin dalam mg, yang digunakan untuk
ditara. Bilas gelas piala dengan air dan pindahkan membuat Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah
bilasan ke dalam krus. Keringkan krus pada suhu respons puncak asam 1,1-siklobutanakarboksilat
130°10° hingga bobot tetap. Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Karboplatin Kelarutan Mudah larut dalam air dan metanol; larut
BPFI, larutkan dalam air dan encerkan secara kuantitatif dalam etanol; agak sukar larut dalam kloroform.
dengan air hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
[Catatan Gunakan larutan ini dalam waktu 2 jam.] Baku pembanding Ketamin Hidroklorida BPFI;
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa sejenis A
dan encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Ketamin Hidroklorida BPFI; tidak boleh
Gunakan larutan ini dalam waktu 2 jam.] dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada terlindung cahaya [Perhatian Hindarkan larutan dari
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi cahaya dan lakukan pengujian segera setelah larutan
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom dibuat.]
4,0 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L8. Laju alir
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Identifikasi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur A. Spektrum serapan inframerah zat yang
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
kapasitas, k’, tidak kurang dari 3,0; efisiensi kolom maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis, faktor ikutan sama seperti pada Ketamin Hidroklorida BPFI.
tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada B. Pelarut asam Spektrum serapan ultraviolet
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,2%. larutan zat (1 dalam 3000) dalam asam klorida 0,1 N
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan gelombang yang sama seperti pada Ketamin
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing pada
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
jumlah dalam mg karboplatin, C6H12N2O4Pt, dalam 269 dan 276 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
zat uji dengan rumus: Pelarut basa Spektrum serapan ultraviolet larutan
zat (1 dalam 1250) dalam natrium hidroksida 0,01 N
dalam campuran air dan metanol P (1 dalam 20),
r menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
50C U gelombang yang sama seperti pada Ketamin
rS Hidroklorida BPFI; daya serap masing-masing pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
C adalah kadar Karboplatin BPFI dalam mg per ml 302 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. Kejernihan dan warna larutan Larutkan 1 g zat
dalam 5 ml air: larutan jernih dan tidak berwarna.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya. pH <1071> Antara 3,5 dan 4,1; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 10).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan 10 mg Ketamin Hidroklorida BPFI, masukkan ke
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda, jika dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 20 ml Fase
perlu lakukan sonikasi. gerak, sonikasi sampai larut. Encerkan dengan Fase
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada gerak sampai tanda.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
pelindung 4,0 mm x 4,0 cm dengan kolom analitik tambahkan lebih kurang 35 ml Fase gerak, sonikasi
4,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan sampai larut. Encerkan dengan Fase gerak sampai
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per tanda.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
tertera pada Prosedur: urutan eluat adalah ketamin dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
hidroklorida diikuti dengan senyawa sejenis A 4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L1 dengan
ketamin; resolusi, R, antara puncak ketamin ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per
hidroklorida dengan puncak senyawa sejenis A menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
ketamin tidak kurang dari 2,0; waktu retensi ketamin kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
hidroklorida adalah antara 3,0 dan 4,5 menit (jika respons puncak seperti tertera pada Prosedur: urutan
perlu atur kadar air dan asetonitril); faktor ikutan eluat adalah ketamin hidroklorida diikuti dengan
tidak lebih dari 1,5. senyawa sejenis A ketamin; resolusi, R, antara puncak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah ketamin hidroklorida dengan puncak senyawa sejenis
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan A ketamin tidak kurang dari 2,0; efisiensi kolom dari
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam puncak ketamin tidak kurang dari 9400 lempeng
kromatogram dan ukur respons puncak, identifikasi teoritis dan faktor ikutan dari puncak ketamin tidak
puncak ketamin hidroklorida dan senyawa sejenis A lebih dari 1,6. Lakukan kromatografi terhadap
ketamin, ukur respons puncak masing-masing. Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
dengan rumus: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 0,6%.
C ri
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
5000 volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
W rS Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI dalam jumlah dalam mg ketamin hidroklorida,
mg per ml Larutan baku; W adalah bobot zat dalam C13H16ClNO.HCl, dalam zat yang digunakan dengan
mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji; rumus:
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
dalam Larutan uji dan rS adalah respons puncak r
ketamin hidroklorida dari Larutan baku. 100 C U
rS
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada C adalah kadar Ketamin Hidroklorida BPFI, dalam
Kromatografi <931>. mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut
Dapar Larutkan 5,75 g amonium fosfat monobasa P adalah respons puncak ketamin dari Larutan uji dan
dalam 1000 ml air. Tambahkan 6 ml trietilamina P Larutan baku.
dan atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam
fosfat P. Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
Fase gerak Campuran Dapar-metanol P (65:35), tertutup baik pada suhu 25º, diperbolehkan pada suhu
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan antara 15º dan 30º.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
masing-masing lebih kurang 12,5 mg Ketamin
Hidroklorida BPFI dan Senyawa sejenis A Ketamin
BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
larutkan dalam Fase gerak, jika perlu sonikasi,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet
10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
-1975-
Baku pembanding Klemastin Fumarat BPFI; tidak Rotasi jenis <1081> Antara +15,0º dan +18,0º,
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
rapat dan terlindung cahaya. penetapan menggunakan larutan dalam metanol P
yang mengandung 100 mg per 10 ml, pada suhu
Identifikasi 20º±0,5º.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang lakukan pengeringan pada suhu 105º sampai bobot
sama seperti pada Klemastin Fumarat BPFI. tetap.
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm
Fase gerak Campuran diisopropil eter P-asam Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan
format P-air (70:25:5). dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera
Larutan baku Larutkan 50 mg asam fumarat dalam pada Kromatografi <931>.
10,0 ml larutan etanol P (8 dalam 10) dengan sedikit Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm
dihangatkan. Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-
Larutan uji Larutkan 40 mg zat dalam 2,0 ml amonium hidroksida P (90:10:1).
larutan etanol P (8 dalam 10), dengan sedikit Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dihangatkan. Klemastin Fumarat BPFI, larutkan dalam campuran
Penampak bercak Larutan kalium permanganat 0,1 M. kloroform P dan metanol P (1:1) hingga kadar lebih
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing kurang 20 mg per ml.
5 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
kromatografi dan keringkan dengan aliran udara. Larutan baku dalam campuran kloroform P dan
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi metanol P (1:1) hingga kadar lebih kurang 0,10; 0,08;
yang berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga 0,06; 0,04 dan 0,02 mg per ml sesuai dengan 0,5%;
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, 0,4%; 0,3%; 0,2% dan 0,1% Larutan baku.
tandai batas rambat dan keringkan pada suhu 100° Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 5,0 ml
selama 30 menit dan dinginkan. Semprot lempeng campuran kloroform P dan metanol P (1:1).
dengan Penampak bercak, segera dikeringkan dengan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
aliran udara hangat: harga RF, warna dan intensitas 5 µl Larutan uji, Larutan baku, Enceran larutan baku
bercak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke
dengan bercak utama Larutan baku. dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak
dan biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi
Kejernihan dan warna larutan lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
Larutan uji Larutkan 100 mg zat dalam 10,0 ml biarkan Fase gerak menguap, semprot lempeng
metanol P. dengan Dragendorff LP, kemudian disemprot dengan
Larutan pembanding Campur 2,5 ml natrium hidrogen peroksida P 3%. Amati kromatogram:
klorida 0,00002 M; 2,5 ml air; 5,0 ml asam nitrat 2,5 N harga Rf warna dan intensitas bercak utama pada
dan 1,0 ml perak nitrat 0,1 N. Gunakan larutan ini kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
dalam waktu 5 menit. baku. Jumlah intensitas bercak lain selain bercak
Larutan padanan warna Campur 1 bagian volume utama dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%, dan
Larutan padanan C seperti tertera pada Warna dan tidak ada intensitas bercak lain selain bercak utama
Akromisitas <1291> dengan 3 bagian volume air. yang lebih dari 0,5%, dibandingkan terhadap
Prosedur Masukkan Larutan uji, Larutan Enceran larutan baku.
pembanding dan 10,0 ml Larutan padanan warna
secara terpisah ke dalam masing-masing tabung Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
reaksi diameter lebih kurang 12 mm. Amati Larutan 350 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
uji dan Larutan pembanding secara horizontal larutkan dalam 60 ml asam asetat glasial P. Titrasi
dengan latar belakang hitam: Larutan uji lebih jernih dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir
atau tidak lebih keruh dari Larutan pembanding. secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
Amati Larutan uji dan Larutan padanan warna
secara horizontal dengan latar belakang putih: Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Larutan uji tidak berwarna atau tidak lebih intensif setara dengan 46,00 mg C21H26ClNO.C4H4O4
dari Larutan padanan warna.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pH <1071> Antara 3,2 dan 4,2; lakukan penetapan tidak tembus cahaya, pada suhu tidak lebih dari 25°.
menggunakan suspensi (1 dalam 10).
-1977-
TABLET KLEMASTIN FUMARAT sentrifus selama 10 menit pada 4000 rpm. Lakukan
Clemastine Fumarate Tablet penetapan jumlah C21H26ClNO.C4H4O4 yang terlarut
dengan mengukur serapan larutan uji dan larutan
Tablet Klemastin Fumarat mengandung Klemastin baku pada panjang gelombang serapan maksimum
Fumarat, C21H26ClNO.C4H4O4 tidak kurang dari lebih kurang 420 nm, terhadap blangko.
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
tertera pada etiket. kurang dari 75% (Q) C21H26ClNO.C4H4O4 dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Klemastin Fumarat BPFI; tidak
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
rapat dan terlindung cahaya. Prosedur keseragaman kandungan
Larutan pewarna Larutkan 100 mg ungu bromo
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada kresol P dalam 1000 ml asam asetat 0,33 N.
Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>. Asetat metanol Encerkan 100 ml metanol P dengan
Fase gerak dan Penjerap Lakukan seperti tertera asam asetat 0,33 N hingga 1000 ml.
pada Kemurnian kromatografi dalam Klemastin Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
Fumarat. 27 mg Klemastin Fumarat BPFI. Masukan ke dalam
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (1:1). labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 10 ml metanol P
Larutan baku Timbang sejumlah Klemastin dan encerkan dengan asam asetat 0,33 N sampai
Fumarat BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
2,5 mg per ml. 100-ml, encerkan dengan Asetat metanol sampai
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet tanda.
setara dengan lebih kurang 2,5 mg klemastin fumarat Larutan uji Campur serbuk halus dari 1 tablet
ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca. dengan sejumlah volume Asetat metanol hingga
Tambahkan 10 ml Pelarut, kocok selama 20 menit. kadar klemastin fumarat lebih kurang 27 µg per ml.
Saring, cuci residu dua kali masing-masing dengan Kocok selama 30 menit, saring, buang beberapa ml
5 ml Pelarut. Campur filtrat dan larutan pencuci, filtrat pertama.
uapkan sampai kering. Larutkan residu dalam 1 ml Prosedur Masukkan masing-masing 15,0 ml
Pelarut. Larutan uji, Larutan baku dan Asetat metanol
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Kemurnian sebagai blangko secara terpisah ke dalam tiga corong
kromatografi dalam Klemastin Fumarat. Totolkan pisah 125 ml. Pada masing-masing corong pisah,
masing-masing 5 µl Larutan uji dan Larutan baku; tambahkan 25 ml Larutan pewarna dan 50,0 ml
harga RF bercak utama Larutan uji sesuai dengan kloroform P, kocok secara mekanik selama 15 menit.
Larutan baku. Biarkan lapisan memisah dan saring lapisan
kloroform. Ukur serapan larutan kloroform dari
Disolusi <1231> Larutan baku dan Larutan uji pada panjang
Media disolusi: 500 ml Dapar sitrat pH 4,0 yang gelombang serapan maksimum lebih kurang 406 nm,
dibuat dengan melarutkan 20,0 g asam sitrat menggunakan larutan blangko. Hitung jumlah dalam
monohidrat P dalam lebih kurang 1000 ml air, mg klemastin fumarat, C21H26ClNO.C4H4O4 dalam
tambahkan 22,0 ml larutan natrium hidroksida P tablet dengan rumus:
(3 dalam 10) dan 8,8 ml asam klorida P, campur dan
encerkan dengan air hingga 2000 ml. Jika perlu atur TC AU
D AS
pH hingga 4,0 dengan penambahan larutan natrium
hidroksida P (1 dalam 2).
Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit T adalah jumlah mg klemastin fumarat dalam tablet
Prosedur Sentrifus 60 ml alikot selama 20 menit seperti tertera pada etiket; C adalah kadar Klemastin
pada 4000 rpm, pindahkan 50,0 ml beningan ke dalam Fumarat BPFI dalam µg per ml Larutan baku;
corong pisah 125 ml. Pada corong pisah 125 ml D adalah kadar klemastin fumarat dalam µg per ml
kedua, masukkan 50,0 ml larutan baku yang dibuat Larutan uji berdasarkan kadar yang tertera pada
dengan melarutkan sejumlah Klemastin Fumarat etiket dan pengenceran yang dilakukan; AU dan AS
BPFI dan diencerkan dengan Media disolusi hingga berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan
kadar sebanding dengan alikot. Buat larutan blangko baku.
dalam corong pisah 125 ml ketiga, berisi 50,0 ml
Media disolusi sebagai blangko. Pada masing-masing Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
corong pisah tambahkan 10 ml larutan jingga metil P Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
(2 dalam 10.000), campur, tambahkan 20,0 ml Kromatografi <931>.
kloroform P. Kocok secara mekanik dan simultan Dapar fosfat pH 7 Timbang lebih kurang 9,47 g
selama 10 menit. Pisahkan lapisan kloroform dan natrium fosfat dibasa anhidrat P, masukkan ke dalam
-1978-
Wadah penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. pH <1071> Antara 3,5 dan 4,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per
ml.
tertera klindamisin sulfat harus diproses lebih lanjut Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi syarat volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan
uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Klindamisin untuk Injeksi. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam µg klindamisin, C18H33ClN2O5S, dalam
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara zat yang digunakan dengan rumus:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. P WS rU
Dapar Encerkan 14 ml asam fosfat P dengan air
kualitas untuk KCKT hingga 4000 ml. Tambahkan WU rS
10 ml amonium hidroksida P dan atur pH hingga
3,90±0,05 dengan penambahan amonium hidroksida LP.
Larutan organik Campur asetonitril P dan metanol P P adalah potensi klindamisin dalam µg per mg
(900:100). Klindamisin Fosfat BPFI; WS adalah bobot dalam mg
Pengencer Campur Dapar dan Larutan organik Klindamisin Fosfat BPFI yang digunakan dalam
(80:20), awaudarakan. Larutan baku; WU adalah bobot dalam mg zat yang
Larutan A Campur Dapar dan Larutan organik digunakan dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
(920:80), awaudarakan. adalah respons puncak utama dari Larutan uji dan
Larutan B Campur Dapar dan Larutan organik Larutan baku.
(520:480), awaudarakan.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dan Larutan B seperti tertera pada Sistem
kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian Tambahan persyaratan:
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
Kromatografi <931>. injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang memerlukan proses lebih lanjut untuk pembuatan
22 mg Klindamisin Fosfat BPFI, tambahkan 10 ml sediaan injeksi.
Pengencer, kocok sesaat dan sonikasi selama 5 menit.
Dinginkan sampai suhu ruang.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 22 mg KLOKSASILIN NATRIUM
zat, tambahkan 10 ml Pengencer, kocok sesaat dan Cloxacillin Sodium
sonikasi selama 5 menit. Dinginkan sampai suhu ruang.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir
lebih kurang 1,2 ml per menit. Pertahankan suhu
kolom pada 40°. Kromatograf diprogram sebagai
berikut:
Mononatrium (2S,5R,6R)-6-[3-(o-klorofenil)-5-metil-
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi 4-isoksazol karboksamido]-3,3-dimetil-7-okso-4-tia-
(menit) (%) (%) 1-azabisiklo [3,2,0] heptan-2-karboksilat monohidrat
0 95,0 5,0 kesetimbangan [7081-44-9]
0–40 95,0→5,0 5,0→95,0 gradien linier
C19H17ClN3NaO5S.H2O BM 475,88
40–41 5,0→95,0 95,0→5,0 gradien linier
41–46 95,0 5,0 isokratik Anhidrat [642-78-4] BM 457,87
Baku pembanding Klomifen Sitrat BPFI; tidak kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
boleh dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk senyawa
<1031> Metode I pada saat akan digunakan. Simpan sejenis A klomifen, isomer-Z dan isomer-E berturut-
dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A turut adalah lebih kurang 0,9; 1,0 dan 1,2; resolusi, R,
Klomifen BPFI (C26H29NOHCl, BM 407,98); tidak antara senyawa sejenis A klomifen dan isomer-Z
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan tidak kurang dari 1,0 dan resolusi, R, antara isomer-Z
dalam wadah tertutup rapat. dan isomer-E tidak kurang dari 1,5. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Identifikasi kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa Nitrogen pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari
Organik <261>. 2000 lempeng teoritis untuk isomer-E; faktor ikutan
B. Spektrum serapan ultraviolet 20 g per ml tidak lebih dari 3,0 untuk isomer-E dan simpangan
dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
dan minimum pada panjang gelombang yang sama 2,0% untuk isomer-E dan isomer-Z.
seperti pada Klomifen Sitrat BPFI. Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
C. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti tertera pada kurang 50 l) Larutan uji ke dalam kromatograf,
Uji Identifikasi Umum <291>. rekam kromatogram dan ukur respons puncak.
Hitung persentase tiap cemaran dalam zat uji yang
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%. digunakan dengan rumus:
turut adalah lebih kurang 0,9, 1,0 dan 1,2; resolusi, R, BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah
antara senyawa sejenis A klomifen dan isomer-Z tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa sejenis B
tidak kurang dari 1,0 dan resolusi, R, antara isomer-Z Klonazepam BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan
dan isomer-E tidak kurang dari 1,5. Lakukan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Senyawa sejenis C Klonazepam BPFI; tidak boleh
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
pada Prosedur, efisiensi kolom tidak kurang dari terlindung cahaya dalam lemari pendingin.
2000 lempeng teoritis untuk isomer-E, faktor ikutan
tidak lebih dari 3,0 untuk isomer-E dan simpangan Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
2,0% untuk isomer-E dan isomer-Z. bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah bilangan gelombang yang sama seperti pada
volume sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku dan Klonazepam BPFI.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Tambahan persyaratan:
jumlah dalam mg klomifen sitrat, Jarak lebur <1021> Antara 237° dan 240°.
C26H28ClNO.C6H8O7, dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
r r lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
1000 C UE UZ
rSE rSZ Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
C adalah kadar Klomifen Sitrat BPFI dalam mg Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
per ml Larutan baku; rUE dan rUZ berturut-turut
adalah respons puncak dari Larutan uji untuk Tambahan persyaratan:
isomer-E dan isomer-Z; rSE dan rSZ berturut-turut Senyawa Sejenis C Klonazepam Tidak lebih dari
adalah respons puncak dari Larutan baku untuk 0,2%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
isomer-E dan isomer-Z. lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah Fase gerak Campuran aseton P- n-heptana P (3:2).
tertutup rapat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
Sejenis C Klonazepam BPFI, larutkan dalam aseton P
hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
KLONAZEPAM Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
Clonazepam larutkan dan encerkan dengan aseton P hingga kadar
lebih kurang 25 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
20 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi Fase gerak dan biarkan
Fase gerak merambat hingga lebih kurang tiga per
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
rambat dan biarkan kering. Semprot lempeng dengan
5-(o-Klorofenil)-1,3-dihidro-7-nitro-2H-1,4- asam sulfat 2 N, keringkan pada suhu 105° selama
benzodiazepin-2-on [1622-61-3] 15 menit. Semprot lempeng berturut-turut dengan
C15H10ClN3O3 BM 315,71 larutan natrium nitrit 0,01 M, larutan amonium
sulfamat 9 mM dan N-1-naftiletilendiamin
Klonazepam mengandung tidak kurang dari 98,0% dihidroklorida LP, keringkan lempeng dengan aliran
dan tidak lebih dari 102,0% C15H10ClN3O3, dihitung udara. Bandingkan intensitas setiap bercak dalam
terhadap zat yang telah dikeringkan. kromatogram: tidak ada bercak sekunder dari
Larutan uji yang lebih besar ukuran dan intensitasnya
Pemerian Serbuk kuning muda; bau lemah. dari bercak utama Larutan baku.
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut Tambahan persyaratan:
dalam aseton dan dalam kloroform; sukar larut dalam Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis A
etanol dan dalam eter. klonazepam dan senyawa sejenis B klonazepam tidak
lebih dari 0,1%; cemaran lain tidak lebih dari 0,2%
Baku pembanding Klonazepam BPFI; tidak boleh dan total cemaran tidak lebih dari 0,3%. Lakukan
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya. Senyawa sejenis A Klonazepam
-1983-
penetapan dengan Kromatografi cair kinerja tinggi 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L7 dan laju alir
seperti tertera pada Kromatografi <931>. lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
Dapar, Fase gerak, Pengencer, Larutan terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kesesuaian sistem, Larutan baku, Larutan uji dan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Sistem kromatografi, lakukan seperti tertera pada pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa sejenis A
Penetapan kadar. klonazepam, senyawa sejenis B klonazepam dan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih klonazepam berturut-turut adalah 2,2; 2,5 dan 1,0.
kurang 50 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, Resolusi, R, antara senyawa sejenis A klonazepam
rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. dan senyawa sejenis B klonazepam tidak kurang dari
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
dengan rumus: rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari
100 Pri 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Senyawa sejenis Senyawa dengan waktu retensi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
relatif 0,7 tidak lebih dari 0,8%; senyawa sejenis A rapat, tidak tembus cahaya, pada suhu ruang.
klonazepam tidak lebih dari 0,4%; senyawa sejenis B
klonazepam tidak lebih dari 1,0%; cemaran lain tidak
lebih dari 0,2% dan total cemaran lain tidak lebih dari KLORAL HIDRAT
0,5%. Chloral Hydrate
Dapar, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem,
Larutan baku, Larutan uji dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
Klonazepam.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
kurang 50 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf.
Rekam kromatogram dan ukur semua respons Kloral hidrat [302-17-0]
puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran C2H3Cl3O2 BM 165,40
dalam serbuk tablet dengan rumus:
-1985-
Kloral Hidrat mengandung tidak kurang dari 99,5% Tiap ml natrium hidroksida 1 N
dan tidak lebih dari 102,5% C2H3Cl3O2. setara dengan 165,4 mg C2H3Cl3O2
Pemerian Hablur tidak berwarna, transparan atau Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
putih; bau aromatis tajam dan sedikit asam; rasa
membakar dan agak pahit. Melebur pada lebih
kurang 55° dan perlahan-lahan menguap jika kena KLORFENIRAMIN MALEAT
udara. Chlorpheniramine Maleate
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam
minyak zaitun; mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Keasaman <1071> Larutan 5% dalam etanol P tidak Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau.
segera mengubah kertas lakmus biru P basah menjadi Larutan mempunyai pH antara 4 dan 5.
merah.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol
Klorida Tidak lebih dari 70 bpj; ke dalam larutan dan dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan
10% b/v dalam etanol P tambahkan beberapa tetes dalam benzen.
perak nitrat LP: kekeruhan yang terbentuk tidak
lebih kuat dari larutan pembanding yang Baku pembanding Klorfeniramin Maleat BPFI;
mengandung 0,10 ml asam klorida 0,020 N. tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Zat mudah terarangkan <411> Timbang 500 mg didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
zat masukkan ke dalam gelas ukur bersumbat kaca maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
yang telah dibilas dengan asam sulfat P. Tambahkan sama seperti pada Klorfeniramin Maleat BPFI.
5 ml asam sulfat P dan kocok dengan interval waktu
5 menit selama 1 jam. Pindahkan ke dalam tabung Jarak lebur <1021> Antara 130° dan 135°.
pembanding warna: warna campuran tidak lebih tua
dari Larutan padanan P. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Hilangkan persyaratan:
Cemaran senyawa organik mudah menguap Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
<471> Memenuhi syarat.
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0%. Lakukan
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti
kadar dua kali Larutan uji. tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Larutkan lebih kurang 200 mg zat
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 4 g dalam 5 ml metilen klorida P.
zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sesuai, larutkan dalam 10 ml air. Tambahkan 30,0 ml Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
natrium hidroksida 1 N LV, diamkan larutan selama dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca
2 menit, tambahkan beberapa tetes fenolftalein LP. 4 mm x 1,2 m yang berisi bahan pengisi 3% fase
Titrasi dengan cepat kelebihan basa dengan asam diam G3 pada partikel penyangga S1AB. Pertahankan
sulfat 1 N LV. Lakukan penetapan blangko. suhu kolom, injektor dan detektor berturut-turut pada
suhu lebih kurang 190°, 250° dan 250°.
-1986-
Gunakan helium P kering sebagai gas pembawa gelombang yang sama seperti pada Klorfeniramin
dengan mengatur laju alir hingga waktu retensi Maleat BPFI.
puncak utama 4 sampai 5 menit. Lakukan Disolusi <1231>
kromatografi terhadap Larutan uji, rekam Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,01 N
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Alat tipe 2: 50 rpm
pada Prosedur: faktor ikutan puncak klorfeniramin Waktu: 30 menit
maleat tidak lebih dari 1,8. Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 µl Larutan uji. C16H19ClN2.C4H4O4 yang terlarut dengan mengukur
Rekam kromatogram selama dua kali waktu retensi serapan alikot, jika perlu encerkan dengan Media
puncak klorfeniramin maleat dan ukur respons semua disolusi, dan serapan larutan Klorfeniramin Maleat
puncak. Jumlah respons relatif semua puncak kecuali BPFI dalam media yang sama pada panjang
puncak pelarut dan puncak asam maleat tidak lebih gelombang serapan maksimum lebih kurang 265 nm.
dari 2,0%. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C16H19CIN2.C4H4O4, dari
Hilangkan persyaratan: jumlah yang tertera pada etiket.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> Metode I Memenuhi syarat. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Larutan uji dan rS adalah respons puncak sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
klorheksidin dari Larutan baku A; CS adalah kadar seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
klorheksidin hidroklorida dalam µg per ml Larutan klorheksidin dan p-kloroanilin berturut-turut lebih
baku A; CU adalah kadar klorheksidin hidroklorida kurang 1,0 dan 1,3; resolusi, R, antara puncak
dalam µg per ml Larutan uji. klorheksidin dan p-kloroanilin tidak kurang dari 3;
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
p-Kloroanilin Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan tidak lebih dari 2,0% untuk klorheksidin dan 5,0%
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja untuk p-kloroanilin.
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan volume sama (lebih kurang 50 μl) Larutan baku dan
kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
seperti tertera pada Penetapan kadar. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Larutan baku Timbang saksama sejumlah persentase klorheksidin hidroklorida,
p-Kloroanilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan C22H30Cl2N10.2HCl, dalam zat dengan rumus:
Larutan A hingga kadar lebih kurang 1 µg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, rU CS 578,37
larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga 100
kadar lebih kurang 2 mg per ml. rS CU 625,55
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada klorheksidin dari Larutan uji dan Larutan baku;
Kromatografi <931>. CS adalah kadar Klorheksidin Asetat BPFI dalam µg
Larutan A Larutkan 27,6 g natrium fosfat per ml Larutan baku; CU adalah kadar klorheksidin
monobasa P dan 10 ml trietilamin P dalam 1500 ml hidroklorida dalam µg per ml Larutan uji; 578,37 dan
air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam 625,55 berturut-turut adalah bobot molekul
fosfat P, dan encerkan dengan air hingga 2000 ml. klorheksidin hidroklorida dan klorheksidin asetat.
Buat campuran asetonitril P dan larutan ini (3:7).
Larutan B Gunakan Asetonitril P. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A baik, tidak tembus cahaya.
dan Larutan B seperti tertera pada Sistem
kromatografi.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah KLOROKUIN FOSFAT
Klorheksidin Asetat BPFI, larutkan dalam Larutan A Chloroquine Phosphate
hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
sejumlah Klorheksidin Asetat BPFI dan
p-Kloroanilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan
.2H3PO4
Larutan A hingga kadar masing-masing berturut-turut
lebih kurang 50 µg per ml dan 1 µg per ml.
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Larutan A hingga kadar lebih kurang 50 µg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
7-Kloro-4-[[4-(dietilamino)-1-metilbutil]amino]
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kuinolin fosfat(1:2) [50-63-5]
dilengkapi dengan detektor 239 nm dan kolom
C18H26ClN3.2H3PO4 BM 515,86
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 yang telah
dideaktivasi basa dengan ukuran partikel 5 µm. Laju Klorokuin Fosfat mengandung tidak kurang dari
alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan suhu 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
kolom pada 40º. Kromatograf diprogram sebagai
C18H26ClN3.2H3PO4 dihitung terhadap zat yang telah
berikut:
dikeringkan.
Waktu Larutan A Larutan B Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih;
(menit) (%) (%) tidak berbau; pahit. Warna memudar perlahan jika
0 100 0 terkena cahaya. pH larutan lebih kurang 4,5.
9 100 0
10 45 55 Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut
15 45 55 dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
16 100 0
21 100 0
-1989-
Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan dilengkapi dengan detektor 224 nm dan kolom
pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam sebelum 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,2 ml
Hidroksiklorokuin Sulfat BPFI lakukan pengeringan per menit. Pertahankan suhu kolom pada 25°±5°.
pada suhu 105° selama 2 jam sebelum digunakan. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung system, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
cahaya. seperti pada Prosedur: waktu retensi relatif klorokuin
fosfat dan hidroksiklorokuin sulfat berturut-turut
Identifikasi adalah lebih kurang 1,0 dan 0,8; resolusi, R, antara
A. Menunjukkan reaksi seperti tertera pada kedua puncak tidak kurang dari 1,5; efisiensi kolom
Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>; gunakan untuk kedua zat tidak kurang dari 2000 lempeng
kloroform P sebagai pengganti karbondisulfida P. teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
100.000) dalam larutan asam klorida P (1 dalam lebih dari 2,0%.
1000) menunjukkan maksimum dan minimum pada Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
panjang gelombang yang sama seperti pada volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Klorokuin Fosfat BPFI: perbandingan serapan pada Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
329 nm dan 343 nm antara 1,00 dan 1,15. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram persentase klorokuin fosfat, C18H26ClN3.2H3PO4
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang dalam zat dengan rumus:
diperoleh pada Penetapan kadar.
rU CS
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; 100
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 16 jam. rS CU
Hilangkan persyaratan: rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
Cemaran senyawa organik mudah menguap Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
<471> Metode I Memenuhi syarat. Klorokuin Fosfat BPFI dalam mg per ml Larutan
Larutan uji dan Larutan baku Buat Larutan uji baku; CU adalah kadar zat dalam mg per ml Larutan uji.
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku
dengan kadar dua kali yang tertera. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. TABLET KLOROKUIN FOSFAT
Dapar Timbang saksama lebih kurang 13,6 g Chloroquine Phosphate Tablet
kalium fosfat monobasa P, larutkan dalam 2000 ml
air, tambahkan 2,0 ml asam perklorat P, campur. Tablet Klorokuin Fosfat mengandung Klorokuin
Atur pH hingga 2,5+0,5 dengan penambahan asam Fosfat, C18H26ClN3.2H3PO4, tidak kurang dari 93,0%
fosfat P. Saring melalui penyaring membran dengan dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera
porositas 0,45 µm. pada etiket.
Fase gerak Campuran Dapar-metanol P (78:22).
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Baku pembanding Klorokuin Fosfat BPFI; lakukan
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. pengeringan pada suhu 105° selama 16 jam sebelum
Larutan baku Timbang saksama sejumlah digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Klorokuin fosfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Amodiakuin hidroklorida BPFI, tidak boleh
air hingga kadar lebih kurang 0,15 mg per ml. dikeringkan sebelum digunakan, tetapkan kadar air
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, secara titrimetri pada saat akan digunakan. Simpan
masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, dalam wadah tertutup rapat.
larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih
kurang 0,15 mg per ml. Identifikasi
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama A. Larutan baku Timbang sejumlah Klorokuin
sejumlah Hidroksiklorokuin Sulfat BPFI dan Fosfat BPFI larutkan dalam air hingga kadar lebih
Klorokuin Fosfat BPFI, larutkan dan encerkan kurang 7,5 µg per ml.
dengan air hingga kadar klorokuin fosfat lebih kurang Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet,
0,15 mg dan kadar hidroksiklorokuin sulfat 0,015 mg larutkan dalam air hingga kadar setara dengan 7,5 µg
per ml. per ml dan saring.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Prosedur Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
-1990-
gelombang yang sama seperti pada Larutan baku. retensi relatif klorokuin fosfat dan amodiakuin
Perbandingan serapan ultraviolet Larutan uji pada hidroklorida berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,3;
panjang gelombang 329 nm dan 343 nm: antara 1,00 resolusi, R, antara kedua puncak tidak kurang dari
dan 1,15. 1,5; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan
B. Larutkan sejumlah serbuk tablet setara dengan baku relatif untuk kedua zat pada penyuntikan ulang
lebih kurang 20 mg zat dalam 20 ml air, saring. Ke tidak lebih dari 2,0%.
dalam filtrat tambahkan 5 ml trinitrofenol LP: Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
terbentuk endapan kuning. Saring dan cuci endapan volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
dengan air hingga air pencuci tidak berwarna. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Keringkan di atas silika gel P: residu akan melebur kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
antara 205º dan 210º. [Perhatian Senyawa pikrat persentase klorokuin fosfat, C18H26ClN3.2H3PO4
mudah meledak.] dalam serbuk tablet dengan rumus:
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang rU C S
diperoleh pada Penetapan kadar. 100
rS CU
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
Alat tipe 2: 100 rpm Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
Waktu: 45 menit Klorokuin Fosfat BPFI dalam mg per ml Larutan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah baku; CU adalah kadar zat dalam mg per ml Larutan uji.
C18H26ClN3.2H3PO4, yang terlarut dengan mengukur
serapan alikot, jika perlu encerkan dengan Media Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
disolusi, dan serapan larutan baku Klorokuin Fosfat
BPFI dalam pelarut yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 343 nm. KRIM KLOTRIMAZOL
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Clotrimazol Cream
kurang dari 75% (Q) C18H26ClN3.2H3PO4, dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Krim Klotrimazol mengandung Klotrimazol,
C22H17ClN2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi <931>.
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol
Dapar, Fase gerak, dan Larutan baku Lakukan
BPFI; tidak boleh dikeringkan; simpan dalam wadah
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
tertutup rapat, terlindung cahaya.
Klorokuin fosfat.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Identifikasi Waktu retensi puncak utama
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
tablet setara dengan lebih kurang 7,5 mg klorokuin
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
fosfat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Sonikasi selama 20 menit. Saring 10 ml larutan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
melalui penyaring nilon dengan porositas 0,2 µm,
Kromatografi <931>.
buang 4 ml filtrat pertama.
Dapar Timbang sejumlah kalium fosfat dibasa P,
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih
sejumlah Amodiakuin Hidroklorida BPFI dan
kurang 4,35 mg per ml.
Klorokuin Fosfat BPFI, larutkan dan encerkan
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar
dengan air hingga kadar masing-masing lebih kurang
(3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
0,15 mg per ml.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Perbandingan volume dapat diubah untuk
dilengkapi dengan detektor 224 nm dan kolom
mendapatkan resolusi yang diinginkan].
4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,2 ml
Klotrimazol BPFI, larutkan dan encerkan dengan
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
Klotrimazol BPFI dan Senyawa sejenis A Klotrimazol
-1991-
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar (3:1), terhadap testosteron propionat dari Larutan uji dan
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Larutan baku.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku internal Timbang lebih kurang rapat, pada suhu antara 2º dan 30º.
66 mg testosteron propionat, masukkan ke dalam
labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 75 ml metanol P,
encerkan dengan Larutan kalium fosfat dibasa TABLET VAGINAL KLOTRIMAZOL
sampai tanda. Clotrimazol Vaginal Tablet
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
50 mg Klotrimazol BPFI, masukkan ke dalam labu Tablet Vaginal Klotrimazol mengandung
tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Larutan baku Klotrimazol, C22H17ClN2, tidak kurang dari 90,0%
internal, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah pada etiket.
Senyawa Sejenis A Klotrimazol BPFI, larutkan dalam
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. Baku pembanding Klotrimazol BPFI; tidak boleh
Pipet 12 ml larutan ke dalam labu tentukur 25-ml, dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
tambahkan 4 ml Larutan kalium fosfat dibasa dan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Klotrimazol
3 ml Larutan baku, encerkan dengan Fase gerak BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan;
sampai tanda. simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Larutan uji Pipet sejumlah volume larutan topikal cahaya.
setara dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol ke
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Larutan baku internal, encerkan dengan Fase gerak Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
sampai tanda. Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Fase gerak Masukkan 200 ml eter P ke dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi bejana kromatografi, letakkan gelas kimia yang berisi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 25 ml amonium hidroksida P di dalamnya, tutup
pelindung 2,1 mm × 6 cm berisi bahan pengisi L7 bejana dan biarkan sampai terjadi kesetimbangan
dengan ukuran partikel 10 µm dan kolom analitik selama 2 jam.
3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan Penampak bercak Larutkan 3 g bismut subnitrat
ukuran partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml dan 30 g kalium iodida dalam 10 ml larutan asam
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan klorida P (1 dalam 4) encerkan dengan air hingga
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons 100 ml, campur. Pipet 10 ml larutan tambahkan 5 ml
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi larutan asam klorida P (1 dalam 4), encerkan dengan
relatif senyawa sejenis A klotrimazol dan klotrimazol air hingga 200 ml, campur.
berturut-turut adalah 0,9 dan 1,0. Resolusi, R, antara Larutan baku Timbang sejumlah Klotrimazol
senyawa sejenis A klotrimazol dan klotrimazol tidak BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga kadar 5 mg
kurang dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap per ml.
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons Larutan uji Timbang sejumlah serbuk halus tablet
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi setara dengan lebih kurang 50 mg klotrimazol,
relatif klotrimazol dan testosteron propionat berturut- masukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 ml bertutup
turut adalah 1,0 dan 1,5 dan simpangan baku relatif ulir dan masukkan 10 ml kloroform P kocok kuat
pada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%. selama 2 menit, sentrifus sampai jernih. [Catatan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Beningan mungkin masih sedikit keruh].
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam 20 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
jumlah dalam mg klotrimazol, C22H17ClN2, dalam kromatografi yang berisi Fase gerak dan biarkan
tiap ml larutan topikal dengan rumus: merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
C R biarkan kering di udara. Amati lempeng di bawah
50 U
V RS
cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Semprot
lempeng dengan Penampak bercak: bercak utama
C adalah kadar Klotrimazol BPFI dalam mg per ml
Larutan baku dan Larutan uji berwarna jingga.
Larutan baku; V adalah volume dalam ml larutan
topikal yang digunakan; RU dan RS berturut-turut
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 20 menit.
adalah perbandingan respons puncak klotrimazol
-1993-
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, mudah pengaduk: terbentuk hablur kokain dan beningan
larut dalam etanol; larut dalam kloroform dan dalam jernih.
gliserin; tidak larut dalam eter.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Baku pembanding Kokain Hidroklorida BPFI; 500 mg zat, larutkan dalam campuran 40 ml asam
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama asetat glasial P dan 10 ml raksa(III) asetat LP.
3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Tambahkan 2 tetes merah kuinaldin LP dan titrasi
tertutup rapat, terlindung cahaya. dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan
penetapan blangko.
Identifikasi
A. Memenuhi syarat seperti tertera pada Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>, setara dengan 33,98 mg C17H21NO4.HCl
menggunakan natrium karbonat LP sebagai pengganti
natrium hidroksida 1 N. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
B. Ke dalam 5 ml larutan (1 dalam 50) tambahkan baik, tidak tembus cahaya.
5 tetes larutan kromium trioksida P (1 dalam 20):
terbentuk endapan kuning yang segera larut kembali
jika dikocok perlahan-lahan. Tambahkan 1 ml asam Tambahan monografi
klorida P: terbentuk hablur jingga yang mantap. RESIN KOLESTIRAMIN
C. Ke dalam larutan lebih kurang 10 mg zat dalam Cholestyramine resin
2 tetes air tambahan 1 ml kalium permanganat 0,1 N:
terbentuk hablur ungu, kelihatan ungu kecoklatan
bila dikumpulkan pada penyaring, dan mempunyai Kolestiramin [11041-12-6]
sifat khas, berkelompok membentuk hablur merah
ungu dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran Resin Kolestiramin adalah suatu resin penukar anion
lemah. basa kuat dalam bentuk klorida, mengandung
D. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera kopolimer stirendivinilbenzen dengan gugus
pada Uji Identifikasi Umum <291>. fungsional amonium kuartener. Tiap gram penukar
anion tidak kurang dari 1,8 gram dan tidak lebih dari
Rotasi jenis <1081> Antara -71º dan -73º; dihitung 2,2 gram natrium glikokolat, dihitung terhadap zat
terhadap zat yang telah dikeringkan di atas silika gel P yang telah dikeringkan.
selama 3 jam; lakukan penetapan menggunakan
larutan yang mengandung setara 20 mg per ml. Pemerian Serbuk halus; putih sampai kekuning-
kuningan; higroskopis; tidak berbau atau tidak lebih
Keasaman Larutkan 500 mg zat dalam 10 ml air, dari bau amina lemah.
tambahkan 1 tetes merah metil LP dan titrasi dengan
natrium hidroksida 0,020 N LV: diperlukan tidak Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol,
lebih dari 0,50 ml hingga menjadi warna kuning. dalam kloroform, dan dalam eter.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; Baku pembanding Resin Kolestiramin BPFI;
lakukan pengeringan diatas silika gel P selama 3 jam. lakukan pengeringan yang sesuai di atas fosfor
pentaoksida P pada tekanan tidak lebih dari 50 mmHg,
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. pada suhu 70º selama 16 jam sebelum digunakan.
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
zat dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
lebih intensif dari Larutan padanan F. telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
Kokain-sinamil dan zat mereduksi lainnya Ke bilangan gelombang yang sama seperti pada Resin
dalam 5 ml larutan zat (1 dalam 50) tambahkan Kolestiramin BPFI.
0,3 ml asam sulfat 1 N dan 0,10 ml kalium
permanganat 0,10 N: terjadi warna ungu yang tidak pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0, dalam bubur (1 dalam 100).
hilang dalam dalam waktu 30 menit.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%;
Kokain-isoatropil Encerkan 5 ml larutan zat lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
(1 dalam 50) dengan 80 ml air dalam gelas piala, tekanan tidak lebih dari 50 mmHg, pada suhu 70º
tambahkan 0,2 ml amonium hidroksida 6 N, aduk selama 16 jam.
kuat selama 5 menit, dan sesekali goreskan pada
dinding bagian dalam gelas piala dengan batang Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
-1997-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Tambahkan dengan pengadukan 2 ml asam nitrat P,
dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV, tetapkan
Amina kuartener yang dapat terdialisa Tidak lebih titik akhir secara potensiometrik dengan
dari 0,05% dihitung sebagai benziltrimetilamonium menggunakan sistem elektrode perak-kaca. Lakukan
klorida. penetapan blangko.
Dapar pH 9,2 Timbang 3,80 g natrium borat P,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan Tiap ml perak nitrat 0,1 N
dan encerkan dengan air sampai tanda. setara dengan 3,545 mg Cl
Larutan biru bromotimol Timbang masing-masing
150 mg biru bromotimol P dan 405 mg natrium Kapasitas penukar ion Lakukan penetapan dengan
karbonat P, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Pipet 1,0 ml larutan Fase gerak Buat campuran kalium fosfat
benziltrimetilamonium klorida P 60%, encerkan monobasa 0,08 M-asetonitril P (65:35) yang telah
secara bertahap dengan air hingga diperoleh kadar disaring dan diawaudarakan. Atur pH hingga pH 3,0
0,2±0,01 mg per ml [Catatan larutan dibuat segar]. dengan penambahan asam fosfat P. Jika perlu
Potong tabung dialisis selulosa sepanjang 20-25 cm lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
untuk bobot molekul 6.000-14.000 dan lebar lempeng seperti tertera pada Kromatografi <931>.
kering 5-9 cm, masukkan ke dalam air sampai lunak, Dapar kalium fosfat Timbang masing-masing lebih
tutup salah satu ujungnya. Pipet 5,0 ml Larutan baku, kurang 4 g kalium fosfat monobasa P dan 12 g
masukkan ke tabung, tambahkan 5 ml air, dan tutup kalium fosfat dibasa P ke dalam labu tentukur
ujung yang terbuka, masukkan tabung dalam bejana 1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan air sampai
yang sesuai berisi 100 ml air sehingga seluruh tabung tanda dan homogenkan.
terendam dalam air. Aduk cairan selama 16 jam Larutan natrium glikokolat Timbang lebih kurang
sampai terjadi dialisis. 15 g natrium glikokolat, masukkan ke labu tentukur
Larutan uji Potong tabung dialisis selulosa 500-ml, larutkan dan encerkan dengan Dapar kalium
sepanjang 20-25 cm, untuk bobot molekul fosfat sampai tanda.
6.000-14.000 dan lebar lempeng kering 5-9 cm, Larutan pembanding Pipet 4,0 ml Larutan natrium
masukkan ke dalam air sampai lunak, tutup salah satu glikokolat, masukkan ke labu tentukur 100-ml, dan
ujung tabung. Timbang 2±0,01 g zat, masukkan ke encerkan dengan air sampai tanda.
dalam tabung secara hati-hati hingga tidak ada yang Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
menempel pada bagian atas dinding tabung, 100 mg Resin Kolestiramin BPFI. Masukkan ke labu
tambahkan 10 ml air, tutup ujung yang terbuka, Erlenmeyer 25 ml. Pipet 15,0 ml Larutan natrium
masukkan tabung ke dalam bejana yang sesuai berisi glikokolat ke dalam labu Erlenmeyer dan kocok
100 ml air sehingga seluruh tabung terendam dalam secara mekanik selama 2 jam. Pindahkan isi labu ke
air. Aduk cairan selama 16 jam sampai terjadi tabung sentrifuga dan sentrifus selama 15 menit.
dialisis. Pindahkan 5,0 ml beningan ke labu tentukur 50-ml
Prosedur Pipet secara terpisah sejumlah volume dan encerkan dengan air sampai tanda.
sama (lebih kurang 5 ml) Larutan baku, Larutan uji Larutan kesesuaian sistem Buat masing-masing
dan air sebagai blangko ke dalam masing-masing larutan natrium glikokolat lebih kurang 0,6 mg per ml
corong pisah. Tambahkan berturut-turut 5 ml Dapar dan larutan asam taurodeoksikolat lebih kurang
pH 9,2, 1 ml Larutan biru bromotimol dan 10 ml 0,3 mg per ml.
kloroform P pada masing-masing corong pisah. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
Kocok kuat masing-masing corong pisah selama zat dan masukkan ke labu Erlenmeyer 25 ml. Pipet
1 menit, biarkan lapisan memisah hingga diperoleh 15,0 ml Larutan natrium glikokolat ke dalam labu
fase kloroform yang jernih dan dikumpulkan dalam Erlenmeyer dan kocok secara mekanik selama 2 jam.
labu tentukur 25-ml yang terpisah. Ulangi ekstraksi Pindahkan isi ke tabung sentrifuga dan sentrifus
dengan 10 ml kloroform P dan kumpulkan dengan selama 15 menit. Pindahkan 5,0 ml beningan ke labu
ekstrak pertama. Encerkan masing-masing larutan tentukur 50-ml dan encerkan dengan air sampai
dengan kloroform P sampai tanda, bila perlu kocok. tanda.
Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
420 nm, menggunakan blangko: serapan Larutan uji dilengkapi dengan detektor 214 nm dan kolom
tidak lebih besar dari serapan Larutan baku. 3,9 mm × 30 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
Klorida Tidak kurang dari 13,0% dan tidak lebih dari terhadap Larutan kesesuaian sistem. Rekam
17,0% Cl, dihitung terhadap zat yang telah kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang 750 mg pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak natrium
zat, tambahkan 100 ml air dan 50 mg kalium nitrat P. glikokolat dan asam taurodeoksikolat tidak kurang
-1998-
dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Larutan baku Sulfametoksazol Timbang saksama
pembanding, rekam kromatogram dan ukur respons sejumlah Sulfametoksazol BPFI, larutkan dalam
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan metanol P hingga kadar 2 mg per ml.
puncak analit tidak lebih dari 2,5 dan simpangan Prosedur Totolkan secara terpisah masing- masing
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5 µl Larutan uji, Larutan baku trimetoprim, Larutan
1,5%. baku sulfametoksazol pada lempeng kromatografi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah silika gel P, keringkan dengan aliran udara hangat.
volume sama (lebih kurang 50 l) Larutan Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi
pembanding, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam yang dijenuhkan dengan Fase gerak kloroform P-
kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons isopropil alkohol P-dimetilamina P (6:5:1). Biarkan
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, natrium merambat tiga per empat tinggi lempeng, angkat
glikokolat yang diserap tiap g resin dengan rumus: lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara
dan amati dibawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf
M 2,5rR rU WS bercak trimetoprim dan sulfametoksazol yang
2,5rR rS WU diperoleh dari Larutan uji sama dengan harga Rf yang
diperoleh dari Larutan baku yang sesuai berturut-turut
lebih kurang 0,3 dan lebih kurang 0,5.
M adalah bobot natrium glikokolat dalam mg yang
diserap tiap g Resin Kolestiramin BPFI; rR, rU, dan rS Disolusi <1231>
berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N.
pembanding, Larutan uji, dan Larutan baku; Alat tipe 2: 75 rpm.
WU adalah bobot resin kolestiramin dalam mg yang Waktu: 60 menit.
digunakan untuk Larutan uji, dihitung terhadap zat Prosedur Lakukan penetapan jumlah
yang telah dikeringkan, dan WS adalah bobot Resin sulfametoksazol (C10H11N3O3) dan trimetoprim
Kolestiramin BPFI dalam mg yang digunakan untuk (C14H18N4O3) yang terlarut seperti tertera pada
Larutan baku. Penetapan kadar, jika perlu lakukan penyesuaian
volumetrik seperti pada Kromatografi <931>. Hitung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. persentase masing-masing zat aktif yang terlarut
dengan membandingkan respons puncak yang
diperoleh dari alikuot dengan respons puncak dari
Hilangkan monografi komponen yang sesuai yang diperoleh dari larutan
TABLET KOTRIMOKSAZOL baku.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
TABLET SULFAMETOKSAZOL DAN
kurang dari 70% (Q) C10H11N3O3 dan C14H18N4O3,
TRIMETOPRIM dari jumlah yang tertera pada etiket.
Cotrimoxazole Tablet
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Tablet Kotrimoksazol mengandung Sulfametoksazol,
C10H11N3O3 dan Trimetoprim, C14H18N4O3, tidak Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
jumlah yang tertera pada etiket. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 1400 ml air, 400 ml
Baku pembanding Trimetoprim BPFI; lakukan asetonitril P dan 2,0 ml trietilamina P dalam labu
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105° tentukur 2000-ml. Biarkan hingga suhu kamar dan
selama 4 jam sebelum digunakan. Sulfametoksazol atur pH hingga 5,9±0,1 menggunakan natrium
BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 hidroksida 0,2 N atau larutan asam asetat glasial P (1
jam sebelum digunakan. dalam 100). Encerkan dengan air sampai tanda,
saring melalui membran 0,45 µm. Jika perlu lakukan
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk halus tablet Larutan baku Timbang saksama sejumlah
setara dengan 4 mg trimetoprim ke dalam labu Trimetoprim BPFI dan Sulfametoksazol BPFI,
tentukur 10-ml, tambahkan 8 ml metanol P, larutkan dalam metanol P, encerkan secara
hangatkan selama beberapa menit di atas tangas uap kuantitatif dalam metanol P hingga kadar masing-
sambil sering dikocok. Dinginkan, encerkan dengan masing lebih kurang 0,32 mg per ml dan lebih kurang
metanol P sampai tanda, sentrifus sebentar. 0,32 J mg per ml. (J adalah perbandingan jumlah
Larutan baku trimetoprim Timbang saksama dalam mg sulfametoksazol yang tertera pada etiket
sejumlah Trimetoprim BPFI, larutkan dalam metanol P terhadap jumlah dalam mg trimetoprim yang tertera
hingga kadar 0,4 mg per ml. pada etiket dalam sediaan). Pipet 5 ml larutan ke
-1999-
warna kuning kehijauan yang berubah menjadi hijau Penetapan kadar Sebelum melakukan penetapan
kebiruan yang menyebar ke lapisan atas. kadar, masukkan zat uji dan zat baku dalam desikator
berisi larutan jenuh kalium tiosianat P selama 24 jam.
Kejernihan larutan Harus jernih; lakukan penetapan Lakukan Penetapan kadar terlindung cahaya.
menggunakan larutan 2,0% dalam metanol P. Timbang saksama secara terpisah 50 mg zat uji dan
zat baku, larutkan masing-masing dalam etanol P
Warna dan Akromisitas <1291>Metode III Warna hingga diperoleh larutan 50,0 ml, encerkan 5,0 ml
larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W7, dengan etanol P hingga 100,0 ml. Pada 5,0 ml larutan
lakukan penetapan menggunakan larutan 2% dalam tambahkan 3,0 ml trinitrofenol basa LP, biarkan di
metanol P. atas tangas air pada suhu 19-21 selama 40 menit.
Ukur serapan larutan pada panjang gelombang
Rotasi jenis <1081> Antara +32,0 dan +35,5; lakukan serapan maksimum 484 nm, menggunakan campuran
penetapan menggunakan larutan 2% dalam metanol P. 5,0 ml etanol P dan 3,0 ml trinitrofenol basa LP.
Hitung kandungan C49H76O20 dari serapan yang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 7,5%; diukur bersamaan, menggunakan Lanatosid C BPFI,
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada dengan memperhatikan hasil dari Susut pengeringan.
suhu 100-105 pada tekanan 11,14-18,57 mmHg
sampai bobot tetap, mengunakan 500 mg zat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dari kaca
kedap udara, terisi baik, terlindung cahaya; simpan di
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; tempat dengan suhu tidak lebih dari 10.
lakukan penetapan menggunakan residu dari Susut
pengeringan.
Tambahan monografi
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis INJEKSI LIDOKAIN HIDROKLORIDA
seperti tertera pada Kromatografi <931>. DAN DEKSTROSA
Penjerap Campuran silika gel G Lidocaine Hydrochloride and Dextrose
Fase gerak Campuran toluen P-etanol P
Injection
diklorometan P-air (60:30:20:1).
Larutan 1 Timbang sejumlah zat larutkan dalam
Injeksi Lidokain Hidroklorida dan Dekstrosa adalah
metanol P hingga kadar 2,0%.
larutan steril lidokain hidroklorida dan dekstrosa
Larutan 2 Timbang sejumlah zat larutkan dalam
dalam Air untuk Injeksi. Mengandung Lidokain
metanol P hingga kadar 0,2%.
Hidroklorida, C14H22N2O.HCl, dan Dekstrosa,
Larutan 3 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI
C6H12O6.H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,2%.
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan 4 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,030%.
Baku pembanding Lidokain BPFI; keringkan di atas
Larutan 5 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI
silika gel selama 24 jam sebelum digunakan, simpan
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,020%.
dalam wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI;
Larutan 6 Timbang sejumlah Lanatosida C BPFI
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
larutkan dalam metanol P hingga kadar 0,010%.
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Prosedur Totolkan sepanjang 10 mm masing-
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
masing 5 l dari enam larutan di atas, pada lempeng waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
larutan, dalam lemari pendingin.
kromatografi berisi Fase gerak dan biarkan
merambat 15 cm di atas garis penotolan. Angkat
Identifikasi
lempeng, keringkan dengan aliran udara dingin dan A. Masukkan sejumlah volume injeksi setara
masukkan kembali ke dalam bejana dengan arah yang dengan lebih kurang 300 mg lidokain hidroklorida ke
sama. Angkat lempeng, keringkan dengan aliran
dalam corong pisah, tambahkan 2 ml natrium
udara dingin selama 5 menit, semprot dengan asam
hidroksida 2 N, dan ekstraksi empat kali, tiap kali
sulfat P 5% dalam etanol P dan panaskan pada suhu
dengan 15 ml kloroform P, kumpulkan ekstrak dan
140 selama 15 menit. Amati di bawah cahaya biasa. uapkan dengan aliran udara hangat sampai kering.
Pada kromatogram, setiap pita bercak lain selain pita Larutkan residu dalam heksana P, uapkan heksana
bercak utama yang diperoleh dari Larutan 1 tidak dengan bantuan udara hangat dan keringkan residu di
lebih intensif dari pita bercak yang diperoleh dari atas silika gel selama 24 jam: spektrum serapan
Larutan 4, tidak lebih dari 3 pita bercak lebih intensif inframerah residu yang didispersikan dalam kalium
dari pita bercak yang diperoleh dari Larutan 6 dan bromida P menunjukkan maksimum hanya pada
tidak lebih intensif dari pita bercak dari Larutan 5. bilangan gelombang yang sama seperti pada Lidokain
BPFI.
-2001-
B. Tambahkan beberapa tetes larutan zat (1 dalam dan ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 15 ml kloroform P,
20) pada 5 ml tembaga(II) tartrat alkali LP panas: kumpulkan ekstrak dan uapkan dengan aliran udara
terbentuk endapan merah tembaga oksida. hangat sampai kering. Larutkan residu dalam heksana P,
keringkan dengan bantuan udara hangat dan
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih keringkan residu dalam vakum di atas silika gel
dari 1,1 unit Endotoksin FI per mg lidokain selama 24 jam: Lakukan seperti tertera pada
hidroklorida. Identifikasi A dalam Lidokain.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Injeksi.
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,0.
Penetapan kadar lidokain hidroklorida Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar Lidokain Penetapan kadar Timbang saksama 10-15 ml air
Hidroklorida dalam Injeksi Lidokain dan Epinefrin. mengandung gel setara dengan lebih kurang 20-30
mg lidokain hidroklorida, masukkan ke dalam corong
Penetapan kadar dektrosa Lakukan penetapan pisah, campur hingga gel tercampur sempurna,
rotasi optik pada tabung polarimeter yang sesuai tambahkan 1 ml amonium hidroklorida 6 N, dan
seperti tertera pada Rotasi optik <1081>. Hitung ekstraksi 4 kali, tiap kali dengan 20 ml kloroform P,
persentase dalam g per 100 ml, dekstrosa, kumpulkan ekstrak dan uapkan dengan aliran udara
C6H12O6.H2O, dengan rumus: hangat sampai kering. Tambahkan 25,0 ml asam
sulfat 0,01 N LV sesaat sebelum sisa kloroform
100 198 ,17 AR terakhir menguap. Uapkan sisa kloroform dan titrasi
52 ,9 180 ,16 kelebihan asam dengan natrium hidroksida 0,01N
LV. Tetapkan titik akhir secara potensiometrik.
100 adalah persentase; 52,9 adalah nilai tengah rotasi Tiap ml asam sulfat 0,01 N
jenis dekstrosa anhidrat dalam derajat, 198,17 dan setara dengan 2,708 mg C14H22N2O.HCl
180,16 berturut-turut adalah bobot molekul dekstrosa
monohidrat dan bobot molekul dekstrosa anhidrat; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
A adalah 100 mm dibagi panjang tabung polarimeter
dalam mm; R adalah rotasi yang teramati dalam
derajat. LINKOMISIN HIDROKLORIDA
Lincomysin Hydrochloride
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tunggal, dari kaca atau plastik. Wadah kaca CH3
CH3
HOCH
sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II.
N CONHCH
O . HCl . H2O
HO
CH3CH2CH2
OH
Tambahan monografi H
SCH3
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam tambahkan sejumlah volume Fase gerak. Kocok
dimetilformamida; sangat sukar larut dalam aseton. dengan pengocok mekanik selama 5 menit, dan jika
perlu lakukan sonikasi. Tambahkan Fase gerak
Baku pembanding Linkomisin Hidroklorida BPFI; sampai tanda.
tidak boleh dikeringkan. Ini adalah bentuk Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
monohidrat dari linkomisin hidroklorida. Simpan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya pada dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
tempat dingin. Endotoksin BPFI;[Catatan Bersifat 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7, dengan
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati ukuran partikel 5 m. Pertahankan suhu kolom pada
untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi semua 46. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pendingin. pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,3;
efisiensi kolom tidak kurang dari 4000 lempeng
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang teoritis dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sama seperti pada Linkomisin Hidroklorida BPFI. volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Rotasi jenis <1081> Antara +135 dan +150; kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu
lakukan penetapan menggunakan larutan yang retensi relatif linkomisin B dan linkomisin lebih
mengandung 20 mg per ml. kurang 0,5 dan 1,0. Hitung jumlah linkomisin dalam
g, C18H34N2O6S, dalam linkomisin hidroklorida
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. yang digunakan dengan rumus:
Pemerian Serbuk hablur; putih. Meleleh pada lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kurang 160º dengan peruraian. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7 dan ukuran
dalam metanol; praktis tidak larut dalam etanol, partikel 5 m, pertahankan suhu kolom pada 50° dan
dalam aseton, dalam asetonitril dan dalam kloroform. laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Baku pembanding Lisinopril BPFI dalam bentuk kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dihidrat. Tidak boleh dikeringkan. Tetapkan kadar air pada Prosedur: efisiensi kolom dari puncak analit
secara titrasi pada saat digunakan untuk analisis tidak kurang dari 180 lempeng teoritis; faktor ikutan
kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup rapat. puncak tidak lebih dari 1,7 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Identifikasi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
A. Spektrum serapan inframerah zat yang volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
sama seperti pada Lisinopril BPFI. jumlah dalam mg, lisinopril, C21H31N3O5, dalam zat
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram yang digunakan dengan rumus:
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar. r
100C U
Rotasi jenis <1081> Antara -115,3º dan -122,5º rS
( 405 nm); lakukan penetapan menggunakan larutan
10 mg zat per ml dalam Zink asetat 0,25 M. C adalah kadar Lisinopril BPFI dalam mg per ml
Zink asetat 0,25 M Campur 600 ml air dengan Larutan baku, dihitung terhadap zat anhidrat; rU dan
150 ml asam asetat glasial P dan 54,9 g zink asetat P, rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
aduk sampai zink asetat larut. Selama diaduk, dan Larutan baku.
tambahkan 150 ml amonium hidroksida P, dinginkan
sampai suhu ruang dan atur pH hingga 6,4 dengan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
penambahan amonium hidroksida P. Masukkan
larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-ml dan
encerkan dengan air sampai tanda. LOPERAMIDA HIDROKLORIDA
Loperamide Hydrocloride
Air <1071> Metode I Antara 8,0% dan 9,5%.
Baku pembanding Loperamida Hidroklorida BPFI; kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah kromatografi yang berisi Fase gerak, biarkan
tertutup rapat, terlindung cahaya. merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan
Identifikasi biarkan Fase gerak menguap di udara. Paparkan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah lempeng dengan uap iodum. Harga Rf, warna dan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, intensitas bercak Larutan uji sesuai dengan bercak
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Larutan baku, dan tidak terdapat bercak lain.
gelombang yang sama seperti pada Loperamida
Hidroklorida BPFI. Penetapan kadar
B. Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat, Asam asetat netral Larutkan 10 mg -naftolbenzeina P
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P, dan titrasi dengan
dalam lebih kurang 50 ml isopropil alkohol P, asam perkorat 0,1 N LV hingga terjadi warna hijau,
tambahkan 10 ml asam klorida 0,1 N, encerkan volume titran dapat diabaikan.
dengan isopropil alkohol P sampai tanda, campur. Prosedur Timbang saksama lebih kurang 375 mg
Ukur segera spektrum serapan ultraviolet larutan zat, larutkan dalam 25 ml Asam asetat netral dan
pada panjang gelombang antara 250 nm dan 300 nm. tambahkan 10 ml larutan raksa(II) asetat P (dibuat
Spektrum serapan ultraviolet larutan menunjukkan dengan melarutkan 1 g raksa(II) asetat P dalam 33 ml
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang Asam asetat netral). Titrasi dengan asam perklorat
sama seperti pada Loperamida Hidroklorida BPFI. 0,1 N LV hingga terjadi warna hijau yang sama
seperti warna Asam asetat netral. Lakukan penetapan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; blangko.
lakukan pengeringan pada suhu 80 selama 4 jam.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. setara dengan 51,35 mg C29H33ClN2O2.HCl
Klorida Antara 13,52% dan 14,20%. Timbang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
saksama lebih kurang 13 mg zat, lakukan penetapan baik.
seperti tertera pada Pembakaran dengan Labu
Oksigen <501>, menggunakan campuran 10 ml
natrium hidroksida 0,02 N dan 2 tetes hidrogen LORAZEPAM
peroksida P 30% sebagai larutan penyerap. Jika Lorazepam
pembakaran telah sempurna dan gas hasil
pembakaran telah terserap, cuci tutup, tempat contoh
dan dinding bagian dalam labu dengan 50 ml
isopropil alkohol P. Tambahkan 4 ml asam nitrat 0,1 N
dan titrasi dengan raksa(II) nitrat 0,01 N LV
menggunakan indikator difenilkarbazon LP.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku dan
terlindung cahaya. Senyawa sejenis C Lorazepam Enceran larutan baku A dan B: jumlah intensitas
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, semua bercak lain selain bercak utama yang
simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung diperoleh dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%.
cahaya. Senyawa sejenis D Lorazepam BPFI; tidak B. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam 50 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 10
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa ml, tambahkan 2,5 ml aseton P, kocok, biarkan
sejenis E Lorazepam BPFI; tidak boleh dikeringkan mengendap, gunakan beningan.
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
rapat dan terlindung cahaya. Sejenis B Lorazepam BPFI, larutkan dalam aseton P
hingga kadar 10 g per ml.
Identifikasi Prosedur Totolkan secara terpisah 50 l Larutan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang uji dan 10 l Larutan baku pada Penjerap. biarkan
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukan bercak kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang kromatografi yang dijenuhkan dengan Fase gerak,
sama seperti pada Lorazepam BPFI. biarkan merambat tidak kurang dari 10 cm di atas
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram titik penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang biarkan kering di udara. Semprot tipis dengan asam
diperoleh pada Penetapan kadar. sulfat 2 N, keringkan pada suhu 105 selama
15 menit dan semprot berturut-turut dengan larutan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; natrium nitrit P (1 dalam 1000), larutan amonium
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam. sulfamat P (1 dalam 200) dan larutkan N-(1-naftil)
etilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000),
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%. keringkan lempeng dengan aliran udara setiap kali
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. setelah penyemprotan. Amati lempeng di bawah
cahaya tampak: bercak yang diperoleh dari Larutan
Hilangkan persyaratan: uji tidak lebih besar intensitas dan ukurannya dari
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis bercak utama dengan harga Rf sama yang diperoleh
seperti tertera pada Kromatografi <931>. dari Larutan baku, setara dengan tidak lebih dari
Fase gerak Campuran kloroform P-dioksan P- 0,01% senyawa sejenis B lorazepam.
asam asetat glasial P (91:5:4)
Penjerap Lempeng kromatografi silika gel P Tambahan persyaratan:
setebal 0,25 mm yang sebelumnya telah dicuci Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara
dengan campuran kloroform P-etil asetat P-metanol P Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
(2:1:1) Kromatografi <931>.
A. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Fase gerak dan Pengencer Lakukan seperti pada
larutkan dalam kloroform P hingga kadar lebih Penetapan kadar.
kurang 2 mg per ml. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Larutan identifikasi Timbang saksama sejumlah Lorazepam BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Lorazepam BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga Pengencer hingga kadar 32 µg per ml.
kadar 2 mg per ml. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa larutkan dan encerkan secara kuantitatif, jika perlu
Sejenis A Lorazepam BPFI, larutkan dalam bertahap dengan Pengencer hingga kadar lebih
kurang 3,2 mg per ml.
kloroform P hingga kadar 20 g per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
Enceran larutan baku A dan B Encerkan sejumlah
sejumlah Lorazepam BPFI, Senyawa sejenis A
volume Larutan baku dengan kloroform P hingga
Lorazepam BPFI, Senyawa sejenis B Lorazepam
kadar masing-masing 10 g dan 4 g per ml.
BPFI, Senyawa sejenis C Lorazepam BPFI, Senyawa
Prosedur Tidak lebih dari 30 menit setelah
sejenis D Lorazepam BPFI dan Senyawa sejenis E
pembuatan, totolkan secara terpisah masing-masing
Lorazepam BPFI larutkan dalam Pengencer hingga
50 l Larutan uji, Larutan identifikasi, Larutan baku, kadar lebih kurang 3,2 mg per ml Lorazepam BPFI
Enceran larutan baku A dan Enceran larutan baku B dan masing-masing 32 µg per ml untuk Senyawa
pada Penjerap dan biarkan bercak kering. Masukkan sejenis A, B, C, D,dan E.
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang Sistem kromatografi Lakukan seperti pada
dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
2-3 cm dari batas atas lempeng. Angkat lempeng Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan
tandai batas rambat dan biarkan mengering selama ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
30 menit. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet identifikasi puncak menggunakan waktu retensi
254 nm. Bandingkan intensitas tiap bercak lain selain dalam Tabel 1.
bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji dengan
-2006-
metildopa dengan harga Rf lebih kurang 0,65. Luas Cemaran organik dan Alkaloid sejenis Total
dan intensitas bercak 3-O-metilmetildopa dari cemaran tidak lebih dari 5,0%. Lakukan
Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku. Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang terlindung dari pengaruh cahaya matahari dan
200 mg zat, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P sesedikit mungkin pengaruh cahaya lampu.]
dengan pemanasan. Dinginkan hingga suhu ruang, Pengencer Campuran etanol P-amonium
tambahkan 0,1 ml kristal violet LP dan 50 ml hidroksida P (9:1). [Catatan seluruh larutan harus
asetonitril P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV dibuat segar sebelum digunakan].
hingga warna biru. Lakukan penetapan blangko. Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P-air
Tiap ml asam perklorat 0,1 N (75:25:3).
setara dengan 21,12 mg C10H13NO4 Penampak bercak Larutkan 1 g p-dimetilamino
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup benzaldehida P dalam campuran dingin 50 ml
rapat, tidak tembus cahaya. etanol P dan 50 ml asam klorida P.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Metilergometrin Maleat BPFI, larutkan dan encerkan
dengan Pengencer hingga kadar 10 mg per ml.
INJEKSI METILERGOMETRIN MALEAT
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Injeksi Metilergonovin Maleat Larutan baku dengan Pengencer hingga kadar sesuai
Methylergonovine Maleate Injection dengan Tabel di bawah ini:
Injeksi Metilergometrin Maleat adalah larutan steril Tabel
metilergometrin maleat dalam Air untuk Injeksi. Enceran Kadar Kesetaraan
Mengandung Metilergometrin Maleat, Larutan baku (mg per ml) (%)
C20H25N3O2.C4H4O4, tidak kurang dari 90,0% dan A 0,50 5,0
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada B 0,20 2,0
etiket. C 0,10 1,0
Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI; D 0,05 0,5
lakukan pengeringan pada suhu 80º hingga bobot
tetap sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume
tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari injeksi, setara dengan lebih kurang 5 mg
pendingin. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat metilergometrin maleat, masukkan ke dalam corong
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati pisah, dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 5 ml
untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua kloroform P. Buang ekstrak kloroform. Tambahkan
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan amonium hidroksida 6 N hingga bereaksi terhadap
vial yang belum dibuka dan larutan dalam lemari lakmus P, dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan
pendingin. 5 ml kloroform P. Uapkan kumpulan ekstrak dengan
aliran udara tanpa pemanasan, hingga kering.
Identifikasi Larutkan residu dalam 0,5 ml Pengencer.
A. Harga Rf bercak utama berfluorosensi dan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
bercak utama berwarna biru dari Larutan uji sesuai 5 µl Larutan uji, Larutan baku, dan Enceran larutan
dengan Larutan baku seperti diperoleh pada baku pada lempeng kromatografi. Masukkan
Cemaran Organik dan Alkaloid Sejenis. lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase
B. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air gerak yang telah dijenuhkan selama 30 menit,
hingga kadar 0,67 mg per ml, tambahkan 2 ml biarkan Fase gerak merambat hingga lebih kurang
campuran asam asetat glasial P-etil asetat P (1:2) tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
dan 2 ml asam sulfat P secara bertahap dengan tandai batas rambat, biarkan fase gerak menguap.
bantuan pipet melalui dinding tabung: terbentuk Semprot lempeng dengan Penampak bercak.
cincin ungu kebiruan pada batas dua cairan dibawah Keringkan di bawah aliran nitrogen P selama
sinar UV. 2 menit: harga Rf bercak utama dari Larutan uji
sesuai dengan Enceran larutan baku. Jika terdapat
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,7 unit bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji,
Endotoksin FI per µg metilergometrin maleat. perkirakan kadar masing-masing dengan
membandingkan terhadap bercak Enceran larutan
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada baku.
Injeksi.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada jumlah yang tertera pada etiket.
Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan penetapan
terlindung cahaya.] Baku pembanding Metilergometrin Maleat BPFI;
Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan lakukan pengeringan pada suhu 80º hingga bobot
larutan kalium fosfat monobasa 0,015 M (1:4). tetap sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Pengencer Larutkan 5 g asam tartrat P dalam tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari
500 ml air. Tambahkan 500 ml metanol P, campur. pendingin.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
20 mg Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan ke Identifikasi
dalam labu tentukur 200-ml. Larutkan dan encerkan A. Harga Rf bercak utama berfluorosensi dan
dengan Pengencer sampai tanda. Kadar larutan lebih bercak utama berwarna biru dari Larutan uji sesuai
kurang 100 µg per ml. [Catatan Kocok secara dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Alkaloid
mekanik selama 15 menit atau hingga larut Sejenis.
sempurna]. B. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi lebih kurang 4 mg metilergometrin maleat ke dalam
setara dengan lebih kurang 10 mg metilergometrin corong pisah, tambahkan 20 ml air. Tambahkan
maleat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. larutan natrium karbonat P (1 dalam 10) hingga
Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. bereaksi alkalis terhadap lakmus P. Ekstraksi tiga
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kali, tiap kali dengan 20 ml kloroform P, saring dan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi kumpulkan ekstrak kloroform ke dalam cawan
dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom penguap kecil, dan uapkan di atas tangas uap hingga
4 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7, pertahankan kering. Larutkan residu dalam campuran 6 ml air dan
suhu kolom pada 30º. Laju alir 2 ml per menit. 0,3 ml asam klorida P, jika perlu saring: larutan yang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam diperoleh menunjukkan fluoresensi kebiruan dibawah
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera sinar UV. Tambahkan 2 ml campuran asam asetat
pada Prosedur: efisiensi kolom yang ditentukan dari glasial P-etil asetat P (1:2) dan 2 ml asam sulfat P
puncak analit tidak kurang dari 1000 lempeng secara bertahap dengan bantuan pipet melalui dinding
teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak lebih dari tabung: terbentuk cincin ungu kebiruan pada batas
2,0, dan simpangan baku relatif pada penyuntikan dua cairan.
ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Disolusi <1231>
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Media disolusi: 900 ml larutan asam tartrat P
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam (1 dalam 200).
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Alat tipe 2 : 75 rpm
persentase metilergometrin maleat, Waktu : 30 menit
C20H25N3O2.C4H4O4, dalam injeksi dengan rumus: Prosedur Lakukan penetapan jumlah
C20H25N3O2.C4H4O4, yang terlarut dengan mengukur
rU C S intensitas fluoresensi alikot yang telah disaring dan
100 larutan baku Metilergometrin Maleat BPFI yang
rS CU mengandung lebih kurang 0,22 µg per ml dalam
media yang sama, menggunakan fluorometer pada
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama panjang gelombang eksitasi lebih kurang 327 nm dan
dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar panjang gelombang emisi lebih kurang 428 nm.
Metilergometrin Maleat BPFI dalam µg per ml Gunakan larutan asam tartrat P (1 dalam 200)
Larutan baku; CU adalah kadar metilergometrin sebagai blangko.
maleat dalam µg per ml Larutan uji. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C20H25N3O2.C4H4O4, dari
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis jumlah yang tertera pada etiket.
tunggal, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca
Tipe I. Simpan dalam lemari pendingin. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P- dan kocok. Diamkan larutan agar mengendap tidak
amonium hidroksida P (75:25:1). kurang dari 30 menit sebelum digunakan, saring.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Fase gerak Gunakan Pelarut. volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Penampak bercak Larutkan dengan hati-hati Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
800 mg p-dimetilaminobenzaldehida P dalam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
campuran etanol P - asam sulfat P (101:11). jumlah dalam mg, metilergometrin maleat,
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk C20H25N3O2.C4H4O4 dalam tablet yang digunakan
tablet setara dengan 5,0 mg metilergometrin maleat, dengan rumus:
masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
50 ml Pelarut, aduk dengan pengaduk magnetik rU L
selama 40 menit. Saring, bilas wadah dua kali, tiap C
kali dengan 10 ml Pelarut. Uapkan kumpulan filtrat rS D
pada suhu 25º hingga 30º, dan larutkan residu dalam
2,0 ml Pelarut. rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Larutan baku Timbang saksama 25 mg Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar
Metilergometrin Maleat BPFI, masukkan ke dalam Metilergometrin Maleat BPFI dalam µg per ml
labu tentukur 10-ml, larutkan dan encerkan dengan Larutan baku; L adalah kadar dalam mg,
Pelarut sampai tanda, dan campur. Kadar larutan metilergometrin maleat tiap tablet yang tertera pada
2,5 mg per ml. etiket; D adalah kadar metilergometrin maleat dalam
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran µg per ml Larutan uji berdasarkan kadar etiket per
Larutan baku dengan Pengencer hingga kadar sesuai tablet dan pengenceran.
dengan Tabel di bawah ini:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Tabel rapat, tidak tembus cahaya.
Enceran Pengenceran Kadar %
larutan (µg per ml)
baku
A 1 dalam 20 125 5,0
Tambahan monografi
B 1 dalam 33 75 3,0 INJEKSI SUSPENSI
C 1 dalam 100 25 1,0 METILPREDNISOLON ASETAT
D 1 dalam 200 2,5 0,5 Methylprednisolone Acetate Injectable
Suspension
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
20 µl Larutan uji dan Enceran larutan baku pada Injeksi Suspensi Metilprednisolon Asetat adalah
lempeng kromatografi. Keringkan lempeng dengan suspensi steril metilprednisolon asetat dalam media
aliran udara dingin. Masukkan lempeng ke dalam air yang sesuai. Mengandung Metil Prednisolon
bejana kromatografi berisi Fase gerak, biarkan Asetat, C24H32O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
merambat hingga lebih kurang tiga perempat tinggi lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, etiket.
biarkan fase gerak mengering dengan aliran udara
dingin. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet Baku pembanding Metilprednisolon Asetat BPFI;
365 nm. Tandai bercak utama dan bercak lain yang tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
memberi fluoresensi. Semprot lempeng dengan tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam
Penampak bercak, tandai bercak utama dan setiap lemari pembeku.
bercak biru lainnya. Bandingkan intensitas bercak
lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan Identifikasi Saring sejumlah volume suspensi setara
bercak utama dari Enceran larutan baku. dengan 100 mg metilprednisolon asetat menggunakan
kertas saring. Cuci residu beberapa kali, tiap kali
Penetapan kadar [Catatan Lakukan penetapan dengan 5 ml air dan keringkan pada suhu 105
terlindung cahaya] Lakukan penetapan dengan cara selama 3 jam. Spektrum serapan inframerah residu
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
Kromatografi <931>. kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya
Fase gerak, Pelarut, Larutan baku dan Sistem pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Metilprednisolon Asetat BPFI.
kadar dalam Metilergometrin Maleat.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
tentukur 1500-ml, tambahkan 400 ml Pelarut, kocok
secara mekanik selama 15 menit atau sampai hancur pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.
sempurna. Encerkan dengan Pelarut hingga tanda,
-2013-
Ukuran partikel Teteskan 1 tetes zat di atas kaca Metionin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
obyek, sebarkan rata, jika perlu encerkan dengan air tidak lebih dari 101,5% L-Metionin, C5H11NO2S,
untuk menurunkan berat jenis. Lihat kaca obyek di dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
bawah mikroskop yang dilengkapi dengan okular
mikrometer yang terkalibrasi dengan perbesaran Pemerian Hablur putih; bau dan rasa khas.
400×. Amati semua permukaan dan tulis ukuran
partikel masing-masing: tidak kurang dari 99% Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol encer
partikel dengan panjang kurang dari 20 m yang hangat, dalam asam mineral encer; tidak larut dalam
diukur pada axis terpanjang dan tidak kurang dari eter, dalam etanol mutlak, dalam benzen dan dalam
75% partikel dengan panjang kurang dari 10 m. aseton (bentuk L).
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. Baku pembanding L-Metionin BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan secara L-Serin BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105º
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada selama 3 jam sebelum digunakan, simpan dalam
Kromatografi <931>. wadah tertutup rapat.
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
Penetapan Kadar Metilprenisolon asetat. telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium
Larutan uji Kocok suspensi injeksi bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
metilprednisolon asetat agar homogen sebelum bilangan gelombang yang sama seperti pada
dilakukan analisa. Ukur saksama sejumlah volume L-Metionin BPFI.
suspensi setara dengan lebih kurang 40 mg metil
prednisolon asetat, masukkan ke dalam labu tentukur pH <1071> Antara 5,6 dan 6,1; lakukan penetapan
25-ml, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal, menggunakan larutan 10 mg per ml.
larutkan dan encerkan dengan kloroform P sampai
tanda, kocok selama lebih kurang 15 menit hingga Rotasi jenis <1081> Antara +22,4º dan +24,7º,
lapisan air terpisah. Pipet 4 ml lapisan kloroform ke dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan
dalam vial yang sesuai, masukkan 30 ml kloroform P penetapan menggunakan larutan dalam asam klorida
dan lebih kurang 400 mg natrium sulfat anhidrat, 6 N yang mengandung 20 mg per ml.
kocok selama 5 menit dan gunakan larutan jernih.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%;
Penetapan kadar Metilprednisolon asetat. Hitung lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
kadar dalam mg, metilprednisolon asetat, C24H32O6
dalam tiap ml suspensi dengan rumus: Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.
L-metionin [63-68-3]
C5H11NO2S BM 149,21
-2014-
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran Identifikasi Waktu retensi puncak utama
Larutan baku dalam metanol P hingga kadar 0,25 mg; kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
0,15 mg dan 0,05 mg per ml. baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
larutkan dalam metanol P hingga kadar 50 mg per ml. Tambahan persyaratan:
Larutan identifikasi Encerkan Larutan uji dengan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat;
metanol P hingga kadar 250 µg per ml. untuk larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing tunggal.
10 µl Larutan uji, Larutan identifikasi dan masing-
masing Enceran larutan baku pada lempeng Tambahan persyaratan:
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat;
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase untuk larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
gerak biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi ganda.
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
biarkan Fase gerak menguap. Amati lempeng di pH<1071> Antara 2,0 dan 5,5.
bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Bandingkan setiap
bercak Larutan uji dengan bercak utama dari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Enceran larutan baku: intensitas bercak sekunder Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan uji tidak lebih besar atau lebih intensif dari Kromatografi <931>.
bercak utama Enceran larutan baku 0,25 mg per ml Fase gerak Larutkan 2,7 g natrium asetat P dalam
dan jumlah seluruh intensitas semua bercak sekunder 600 ml air, tambahkan 400 ml asetonitril P dan 4 ml
yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih dari 1,0%. larutan tetrametilamonium hidroksida P dalam
metanol P 25% dan campur. Atur pH hingga 6,5
Hilangkan persyaratan : dengan asam asetat glasial P, saring dan
Cemaran senyawa organik mudah menguap awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
<471> Metode 1 Memenuhi syarat. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Larutan baku persediaan Timbang saksama
300 mg zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer sejumlah Metoklopramid Hidroklorida BPFI.
bertutup 125 ml, tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP, Larutkan dan encerkan dengan asam fosfat 0,01 M
2 ml anhidrat asetat P dan biarkan selama 3 jam. hingga kadar metoklopramida hidroklorida anhidrat
Tambahkan 80 ml asam asetat glasial P dan titrasi lebih kurang 9 mg per ml.
dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
titrasi secara potensiometrik. Lakukan penetapan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan
blangko. asam fosfat 0,01 M sampai tanda. Kadar
metoklopramid hidroklorida anhidrat lebih kurang
Tiap ml asam perklorat 0,1 N 180 µg per ml (setara dengan lebih kurang 160 µg
setara dengan 33,63 mg C14H22CIN3O2.HCI per ml metoklopramid anhidrat).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang
rapat, tidak tembus cahaya. 125 mg benzensulfonamida P masukkan ke dalam
labu tentukur 25-ml, tambahkan 15 ml metanol P dan
kocok hingga larut. Encerkan dengan asam fosfat
Perubahan judul monografi 0,01 M sampai tanda. Pipet 15 ml larutan, ke dalam
LARUTAN ORAL METOKLOPRAMID labu tentukur 250-ml,tambahkan 5 ml Larutan baku
Metoclopramide Oral Solution persediaan, encerkan dengan asam fosfat 0,01 M
sampai tanda.
Larutan Oral Metoklopramid mengandung Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume
Metoklopramid Hidroklorida, C14H22ClN3O2.HCl. larutan setara dengan lebih kurang 4 mg
H2O, setara tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih metoklopramid, masukkan ke dalam labu tentukur
dari 110,0% Metoklopramid, C14H22CIN3O2 dari 25-ml, encerkan dengan asam fosfat 0,01 M sampai
jumlah yang tertera pada etiket. tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Metoklopramid Hidroklorida Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
BPFI; tidak boleh dikeringkan; tetapkan kadar air dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom
secara titrimetri, pada saat akan digunakan untuk 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
analisis kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
rapat dan terlindung cahaya. terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: waktu retensi relatif
-2016-
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Kadar air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,5%.
metoklopramid dari Larutan uji dan Larutan baku;
C adalah kadar Metoklopramid Hidroklorida BPFI Tambahan persyaratan:
anhidrat dalam mg per ml Larutan baku; V adalah Syarat lain Jika pada etiket tertera Mitomisin steril,
volume larutan oral yang digunakan dalam ml; memenuhi syarat Uji Sterilitas dan Endotoksin
299,80 dan 336,26 berturut-turut adalah bobot bakteri seperti tertera pada Mitomisin Untuk Injeksi.
molekul metoklopramid dan metoklopramid Jika pada etiket tertera Mitomisin harus diproses
hidroklorida anhidrat. lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi,
memenuhi syarat Endotoksin bakteri seperti tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pada Mitomisin Untuk Injeksi.
rapat, tidak tembus cahaya, dalam suhu ruang
terkendali, hindari pembekuan. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
MITOMISIN Fase gerak Larutkan 1,54 g ammonium asetat P
Mitomycin dalam 250 ml metanol P, tambahkan 5,0 ml asam
asetat 0,83 N dan air hingga 1000 ml. Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Mitomisin BPFI dan larutkan dalam N,N-
dimetilasetamida P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg
Mitomisin C [50-07-7] per ml.
C15H18N4O5 BM 334,33 Larutan resolusi Larutkan sejumlah Mitomisin
BPFI dan 3-etoksi-4-hidroksibenzaldehida dalam
Mitomisin mempunyai potensi tidak kurang dari 970 µg N,N-dimetilasetamida P hingga kadar masing masing
C15H18N4O5 per mg. lebih kurang 0,5 mg dan 7,5 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Pemerian Serbuk hablur; ungu biru. zat masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
dan encerkan dengan N,N-dimetilasetamida P sampai
Kelarutan Sedikit larut dalam air; larut dalam tanda.
aseton, dalam metanol, dalam butil asetat dan dalam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
sikloheksanon. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom
Baku pembanding Mitomisin BPFI; tidak boleh 4 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan
kering dan dingin.
-2017-
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
resolusi, R, antara puncak mitomisin dan 3-etoksi-4- Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
hidroksibenzaldehida tidak kurang dari 1,8; waktu Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
retensi relatif mitomisin dan 3-etoksi-4- Fase gerak Campuran butanol P-asam asetat
hidroksibenzaldehida berturut-turut adalah lebih glasial P-air (4:2:1).
kurang 1,0 dan 1,4. Lakukan kromatografi terhadap Penampak bercak Larutan ninhidrin P dalam
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons etanol P (1 dalam 100).
puncak yang tertera pada Prosedur: faktor ikutan Larutan baku Timbang sejumlah Mitomisin BPFI,
puncak mitomisin tidak lebih dari 1,3 dan simpangan larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari kurang 1 mg per ml.
2,0%. Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1 mg
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan per ml.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung 2 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
jumlah dalam µg, mitomisin, C15H18N4O5 dalam tiap kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
mg zat dengan rumus: kromatografi yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase
gerak merambat hingga lebih kurang tiga per empat
rU CP tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat
50 dan biarkan Fase gerak menguap. Semprot lempeng
rS W dengan Penampak bercak. Panaskan lempeng dalam
oven pada suhu 110° selama 15 menit dan amati
kromatogram. Mitomisin tampak sebagai bercak
rU dan rS berturut turut adalah respons puncak dari
berwarna merah muda; harga Rf bercak utama yang
Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
Mitomisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
baku.
P adalah potensi Mitomisin BPFI dalam µg per mg;
W adalah bobot Mitomisin dalam mg Larutan uji. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 10,0 unit
Endotoksin FI per mg zat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°,
Hilangkan persyaratan:
diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°. Zat hipotensif <191> Memenuhi syarat; lakukan
penetapan menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang
Tambahan persyaratan: mengandung 0,05 mg mitomisin C15H18N4O5, per ml
Penandaan Jika ditujukan untuk pembuatan sediaan
dalam larutan natrium klorida P 0,9% steril.
injeksi, pada etiket harus mencantumkan steril atau
harus diproses lebih lanjut untuk sediaan injeksi.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, seperti tertera pada
Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas dari produk
yang diuji.
MITOMISIN UNTUK INJEKSI
Mitomycin for Injection pH <1071> Antara 6,0 dan 8,0 jika mengandung
manitol dan antara 5,5 dan 8,5 jika mengandung
Mitomisin untuk Injeksi mengandung Mitomisin, hidroksipropil betadeks; lakukan penetapan
C15H18N4O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih menggunakan larutan yang telah dikonstitusi seperti
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. tertera pada etiket.
Baku pembanding Mitomisin BPFI; tidak boleh Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 5,0%.
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam Lakukan penetapan dengan Larutan uji yang
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di tempat disiapkan seperti tertera untuk zat higroskopik,
kering dan dingin. Endotoksin BPFI [Catatan menggunakan gabungan isi 5 wadah.
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus
hati-hati untuk menghindari kontaminasi] Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam Injeksi dan Keseragaman sediaan <911>.
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
larutan, dalam lemari pendingin. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan, Kromatografi <931>.
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
pada Injeksi.
-2018-
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Baku pembanding Morfin sulfat BPFI; dalam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada bentuk pentahidrat, tidak boleh dikeringkan sebelum
Penetapan kadar dalam Mitomisin. digunakan, kecuali dinyatakan dalam monografi.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume N,N- Tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
dimetilasetamida P, tambahkan ke dalam satu wadah digunakan untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam
mitomisin untuk injeksi hingga kadar mitomisin lebih wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
kurang 0,5 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Identifikasi
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dikeringkan pada suhu 145° selama 1 jam dan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
jumlah dalam mg, mitomisin, C15H18N4O5, dalam maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
wadah dengan rumus: sama seperti pada Morfin Sulfat BPFI.
B. Pada 1 mg zat dalam krus porselen atau cawan
kecil, tambahkan 0,5 ml asam sulfat P yang tiap ml
rU CP L
mengandung 1 tetes formaldehida LP: segera
rS 1000 D terbentuk warna ungu dan segera berubah menjadi
biru tua-lembayung (perbedaan dengan kodein yang
rU dan rS berturut turut adalah respons puncak dari segera membentuk warna lembayung biru dan
Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar hidromorfon yang mula-mula memberikan warna
Mitomisin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P kuning hingga coklat berubah menjadi merah muda
adalah potensi Mitomisin BPFI dalam µg per mg; L dan kemudian merah keunguan).
adalah jumlah mg mitomisin dalam wadah yang C. Ke dalam 5 mg zat dalam 5 ml asam sulfat P
tertera pada etiket; D adalah kadar mitomisin dalam dalam tabung reaksi, tambahkan 1 tetes besi(III)
mg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang klorida LP, campur dan panaskan dalam air mendidih
tertera pada etiket dan pengenceran. selama 2 menit: terjadi warna biru, dan bila
ditambahkan 1 tetes asam nitrat P, warna segera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk berubah menjadi coklat merah gelap (kodein dan
padatan steril seperti tertera pada Injeksi, dalam etilmorfin memberikan reaksi warna yang sama,
wadah tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu 25°, tetapi hidromorfon dan papaverin tidak memberikan
masih diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°. perubahan warna).
D. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Sulfat
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
MORFIN SULFAT Rotasi jenis <1081> Antara -107° dan -109,5°;
Morphine Sulfate lakukan penetapan menggunakan larutan zat yang
setara dengan 20 mg per ml.
natrium hidroksida 1 N dalam corong pisah, ekstraksi jumlah dalam mg, morfin sulfat, (C17H19NO3)2.H2SO4
tiga kali dengan kloroform P berturut-turut dengan dalam zat yang digunakan dengan rumus:
15 ml, 10 ml dan 10 ml kloroform, lewatkan larutan
kloroform melalui penyaring kecil yang sebelumnya r
sudah dibasahi dengan kloroform P. Kumpulkan 100 C U
ekstrak kloroform dalam corong pisah kedua, rS
tambahkan 5 ml air, kocok dan pisahkan lapisan
kloroform ke dalam gelas piala, uapkan hati-hati di C adalah kadar Morfin sulfat BPFI anhidrat dalam
atas tangas uap hingga kering. Pada residu, mg per ml Larutan baku, yang ditetapkan dari kadar
tambahkan 10,0 ml asam sulfat 0,020 N LV dan Morfin Sulfat BPFI yang telah dikoreksi kadar airnya
panaskan hati-hati hingga larut. Dinginkan, dengan penetapan kadar air secara titrimetri; rU dan rS
tambahkan 2 tetes merah metil LP dan titrasi kelebihan berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
asam dengan natrium hidroksida 0,020 N LV: Larutan baku.
diperlukan tidak kurang dari 7,5 ml. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu tidak
Hilangkan persyaratan: lebih dari 40° sebagaimana dinyatakan oleh pabrik.
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> Metode I Memenuhi syarat.
INJEKSI MORFIN SULFAT
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Morphine Sulfate Injection
Kromatografi <931>. Injeksi Morfin Sulfat adalah larutan steril Morfin
Fase gerak Larutkan 730 mg natrium Sulfat dalam Air untuk Injeksi, mengandung Morfin
1-heptansulfonat P dalam 720 ml air, tambahkan Sulfat, (C17H19NO3)2.H2SO4.5H2O, tidak kurang dari
280 ml metanol P dan 10 ml asam asetat glasial P, 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan tertera pada etiket. Injeksi untuk pemakaian
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti intramuskular atau intravena dapat mengandung
tertera pada Kromatografi <931>. natrium klorida sebagai bahan pengatur tonisitas,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Morfin antioksidan dan antimikroba yang sesuai. Injeksi
Sulfat BPFI, larutkan dalam Fase gerak dan jika untuk pemakaian intratekal atau epidural dapat
perlu encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan mengandung natrium klorida sebagai bahan pengatur
Fase gerak sehingga diperoleh kadar 0,24 mg per ml. tonisitas, tetapi tidak mengandung bahan tambahan lain.
Buat larutan segar setiap hari.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah Baku pembanding Morfin Sulfat BPFI; dalam
Morfin sulfat BPFI dan fenol P dalam Fase gerak bentuk pentahidrat, tidak boleh dikeringkan sebelum
hingga diperoleh larutan dengan kadar masing- digunakan, kecuali dinyatakan dalam monografi.
masing lebih kurang 0,24 mg dan 0,15 mg per ml. Tetapkan kadar air secara titrimetri pada saat akan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg digunakan untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam
zat masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin
larutkan dalam Fase gerak, encerkan dengan Fase BPFI. [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial
gerak sampai tanda. dan isi harus hati-hati untuk menghindari
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
dilengkapi dengan detektor 284 nm dan kolom dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi Identifikasi
terhadap Larutan baku dan Larutan kesesuaian A. Waktu rentensi puncak utama kromatogram
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan morfin diperoleh pada Penetapan kadar.
sulfat tidak lebih dari 2,0: resolusi, R, antara puncak B. Menunjukkan reaksi Sulfat seperti tertera pada
fenol dan puncak morfin sulfat tidak kurang dari 2,0 Uji Identifikasi Umum <291>. Memenuhi syarat uji
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang barium klorida.
Larutan baku tidak lebih dari 2,0%. Waktu retensi
relatif fenol dan morfin sulfat masing-masing adalah Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 17,0 unit
lebih kurang 0,7 dan 1,0. Endotoksin FI per mg morfin sulfat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan pH <1071> Antara 2,5 dan 6,5.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
tertera pada Injeksi volume kecil.
-2020-
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. Baku pembanding Nalokson BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° sampai bobot tetap
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada rapat, terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan
Kromatografi <931>. Bersifat pirogenik. Penanganan vial dan isi harus
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
sistem dan Sistem kromatografi lakukan seperti Rekonstitusi seluruh isi; gunakan larutan dalam
tertera pada Penetapan kadar dalam Morfin sulfat. waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi larutan, dalam lemari pendingin.
setara dengan lebih kurang 24 mg morfin sulfat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan Identifikasi Waktu retensi puncak utama
dengan Fase gerak sampai tanda. kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
kadar dalam Morfin Sulfat. Hitung persentase morfin
sulfat pentahidrat (C17H19NO3)2.H2SO4.5H2O, dalam Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 500 unit
injeksi dengan rumus: Endotoksin FI per mg nalokson hidroklorida.
etiket; Vb adalah volume akhir dalam ml Larutan uji; Hitung jumlah dalam µg nalokson hidroklorida,
V adalah volume injeksi yang digunakan dalam ml; C19H21NO4.HCl, dalam tiap ml larutan injeksi dengan
363,84 dan 327,38 berturut-turut adalah berat rumus:
molekul nalokson hidroklorida anhidrat dan
nalokson; 1,8 adalah perbandingan serapan rU Va 363,84
2,2’-bisnalokson terhadap nalokson hidroklorida. C
rS V 327 ,38
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Nalokson BPFI dalam µg per ml Larutan baku; Va
Kromatografi <931>.
adalah volume dalam ml Larutan uji; V adalah
Fase gerak Buat larutan campuran dari 1,36 g
volume injeksi yang digunakan dalam ml; 363,84 dan
natrium 1-oktanesulfonat P, 1,0 g natrium klorida P,
327,38 berturut-turut adalah bobot molekul dari
580 ml air, 420 ml metanol P, dan 1,0 ml asam fosfat P.
nalokson hidroklorida anhidrat dan nalokson.
Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
tertera pada Kromatografi <931>.
tunggal atau dosis ganda dari kaca Tipe I, terlindung
Pengencer Timbang lebih kurang 150 mg
cahaya.
dinatrium edetat P masukkan ke dalam labu tentukur
2000-ml dan tambahkan 0,9 ml asam klorida P,
encerkan dengan air sampai tanda dan campur.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
NANDROLON FENPROPIONAT
Nalokson BPFI, larutkan dan encerkan dengan Nandrolone Phenpropionate
Pengencer, hingga kadar lebih kurang 10 µg per ml.
Larutan uji 1 (untuk injeksi mengandung nalokson 17 β-Hidroksiester-4-en-3-on hidrosinamat [62-90-8]
hidroklorida tidak lebih dari 100 µg per ml). Ukur C27H34O3 BM 406,56
saksama sejumlah volume injeksi setara lebih kurang
100 µg nalokson hidroklorida. Masukkan ke dalam Nandrolon Fenpropionat mengandung tidak kurang
labu tentukur 10-ml, tambahkan Pengencer sampai dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C27H34O3,
tanda, dan campur. dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan uji 2 (untuk injeksi mengandung nalokson
hidroklorida lebih dari 100 µg per ml). Ukur saksama Pemerian Serbuk hablur, putih sampai hampir putih;
sejumlah volume injeksi setara lebih kurang 2000 µg praktis tidak berbau atau berbau lemah.
nalokson hidroklorida. Masukkan ke dalam labu
tentukur 200-ml, tambahkan Pengencer sampai Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
tanda, dan campur. kloroform, dalam etanol, dalam aseton dan dalam
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan yang minyak nabati.
mengandung lebih kurang 20 µg Nalokson BPFI dan
2,5 µg asetaminofen per ml dalam Pengencer. Baku pembanding Nandrolon Fenpropionat BPFI;
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada lakukan pengeringan dalam tabung pengering yang
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi sesuai menggunakan fosfor pentoksida P pada suhu
dilengkapi dengan detektor 229 nm dan kolom 80 selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku (lebih kurang 100 µl) dan Identifikasi
Larutan kesesuaian sistem (lebih kurang 20µl), A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
rekam kromatogram, ukur respons puncak seperti dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
asetaminofen dan nalokson tidak kurang dari 8; gelombang yang sama seperti pada Nandrolon
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Fenpropionat BPFI.
Larutan baku tidak lebih dari 1,5%. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
Prosedur [Catatan Gunakan area dari respon 100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum
puncak yang muncul] Suntikkan secara terpisah dan minimum pada panjang gelombang yang sama
sejumlah volume sama (lebih kurang 100 µl) Larutan seperti pada Nandrolon Fenpropionat BPFI, daya
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam serap masing-masing dihitung terhadap zat yang telah
kromatogram dan ukur respons puncak utama. dikeringkan pada panjang gelombang maksimum
Waktu retensi relatif asetaminofen dan nalokson lebih kurang 239 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%.
berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0.
-2022-
C. Lakukan penetapan seperti tertera pada maksimum lebih kurang 239 nm. Hitung jumlah
Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>. dalam mg, nandrolon fenpropionat, C27H34O3 dalam
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm zat dengan rumus:
Fase gerak Campuran n-heptana P-aseton P (2:1).
Penampak bercak Larutan asam sulfat P dalam A
etanol P (1 dalam 50). 10C U
Larutan baku Timbang sejumlah Nandrolon AS
Fenpropionat BPFI, larutkan dan encerkan dengan
aseton P hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml. C adalah kadar Nandrolon Fenpropionat BPFI dalam
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dan mg per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut
encerkan dengan aseton P hingga kadar lebih kurang adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
5 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng rapat, tidak tembus cahaya.
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase
gerak merambat hingga lebih kurang tiga per empat NATRIUM ASKORBAT
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat Sodium Ascorbate
dan biarkan Fase gerak menguap. Semprot lempeng
dengan Penampak bercak. Panaskan lempeng dalam
oven pada suhu 110° selama 15 menit dan amati
kromatogram: harga Rf bercak utama yang diperoleh
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
Rotasi jenis <1081> Antara +48° dan +51°, dihitung Garam Natrium L-askorbat [134-03-2]
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan C6H7NaO6 BM 198,11
penetapan menggunakan larutan zat yang
mengandung 20 mg per ml dalam dioksan P. Natrium Askorbat mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C6H7NaO6,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
lakukan pengeringan dalam tabung pengering
menggunakan pengering fosfor pentaoksida P pada Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau
suhu 80 selama 3 jam. kuning sangat pucat; tidak berbau atau praktis tidak
berbau. Stabil di udara. Jika dibiarkan terpapar
Penetapan kadar cahaya, berangsur-angsur menjadi gelap.
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada
Penetapan Kadar Steroid Tunggal <641> Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut
menggunakan Nandrolon Fenpropionat BPFI. dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg eter.
zat yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam labu
tentukur 10-ml, larutkan dalam campuran etanol P- Baku pembanding Natrium Askorbat BPFI; tidak
kloroform P (1:1) sampai tanda. boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup
Prosedur Lakukan penetapan menurut Prosedur rapat, terlindung cahaya.
seperti tertera pada Penetapan Kadar Steroid
Tunggal <641> menggunakan pelarut campuran Identifikasi
n-heptan P-aseton P (3:1), angkat lempeng, uapkan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Fase gerak dan amati bercak utama berupa pita dari didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan
Larutan baku di bawah cahaya ultraviolet. Tandai maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
pita ini, dan pita yang sesuai dari Larutan uji dan sama seperti pada Natrium Askorbat BPFI.
blangko. Kerok, pindahkan silika gel dari tiap-tiap B. Tambahkan 1 ml asam klorida 0,1 N ke dalam
pita dan bagian silika gel yang tidak ada bercak 4 ml larutan zat 20 mg per ml tambahkan tembaga(II)
(sebagai blangko), secara terpisah ke dalam tabung tartrat alkali LP: larutan mereduksi secara perlahan-
sentrifuga 50 ml bersumbat kaca. Ke dalam tiap lahan tembaga(II) tartrat alkali LP pada suhu ruang,
tabung tambahkan 25,0 ml etanol P dan kocok tetapi reduksi sangat cepat pada pemanasan.
selama tidak kurang dari 2 menit. Sentrifus selama C. Larutan zat 20 mg per ml menunjukkan reaksi
5 menit dan ukur serapan beningan dari Larutan uji Natrium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan <291>.
-2023-
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,0; lakukan penetapan Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam
menggunakan larutan zat 100 mg per ml. gliserin; sukar larut dalam etanol.
Rotasi jenis <1081> Antara +103° dan +108°, Identifikasi Larutan (1 dalam 20) menujukkan reaksi
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Natrium cara A dan B, dan Klorida cara A, B dan C
penetapan menggunakan larutan zat 100 mg per ml seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
dalam air bebas karbon dioksida P, ukur segera
setelah larutan disiapkan. Tambahan persyaratan:
Kejernihan larutan Larutkan 20,0 g zat dalam air
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,25%; bebas karbon dioksida P, encerkan dengan pelarut
lakukan pengeringan dalam tabung pengering yang yang sama sampai 100,0 ml. Larutan jernih atau tidak
sesuai, menggunakan fosfor pentoksida P sebagai berwarna.
pengering, pada suhu 60 selama 4 jam.
Keasaman atau kebasaan Pada 20 ml larutan yang
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. disiapkan untuk uji Kejernihan Larutan, tambahkan
0,1 ml bromtimol biru LP; membutuhkan tidak lebih
Hilangkan persyaratan: dari 0,5 ml asam klorida 0,01 N atau natrium
Cemaran senyawa organik mudah menguap hidroksida 0,01 N untuk mengubah warna larutan.
<471>Metode I Memenuhi syarat.
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji Barium Pada 5 ml larutan yang disiapkan untuk uji
dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan Kejernihan larutan, tambahkan 2 ml asam sulfat 2 N
kadar dua kali kadar Larutan uji. dan 5 ml air. Pada 5 ml larutan lain yang disiapkan
untuk uji Kejernihan larutan, tambahkan 7 ml air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Kedua larutan benar-benar jernih setelah didiamkan
400 mg zat, larutkan dalam campuran 100 ml air selama 2 jam.
bebas karbon dioksida P dan 25 ml asam sulfat 2 N.
Titrasi segera dengan iodium 0,1 N LV, tambahkan Aluminium (Jika tercantum pada etiket untuk
3 ml kanji LP saat mendekati titik akhir. Lakukan pembuatan sediaan injeksi, larutan dialisis peritoneal,
penetapan blangko. Hitung persentase natrium larutan hemodialisis atau larutan hemofiltrasi). Tidak
askorbat, C6H7NaO6 dalam zat dengan rumus: lebih dari 0,2 bpj.
Dapar Timbang 50 g amonium asetat, masukkan
VS VB N F ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dalam
100 150 ml air, atur pH hingga 6,0 dengan penambahan
W asam asetat glasial P, encerkan dengan air sampai
tanda, dan campur.
VS adalah volume titran dalam ml yang digunakan Larutan baku aluminium Masukkan 352 mg
untuk titrasi zat; VB adalah volume titran dalam ml aluminium kalium sulfat dalam labu tentukur 100-ml,
yang digunakan untuk titrasi blangko; N adalah tambahkan beberapa ml air, aduk untuk melarutkan,
normalitas titran dalam mEq per ml; F adalah faktor tambahkan 20 ml larutan asam sulfat encer P,
ekivalensi (99,05 mg per mEq) dan W adalah bobot encerkan dengan air sampai tanda, dan campur.
zat dalam mg. Pindahkan 1,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
100-ml, secepatnya sebelum digunakan, encerkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan air sampai tanda, dan campur.
rapat, tidak tembus cahaya. Larutan uji Larutkan 20,0 g zat dalam 100 ml air,
tambahkan 10 ml Dapar. Ekstraksi larutan ini tiga
kali masing-masing dengan 20, 20 dan 10 ml 0,5 %
NATRIUM KLORIDA larutan 8-hidroksikinolin P dalam kloroform P secara
Sodium Chloride berurutan, kumpulkan ekstrak kloroform ke dalam
labu tentukur 50-ml. Encerkan kumpulan ekstrak
Natrium klorida [7647-14-5] yang diperoleh dengan kloroform P sampai tanda,
NaCl BM 58,44 dan campur.
Larutan baku Siapkan campuran 2,0 ml Larutan
Natrium Klorida mengandung tidak kurang dari baku aluminium, 10,0 ml Dapar dan 98 ml air.
99,0% dan tidak lebih dari 100,5% NaCl, dihitung Ekstraksi campuran ini seperti pada Larutan uji,
terhadap zat yang telah dikeringkan. encerkan kumpulan ekstrak yang diperoleh dengan
kloroform P sampai tanda, dan campur.
Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau Blangko Siapkan campuran 10 ml Dapar dan
serbuk hablur putih; asin. 100 ml air. Ekstraksi campuran ini seperti pada
Larutan uji, encerkan kumpulan ekstrak yang
-2024-
diperoleh dengan kloroform P sampai tanda, dan Iodida Lembabkan 5 g zat dengan menambahkan
campur. tetes demi tetes campuran 0,15 ml larutan natrium
Prosedur Tetapkan intensitas fluoresensi dari nitrit P 100 mg per ml, 2 ml asam sulfat 1 N, 25 ml
Larutan uji dan Larutan baku pada fluorometer kanji-bebas iodida LP dan 25 ml air. Setelah 5 menit,
dengan panjang gelombang eksitasi 392 nm dan periksa zat pada cahaya alami. Tidak terjadi warna
panjang gelombang emisi 518 nm menggunakan biru.
Blangko yang memberikan angka nol pada alat.
Fluoresensi Larutan uji tidak melebihi Larutan baku. Bromida Tidak lebih dari 100 bpj [Catatan Siapkan
Larutan baku dan Larutan uji secara berturut-turut].
Arsen <371> Metode I Tidak lebih dari 1 bpj. Larutan baku Pipet 5 ml Larutan kalium bromida P
3 µg per ml, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml,
Besi Tidak lebih dari 2 bpj; tambahkan 2,0 ml merah fenol LP pH 4,7 dan 1,0 ml
Larutan uji Gunakan 10 ml larutan dari uji kloramin T P 0,1 mg per ml, campur segera. Setelah
Kejernihan larutan. 2 menit tambahkan 0,15 ml natrium tiosulfat 0,1 N
Larutan baku Encerkan 1 bagian Larutan baku dan encerkan dengan air sampai tanda.
besi seperti tertera pada Besi <331> dengan air Larutan uji Pipet 0,5 ml larutan yang disiapkan
menjadi 10 bagian. Larutan setara dengan 1 µg per ml untuk uji Kejernihan larutan ke dalam labu tentukur
besi. Campur 4 ml larutan dan 6 ml air. 10-ml, tambahkan 4,0 ml air, 2,0 ml merah fenol LP
Prosedur Pada masing-masing Larutan uji dan pH 4,7 dan 1,0 ml kloramin T P 0,1 mg per ml,
Larutan baku tambahkan 2 ml larutan asam sitrat P campur segera. Setelah 2 menit tambahkan 0,15 ml
(200 mg per ml) dan 0,1 ml asam tioglikolat P, natrium tiosulfat 0,1 N dan encerkan dengan air
campur. Basakan dengan amonium hidroksida P dan sampai tanda.
encerkan dengan air hingga 20 ml. Setelah 5 menit, Prosedur Lakukan penetapan dengan cara
warna merah muda Larutan uji tidak lebih intensif Spektrofotometer cahaya tampak seperti tertera pada
dari Larutan baku. Spektrofotometri dan hamburan cahaya <1191>.
Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji pada
Besi(II) sianida Larutkan 2,0 g zat dalam 6 ml air. panjang gelombang serapan maksimum 590 nm,
Tambahkan 0,5 ml campuran 5 ml larutan besi(III) menggunakan blangko air. Serapan Larutan uji tidak
amonium sulfat P (10 mg per ml asam sulfat 0,1 N) dan lebih besar dari Larutan baku.
95 ml larutan besi(II) sulfat P (10 mg per ml), tidak
terjadi warna biru setelah 10 menit. Tambahan persyaratan:
Kalium (Jika tercantum pada etiket untuk pembuatan
Tambahan persyaratan: sediaan injeksi, larutan dialisis peritoneal, larutan
Fosfat Tidak lebih dari 25 bpj. hemodialisis atau larutan hemofiltrasi). Tidak lebih
Larutan baku persediaan fosfat Timbang saksama dari 500 bpj. [Catatan Jika perlu, Larutan baku dan
sejumlah kalium fosfat monobasa P, larutkan dalam Larutan uji dapat dimodifikasi untuk memperoleh
air hingga kadar lebih kurang 0,716 mg per ml. larutan dengan kadar yang terletak pada garis linier
Larutan baku fosfat Pipet 1 ml Larutan baku atau pada area kerja instrumen].
persediaan fosfat ke dalam labu tentukur 100-ml, Larutan baku Timbang 1,144 g kalium klorida P
encerkan dengan air sampai tanda, diperoleh larutan yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam,
dengan kadar 7,16 µg per ml. Siapkan larutan segar. masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml. Larutkan
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku fosfat ke dan encerkan dengan air sampai tanda. Larutan ini
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air mengandung kalium setara dengan 600 µg per ml.
sampai tanda. Encerkan larutan hingga diperoleh tidak kurang dari
Larutan uji Pipet 2 ml yang disiapkan untuk uji tiga kadar Larutan baku, sehingga kadar Larutan uji
Kejernihan larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, berada pada rentang kadar Larutan baku.
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan uji Timbang 1,0 g zat masukkan ke dalam
Larutan asam sulfomolibdat Larutkan dengan labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
pemanasan 2,5 g ammonium molibdat P dalam 20 ml air sampai tanda, campur.
air. Encerkan 28 ml asam sulfat P dengan 50 ml air, Prosedur Lakukan penetapan dengan cara
dinginkan. Campur kedua larutan dan encerkan Spektrofotometri Serapan Atom seperti tertera pada
dengan air sampai 100 ml. Spektrofotometri dan hamburan cahaya <1191>.
Prosedur Pada Larutan baku dan Larutan uji, Ukur tidak kurang tiga kali, intensitas emisi dari
tambahkan 4 ml Larutan asam sulfomolibdat, 0,1 ml Larutan uji dan Larutan baku menggunakan nyala
campuran 1 ml Timah(II) klorida pekat asam LP dan asetilen-udara, pada panjang gelombang 766,5 nm.
10 ml asam klorida 2 N. Setelah 10 menit, Buat kurva kalibrasi dari nilai rata-rata yang
bandingkan warna dari setiap 20 ml larutan; warna diperoleh dari pembacaan Larutan baku dan tetapkan
pada Larutan uji tidak lebih intensif dari warna kadar kalium dalam Larutan uji.
Larutan baku.
-2025-
Magnesium dan logam alkali tanah Tidak lebih dan 0,5 ml asam asetat 5 N, campur. Setelah 5 menit
dari 100 bpj, dihitung sebagai kalsium. kekeruhan pada Larutan uji tidak lebih keruh dari
Dapar amonia-amonium klorida pH 10,0 yang dihasilkan oleh Larutan baku.
Timbang 5,4 g amonium klorida P masukkan ke
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam 20 ml Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 5 bpj.
air, tambahkan 20 ml amonium hidroksida P dan
encerkan dengan air sampai tanda. Tambahan persyaratan:
Prosedur Pada 200 ml air, tambahkan 0,1 g Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
hidroksilamin hidroklorida P, 10 ml Dapar amonia- lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam,
amonium klorida pH 10,0, 1 ml zink sulfat 0,1 M dan menggunakan 1,000 g zat.
0,2 g hitam eriokrom P. Panaskan sampai lebih Tambahan persyaratan:
kurang 40°. Titrasi larutan ini dengan dinatrium Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat uji
edetat 0,01 M LV sampai warna ungu berubah Endotoksin bakteri seperti tertera pada sediaan yang
menjadi warna biru tua yang jelas. Tambahkan 10,0 g menggunakan natrium klorida. Jika pada etiket tertera
natrium klorida P dalam 100 ml air pada larutan ini. natrium klorida harus diproses lebih lanjut untuk
Jika warna berubah menjadi ungu, titrasi larutan pembuatan sediaan injeksi, tingkat endotoksin bakteri
dengan dinatrium edetat 0,01 M LV sampai titik akhir memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri <201>
berwarna biru tua. Volume 0,01 M dinatrium edetat LV seperti tertera pada monografi sediaan yang
yang digunakan pada titrasi kedua tidak lebih dari 2,5 ml. menggunakan natrium klorida.
Tambahan persyaratan: Tambahan persyaratan:
Nitrit Tidak lebih dari 0,01 bpj. Sterilitas Jika pada etiket tertera natrium klorida
Larutan uji Pada 10 ml larutan yang disiapkan steril, memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>.
untuk uji Kejernihan larutan, tambahkan 10 ml air.
Prosedur Lakukan penetapan dengan cara Hilangkan persyaratan:
Spektrofotometri UV seperti tertera pada Cemaran senyawa organik mudah menguap
Spektrofotometri dan hamburan cahaya <1191>. <471> Metode IV Memenuhi syarat.
Ukur serapan larutan pada panjang gelombang 354 nm.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
Sulfat Tidak lebih dari 200 bpj. 50 mg zat, larutkan dalam 50 ml air. Titrasi dengan
Larutan baku sulfat A Masukkan 181 mg kalium perak nitrat 0,1 N LV seperti tertera pada Titrimetri
sulfat P ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan <711>. Tetapkan titik akhir secara potensiometrik.
beberapa ml etanol P 30%, aduk untuk melarutkan,
encerkan dengan etanol P 30% sampai tanda. Pipet Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 5,844 mg NaCl
10 ml larutan, segera sebelum digunakan, ke dalam
labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan etanol P
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
30% sampai tanda, campur. Larutan ini mengandung
10 µg sulfat per ml. Penandaan Jika natrium klorida digunakan untuk
Larutan baku sulfat B Masukkan 181 mg kalium sediaan injeksi, larutan dialisis peritoneal, larutan
sulfat P ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan hemodialisis, larutan hemofiltrasi harus dinyatakan
beberapa ml air, aduk untuk melarutkan, encerkan dalam etiketnya. Jika natrium klorida harus diproses
dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan, lebih lanjut untuk sediaan injeksi, pada etiket harus
secepatnya sebelum digunakan, ke dalam labu tertera memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri
tentukur 1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda, <201>. Jika pada etiket tertera natrium klorida steril,
campur. Larutan ini mengandung 10 µg sulfat per ml. memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>.
Larutan natrium klorida Larutkan 2,5 g natrium
klorida P dalam 50 ml air.
Larutan barium klorida Timbang sejumlah barium
INJEKSI NATRIUM KLORIDA
klorida P, larutkan dalam air hingga kadar lebih
kurang 250 mg per ml. Sodium Chloride Injection
Larutan baku Pada 1,5 ml Larutan baku sulfat A, Injeksi Natrium Klorida adalah larutan steril natrium
tambahkan 1 ml Larutan barium klorida, kocok, klorida dalam Air untuk Injeksi. Tidak mengandung
diamkan selama 1 menit. Pada 2,5 ml suspensi yang zat antimikroba. Mengandung tidak kurang dari
dihasilkan, tambahkan 15 ml Larutan baku sulfat B 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% NaCl dari jumlah
dan 0,5 ml asam asetat 5 N, campur. yang tertera pada etiket.
Larutan uji Pada 1,5 ml Larutan baku sulfat A,
tambahkan 1 ml Larutan barium klorida, kocok, Baku pembanding Endotoksin BPFI [Catatan
diamkan selama 1 menit. Pada 2,5 ml suspensi yang Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus
dihasilkan, tambahkan 15 ml Larutan natrium klorida hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
-2026-
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan tunggal kaca atau plastik, sebaiknya dari kaca Tipe I
larutan, dalam lemari pendingin. atau II.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Warna dan Akromisitas <1291>Metode III Warna
700 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan W5;
Tambahkan 100 ml asam asetat glasial P, aduk lakukan penetapan menggunakan larutan 5,0%.
hingga larut sempurna. Tambahkan kristal violet LP
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan Suhu lebur <1021> 146º sampai 150º.
penetapan blangko.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Tiap ml asam perklorat 0,1 N lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam,
setara dengan 16,01 mg C7H5NaO3 menggunakan 1 g zat.
bercak Larutan 2. Abaikan bercak asam tartrat pada Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
garis penotolan. dengan Media disolusi hingga diperoleh kadar akhir
lebih kurang 10 µg per ml.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Larutan uji Saring sejumlah alikot menggunakan
250 mg zat, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. penyaring yang sesuai, jika perlu encerkan dengan
Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV dan tentukan Media disolusi.
titik akhir secara potensiometrik. Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Tiap ml asam perklorat 0,1 N kurang 375 nm menggunakan Media disolusi sebagai
setara dengan 25,92 mg C6H7NO.C4H6O6 blangko. Hitung persentase C8H6N4O5 yang terlarut
berdasarkan yang tertera pada etiket dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
AU C S
V 100
Tambahan monografi
AS L
TABLET NITROFURANTOIN
Nitrofurantoin Tablets AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji
dan Larutan baku; CS adalah kadar Nitrofurantoin
Tablet Nitrofurantoin mengandung Nitrofurantoin, BPFI dalam mg per ml Larutan baku; L adalah
C8H6N4O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih jumlah yang tertera pada etiket dalam mg per tablet;
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. V adalah volume Media disolusi, 900 ml.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Baku pembanding Nitrofurantoin BPFI; lakukan
kurang dari 25% (Q) C8H6N4O5 dari jumlah yang
pengeringan pada suhu 140 selama 30 menit tertera pada etiket dan dalam waktu 120 menit harus
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup larut tidak kurang dari 85% (Q) C8H6N4O5 dari
rapat, terlindung cahaya. Nitrofurazon BPFI; lakukan jumlah yang tertera pada etiket.
pengeringan pada suhu 105 selama 1 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Nitrofurazon Tidak lebih dari 0,01%. Lakukan
terlindung cahaya. Hindarkan paparan sinar matahari penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
langsung, cahaya fluoresensi kuat, panas berlebih dan tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
bahan alkali. Dapar Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar.
Identifikasi Fase gerak Campuran Tetrahidrafuran P-Dapar
A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih (10:90).
kurang 100 mg nitrofurantoin, tambahkan 10 ml Larutan kesesuaian sistem persediaan Timbang
asam asetat 6 N, didihkan beberapa menit, saring saksama masing-masing sejumlah Nitrofurazon BPFI
selagi panas. Dinginkan hingga suhu ruang, dan Nitrofurantoin BPFI, larutkan dan encerkan
kumpulkan endapan nitrofurantoin, dan keringkan dengan dimetilformamida P, hingga kadar masing-
pada suhu 105 selama 1 jam; spektrum serapan masing 5,0 μg per ml.
inframerah residu yang didispersikan dalam minyak Larutan kesesuaian sistem Pipet sejumlah Larutan
mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada kesesuaian sistem persediaan ke dalam labu tentukur
bilangan gelombang yang sama seperti pada yang sesuai, encerkan dengan Fase gerak hingga
Nitrofurantoin BPFI. kadar Nitrofurazon BPFI dan Nitrofurantoin BPFI
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram masing-masing 0,5 μg per ml.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Larutan baku persediaan Timbang saksama
diperoleh pada Penetapan kadar. sejumlah Nitrofurazon BPFI, larutkan dan encerkan
dengan dimetilformamida P, hingga kadar lebih
Disolusi <1231> kurang 5,0 µg per ml.
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,2 (lihat Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku persediaan
Larutan dapar pada Pereaksi, Indikator dan Larutan) ke dalam labu bersumbat kaca, tambahkan 20,0 ml
Alat tipe 1: 100 rpm air, campur.
Waktu: 60 dan 120 menit Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet setara
Larutan baku persediaan Timbang saksama dengan lebih kurang 100 mg nitrofurantoin,
sejumlah Nitrofurantoin BPFI, masukkan ke dalam masukkan dalam labu bersumbat kaca 25 ml,
labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam tambahkan 2,0 ml dimetilformamida P, kocok selama
dimetilformamida P 5% dari volume akhir dan 5 menit. Tambahkan 20,0 ml air, campur dan biarkan
encerkan dengan Media disolusi sampai tanda, selama 15 menit. Saring sebagian campuran melalui
diperoleh larutan dengan kadar 0,1 mg per ml. penyaring nilon dengan porositas 0,45 μm.
-2029-
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 3,9 mm × 30 cm yang berisi bahan pengisi L1.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
dilengkapi dengan detektor 375 nm dan kolom [Catatan Atur parameter percobaan sehingga waktu
3,9 mm × 30 cm yang berisi bahan pengisi L1. Laju retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang 8 menit
alir lebih kurang 1,6 ml per menit. Lakukan dan tinggi puncak lebih kurang 0,5 skala penuh]
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
[Catatan Atur parameter percobaan hingga waktu tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara asetanilida dan
retensi puncak nitrofurantoin lebih kurang nitrofurantoin tidak kurang dari 3,0; simpangan baku
10,5 menit dan tinggi puncak lebih kurang 0,1 skala relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
penuh resolusi], rekam kromatogram dan ukur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: volume sama (antara 5 μl dan 10 μl) Larutan baku
resolusi, R, antara puncak nitrofurazon dan dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
nitrofurantoin tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatogram dan ukur respons puncak utama.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Hitung persentase C8H6N4O5, dengan rumus:
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada RU C S
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. 100
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah RS CU
volume sama (antara 60 μl dan 100 μl) Larutan baku
dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons
kromatogram dan ukur semua respons puncak: puncak nitrofurantoin terhadap asetanilida pada
respons puncak Larutan uji pada waktu retensi yang Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
sesuai dengan Larutan baku tidak lebih tinggi dari Nitrofurantoin BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
puncak utama pada Larutan baku. CU adalah kadar nitrofurantoin dalam mg per ml
Larutan uji berdasarkan kandungan nitrofurantoin per
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. tablet seperti tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P
dalam 500 ml air. Tambahkan lebih kurang 30 ml Perubahan judul monografi
natrium hidroksida 1,0 N hingga pH 7,0, encerkan TABLET SUBLINGUAL NITROGLISERIN
dengan air hingga 1000 ml. Nitroglycerin Sublingual Tablet
Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (12:88).
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah Tablet Sublingual Nitrogliserin mengandung
asetanilida, masukkan ke dalam labu tentukur yang Nitrogliserin, C3H5N3O9 tidak kurang dari 90,0% dan
sesuai, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada
1 mg per ml. etiket.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih
kurang 50 mg Nitrofurantoin BPFI, larutkan dalam Baku pembanding Nitrogliserin Encer BPFI
40,0 ml dimetilformamida P, tambahkan 50,0 ml [Perhatian Perlakukan dengan hati-hati; dapat
Larutan baku internal. Kadar nitrofurantoin lebih meledak karena benturan atau panas yang berlebih]
kurang 0,56 mg per ml. tidak boleh dikeringkan; tiap ampul mengandung
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang lebih kurang 200 mg larutan nitrogliserin 1,00% b/b
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk dalam propilen glikol. Simpan dalam ampul tertutup
tablet setara dengan lebih kurang 50 mg pada suhu 4º; biarkan pada suhu ruang sebelum
nitrofurantoin, tambahkan 40,0 ml dimetilformamida P membuka ampul. Jika sudah dibuka, lindungi dari
dan kocok secara mekanik selama 15 menit. kelembaban dan cahaya, gunakan segera. Buang
Tambahkan 50,0 ml Larutan baku internal, kocok, bagian yang tidak dipakai.
dinginkan pada suhu ruang. Saring sebagian
campuran melalui penyaring nilon dengan porositas Identifikasi
0,45 μm, buang beberapa ml filtrat pertama. Kadar A. Lakukan kromatografi lapis tipis seperti tertera
nitrofurantoin lebih kurang 0,56 mg per ml pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis
berdasarkan kandungan nitrofurantoin per tablet <281>.
seperti tertera pada etiket. Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Fase gerak Campuran toluena P-etil asetat P-asam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi asetat glasial P (16:4:1).
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
-2030-
Penampak bercak Buat larutan difenilamina P kandungan di luar rentang 75,0% dan 135,0% dan
dalam metanol P (1:100). tidak ada yang di luar 60,0% dan 150,0%, lakukan uji
Larutan baku Timbang saksama sejumlah tambahan terhadap 20 tablet. Uji memenuhi syarat
Nitrogliserin Encer BPFI, larutkan dan encerkan jika kandungan masing-masing dari 20 tablet
dengan aseton P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. tambahan terletak antara 75,0% dan 135,0% dari
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk yang tertera pada etiket.
tablet setara dengan lebih kurang 1 mg nitrogliserin,
masukkan ke dalam wadah bersumbat kaca, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tambahkan 1 ml aseton P, kocok secara mekanik Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
selama 30 menit, saring. Kromatografi <931>.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
kromatogram. Masukkan lempeng ke dalam bejana Nitrogliserin Encer.
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase Larutan uji Larutkan tidak kurang dari 20 tablet
gerak, biarkan Fase gerak merambat hingga lebih sublingual dalam Fase gerak, dan encerkan secara
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Fase gerak
lempeng, tandai batas rambat, biarkan fase gerak hingga kadar 0,075 mg per ml.
menguap. Semprot dengan Penampak bercak, sinari Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
lempeng dengan cahaya ultraviolet 254 nm dan 365 nm sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan
selama 10 menit: Harga Rf bercak utama dari Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
uji sesuai dengan Larutan baku. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram jumlah dalam mg nitrogliserin, C3H5N3O9 dalam tiap
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang tablet yang digunakan dengan rumus:
diperoleh pada Penetapan kadar.
100 rU
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 2 menit;
lakukan penetapan seperti tertera pada Tablet TDC rS
sublingual.
T adalah jumlah tablet sublingual yang digunakan; D
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. adalah faktor pengenceran Larutan uji; C adalah
Prosedur keseragaman kandungan kadar Nitrogliserin Encer BPFI dalam mg per ml
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi puncak utama dari Larutan uji dan Larutan baku.
<931>.
Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan rapat, sebaiknya dari kaca, pada suhu ruang
kadar dalam Nitrogliserin Encer. terkendali. Tiap wadah berisi tidak lebih dari
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam wadah 100 tablet.
yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Fase
gerak hingga kadar 0,075 mg per ml. Tambahan persyaratan:
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing Penandaan Pada etiket dicantumkan tablet untuk
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan penggunaan sublingual, langsung digunakan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam sebagaimana bentuknya sebelum kemasan dibuka.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Pada etiket yang dapat dibaca oleh pengguna
jumlah dalam mg, nitrogliserin, C3H5N3O9, dalam dicantumkan “Peringatan: Untuk menghindari
tablet yang digunakan dengan rumus: penurunan potensi, simpan tablet dalam kemasan asli
atau kemasan khusus tambahan tablet sublingual
r nitrogliserin. Tutup rapat segera setiap kali setelah
CV U digunakan”.
rS
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; Metanol dan etanol Metanol tidak lebih dari
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam. 0,005% dan etanol tidak lebih dari 0,05%. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Larutan n-propilalkohol P
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 1 bpj. 5,6 nl per ml dalam natrium hidroksida P 1 dalam
100.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Larutan baku Buat larutan metanol P dan etanol
mutlak P 10 µg per ml dalam Larutan baku internal.
Cemaran Organik Masing-masing cemaran tidak Masukkan 2 ml ke dalam vial bertutup. Panaskan vial
lebih dari 0,3%; dan jumlah semua cemaran tidak pada 90 selama 2 menit, kocok selama 6 menit.
lebih dari 0,5%. Abaikan cemaran kurang dari 0,02%. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair zat ke dalam vial bertutup, tambahkan 2 ml Larutan
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. baku internal. Panaskan vial pada 90 selama 2 menit,
Pengencer Campuran air-asetonitril P (6:1). kocok selama 6 menit.
-2032-
Blangko Masukkan 2 ml Larutan baku internal ke Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dalam vial bertutup. Panaskan vial pada 90 selama rapat, terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25,
2 menit, kocok selama 6 menit. masih diperbolehkan pada suhu antara 15 dan 30.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom leburan TETES HIDUNG OKSIMETAZOLIN
silika 0,53 mm × 30 m dilapisi dengan 3,0 µm fase HIDROKLORIDA
diam G43. Pertahankan suhu injektor pada 170 dan Oxymetazoline Hydrochloride Nasal Solution
suhu detektor pada 250. Kolom dikondisikan seperti
pada Tabel 1: Tetes Hidung Oksimetazolin Hidroklorida adalah
larutan oksimetazolin hidroklorida dalam air yang
Tabel 1 diatur tonisitasnya. Mengandung Oksimetazolin
Suhu awal Kenaikan Suhu akhir Waktu Hidroklorida, C16H24N2O.HCl, tidak kurang dari
() suhu () retensi pada
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
(/menit) suhu akhir
(menit) tertera pada etiket.
35 35 3
35 20 90 Baku pembanding Oksimetazolin Hidroklorida
90 40 200 2 BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat.
Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju
alir lebih kurang 7 ml per menit. Lakukan Identifikasi Waktu retensi puncak utama
kromatografi dengan sistem injeksi “headspace” kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
retensi relatif metanol, etanol dan n-propilalkohol pH <1071> Antara 4,0 dan 6,5.
berturut-turut adalah 0,5; 0,6 dan 1,0; resolusi, R,
antara puncak metanol dan etanol tidak kurang dari Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
2,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
ulang tidak lebih dari 5,0%. Kromatografi <931>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Fase gerak Lakukan seperti tertera pada
volume sama (lebih kurang 1,0 ml) Larutan baku, Penetapan kadar dalam Oksimetazolin Hidroklorida.
Blangko dan Larutan uji ke dalam kromatograf, Larutan baku Timbang saksama sejumlah
rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Oksimetazolin Hidroklorida BPFI, larutkan dan
Hitung persentase metanol atau etanol dalam zat encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih
dengan rumus: kurang sesuai dengan kadar tetes hidung yang tertera
pada etiket.
Larutan uji Gunakan Tetes Hidung Oksimetazolin
Ri CS
100 Hidroklorida.
RS CU Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Oksimetazolin
Hidroklorida, kecuali dalam menghitung jumlah
Ri dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons
dalam mg oksimetazolin hidroklorida,
puncak metanol atau etanol terhadap baku internal
C16H24N2O.HCI, dalam tiap ml tetes hidung yang
dalam Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
digunakan dengan rumus:
metanol atau etanol dalam µg per ml Larutan baku;
CU adalah kadar ofloksasin dalam µg per ml Larutan
uji. r
C U
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang rS
100 mg zat, larutkan dalam 275 ml anhidrat asetat P
dalam gelas piala 400 ml, titrasi dengan asam C adalah kadar Oksimetazolin Hidroklorida BPFI
perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
potensiometrik menggunakan elektroda kaca-perak turut adalah respons puncak utama dari Larutan uji
klorida. Gunakan loncatan pertama dari dua loncatan dan Larutan baku.
potensial. Lakukan penetapan blangko.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 36,138 mg C18H20FN3O4
-2033-
pH <1071> Antara 5,8 dan 6,8. Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 1,0%.
Lakukan penetapan dengan menggunakan campuran
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara 20 ml campuran toluen P dan metanol P (7:3)
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada sebagai pengganti metanol dalam labu titrasi.
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Sistem kromatografi dan Prosedur Penetapan kadar oksitetrasiklin
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Larutan uji Timbang saksama dan masukkan
Oksimetazolin Hidroklorida sejumlah salep ke dalam corong pisah, tambahkan
Larutan baku Buat larutan Oksimetazolin 50 ml eter P, kocok. Tambahkan 20 ml asam klorida
Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak hingga kadar 0,1 N, kocok dan biarkan memisah. Kumpulkan
setara dengan Larutan uji. lapisan asam. Ulangi ekstraksi tiga kali tiap kali
Larutan uji Gunakan tetes mata. dengan 20 ml asam klorida 0,1 N. Kumpulkan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan ekstrak asam dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
kadar dalam Oksimetazolin Hidroklorida. Hitung dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda, campur.
jumlah dalam mg oksimetazolin hidroklorida, Encerkan sejumlah larutan dengan asam klorida 0,1
C16H24N2O.HCl dalam setiap ml tetes mata dengan N hingga kadar oksitetrasiklin tidak kurang dari 150
rumus: µg per ml.
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
r Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
C U <131> dengan menggunakan sejumlah volume
rS Larutan uji yang diukur saksama dan diencerkan
secara kuantitatif dengan asam klorida 0,1 N hingga
kadar oksitetrasiklin setara dengan aras dosis tengah
C adalah kadar Oksimetazolin Hidroklorida BPFI
baku.
dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan
Penetapan kadar hidrokortison Lakukan
Larutan baku.
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Fase gerak Campuran metanol P-air-asam asetat
glasial P (500:500:1) sehingga waktu retensi
hidrokortison antara 6 dan 10 menit.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Hidrokortison BPFI, larutkan dan encerkan dengan
campuran metanol P-air (1:1) hingga kadar lebih
kurang 0,15 mg per ml.
-2034-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,5 g Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak
salep, masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
3 ml heksan P dan hangatkan pada penangas uap, rapat, terlindung cahaya dan di tempat dingin.
aduk perlahan hingga larut. Tambahkan 7 ml heksan P, Polimiksin B Sulfat BPFI; lakukan pengeringan pada
campur dengan pengadukan, dan ekstraksi 4 kali tiap tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 60º
kali dengan 15 ml campuran metanol P-air (1:1). selama 3 jam sebelum digunakan, simpan dalam
Kumpulkan ekstrak dalam labu tentukur 100-ml, wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan di tempat
encerkan dengan campuran metanol P-air (1:1) dingin.
sampai tanda dan campur. Saring larutan, buang
10 ml filtrat pertama. Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 1,0%.
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Lakukan penetapan dengan menggunakan campuran
4 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir 10 ml campuran toluen P dan metanol P (7:3)
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi sebagai pengganti metanol dalam labu titrasi.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Penetapan kadar oksitetrasiklin Lakukan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar
tidak lebih dari 2,0%. oksitetrasiklin dalam Salep Oksitetrasiklin
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Hidroklorida dan Hidrokortison.
volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam Penetapan kadar polimiksin B Timbang saksama
kromatogram dan ukur respons puncak utama. sejumlah salep setara dengan lebih kurang 10.000
[Catatan Puncak Larutan baku lebih kurang 0,6 kali unit Polimiksin B FI, masukkan ke dalam tabung
skala puncak penuh]. Hitung jumlah dalam mg sentrifuga 15 ml, tambahkan 10 ml eter P, aduk dan
hidrokortison, C21H30O5, dalam tiap gram salep sentrifus selama 10 menit. Enap tuangkan dan buang
dengan rumus: lapisan eter yang jernih. Bilas residu dengan 10 ml
eter P, sentrifus selama 10 menit, enap tuangkan dan
rU 100C buang lapisan eter yang jernih. Cuci residu beberapa
kali tiap kali dengan 10 ml aseton P, sentrifus, enap
rS W tuangkan dan buang lapisan aseton sampai warna
kuning hilang. [Catatan Lakukan dengan hati-hati
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak agar residu tidak hilang saat pencucian].
hidrokortison dari Larutan uji dan Larutan baku; Tambahkan 0,2 ml polisorbat 80 P, campur.
C adalah kadar Hidrokortison BPFI dalam mg per ml Masukkan campuran ke dalam labu tentukur 100-ml
Larutan baku; W adalah bobot dalam g salep yang dengan bantuan Dapar nomor 6, encerkan dengan
digunakan. pelarut yang sama sampai tanda. Lakukan penetapan
seperti tertera pada Polimiksin B Sulfat dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
dilipat atau dalam wadah tertutup baik, tidak tembus <131> dengan menggunakan sejumlah volume
cahaya. larutan yang diukur saksama dan diencerkan secara
kuantitatif dengan Dapar nomor 6 hingga kadar
polimiksin B setara dengan aras dosis tengah baku.
Tambahan monografi
Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
SALEP OKSITETRASIKLIN
dilipat atau dalam wadah tertutup baik, tidak tembus
HIDROKLORIDA DAN POLIMIKSIN B cahaya.
SULFAT
Oxytetracycline Hydrochloride and
Polymyxin B Sulfate Ointment
5 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml larutkan tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Senyawa
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Sejenis D Ondansetron BPFI; tidak boleh
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi terlindung cahaya, dan dalam lemari pendingin.
dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir Identifikasi
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
terhadap Larutan kesesuaian system, rekam Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Fase gerak Campuran kloroform P-etil asetat P-
pada Prosedur: waktu retensi relatif ondansetron dan metanol P- amonium hidroksida P (90:50:40:1).
senyawa sejenis A ondansetron berturut-turut adalah Larutan baku Larutan Ondansetron Hidroklorida
lebih kurang 1,0 dan 1,1; resolusi, R, antara puncak BPFI dalam metanol P setara dengan 0,25 mg per ml
senyawa sejenis A ondansetron dan ondansetron Ondansetron Hidroklorida BPFI.
tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji Encerkan sejumlah larutan oral dengan
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons campuran metanol P-air (50:50) hingga kadar lebih
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan kurang 0,2 mg per ml.
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah diperoleh pada Penetapan kadar.
volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Escherichia coli. Angka total mikroba aerob tidak
jumlah dalam mg ondansetron, C18H19N3O.HCl, lebih dari 100 koloni per g, tidak boleh mengandung
dalam zat yang digunakan dengan rumus: Enterobacteriaceae tidak lebih dari 10 koloni per g
dan angka total kapang dan jamur tidak lebih dari
50 koloni per g.
r
500C U
rS Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
dan detektor pada 280º. Kromatograf diprogram Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
sebagai berikut: kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan
Suhu awal Kenaikan Suhu akhir Lama suhu rumus:
(º) suhu (º) dipertahankan
(º/menit) pada suhu
ri C S 1
akhir 100
F
(menit)
50 4 170 -
rS CU
170 30 300 30
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam dari Larutan uji; rS adalah respons puncak orlistat
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dari Larutan baku; CS adalah kadar Orlistat BPFI
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar
penyuntikan ulang tidak lebih dari 10,0%. orlistat dalam mg per ml Larutan uji; F adalah faktor
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah respons relatif cemaran seperti tertera dalam Tabel 1.
volume sama (lebih kurang 2 µl) Larutan “spike”
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Tabel 1
Nama senyawa Waktu Faktor Batas tidak
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Retensi Respons lebih dari
Hitung persentase senyawa sejenis B orlistat dengan Relatif Relatif (%)
rumus: Formileusin 0,10 4,0 0,2
Senyawa sejenis C 0,13 33 0,05
Orlistat
rU C S
100
Epimer cincin 0,44 1,0 0,2
terbuka orlistat
rS rU CT Senyawa sejenis D 0,90 - Dihitung
Orlistat* dari
prosedur 4
rU adalah respons puncak senyawa sejenis B orlistat Amida cincin 0,90 - Dihitung
terbuka orlistat* dari
dari Larutan uji; rS adalah respons puncak senyawa prosedur 4
sejenis B orlistat dari Larutan “spike”; CS adalah Orlistat 1,0 - -
kadar Senyawa Sejenis B Orlistat BPFI dalam mg D-Leusin orlistat 1,18 1,0 0,2
per ml Larutan baku; CT adalah kadar orlistat dalam Masing-masing - 1,0 0,1
mg per ml Larutan “spike”. cemaran lain
*
koeluasi dalam sistem kromatografi ditetapkan menggunakan
prosedur 4
Prosedur 3:
Cemaran organik Tidak lebih dari yang tertera pada Prosedur 4:
Tabel 1. Lakukan penetapan dengan cara Senyawa sejenis D Orlistat Tidak lebih dari batas
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada yang tertera pada Tabel 2. Lakukan penetapan
Kromatografi <931>. [Catatan Hindari penggunaan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
labu tentukur plastik saat membuat atau menyimpan tertera pada Kromatografi <931>.
larutan] Fase gerak Buat campuran metanol P-air (83:17),
Fase gerak, Larutan baku, dan Larutan uji saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama tertera pada Kromatografi <931>.
sejumlah Orlistat BPFI, Senyawa Sejenis C Orlistat Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
BPFI dan Senyawa Sejenis D Orlistat BPFI larutkan masing-masing sejumlah Orlistat BPFI dan Senyawa
dalam Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih Sejenis D Orlistat BPFI, larutkan dan encerkan
kurang 10 µg per ml, 0,1 µg per ml dan 0,25 µg per ml. dengan asetonitril P hingga kadar berturut-turut lebih
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kurang 4 mg per ml dan 2,4 µg per ml.
Penetapan kadar, kecuali penyuntikan Larutan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Orlistat
kesesuaian sistem. Lakukan kromatografi terhadap BPFI, larutkan dan encerkan dalam asetonitril P
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
perbandingan “signal to noise” antara puncak larutkan dan encerkan dengan asetonitril P hingga
senyawa sejenis C dan senyawa sejenis D orlistat kadar lebih kurang 5 mg per ml.
tidak kurang dari 3 dan simpangan baku relatif untuk Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
puncak orlistat pada penyuntikan ulang tidak lebih Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dari 10,0%. dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 4,0 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih kurang
-2041-
0,6 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap dalam 200 ml air dan atur pH hingga 7,2 dengan
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan penambahan natrium hidroksida 0,1 N. Tambahkan
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: 800 ml asetonitril P. Saring dan awaudarakan.
perbandingan “signal to noise” untuk puncak Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
senyawa sejenis D orlistat tidak kurang dari 3 dan dan Larutan B seperti tertera pada Tabel 3 dalam Sistem
simpangan baku relatif untuk puncak orlistat pada kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
penyuntikan ulang tidak lebih dari 10,0%. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Kromatografi <931>.
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 0,2 mg Senyawa Sejenis E Orlistat BPFI masukkan
kromatogram dan ukur semua respons puncak. ke dalam vial “head-space” 20-ml. Tambahkan
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat 10 ml natrium hidroksida 4 N dan tutup vial.
dengan rumus: Panaskan vial pada suhu 100º selama 1 jam, dan
biarkan hingga suhu ruang. Pipet 2 ml larutan ke
ri C S 1 dalam labu tentukur 50-ml, dan encerkan dengan air
100 sampai tanda. Ke dalam 0,5 ml larutan tambahkan
rS CU F 2,0 ml Dapar dan 0,5 ml Zat penderivat.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran zat, lakukan seperti tertera pada Larutan baku mulai
dari Larutan uji; rS adalah respons puncak orlistat dari “masukkan ke dalam vial “head-space” 20-ml”.
dari Larutan baku; CS adalah kadar Orlistat BPFI Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dalam g per ml Larutan baku; CU adalah kadar Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
orlistat dalam g per ml Larutan uji; F adalah faktor dilengkapi dengan detektor fluoresensi 340 nm
respons relatif cemaran seperti tertera dalam Tabel 2. (eksitasi) dan 450 nm (emisi); kolom pelindung
2,1 mm × 2 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
Tabel 2 ukuran partikel 50 µm dan kolom analitik
Nama senyawa Waktu Faktor Batas 2,1 mm × 20 cm, berisi bahan pengisi L1. Laju alir
Retensi Respons tidak lebih kurang 0,5 ml per menit. Kromatograf
Relatif Relatif lebih diprogram sebagai berikut:
dari
(%) Waktu Larutan A Larutan B
Senyawa sejenis D 0,94 1,0 0,2 (menit) (%) (%)
Orlistat 0 96,7 3,3
Orlistat 1,00 - - 20 60 40
Amida cincin 1,25 4,3 0,1 24 0 100
terbuka orlistat 38 0 100
38 96,7 3,3
Prosedur 5: 45 96,7 3,3
Senyawa sejenis E Orlistat Tidak lebih dari 0,2%;
total cemaran dari Prosedur 1, 2, 3, 4 dan 5 tidak Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada Prosedur: simpangan baku relatif untuk puncak
Kromatografi <931>. senyawa sejenis E orlistat pada penyuntikan ulang
Dapar Buat larutan borat 0,4 N, atur pH hingga 10,2. tidak lebih dari 6,0%.
Zat penderivat larutan o-ftaldehid (OPA). [Catatan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Jika tidak dapat diperoleh dalam perdagangan, zat sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
penderivat dapat disiapkan dengan larutan asam ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
3-merkaptopropionat dan o-ftaldialdehid 1% dalam respons puncak utama. Hitung persentase senyawa
Dapar larutan borat 0,4 M]. sejenis E orlistat dalam zat dengan rumus:
Larutan A Timbang 4,1 g natrium asetat trihidrat P
dan 40 mg asam etilendiamintetraasetat (EDTA) P, rU C S
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml. Larutkan 100
dalam 950 ml air dan atur pH hingga 7,2 dengan rS CU
penambahan natrium hidroksida 0,1 N. Encerkan
dengan air sampai tanda. Tambahkan 2,5 ml rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
tetrahidrofuran P dan campur. Saring dan senyawa sejenis E orlistat dari Larutan uji dan
awaudarakan. Larutan baku; CS adalah kadar Senyawa Sejenis E
Larutan B Timbang 2,7 g natrium asetat trihidrat P Orlistat BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
dan 40 mg asam etilendiamintetraasetat (EDTA) P, CU adalah kadar orlistat dalam mg per ml Larutan uji.
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml. Larutkan
-2042-
Tambahan monografi Cemaran organik Tidak lebih dari yang tertera pada
KAPSUL ORLISTAT Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Orlistat Capsules cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>. [Catatan Hindari penggunaan labu tentukur
Kapsul Orlistat mengandung Orlistat, C29H53NO5 plastik saat membuat atau menyimpan larutan pada
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% prosedur ini]
dari jumlah yang tertera pada etiket. Fase gerak, Larutan baku, dan Larutan uji
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Baku pembanding Orlistat BPFI. Senyawa Sejenis Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
D Orlistat BPFI. sejumlah Senyawa Sejenis D Orlistat BPFI, larutkan
dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang
Identifikasi Waktu retensi puncak utama 0,025 mg per ml. Pipet 1 ml larutan ke dalam labu
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan tentukur 50-ml dan encerkan dengan Larutan baku
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. sampai tanda.
-2043-
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada hitung bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap sejumlah isi kapsul setara dengan lebih kurang
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan 120 mg orlistat, masukkan ke dalam labu tentukur
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: 200-ml. Tambahkan 140 ml Fase gerak dan sonikasi
resolusi, R, antara orlistat dan senyawa sejenis D selama 1 menit. Kocok larutan secara mekanik
orlistat tidak kurang dari 1,4 dan simpangan baku selama 15 menit dan encerkan dengan Fase gerak
relatif untuk puncak orlistat pada penyuntikan ulang sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan
tidak lebih dari 2,0%. porositas 0,45 µm atau lebih halus, buang beberapa ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah filtrat pertama.
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung dilengkapi dengan detektor 195 nm dan kolom
persentase masing-masing cemaran dalam kapsul 3,9 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
dengan rumus: lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
ri C S 1 respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
100 simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
rS CU F lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
dari Larutan uji; rS adalah respons puncak orlistat ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dari Larutan baku; CS adalah kadar Orlistat BPFI respons puncak utama. Hitung persentase orlistat,
dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar C29H53NO5, dalam isi kapsul dengan rumus:
orlistat dalam mg per ml Larutan uji; F adalah faktor
respons relatif cemaran seperti tertera dalam Tabel. rU C S
100
Tabel rS CU
Nama senyawa Waktu Faktor Batas
Retensi Respons tidak rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
Relatif Relatif lebih Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
dari Orlistat BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
(%)
CU adalah kadar orlistat dalam mg per ml Larutan uji.
Epimer cincin 0,45 1,0 1,5
terbuka orlistat
Cincin terbuka 0,5 1,0 0,3 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
orlistat rapat, pada suhu 25º, masih diperbolehkan pada suhu
Senyawa sejenis D 0,9 1,0 1,0 antara 15º dan 30º.
Orlistat
Orlistat 1,0 - -
Heksil undesil 2,0 1,0 0,2 PANKURONIUM BROMIDA
piranon Pancuronium Bromide
Henikosenil leusinat 4,7 2,3 0,3
Cemaran lain yang - - 0,3
teridentifikasi
Cemaran lain yang - 1,0 0,2
tidak teridentifikasi
Total cemaran - - 3,0
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metilen vertikal dengan latar belakang hitam seperti tertera
klorida dan dalam etanol. pada Perbandingan visual dalam Spektrofotometri
dan hamburan cahaya <1191>: Larutan uji sama
Baku pembanding Pankuronium Bromida BPFI; atau lebih jernih dari Suspensi pembanding A.
Vekuronium Bromida BPFI, sangat higroskopis, [Catatan Difusi cahaya harus seperti suspensi
keringkan dalam hampa udara di atas fosfor pembanding A yang dapat dibedakan dengan air dan
pentoksida P selama 3 jam sebelum digunakan. suspensi pembanding B dapat dibedakan dengan
Timbang pada kondisi kelembaban kurang dari 10%. suspensi pembanding A.]
Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari
pendingin. Warna larutan
Larutan baku persediaan Buat campuran besi(III)
Identifikasi klorida LK-Kobalt(II) klorida LK-tembaga(II) sulfat LK-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang asam klorida P (10 g per liter) (3:3:2,4:1,6).
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Larutan baku [Catatan Siapkan larutan ini sesaat
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sebelum digunakan.] Pipet 1 ml Larutan baku
sama seperti pada Pankuronium Bromida BPFI. persediaan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
B. Harga Rf bercak utama kromatogram Larutan dengan asam klorida P (10 g per 1000 ml).
uji sesuai dengan Larutan baku 2 pada Cemaran Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera
Organik. pada Kejernihan larutan.
C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji dan
Bromida cara B dan C seperti tertera pada Uji Larutan baku ke dalam tabung reaksi seperti yang
Identifikasi Umum <291>. digunakan pada Kejernihan larutan. Amati secara
Perbandingan visual seperti tertera pada
Kejernihan larutan Spektrofotometri dan hamburan cahaya <1191>:
Larutan hidrazin sulfat Masukkan 1,0 g hidrazin warna Larutan uji tidak lebih intensif dibandingkan
sulfat P ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Larutan baku atau air.
encerkan dengan air sampai tanda. Diamkan selama
4-6 jam sebelum digunakan. Rotasi jenis <1081> Antara +39° dan +43°, lakukan
Larutan metenamin Masukkan 2,5 g metenamin P penetapan menggunakan larutan 30 mg per ml.
ke dalam Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca,
tambahkan 25 ml air, tutup dan campur hingga larut. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,0%.
Suspensi opalesen primer [Catatan Campuran ini
stabil selama 2 bulan, terutama disimpan dalam Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,1 %.
wadah kaca yang bebas dari kerusakan permukaan.
Campuran ini harus tidak menempel pada gelas dan Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis
harus tercampur dengan baik sebelum digunakan.] seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Pipet 25 ml Larutan hidrazin sulfat ke dalam Larutan Penjerap Campuran silika gel setebal 0,2 mm.
metenamin dalam Erlenmeyer 100 ml bersumbat Fase gerak Campuran isopropil alkohol P-
kaca, campur dan diamkan selama 24 jam. asetonitril P-larutan natrium iodida P 40% b/v
Baku opalesen [Catatan Suspensi ini sebaiknya (85:10:5).
tidak digunakan lebih dari 24 jam setelah Larutan baku 1 Buat larutan Vekuronium Bromida
pembuatan.] Pipet 15 ml Suspensi opalesen primer BPFI dan Pankuronium Bromida BPFI dalam
ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air metilen klorida P hingga kadar berturut-turut lebih
sampai tanda. kurang 0,1 mg per ml dan 10 mg per ml.
Suspensi pembanding Pipet 5 ml Baku opalesen ke Larutan baku 2 Buat larutan Pankuronium
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air Bromida BPFI dalam metilen klorida P hingga kadar
sampai tanda (Suspensi pembanding A). Pipet 10 ml lebih kurang 10 mg per ml.
Baku opalesen ke dalam labu tentukur 100-ml ke dua, Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat
encerkan dengan air sampai tanda (Suspensi larutkan dalam metilen klorida P hingga kadar lebih
pembanding B). kurang 10 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml. dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metilen
Larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. klorida P sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke
Prosedur Masukkan secara terpisah sejumlah dalam labu tentukur 20-ml dan encerkan dengan
Larutan uji, Suspensi pembanding A, Suspensi metilen klorida P sampai tanda.
pembanding B dan air ke dalam tabung reaksi tidak Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada
berwarna, transparan terbuat dari kaca netral dengan Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah
dasar datar, diameter dalam 15-25 mm dan tinggi masing-masing 5 µl Larutan baku 1, Larutan baku 2,
40 mm. Amati di bawah sinar matahari dari arah Larutan uji dan Enceran larutan uji pada lempeng
-2045-
Garam O-2,6-Diamino-2,6-dideoksi-β-L- Rotasi jenis <1081> Antara +50˚ dan +55˚, dihitung
idopiranosil-(13)-O-β-D-ribofuranosil-(15)-O- terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan
[2-amino-2-deoksi-α-D-glukopiranosil-(14)]-2- menggunakan larutan 50 mg per ml.
deoksistreptamin sulfat [1263-89-4]
C23H45N5O14.xH2SO4 pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
Basa [7542-37-2] BM 615,63 menggunakan larutan (3 dalam 100).
Paromomisin Sulfat adalah garam sulfat zat Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
antibiotika atau zat yang dihasilkan oleh lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler,
Streptomyces rimosus var. Paromomycinus atau pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60°
campuran dua atau lebih garam. Potensi selama 3 jam menggunakan lebih kurang 100 mg zat.
paromomisin, C23H45N5O14, setara dengan tidak
kurang dari 675 µg per mg dihitung terhadap zat Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%;
yang telah dikeringkan. lakukan penetapan terhadap sisa pengarangan yang
telah dibasahi dengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes
Pemerian Serbuk putih krim sampai kuning terang; asam sulfat P.
tidak berbau atau praktis tidak berbau dan sangat
higroskopik. Penetapan potensi Lakukan penetapan paromomisin
sulfat seperti tertera pada Penetapan Potensi
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.
dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Baku pembanding Paromomisin Sulfat BPFI;
lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari
5 mmHg, pada suhu 60º selama 3 jam sebelum PARASETAMOL
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Acetaminophen
terlindung cahaya. Simpan dalam tempat dingin.
Identifikasi
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Fase gerak Campuran larutan amonium asetat P
(4 dalam 100), n-propil alkohol P dan ammonium 4’-Hidroksiasetanilida [103-90-2]
hidroksida P (30:10:6) yang dibuat segar. C8H9NO2 BM 151,16
Penampak bercak Larutan ninhidrin P dalam
butanol P (1 dalam 100). Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0%
Larutan baku Timbang saksama sejumlah dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung
Paromomisin Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan terhadap zat anhidrat.
dengan air hingga kadar 10 mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; sedikit
larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih pahit.
kurang 10 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam
25 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol.
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
-2047-
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan Larutan uji Masukkan 5,0 g zat ke dalam labu
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam tentukur 100-ml, larutkan dalam lebih kurang 75 ml
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup campuran metanol P-air (1:1). Tambahkan 5,0 ml
rapat, terlindung cahaya. Larutan nitroferisianida basa. Encerkan dengan
campuran metanol P-air (1:1) sampai tanda, campur
Identifikasi dan diamkan selama 30 menit.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Larutan baku Buat larutan segar p-aminofenol P
dikeringkan di atas silika gel P selama 18 jam dan 2,5 g per ml yang diperlakukan dengan cara sama
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan seperti pada Larutan uji.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang Blangko Buat campuran 5,0 ml Larutan
sama seperti pada Parasetamol BPFI. nitroferisianida basa encerkan dengan campuran
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat 5 µg metanol P-air (1:1) hingga 100 ml.
per ml dalam campuran asam klorida 0,1 N dalam Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
metanol P (1 dalam 100), menunjukkan maksimum uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
dan minimum pada panjang gelombang yang sama kurang 710 nm: serapan Larutan uji tidak lebih besar
sepeti pada Parasetamol BPFI. dari serapan Larutan baku.
C. Memenuhi uji Identifikasi secara Kromatografi
Lapis Tipis <281>, gunakan larutan 1 mg per ml p-Kloroasetanilida Tidak lebih dari 10 bpj. Lakukan
dalam metanol P dan fase gerak metilen klorida P- penetapan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis
metanol P (4:1). seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Jarak lebur <1021> Antara 168 dan 172. Fase gerak Campuran heksan p-aseton P (75:25).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. p-kloroasetanilida P, larutkan dalam eter P hingga
kadar lebih kurang 10 g per ml.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Larutan uji Timbang saksama 1,0 g zat, masukkan
ke dalam tabung sentrifuga 15 ml bersumbat kaca,
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; Kocok 1,0 tambahkan 5,0 ml eter P, kocok selama 30 menit dan
g zat dengan 25 ml air, saring, tambahkan 1 ml asam sentrifus dengan kecepatan 1000 rpm selama
nitrat 2 N dan 1 ml perak nitrat LP; larutan 15 menit atau sampai diperoleh pemisahan sempurna,
menunjukkan kandungan klorida tidak lebih dari gunakan larutan eter
larutan 0,20 ml asam klorida 0,020 N. Prosedur Totolkan secara terpisah 200 µl Larutan
uji (5×40 µl dalam satu spot) hingga diameter totolan
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%; Kocok 1,0 g tidak lebih dari 10 mm dan 40 µl Larutan baku pada
zat dengan 25 ml air, saring, tambahkan 2 ml asam lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam
asetat 1 N dan 2 ml barium klorida LP: kekeruhan bejana kromatografi berisi Fase gerak tanpa
yang terjadi tidak lebih dari 0,20 ml asam sulfat penjenuhan, biarkan Fase gerak merambat hingga
0,020 N. tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
Sulfida Masukkan lebih kurang 2,5 g zat ke dalam tandai batas rambat dan keringkan di udara, amati
gelas piala 50 ml, tambahkan 5 ml etanol P dan 1 ml bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Pada
asam klorida 3 N. Basakan sepotong kertas timbal(II) harga Rf yang sesuai dengan bercak utama Larutan
asetat P dengan air dan letakkan pada bagian bawah baku ukuran dan intensitas bercak Larutan uji, tidak
kaca arloji. Tutup gelas piala dengan kaca arloji lebih besar dari bercak utama Larutan baku.
sedemikian hingga kertas timbal(II) asetat P dekat
dengan bagian gelas piala untuk menuang. Panaskan Hilangkan persyaratan:
pada lempeng pemanas sampai hampir mendidih: Cemaran senyawa organik mudah menguap
tidak terjadi warna atau bercak pada kertas. <471> Metode V Memenuhi syarat. Pertahankan
suhu injektor kromatograf gas pada 70°.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
Penetapan kadar
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 120 mg
zat dalam 5 ml asam sulfat LP; warna larutan tidak
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan
lebih tua dari Larutan padanan A seperti tertera pada
dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai
Warna dan akromisitas <1291>.
tanda dan campur. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Encerkan dengan air sampai tanda.
p-Aminofenol bebas Tidak lebih dari 50 bpj.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Larutan nitroferisianida basa Larutkan 1 g
Parasetamol BPFI, larutkan dalam pelarut yang sama
natrium nitroferisianida P dan 1 g natrium karbonat
seperti pada Larutan uji hingga kadar lebih kurang
anhidrat P dalam 100 ml air.
12 g per ml.
-2048-
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C8H9NO2
baku pada panjang gelombang serapan maksimum yang terlarut dengan mengukur serapan alikot, jika
lebih kurang 244 nm, menggunakan air sebagai perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan
blangko. Hitung jumlah dalam mg, parasetamol, larutan baku Parasetamol BPFI dalam media yang
C8H9NO2, dalam zat yang digunakan dengan rumus: sama pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 243 nm.
A Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
10C U kurang dari 75% (Q) C8H9NO2 dari jumlah yang
AS tertera pada etiket.
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam g per ml Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kromatografi <931>.
rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu ruang, Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1),
terlindung dari kelembaban dan panas. saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
TABLET PARASETAMOL Parasetamol BPFI, larutkan dalam Fase gerak
Acetaminophen Tablets hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Tablet Parasetamol mengandung Parasetamol, dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih tablet setara dengan lebih kurang 100 mg
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. parasetamol, masukkan ke dalam labu tentukur
200- ml, tambahkan lebih kurang 100 ml Fase gerak,
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan kocok selama 10 menit menggunakan pengocok
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam mekanik, sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam
rapat, terlindung cahaya. labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Saring larutan melalui penyaring
Identifikasi dengan porositas 0,5 m atau lebih halus, buang 10 ml
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai Larutan uji.
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
diperoleh pada Penetapan kadar. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
B. Triturat sejumlah serbuk tablet setara dengan dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom
lebih kurang 50 mg parasetamol dengan 50 ml 3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
metanol P, saring: filtrat memenuhi uji Identifikasi lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
secara kromatografi lapis tipis <281>, gunakan fase terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
gerak campuran metilen klorida P-metanol P (4:1). respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng
Disolusi <1231> teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan
Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat pH 5,8. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Alat tipe 2: 50 rpm. lebih dari 2,0%.
Waktu: 30 menit. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C8H9NO2 volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
yang terlarut dengan mengukur serapan alikot, jika Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
perlu encerkan dengan Media disolusi dan serapan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
larutan baku Parasetamol BPFI dalam media yang jumlah dalam mg, parasetamol, C8H9NO2 dalam
sama pada panjang gelombang serapan maksimum serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
lebih kurang 243 nm.
r
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 10.000 C U
kurang dari 80% (Q) C8H9NO2 dari jumlah yang
rS
tertera pada etiket.
Untuk tablet kunyah
Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat pH 5,8. C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml
Alat tipe 2: 75 rpm. Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Waktu: 45 menit. puncak Larutan uji dan Larutan baku.
-2049-
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5. Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; lakukan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada terlindung cahaya.
Kromatografi <931>.
Larutan A Ammonium hidroksida P dalam Identifikasi
isopropil alkohol P (1 dalam 50). A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
Fase gerak Buat campuran n-heksana P-Larutan A Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
(700:300). Saring melalui penyaring 0,5 µm sebelum diperoleh pada Penetapan kadar.
digunakan. B. Memenuhi uji Identifikasi B pada Pilokarpin
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Nitrat.
Pilokarpin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan
dalam air hingga kadar lebih kurang 1,6 mg per ml. Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
-2052-
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5. kumpulan ekstrak dan air pencuci tambahkan 75 ml
trinitrofenol LP, dan lanjutkan penetapan seperti
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera tertera pada Penetapan kadar dalam Sirup Piperazin
pada Penetapan kadar dalam Tetes Mata Pilokarpin Sitrat, mulai dari “aduk baik”.
Hidroklorida dengan mengganti Pilokarpin
Hidroklorida dengan Pilokarpin Nitrat. Hitung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
persentase pilokarpin nitrat, C11H16N2O2.HNO3,
dalam larutan tetes mata dengan rumus seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Tetes Mata Pilokarpin PIRANTEL PAMOAT
Hidroklorida. Pyrantel Pamoate
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; Fase gerak Campuran etil asetat P-metanol P-
lakukan penetapan menggunakan 1,33 g zat. dietilamina P (200:50:15).
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P-
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. amonium hidroksida P (50:50:5).
Larutan 1 Larutan zat dengan kadar pirantel 20 mg
Besi <331> Tidak lebih dari 75 bpj; lakukan per ml dalam Pelarut.
penetapan menggunakan residu dari uji Sisa Larutan 2 Larutan zat dengan kadar pirantel
pemijaran, tambahkan campuran asam klorida P- 0,2 mg per ml dalam Pelarut.
asam nitrat P (3:2) dan uapkan di atas tangas uap Larutan 3 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan
hingga kering. Larutkan residu dalam 2 ml asam kadar pirantel 20 mg per ml dalam Pelarut.
klorida P dengan pemanasan hati-hati. Tambahkan Larutan 4 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan
18 ml asam klorida P, encerkan dengan air hingga kadar pirantel 0,2 mg per ml dalam Pelarut.
50 ml. Encerkan 5,0 ml larutan dengan air hingga 47 ml. Prosedur Totolkan masing-masing 100 μl keempat
larutan pada lempeng kromatografi silika gel P
Hilangkan persyaratan: setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
Senyawa sejenis bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
A. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Fase gerak dan biarkan Fase gerak merambat sampai
kertas seperti tertera pada Kromatografi <931>. 2 cm dari batas atas lempeng. Angkat lempeng dan
Fase gerak Campuran etil asetat P-butanol P-air biarkan kering di udara selama 10 menit dan amati di
(10:1:1). bawah cahaya ultraviolet: harga Rf bercak utama yang
Dapar glisina-natrium klorida-asam klorida diperoleh dari Larutan 1 sesuai dengan yang
Campur 3 bagian volume larutan yang mengandung diperoleh dari Larutan 3 dan tidak ada bercak lain
glisina P dan natrium klorida P masing-masing pada kromatogram Larutan 1 selain bercak utama
0,3 M dengan 7 bagian asam klorida 0,3 N. yang lebih besar dan intensif dari bercak utama
Penjerap Kertas saring Whatman nomor 1 atau Larutan 2.
yang sejenis 18 cm × 56 cm diimpregnasikan dengan
larutan segar yang dibuat dengan mencampur Tambahan persyaratan:
7 bagian aseton P dan 3 bagian Dapar glisina- Cemaran organik Total cemaran tidak lebih dari
natrium klorida-asam klorida. Tekan merata kertas 1,0%; cemaran lain tidak lebih dari yang tertera pada
yang sudah diimpregnasi diantara pengering putih Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
tidak berfluoresensi untuk menghilangkan kelebihan cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
pelarut. <931>.
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P- Pengencer Campuran asam asetat glasial P-
amonium hidroksida P (50:50:5). dietilamin P-air (5:2:5).
Larutan 1 Larutan zat dengan kadar pirantel 20 mg Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan
per ml dalam Pelarut. Pengencer (92,8:7,2), saring dan awaudarakan. Jika
Larutan 2 Larutan zat dengan kadar pirantel perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
0,2 mg per ml dalam Pelarut. sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan 3 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan [Catatan Siapkan larutan segera sebelum digunakan,
kadar pirantel 20 mg per ml dalam Pelarut. dan lindungi dari cahaya dalam proses
Larutan 4 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan pembuatannya.]
kadar pirantel 0,2 mg per ml dalam Pelarut. Larutan baku persediaan Timbang saksama
Prosedur Totolkan masing-masing 20 μl keempat sejumlah Pirantel Pamoat BPFI, larutkan dalam
larutan pada kertas kromatografi. Masukkan kertas ke sejumlah Pengencer. Volume Pengencer tidak lebih
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dari 7% volume akhir. Encerkan dengan asetonitril P
dengan Fase gerak dan kembangkan secara menurun hingga kadar lebih kurang 0,8 mg per ml.
seperti tertera pada Kromatografi <931> selama Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
16-20 jam. Angkat kertas, keringkan di udara selama dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
10 menit, masukkan ke dalam lemari pengering 4 µg per ml.
dengan udara mengalir dan keringkan pada suhu 60° Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
selama 30 menit. Amati di bawah cahaya ultraviolet sejumlah Senyawa Sejenis A Pirantel BPFI larutkan
254 nm: harga Rf bercak utama yang diperoleh dari dalam sejumlah Larutan baku persediaan. Volume
Larutan 1 sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan 3 Larutan baku persediaan tidak lebih dari 5% volume
dan tidak ada bercak lain pada kromatogram Larutan 1 akhir. Encerkan dengan Pengencer hingga kadar
selain bercak utama yang lebih besar dan intensif dari senyawa sejenis A pirantel lebih kurang 0,2 mg per ml
bercak utama Larutan 2. dan pirantel pamoat 40 µg per ml. Encerkan larutan
B. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi ini dengan Pengencer hingga kadar akhir senyawa
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. sejenis A pirantel dan pirantel pamoat berturut turut
lebih kurang 4 dan 0,8 µg per ml.
-2054-
menurunkan waktu retensi. Jika Fase gerak perlu Identifikasi [Catatan Gunakan alat kaca aktinik
penyesuaian, pertahankan perbandingan antara rendah atau lindungi larutan dari cahaya terang
asam asetat P-dietilamin P-air (1:0,4:1).] berlebih yang tidak perlu. Lakukan penetapan tanpa
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pirantel penundaan].
Pamoat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
gerak hingga kadar lebih kurang 80 µg per ml. Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,50 mm.
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga Fase gerak Buat campuran metil isobutil keton P–
kadar lebih kurang 80 µg per ml. asam format P-air (2:1:1), kocok. Gunakan lapisan atas.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Pelarut Larutan amonium hidroksida 0,05 N dalam
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi metanol P.
dilengkapi dengan detektor 288 nm dan kolom Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pirantel
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir Pamoat BPFI dan encerkan dengan Pelarut hingga
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi kadar lebih kurang 8 mg per ml. Kocok secara
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur mekanik dan sentrifus, gunakan beningan.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu Larutan uji Ukur saksama sejumlah suspensi,
retensi relatif asam pamoat dan pirantel berturut-turut encerkan dengan Pelarut hingga kadar lebih kurang
lebih kurang 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak 8 mg per ml. Kocok secara mekanik dan sentrifus,
pirantel dan asam pamoat tidak kurang dari 10,0; gunakan beningan.
efisiensi kolom dari puncak pirantel tidak kurang dari Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
8000 lempeng teoritis; faktor ikutan puncak pirantel 100 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
tidak lebih dari 1,3; dan simpangan baku relatif pada kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. kromatografi yang berisi Fase gerak, biarkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng.
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kering. Amati lempeng di bawah cahaya ultraviolet
kromatogram tidak kurang dari 2,5 kali waktu retensi 365 nm; harga Rf bercak utama Larutan uji sama
pirantel dan ukur respons puncak utama. Hitung dengan Larutan baku.
persentase pirantel pamoat, C34H30N2O6S, dalam zat B. Lakukan penetapan secara Kromatografi kertas
dengan rumus: seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Dapar glisin-natrium klorida-asam klorida
rU C S Campur 3 bagian volume larutan yang mengandung
100 glisina P 0,3 M dan natrium klorida P 0,3 M dengan
rS CU 7 bagian volume asam klorida 0,3 M.
Penjerap Kertas kromatografi Whatman nomor 1
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak atau yang sejenis ukuran 18 × 24 cm yang disiapkan
pirantel dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah dengan cara mengimpregnasikan kertas dengan
kadar Pirantel Pamoat BPFI dalam µg per ml larutan segar campuran 7 bagian aseton P dan
Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam µg per ml 3 bagian Dapar glisin-natrium klorida-asam klorida.
Larutan uji. Tekan merata kertas yang sudah diimpregnasikan
diantara pengering putih tidak berfluoresensi untuk
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup menghilangkan kelebihan pelarut.
baik, tidak tembus cahaya. Pelarut Buat larutan amonium hidroksida 0,05 N
dalam metanol P sebagai berikut: Masukkan 0,8 ml
amonium hidroksida P ke dalam labu tentukur 250-ml
SUSPENSI ORAL PIRANTEL PAMOAT berisi 100 ml metanol P, encerkan dengan metanol P
sampai tanda.
Pyrantel Pamoate Oral Suspension
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pirantel
Pamoat BPFI dan encerkan dengan Pelarut hingga
Suspensi Oral Pirantel Pamoat adalah suspensi
kadar lebih kurang 16 mg per ml. Kocok secara
pirantel pamoat dalam cairan pembawa yang sesuai.
mekanik dan sentrifus, gunakan beningan.
Mengandung Pirantel, C11H14N2S, tidak kurang dari
Larutan uji Ukur saksama sejumlah suspensi,
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
encerkan dengan Pelarut hingga kadar lebih kurang
tertera pada etiket.
16 mg per ml. Kocok secara mekanik dan sentrifus,
gunakan beningan.
Baku pembanding Pirantel Pamoat BPFI; lakukan
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
pengeringan pada suhu 60 selama 3 jam sebelum 20 µl Larutan baku dan Larutan uji pada Penjerap.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Masukkan kertas ke dalam bejana kromatografi yang
terlindung cahaya. berisi Fase gerak. Eluasi secara menurun selama
-2056-
C r
2500 (0,347 ) U Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
V rS Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
0,347 adalah perbandingan bobot molekul pirantel Hilangkan persyaratan:
dan pirantel pamoat; C adalah kadar Pirantel Pamoat Cemaran senyawa organik mudah menguap
BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adalah <471> Metode I Memenuhi syarat.
volume dalam ml suspensi oral yang digunakan; Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan
pirantel dari Larutan uji dan Larutan baku. kadar dua kali Larutan uji.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
-2057-
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang Prosedur Lakukan penetapan jumlah C5H5N3O
300 mg zat, masukkan ke dalam labu Kjeldahl yang terlarut dengan mengukur serapan alikot, jika
500 ml, larutkan dalam 100 ml air dan tambahkan perlu encerkan dengan Media disolusi, bandingkan
75 ml natrium hidroksida 5 N. Hubungkan labu dengan serapan larutan baku Pirazinamida BPFI
destilasi dengan alat pendingin yang baik. Atur pipa dalam media yang sama pada panjang gelombang
pengalir sulingan hingga tercelup di bawah serapan maksimum lebih kurang 268 nm.
permukaan 20 ml larutan asam borat P (1 dalam 25) Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
dalam labu penampung yang sesuai. Didihkan kurang dari 75% (Q) C5H5N3O dari jumlah yang
perlahan-lahan selama 20 menit, hindari tertera pada etiket.
terdestilasinya pelarut, kemudian didihkan kuat-kuat
sampai amonia terdestilasi sempurna. Jika perlu Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dinginkan destilat, tambahkan ungu metil LP, titrasi
dengan asam klorida 0,1 N LV. Lakukan penetapan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
blangko, jika perlu lakukan koreksi. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Tiap ml asam klorida 0,1 N Fase gerak Buat larutan Dapar fosfat pH 8. Atur
setara dengan 12,31 mg C5H5N3O pH hingga 3,0 dengan pembahan asam fosfat P. Buat
campuran 10 ml asetonitril P dengan 1000 ml Dapar
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. fosfat pH 8, saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
TABLET PIRAZINAMIDA Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Pirazinamide Tablets Pirazinamida BPFI, larutkan dalam air, sonikasi
hingga larut. Encerkan dengan air hingga kadar lebih
Tablet Pirazinamida mengandung Pirazinamida, kurang 0,1 mg per ml. Pipet 20 ml larutan ke dalam
C5H5N3O tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan kesesuaian sistem Pipet 1 ml asam klorida P
ke dalam labu tentukur 5-ml, encerkan dengan
Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan Larutan baku sampai tanda. Panaskan larutan dalam
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam tangas air mendidih selama 5 menit, kemudian
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. dinginkan.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Identifikasi dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 1 g tablet setara dengan lebih kurang 100 mg
pirazinamida, tambahkan 75 ml isopropanol P, pirazinamida, masukkan ke dalam labu tentukur
panaskan di atas tangas uap, saring selagi panas. 500-ml, tambahkan 300 ml air dan sonikasi selama
Biarkan dingin, saring hablur yang terbentuk, dan 10 menit. Encerkan dengan air sampai tanda. Saring
keringkan pada suhu 105° selama 1 jam. Spektrum larutan, buang beberapa ml filtrat pertama. Pipet
serapan inframerah hablur yang telah dikeringkan 20 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dan didispersikan dalam minyak mineral P, dengan air sampai tanda.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
gelombang yang sama seperti pada Pirazinamida Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
BPFI. Bila terjadi perbedaan, larutkan keduanya dilengkapi dengan detektor 270 nm dan kolom
dalam aseton P (hablur kering dan Pirazinamida 3,9 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
BPFI), uapkan larutan sampai kering, dan ulangi lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
penetapan menggunakan residu. terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
B. Hablur kering yang diperoleh pada Identifikasi A, respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
memenuhi reaksi Identifikasi B seperti tertera pada efisiensi kolom tidak kurang dari 2500 lempeng
Pirazinamida. teoritis; faktor ikutan puncak pirazinamida tidak lebih
C. Pada 20 mg hablur kering yang diperoleh pada dari 1,3. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Identifikasi A tambahkan 5 ml natrium hidroksida 5 N, kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
panaskan hati-hati di atas nyala api: tercium bau respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
amoniak. retensi relatif asam pirazinoat dan pirazinamida
berturut-turut lebih kurang 0,45 dan 1,0; resolusi, R,
Disolusi <1231> antara pirazinamida dan asam pirazinoat adalah tidak
Media disolusi: 900 ml air kurang dari 6,0.
Alat tipe 2: 50 rpm Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Waktu: 45 menit volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
-2058-
berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, B. Pijarkan campuran lebih kurang 100 mg zat
antara puncak piridoksin dan asam p-hidroksi dengan 500 mg natrium karbonat anhidrat P.
benzoat tidak kurang dari 2,5; dan simpangan baku Dinginkan, tambahkan 5 ml air panas, panaskan di
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. atas tangas uap selama 5 menit, saring dan netralkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah filtrat dengan asam nitrat P: larutan menunjukkan
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan reaksi Klorida cara A, B, dan C seperti tertera pada
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Uji Identifikasi Umum <291>.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung C. Waktu retensi puncak utama kromatogram
persentase piridoksin hidroklorida, C8H11NO3.HCl, Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
dalam zat dengan rumus: diperoleh pada Penetapan kadar.
Hilangkan persyaratan:
11β, 17,21-Trihidroksipregna-1,4-diena-3,20-dion Cemaran umum <481>
(anhidrat) [50-24-8] Larutan uji Gunakan pelarut campuran etanol P-
C21H28O5 BM 360,45 air (1:1).
Sesquihidrat [52438-85-4] BM 387,48 Larutan baku Gunakan pelarut campuran etanol P-
air (1:1).
Prednisolon berbentuk anhidrat atau mengandung Fase gerak Buat campuran toluena P-propanol P
satu setengah molekul air hidrat. Mengandung tidak (70:30) dalam bejana yang tidak dijenuhkan.
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% Penampak bercak Gunakan teknik penampak
C21H28O5 dihitung terhadap zat yang telah bercak nomor 1.
dikeringkan.
Tambahan persyaratan:
Pemerian Serbuk hablur, putih sampai praktis putih; Kemurnian kromatografi Tidak ada cemaran lebih
tidak berbau. Melebur pada suhu 235° disertai dari 1,0%; hanya satu cemaran lebih dari 0,5% dan
peruraian. jumlah semua cemaran tidak lebih dari 2,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
metanol dan dalam dioksan; agak sukar larut dalam <931>.
aseton dan dalam etanol; sukar larut dalam Larutan A Campuran air-asetonitril P (77:23),
kloroform; saring dan awaudarakan.
Larutan B Campuran air-asetonitril P (60:40),
Baku pembanding Prednisolon BPFI; Bentuk
saring dan awaudarakan.
anhidrat. Lakukan pengeringan pada suhu 105°
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
dan Larutan B sesuai dengan Sistem kromatografi,
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Identifikasi sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Pengencer Campuran air dan asetonitril P (1:1).
dikeringkan pada suhu 105º selama 3 jam dan Larutan baku Timbang saksama sejumlah
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Prednisolon BPFI, larutkan dan encerkan dengan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per ml.
sama seperti pada Prednisolon BPFI. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dengan sejumlah Prednisolon BPFI dan hidrokortison
kadar lebih kurang 10 µg per ml dalam metanol P larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang kadar berturut-turut lebih kurang 1 mg per ml dan
gelombang yang sama seperti pada Prednisolon 0,06 mg per ml.
BPFI; serapan jenis dihitung terhadap zat yang telah Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
dikeringkan pada panjang gelombang serapan zat masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan
maksimum lebih kurang 242 nm berbeda tidak lebih dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
dari 2,5%. Jika terjadi perbedaan larutkan zat dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
baku pembanding masing-masing dalam etil asetat P, Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
uapkan sampai kering dan ulangi pengujian dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
menggunakan residu. berukuran 4,6 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1
dengan ukuran partikel 5 µm, pertahankan suhu
Rotasi jenis <1081> Antara +97° dan +103°, kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
lakukan penetapan menggunakan larutan zat dalam menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
dioksan P dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Waktu Larutan A Larutan B Keterangan Larutan baku internal, encerkan dengan kloroform P
(menit) (%) (%) jenuh air sampai tanda.
0 100 0 kesetimbangan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
0 - 25 100 0 isokratik Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
25 - 45 100 → 0 0 →100 gradien linier dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
45 - 60 0 100 isokratik
60 - 61 0 → 100 100 → 0 gradien linier
4 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih
61 - 100 100 0 kesetimbangan kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dengan empat kali
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian penyuntikan. Rekam kromatogram dan ukur respons
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif relatif prednisolon dan betametason berturut-turut
untuk prednisolon dan hidrokortison berturut-turut adalah 1,0 dan 0,7 menit; resolusi, R, antara
lebih kurang 1,0 dan 1,06 dan tinggi puncak cemaran prednisolon dan betametason tidak kurang dari 3,5
(puncak terkecil) tidak lebih dari 2 kali tinggi lembah dan simpangan baku relatif tidak lebih dari 2,0%.
antara prednisolon dan hidrokortison. Lakukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0% . jumlah dalam mg prednisolon, C21H28O5, dalam zat
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah yang digunakan dengan rumus:
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
R
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 0 ,1C U
kromatogram dan ukur respons semua puncak.
RS
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
dengan rumus: C adalah kadar Prednisolon BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
C ri
perbandingan respons puncak prednisolon terhadap
2500 puncak baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
W rS
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
C adalah kadar Prednisolon BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; W adalah bobot prednisolon dalam mg Tambahan persyaratan:
dalam Larutan uji; ri adalah respons puncak masing- Penandaan Pada etiket tertera bentuk anhidrat atau
masing cemaran dari Larutan uji dan rS adalah hidrat.
respons puncak dari Larutan baku.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan campuran asetonitril P-air (1:1) hingga kadar
baik. Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan lebih kurang 0,1 mg per ml.
antara 15° dan 30°. Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
sejumlah prednisolon larutkan dengan campuran
asetonitril P-metanol P (1:1) hingga kadar lebih
TETES MATA SUSPENSI PREDNISOLON kurang 0,1 mg per ml. Campur sejumlah volume
ASETAT sama banyak dengan Larutan baku.
Prednisolon Acetate Ophthalmic Suspension Larutan uji Ukur secara saksama sejumlah volume
suspensi tetes mata setara dengan lebih kurang 5 mg
Tetes Mata Suspensi Prednisolon Asetat adalah prednisolon asetat, masukkan ke dalam labu tentukur
suspensi steril prednisolon asetat dalam air 50-ml. Encerkan dengan campuran asetonitril P-air
mengandung pengawet antimikroba yang sesuai. (1:1) sampai tanda.
Boleh mengandung dapar, stabilisator, bahan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pensuspensi dan bahan pengental yang sesuai. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Mengandung Prednisolon Asetat, C23H30O6, tidak dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
jumlah yang tertera pada etiket. lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku dan Larutan kesesuaian
Baku pembanding Predisolon Asetat BPFI; lakukan sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam sebelum seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. kurang dari 7000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak
lebih dari 2,0, dan resolusi, R, antara prednisolon dan
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada prednisolon asetat tidak kurang dari 2,0. Waktu
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>. retensi relatif prednisolon dan prednisolon asetat
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0.
Fase gerak Campuran kloroform P–aseton P (4:1). Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan baku Timbang saksama sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Prednisolon Asetat BPFI larutkan dan encerkan Larutan uji, ke dalam kromatograf, rekam
dengan kloroform P hingga kadar lebih kurang kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
1,5 mg per ml. jumlah dalam mg, prednisolon asetat, C23H30O6,
Larutan uji Pindahkan sejumlah volume suspensi dalam tiap ml suspensi tetes mata dengan rumus:
tetes mata setara dengan 7,5 mg prednisolon asetat
masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 5 ml C r
kloroform P, kocok dan sentrifus. Gunakan lapisan 50 U
kloroform. V rS
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
20 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng C adalah kadar Prednisolon Asetat BPFI dalam mg
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml
kromatografi yang berisi Fase gerak biarkan suspensi tetes mata yang digunakan; rU dan rS
merambat hingga lebih kurang tiga per empat dari berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan Larutan baku.
dan biarkan sampai Fase gerak menguap, amati
lempeng dibawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
Primakuin Fosfat mengandung tidak kurang dari ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak
C15H21N3O.2H3PO4, dihitung terhadap zat yang telah primakuin fosfat dalam Larutan uji.
dikeringkan.
Tabel
Pemerian Serbuk hablur; merah jingga; tidak berbau; Nama Waktu retensi Syarat tidak lebih
pahit. relatif dari (%)
Cemaran spesifik 0,24 0,20
tidak teridentifikasi
Kelarutan Larut dalam air; praktis tidak larut dalam Cemaran spesifik 0,29 0,60
kloroform dan dalam eter. Larutan bereaksi asam tidak teridentifikasi
terhadap kertas lakmus P. Melebur pada suhu lebih Senyawa sejenis A 0,80 2,0
primakuin
kurang 200°. Primakuin 1,0 -
Cemaran spesifik 1,8 0,50
Baku pembanding Primakuin fosfat BPFI; lakukan tidak teridentifikasi
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum Cemaran lain - 0,20
Total cemaran - 3,0
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Senyawa Sejenis A Primakuin BPFI. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Fase gerak Buat campuran asetonitril P-
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
tetrahidrofuran P-asam trifluoroasetat P-air
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan (9:1:0,1:90), saring dan awaudarakan. Jika perlu
gelombang yang sama seperti pada Primakuin Fosfat lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
BPFI. seperti tertera pada Kromatografi <931>.
B. Sisa pemijaran menunjukkan reaksi pirofosfat Larutan baku Timbang saksama sejumlah
seperti tertera pada Fosfat dalam Uji Identifikasi Primakuin Fosfat BPFI, larutkan dan encerkan
Umum <291>.
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,4 mg
C. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram per ml. [Catatan Jika perlu sonikasi dan sesekali
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang dikocok untuk melarutkan]
diperoleh pada Penetapan kadar. Larutan kesesuaian sistem persediaan Timbang
saksama sejumlah Senyawa sejenis A primakuin
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga diperoleh
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Pipet 1 ml Larutan
Hilangkan persyaratan: kesesuaian sistem persediaan ke dalam labu tentukur
Cemaran senyawa organik mudah menguap 10-ml dan encerkan dengan Larutan baku sampai tanda.
<471> Metode I Memenuhi syarat. Lakukan Larutan sensitifitas Pipet sejumlah Larutan baku
penetapan menggunakan Larutan uji dengan kadar
dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar 0,2 µg
20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua
per ml.
kali Larutan uji. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga
Tambahan persyaratan: kadar lebih kurang 0,4 mg per ml. [Catatan Jika
Cemaran organik Tidak lebih dari yang tertera pada perlu sonikasi dan sesekali dikocok untuk
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
melarutkan.]
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
<931>. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom
sistem, Larutan sensitifitas, Larutan uji, Sistem 4,6 mm × 7,5 cm berisi bahan pengisi L7 dengan
kromatografi dan Kesesuaian sistem Lakukan seperti ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
tertera pada Penetapan kadar.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kesesuaian sistem selama tiga kali waktu retensi
kadar. Hitung persentase masing-masing cemaran primakuin, rekam kromatogram dan ukur respons
dalam zat dengan rumus: puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
antara puncak primakuin dan puncak senyawa sejenis
ri A primakuin tidak kurang dari 2,5. Lakukan
× 100 kromatografi terhadap Larutan sensitifitas selama
rS tiga kali waktu retensi primakuin, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” tidak
-2066-
kurang dari 10 untuk puncak primakuin. Lakukan Larutan natrium 1-pentanasulfonat Larutkan lebih
kromatografi terhadap Larutan baku selama tiga kali kurang 961 mg natrium-1-pentanasulfonat P dan
waktu retensi primakuin, rekam kromatogram dan 1 ml asam asetat glasial P ke dalam 400 ml air.
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Fase gerak Buat campuran metanol P-Larutan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak natrium-1-pentanasulfonat (3:2), saring dan
lebih dari 1,0%. awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Kromatografi <931>.
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam Larutan uji Gunakan alikot yang telah disaring
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung dengan penyaring yang sesuai.
persentase primakuin fosfat, C15H21N3O.2H3PO4, Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dalam zat dengan rumus: Primakuin Fosfat BPFI, larutkan dalam Media
disolusi hingga kadar mendekati kadar Larutan uji.
rU C S Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
× 100 Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
rS CU dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
Primakuin Fosfat BPFI dalam mg per ml Larutan respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
baku; CU adalah kadar primakuin fosfat dalam mg simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
per ml Larutan uji. lebih dari 3,0 %.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan
baik, tidak tembus cahaya. Larutan baku ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah C15H21N3O.2H3PO4 yang terlarut.
TABLET PRIMAKUIN FOSFAT Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C15H21N3O.2H3PO4, dari jumlah
Primaquine Phosphate Tablet
yang tertera pada etiket.
Tablet Primakuin Fosfat mengandung Primakuin
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Fosfat, C15H21N3O.2H3PO4, tidak kurang dari 93,0%
Prosedur keseragaman kandungan
dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
pada etiket.
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Sistem kromatografi dan
Baku pembanding Primakuin Fosfat BPFI; lakukan
Prosedur lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
tentukur 50-ml, tambahkan 30 ml Fase gerak
Senyawa Sejenis A Primakuin BPFI.
kemudian sonikasi dan kocok selama 15 menit.
Tambahkan Fase gerak sampai leher labu kemudian
Identifikasi
sonikasi dan kocok selama 15 menit. Diamkan
A. Timbang serbuk tablet setara dengan 25 mg
sampai dingin dan tambahkan Fase gerak sampai
primakuin fosfat, rendam dengan 10 ml air selama
tanda. Saring. Pipet 8 ml filtrat ke dalam labu
15 menit, dan saring. Pipet 0,1 ml filtrat, encerkan
tentukur 10-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
dengan 1 ml air, tambahkan 1 tetes emas(III) klorida
tanda.
LP: segera terjadi warna biru lembayung.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Tambahan persyaratan:
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Cemaran organik Masing-masing cemaran dan
diperoleh pada Penetapan kadar. jumlah semua cemaran tidak lebih dari batas yang
tertera pada Tabel. Lakukan penetapan dengan cara
Disolusi <1231> Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N. Kromatografi <931>.
Alat tipe 2: 50 rpm. Fase gerak, Larutan Baku, Larutan kesesuaian
Waktu: 60 menit sistem, Larutan sensitifitas, Larutan uji, Sistem
Prosedur Lakukan penetapan jumlah kromatografi dan Kesesuaian sistem Lakukan seperti
C15H21N3O.2H3PO4 yang terlarut dengan cara tertera pada Penetapan kadar.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Kromatografi <931>. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan
-2067-
Larutan baku ke dalam kromatograf. Rekam kromatografi terhadap Larutan sensitifitas, rekam
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
persentase masing-masing cemaran dengan rumus: pada Prosedur: Perbandingan “signal to noise”
puncak primakuin tidak kurang dari 10.
ri Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
×100 volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku,dan
rT Larutan uji ke dalam kromatograf, lakukan
kromatografi hingga tiga kali waktu retensi
ri adalah respon puncak masing-masing cemaran dari
primakuin. Rekam kromatogram dan ukur respons
Larutan uji; rT adalah respon puncak primakuin fosfat
puncak utama. Hitung persentase primakuin fosfat,
dari Larutan uji. [Catatan Abaikan cemaran kurang
C15H21N3O.2H3PO4, dalam tablet dengan rumus:
dari 0,05%]
Tabel rU C S
Nama Waktu Syarat tidak × 100
Retensi lebih dari rS CU
Relatif (%)
Cemaran spesifik tidak 0,24 - rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama
teridentifikasia dari Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar
Cemaran spesifik tidak 0,29 0,60 Primakuin Fosfat BPFI dalam mg per ml Larutan
teridentifikasi baku; Cu adalah kadar primakuin fosfat dalam mg
Senyawa sejenis A 0,80 -
per ml Larutan uji, sesuai dengan jumlah yang tertera
Primakuin a
Primakuin 1,0 - pada etiket.
Cemaran spesifik tidak 1,8 -
teridentifikasia Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Cemaran lain - 0,20 baik, tidak tembus cahaya.
Total cemaran - 1,0
a
Cemaran akibat proses dalam daftar ini hanya sebagai
informasi dan tidak diperhitungkan dalam produk obat. PROBENESID
Probenecid
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian
sistem persediaan, Larutan kesesuaian sistem,
Larutan sensitifitas Lakukan seperti pada Penetapan
kadar dalam Primakuin fosfat.
Larutan uji persediaan Timbang saksama tidak
kurang dari 20 tablet, masukkan ke dalam labu Asam p-(dipropilsulfamoil) benzoat [57-66-9]
tentukur 500-ml. Tambahkan 300 ml Fase gerak, C13H19NO4S BM 285,36
sonikasi dan kocok selama 15 menit. Tambahkan
150 ml Fase gerak, sonikasi dan kocok selama Probenesid mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
15 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda tidak lebih dari 101,0% C13H19NO4S, dihitung
dan saring. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan uji Encerkan Larutan uji persediaan Pemerian Serbuk hablur halus; putih atau praktis
dengan Fase gerak hingga kadar 0,4 mg per ml. putih; praktis tidak berbau.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
dilengkapi dengan detektor UV 265 nm dan kolom asam encer; larut dalam alkali encer, dalam
4,6 mm × 7,5 cm, berisi bahan pengisi dengan L7 kloroform, dalam etanol dan dalam aseton.
ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Baku pembanding Probenesid BPFI; lakukan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur pengeringan pada suhu 105o selama 4 jam sebelum
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
resolusi, R, antara primakuin fosfat dan senyawa
sejenis A primakuin tidak kurang dari 2,5. Lakukan Identifikasi
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Lakukan gelombang yang sama seperti pada Probenesid BPFI.
-2068-
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dengan glasial P (1 dalam 100) dan atur pH hingga 3,0
kadar lebih kurang 20 µg per ml dalam etanol P dengan penambahan asam fosfat P.
menunjukkan maksimum dan minimum seperti pada Fase gerak Buat campuran larutan asam asetat
Probenesid BPFI; daya serap masing-masing glasial P dalam asetonitril P (1 dalam 100)-Larutan
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada natrium fosfat monobasa (50:50), saring dan
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
248 nm: berbeda tidak lebih dari 3,0%. menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Jarak lebur <1021> Antara 198º dan 200º. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Probenesid BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
Keasaman Pada 2,0 g zat tambahkan 100 ml air, kadar lebih kurang 0,50 mg per ml.
panaskan di atas tangas uap selama 30 menit, Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
dinginkan, saring dan encerkan dengan air hingga zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
100,0 ml. Pada 25,0 ml larutan tambahkan 1 tetes larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai
indikator fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium tanda.
hidroksida 0,1 N LV hingga warna merah muda; Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam. lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
ikutan untuk probenesid tidak lebih dari 2,3; efisiensi
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj; lakukan kolom yang ditentukan dari puncak analit tidak
penetapan menggunakan 100 mg zat yang dicampur kurang dari 3900 lempeng teoritis dan simpangan
dengan 100 mg magnesium oksida P. baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
1,5%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
tidak lebih dari 0,5% dan cemaran total tidak lebih kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara jumlah dalam mg, probenesid, C13H19NO4S, dalam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada zat yang digunakan dengan rumus:
Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan uji dan Sistem kromatografi r
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. 100C U
Prosedur Suntikkan lebih kurang 20 µl Larutan uji rS
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
semua respons puncak. Hitung persentase masing- C adalah kadar Probenesid BPFI dalam mg per ml
masing cemaran dalam zat dengan rumus: Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
ri
× 100 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
rT
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml cairan usus buatan LP,
tanpa pankreatin, pH 7,5±0,1
Alat tipe 2 : 75 rpm
Waktu : 30 menit
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C13H19NO4S
yang terlarut dengan mengukur serapan alikot (jika
perlu encerkan dengan natrium hidroksida 0,1 N) dan
bandingkan dengan serapan Larutan baku pada Pregn-4-ena-3,20-dion [57-83-0]
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang C21H30O2 BM 314,46
244 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak Progesteron mengandung tidak kurang dari 97,0%
kurang dari 80% (Q) C13H19NO4S, dari jumlah yang dan tidak lebih dari 103,0% C21H30O2, dihitung
tertera pada etiket. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Pemerian Serbuk hablur; putih atau putih krim; tidak
berbau; stabil di udara.
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam
Probenesid BPFI, larutkan dan encerkan dengan etanol, dalam aseton dan dalam dioksan; sukar larut
kloroform P hingga kadar lebih kurang 20 µg per ml. dalam minyak nabati.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Baku pembanding Progesteron BPFI; tidak boleh
tablet setara dengan lebih kurang 100 mg probenesid, dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml. Terlindung cahaya.
Tambahkan kloroform P sampai tanda. Saring, buang
20 ml-25 ml filtrat pertama dan pipet 5 ml filtrat ke Identifikasi
dalam corong pisah 125 ml yang berisi 10 ml A. Spektrum serapan inframerah zat yang
kloroform P. Ekstraksi lapisan kloroform empat kali, didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
tiap kali dengan 15 ml larutan natrium karbonat P maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
(1 dalam 100). Asamkan kumpulan ekstrak dengan sama seperti pada Progesteron BPFI.
asam klorida 5 N dan ekstraksi empat kali, tiap kali B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml
dengan 20 ml kloroform P. Saring masing-masing dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
ekstrak melalui segumpal kecil kapas ke dalam labu minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
tentukur 100-ml. Bilas kapas dengan 10 ml kloroform P, pada Progesteron BPFI.
tambahkan kloroform P sampai tanda.
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan Jarak lebur <1021> Antara 126º dan 131º. Dapat
baku pada panjang gelombang serapan maksimum juga dalam bentuk polimorfik, dengan suhu lebur
lebih kurang 257 nm menggunakan kloroform P lebih kurang 121º.
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg,
probenesid, C13H19NO4S, dalam serbuk tablet yang Rotasi jenis <1081> Antara +175º dan +183º.
digunakan dengan rumus: Lakukan penetapan menggunakan larutan 20 mg
per ml dalam dioksan P.
-2070-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,6 g Pemerian Hablur putih atau serbuk mikrokristal
zat, masukkan ke dalam wadah bertutup rapat, sangat halus putih; tidak berbau atau praktis tidak
tambahkan 20 ml Pengencer, tutup wadah dan berbau, relatif stabil dalam udara. Larutannya
sonikasi selama 2 menit. Gunakan larutan ini sebagai memutar bidang polarisasi ke kanan. Cepat tidak
Larutan uji. diaktifkan oleh asam, oleh alkali hidroksida dan oleh
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing zat oksidator.
10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
kromatografi. Siapkan bejana kromatografi dengan Kelarutan Sukar larut dalam air; larut dalam etanol
tempat cairan ganda. Isi tempat pertama dengan dan dalam kloroform.
amonium hidroksida P, biarkan jenuh selama lebih
kurang 1 jam. Masukkan lempeng ke dalam tempat Baku pembanding Kalium Benzilpenisilin BPFI;
ke dua yang berisi Fase gerak, biarkan Fase gerak tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan
merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada
Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan tempat dingin. Prokain Hidroklorida BPFI; lakukan
-2072-
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam secukupnya untuk menginaktifkan penisilin G dan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup goyang bejana sampai homogen, sebelum disaring.
rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, menggunakan larutan jenuh yang mengandung lebih
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial kurang 300 mg zat per ml.
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
pendingin. Air <1031> Metode I Antara 2,8% dan 4,2%.
Identifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti Penisilin G dan prokain Penisilin G antara 51,0%
tertera pada Kromatografi <931>. dan 59,6% C16H18N2O4S; prokain antara 37,5% dan
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. 43,0% C13H20N2O2. Lakukan penetapan dengan cara
Fase gerak Campuran toluena P-dioksan P-asam Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
asetat glasial P (90:25:4). Kromatografi <931>.
Pelarut Campuran aseton P-asam sitrat 0,1 M- Fase gerak Larutkan 14 g kalium fosfat monobasa P
natrium sitrat 0,1 M (2:1:1) dan 6,5 g larutan tetrabutilamonium hidroksida P
Larutan baku 1 Timbang sejumlah Kalium (4 dalam 10) dalam lebih kurang 700 ml air, atur
Penisilin G BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga hingga pH 7,0 dengan penambahan kalium
kadar lebih kurang 12.000 unit Penisilin G per ml. hidroksida 1 N, encerkan dengan air hingga 1000 ml.
Larutan baku 2 Timbang sejumlah Prokain Campur 500 ml larutan dengan 250 ml asetonitril P
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga dan 250 ml air. Atur pH hingga 7,5±0,05 dengan
kadar lebih kurang 5 mg per ml. penambahan kalium hidroksida 1 N, atau larutan
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam asam fosfat P (1 dalam 10), saring menggunakan
Pelarut hingga kadar lebih kurang 12.000 unit penyaring membran porositas 5 µm atau lebih halus
Penisilin G per ml. dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
20 µl Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2 Kromatografi <931>.
pada tepi lempeng kromatografi. Masukkan lempeng Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium
ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase Penisilin G BPFI dan Prokain Hidroklorida BPFI,
gerak. Biarkan merambat hingga tiga per empat larutkan dalam Fase gerak hingga kadar berturut-
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat turut lebih kurang 0,8 mg per ml dan 0,54 mg per ml.
dan biarkan menguap dan amati di bawah cahaya Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg
ultraviolet pada gelombang 254 nm dan 365 nm, zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
tandai bercak. Semprot lempeng dengan kanji LP tambahkan 30 ml Fase gerak, sonikasi hingga larut,
kemudian dengan iodum LP (1 dalam 10). Penisilin G encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
terlihat sebagai bercak putih dengan latar belakang Larutan resolusi Buat larutan Kalium Penisilin V
ungu: Rf bercak utama Penisilin G yang diperoleh dalam Fase gerak, hingga kadar 2,4 mg per ml.
dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Campur 1 bagian volume larutan ini dengan 3 bagian
Larutan baku 1. Semprot bercak yang terlihat di volume Larutan baku.
bawah cahaya ultraviolet dengan p-dimetilamino- Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
benzaldehida P dalam larutan metanol P (1 dalam 20). Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Prokain tampak sebagai bercak kuning terang: harga dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom
Rf bercak utama prokain yang diperoleh dari Larutan 4 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku 2. partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
Endotoksin bakteri <201> Jika pada etiket tertera penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. Lakukan
prokain penisilin G steril atau harus diproses lebih kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, mengandung kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
tidak lebih dari 0,01 unit Endotoksin FI per 100 unit pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak penisilin G
Penisilin G FI. dan penisilin V tidak kurang dari 2,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Sterilitas <71> Jika pada etiket tertera prokain volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
penisilin G steril, harus memenuhi syarat bila diuji Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
menggunakan Penyaringan membran seperti tertera kromatogram, ukur respons puncak utama. Waktu
pada Uji Sterilitas, kecuali menggunakan Cairan A retensi relatif prokain dan penisilin G berturut-turut
yang ditambahkan enzim penisilinase P steril lebih kurang 1,0 dan 2,2. Hitung persentase penisilin G,
C16H18N2O4S, dalam sediaan dengan rumus:
-2073-
G rU PROKAINAMIDA HIDROKLORIDA
50C S Procainamide Hidrochloride
WU rS
C adalah kadar Prokain Hidroklorida BPFI dalam Pemerian Serbuk hablur, putih hingga kuning coklat;
mg per ml Larutan baku; WU adalah jumlah dalam tidak berbau; pH larutan (1 dalam 10) antara 5,0 dan
mg prokain penisilin G steril yang digunakan; rU dan 6,5.
rS berturut-turut adalah respons puncak prokain dari
Larutan uji dan Larutan baku; 236,32 dan 272,78 Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
berturut-turut adalah bobot molekul prokain dan etanol; agak sukar larut dalam kloroform; sangat
prokain hidroklorida. sukar larut dalam benzen dan dalam eter.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,3%; Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %. Fase gerak Buat campuran air-metanol P-
trietilamin P (140:60:1), dan atur pH hingga 7,5±0,1
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj. dengan penambahan asam fosfat P; saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Cemaran umum <481> Lakukan penetapan dengan menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi <931>. Larutan baku persediaan Timbang saksama
Larutan uji Gunakan metanol P. sejumlah Prokainamida Hidroklorida BPFI, larutkan
Larutan baku Gunakan metanol P. dan encerkan secara kuantitatif dengan Fase gerak
Penjerap Gunakan silika gel P. hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Fase gerak Buat campuran kloroform P-metanol P- Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan
amonium hidroksida P (70:30:0,7) dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,05
Penampak bercak Gunakan teknik penampak mg per ml.
bercak nomor 1 diikuti dengan penampak bercak Larutan resolusi Larutkan sejumlah asam p-amino
larutan fluoreskamina P dalam aseton P benzoat dalam Fase gerak hingga kadar lebih kurang
(1 dalam 2000), dan amati di bawah cahaya 0,1 mg per ml. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu
ultraviolet 365 nm. tentukur 100-ml, tambahkan 10 ml Larutan baku
persediaan, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Asam p-aminobenzoat bebas Tidak lebih dari 0,1%. Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
Fase gerak dan Larutan resolusi Lakukan seperti sampai tanda.
tertera pada Penetapan kadar. Larutan uji Pipet 10 ml Larutan uji persediaan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam masukkan kedalam labu tentukur 100-ml, encerkan
amiobenzoat BPFI, larutkan dan encerkan dengan dengan Fase gerak sampai tanda.
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 µg per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Pipet 25 ml Larutan uji yang Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
digunakan pada Penetapan kadar ke dalam labu dilengkapi dengan detektor 280 nm d a n ko lo m
tentukur 50-ml encerkan dengan Fase gerak sampai 3 ,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
tanda. Larutan ini mengandung prokainamida ukuran partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml
hidroklorida lebih kurang 0,25 mg per ml. per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada resolusi dan rekam kromatogram dan ukur respons
Kromatografi <931>. Lakukan seperti pada Penetapan puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
kadar. Tambahkan untuk faktor ikutan asam p- antara puncak asam p-aminobenzoat dan
aminobenzoat pada kromatogram Larutan resolusi tidak prokainamida tidak kurang dari 5,0; waktu retensi
lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan relatif asam p-aminobenzoat dan prokainamida
ulang dari Larutan baku tidak lebih dari 3,0%. berturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
respons puncak asam p-aminobenzoat. Hitung persentase penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
asam p-aminobenzoat dalam zat dengan rumus: Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama ( lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan
rU uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
C
20 respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
W rS prokainamida hidroklorida C13H21N3O.HCl dalam zat
yang digunakan dengan rumus:
C adalah kadar Asam aminobenzoat BPFI dalam µg
per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam mg r
prokainamida hidroklorida dalam Larutan uji seperti
1000 C U
tertera pada Penetapan kadar; rU dan rS berturut-turut rS
adalah respons puncak asam p-aminobenzoat dari
C adalah kadar Prokainamida Hidroklorida BPFI
Larutan uji dan Larutan baku.
dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-
turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
baku.
-2075-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
rapat. Simpan pada suhu 25º, masih diperbolehkan menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
antara 15º dan 30º. Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Prometazin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase
INJEKSI PROMETAZIN HIDROKLORIDA gerak, jika perlu encerkan secara kuantitatif dan
Promethazine Hydrochloride Injection bertahap dengan pelarut yang sama hingga kadar
lebih kurang 0,1 mg per ml.
Injeksi Prometazin Hidroklorida adalah larutan steril Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
prometazin hidroklorida dalam Air untuk injeksi. setara dengan lebih kurang 50 mg prometazin
Mengandung Prometazin Hidroklorida, hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur
C17H20N2S.HCl, tidak kurang dari 95,0% dan tidak 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Baku pembanding Prometazin Hidroklorida BPFI; Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam fenotiazin dalam Larutan baku hingga kadar lebih
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup kurang 10 µg per ml.
rapat, terlindung cahaya. [Catatan Selama Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pengerjaan lindungi zat uji, baku pembanding dan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
larutan yang mengandung zat uji dan baku dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
pembanding, lakukan segera tanpa penundaan, pada 4,6 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L11. Laju alir
cahaya yang redup atau menggunakan kaca atinik lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
rendah.] Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak prometazin
seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. dan puncak fenotiazin tidak kurang dari 3,0 dan
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lemari pendingin. lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Identifikasi Ukur saksama sejumlah volume injeksi volume sama (lebih kurang 30 µl) Larutan baku dan
setara dengan lebih kurang 50 mg prometazin Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
hidroklorida, tambahkan 20 ml larutan asam klorida P kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu
(1 dalam 1000) dalam corong pisah. Cuci larutan ini retensi relatif prometazin dan fenotiazin masing-
dengan 20 ml metilen klorida P, buang larutan masing lebih kurang 1,0 dan 1,6. Hitung jumlah
pencucinya. Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 1 N dalam mg, prometazin hidroklorida, C17H20N2S.HCl,
dan 20 ml metilen klorida P, kocok selama 2 menit. tiap ml injeksi dengan rumus:
Uapkan ekstrak metilen klorida di atas tangas uap
dengan bantuan aliran gas nitrogen sampai kering. C r
Larutkan residu dalam 4 ml karbon disulfida P, jika 500 U
perlu saring dan tentukan spektrum serapan V rS
inframerah seperti tertera pada Identifikasi Basa
Nitrogen Organik <261>, tentukan spektrum C adalah kadar Prometazin Hidroklorida BPFI dalam
inframerah Prometazin Hidroklorida BPFI; injeksi mg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml,
memenuhi persyaratan uji. injeksi yang digunakan; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
dari 5,0 Unit Endotoksin FI per mg prometazin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
hidroklorida. tunggal atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I.
Terlindung cahaya.
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5.
Pemerian Hablur putih atau praktis putih; tidak Suhu lebur <1021> Lebih kurang 160º disertai
berbau; pahit. peruraian.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut dalam lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam.
eter dan dalam benzen.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Baku pembanding Propantelin Bromida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dengan gas Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
inert, dalam wadah tertutup rapat. Senyawa sejenis A Kromatografi <931>.
Propantelin Bromida BPFI; tidak boleh dikeringkan Dapar pH 3,5 Dalam labu tentukur 2000-ml,
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup larutkan 17,3 g dodesil natrium sulfat P dengan
rapat, hindari kontak, simpan dalam desikator 1000 ml air yang mengandung 10 ml asam fosfat P.
terlindung cahaya, isi wadah dengan gas inert pada Tambahkan 250 ml natrium hidroksida 0,5 N sambil
tekanan atmosfer. Asam Xantanoat BPFI; lakukan diaduk. Atur pH hingga 3,5±0,05 dengan
pengeringan pada suhu 105º selama 4 jam sebelum penambahan natrium hidroksida 0,5 N atau larutan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. asam fosfat P (1 dalam 10) dan encerkan dengan air
Xanton BPFI (C13H8O2 BM 196,21); tidak boleh sampai tanda.
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar pH
3,5 (55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu
Identifikasi lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
A. Buat 3 ml larutan zat dalam kloroform P dengan seperti tertera pada Kromatografi <931>.
kadar lebih kurang 6 mg per ml dan simpan 1 ml Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
untuk uji Identifikasi B. Teteskan 2 ml larutan pada Sejenis A Propantelin Bromida BPFI, Asam
lempeng garam disertai penguapan terus menerus Xantanoat BPFI dan Xanton BPFI, larutkan dan
pelarut dengan panas lampu inframerah dan udara encerkan dengan Fase gerak, hingga kadar berturut-
kering mengalir (dalam lemari asam). Panaskan turut lebih kurang 6,0; 1,5 dan 1,5 µg per ml.
residu pada suhu 105º selama 15 menit: spektrum Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg
serapan inframerah residu menunjukkan maksimum zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti larutkan dengan Fase gerak sampai tanda.
pada Propantelin Bromida BPFI. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
B. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pada Kromatografi <931>. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm. 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir
Fase gerak Campuran asam klorida 1 N-aseton P lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
(1:1) terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
Penampak bercak Gunakan Kalium-bismut iodida LP. respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Larutan baku Buat larutan Propantelin Bromida resolusi, R, antara dua puncak tidak kurang dari 1,2
BPFI dalam kloroform P dengan kadar lebih kurang dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
6 mg per ml. tidak lebih dari 6,0% untuk masing-masing komponen.
-2077-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah akhir secara potensiometrik. Lakukan penetapan
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan blangko.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram selama tidak kurang dari 1,5 kali waktu Tiap ml asam perklorat 0,1 N
retensi puncak propantelin bromida, dan ukur respons setara dengan 44,84 mg C23H30BrNO3
masing-masing puncak, kecuali puncak-puncak pada
atau sebelum volume terbuang (“void volume”). Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Hitung persentase asam xantanoat, xanton dan
senyawa sejenis A propantelin bromida, lebih besar
atau sama dengan 0,1% dari propantelin bromida TABLET PROPILTIOURASIL
dengan rumus: Propylthiouracil Tablets
C adalah kadar Asam Xantanoat BPFI, Xanton BPFI Baku pembanding Propiltiourasil BPFI; lakukan
dan Senyawa Sejenis A Propantelin Bromida BPFI pengeringan pada suhu 105º selama 2 jam sebelum
dalam µg per ml Larutan baku; W adalah bobot digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
propantelin bromida dalam mg yang digunakan; terlindung cahaya.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak asam
xantanoat, xanton atau senyawa sejenis A propantelin Identifikasi
bromida dari Larutan uji dan Larutan baku. Senyawa A. Refluks sejumlah serbuk tablet setara dengan
sejenis A propantelin bromida tidak lebih dari 2,0%, lebih kurang 100 mg propiltiorasil dengan 10 ml
asam xantanoat dan xanton masing-masing tidak etanol P selama 20 menit. Saring selagi panas,
lebih dari 0,5%. Hitung persentase cemaran yang uapkan filtrat di atas tangas uap sampai kering; residu
tidak diketahui yang lebih besar atau sama dengan memenuhi uji Identifikasi seperti tertera pada
0,1% dengan rumus: Propiltiourasil.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan kromatogram Larutan
ri
×100 baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
rt
Disolusi <1231>
ri adalah respons puncak cemaran yang tidak Media disolusi: 900 ml air.
diketahui dan rt adalah jumlah semua respons puncak Alat tipe 1: 100 rpm.
yang terukur dalam kromatogram. Total cemaran Waktu: 30 menit.
yang diketahui dan yang tidak diketahui tidak lebih Prosedur Lakukan penetapan jumlah C7H10N2OS,
dari 3,0%. yang terlarut dengan mengukur serapan alikot, jika
perlu encerkan dengan Media disolusi, bandingkan
Hilangkan persyaratan: dengan serapan larutan baku Propiltiourasil BPFI
Cemaran senyawa organik mudah menguap dalam media yang sama pada panjang gelombang
<471> Metode I Memenuhi syarat. serapan maksimum lebih kurang 274 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Bromida Tidak kurang dari 17,5% dan tidak lebih kurang dari 85% (Q) C7H10N2OS, dari jumlah yang
dari 18,2% Br dihitung terhadap zat yang telah tertera pada etiket.
dikeringkan; lakukan penetapan sebagai berikut:
Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, larutkan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dalam 40 ml air. Tambahkan 10 ml asam asetat
glasial P dan 40 ml metanol P, tambahkan eosin Y LP Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Tiap ml perak nitrat 0,1 N Dapar fosfat 0,025 M Timbang saksama lebih
setara dengan 7,990 mg Br kurang 3,4 g kalium fosfat monobasa P, masukkan ke
dalam gelas piala 1000 ml. Tambahkan 500 ml air,
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang aduk sampai larut. Atur pH larutan hingga 4,6 dengan
600 mg zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam penambahan asam fosfat P atau natrium hidroksida
asetat glasial P dan 15 ml raksa(II) asetat LP, jika 0,1 N. Tambahkan 500 ml air.
perlu hangatkan. Dinginkan hingga suhu ruang, dan Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat 0,025 M-
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik asetonitril P (80:20), saring dan awaudarakan. Jika
-2078-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus. hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji sesuai
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian dengan jumlah yang tertera pada etiket.
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
sejumlah Propranolol Hidroklorida BPFI larutkan baik. Pada suhu 25º, masih diperbolehkan antara 15º
dalam metanol P hingga diperoleh larutan dengan dan 30º.
kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan
ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan PROTAMIN SULFAT
metanol P sampai tanda, campur dan saring melalui Protamine Sulfate
penyaring dengan porositas 0,7 µm atau lebih halus.
Larutan mengandung lebih kurang 0,2 mg Protamin Sulfat adalah campuran yang dimurnikan
Propranolol Hidroklorida BPFI per ml. dari peptida sederhana yang dihasilkan dari sperma
Larutan resolusi Buat larutan prokainamida atau testis ikan yang sesuai yang mempunyai
hidroklorida dalam metanol P hingga kadar lebih kekuatan menetralkan heparin. Tiap mg protamin
kurang 0,25 mg per ml. Pipet 5 ml larutan ini ke sulfat dapat menetralkan tidak kurang dari 100 unit
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 5 ml Heparin FI, dihitung terhadap zat yang telah
Larutan baku persediaan, encerkan dengan metanol P dikeringkan.
sampai tanda.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg Baku pembanding Heparin Natrium untuk
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, Penetapan Kadar BPFI; simpan di tempat dingin,
tambahkan 45 ml metanol P, kocok dan sonikasi tidak boleh dibekukan.
selama 5 menit. Encerkan dengan metanol P sampai
tanda, saring melalui penyaring dengan porositas Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5%;
0,7 µm atau lebih halus. Pipet 5 ml filtrat ke dalam lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan metanol P
sampai tanda. Sulfat <361> Tidak kurang dari 16% dan tidak lebih
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dari 22%, dihitung terhadap zat yang telah
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dikeringkan; Timbang saksama lebih kurang 150 mg
dilengkapi dengan detektor 290 nm dan kolom zat, masukkan ke dalam tabung, larutkan dalam 75
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ml air, tambahkan 5 ml asam klorida 3 N, panaskan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml hingga mendidih. Dalam keadaan mendidih
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan tambahkan perlahan-lahan 10 ml barium klorida LP,
resolusi, rekam kromatografi dan ukur respons tutup dan panaskan tabung di atas tangas uap selama
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi 1 jam. Saring, cuci endapan dengan beberapa bagian
relatif prokainamida dan propranolol adalah berturut- air panas, keringkan dan pijarkan hingga bobot tetap.
turut lebih kurang 0,6 dan 1,0 dan resolusi, R, antara Bobot barium sulfat dikalikan dengan 0,4117
puncak prokainamida dan puncak propranolol tidak menunjukkan bobot sulfat yang terdapat dalam
kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap protamin sulfat yang diuji.
Larutan baku, rekam kromatografi dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan Nitrogen Tidak kurang dari 22,5% dan tidak lebih
puncak propranolol tidak lebih dari 3,0 dan dari 25,5% N, dihitung terhadap zat yang telah
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dikeringkan; lakukan penetapan seperti tertera pada
lebih dari 2,0%. Penetapan Kadar Nitrogen <581> Metode II.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Tambahan persyaratan:
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Spektrum serapan Lakukan penetapan seperti
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
persentase propranolol hidroklorida, C16H21NO2.HCl <1191>. Ukur serapan ultraviolet larutan zat 1% pada
dalam zat dengan rumus: panjang gelombang antara 260 dan 280 nm,
menggunakan air sebagai blangko. Perbedaan
rU C S serapan antara larutan zat dan blangko tidak lebih
×100 dari 0,1.
rS CU
Penetapan kadar
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah zat,
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 0,15 mg
Propranolol Hidroklorida BPFI dalam mg per ml per ml.
Larutan baku; CU adalah kadar propranolol
-2080-
Larutan uji 2 Encerkan 2,0 ml Larutan uji 1, Baku pembanding Heparin Natrium BPFI untuk
dengan air sampai 3,0 ml. Penetapan Kadar; simpan di tempat dingin, tidak
Larutan uji 3 Encerkan 1,0 ml Larutan uji 1, boleh dibekukan. Endotoksin BPFI; [Catatan
dengan air sampai 3,0 ml. Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus
Titran Timbang saksama sejumlah Heparin hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
Natrium BPFI untuk Penetapan Kadar, larutkan Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam
dalam air hingga kadar lebih kurang 80-120 unit waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
Heparin FI per ml. larutan, dalam lemari pendingin.
Prosedur [Catatan Titrasi tiap Larutan uji duplo.]
Masukkan sejumlah volume Larutan uji ke dalam sel Identifikasi Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C
kolorimeter yang sesuai dan atur untuk pengukuran seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
pada panjang gelombang cahaya tampak yang sesuai
(tidak ada panjang gelombang yang kritis). Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih
Tambahkan Titran dalam sejumlah volume kecil dari 7,0 Unit Endotoksin FI per mg.
hingga loncatan serapan yang tajam. Catat volume
Titran yang ditambahkan. Lakukan penetapan kadar Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
triplo hingga diperoleh 18 penetapan. Hitung jumlah
unit Heparin FI dalam volume titran yang Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
ditambahkan pada titik akhir per mg protamin sulfat. pada Penetapan kadar dalam Protamin Sulfat.
Hitung unit Heparin FI yang dinetralkan per mg Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi,
protamin sulfat yang digunakan dengan rumus: encerkan dengan Air untuk Injeksi hingga kadar lebih
kurang 0,15 mg per ml.
VT CT Larutan protamin sulfat Buat larutan protamin
sulfat dengan kadar lebih kurang 0,15 mg per ml.
VS C S Prosedur [Catatan Titrasi Larutan uji duplo.]
Masukkan sejumlah volume Larutan uji ke dalam sel
VT adalah volume titran dalam ml yang ditambahkan; kolorimeter yang sesuai dan atur untuk pengukuran
CT adalah kadar titran dalam unit Heparin FI per ml; pada panjang gelombang cahaya tampak yang sesuai
VS adalah volume dalam ml Larutan uji; CS adalah (tidak ada panjang gelombang yang kritis).
kadar protamin sulfat dalam mg per ml. Hitung Tambahkan Titran dalam sejumlah volume kecil
potensi protamin sulfat sebagai rata-rata dari hingga loncatan serapan yang tajam. Catat volume
18 penetapan. Hitung tiga simpangan baku untuk Titran yang ditambahkan. Lakukan penetapan kadar
hasil yang diperoleh dengan tiap Larutan uji. Hitung triplo hingga diperoleh 6 penetapan. Hitung rata-rata
tiga simpangan baku untuk hasil yang diperoleh persentase dari jumlah zat yang tertera pada etiket
dengan tiap tiga penetapan kadar. Penetapan kadar dengan rumus:
absah jika masing-masing simpangan baku dari enam
simpangan baku tidak lebih dari 5% dari simpangan v
baku rata-rata. × 100
V
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat; simpan dalam lemari pendingin. v adalah volume titran dalam ml yang ditambahkan
pada Larutan uji; V adalah volume titran dalam ml
yang ditambahkan pada Larutan protamin sulfat.
INJEKSI PROTAMIN SULFAT Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis
Protamine Sulfate Injection tunggal atau dosis ganda sebaiknya dari kaca Tipe I.
Simpan pada suhu ruang terkendali.
Injeksi Protamin Sulfat adalah larutan steril Protamin
Sulfat isotonik. Mengandung Protamin Sulfat tidak Penandaan Pada etiket cantumkan perkiraan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari kapasitas netralisasi dalam Unit Heparin FI.
jumlah yang tertera pada etiket. Tiap mg zat yang
digunakan dalam pembuatan injeksi dapat
menetralkan tidak kurang dari 100 unit Heparin FI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran Larutan baku ke dalam kromatograf. Rekam
dari Larutan uji; rS adalah respons puncak kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
repaglinida dari Larutan baku; Cs adalah kadar persentase repaglinida, C27H36N2O4 dalam zat dengan
replaglinida dalam mg per ml Larutan baku; rumus:
Cu adalah kadar replaglinida dalam mg per ml
Larutan uji; F adalah faktor respon relatif (Tabel 1). rU C S
× 100
Tabel 1 rS CU
Waktu Faktor Batas tidak
Cemaran retensi respon lebih dari
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
relatif relatif (%)
Senyawa Sejenis A 1,6 2 0,1
replaglinida dari Larutan uji dan Larutan baku;
Replaglinida CS adalah kadar Replaglinida BPFI dalam mg per ml
Senyawa Sejenis B 0,3 1 0,1 Larutan baku; CU adalah kadar replaglinida dalam mg
Replaglinida per ml Larutan uji.
Senyawa Sejenis C 0,9 1 0,1
Replaglinida Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Replaglinida 1,0 - -
Total Cemaran - - 0,5
RESERPIN
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Reserpine
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Dapar Buat larutan kalium fosfat monobasa P
1 mg per ml dan atur pH hingga 2,5 dengan
penambahan asam fosfat P.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar
(80:20), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama Ester Metil 18β-hidroksi-11,17α-dimetoksi-3β,20α-
sejumlah Repaglinida BPFI dan Senyawa Sejenis B yohimban-16β-karboksilat 3,4,5 trimetoksi benzoat
Repaglinida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga [50-55-5]
kadar berturut-turut lebih kurang 500 µg per ml dan C33H40N2O9 BM 608,68
40 µg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Reserpin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
Repaglinida BPFI, larutkan dalam metanol P, tidak lebih dari 101,0% C33H40N2O9, dihitung
encerkan dengan metanol P secara kuantitatif dan terhadap zat yang telah dikeringkan.
jika perlu bertahap hingga kadar lebih kurang 500 µg
per ml. Pemerian Serbuk hablur, putih atau sampai agak
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg kekuningan; tidak berbau. Terjadi warna gelap
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan perlahan-lahan oleh cahaya langsung, lebih cepat
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. terjadi dalam bentuk larutan.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam
kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan asam asetat dan dalam kloroform; sukar larut dalam
kolom 4,6 mm × 12,5 cm berisi bahan pengisi L1 benzen; sangat sukar larut dalam etanol dan dalam
dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu eter.
kolom pada 45° dan laju alir lebih kurang 1 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Baku pembanding Reserpin BPFI; lakukan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam sebelum
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
retensi relatif repaglinida dan senyawa sejenis B terlindung cahaya.
repaglinida berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 0,4.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Identifikasi
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah gelombang yang sama seperti pada Reserpin BPFI.
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan uji dan
-2083-
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan tambahkan 6,3 ml asam fosfat P, encerkan dengan air
menggunakan suspensi (1 dalam 100). hingga 1000 ml.
Fase gerak Campuran air-asetonitril P-Dapar
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; fosfat-asam sitrat 1,0 M-natrium perklorat 0,5 M
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler (510:350:100:20:20), saring melalui penyaring
pada suhu 60° selama 4 jam, menggunakan lebih dengan porositas 0,7 µm atau lebih kecil dan
kurang 100 mg zat. awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,5% rifampisin Kromatografi <931>.
kuinon; tidak lebih dari 1% untuk senyawa sejenis Pelarut Campuran air-asetonitril P-kalium fosfat
lainnya; tidak lebih dari 3,5 % untuk total senyawa dibasa 1,0 M-kalium fosfat monobasa 1,0 M-asam
sejenis kecuali rifampisin kuinon dengan waktu sitrat 1,0 M (640:250:77:23:10).
retensi sampai tiga kali waktu retensi rifampisin. Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair 40 mg Rifampisin BPFI, masukkan ke dalam labu
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi tentukur 200-ml. Larutkan dan encerkan dengan
<931>. asetonitril P sampai tanda. Jika perlu sonikasi selama
Dapar fosfat, Fase gerak, Pelarut, Larutan lebih kurang 30 detik sampai larut. [Catatan
resolusi, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti Gunakan larutan ini dalam waktu 5 jam.] Pipet 10 ml
tertera pada Penetapan kadar. larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih dengan Pelarut sampai tanda [Catatan Suntikkan
kurang 200 mg zat masukkan ke dalam labu tentukur segera larutan ini ke dalam kromatograf.]
100-ml, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan baku.
sampai tanda. Jika perlu sonikasi selama lebih kurang Larutan resolusi Timbang sejumlah Rifampisin
30 detik sampai larut [Catatan Gunakan larutan ini BPFI dan Rifampisin Kuinon BPFI, larutkan dalam
dalam waktu 2 jam.] asetonitril P hingga kadar masing-masing lebih
Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan ke kurang 0,1 mg per ml. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Pelarut labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pelarut sampai
sampai tanda. [Catatan Suntikkan segera larutan ini tanda.
ke dalam kromatograf.] Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Enceran larutan uji Pipet 10 ml Larutan uji Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
persediaan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
dengan asetonitril P sampai tanda. Pipet 5 ml larutan 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L7 dengan
ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
asetonitril P sampai tanda, campur. Pipet 5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml yang lain, resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
encerkan dengan Pelarut sampai tanda. [Catatan puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
Suntikkan segera larutan ini ke dalam kromatograf.] antara puncak rifampisin kuinon dan puncak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah rifampisin tidak kurang dari 4,0. Lakukan
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan uji dan kromatografi terhadap Larutan baku rekam
Enceran larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
kromatogram dan ukur semua respons puncak. pada Prosedur: efisiensi kolom dari puncak
Hitung persentase masing-masing senyawa sejenis rifampisin tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis
dalam zat dengan rumus: dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 1,0%.
rTi Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan
r 0,01 r
D Ti Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu
retensi relatif rifampisin kuinon dan rifampisin
rTi adalah respons puncak masing-masing senyawa
berturut-turut lebih kurang 0,6 dan 1,0. Hitung
sejenis dari Larutan uji; rD adalah respons puncak
persentase rifampisin, C43H58N4O12, dalam zat
rifampisin dari Enceran larutan uji; ΣrTi adalah
dengan rumus:
jumlah semua respons puncak senyawa sejenis dari
Larutan uji.
rU C S
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ×100
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada rS CU
Kromatografi <931>.
Dapar fosfat Larutkan 136,1 g kalium fosfat rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
monobasa P dalam lebih kurang 500 ml air, rifampisin dari Larutan uji dan Larutan baku;
-2085-
CS adalah kadar Rifampisin BPFI dihitung terhadap Logam berat <371> Tidak kurang dari 0,3 bpj;
zat yang telah dikeringkan dalam mg per ml Larutan lakukan penetapan dengan menguapkan 67 ml
baku; CU adalah kadar rifampisin dihitung terhadap zat injeksi hingga volume lebih kurang 20 ml,
yang telah dikeringkan dalam mg per ml Larutan uji tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan encerkan
sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket. dengan air hingga 25 ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
rapat, terlindung cahaya dan hindarkan dari panas
berlebih. Penetapan kadar kalsium Lakukan penetapan
seperti tertera pada Penetapan kadar kalsium dalam
Injeksi Ringer.
INJEKSI RINGER LAKTAT
Lactated Ringer’s Injection Penetapan kadar kalium Lakukan penetapan seperti
tertera pada Penetapan kadar kalium dalam Injeksi
Injeksi Ringer Laktat adalah larutan steril dari Ringer.
Kalsium klorida, Kalium klorida, Natrium klorida,
dan Natrium laktat dalam Air untuk Injeksi; tiap Penetapan kadar natrium Lakukan penetapan
100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0 mg dan seperti tertera pada Penetapan kadar natrium dalam
tidak lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan Injeksi Ringer.
C3H5NaO3), tidak kurang dari 14,2 mg dan tidak lebih
dari 17,3 mg kalium (K, setara dengan tidak kurang Penetapan kadar klorida Lakukan penetapan
dari 27,0 mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak seperti tertera pada Penetapan kadar klorida dalam
kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg Injeksi Ringer.
kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg
dan tidak lebih dari 22,0 mg CaCl2.2H2O), tidak Penetapan kadar laktat Lakukan penetapan dengan
kurang dari 368,0 mg dan tidak lebih dari 408,0 mg cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
klorida (Cl, sebagai NaCl, KCl dan CaCl2.2H2O), dan pada Kromatografi <931>.
tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0 Fase gerak Buat larutan dalam air mengandung
mg laktat (C3H5O3, setara dengan tidak kurang dari lebih kurang 1 ml asam format P dan 1 ml disiklo-
290,0 mg dan tidak lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). heksilamina P per liter, saring dan awaudarakan. Jika
Injeksi Ringer Laktat tidak boleh mengandung bahan perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
antimikroba. [Catatan Injeksi Ringer Laktat sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
mengandung kalsium, kalium dan natrium berturut- Larutan resolusi Buat larutan dalam air
turut lebih kurang 2,7; 4 dan 130 miliekuivalen per mengandung lebih kurang 3 mg Natrium asetat
liter]. anhidrat P dan 3 mg Natrium Laktat BPFI per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
Baku pembanding Natrium Laktat BPFI; lakukan Laktat BPFI, larutkan dan encerkan dengan air
pengeringan pada suhu 60° selama 4 jam sebelum hingga kadar lebih kurang 3 mg per ml.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji Gunakan Injeksi Ringer Laktat yang
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, tidak diencerkan.
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
menghindari kontaminasi]; Rekonstitusi seluruh isi, Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
pendingin. lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan
Identifikasi ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
A. Menunjukkan reaksi nyala seperti tertera pada resolusi, R, antara puncak asetat dan puncak laktat
Natrium dan Kalium, reaksi Amonium Oksalat yang tidak kurang dari 2. Lakukan kromatografi terhadap
tertera pada Kalsium dan reaksi Klorida cara A, B dan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan
B. Waktu retensi puncak laktat pada kromatogram puncak analit tidak lebih dari 2,0 dan simpangan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
tertera pada Penetapan kadar laktat. 2,0 %.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,5 unit volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Endotoksin FI per ml. Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama.
pH <1071> Antara 6,0 dan 7,5.
-2086-
Hitung jumlah dalam mg, laktat, C3H5O3, dalam B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
injeksi yang digunakan dengan rumus: 62.500) dalam metanol P, menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama
r 89,07 seperti pada Salisilamida BPFI; daya serap masing-
C U masing dihitung terhadap zat anhidrat pada panjang
rS 112,06 gelombang serapan maksimum lebih kurang 302 nm
berbeda tidak lebih dari 3%.
C adalah kadar Natrium Laktat BPFI dalam mg per C. Larutkan lebih kurang 100 mg dalam 5 ml
ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah etanol P, tambahkan beberapa tetes besi(III) klorida
respons puncak laktat dari Larutan uji dan Larutan LP: terjadi warna lembayung.
baku; 89,07 dan 112,06 adalah bobot molekul laktat
(C3H5O3) dan natrium laktat anhidrat (C3H5NaO3). Jarak lebur <1021> Antara 139 dan 142.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca atau Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
plastik dosis tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I atau
Tipe II. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Tambahkan 30 ml dimetilformamida P yang baru per ml, biarkan mengering. Masukkan lempeng ke dalam
dinetralkan, mengandung beberapa tetes biru timol LP. bejana yang berisi fase gerak campuran asam sitrat 0,1 M-
Titrasi dengan natrium metoksida 0,1 N LV dalam natrium fosfat dibasa 0,1 M-ninhidrin P dalam aseton P
toluen P sampai warna biru. Lakukan penetapan 1 dalam 15 (60:40:1,5) dan biarkan merambat tiga per
blangko. empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
rambat, dan biarkan kering di udara. Semprot lempeng
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N dengan ninhidrin P dalam etanol dehidrat 1 dalam 500
setara dengan 13,71 mg C7H7NO2 [Catatan Hindarkan larutan penampak bercak dari
cahaya.] Keringkan pada suhu 110 selama 10 menit,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. amati kromatogram: harga Rf bercak utama yang
diperoleh dari larutan (1) sesuai dengan bercak utama
larutan (2).
SEFADROKSIL
Cefadroxil Rotasi jenis <1081> Antara +165,0 dan +178,0;
lakukan penetapan menggunakan larutan dalam air
10 mg per ml.
sekunder yang diperoleh dari kromatogram Larutan Hitung jumlah dalam g sefadroksil, C16H17N3O5S,
uji asam 7-amino desasetoksisefalosporanat atau dalam tiap mg, zat yang digunakan, dengan rumus:
D--4-hidroksifenilglisin, tidak lebih intensif dari
bercak yang diperoleh dari Larutan baku 2 (1,0%); CE rU
200
W rS
adanya bercak lain selain dari bercak utama dan
adanya bercak menunjukkan asam 7-amino
desasetoksi sefalosporanat atau D--4-
hidroksifenilglisin, tidak lebih intensif dari pada C adalah kadar Sefadroksil BPFI dalam mg per ml
bercak utama dari kromatogram yang diperoleh dari Larutan baku; E adalah kesetaraan sefadroksil dalam
Larutan baku 1 (1,0%). Dalam uji valid kromatogram g per mg Sefadroksil BPFI; W adalah bobot
yang diperoleh dari Larutan Resolusi menunjukkan sefadroksil yang digunakan dalam mg; rU dan rS
tiga bercak yang terpisah jelas. berturut-turut adalah respons puncak sefadroksil
dalam Larutan uji dan Larutan baku.
Dimetilanilin <362> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
SEFAKLOR
Dapar pH 5,0 Larutkan 13,6 g kalium fosfat
monobasa P dalam air hingga 2000 ml. Atur pH Cefaclor
hingga 5,0 dengan penambahan kalium hidroksida 10
N dan campur.
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 5,0-
asetonitril P (960:40) dan saring melalui penyaring
dengan porositas 0,5 m atau lebih halus jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan
Penambahan kadar asetonitril P pada Fase gerak Asam 3-kloro-7-D-(2-fenilglisinamido)-3-sefem-4-
menurunkan waktu retensi sefadroksil dan karbosilat monohidrat 70356-03-5
pengurangan kadar asetonitril P pada Fase gerak C15H14CIN3O4S.H2O BM 385,82
meningkatkan waktu retensi sefadroksil.] Anhidrat 53994-73-3 BM 367,81
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Sefadroksil BPFI, larutkan dalam Dapar pH 5,0 Sefaklor mempunyai potensi tidak kurang dari
hingga kadar lebih kurang 1,06 mg per ml. Larutan 950 g dan tidak lebih dari 1020 g C15H14ClN3O4S
ini mengandung setara dengan sefadroksil lebih per mg, dihitung sebagai zat anhidrat.
kurang 1000 g per ml. Gunakan larutan ini pada hari
pembuatan. Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 212 mg
zat, masukkan dalam labu tentukur 200-ml, encerkan Kelarutan Sukar larut dalam air; praktis tidak larut
dengan Dapar pH 5,0 sampai tanda, kocok secara dalam metanol, dalam kloroform dan dalam benzen.
mekanik selama 5 menit hingga larut. Gunakan
larutan ini pada hari pembuatan. Baku pembanding Sefaklor BPFI; tidak boleh
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dikeringkan. Untuk penetapan kuantitatif lakukan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi penetapan kadar air dalam persentase (W) secara
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom titrimetri pada saat akan digunakan. Jika dalam
4 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih perhitungan rumus memerlukan faktor koreksi
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi gunakan P = 1000–10 W. Simpan dalam wadah
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur tertutup rapat, terlindung cahaya dan dalam lemari
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor pendingin. Isomer 3-Delta Sefaklor BPFI; tidak boleh
kapasitas, k’ antara 2,0 dan 3,5; efisiensi kolom dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari wadah tertutup rapat dan dalam lemari pembeku.
1800 lempeng teoritis, faktor ikutan puncak analit
tidak lebih dari 2,2 dan simpangan baku relatif pada Identifikasi
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
volume sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam sama seperti pada Sefaklor BPFI.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan
kadar.
-2089-
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
sistem, rekam kromagram dan ukur respons puncak
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi puncak
menggunakan suspensi dalam air dengan kadar sefaklor antara 23 dan 29 menit; resolusi, R, antara
25 mg per ml. sefaklor dan isomer 3-delta sefaklor tidak kurang dari
2,0; dan faktor ikutan dari puncak sefaklor tidak lebih
Air <1031>Metode I Antara 3,0% dan 6,5%. dari 1,2. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
blangko seperti tertera pada Prosedur. Tetapkan
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara puncak lain selain puncak utama dalam kromatogram
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Larutan baku dan abaikan semua puncak yang sesuai
Kromatografi <931>. pada kromatogram Larutan uji. [Catatan Pastikan
Pelarut Larutkan 2.4 g natrium fosfat monobasa P tiap puncak lain selain puncak utama yang diamati
dalam 1000 mL air, atur pH hingga 2,5 dengan bukan merupakan bawaan dari penyuntikkan
penambahan asam fosfat P. sebelumnya.]
Larutan blangko Gunakan pelarut. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan A Larutkan 6,9 g natrium fosfat monobasa P volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
dalam 1000 mL air, atur pH hingga 4,0 dengan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
penambahan asam fosfat P. kromatogram dan ukur semua respons puncak.
Larutan B Siapkan campuran Larutan A dan Hitung persentase masing-masing senyawa sejenis
asetonitril P (550:450), awaudarakan tidak lebih dari sefaklor dengan rumus:
2 menit.
Fase gerak Gunakan campuran Larutan A dan B CP ri
W rS
seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Catatan
Pengurangan kandungan asetonitril meningkatkan C adalah kadar Sefaklor BPFI dalam mg per ml
waktu retensi sefaklor dan meningkatkan resolusi Larutan baku; P adalah potensi Sefaklor BPFI dalam
antara isomer 3-delta dan sefaklor. g per mg; W adalah berat sefaklor, dalam mg, yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah digunakan untuk membuat Larutan uji; ri adalah
Sefaklor BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga respons puncak masing-masing senyawa sejenis
diperoleh larutan dengan kadar 0,05 mg per ml. Jika dalam Larutan uji dan rS adalah respons puncak
perlu sonikasi untuk melarutkan dan hindari Sefaklor dalam Larutan baku. Tetapkan nilai rata-
pemanasan. Catatan Gunakan larutan pada hari rata dari masing-masing senyawa sejenis sefaklor.
pembuatan. Masing-masing senyawa sejenis sefaklor tidak lebih
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah dari 0,5% dan total senyawa sejenis sefaklor tidak
Sefaklor BPFI, Isomer Delta-3 Sefaklor BPFI dalam lebih dari 2,0%. Penetapan dapat diterima jika
Larutan baku hingga diperoleh larutan dengan kadar perbedaan absolut antara dua penetapan ulang total
lebih kurang 0,05 mg per ml. senyawa sejenis sefaklor tidak lebih dari 0,2%, atau
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg perbedaan rata-rata kedua hasil penetapan tidak lebih
zat (dua kali), masukkan masing-masing ke dalam dari 10%.
labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Pelarut sampai
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tanda. Jika perlu sonikasi untuk melarutkan dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
hindari pemanasan. [Catatan Gunakan Larutan uji
Kromatografi <931>.
dalam waktu 2 jam jika disimpan pada suhu ruang
Fase gerak Larutkan 1 g Natrium 1-pentanasulfonat P
atau 20 jam jika disimpan dalam lemari pendingin.]
dalam campuran 780 ml air dan 10 ml trietilamin P.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Atur pH hingga 2,50,1 dengan penambahan asam
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom fosfat P, tambahkan 220 ml metanol P, campur. Jika
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
yang diatur sebagai berikut : Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
15 mg Sefaklor BPFI masukkan ke dalam labu
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
(menit) (%) (%) tanda. Jika perlu lakukan sonikasi untuk
0 95 5 kesetimbangan mendapatkan larutan yang sempurna, hindari
0-30 9575 525 gradien linier pemanasan. [Catatan Gunakan larutan baku ini dalam
30-45 750 25100 gradien linier waktu 8 jam jika disimpan pada suhu ruang, atau
45-55 0 100 isokratik 20 jam jika disimpan dalam lemari pendingin.]
55-60 095 1005 komposisi semula
60-70 95 5 kesetimbangan ulang
-2090-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 15 mg Sefazolin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tidak lebih dari 103,0% C14H14N8O4S3, dihitung
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Jika perlu terhadap zat anhidrat.
sonikasi hingga larut sempurna, hindari pemanasan.
[Catatan Gunakan larutan uji ini dalam waktu 8 jam Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih,
jika disimpan pada suhu ruang, atau 20 jam jika tidak berbau.
disimpan dalam lemari pendingin.]
Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam etanol dan
yang mengandung lebih kurang 0,3 mg sefaklor dan dalam metanol; larut dalam dimetilformamida dan
0,3 mg Isomer 3-Delta Sefaklor BPFI per ml. dalam piridin; agak sukar larut dalam aseton; sangat
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada sukar larut dalam etil asetat, dalam isopropil alkohol,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dan dalam metil isobutil keton; praktis tidak larut
dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom dalam benzen, dalam kloroform, dalam eter dan
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan dalam metilen klorida.
ukuran partikel 5 m. Laju alir lebih kurang 1,5 ml
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Baku pembanding Sefazolin BPFI, tidak boleh
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons dikeringkan, lakukan penetapan kadar air secara
puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi titrimetri sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
relatif sefaklor dan 3-delta sefaklor isomer 0,8 dan tertutup rapat, terlindung cahaya dan pada lemari
1,0; resolusi, R, antara puncak sefaklor dan isomer 3- pendingin.
delta tidak kurang dari 2,5; faktor ikutan tidak lebih
dari 1,5 dan simpangan baku relatif penyuntikan Identifikasi Waktu retensi puncak utama
berulang tidak lebih dari 2,0%. kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Jarak lebur <1021> Antara 198° dan 200°.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
potensi, dalam g per mg sefaklor, C15H14ClN3O4S, Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 2,0%.
tiap mg zat dengan rumus:
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Ws rU
P Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Wu rS Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Ws dan Wu adalah bobot dalam mg, Sefaklor BPFI Dapar pH 3,6 Timbang 0,900 g natrium fosfat
dan sefaklor yang digunakan untuk pembuatan dibasa anhidrat P dan 1,298 g asam sitrat
Larutan baku dan Larutan uji; rU dan rS berturut-turut monohidrat P, masukkan ke dalam labu tentukur
adalah respons puncak sefaklor dalam Larutan uji dan 1000-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan baku; P adalah potensi Sefaklor BPFI dalam Dapar pH 7,0 Timbang 5,68 g natrium fosfat dibasa
g per mg. anhidrat P dan 3,63 g kalium fosfat monobasa P,
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah dan encerkan dengan air sampai tanda.
tertutup rapat. Fase gerak Buat campuran Dapar pH 3,6-
asetonitril P (9:1). Saring melalui penyaring
membran dengan porositas 10 µm atau lebih halus,
SEFAZOLIN dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
Cefazolin menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Timbang 750 mg asam
salisilat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml
larutkan dengan 10 ml metanol P, encerkan dengan
Dapar pH 7,0 sampai tanda.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
25 mg Sefazolin BPFI masukkan ke dalam labu
Asam (6R,7R)-3-[[(5-metil-1,3,4-tiadiazol-2-il) tentukur 25-ml, larutkan dan encerkan dengan Dapar
tio]metil]-8-okso-7-[2-(1H-tetrazol-1-il)asetamido]- pH 7,0 sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam
5-tia-1-azabisiklo[4.2.0] ok-2-en-2- karboksilat labu tentukur 100-ml, tambahkan 5 ml Larutan baku
[25953-19-9] internal, encerkan dengan Dapar pH 7,0 sampai
C14H14N8O4S3 BM 454,51 tanda.
-2091-
C adalah kadar Sefazolin BPFI dalam mg per ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan baku; L adalah jumlah dalam mg sefazolin Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
yang tertera pada etiket dalam wadah dosis tunggal Kromatografi <931>.
atau volume larutan terkonstitusi; D adalah kadar Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem
sefazolin dalam mg per ml Larutan uji 1 atau Larutan kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket di kadar dalam Sefoperazon Natrium.
wadah atau dalam larutan terkonstitusi yang Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi ke
digunakan dan faktor pengenceran; RU dan RS dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak Fase gerak hingga kadar 0,16 mg per ml.
sefazolin terhadap baku internal dari Larutan uji dan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Larutan baku. kadar dalam Sefoperazon Natrium. Hitung jumlah
dalam mg sefoperazon, C25H27N9O8S2, dalam volume
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk injeksi yang digunakan dengan rumus:
Padatan Steril seperti tertera pada Injeksi.
CL rU
D rS
digunakan; D adalah kadar sefoperazon dalam mg per B. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
ml Larutan uji, berdasarkan kadar yang tertera pada seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
sefoperazon Larutan uji dan Larutan baku. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
Injeksi seperti tertera pada Injeksi, simpan pada menggunakan larutan (1 dalam 4).
kondisi beku.
Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 5,0%.
Penandaan Memenuhi persyaratan Penandaan
seperti tertera pada Injeksi. Pada etiket harus Tambahan persyaratan:
dicantumkan “cairkan sesaat sebelum digunakan” dan Syarat lain Jika pada etiket tertera Sefoperazon
simpan larutan pada kondisi yang paling baik. natrium steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71>
Larutan tidak boleh dibekukan kembali. dan Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada
Sefoperazon untuk Injeksi. Jika pada etiket tertera
Sefoperazon natrium harus diproses lebih lanjut
SEFOPERAZON NATRIUM untuk pembuatan sediaan injeksi, memenuhi syarat
Cefoperazone Sodium uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada
Sefoperazon untuk Injeksi.
Identifikasi C rU
A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram 1000
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang M rS
diperoleh pada Penetapan kadar.
-2094-
C adalah kadar sefoperazon dalam mg per ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan baku; M adalah kadar dalam mg per ml Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan uji berdasarkan bobot sefoperazon natrium Kromatografi <931>.
yang ditimbang dan faktor pengenceran; rU dan rS Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Larutan baku. kadar dalam Sefoperazon Natrium.
Larutan uji 1 (untuk wadah dosis tunggal)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Konstitusi sefoperazon untuk injeksi dalam sejumlah
air secara saksama sesuai volume yang tercantum
Tambahan persyaratan: pada etiket. Keluarkan seluruh isi wadah
Penandaan Jika ditujukan untuk pembuatan sediaan menggunakan jarum hipodermik dan siring yang
injeksi, pada etiket tertera steril atau harus diproses sesuai dan encerkan secara kuantitatif dengan Fase
lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi. gerak hingga kadar lebih kurang 0,16 mg per ml.
Larutan uji 2 (untuk jumlah tertentu sefoperazon
dalam volume larutan terkonstitusi). Konstitusi
Tambahan monografi sefoperazon untuk injeksi dalam sejumlah air secara
SEFOPERAZON UNTUK INJEKSI saksama sesuai volume yang tercantum pada etiket.
Cefoperazone for Injection Pipet sejumlah injeksi, encerkan secara kuantitatif
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
Sefoperazon untuk Injeksi mengandung Sefoperazon, 0,16 mg per ml.
C25H27N9O8S2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
lebih dari 120,0% dari yang tertera pada etiket. volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Baku pembanding Sefoperazon Dihidrat BPFI; kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan jumlah dalam µg per mg sefoperazon, C25H27N9O8S2,
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dan di dalam injeksi dengan rumus:
tempat dingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati C r
untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua 1000 U
isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan M rS
vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
pendingin. C adalah kadar Sefoperazon BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; M adalah kadar sefoperazon dalam mg
Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan larutan per ml Larutan uji berdasarkan bobot zat yang
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera digunakan dan pengenceran; rU dan rS berturut-turut
pada Injeksi. adalah respons puncak sefoperazon dari Larutan uji
dan Larutan baku.
Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih Hitung jumlah dalam mg sefoperazon, C25H27N9O8S2,
dari 0,20 unit Endotoksin FI per mg sefoperazon. yang diambil dari wadah atau dalam volume
terkonstitusi dengan rumus:
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; Lakukan
penetapan dengan Penyaringan membran seperti
CL rU
tertera pada Uji sterilitas dari produk yang diuji.
D rS
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan zat (1 dalam 4). C adalah kadar sefoperazon dalam mg per ml
Larutan baku; L adalah kadar sefoperazon dalam mg
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 5,0%, kecuali yang tertera pada etiket dalam wadah yang diuji atau
dalam bentuk beku kering tidak lebih dari 2,0%. dalam volume terkonstitusi yang diuji; D adalah
kadar dalam mg sefoperazon per ml Larutan uji 1
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti atau Larutan uji 2, berdasarkan yang tertera pada
tertera pada Injeksi volume kecil. etiket dari wadah atau volume terkonstitusi yang diuji
dan pengenceran; rU dan rS berturut-turut adalah
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada respons puncak sefoperazon dari Larutan uji dan
Identifikasi dalam Sefoperazon Natrium, Larutan baku.
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan dalam
Injeksi. Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
padatan steril seperti tertera pada Injeksi.
-2095-
Kelarutan Mudah larut dalam air, praktis tidak larut Syarat lain Bila dinyatakan steril pada etiket,
dalam pelarut organik. memenuhi syarat Sterilitas <71>, lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada
Baku pembanding Sefotaksim Natrium BPFI; tidak Uji sterilitas dari produk yang diuji dan Endotoksin
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup bakteri seperti tertera pada Injeksi Sefotaksim. Bila
baik, terlindung cahaya dan simpan dalam lemari dalam etiket tertera Sefotaksim Natrium dimaksudkan
pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat untuk diproses lebih lanjut selama penyiapan bentuk
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk sediaan injeksi, memenuhi syarat Endotoksin bakteri
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, seperti tertera pada Sefotaksim Injeksi.
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kejernihan dan warna larutan Masukkan 2,5 g zat Kromatografi <931>.
ke dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan dan encerkan Larutan dapar fosfat 0,05 M Larutkan 7,1 g
dengan air bebas karbon dioksida sampai tanda, natrium fosfat dibasa anhidrat dalam 1000 ml air,
campur, terbentuk larutan jernih. Ukur segera serapan atur pH hingga 6,25 dengan penambahan asam fosfat P.
larutan pada panjang gelombang lebih kurang Larutan A Buat campuran Larutan dapar fosfat
430 nm, menggunakan air bebas karbon dioksida 0,05 M dan metanol P (86:14). Saring melalui
sebagai blangko, serapan tidak lebih dari 0,20. penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil,
Masukkan 10 ml larutan ke dalam tabung reaksi, dan awaudarakan sebelum digunakan.
tambahkan 1 ml asam asetat glasial P. Campur dan Larutan B Buat campuran Larutan dapar fosfat
amati segera, larutan jenih. 0,05 M dan metanol P (60:40). Saring melalui
penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil
Identifikasi dan awaudarakan sebelum digunakan.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, Larutan B. Lakukan seperti tertera pada Sistem
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan kromatografi.
gelombang yang sama seperti Sefotaksim Natrium Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih
BPFI. kurang 40 mg Sefotaksim Natrium BPFI, masukkan
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 40 ml
dengan Larutan baku, seperti yang diperoleh pada Larutan A, aduk hingga larut, tambahkan Larutan A
Penetapan kadar. sampai tanda. [Catatan Gunakan larutan ini segera.
C. Menunjukkan reaksi natrium seperti tertera pada Larutan masih dapat digunakan dalam waktu 24 jam
Uji Identifikasi Umum <291>. bila disimpan dalam lemari pendingin.]
Larutan sensitifitas Masukkan 2,0 ml Larutan
Rotasi jenis <1081> Antara +58º dan +64º; lakukan baku dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
penetapan menggunakan larutan yang mengandung Larutan A sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini
10 mg per ml.
-2096-
masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml encerkan Natrium BPFI; W adalah bobot dalam mg natrium
dengan Larutan A sampai tanda. sefotaksim dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
Larutan resolusi Campur 1 ml Larutan baku, 7 ml adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
air dan 2 ml metanol P. Tambahkan 25 mg natrium
karbonat, campur dan biarkan pada suhu ruang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
selama 10 menit, sambil kadang-kadang digoyang.
Tambahkan 3 tetes asam asetat glasial P dan 1 ml
Larutan baku, dan campur. Tambahan monografi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg SEFPROZIL
sefotaksim natrium, masukkan ke dalam labu Cefprozil
tentukur 50-ml, tambahkan Larutan A hingga larut,
encerkan dengan Larutan A sampai tanda. [Catatan
Gunakan larutan ini segera. Larutan masih dapat
digunakan dalam waktu 24 jam bila disimpan dalam
lemari pendingin.]
Sistem Kromatografi. Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom Asam (6R,7R)-7-[(R)-2-amino-2-(p-
3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan hidroksifenil)asetamido]-8-okso-3-propenil-5-tia-1-
ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada azabisiklo[4.2.0]okt-2-ene-2- karboksilat
30º dengan laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. monohidrat. [121123-17-9]
Sistem diseimbangkan dengan 100% Larutan A. C18H19N3O5S.H2O BM 407,44
Setelah 7 menit, Larutan B ditingkatkan secara linier Anhidrat [92665-29-7] BM 389,43
dari 0% hingga 20%, dengan laju 10% per menit dan
pertahankan komposisi tersebut selama 7 menit. Sefprozil mengandung tidak kurang dari 900 µg dan
Larutan B kemudian dinaikkan secara linier dengan tidak lebih dari 1050 µg sefprozil, C18H19N3O5S per mg,
laju 2,7% per menit hingga Larutan B 100% dan dihitung terhadap zat anhidrat.
biarkan komposisi tersebut selama 5 menit, kemudian
Larutan A dinaikkan secara linier hingga 100% Baku pembanding Isomer-Z Sefprozil BPFI; tidak
dengan laju 20% per menit. Lakukan kromatografi boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup
terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan rapat, dalam lemari pembeku. Isomer-E Sefprozil
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
waktu retensi desasetil sefotaksim lebih kurang Simpan dalam wadah tertutup rapat.
3,5 menit dan sefatoksim 14 menit, dan resolusi, R,
antara dua puncak tidak kurang dari 20. Lakukan Identifikasi
kromatografi Larutan baku, rekam kromatogram dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
waktu retensi untuk puncak sefotaksim antara 12 dan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
15 menit, faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan sama seperti pada Isomer-Z Sefprozil BPFI.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak B. Waktu retensi isomer-Z sefprozil dan isomer-E
lebih dari 1,5%. Lakukan kromatografi Larutan sefprozil pada kromatogram Larutan uji sesuai
sensitifitas, rekam kromatogram dan ukur respons dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
puncak seperti tertera pada Prosedur: respons puncak Penetapan kadar.
sefotaksim antara 0,18% dan 0,22% dari respons
puncak sefotaksim pada kromatogram Larutan baku. Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan pH <1071> Antara 3,5 dan 6,5; lakukan penetapan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam menggunakan larutan yang mengandung 5 mg zat
kromatogram dan ukur respons puncak utama yang per ml.
dihasilkan. Hitung jumlah dalam µg per mg
sefotaksim, C16H17N5O7S2,dengan rumus: Air <1031> Metode I Tidak kurang dari 3,5% dan
tidak lebih dari 6,5%.
CP rU
50
W rS
Perbandingan isomer-E sefprozil Hitung
perbandingan isomer-E sefprozil terhadap total
isomer sefprozil menggunakan rumus:
C adalah kadar Sefotaksim Natrium BPFI dalam mg
per ml Larutan baku, P adalah kandungan dalam µg
per mg sefotaksim (C16H17N5O7S2) dalam Sefotaksim
-2097-
Larutan uji Pipet Larutan uji persediaan, encerkan Baku pembanding Isomer-Z Sefprozil BPFI; tidak
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup
Saring melalui penyaring 0,5 µm atau lebih halus. rapat, dalam lemari pembeku. Isomer-E Sefprozil
[Catatan Gunakan larutan dalam waktu 6 jam.] BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Prosedur Suntikkan secara terpisah (lebih kurang Simpan dalam wadah tertutup rapat.
10 µl) Larutan baku isomer-Z sefprozil, Larutan baku
isomer-E sefprozil, dan Larutan uji ke dalam Identifikasi
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
puncak utama. Hitung kadar isomer-Z sefprozil Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
dalam mg per ml Larutan uji dengan rumus: Pengencer Campuran aseton P dan asam klorida
0,1 N (4:1).
r Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
CS P F U Fase gerak Campuran butil alkohol P-air-asam
rS asetat glasial P (60:20:20).
Larutan baku Larutkan sejumlah Isomer-Z
Cs adalah kadar Isomer-Z Sefprozil BPFI dalam mg per Sefprozil BPFI dalam Pengencer hingga kadar lebih
ml Larutan baku Isomer-Z Sefprozil; P adalah kadar kurang 5 mg per ml.
Isomer-Z Sefprozil BPFI dalam µg per mg; F adalah Larutan uji Timbang sejumlah serbuk sefprozil untuk
faktor koreksi, 0,001 mg per µg; rU dan rS berturut-turut suspensi oral, larutkan dan encerkan dengan Pengencer
adalah respons puncak isomer-Z sefprozil dari Larutan hingga kadar 5 mg per ml, kocok 5 menit dan diamkan
uji dan Larutan baku Isomer-Z Sefprozil. sampai terjadi pemisahan. Gunakan beningan.
Hitung kadar isomer-E sefprozil dalam mg per ml Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Larutan uji dengan rumus: 10 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase
r
CS P F U gerak hingga merambat tiga per empat tinggi
rS lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan
biarkan lempeng kering dalam lemari asam.
Cs adalah kadar Isomer-E Sefprozil BPFI dalam mg per Kemudian masukkan lempeng ke dalam bejana
ml Larutan baku Isomer-E Sefprozil; P adalah kadar kromatografi yang berisi uap iodum. Amati bercak
Isomer-E Sefprozil BPFI dalam µg per mg; F adalah pada lempeng. Harga Rf bercak utama Larutan uji
faktor koreksi, 0,001 mg per µg; rU dan rS berturut-turut sesuai dengan Larutan baku.
adalah respons puncak isomer-E sefprozil dari Larutan B. Waktu retensi isomer-Z sefprozil dan isomer-E
uji dan Larutan baku Isomer-E Sefprozil. sefprozil pada kromatogram Larutan uji sesuai
Hitung persentase sefprozil, C18H19N3O5S dalam dengan Larutan baku isomer-Z sefprozil dan Larutan
serbuk tablet menggunakan rumus: baku isomer-E sefprozil pada Penetapan kadar.
Larutan baku isomer-Z sefprozil, Larutan baku SEFRADIN UNTUK SUSPENSI ORAL
persediaan isomer-E sefprozil, Larutan baku Cephradine for Oral Suspension
isomer-E sefprozil, Larutan kesesuaian sistem dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Sefradin untuk Suspensi Oral adalah campuran
Penetapan kadar dalam Sefprozil. kering sefradin dan satu atau lebih dapar, zat warna,
Larutan uji persediaan Konstitusi satu wadah pengencer dan perisa yang sesuai. Mengandung
sefprozil untuk suspensi oral sesuai etiket. Pipet Sefradin, C16H19N3O4S, tidak kurang dari 90,0% dan
sejumlah alikot yang baru dicampur, bebas dari tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang tertera pada
gelembung udara, encerkan dengan air hingga kadar etiket, dihitung sebagai hasil penjumlahan dari
1 mg per ml, campur dan sonikasi. [Catatan Sefradin, C16H19N3O4S dan Sefaleksin, C16H17N3O4S.
Gunakan larutan dalam waktu 6 jam.]
Larutan uji Pipet Larutan uji persediaan, encerkan Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh di
dengan air hingga diperoleh kadar 0,3 mg per ml. keringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
Saring melalui penyaring 0,5 µm atau lebih halus. dihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
[Catatan Gunakan larutan dalam waktu 6 jam.] terlindung cahaya, pada tempat dingin. Sefaleksin
Prosedur Suntikkan secara terpisah (lebih kurang BPFI; Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
10 µl) Larutan baku isomer-Z sefprozil, Larutan baku Merupakan bentuk monohidrat. Lakukan penetapan
isomer-E sefprozil, dan Larutan uji ke dalam kadar air secara titrimetri untuk penetapan kuantitaif.
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua Simpan dalam wadah tertutup rapat.
respons puncak utama. Hitung kadar isomer-Z
sefprozil dalam mg per ml Larutan uji dengan rumus: Identifikasi Konstitusikan 1 wadah sefradin untuk
suspensi oral seperti tertera pada etiket. Campur
r sejumlah suspensi yang diperoleh dengan air hingga
CS P F U kadar sefradin lebih kurang 3 mg per ml, saring
rS (Larutan uji). Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi dalam Kapsul Sefradin, mulai dari
Cs adalah kadar Isomer-Z Sefprozil BPFI dalam mg per “masukkan lempeng kromatografi”: harga Rf bercak
ml Larutan baku isomer-Z sefprozil; P adalah kadar utama pada kromatogram Larutan uji sama dengan
Isomer-Z Sefprozil BPFI dalam µg per mg; F adalah Larutan baku.
faktor koreksi, 0,001 mg per µg; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak isomer-Z sefprozil dari Larutan Tambahan persyaratan:
uji dan Larutan baku isomer-Z sefprozil. Keseragaman sediaan <911> Untuk bahan padat
Hitung kadar isomer-E sefprozil dalam mg per ml yang dikemas dalam wadah tunggal; Memenuhi syarat.
Larutan uji dengan rumus:
Tambahan persyaratan:
r Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
C S P F U
rS pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan
menggunakan suspensi yang dikonstitusikan seperti
Cs adalah kadar Isomer-E Sefprozil BPFI dalam mg per tertera pada etiket.
ml Larutan baku isomer-E sefprozil; P adalah kadar
Isomer-E Sefprozil BPFI dalam µg per mg; F adalah Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,5%.
faktor koreksi, 0,001 mg per µg; rU dan rS berturut-turut
adalah respons puncak isomer-E sefprozil dari Larutan Hilangkan persyaratan:
uji dan Larutan baku isomer-E sefprozil. Penetapan potensi Konstitusikan Sefradin untuk
Hitung persentase sefprozil, C18H19N3O5S, dalam Suspensi Oral seperti tertera pada etiket. Lakukan
suspensi oral dengan rumus: penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi
Antibiotik secara Mikrobiologi <131>,
CZ C E Menggunakan sejumlah volume suspensi yang diukur
C 100 saksama, diencerkan dengan Dapar nomer 1 hingga
U diperboleh Larutan uji dengan kadar yang
diperkirakan sama dengan aras dosis tengah baku.
CZ dan CE berturut-turut adalah kadar isomer-Z
sefprozil dan isomer-E sefprozil dalam mg per ml Tambahan persyaratan:
Larutan uji; CU adalah kadar sefprozil dalam mg per Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ml Larutan uji. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
-2101-
Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi, dan Baku pembanding Setilpiridinium Klorida BPFI;
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Lakukan
Penetapan kadar dalam Sefradin. penetapan kadar air secara titrimetri sebelum
Larutan uji Konstitusikan sefradin untuk suspensi digunakan untuk penetapan kuantitatif. Simpan
oral seperti tertera pada etiket. Ukur saksama dalam wadah tertutup rapat.
sejumlah volume suspensi, encerkan dengan Fase
gerak yang dibuat segar dan bebas gelembung, Identifikasi
hingga kadar sefradin lebih kurang 0,5 mg per ml. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
Saring melalui penyaring membran dengan porositas didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
0,5 µm atau lebih kecil, buang 5 ml filtrat pertama. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing sama seperti pada Setilpiridinium Klorida BPFI.
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 40 µg
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam per ml menunjukkan maksimum dan minimum pada
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung panjang gelombang yang sama seperti pada
jumlah sefradin (penjumlahan dari sefradin dan Setilpiridinium Klorida BPFI.
sefaleksin), dalam mg per ml suspensi oral yang C. Larutkan 100 mg zat dalam 50 ml air. Pada
terkonstitusi, dengan rumus: 10 ml larutan memberikan reaksi Klorida, seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291> kecuali
L rU
tidak terbentuk endapan putih, melainkan kekeruhan,
(CP) pada waktu ditambahkan larutan perak nitrat LP.
1000 D rS
Jarak lebur <1021> Antara 80° dan 84°; lakukan
C adalah kadar Sefradin BPFI dalam mg per ml penetapan tanpa pengeringan.
Larutan baku; P adalah potensi Sefradin BPFI dalam
µg per mg; L adalah kadar sefradin dalam mg per ml Keasaman <1071> Timbang saksama 500 mg zat
suspensi oral yang terkonstitusi seperti tertera pada dan larutkan dalam 50 ml air, netralkan dengan
etiket; D adalah kadar sefradin dalam mg per ml natrium hidroksida 0,020 N menggunakan indikator
Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada fenolftalein LP : dibutuhkan tidak lebih dari 2,5 ml.
etiket setelah konstitusi dan faktor pengenceran;
rU dan rS berturut-turut adalah hasil penjumlahan Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5%.
respons puncak sefradin dan sefaleksin dari Larutan
uji dan Larutan baku. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%,
dihitung terhadap zat anhidrat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Hilangkan persyaratan:
H2O Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> Memenuhi syarat.
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji
1-Heksadesilpiridinium klorida monohidrat dengan kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan
[6004-24-6] kadar dua kali Larutan uji.
C21H38ClN.H2O BM 358,00
Anhidrat [123-03-5] BM 339,99 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang
200 mg zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
Setilpiridinium Klorida mengandung tidak kurang yang sesuai yang berisi 75 ml air. Tambahkan 10 ml
dari 99,0% dan tidak lebih dari 102,0% C21H38ClN, kloroform P, 0,4 ml larutan biru bromofenol P
dihitung terhadap zat anhidrat. (1 dalam 2000) dan 5 ml larutan segar natrium
bikarbonat P 0,42%. Titrasi dengan natrium
Pemerian Serbuk putih; bau khas lemah. tetrafenilboron 0,02 M LV hingga warna biru hilang
dari lapisan kloroform. Mendekati titik akhir lakukan
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam titrasi perlahan-lahan dan kocok kuat setiap kali
etanol dan dalam kloroform; sukar larut dalam penambahan.
benzen dan dalam eter.
-2102-
ri CS 1
Uji 2 ×100
Cemaran total tidak lebih dari 0,3%. Lakukan
rS CU F
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan A Timbang masing-masing 2 g ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
tetrabutilamonium hidrogen sulfat P dan 3 g natrium pada Larutan uji; rS adalah respons puncak setirizin
fosfat monobasa monohidrat P, larutkan dan pada Larutan baku; CS adalah kadar Setirizin
encerkan dengan 1 liter air, atur pH hingga 2,8±0,05 Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
dengan penambahan natrium hidroksida 1 N, saring CU adalah kadar setirizin hidroklorida dalam mg per
dan awaudarakan. ml Larutan uji; F adalah faktor respons relatif (lihat
Larutan B Gunakan metanol P, saring dan Tabel Cemaran 2). [Catatan Abaikan puncak
awaudarakan. dibawah 0,05%.]
Dapar Timbang masing-masing 1,4 g natrium Masing-masing cemaran dan batas tertera pada Tabel
fosfat monobasa monohidrat P dan 2,7 g natrium Cemaran 2 sebagai berikut:
fosfat dibasa heptahidrat P, larutkan dan encerkan
dengan 1 liter air, atur pH hingga 6,9±0,1 dengan Tabel Cemaran 2
Nama Waktu Faktor Batas
penambahan natrium hidroksida 1 N atau asam
Retensi Respons tidak
fosfat P 10%. Relatif Relatif lebih
Pengencer Campuran asetonitril P-Dapar (1:1). dari
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A (%)
dan Larutan B seperti tertera pada Tabel berikut: Desklorosetirizin 0,35 0,56 0,1
Setirizin etanol 0,53 1,2 0,1
Tabel CBHP 0,66 1,3 0,1
Waktu Larutan A Larutan B Laju Alir 2-Klorosetirizin 0,70 0,52 0,1
(menit) (%) (%) (ml per Setirizin metil ester 0,81 0,96 0,1
menit) 3-Klorosetirizin 0,87 0,52 0,1
0 58 42 1,2 Setirizin 1,0 - -
40 58 42 1,2 Asam setirizin 1,15 0,97 0,1
asetat
68 20 80 1,5
Setirizine N-oksida 1,25 0,81 0,1
108 20 80 1,5 4-CBH 1,55 1,2 0,1
110 58 42 1,2 4-Klorobenzofenon 1,66 0,50 0,1
120 58 42 1,2 Setirizin Dimer 2,48 1,4 0,1
Cemaran lain yang - 1,0 0,10
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian tidak spesifik
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Pengencer hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml. Kromatografi <931>.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-asam
larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga sulfat 1 M (93:6,6:0,4), saring dan awaudarakan. Jika
kadar lebih kurang 2 mg per ml. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin
dilengkapi dengan detektor 232 nm dan kolom Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom
-2104-
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, kapang dan kamir tidak lebih dari 10 koloni per ml.
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga tidak boleh mengandung Escherichia coli.
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pH <1071> Antara 4,0 dan 5,1.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3 dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir 1 ml per menit. Cemaran organik Total cemaran tidak lebih dari
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam 0,8%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan <931>.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Larutan A Masukkan 50 ml air ke dalam labu
lebih dari 2,0%. tentukur 100-ml, tambahkan 5,5 ml asam sulfat P,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah encerkan dengan air sampai tanda.
volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Larutan A (965:33:1), saring dan awaudarakan. Jika
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
persentase setirizin hidroklorida, C21H25ClN2O3.2HCl, sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam zat yang digunakan dengan rumus: Pengencer Campuran asetonitril P-air (7:13).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin
rU C S Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan dengan
×100 Pengencer hingga kadar lebih kurang 6 µg per ml.
rS CU Larutan uji Ukur saksama sejumlah larutan oral ke
dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan sejumlah
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Pengencer, sonikasi selama 10 menit, encerkan dengan
setirizin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,6 mg per ml.
kadar Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Saring dengan penyaring yang sesuai.
Larutan baku; CU adalah kadar setirizin hidroklorida Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dalam mg per ml Larutan uji. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3 dengan
rapat, terlindung cahaya dan kelembaban, pada suhu ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada
ruang. 30, laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Penandaan Pada etiket dicantumkan uji cemaran kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
yang digunakan. pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari
10.000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari
1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
Tambahan monografi ulang tidak lebih dari 5,0%.
LARUTAN ORAL SETIRIZIN Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
HIDROKLORIDA
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Cetirizine Hydrochloride Oral Solution kromatogram dan ukur semua respons puncak.
Larutan Oral Setirizin Hidroklorida mengandung Hitung persentase masing-masing cemaran dalam
Setirizin Hidroklorida, C21H25ClN2O3.2HCl, tidak larutan oral dengan rumus:
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. ri C S
×100
Baku pembanding Setirizin Hidroklorida BPFI. rS CU
Identifikasi ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
A. Waktu retensi puncak utama kromatogram pada Larutan uji; dan rS adalah respons puncak
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang setirizin pada Larutan baku; CS adalah kadar Setirizin
diperoleh pada Penetapan kadar. Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
B. Menunjukkan reaksi klorida seperti tertera pada CU adalah kadar setirizin hidroklorida dalam mg per ml
Uji Identifikasi Umum <291>. Larutan uji. Masing-masing cemaran dan batas
tertera pada Tabel Cemaran 1 sebagai berikut:
Batas mikroba <51> Total angka mikroba aerob
tidak lebih dari 100 koloni per ml, dan total angka
-2105-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada setirizin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah
Kromatografi <931>. kadar Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per ml
Larutan A Gunakan asetonitril P dan awaudarakan. Larutan baku; CU adalah kadar setirizin hidroklorida
Larutan B Timbang 1,36 g kalium fosfat monobasa P, dalam mg per ml Larutan uji.
larutkan dalam 1 liter air. Atur pH hingga 3,5±0,05
dengan penambahan asam fosfat P 2%, saring dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
awaudarakan. baik, terlindung cahaya. Simpan pada suhu ruang
Pengencer Campuran asetonitril P-air (3:7). terkendali atau di tempat dingin.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
dan Larutan B seperti tertera Tabel.
Tambahan monografi
Tabel TABLET SETIRIZIN HIDROKLORIDA
Waktu Larutan A Larutan B Cetirizine Hydrochloride Tablets
(menit) (%) (%)
0 5 95 Tablet Setirizin Hidroklorida mengandung Setirizin
15 5 95 Hidroklorida, C21H25ClN2O3.2HCl, tidak kurang dari
22 25 75 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
35 25 75 tertera pada etiket.
40 5 95
50 5 95 Baku pembanding Setirizin Hidroklorida BPFI.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Identifikasi Waktu retensi puncak utama
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
Larutan baku persediaan Timbang saksama baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
sejumlah Setirizin Hidroklorida BPFI, larutkan dan
encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 5 mg Disolusi <1231>
per ml. Media disolusi: 900 ml air
Larutan baku Encerkan sejumlah Larutan baku Alat tipe 2: 50 rpm
persediaan dengan Pengencer hingga kadar lebih Waktu: 30 menit
kurang 0,1 mg per ml. Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Larutan uji Ukur saksama sejumlah larutan oral ke C21H25ClN2O3.2HCl yang terlarut dengan cara
dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sejumlah Pengencer sebanyak 60% dari volume labu Kromatografi <931>.
tentukur, sonikasi selama 3 menit, sambil sesekali Dapar Larutan 2,9 ml asam fosfat P dalam
digoyang, encerkan dengan Pengencer sampai tanda, 1000 ml air.
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Saring Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar
dengan penyaring yang sesuai. (2:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi tertera pada Kromatografi <931>.
-2106-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai,
Hidroklorida BPFI larutkan dan encerkan dengan air larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga
hingga kadar 11 µg per ml. Larutan dapat disimpan kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Jika perlu sonikasi.
selama 48 jam pada suhu ruang. Saring dengan penyaring membran.
Larutan uji Gunakan sejumlah alikot, saring dengan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
penyaring yang sesuai dengan porositas 0,45 µm. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 4,0 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3 dengan
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml baku rekam kromatogram dan ukur respons puncak
per menit. [Catatan Waktu kromatografi 1,3 kali seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak
waktu retensi setirizin]. Lakukan kromatografi lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur penyuntikan ulang tidak lebih dari 10,0%. [Catatan
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor Lakukan kromatografi selama dua setengah kali
ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif waktu retensi puncak setirizin]
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam
Hitung persentase C21H25ClN2O3.2HCl yang terlarut serbuk tablet dengan rumus:
dengan rumus:
ri C S 1
rU CS ×100
V 100 rS CU F
rS L
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak pada Larutan uji; rS adalah respons puncak setirizin
setirizin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah pada Larutan baku; CS adalah kadar Setirizin
kadar Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
Larutan baku; L adalah kandungan setirizin CU adalah kadar setirizin hidroklorida dalam mg
hidroklorida tiap tablet dalam mg seperti tertera pada per ml Larutan uji; F adalah faktor respons relatif.
etiket; V adalah volume media disolusi dalam ml. (Lihat Tabel Cemaran 1). Masing-masing cemaran dan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak batas tertera pada Tabel Cemaran 1 sebagai berikut:
kurang dari 80% (Q) C21H25ClN2O3.2HCl dari jumlah
yang tertera pada etiket. Tabel Cemaran 1
Nama Waktu Faktor Batas tidak
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. retensi respons lebih dari
relatif relatif (%)
Cemaran organik Cemaran total tidak lebih dari Setirizin laktosa 0,56 1,0 0,40
0,8%. Lakukan penetapan dengan cara kromatografi ester
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi Setirizin 1,0 - -
<931>. Setirizin etanol 1,67 1,2 0,15
Larutan A Campuran asam sulfat 2 N-air (2:33). Senyawa produk - - 0,2
Dapar Timbang 3,4 g tetrabutil amonium hidrogen degradasi lain
yang tidak
sulfat P, larutkan dan encerkan dengan air hingga
spesifik
1000 ml.
Pengencer Campuran asetonitril P-Larutan A-air
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
(910:27:63).
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Larutan
Kromatografi <931>.
A-Dapar (93:5:2), saring dan awaudarakan. Jika
Larutan A Campuran asam sulfat 2 N-air (2:33)
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Dapar Larutan 2,9 ml asam fosfat P dalam
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
1000 ml air.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin
Pengencer Campuran asetonitril P-Larutan A - air
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan
(100:1:100).
Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,5 µg per ml.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
(3:7), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk,
-2107-
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi,
tertera pada Kromatografi <931>. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan pendingin.
Pengencer hingga kadar 0,2 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang Tambahan persyaratan:
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk, Larutan terkonstitusi Pada saat akan digunakan
masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, memenuhi syarat Larutan terkonstitusi pada Injeksi.
larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga
kadar 0,2 mg per ml. Jika perlu sonikasi. Saring Identifikasi
dengan penyaring membran. A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl larutan
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom dalam kloroform P yang mengandung (1) zat uji (2)
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan Siklofosfamida BPFI dengan kadar lebih kurang
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml 20 mg per ml, jika perlu saring. Masukkan lempeng
per menit. [Catatan Waktu kromatografi 1,3 kali ke dalam bejana kromatografi berisi fase gerak terdiri
waktu retensi setirizin]. Lakukan kromatografi dari campuran kloroform P-metanol P-amonium
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur hidroksida P (75:20:5). Lakukan penampakan bercak
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor dengan meletakkan lempeng dalam bejana iodum.
ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif B. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. baku internal pada kromatogram Larutan uji sesuai
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji Penetapan kadar.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase setirizin Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,20 unit
hidroklorida, C21H25ClN2O3.2HCl, dalam tablet dengan Endotoksin FI per mg siklofosfamida.
rumus:
pH <1071> Antara 3,0 dan 9,0, rentang pH tidak
rU C S lebih dari 3 unit; lakukan penetapan menggunakan
×100 larutan mengandung kadar setara dengan 20 mg
rS CU siklofosfamida anhidrat per ml. Ukur 30 menit
setelah larutan dibuat.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama
dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Syarat lain Memenuhi syarat Uji Sterilitas <71>,
Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Keseragaman sediaan <911>, dan Penandaan seperti
Larutan baku; CU adalah kadar setirizin hidroklorida tertera pada Injeksi.
dalam mg per ml Larutan uji.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
baik, pada suhu di bawah 30º. Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P
(70:30), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
SIKLOFOSFAMIDA UNTUK INJEKSI
tertera pada Kromatografi <931>.
Cyclophosphamide For Injection Larutan baku internal Timbang lebih kurang
185 mg etilparaben masukkan ke dalam labu tentukur
Siklofosfamida untuk Injeksi adalah campuran steril
1000-ml, larutkan dalam 250 ml etanol P, encerkan
siklofosfamida dengan atau tanpa pengencer yang
dengan air sampai tanda.
sesuai. Mengandung Siklofosfamida Anhidrat,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
C7H15Cl2N2O2P, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
Siklofosfamida BPFI setara dengan lebih kurang
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
25 mg siklofosfamida anhidrat, masukkan ke dalam
etiket.
labu tentukur 50-ml, tambahkan lebih kurang 25 ml
air, kocok hingga larut. Tambahkan 5,0 ml Larutan
Baku pembanding Siklofosfamida BPFI; tidak boleh
baku internal, encerkan dengan air sampai tanda.
dikeringkan, tetapkan kadar air secara titrimetri jika
Larutan yang diperoleh mengandung siklofosfamida
digunakan untuk analisis kuantitatif. Simpan dalam
anhidrat lebih kurang 0,5 mg per ml.
wadah tertutup rapat, pada suhu antara 2° dan 8°.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara
Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
dengan lebih kurang 200 mg siklofosfamida anhidrat,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
-2108-
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan faktor kemurnian gunakan P= 1000. Endotoksin
lebih kurang 50 ml air, kocok selama 5 menit, BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 25 ml larutan dan isi harus hati-hati untuk menghindari
ini dan 5 ml Larutan baku internal ke dalam labu kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan
tentukur 50-ml, encerkan dengan air sampai tanda. larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 195 nm dan kolom Identifikasi
3,9 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan 6 kali Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
penyuntikan ulang Larutan baku, rekam Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Fase gerak Campuran etil asetat P-metil etil
pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih keton P-air-asam format P (60:40:2:1).
dari 2% dan faktor resolusi antara siklofosfamida dan Larutan baku Timbang sejumlah Siklosporin BPFI
etilparaben tidak kurang dari 2. larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 0,5 mg per ml.
volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji Timbang sejumlah zat larutkan dalam
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu Penampak bercak Buat larutan segar yang terdiri
retensi relatif siklofosfamida dan etilparaben dari campuran 5 ml Larutan A (340 mg bismut
berturut-turut lebih kurang 0,7 dan 1,0. Hitung subnitrat P dalam 20 ml asam asetat P 20%) dan
jumlah dalam mg siklofosfamida, C7H15Cl2N2O2P, 5 ml Larutan B (8 g kalium iodida P dalam 20 ml
dalam serbuk injeksi yang digunakan dengan rumus: air), 20 ml asam asetat glasial P dan air hingga
100 ml.
R Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
400C U 10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
RS kromatografi. Biarkan bercak mengering pada udara
mengalir, masukkan lempeng ke dalam bejana
C adalah kadar siklofosfamida anhidrat dalam mg kromatografi yang telah dijenuhkan dengan etil eter P
per ml Larutan baku, ditentukan dari kadar hingga merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
Siklofosfamida BPFI yang telah dikoreksi terhadap lempeng, angkat lempeng, tandai batas rambat,
kandungan air dengan cara titrimetri; RU dan RS biarkan etil eter P mengering. Masukkan lempeng ke
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak dalam bejana kromatografi kedua yang telah
siklofosfamida terhadap etilparaben dari Larutan uji dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
dan Larutan baku. hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Fase gerak menguap. Semprot lempeng dengan
Padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Simpan Penampak bercak. Semprot segera lempeng dengan
pada suhu tidak lebih dari 25. Walaupun tahan hidrogen peroksida LP. Pada kromatogram,
terhadap suhu hingga 30 untuk waktu pendek, siklosporin tampak sebagai bercak coklat dengan
sebaiknya disimpan pada suhu tidak lebih dari 30. harga Rf lebih kurang 0,45: harga Rf bercak utama
dari Larutan uji sesuai dengan bercak utama dari
Larutan baku. [Catatan Abaikan bercak pada
Perubahan judul monografi: penotolan]
INJEKSI SIKLOSPORIN B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Cyclosporine Injection Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar
Injeksi Siklosporin adalah larutan steril siklosporin
dalam pembawa yang sesuai. Mengandung Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,84 unit
Siklosporin, C62H111N11O12, tidak kurang dari 90,0% Endotoksin FI per mg siklosporin; lakukan penetapan
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai berikut:
pada etiket. Buat pengenceran injeksi zat (1:10) dengan Air untuk
Injeksi. Pada 0,1 ml suspensi tersebut tambahkan
Baku pembanding Siklosporin BPFI; lakukan 0,1 ml pereaksi LAL terkonstitusi di dalam tabung uji
pengeringan pada botol bersumbat kapiler dengan apirogen yang sesuai, kemudian kocok menggunakan
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60 pengocok vortex selama lebih kurang 5 detik.
selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan pada
wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya dan di Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
tempat dingin. Jika dalam perhitungan memerlukan
-2109-
Etanol (Jika ada) Antara 80,0% dan 120,0% dari menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
jumlah C2H5OH yang tertera pada etiket. Lakukan Kromatografi <931>.
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti Larutan baku Timbang saksama sejumlah
tertera pada Kromatografi <931>. Siklosporin BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
Larutan baku internal Campur 3 ml n-propanol P kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Gunakan larutan
dan 50 ml butanol P. ini segera setelah pembuatan.
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih Larutan uji (1) Prosedur ini berlaku untuk sediaan
kurang 1,6 g etanol mutlak P, masukkan ke dalam dosis tunggal. Pindahkan semua larutan dalam wadah
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan butanol P menggunakan jarum hipodermis dan siring yang
sampai tanda. sesuai, encerkan dengan metanol P hingga kadar
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan lebih kurang 0,5 mg per ml. Gunakan larutan ini
dan 6,0 ml Larutan baku internal ke dalam labu segera setelah pembuatan.
tentukur 25-ml, encerkan dengan butanol P sampai Larutan uji (2) Prosedur ini berlaku bila pada
tanda. etiket tertera jumlah siklosporin dalam satuan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume larutan volume injeksi. Ukur saksama sejumlah volume
injeksi setara dengan lebih kurang 320 mg C2H5OH, injeksi dengan metanol P hingga kadar lebih kurang
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 0,5 mg siklosporin per ml. Gunakan larutan ini segera
6,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan setelah pembuatan.
butanol P sampai tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L16.
2 mm × 2 m berisi partikel penyangga S3. Pertahankan suhu kolom pada 70º dan laju alir lebih
Pertahankan suhu injektor pada lebih kurang 280º, kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
suhu detektor lebih kurang 290º dan suhu kolom pada terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
145º selama 8 menit, kemudian atur kenaikan suhu respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
hingga 270º dengan kecepatan 32º per menit. kapasitas, k’, tidak kurang dari 3 dan tidak lebih dari
Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan 10; efisiensi kolom ditetapkan dari puncak analit
laju alir lebih kurang 35 ml per menit. [Catatan Jika tidak kurang dari 700 lempeng teoritis; faktor ikutan
perlu lakukan penyesuaian untuk mendapatkan hasil untuk puncak analit tidak lebih dari 1,5 dan
kromatografi yang memuaskan]. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Kesesuaian sistem Lakukan kromatografi terhadap lebih dari 1,5%.
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari Larutan uji (1) atau Larutan uji (2) ke dalam
2,0%. kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah puncak utama. Hitung jumlah dalam mg siklosporin,
volume sama (lebih kurang 1 µl) Larutan baku dan C62H111N11O12, dalam tiap wadah atau dalam tiap ml
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam injeksi siklosporin yang digunakan dengan rumus:
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Urutan
L CP rU
eluasi adalah etanol, n-propanol dan butanol. Hitung
jumlah dalam mg etanol, C2H5OH, dalam injeksi
siklosporin yang digunakan dengan rumus: D 1000 rS
Penandaan Pada etiket tertera bahwa sebelum Media disolusi hingga kadar lebih kurang 0,001 L mg
digunakan harus diencerkan dengan pembawa per ml, L adalah jumlah mg siklosporin per kapsul
parenteral untuk infus intravena. yang tertera pada etiket. Pipet 25 ml larutan,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
dengan asetonitril P sampai tanda dan kocok. Kadar
Tambahan monografi larutan adalah 0,0005 L mg Siklosporin BPFI per ml.
KAPSUL SIKLOSPORIN Larutan uji Saring alikot, pipet 5 ml filtrat
Cyclosporine Capsules masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml dan
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda.
Kapsul Siklosporin mengandung Siklosporin, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
C62H111N11O12, tidak kurang dari 90,0% dan tidak Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom
etiket. 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1, pertahankan
suhu kolom pada suhu 80º. Laju alir lebih kurang 2 ml
Baku pembanding Siklosporin BPFI; lakukan per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
pengeringan pada botol bersumbat kapiler dengan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60 seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan pada kurang dari 700 lempeng teoritis, dan simpangan baku
wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya dan di relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
tempat dingin. Jika dalam perhitungan memerlukan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
faktor kemurnian gunakan P = 1000. volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku
dengan kadar lebih kurang 0,1 mg siklosporin
Identifikasi Waktu retensi puncak utama per ml, dan Larutan uji ke dalam kromatograf
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan [Catatan Suntikkan 40 µl Larutan baku jika dengan
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. kadar lebih kurang 0,025 mg siklosporin per ml],
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Disolusi <1231> Hitung jumlah dalam mg C62H111N11O12, yang
Untuk kapsul berisi cairan terlarut dengan rumus:
Media disolusi: 500 ml air
Alat tipe 2: 50 rpm. r
Waktu: 15 menit. 2000 C U
Prosedur Masukkan masing-masing 1 kapsul ke rS
dalam tiap labu disolusi, biarkan kapsul tenggelam
hingga ke dasar labu sebelum putaran dayung C adalah kadar Siklosporin BPFI dalam mg per ml
dimulai. Amati kapsul, rekam periode waktu yang Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
dibutuhkan cangkang kapsul untuk hancur. puncak siklosporin dari Larutan uji dan Larutan
Toleransi Persyaratan dipenuhi apabila seluruh baku.
kapsul yang diuji hancur dalam waktu tidak lebih dari Toleransi Dalam waktu 90 menit harus larut tidak
15 menit. Jika 1 atau 2 kapsul uji hancur dalam waktu kurang dari 80% (Q) C62H111N11O12, dari jumlah
antara 15 dan 30 menit, ulangi pengujian dengan yang tertera pada etiket.
menggunakan 12 kapsul tambahan. Tidak lebih dari
2 kapsul dari jumlah total 18 kapsul yang diuji hancur Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dalam waktu antara 15 dan 30 menit.
Air <1031> Metode I Untuk kapsul berisi serbuk
Untuk kapsul berisi serbuk tidak lebih dari 3,5%, gunakan serbuk isi kapsul yang
Media disolusi: 1000 ml mengandung larutan dihaluskan.
natrium lauril sulfat P 0,5% dalam asam klorida 0,1 N
Alat tipe 1: 150 rpm. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Waktu: 90 menit. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Lakukan penetapan jumlah C62H111N11O12 yang Kromatografi <931>.
terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Untuk kapsul berisi cairan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air- seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Injeksi
metanol P-asam fosfat P (900:450:50:0,5), saring Siklosporin.
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian Larutan baku Timbang saksama sejumlah
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Siklosporin BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Kromatografi <931>. etanol mutlak P hingga kadar 1 mg per ml. Gunakan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah larutan ini segera setelah dilarutkan.
Siklosporin BPFI, larutkan dan encerkan dalam
-2111-
Larutan uji Gunakan pisau tajam, secara hati-hati kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
potong cangkang kapsul dan keluarkan isi tidak terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
kurang dari 20 kapsul, dengan bantuan etanol mutlak P respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
masukkan isi kapsul ke dalam labu tentukur yang efisiensi kolom tidak kurang dari 700 lempeng
sesuai. Cuci pisau dengan etanol mutlak P dan teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan
masukkan pelarut pencuci ke dalam labu tentukur, simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
encerkan dengan etanol mutlak P sampai tanda. lebih dari 2,0%.
Pipet sejumlah larutan, encerkan dengan etanol Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
absolut P hingga kadar siklosporin 1 mg per ml. volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam Hitung jumlah dalam mg siklosporin, C62H111N11O12,
kromatogram dan ukur respons puncak utama. dalam tiap kapsul dengan rumus:
Hitung jumlah dalam mg siklosporin, C62H111N11O12,
dalam tiap kapsul dengan rumus: r
10CV U
L CP rU rS
D 1000 rS C adalah kadar Siklosporin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V adalah volume labu tentukur dalam
L adalah kadar siklosporin dalam mg seperti tertera ml yang digunakan untuk pembuatan Larutan uji
pada etiket; D adalah kadar dalam mg per ml persediaan; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Larutan uji berdasarkan kadar yang tertera pada puncak siklosporin dari Larutan uji dan Larutan baku.
etiket dan faktor pengenceran; C adalah kadar
Siklosporin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
P adalah kemurnian dalam µg per ml Siklosporin rapat dan terlindung cahaya. Simpan pada suhu ruang
BPFI; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak terkendali.
siklosporin dari Larutan uji dan Larutan baku.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan jumlah dalam mg asam laktat, C3H6O3, dalam tiap mg
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar. siprofloksasin dengan rumus:
F adalah faktor koreksi siprofloksasin etilendiamina Siprofloksasin Hidroklorida BPFI dalam mg per ml
analog, 0,7; rA dan rC berturut-turut adalah respons Larutan baku; CU adalah kadar siprofloksasin dalam
puncak siprofloksasin etilendiamina analog dan mg per ml Larutan uji.
respons puncak siprofloksasin dalam Larutan uji.
Wadah dan penyinpanan Dalam wadah dosis
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan tunggal, sebaiknya dari kaca Tipe I. Simpan di
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera tempat sejuk atau pada suhu ruang terkendali.
pada Kromatografi <931>. Hindarkan dari pembekuan dan paparan cahaya.
Larutan A Gunakan asam fosfat 0,025 M, atur pH
hingga 3,0±0,1 dengan penambahan trietilamin P. Penandaan Pada etiket tertera pembawa yang
Fase gerak Buat campuran asetonitril P–Larutan A digunakan air untuk injeksi, injeksi dekstrosa 5%
(13:87). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan atau injeksi natrium klorida 0,9%. Untuk konsentrat,
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti pada etiket sebagai pembawa digunakan air untuk
tertera pada Kromatografi <931>. injeksi, sediaan harus diencerkan hingga dosis yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah diinginkan (1-2 mg per ml) dengan injeksi dekstrosa
Siprofloksasin Hidroklorida BPFI, larutkan dan 5% atau injeksi natrium klorida 0,9% sebelum
encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih digunakan, larutan hasil pengenceran stabil hingga
kurang 0,5 mg per ml. 14 hari jika disimpan di tempat sejuk atau pada suhu
Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan ruang terkendali.
dengan Fase gerak hingga kadar larutan setara dengan
lebih kurang 0,5 mg siprofloksasin per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama SKOPOLAMIN HIDROBROMIDA
sejumlah Siprofloksasin Etilendiamina Analog BPFI, Scopolamine Hydrobromide
larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,025 mg per ml. Pipet 1 ml
larutan ke dalam labu tentukur 10-ml, encerkan
dengan Larutan baku sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan
Ester 6β,7β -epoksi-1 αH,5αH-tropan-3α-ol(-)-
suhu kolom pada suhu 30±1º. Laju alir lebih kurang
tropat hidrobromida trihidrat [6533-68-2]
1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
C17H21NO4.HBr.3H2O BM 438,31
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan
Anhidrat [114-49-8] BM 384,27
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
waktu retensi relatif siprofloksasin etilendiamina
Skopolamin Hidrobromida mengandung tidak kurang
analog dan siprofloksasin berturut-turut lebih kurang
dari 98,5% dan tidak lebih dari 102,0%
0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak siprofloksasin
C17H21NO4.HBr, dihitung terhadap zat anhidrat.
etilendiamina analog dan siprofloksasin tidak kurang
[Perhatian Bahan beracun, tangani dengan sangat
dari 6. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
hati-hati.]
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: efisiensi kolom dihitung dari
Pemerian Hablur, tidak berwarna atau putih, atau
puncak siprofloksasin tidak kurang dari 2500
serbuk granul, putih; tidak berbau dan agak merekah
lempeng teoritis; faktor ikutan untuk puncak
di udara kering.
siprofloksasin tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sukar larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Baku pembanding Skopolamin Hidrobromida BPFI;
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam
persentase siprofloksasin, C17H18FN3O3, dalam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
injeksi dengan rumus:
rapat; terlindung cahaya.
rU C S 331,34 Identifikasi
×100 A. Larutkan 3 mg zat dalam 1 ml etanol P dan
rS CU 367 ,81 uapkan di atas tangas uap hingga kering. Larutkan
residu dalam 0,5 ml kloroform P, tambahkan 200 mg
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari kalium bromida P yang sebelumnya telah
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar dikeringkan pada 105o selama 30 menit, aduk selama
-2114-
Penjerap Campuran silika gel P tanpa pengikat, Baku pembanding Sulfadoksin BPFI; tidak boleh
tebal 0,25 mm, ukuran lempeng 20 x 20 cm, yang dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
diaktifkan dengan memanaskan pada suhu 100º selama terlindung cahaya. Pirimetamin BPFI; lakukan
15 menit. pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum
Fase gerak Campuran kloroform P-metanol P digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
(188:12). terlindung cahaya.
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (9:1).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Identifikasi
Stanozolol BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga A. Waktu retensi relatif puncak sulfadoksin dan
kadar lebih kurang 20 mg per ml. pirimetamin, terhadap baku internal pada
Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
dengan Pelarut hingga kadar berturut-turut: 0,05 mg; baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
0,1 mg; 0,2 mg dan 0,4 mg per ml. B. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
larutkan dalam Pelarut sehingga kadar lebih kurang Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
20 mg per ml. Fase gerak Campuran heptan P-kloroform P-
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing larutan metanol P dalam etanol P (1:20)-asam asetat
10 µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng glasial P (4:4:4:1).
kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana Pelarut Campuran amonium hidroksida P-metanol P
kromatografi yang telah dilapisi kertas saring yang (1:50).
telah dijenuhkan dengan 200 ml Fase gerak selama Larutan baku sulfadoksin Timbang saksama
15 menit, biarkan merambat 15 cm dari garis sejumlah Sulfadoksin BPFI, larutkan dan encerkan
penotolan. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan dengan Pelarut hingga kadar lebih kurang 10 mg
biarkan kering. Semprot lempeng dengan asam per ml. Kocok kuat selama 3 menit, dan saring.
sulfat P 20%, panaskan dalam oven pada suhu 100º Larutan baku pirimetamin Timbang saksama
selama 15 menit dan amati di bawah cahaya sejumlah Pirimetamin BPFI, larutkan dan encerkan
ultraviolet 365 nm. Harga Rf bercak utama Larutan dengan Pelarut hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per
uji sesuai dengan harga Rf Larutan baku. Jika terdapat ml. Kocok kuat selama 3 menit, dan saring.
bercak lain selain bercak utama pada Larutan uji, Larutan uji Kocok kuat lebih kurang 700 mg
perkirakan kadar masing-masing bercak dengan serbuk tablet yang telah digerus halus dalam 50 ml
membandingkan terhadap bercak Enceran larutan Pelarut selama 3 menit, dan saring.
baku. Bercak yang diperoleh dari 0,4 mg; 0,2 mg; Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
0,1 mg; 0,05 mg per ml Enceran larutan baku 10 µl Larutan baku sulfadoksin, Larutan baku
berturut-turut setara dengan 2,0%; 1,0%; 0,5%; pirimetamin dan Larutan uji pada lempeng
0,25% cemaran kromatografi. kromatografi. Keringkan bercak dengan udara hangat
dan masukkan lempeng dalam bejana kromatografi
Penetapan kadar Timbang saksama sejumlah lebih yang berisi Fase gerak, biarkan merambat hingga dua
kurang 700 mg zat, larutkan dalam 50 ml asam asetat per tiga tinggi lempeng, angkat lempeng, tandai batas
glasial P. Tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan rambat dan keringkan. Amati bercak di bawah cahaya
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga terjadi ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak utama dari
warna hijau. Lakukan penetapan blangko sebagai Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
koreksi.
Disolusi <1231>
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Media disolusi: 1000 ml Dapar fosfat pH 6,8.
setara dengan 32,85 mg C21H32N2O Alat tipe 2: 75 rpm.
Waktu: 30 menit.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Prosedur Lakukan penetapan jumlah C12H14N4O4S
rapat, tidak tembus cahaya. dan C12H13ClN4 yang terlarut seperti tertera pada
Penetapan kadar, jika perlu lakukan modifikasi.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
TABLET SULFADOKSIN DAN kurang dari 60% (Q), sulfadoksin, C12H14N4O4S, dan
PIRIMETAMIN pirimetamin, C12H13ClN4, dari jumlah yang tertera
Sulfadoxine and Pyrimethamine Tablets pada etiket.
Tablet Sulfadoksin dan Pirimetamin mengandung Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
Sulfadoksin, C12H14N4O4S, dan Pirimetamin, keseragaman kandungan untuk sulfadoksin dan
C12H13ClN4, masing-masing tidak kurang dari 90,0% pirimetamin.
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera
pada etiket.
-2116-
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada baik dan tidak tembus cahaya.
Kromatografi <931>.
Asam fosfat 0,1 % Masukkan 1 ml asam fosfat P
ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan air TABLET SULFAMETOKSAZOL DAN
sampai tanda. TRIMETOPRIM
Fase gerak Buat campuran Asam fosfat 0,1 % dan Sulfametoxazole and Trimetoprim Tablets
asetonitril P (83:17), saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Tablet Sulfametoksazol dan Trimetoprim
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. mengandung Sulfametoksazol, C10H11N3O3S dan
Larutan baku Timbang saksama masing-masing Trimetoprim, C14H18N4O3, tidak kurang dari 93,0%
sejumlah Sulfadoksin BPFI dan Pirimetamin BPFI, dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera
masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, pada etiket.
larutkan dengan asetonitril P sebanyak 17% dari
Baku pembanding Trimetoprim BPFI; tidak boleh
volume akhir dan encerkan dengan Asam fosfat 0,1%
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
sampai tanda hingga diperoleh kadar masing-masing
terlindung cahaya. Sulfametoksazol BPFI; lakukan
0,4 dan 0,02 mg per ml.
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
dari 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
terlindung cahaya.
tablet setara dengan lebih kurang 200 mg sulfadoksin
dan 10 mg pirimetamin, masukkan ke dalam labu Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
tentukur 100-ml. Tambahkan 28 ml asetonitril P dan Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
sonikasi selama 30 menit. Biarkan dingin. Encerkan Penjerap Campuran silika gel P.
dengan Asam fosfat 0,1% sampai tanda. Pipet 5 ml Fase gerak Campuran kloroform P-isopropil
larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, alkohol P-dietilamina P (6:5:1).
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk halus tablet
larutan melalui penyaring membran PVDF dengan setara dengan 4 mg trimetoprim ke dalam labu
porositas 0,45 µm, buang 5 ml filtrat pertama dan tentukur 10-ml, tambahkan 8 ml metanol P,
gunakan filtrat selanjutnya. hangatkan selama beberapa menit di atas tangas uap
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada sambil sering dikocok. Dinginkan, encerkan dengan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi metanol P sampai tanda, sentrifus sebentar.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom Larutan baku Trimetoprim Timbang saksama
2,0 mm × 10 cm, berisi bahan pengisi L11 dengan sejumlah Trimetoprim BPFI, larutkan dan encerkan
ukuran partikel 3 µm. Laju alir lebih kurang 0,3 ml dengan metanol P hingga kadar 0,4 mg per ml.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Larutan baku Sulfametoksazol Timbang saksama
baku. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak sejumlah Sulfametoksazol BPFI, larutkan dan
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R antara encerkan dengan metanol P hingga kadar 2 mg per ml.
pirimetamin dan sulfadoksin tidak kurang dari 8; Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
faktor ikutan pirimetamin dan sulfadoksin berturut- 5 µl Larutan uji, Larutan baku Trimetoprim, dan
turut tidak lebih dari 2 dan 1,6; dan simpangan baku Larutan baku Sulfametoksazol pada lempeng
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. kromatografi, keringkan dengan aliran udara hangat.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf
volume sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan yang dilapisi kertas saring dan dijenuhkan dengan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga perempat
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
persentase sulfadoksin, C12H14N4O4S, dan rambat. Biarkan Fase gerak menguap dan amati
pirimetamin, C12H13ClN4 dalam tablet dengan rumus: dibawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak
trimetoprim dan sulfametoksazol dari Larutan uji
rU CS sesuai dengan Larutan baku.
×100
rS CU Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Alat tipe 2: 75 rpm
sulfadoksin atau pirimetamin dari Larutan uji dan Waktu: 60 menit
Larutan baku; CS adalah kadar Sulfadoksin BPFI atau Prosedur Lakukan penetapan jumlah C10H11N3O3S
Pirimetamin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; dan C14H18N4O3 yang terlarut menggunakan cara
CU adalah kadar sulfadoksin atau pirimetamin dalam mg pada Prosedur seperti tertera pada Penetapan kadar,
per ml Larutan uji sesuai dengan jumlah yang tertera jika perlu lakukan penyesuaian volumetrik seperti
pada etiket; 100 adalah faktor konversi dalam persen. pada Kromatografi <931>. Hitung persentase
-2117-
masing-masing zat aktif yang terlarut dengan Sulfametizol mengandung tidak kurang dari 98,0%
membandingkan respons puncak Larutan uji dengan dan tidak lebih dari 101,0% C9H10N4O2S2, dihitung
respons puncak baku yang sesuai dari Larutan baku. terhadap zat yang telah dikeringkan.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q), sulfametoksazol, C10H11N3O3S Pemerian Serbuk hablur, putih; agak pahit; praktis
dan trimetoprim, C14H18N4O3 dari jumlah yang tertera tidak berbau; tidak berbau hidrogen sulfida.
pada etiket.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. kloroform dan dalam eter; sangat mudah larut dalam
amonium hidroksida, dalam kalium hidroksida dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara natrium hidroksida; larut dalam asam mineral encer
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada dan dalam aseton; agak sukar larut dalam etanol;
Kromatografi <931>. praktis tidak larut dalam benzen.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Baku pembanding Sulfametizol BPFI; lakukan
Suspensi Oral Sulfametoksazol dan Trimetoprim. pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk terlindung cahaya.
tablet setara dengan lebih kurang 160 mg
sulfametoksazol, masukkan ke dalam labu tentukur Identifikasi
100-ml. Tambahkan lebih kurang 50 ml metanol P dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
sonikasi selama 5 menit sambil sering dikocok. Biarkan dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
hingga suhu ruang, encerkan dengan metanol P sampai menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
tanda. Campur dan saring. Pipet 5 ml filtrat ke dalam gelombang yang sama seperti pada Sulfametizol
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak BPFI.
sampai tanda. B. Pada lebih kurang 100 mg zat tambahkan 5 ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah asam klorida 3 N, didihkan perlahan selama 5 menit.
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Dinginkan dalam tangas es, tambahkan 4 ml larutan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam natrium nitrit P (1 dalam 100), tambahkan air hingga
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung 10 ml, kemudian letakkan dalam tangas es selama
jumlah dalam mg sulfametoksazol, C10H11N3O3S dan 10 menit. Ke dalam 5 ml campuran yang telah
trimetoprim, C14H18N4O3, dalam serbuk tablet yang didinginkan, tambahkan larutan 50 mg 2-naftol P
digunakan dengan rumus: dalam 2 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10):
terbentuk endapan merah jingga dan akan menjadi
r lebih gelap jika didiamkan.
1000 C U C. Suspensikan lebih kurang 20 mg zat dalam 5 ml
rS air, tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 1 N
sampai larut, kemudian tambahkan 2 atau 3 tetes
C adalah kadar Baku pembanding FI yang sesuai tembaga(II) sulfat LP: terbentuk endapan hijau terang
dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut- dan tidak berubah jika didiamkan.
turut adalah respons analit yang sesuai dari Larutan D. Waktu retensi puncak utama kromatogram
uji dan Larutan baku. Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya. Keasaman Digesti 2 g zat dengan 100 ml air pada
suhu lebih kurang 70º selama 5 menit, dinginkan
segera hingga suhu lebih kurang 20º, saring. Pada
SULFAMETIZOL 25,0 ml filtrat tambahkan 2 tetes fenolftalein LP dan
Sulfamethizole titrasi dengan natrium hidroksida 0,10 N LV:
diperlukan tidak lebih dari 0,50 ml untuk
menetralkan larutan. Simpan sisa filtrat untuk uji
Klorida dan Sulfat.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam. volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
persentase sulfametizol, C9H10N4O2S2, dalam zat
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan dengan rumus:
penetapan menggunakan 25,0 ml filtrat yang
diperoleh dari uji Keasaman: tidak lebih keruh dari rU C S
10 ml asam klorida 0,020 N yang diperlakukan sama. × 100
rS CU
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%; lakukan
penetapan menggunakan 25,0 ml filtrat yang rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
diperoleh dari uji Keasaman: tidak lebih keruh dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
0,20 ml asam klorida 0,020 N yang diperlakukan Sulfametizol BPFI dalam µg per ml Larutan baku;
sama. CU adalah kadar zat dalam µg per ml Larutan uji.
Selenium <391> Tidak lebih dari 30 bpj. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, tidak tembus cahaya.
Logam berat <371> Metoda III Tidak lebih dari 20 bpj.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian 254,24 dan 236,23 berturut-turut adalah bobot
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. molekul sulfasetamid natrium monohidrat dan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang sulfasetamid natrium anhidrat.
50 mg Sulfasetamid Natrium BPFI, masukkan ke
dalam tabung sentrifuga 40-ml bersumbat. Wadah dan penyimpanan Dalam tube salep mata
Tambahkan 10,0 ml enceran metanol P (1 dalam 5), yang dapat dilipat.
sumbat tabung, dan campur untuk membantu
melarutkan dengan menggunakan vorteks selama
3 menit. Tambahkan 7,5 ml heptan P, sumbat tabung, SUMATRIPTAN SUKSINAT
campur dengan vorteks selama 3 menit, sentrifus. Sumatriptan Succinate
Buang lapisan atas heptan. Pipet 3 ml lapisan bawah
dan masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, H
N
O
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
Sulfasetamid Natrium BPFI, dihitung terhadap zat Senyawa Sejenis A Sumatriptan Suksinat Tidak
anhidrat, dalam µg per ml Larutan baku; CU adalah lebih dari 0,6%. Lakukan penetapan dengan cara
kadar sulfasetamid natrium dalam µg per ml Larutan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
uji sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket; Kromatografi <931>.
-2120-
Larutan amonium asetat 10 N Larutkan 77,1 g Fase gerak Campuran Dapar-asetonitril P (4:1).
amonium asetat P dalam 100 ml air. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Fase gerak Campuran metanol P-Larutan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
amonium asetat 10 N (9:1). Saring dan awaudarakan. tertera pada Kromatografi <931>.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Larutan identifikasi Buat larutan Cemaran
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Senyawa Sejenis Sumatriptan Suksinat BPFI dalam
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa Fase gerak hingga kadar lebih kurang 3 mg per ml.
Sejenis A Sumatriptan Suksinat BPFI, masukkan ke Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,
dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap 2,8 mg per ml.
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
6,25 µg per ml. Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg Penetapan kadar. Setelah kriteria resolusi terpenuhi,
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan lakukan kromatografi terhadap Larutan identifikasi,
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada tertera pada Prosedur: identifikasi puncak seperti
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi tertera pada Tabel.
dilengkapi dengan detektor 282 nm dan kolom Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L3 dengan kurang 10 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf,
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak yang digunakan dengan rumus:
seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. ri
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 100
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan rT
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak senyawa ri adalah respons puncak masing-masing cemaran;
sejenis A sumatriptan suksinat. Hitung persentase rT adalah jumlah semua respons puncak.
senyawa sejenis A sumatriptan, dalam zat yang
digunakan dengan rumus: Tabel
Perkiraan Batas tidak
Senyawa sejenis waktu retensi lebih dari
rU CS 495,7 413,5
100 [3-[2-(Dimetilamino-N-
relatif
0,3
(%)
0,2
rS CU 613,8 295,4 oksida)etil]-1H-indol-5-il]-N-
metilmetansulfonamida
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
senyawa sejenis A sumatriptan suksinat dari Larutan 3-[2-(Aminoetil)-1H-indol-5-il]- 0,4 0,1
N-metilmetansulfonamida
uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Senyawa
Sejenis A Sumatriptan Suksinat BPFI dalam mg [3-[2-(Metilamino)etil]-1H-indol- 0,6 0,5
per ml Larutan baku; CU adalah kadar sumatriptan 5-il]-N-metilmetansulfonamida
suksinat dalam mg per ml Larutan uji; 495,7 dan
Senyawa sejenis C sumatriptan 0,9 0,5
613,8 berturut-turut adalah bobot molekul senyawa suksinat
sejenis A sumatriptan dan senyawa sejenis A
sumatriptan suksinat; 413,5 dan 295,4 berturut-turut Sumatriptan 1,0 -
adalah bobot molekul sumatriptan suksinat dan
Masing-masing cemaran lain - 0,1
sumatriptan.
Total cemaran - 1,5
Cemaran organik Masing-masing cemaran dan total [Catatan Perhitungan total cemaran termasuk senyawa sejenis A
cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada sumatriptan, yang ditetapkan dalam uji Senyawa sejenis A
Tabel. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi sumatriptan]
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pengencer dan Larutan resolusi Lakukan seperti Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
tertera pada Penetapan kadar. Kromatografi <931>.
Dapar Larutkan lebih kurang 1,7 ml dibutilamin P; Dapar Larutkan 1,7 ml dibutilamin P, 0,6 ml asam
0,6 ml asam fosfat P dan 3,9 g natrium fosfat fosfat P dan 3,9 g natrium dihidrogen fosfat dihidrat P
monobasa P dalam air. Atur pH hingga lebih kurang dalam 750 ml air. Atur pH hingga 6,5 dengan
7,5 dengan penambahan larutan natrium hidroksida P penambahan natrium hidroksida P 50%. Encerkan
50 %, encerkan dengan air hingga 1000 ml. dengan air hingga 1000 ml.
-2121-
B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Pengencer, Dapar, Fase gerak, Larutan uji, Sistem
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang kromatografi dan Kesesuaian sistem Lakukan seperti
diperoleh pada Penetapan kadar. tertera pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
Disolusi <1231> kurang 5 l) Larutan uji ke dalam kromatograf,
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat pH 7,5 yang rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak.
dibuat dengan melarutkan 13,61 g kalium dihidrogen Hitung persentase setiap cemaran dalam tablet
fosfat P dalam 800 ml air, atur pH hingga 7,5 dengan dengan rumus:
penambahan natrium hidroksida 2 M dan encerkan
dengan air hingga 1000 ml.
ri
Alat tipe 2: 75 rpm × 100
Waktu: 30 menit rS
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C33H30N4O2
yang terlarut dengan cara sebagai berikut: ri dan rS berturut-turut adalah respons puncak masing-
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang masing cemaran dan telmisartan dalam Larutan uji.
44 mg Telmisartan BPFI, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Tambahkan 1 ml natrium Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
hidroksida 0,1 N dan encerkan dengan metanol P Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
sampai tanda. Encerkan larutan ini dengan Media Kromatografi <931>.
disolusi hingga kadar lebih kurang 0,011 mg per ml. Pengencer Larutan natrium hidroksida 0,005 N
Larutan uji (Untuk tablet mengandung 20 mg) dalam metanol P.
Saring sejumlah alikot melalui penyaring yang sesuai Dapar Timbang sejumlah amonium dihidrogen
dengan porositas 0,45 µm. Buat campuran filtrat- fosfat P, larutkan dan encerkan dengan air hingga
Media disolusi (1:2). kadar 2,0 g per liter. Atur pH hingga 3,0 dengan
Larutan uji (Untuk tablet mengandung 40 mg) penambahan asam fosfat 1 M.
Saring sejumlah alikot melalui penyaring yang sesuai Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar
dengan porositas 0,45 µm. Buat campuran filtrat- (70:30). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Media disolusi (1:4). penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Larutan uji (Untuk tablet mengandung 80 mg) tertera pada Kromatografi <931>.
Saring sejumlah alikot melalui penyaring yang sesuai Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dengan porositas 0,45 µm. Buat campuran filtrat- Telmisartan BPFI dan Senyawa Sejenis A
Media disolusi (1:8). Telmisartan BPFI, larutkan dan encerkan dengan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C33H30N4O2 Fase gerak hingga kadar berturut-turut adalah 0,11
yang terlarut dengan mengukur serapan Larutan baku dan 0,013 mg per ml. Saring larutan menggunakan
dan Larutan uji pada panjang gelombang 296 nm membran penyaring dengan porositas 0,45 um.
menggunakan Media disolusi sebagai blangko. Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 20 tablet
Hitung persentase C33H30N4O2 yang terlarut dengan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan tambahkan
rumus: Pengencer lebih kurang 80% volume labu. Kocok
AU CS V 100
hingga tablet hancur, dan sonikasi lebih kurang
10 menit. Dinginkan pada suhu ruang, encerkan
AS D L dengan Pengencer hingga tanda dan campur. Saring
larutan menggunakan membran penyaring dengan
porositas 0,45 μm. Selanjutnya encerkan secara
AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji
kuantitatif dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar
dan Larutan baku; CS adalah kadar dalam mg per ml
lebih kurang 0,11 mg per ml.
Larutan baku; V adalah volume Media disolusi,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
900 ml; D adalah faktor pengenceran Larutan uji;
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
L adalah kandungan telmisartan yang tertera pada
dilengkapi dengan detektor 298 nm dan kolom
etiket dalam mg per tablet.
4 mm × 4 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
ukuran partikel 5 μm. Pertahankan suhu kolom pada
kurang dari 75% (Q) C33H30N4O2, dari jumlah yang
40º. Laju alir lebih kurang 0,7 ml per menit. Lakukan
tertera pada etiket.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
pada Prosedur: resolusi, R, puncak antara telmisartan
dan senyawa sejenis A telmisartan tidak kurang dari 3;
Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak
faktor ikutan puncak telmisartan tidak lebih dari 2,0;
lebih dari 0,2%. Lakukan penetapan dengan cara
faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 1,5; simpangan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
Kromatografi <931>.
2,0%.
-2125-
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan uji Gunakan larutan injeksi.
volume sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam 2 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam bejana
persentase telmisartan, C33H30N4O2, dalam tablet kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase
dengan rumus: gerak dan biarkan Fase gerak merambat hingga tiga
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai
rU C S batas rambat, dan keringkan dengan aliran udara,
× 100 semprot dengan Penampak bercak 1, biarkan kering.
rS CU Semprot dengan Penampak bercak 2: harga Rf bercak
utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
Telmisartan BPFI dalam Larutan baku; CU adalah diperoleh pada Penetapan kadar.
kadar telmisartan dalam Larutan uji berdasarkan
yang tertera pada etiket. Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1250,0
unit Endotoksin FI per mg terbutalin sulfat.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
tertutup baik pada suhu ruang terkendali. pH <1071> Antara 3,0 dan 5,0.
Jarak lebur <1021> Metode II Antara 118 dan 123. Penetapan kadar
Pelarut dan Pereaksi isoniazid Lakukan seperti
Rotasi jenis <1081> Antara +83 dan +90, dihitung tertera pada Penetapan kadar dalam Injeksi
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan Testosteron Enantat.
penetapan menggunakan larutan yang mengandung Larutan baku Timbang saksama sejumlah
20 mg per ml dalam dioksan P. Testosteron Propionat BPFI, larutkan dan encerkan
dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 40 µg
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; per ml.
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam. Larutan uji Pipet saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan 100 mg testosteron propionat ke dalam
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera labu tentukur 10-ml, tambahkan n-heptan untuk
pada Penetapan kadar dalam Testosteron Enantat, kromatografi sampai tanda dan kocok. Pipet 5 ml
kecuali penggunaan Testosteron Enantat BPFI secara larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
keseluruhan diganti dengan Testosteron Propionat dengan n-heptan untuk kromatografi sampai tanda.
BPFI. Hitung jumlah dalam mg testosteron propionat, Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
C22H32O3, dalam zat yang digunakan dengan rumus: kadar dalam Injeksi Testosteron Enantat. Hitung
jumlah dalam mg testosteron propionat, C22H32O3,
A tiap ml injeksi dengan rumus:
C U
AS C A
2,5 U
C adalah kadar Testosteron Propionat BPFI dalam V AS
µg per ml Larutan baku; AU dan AS berturut-turut
adalah serapan dari Larutan uji dan Larutan baku. C adalah kadar Testosteron Propionat BPFI dalam
µg per ml Larutan baku; V adalah volume dalam ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup injeksi yang digunakan; AU dan AS berturut-turut
baik, tidak tembus cahaya. adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
-2129-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. penetapan dengan melarutkan 400 mg dalam 23 ml
air dan tambahkan 2 ml asam asetat 1 N.
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk Prosedur Menggunakan kromatogram Larutan
menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, baku dan Larutan uji, hitung persentase 4-
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial epianhidrotetrasiklin hidroklorida dalam zat yang
yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari digunakan dengan rumus:
pendingin.
C rU
Identifikasi 10 E
A. Spektrum serapan inframerah zat yang W rS
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang CE adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida
sama seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI. BPFI dalam µg per ml Larutan baku; W adalah bobot
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (20 µg dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji;
per ml) dalam natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
setelah penyiapan, larutan menunjukkan maksimum 4-epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan
dan minimum pada panjang gelombang yang sama uji dan Larutan baku.
seperti pada Tetrasiklin Hidroklorida BPFI; daya
serap dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Syarat lain Jika pada etiket tertera bahwa tetrasiklin
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih hidroklorida adalah steril, memenuhi syarat
kurang 380 nm antara 96,0% dan 104,0% dari Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri <201> seperti
Tetrasiklin Hidroklorida BPFI, dengan tertera pada Tetrasiklin Hidroklorida untuk Injeksi.
memperhitungkan potensi baku pembanding. Jika pada etiket tertera Tetrasiklin Hidroklorida harus
C. Waktu retensi puncak utama tetrasiklin dari diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang injeksi, memenuhi syarat Endotoksin bakteri <201>
diperoleh pada Penetapan kadar. seperti tertera pada Tetrasiklin Hidroklorida untuk
D. Tambahkan 2 ml asam sulfat P pada 0,5 mg zat; Injeksi. Jika digunakan untuk pembuatan sediaan
menunjukkan warna merah keunguan. Masukkan obat selain parenteral, tidak harus memenuhi uji
larutan ke dalam 1 ml air: warna menjadi kuning. Endotoksin bakteri <201>.
E. Menunjukkan reaksi tetrasiklin Metode II seperti
tertera pada Uji Identifikasi Tetrasiklin <271>; Penetapan kadar Lakukan Penetapan kadar dengan
lakukan penetapan menggunakan larutan dalam cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
metanol P yang mengandung 1 mg per ml. pada Kromatografi <931>.
F. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti Pengencer Buat campuran 680 ml amonium
tertera pada Uji Identifikasi umum <291>. oksalat 0,1 M dan 270 ml dimetilformamida P.
Fase gerak Buat campuran 680 ml amonium
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. oksalat 0,1 M, 270 ml dimetilformamida P dan 50 ml
amonium fosfat dibasa 0,2 M. Jika perlu atur
pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan pH 7,6-7,7 menggunakan amonium hidroksida 3 N
menggunakan larutan yang mengandung 10 mg per ml. atau asam fosfat 3 N. Saring melalui penyaring
membran dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus.
Rotasi jenis <1081> Antara -240 dan -255. Dihitung Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
menggunakan larutan 5 mg zat per ml asam klorida Larutan baku Timbang saksama, sejumlah
0,1 N. Tetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan dan
encerkan secara kuantitatif dengan Pengencer hingga
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg zat. Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer
yang mengandung lebih kurang 100 µg tetrasiklin
4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 2,0%; hidroklorida dan 25 µg 4-Epianhidrotetrasiklin
lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair hidroklorida BPFI per ml.
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Pengencer, Sistem kromatografi, Larutan uji dan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan dilengkapi dengan detektor 280 nm, kolom pelindung
kadar. 4,6 mm x 3 cm berisi bahan pengisi L7 10 µm, dan
Larutan baku Timbang saksama sejumlah kolom analisis 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi
4-Epianhidrotetrasiklin Hidroklorida BPFI, larutkan L7 dengan ukuran partikel 5 µm sampai 10 µm. Laju
dalam Pelarut hingga kadar 10 µg per ml. alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan
-2131-
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera metanol; agak sukar larut dalam kloroform dan dalam
pada Prosedur: waktu retensi relatif 4-epianhidrotetrasiklin propilen glikol; tidak larut dalam eter dan dalam
dan tetrasiklin berturut-turut lebih kurang 0,9 dan 1,0; sikloheksan.
resolusi, R, antara puncak 4-epianhidrotetrasiklin dan
puncak tetrasiklin tidak kurang dari 1,2. Lakukan Baku pembanding Timolol Maleat BPFI; lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam pengeringan pada suhu 100º hingga bobot tetap, sebelum
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Identifikasi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung gelombang yang sama seperti pada Timolol Maleat
jumlah dalam µg tetrasiklin hidroklorida, BPFI.
C22H24N2O8.HCl, per mg dengan rumus: B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 25 µg
per ml dalam asam klorida 0,12 N menunjukkan
CP rU
maksimum dan minimum pada panjang gelombang
100 yang sama seperti pada Timolol Maleat BPFI;
W rS serapan masing-masing dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan
C adalah kadar Tetrasiklin Hidroklorida BPFI dalam maksimum lebih kurang 294 nm: berbeda tidak lebih
mg per ml Larutan baku; P adalah potensi Tetrasiklin dari 3,0%.
Hidroklorida BPFI dalam µg per mg; W adalah bobot
dalam mg tetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; Rotasi jenis <1081> Antara -11,7º dan -12,5º;
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak yang lakukan penetapan menggunakan larutan yang
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. mengandung 50 mg per ml dalam asam klorida 1,0 N
dengan menggunakan sumber cahaya lampu raksa
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pada 405 nm.
rapat, tidak tembus cahaya.
pH <1071> Antara 3,8 dan 4,3; lakukan penetapan
Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan injeksi menggunakan larutan dengan kadar 20 mg per ml.
atau sediaan steril lain, pada etiket harus dinyatakan
steril atau harus diproses lebih lanjut untuk Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
pembuatan sediaan injeksi. lakukan pengeringan pada suhu 100º hingga bobot tetap.
mengering. Masukkan lempeng ke dalam bejana Baku pembanding Tobramisin BPFI; tidak boleh
kromatografi yang berisi Fase gerak hingga dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin.
merambat lebih kurang tiga per empat tinggi Bersifat higroskopis. Endotoksin BPFI; [Catatan
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus
biarkan Fase gerak menguap. Masukkan lempeng ke hati-hati untuk menghindari kontaminasi.]
dalam bejana yang berisi uap iodum selama 2 jam Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu
dan amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
Bandingkan intensitas bercak selain bercak utama dalam lemari pendingin.
Larutan uji, kecuali bercak anion maleat, dengan
bercak utama Larutan baku: tidak ada bercak lain Identifikasi
yang intensitasnya lebih kuat dari bercak utama A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
Larutan baku A (0,4%), dan jumlah intensitas semua Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
bercak lain, kecuali bercak lain yang intensitasnya Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm
lebih lemah dari bercak utama Larutan baku C: tidak Fase gerak Campuran metanol P-amonium
lebih dari 1,0%. hidroksida P-kloroform P (60:30:25).
Larutan baku Timbang sejumlah Tobramisin
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang BPFI, larutkan dan encerkan dalam air hingga kadar
800 mg zat, larutkan dalam lebih kurang 90 ml asam 6 mg per ml.
asetat glasial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dan
tentukan titik akhir secara potensiometrik, encerkan dalam air hingga kadar 6 mg per ml.
menggunakan elektrode platina dan elektrode Larutan resolusi Campuran sama banyak Larutan
kalomel berisi litium perklorat 0,1 N LV dalam asam baku dan Larutan uji.
asetat anhidrat P seperti tertera pada Titrimetri Prosedur Totolkan masing-masing 3 µl Larutan
<711>. Lakukan penetapan blangko. baku, Larutan uji dan Larutan resolusi pada jarak
yang sama pada lempeng kromatografi. Masukkan
Tiap ml asam perklorat 0,1 N lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase
setara dengan 43,25 mg C13H24N4O3S.C4H4O4 gerak, eluasi hingga Fase gerak merambat lebih
kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. lempeng, tandai batas rambat, biarkan fase gerak
menguap dan panaskan lempeng pada suhu 110°
selama 15 menit. Segera amati lokasi bercak, semprot
TOBRAMISIN lempeng dengan larutan ninhidrin P 1% dalam
Tobramycin campuran butil alkohol P-piridin P (100:1):
tobramisin memberikan bercak merah muda dan
harga Rf, Larutan uji dan Larutan resolusi sama
dengan harga Rf, Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji terderivatisasi sesuai dengan Larutan
baku terderivatisasi yang diperoleh pada Penetapan
kadar.
Pemerian Serbuk higroskopis, putih atau hampir putih. Kemurnian Kromatografi Tidak lebih dari 1,0%
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis
Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat sukar larut tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
dalam eter. Fase gerak Campuran natrium klorida P
(29,2 dalam 100)-etanol P-air (50:30:20).
-2133-
Larutan natrium hipoklorit encer Encerkan 20 ml digunakan selama 5 hari, jika disimpan dalam lemari
natrium hipoklorit P dengan air hingga 100 ml. pendingin pada saat tidak digunakan.
Pereaksi kanji-kalium iodida LP Larutkan 1,1 g Larutan persediaan tris(hidroksimetil)
kalium iodida P dalam 60 ml air, didihkan selama aminometana Buat larutan persediaan
15 menit, dan tambahkan suspensi 1,5 g kanji larut P tris(hidroksimetil) aminometan P dalam air hingga
dalam 10 ml air secara perlahan. Tambahkan 25 ml kadar 15 mg per ml. Larutan persediaan
air dan didihkan selama 10 menit. Biarkan dingin, tris(hidroksimetil)aminometan ini dapat digunakan
lalu encerkan dengan 100 ml air. selama 1 bulan, jika disimpan dalam lemari
Larutan uji Timbang saksama 50 mg zat, pendingin pada saat tidak digunakan.
masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan Pereaksi tris(hidroksimetil)aminometan Pindahkan
dengan 7 ml air, atur pH hingga 5,50,4 dengan 40 ml Larutan persediaan tris(hidroksimetil)
penambahan asam sulfat 1 N. Encerkan dengan air aminometana ke dalam labu tentukur 200-ml,
sampai tanda. tambahkan dimetil sulfoksida P, campur dan
Larutan baku Encerkan Larutan uji dengan air encerkan dengan dimetil sulfoksida P sampai tanda.
secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang 0,05 mg Gunakan pereaksi ini selama 4 jam [Catatan Jika
per ml. disimpan terendam dalam tangas air es suhu di
Prosedur Totolkan masing-masing 1 µl larutan bawah 10° pereaksi dapat digunakan sampai 8 jam.]
pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke Larutan baku Timbang saksama lebih kurang
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan 55 mg Tobramisin BPFI masukkan ke dalam labu
dengan Fase gerak, biarkan hingga Fase gerak tentukur 50-ml, tambahkan 1 ml asam sulfat 1 N dan
mencapai tiga per empat tinggi lempeng. Angkat air secukupnya hingga larut, encerkan dengan air
lempeng, tandai batas rambat. Biarkan Fase gerak sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
menguap, panaskan lempeng dalam oven pada suhu tentukur 50-ml kedua, encerkan dengan air sampai
110 selama 10 menit. Semprot lempeng yang masih tanda dan campurkan. Larutan ini mengandung lebih
panas dengan Larutan natrium hipoklorit encer. kurang 0,22 mg Tobramisin BPFI per ml.
Keringkan lempeng hingga bagian lempeng yang Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 55 mg
disemprot memberikan warna biru pucat setelah zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
diberi 1 tetes pereaksi kanji-kalium iodida LP, tambahkan 1 ml asam sulfat 1 N dan air secukupnya
semprot lempeng dengan pereaksi kanji-kalium sampai larut, encerkan dengan air sampai tanda dan
iodida LP sampai muncul bercak ungu kebiruan. campur. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
Selain bercak utama tobramisin, tidak ada bercak dari tentukur 50-ml kedua, encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan uji yang lebih intensif dari bercak utama Prosedur derivatisasi [Catatan Panaskan semua
Larutan baku. larutan pada suhu dan lama waktu pemanasan yang
sama. Angkat dan letakkan pada tangas seluruh labu
Syarat lain Jika pada etiket tertera tobramisin steril, secara bersama-sama pada suhu konstan 60°.]
memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin Masukkan masing-masing 4,0 ml Larutan baku,
bakteri <201> seperti tertera pada Tobramisin untuk Larutan uji dan air ke dalam labu tentukur 50-ml
Injeksi. Jika pada etiket tertera tobramisin harus yang terpisah. Ke dalam masing-masing labu tentukur
diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan tambahkan 10 ml Pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzen dan
injeksi, memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri 10 ml Pereaksi tris(hidroksimetil)aminometan, kocok
<201> seperti tertera pada Tobramisin untuk Injeksi. dan tutup. Letakkan labu ke dalam tangas dengan
Jika akan digunakan untuk sediaan mata, memenuhi suhu konstan 60°±2° dan panaskan selama 50±5 menit.
syarat uji Endotoksin bakteri <201>. Angkat labu dari tangas dan diamkan selama 10 menit.
Tambahkan asetonitril P ke dalam masing-masing
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara labu hingga lebih kurang 2 ml di bawah tanda 50-ml,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada diamkan dingin sampai suhu ruang, encerkan dengan
Kromatografi <931>. asetonitril P sampai tanda. Larutan tersebut adalah
Fase gerak Larutkan 2,0 g tris Larutan baku terderivatisasi, Larutan uji
(hidroksimetil)aminometana P dalam lebih kurang terderivatisasi dan Larutan blangko.
800 ml air, tambahkan 20 ml asam sulfat 1 N, Larutan resolusi Buat larutan segar p-naftolbenzein P
encerkan dengan asetonitril P hingga 2000 ml, dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang
diamkan sampai dingin, saring menggunakan 0,24 mg per ml. Masukkan 2,0 ml larutan ini ke
penyaring dengan porositas 0,2 µm atau lebih kecil. dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Larutan
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian baku terderivatisasi sampai tanda dan segera gunakan.
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Pereaksi 2,4-dinitrofluorobenzen Larutkan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
sejumlah 2,4-dinitrofluorobenzen P dalam etanol P dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom
hingga kadar 10 mg per ml. Larutan ini dapat 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir
lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan kromatografi
-2134-
terhadap Larutan blangko, rekam kromatogram dan 10 ml natrium hidroksida 2 N dan buang lapisan air.
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Keringkan lapisan diklorometan dengan natrium
identifikasi puncak pelarut dan pereaksi. Lakukan sulfat anhidrat P berlebih, dan saring. Uapkan larutan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam dalam aliran nitrogen sampai kering. Spektrum
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
pada Prosedur: waktu retensi relatif p-naftolbenzein kalium bromida P, menunjukan maksimum hanya
dan tobramisin 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara dua pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
puncak tidak kurang dari 4,0. Lakukan kromatografi Tramadol Hidroklorida BPFI.
terhadap Larutan baku terderivatisasi, rekam B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada diperoleh pada Penetapan kadar.
penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur [Catatan Gunakan respons puncak.] Disolusi <1231>
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N
(lebih kurang 20 µl) Larutan baku terderivatisasi dan Alat tipe 1: 100 rpm
Larutan uji terderivatisasi ke dalam kromatograf, Waktu: 30 menit
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Hitung jumlah dalam µg tobramisin, C18H37N5O9, C16H25NO2.HCl yang terlarut dengan cara
dalam tiap mg zat yang digunakan dengan rumus: Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
CE rU
Larutan A, Fase gerak, Sistem kromatografi, dan
250
W rS
Kesesuaian Sistem Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
C adalah kadar Tobramisin BPFI dalam mg per ml Tramadol Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan
Larutan baku; E adalah kesetaraan tobramisin dari dengan Media disolusi hingga kadar lebih kurang
Tobramisin BPFI dalam µg per mg; W adalah bobot 0,055 mg per ml.
zat uji yang ditimbang dalam mg; rU dan rS berturut- Larutan uji Pipet 9,0 ml alikot, saring dengan
turut adalah respons puncak Larutan uji penyaring yang sesuai, buang 3,0 ml filtrat pertama.
terderivatisasi dan Larutan baku terderivatisasi. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Tambahan persyaratan : Hitung persentase tramadol hidroklorida,
Penandaan Jika akan digunakan untuk pembuatan C16H25NO2.HCl, yang terlarut dengan rumus:
sediaan injeksi atau sediaan mata, pada etiket harus
dinyatakan steril atau harus melalui proses lebih rU C S
lanjut. ×V ×100
rS L
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu resolusi, R, antara puncak tramadol dan senyawa
tentukur 100-ml tambahkan 70 ml asam klorida 0,1 N, sejenis A tramadol pada Larutan kesesuaian sistem
sonikasi hingga tablet hancur, kocok secara mekanik tidak kurang dari 2,0; simpangan baku relatif pada
selama 10 menit. Encerkan dengan asam klorida 0,1 N penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari
sampai tanda. Saring sejumlah larutan melalui 2,0%; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
penyaring yang sesuai, buang 20 ml filtrat pertama. Larutan sensitifitas tidak lebih dari 10,0%.
Pipet 10 ml filtrat ke dalam labu tentukur 50-ml, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
encerkan dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda. volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam persentase masing-masing cemaran dalam tablet
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung dengan rumus:
persentase tramadol hidroklorida, C16H25NO2.HCl
dalam tablet dengan rumus: ri C S 1
× 0,1
rS CU F
rU C S
×100
rS CU ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
dalam Larutan uji dan rS adalah respons puncak
utama Larutan baku; CS adalah kadar Tramadol
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Hidroklorida BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar
CU adalah kadar tramadol hidroklorida dalam mg per
Tramadol Hidroklorida BPFI dalam mg per ml
ml Larutan uji berdasarkan yang tertera pada etiket;
Larutan baku; CU adalah kadar tramadol hidroklorida
F adalah faktor respons relatif (lihat Tabel). [Catatan
dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan yang
Abaikan puncak pelarut atau eksipien]. Masing-
tertera pada etiket.
masing cemaran dan jumlah semua cemaran tidak
lebih dari batas yang tertera pada Tabel berikut:
Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Tabel
Kromatografi <931>.
Batas
Larutan A dan Fase gerak Lakukan seperti tertera Waktu Faktor
tidak
pada Penetapan kadar. Cemaran retensi respons
lebih dari
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama relatif relatif
(%)
sejumlah Tramadol Hidroklorida BPFI dan Senyawa RS,SR-1-(3-metoksi 0,85 1,0 0,2
Sejenis A Tramadol BPFI,larutkan dan encerkan fenil)-2-(dimetilamino
dengan Fase gerak hingga kadar masing-masing metil)sikloheksanol
lebih kurang 0,2 mg per ml. hidroklorida
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tramadol hidoklorida 1,00 - -
Tramadol Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan 1-(3-metoksi fenil)-2- 5,27 1,0 0,2
(dimetil amino
dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 6 µg
metil)sikloheks-1-en
per ml. hidroklorida
Larutan sensitifitas Pipet 5 ml Larutan baku ke 1-(3-metoksi fenil)-2- 4,27 1,27 0,2
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase (dimetil amino
gerak sampai tanda. metil)sikloheks-6-en
Larutan uji Serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. hidroklorida
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Cemaran yang tidak - 1,0 0,2
dengan lebih kurang 200 mg tramadol hidroklorida, diketahui
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan Total cemaran - - 0,7
35 ml Fase gerak, sonikasi selama 5 menit dan kocok
secara mekanik selama 10 menit. Encerkan dengan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Fase gerak sampai tanda. Saring larutan melalui Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
penyaring yang sesuai. Kromatografi <931>.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan A Encerkan 5 ml asam perklorat P dengan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi 950 ml air dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan
dilengkapi dengan detektor 273 nm dan kolom 4 ml amonia P 25%, encerkan dengan air sampai
3,9 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir tanda, dan kocok. Atur pH hingga 2,2±0,2 dengan
lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi penambahan amonia P 25%.
terhadap Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem Fase gerak Campuran asetonitril P-Larutan A
dan Larutan sensitifitas, rekam kromatogram dan (23:77).
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
-2136-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Baku pembanding Triamsinolon Asetonida BPFI;
Tramadol Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan tidak boleh dikeringkan. Untuk analisis kuantitatif
dengan asam klorida 0,1 N hingga kadar lebih kurang tetapkan kadar air secara titrimetri. Simpan dalam
0,1 mg per ml. wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan
Larutan uji Serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
dengan lebih kurang 50 mg tramadol hidroklorida, Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
Tambahkan 70 ml asam klorida 0,1 N, sonikasi dalam lemari pendingin.
selama 5 menit dan kocok selama 10 menit. Encerkan
dengan asam klorida 0,1 N sampai tanda, dan kocok. Identifikasi
Saring sebagian larutan melalui penyaring yang A. Ekstraksi sejumlah volume injeksi setara
sesuai, buang 20 ml filtrat pertama. Pipet 10 ml filtrat dengan 50 mg triamsinolon asetonida sebanyak dua
ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan asam kali, tiap kali dengan 10 ml eter bebas peroksida P
klorida 0,1 N sampai tanda. dan buang ekstrak eter. Saring dengan bantuan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada pompa pengisap, cuci dengan sedikit air dan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi keringkan residu pada suhu 1050 selama 1 jam.
dilengkapi dengan detektor 273 nm dan kolom Spektrum serapan inframerah residu yang
3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur sama seperti pada Triamsinolon Asetonida BPFI.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 µg
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak per ml dalam metanol P, menggunakan residu yang
lebih dari 2,0%. diperoleh pada Uji A, menunjukkan maksimum dan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan pada Triamsinolon Asetonida BPFI.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5.
persentase tramadol hidroklorida, C16H25NO2.HCl,
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada yang didispersikan dalam kalium bromida P,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom gelombang yang sama seperti pada Triamsinolon BPFI.
4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi Disolusi <1231>
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Alat tipe 1: 100 rpm
resolusi, R, antara puncak triamsinolon asetonida dan Waktu: 45 menit
fluoksimesteron tidak kurang dari 2,0 dan simpangan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C21H27FO6
baku relatif pada lima kali penyuntikan ulang tidak yang terlarut dengan mengukur serapan alikot dan
lebih dari 3,0 %. serapan larutan baku Triamsinolon BPFI dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah media yang sama pada panjang gelombang serapan
volume sama (lebih kurang antara 15 dan 25 µl) maksimum lebih kurang 238 nm.
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak kurang dari 75% (Q), C21H27FO6, dari jumlah yang
utama. Hitung persentase triamsinolon asetonida, tertera pada etiket.
C24H31FO6, dalam injeksi dengan rumus:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
RU C S
× 100 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
RS CU Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku
puncak triamsinolon asetonida dan fluoksimesteron dan Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera
dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar pada Penetapan kadar dalam Triamsinolon.
Triamsinolon Asetonida BPFI dalam mg per ml Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
Larutan baku; CU adalah kadar triamsinolon dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
asetonida dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan tablet setara dengan lebih kurang 10 mg triamsinolon,
yang tertera pada etiket. masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
50,0 ml Larutan baku internal, kocok kuat secara
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis mekanik selama 10 menit. Sentrifugasi selama
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I 10 menit atau hingga diperoleh beningan yang jernih.
dan terlindung cahaya. Simpan pada suhu ruang Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
terkendali dan tidak boleh dibekukan. pada Penetapan kadar dalam Triamsinolon. [Catatan
Waktu retensi relatif triamsinolon dan hidrokortison
berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,9]. Hitung
Tambahan monografi jumlah dalam mg triamsinolon, C21H27FO6, dalam
TABLET TRIAMSINOLON serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
Triamcinolone Tablets
R
Tablet Triamsinolon mengandung Triamsinolon, 50C U
C21H27FO6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih RS
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
C adalah kadar Triamsinolon BPFI dalam mg per ml
Baku pembanding Triamsinolon BPFI; lakukan Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
pengeringan pada suhu 60 selama 4 jam sebelum perbandingan respons puncak triamsinolon terhadap
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. hidrokortison dari Larutan uji dan Larutan baku.
Bahan ini bersifat higroskopis, lindungi dari lembab.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Identifikasi Digesti sejumlah serbuk halus tablet, baik.
setara dengan lebih kurang 25 mg triamsinolon dalam
25 ml aseton P selama 15 menit. Saring melalui
penyaring kaca masir porositas halus dan alirkan ke
dalam lebih kurang 100 ml pelarut heksan P, goyang
cairan dan biarkan selama 30 menit. Kumpulkan
hablur yang terbentuk, cuci hablur sebanyak 3 kali,
tiap kali dengan 10 ml air dan dilanjutkan pencucian
dengan 2 ml aseton P, keringkan pada 600 selama
1 jam; spektrum serapan inframerah hablur kering
-2138-
Larutan uji persediaan Masukkan tidak kurang yang belum dibuka di tempat dingin. Setelah ampul
dari 20 tablet ke dalam labu tentukur yang sesuai. dibuka, diamkan selama 30 menit untuk disamakan
Tambahkan air sebanyak 10% dari volume labu. dengan kelembaban ruang sebelum ditimbang.
Kocok hingga tablet hancur (lebih kurang 5 menit). Panaskan zat dengan cara Analisis Termogravimetri
Tambahkan asetonitril P lebih kurang 80% dari seperti tertera pada Analisis Termal <741>,
volume labu, kocok selama 30 menit dan sonikasi mengunakan 10 mg zat, pada suhu antara suhu ruang
selama 10 menit. Dinginkan dan encerkan dengan dan 200, kenaikan suhu 5 per menit dengan aliran
asetonitril P sampai tanda, campur dan sentrifugasi gas nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram yang
suspensi. Gunakan beningan. diperoleh, tetapkan jumlah susut bobot antara suhu
Larutan uji Encerkan Larutan uji persediaan ruang dan satu titik pada plato sebelum terjadi
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,2 mg penguraian (pada suhu lebih kurang 160º). Simpan
per ml. dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada tempat dingin. Vinblastin Sulfat BPFI; [Catatan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Tidak diperlukan penetapan susut pengeringan.];
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik,
4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
ukuran partikel 10 µm. Pertahankan suhu kolom pada menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi,
30º. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur pendingin.
respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis B Identifikasi
valsartan dan valsartan tidak kurang dari 1,5 dan A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
lebih dari 2,0%. Penjerap Campuran silika gel P setebal 0,25 mm.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Untuk meningkatkan sensitifitas lempeng
volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan kromatografi; sebelum digunakan eluasi lempeng
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam dengan metanol P, angkat lempeng dan biarkan
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung metanol menguap selama tidak lebih dari 2 jam.
persentase valsartan, C24H29N5O3, dalam tablet Fase gerak Campuran segar eter P-metanol P-
dengan rumus: larutan metilamin (2 dalam 5) (19:2:1).
Penampak bercak Larutkan 2,0 g seriamonium
ru C S sulfat P dalam 100 ml air dengan pemanasan dan
× 100 pengadukan. Tambahkan perlahan 100 ml asam
rS CU fosfat P, saring jika perlu.
Larutan baku Larutan Vinkristin Sulfat BPFI dengan
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari kadar 10 mg per ml dalam campuran diklormetana P
Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar dan metanol P (3:1).
Valsartan BPFI dalam mg per ml Larutan baku; CU Larutan uji Masukkan sejumlah volume injeksi
adalah kadar valsartan dalam mg per ml Larutan uji setara dengan 2 mg vinkristin sulfat ke tabung
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket. sentrifuga ukuran kecil. Terhadap tiap ml larutan,
tambahkan 1 tetes amonium hidroksida P, tambahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 0,2 ml diklormetana P. Tutup tabung sentrifuga,
kocok kuat selama tidak kurang dari 1 menit dan
sentrifugasi selama 1 menit. Ambil lapisan
Tambahan monografi diklormetana dengan hati-hati dan masukkan ke
INJEKSI VINKRISTIN SULFAT dalam vial kecil bertutup.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Vincristine Sulfate Injection
20 l Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
Injeksi Vinkristin Sulfat adalah larutan steril kromatografi dengan jarak 2,5 cm dari batas bawah
vinkristin sulfat dalam Air untuk Injeksi. lempeng, biarkan hingga kering. Masukkan lempeng
Mengandung Vinkristin Sulfat, C46H56N4O10.H2SO4, ke dalam bejana kromatografi belum jenuh, bagian
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dalam bejana dilapis kertas saring pada sisi samping
dari jumlah yang tertera pada etiket. [Catatan Hati- dan belakang. Kedalaman Fase gerak dalam bejana
hati dalam penanganan injeksi vinkristin sulfat, kromatografi adalah 2 cm. Biarkan eluen merambat
karena berpotensi sitotoksik] hingga lebih kurang 15 cm dari titik penotolan (lebih
kurang 80 menit). Angkat lempeng, tandai batas
rambat dan biarkan fase gerak menguap pada suhu
Baku pembanding Vinkristin Sulfat BPFI, Vinkristin
Sulfat BPFI (untuk penetapan kadar), Simpan ampul ruang. Panaskan lempeng di atas tangas uap selama
-2141-
15 menit, angkat lempeng dan semprot lempeng rUA adalah respons puncak dari masing-masing
dalam kondisi panas dengan Penampak bercak. cemaran yang muncul sesudah puncak pelarut dari
Lanjutkan pemanasan lempeng selama 15 menit Larutan uji A dan rUB adalah respons puncak
untuk menstabilkan bercak. Amati bercak: harga Rf vinkristin dari Larutan uji B.
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Hitung persentase total cemaran dalam injeksi yang
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dari digunakan dengan rumus:
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
diperoleh pada Penetapan kadar. rUA
100
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 62,5 unit rUA 25rUB
Endotoksin FI per mg vinkristin sulfat.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Masing-masing cemaran dan jumlah semua cemaran
tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 2
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5. sebagai berikut:
Hitung persentase vinkristin sulfat, ruang dan satu titik pada plato sebelum terjadi
C46H56N4O10.H2SO4, dalam injeksi dengan rumus: penguraian (pada suhu lebih kurang 160º). Simpan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di
rU CS tempat dingin. Vinblastin Sulfat BPFI [Catatan Tidak
100 diperlukan penetapan susut pengeringan.]
rS CU Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
vinkristin dari Larutan uji dan Larutan baku. CS gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
adalah kadar Vinkristin Sulfat BPFI dalam mg per ml yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
Larutan baku; CU adalah kadar vinkristin sulfat pendingin.
dalam mg per ml Larutan uji.
Identifikasi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kaca, A. Lakukan penetapan seperti tertera pada
terlindung cahaya, di lemari pendingin. Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.
Fase gerak, Penjerap, Penampak bercak Lakukan
Penandaan Pada etiket dicantumkan: “Hanya seperti tertera pada Identifikasi dalam Injeksi
digunakan untuk intravena, fatal jika digunakan Vinkristin Sulfat.
dengan rute lain”. Jika mengandung lebih dari 2 mg, Larutan baku Larutan Vinkristin Sulfat BPFI
harus dinyatakan sebagai kemasan ruahan farmasi dengan kadar 10 mg per ml dalam campuran
seperti tertera pada Injeksi. Pada etiket dicantumkan diklormetana P dan metanol P (3:1).
bahwa obat hanya diberikan dalam wadah yang Larutan uji persediaan Timbang sejumlah serbuk
disertakan dalam kemasan. Jika dikemas dalam untuk injeksi, larutkan dan encerkan dengan air
kemasan ruahan farmasi tidak berlaku persyaratan hingga kadar setara dengan 25 mg per ml.
Injeksi bahwa injeksi yang telah dikonstitusi hanya Larutan uji Encerkan Larutan uji persediaan
dapat dipenetrasi sekali dengan alat steril yang sesuai dengan metanol P hingga kadar 10 mg per ml.
karena telah mengandung zat atau campuran yang Prosedur Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
sesuai untuk mencegah pertumbuhan mikroba. dalam Injeksi Vinkristin Sulfat: harga Rf bercak
Jika untuk dispensing, wadah atau siring (disertakan utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
dalam tiap kemasan untuk diberikan kepada pasien) B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
dicantumkan penandaan pada kemasan: “Tutup tidak Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
boleh dibuka sampai pada saat injeksi diberikan. diperoleh pada Penetapan kadar.
Hanya digunakan untuk intravena, fatal jika diberikan
dengan rute lain.” Larutan konstitusi Pada saat digunakan, larutan
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
pada Injeksi.
Tambahan monografi
VINKRISTIN SULFAT UNTUK INJEKSI Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 100,0 unit
Endotoksin FI per mg vinkristin sulfat.
Vincristine Sulfate for Injection
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Vinkristin Sulfat untuk Injeksi adalah campuran steril
vinkristin sulfat dalam pembawa yang sesuai.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
Mengandung Vinkristin Sulfat, C46H56N4O10.H2SO4,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
Keseragamaan sediaan <911> Memenuhi syarat.
dari jumlah yang tertera pada etiket. [Catatan Hati-
Prosedur untuk keseragamaan kandungan
hati dalam penanganan injeksi vinkristin sulfat,
Dapar Timbang 6,3 g amonium format P
karena berpotensi sitotoksik.]
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
dalam lebih kurang 900 ml air. Atur pH hingga 5,0
Baku pembanding Vinkristin Sulfat BPFI, Vinkristin
dengan penambahan asam format P, sambil dikocok
Sulfat BPFI (untuk penetapan kadar), Simpan ampul
dan encerkan dengan air sampai tanda.
yang belum dibuka di tempat dingin. Setelah ampul
Larutan baku Buat secara kuantitatif larutan
dibuka, diamkan selama 30 menit untuk disamakan
Vinkristin Sulfat BPFI dengan kadar lebih kurang
dengan kelembaban ruang sebelum ditimbang.
antara 40 dan 50 µg per ml dalam Dapar.
Panaskan zat dengan cara Analisis Termogravimetri
Larutan uji Keluarkan isi satu wadah vinkristin sulfat
seperti tertera pada Analisis Termal <741>,
untuk injeksi dalam wadah yang sesuai, larutkan dan
mengunakan 10 mg zat, pada suhu antara suhu ruang
encerkan dengan Dapar hingga diperoleh kadar
dan 200, kenaikan suhu 5 per menit dengan aliran vinkristin sulfat lebih kurang antara 40 dan 50 µg per ml.
gas nitrogen P 40 ml per menit. Dari termogram yang
diperoleh, tetapkan jumlah susut bobot antara suhu
-2143-
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
uji pada panjang gelombang serapan maksimum Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
262 nm terhadap Dapar sebagai blangko. Hitung Kromatografi <931>.
jumlah dalam mg vinkristin sulfat, C46H56N4O10.H2SO4, Larutan A, Fase gerak, Larutan baku, Larutan
tiap satu wadah serbuk untuk injeksi dengan rumus: kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Injeksi
AU Vinkristin Sulfat.
CS V F Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
AS volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji kromatogram dan ukur respons puncak utama yang
dan Larutan baku. CS adalah kadar Vinkristin Sulfat diperoleh. Hitung persentase vinkristin sulfat,
BPFI dalam µg per ml Larutan baku; V adalah C46H56N4O10.H2SO4, dalam serbuk untuk injeksi
volume akhir Larutan uji; F adalah faktor unit dengan rumus:
konversi, 0,001 mg per µg;
rU CS
Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak 100
lebih dari 2,0% dan total cemaran tidak lebih dari rS CU
5,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
<931>. vinkristin dari Larutan uji dan Larutan baku;
Larutan A, Larutan B, Fase gerak dan Sistem CS adalah kadar Vinkristin Sulfat BPFI dalam mg per
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Cemaran ml Larutan baku; CU adalah kadar vinkristin sulfat
organik dalam Injeksi Vinkristin Sulfat. dalam mg per ml Larutan uji.
Larutan uji A Timbang sejumlah serbuk untuk
injeksi, larutkan dan encerkan dengan air hingga Wadah dan penyimpanan Lakukan seperti tertera
kadar 1 mg per ml. pada Wadah padatan steril dalam Injeksi. Simpan
Larutan uji B Encerkan Larutan uji A dalam air dalam lemari pendingin.
hingga kadar 0,04 mg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Penandaan Pada etiket tercantum: “Hanya
volume sama (lebih kurang 200 l) Larutan uji A dan digunakan untuk intravena, fatal jika digunakan
Larutan uji B ke dalam kromatograf, rekam dengan rute lain”.
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Jika mengandung lebih dari 2 mg, harus dicantumkan
Hitung persentase tiap cemaran dalam serbuk untuk sebagai kemasan ruahan farmasi seperti tertera pada
injeksi yang digunakan dengan rumus: Injeksi. Pada etiket dicantumkan bahwa obat hanya
diberikan dalam wadah yang disertakan dalam
rUA kemasan. Jika dikemas dalam kemasan ruahan
100 farmasi tidak berlaku persyaratan Injeksi bahwa
rUA 25rUB injeksi yang telah dikonstitusi hanya dapat
dipenetrasi sekali dengan alat steril yang sesuai
rUA adalah respons puncak dari masing-masing karena telah mengandung zat atau campuran yang
cemaran yang muncul sesudah puncak pelarut dari sesuai untuk mencegah pertumbuhan mikroba.
Larutan uji A dan rUB adalah respons puncak Jika untuk dispensing, wadah atau siring (disertakan
vinkristin dari Larutan uji B. dalam tiap kemasan untuk diberikan kepada pasien)
Hitung persentase total cemaran dalam serbuk untuk dicantumkan penandaan pada kemasan: “Tutup tidak
injeksi yang digunakan dengan rumus: boleh dibuka sampai pada saat injeksi diberikan.
Hanya digunakan untuk intravena, fatal jika diberikan
dengan rute lain.”
rUA
100
rUA 25rUB
KEJERNIHAN DAN WARNA LARUTAN kekeruhan encer tersedia secara komersial, dan
<881> dapat dipergunakan setelah dibandingkan dengan
baku yang dibuat seperti yang telah dijelaskan.
A. KEJERNIHAN LARUTAN Formazin memiliki beberapa karakteristik yang
diinginkan sebagai baku kekeruhan yang baik. Jika
ingin mendapatkan pengulangan yang baik siapkan
METODE VISUAL
dari bahan baku uji. Karakteristik fisika
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi
membuatnya menjadi baku kalibrasi. Polimer
alas datar dengan diameter dalam 15-25 mm, tidak
formazin disusun dari rantai panjang yang berbeda
berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral.
yang berlipat menjadi susunan acak. Hasil ini
Bandingkan larutan uji dengan larutan suspensi
berada dalam rentang uji yang lebar dari bentuk
padanan yang dibuat segar, setinggi 40 mm.
dan ukuran partikel, yang secara analitik cocok
Bandingkan kedua larutan di bawah cahaya yang
dengan kemungkinan ukuran dan bentuk partikel
terdifusi 5 menit setelah pembuatan suspensi
yang berbeda ditemukan dalam contoh nyata. Oleh
padanan, dengan tegak lurus ke arah bawah tabung
karena reprodusibilitas formazin, karakteristik
menggunakan latar belakang berwarna hitam.
hamburan dan mampu telusur, maka algoritma
Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga
kalibrasi instrumen dan kriteria kinerja sebagian
suspensi padanan I dapat dibedakan dari air dan
besar didasarkan pada baku ini.
suspensi padanan II dapat dibedakan dari suspensi
padanan I. Larutan dianggap jernih apabila sama
METODE INSTRUMENTAL
dengan air atau larutan yang digunakan dalam
Pendahuluan
pengujian dengan kondisi yang dipersyaratkan, atau
Tingkat dari opalesen dapat diterangkan dengan
jika opalesen tidak lebih dari dari suspensi padanan I.
pengukuran menggunakan instrumental dari cahaya
Larutan hidrazin sulfat Larutkan dan encerkan
yang diserap atau disebarkan pada jumlah
1,0 g hidrazin sulfat P hingga 100 ml dengan air,
kepadatan optik submikroskopis yang tidak
biarkan selama 4-6 jam.
homogen dari larutan opalesen dan suspensi. Dua
Larutan heksametilentetramin. Larutkan 2,5 g
bagian dari teknik tersebut adalah nefelometri dan
heksametilentetramin P dalam labu bersumbat kaca
turbidimetri. Untuk pengukuran kekeruhan dari
100,0 ml dengan 25,0 ml air.
warna contoh, dapat digunakan pemilihan rasio
Suspensi opalesen primer (suspensi formazin)
turbidimetri dan nefelometri. Efek dari
Dalam wadah yang berisi Larutan heksametilen-
penghamburan cahaya dari partikel suspensi dapat
tetramin tambahkan 25,0 ml Larutan hidrazin
diukur dengan mengamati cahaya yang
sulfat. Aduk dan biarkan selama 24 jam. Larutan
ditransmisikan (turbidimetri) atau cahaya yang
stabil selama 2 bulan, jika disimpan dalam wadah
dihamburkan (nefelometri). Perbandingan
kaca bebas dari kerusakan permukaan. Suspensi
turbidimetri adalah kombinasi antara nefelometri
tidak boleh menempel di kaca dan harus dikocok
dan turbidimetri. Turbidimetri dan nefelometri
bila akan dipergunakan.
berguna untuk pengukuran dari sedikit suspensi
Baku opalesen Encerkan 15,0 ml Larutan
opalesen. Pembuatan suspensi padanan haruslah
opalesen primer dengan air sampai 1000,0 ml.
dengan kondisi yang baik. Untuk pengukuran
Larutan harus dibuat baru dan dapat digunakan
kuantitatif, perlu digunakan kurva kalibrasi,
24 jam setelah pembuatan.
hubungan antara karakteristik optik dari suspensi
Suspensi padanan Siapkan suspensi padanan
dan kadar fase yang terdispersi pada semi-empirik
seperti Tabel 1. Kocok dan aduk sebelum
terbaik.
digunakan.
Penentuan opalesen dari warna larutan dilakukan
berdasarkan perbandingan turbidimeter atau
Tabel 1
nefelometer dengan cara pemilihan perbandingan,
I II III IV
karena warna dapat menimbulkan gangguan
Baku 5,0 ml 10, ml 30,0 ml 50,0 ml negatif, melemahkan kedua kejadian,
opalesen menghamburkan cahaya dan menurunkan nilai
Air 95,0 ml 90,0 ml 70,0 ml 50,0 ml kekeruhan. Efeknya begitu besar untuk contoh
berwarna dimana nefelometer konvensional tidak
Baku kekeruhan. Siapkan suspensi formazin dapat digunakan.
dengan mencampurkan Larutan hidrazin sulfat Pengukuran kejernihan dan opalesen dengan
dengan Larutan heksametilentetramin dalam instrumen memberikan lebih banyak uji
jumlah yang sama dan ditetapkan sebagai baku pengecualian yang tidak akan muncul pada analisa
padanan primer 4000 NTU (nefelometri turbidity secara visual. Hasil berupa angka lebih banyak
units). Larutan padanan I, II, II dan IV masing- dipakai dalam pengamatan kualitas dan proses
masing memiliki nilai 3 NTU, 6 NTU, 18 NTU dan pengawasan, terutama dalam stabilitas. Sebagai
30 NTU. Penstabil suspensi formazin yang dapat contoh, sebelum data angka dalam stabilitas
digunakan, untuk menjaga kestabilan, baku diproyeksikan untuk penentuan apakah ukuran dari
-2145-
perumusan atau kandungan aktif akan melampaui contoh harus dihilangkan dengan menggunakan
batas shelf-life dari waktu kedaluarsa. infrared light-emitted diode (IR LED) pada 860 nm
dari sumber cahaya alat. Instrumen dengan detektor
Nefelometri fotodioda menerima dan mengukur hamburan
Ketika larutan memberikan gambaran pada sudut cahaya pada sudut 90° dari contoh serta mengukur
kanan dari arah jatuhnya cahaya, sistem opalesen hamburan kedepan (cahaya yang dipantulkan) pada
akan menghadap ke arah bayangan dari partikel bagian depan contoh secara terus menerus dengan
larutan (efek Tyndall). Pastinya sebagian sorot mengukur cahaya yang ditransmisikan langsung
cahaya masuk, sebagian dari kekeruhan larutan melalui contoh. Hasil pengukuran dinyatakan
dipancarkan, sebagian lainnya diabsorpsi dan dalam satuan NTU (perbandingan) yang diperoleh
sebagian dihamburkan oleh partikel suspensi. Jika dengan menghitung perbandingan hamburan
ukuran lebar cahaya dibuat 90⁰ dari lebar cahaya, cahaya pada sudut 90° cahaya dari hamburan
maka cahaya yang dihamburkan oleh partikel cahaya yang diukur terhadap penjumlahan
suspensi akan dipergunakan untuk menentukan komponen dari hamburan ke depan dan nilai
kadar, penyajian angka dan ukuran partikel cahaya yang ditransmisikan. Pada perbandingan
berpengaruh terhadap sisa tersebar. Suspensi turbidimetri pengaruh cahaya menyimpang dapat
padanan harus mempertahankan tingkat kekeruhan ditiadakan. Nefelometer digunakan untuk
yang tetap konstan, contoh, dan suspensi padanan mengukur tingkat opalesen dari warna larutan.
harus disiapkan dengan kondisi yang sama. Efek Pengukuran suspensi padanan I-IV dengan
Tyndall tergantung pada jumlah dan ukuran perbandingan turbidimeter ditunjukkan dalam
partikel. Pengukuran nefelometri lebih dapat hubungan linear antara kadar dan nilai NTU.
diandalkan pada jarak kekeruhan yang rendah, Suspensi padanan I-IV dapat digunakan sebagai
karena pada kondisi tersebut terdapat hubungan kalibrator untuk instrumen.
yang linear antara nilai nefelometric turbity unit
(NTU) dengan signal relatif detektor. Tingkat Tabel 2
kekeruhan meningkat, tidak semua partikel terpapar Nilai opalesen
bersama cahaya dan radiasi tersebar dari partikel Suspensi Formazin ( NTU)
lain menghalangi jalannya menuju ke detektor. Suspensi padanan I 3
Nilai terbesar dari nefelometri, dimana pengukuran Suspensi padanan II 6
dapat diandalkan dibuat pada batas 1750-2000 Suspensi padanan III 18
NTU. Linearitas ditunjukkan dengan membuat Suspensi padanan IV 30
kurva kalibrasi menggunakan sekurang-kurangnya Baku opalesen 60
4 titik konsentrasi. Suspensi opalesen primer 4000
dengan ketelitian resistor yang tertelusur dengan Pemilihan tempat pengambilan contoh pada alat
akurasi ±0,1% dari nilai tertera atau alat dengan pengolahan air harus menunjukkan kualitas air
resistivitas yang sesuai dengan tahanan yang dapat yang digunakan.
diatur misalnya Jembatan Wheatstone, hingga
memberi respon seperti yang diinginkan. Skala
pada alat ukur membutuhkan kalibrasi secara AIR RUAHAN
terpisah sebelum digunakan. Frekuensi rekalibrasi
tergantung desain alat, derajat penggunaan dan Prosedur dan uji batas pada bab ini
lain-lain. Alat multi skala memerlukan pengaturan dimaksudkan untuk menguji Air Murni, Air untuk
kalibrasi tunggal, rekalibrasi diperlukan diantara Injeksi, air untuk hemodialisa, kondensat uap air
setiap penggunaan skala berbeda. Di samping murni dan monografi lain yang dinyatakan pada
akurasi tetapan secara sensor konduktivitas, akurasi bab ini.
alat harus ±0,1 µS/cm. Konduktivitas gabungan ion intrinsik dan ion
Untuk meningkatkan akurasi pengukuran pada asing berbeda sebagai fungsi dari pH dan menjadi
jarak konduktivitas yang digunakan, yang mungkin dasar spesifikasi konduktivitas yang digambarkan
cukup lebar, dan untuk menjamin peralatan pada tabel Tahap 3–Persyaratan pH dan
kalibrasi yang lengkap, disarankan untuk Konduktivitas dan digunakan jika metode uji Tahap 3
melakukan verifikasi secara berkala kinerja alat dilakukan. Dua tahap pendahuluan yang dilakukan
secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan termasuk dalam uji metode ini. Jika kondisi uji dan
membandingkan nilai konduktivitas/resistivitas batas konduktivitas memenuhi pada tahap
yang terbaca pada alat ukur dengan alat pengukur pendahuluan, air memenuhi syarat pada pengujian
konduktivitas terkalibrasi secara eksternal. ini. Pengujian Tahap 3 pada keadaan ini tidak
Perbedaan dua nilai konduktivitas atau resistivitas diperlukan. Hanya jika pada tahap uji akhir gagal,
tanpa pengaruh suhu dilakukan tidak lebih dari contoh dinilai tidak memenuhi syarat uji.
±20% atau perbedaan yang dapat diterima
berdasarkan titik kritis produksi air dan atau Prosedur
rentang konduktivitas air yang diukur. Dua sensor
konduktivitas seharusnya ditempatkan bersama TAHAP 1
dalam jarak cukup dekat untuk mengukur contoh
air yang sama pada kondisi lingkungan yang sama. Tahap 1 dimaksudkan untuk pengukuran
Sebagai tambahan untuk metode verifikasi langsung atau mungkin digunakan secara tidak
kinerja pada model pengganti tanpa pengaruh suhu, langsung pada wadah yang sesuai.
verifikasi kinerja yang mirip dapat dilakukan 1. Tetapkan suhu dan konduktivitas air
seperti pada model pengganti suhu untuk menjamin menggunakan pembacaan konduktivitas tanpa
akurasi yang cukup dari alat jika model alat pengaruh suhu.
tersebut digunakan untuk analisis kecenderungan 2. Menggunakan tabel Tahap 1–Persyaratan
atau tujuan lain. Suhu dan Konduktivitas, dapatkan nilai suhu yang
Suhu mempengaruhi pembacaan konduktivitas tidak lebih besar dari suhu yang diukur misalnya
contoh. Banyak alat yang dapat mengoreksi secara suhu rendah berikutnya. Nilai konduktivitas yang
otomatis pembacaan aktual untuk penunjukan sesuai dalam tabel ini adalah nilai batas. [Catatan
nilainya, yang secara teroritis dapat diamati pada Jangan lakukan interpolasi].
suhu nominal 25°. Hal ini khususnya dilakukan 3. Jika pengukuran konduktivitas tidak lebih
menggunakan sensor suhu yang ditempelkan pada besar dari nilai pada tabel, air memenuhi syarat uji
sensor konduktivitas dan suatu algoritma pada konduktivitas. Jika konduktivitas lebih besar dari
sirkuit alat. Algoritma pengganti suhu ini mungkin nilai pada tabel, lanjutkan ke Tahap 2.
tidak akurat. Nilai konduktivitas yang digunakan
pada metode ini adalah pengukuran pengganti
tanpa pengaruh suhu. Pengukuran suhu disyaratkan
untuk kinerja pada uji Tahap 1. Uji ini
menggunakan sensor suhu eksternal yang
diletakkan di dekat sensor konduktivitas yang dapat
diterima. Ketepatan pengukuran suhu harus ±2°.
Prosedur berikut harus dilakukan menggunakan
alat yang telah dikalibrasi yang memiliki sel sensor
konduktivitas yang tetap yang telah ditetapkan
secara akurat dan mempunyai fungsi kompensasi
suhu tidak berfungsi. Untuk pengukuran langsung
atau tidak langsung kesesuaian alat untuk uji
pengendalian mutu juga tergantung pada tempat
pengambilan contoh pada sistem pengolahan air.
-2148-
TAHAP 2
AIR STERIL
4. Masukkan sejumlah air (100 ml atau
lebih) ke dalam wadah yang sesuai, aduk. Jika Prosedur dan uji batas Air Murni Steril, Air
perlu atur suhu, pertahankan pada 25±1°, kocok Steril untuk Injeksi, Air Steril untuk Inhalasi dan
kuat ukur konduktivitas secara berkala. Jika terjadi Air Steril untuk Irigasi dan Monofrafi lain yang
perubahan konduktivitas (yang disebabkan dicantumkan pada bab ini. Air steril dibuat dari Air
penyerapan karbon dioksida dari udara) kurang dari Murni, Air untuk Injeksi yang diketahui memenuhi
0,1 µS/cm per 5 menit, catat konduktivitas. persyaratan Air Ruahan sebelum di simpan dalam
5. Jika konduktivitas tidak lebih besar dari wadah. Spesifikasi berisi batas maksimum nilai
2,1 µS/cm, air memenuhi syarat uji konduktivitas. konduktivitas dengan mempertimbangkan
Jika konduktivitas lebih besar dari 2,1 µS/cm, keterbatasan metode pengukuran dan pengambilan
lanjutkan ke Tahap 3. dari wadah. Spesifikasi tersebut dan pemilihan
volume pengambilan contoh harus ditetapkan dan
TAHAP 3 divalidasi berdasarkan tujuan penggunaan air.
diamkan selama 16 jam. Saring dan didihkan dibawah Besi <331> Tidak lebih dari 0,02%; larutkan 1 g
kondensor refluks hingga bau iodoform hilang. Distilasi zat dalam 20 ml asam klorida P (1 dalam 5),
larutan melalui distilasi terfraksi. Mengandung tidak tambahkan tetes demi tetes brom LP berlebih.
lebih dari 0,001% aldehida dan keton. Didihkan larutan untuk menguapkan kelebihan brom,
dinginkan, encerkan dengan 40 ml air dan 10 ml
Metilbenzotiazolon hidrazon hidroklorida P larutan asam tiosianat P (3 dalam 10). Warna merah
C8H10CIN3S.H2O; BM 233,7. [38894-11-0], bentuk yang terjadi tidak lebih intensif dari pembanding
monohidrat; BM 215,0 (bentuk anhidrat); yang mengandung 0,02 mg besi.
[149022-15-1] (bentuk hidrat). Mengandung tidak Sulfida Lebih kurang 5 bpj. Larutkan 1 g zat dalam
kurang dari 97%. 20 ml air, tambahkan 5 tetes timbal asetat LP: tidak
Pemerian Serbuk hablur, hampir putih atau agak terjadi warna coklat.
kuning. Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%. Lakukan
Kesesuaian penetapan aldehida penetapan seperti tertera pada Uji Pereaksi, Metoda II.
Larutan uji Ke dalam 2 ml metanol bebas aldehida P, Larutkan 5 g zat dalam 100 ml air, tambahkan metil
tambahkan 60 µl larutan 1 g propionaldehida P dalam jingga LP, netralkan dengan asam klorida 0,1 N, dan
1 liter metanol bebas aldehida P dan 5 ml larutan 4 g tambahkan 3 ml asam berlebih, saring. Lakukan
metil benzotiazolon hidrazon hidroklorida. Campur pengujian pada filtrat: tidak lebih dari 3 mg.
dan biarkan selama 30 menit.
Blangko Lakukan seperti Larutan uji tanpa Natrium resazurin P C12H6NNaO4; BM 251,17;
penambahan larutan propionaldehida P. [62758-13-8].
Prosedur Tambahkan ke dalam masing-masing Pemerian Serbuk hablur, ungu kecokelatan. Larutan
Larutan uji dan Blangko 25,0 ml larutan besi(III) 1 g zat dalam 100 ml air, berwarna lembayung tua.
klorida P 2 g per liter, encerkan dengan aseton P Hidrogen sulfida dan senyawa lain yang
hingga 100,0 ml, dan campur. Serapan Larutan uji mengandung gugus tiol menghilangkan warna larutan
pada bilangan gelombang 660 nm setelah dikoreksi natrium resazurin, membentuk dihidroresorufin. Jika
serapan Blangko, tidak kurang dari 0,62. larutan yang sudah tidak berwarna dikocok dalam
wadah terbuka, terjadi warna merah muda akibat
1-Naftolbenzein P Gunakan 1-naftolbenzein P pembentukan resorufin.
seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Propionaldehida P C3H6O; BM 58,08; [123-38-6].
p-Naftolbenzein P Gunakan p-naftolbenzein P Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai.
seperti tertera pada Indikator dan Kertas Indikator.
Tembaga klorida P CuCl2.2H2O; BM 170,48.
Natrium arsenit P NaAsO2; BM 129,91; [7784-46-5]. Gunakan pereaksi pro analisis.
Pemerian Serbuk hablur, putih. Pemerian Hablur “deliquescent”, hijau kebiruan.
Kelarutan Larut dalam air, sukar larut dalam etanol. Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang etanol, sukar larut dalam eter.
5,5 g zat; masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml,
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet Tetraheptilamonium bromida P (C7H15)4NBr;
25 ml, masukkan ke dalam Erlenmeyer, tambahkan BM 490,70.
50 ml air dan 5 g natrium fosfat dibasa P, goyang Pemerian Serpihan serbuk, putih.
sampai larut. Titrasi dengan iodum 0,1 N LV, Jarak lebur <1021> Antara 89º dan 91º.
mendekati titik akhir tambahkan 3 ml kanji LP.
LARUTAN
Larutan Baru
mg trometa min
N
121,14 ml HCl
mg asam benzoat
N
121,1 ml litium metoksida (terkoreksi )
INDEKS
-2153-
INDEKS SUPLEMEN I FI V
injeksi, 1961
Indometasin natrium, 1962
M P
Melfalan, tablet, 2006 Pankuronium hidroklorida, 2043
Indometasin untuk
Mestranol, 2008 Papaverin hidroklorida,
injeksi, 1964
Metildopa, 2009 injeksi, 2045
Iodum, tingtur, 1965
Metilergometrin maleat, Paramomisin sulfat, 2046
Isoniazid, 1965
injeksi, 2010 Parasetamol, 2046
Isosorbid dinitrat,
Metilergometrin maleat, tablet, 2048
tablet sublingual, 1966
tablet, 2011 Penisilin V, 2049
Metilprednisolon asetat, Penisilin V, tablet, 2050
K Injeksi suspensi, 2012 Pilokarpin hidroklorida,
Kalium sulfoguaiakolat, 1967 Metionin, 2013 tetes mata, 2051
Kalsium glukonat, 1968 Metoklopramid hidroklorida, Pilokarpin nitrat,
Kalsium laktat, 1970 2014 tetes mata, 2051
Karboplatin, 1971 Metoklopramid, larutan oral, Piperazin sitrat, tablet, 2052
Ketamin hidroklorida, 1973 2015 Pirantel pamoat, 2052
Ketokonazol, 1975 Mitomisin, 2016 Pirantel pamoat,
Klemastin fumarat, 1975 untuk injeksi, 2017 suspensi oral, 2055
tablet, 1977 Morfin sulfat, 2018 Pirazinamida, 2056
Klindamisin fosfat, 1978 injeksi, 2019 tablet, 2057
Kloksasilin natrium, 1979 Piridoksin hidroklorida, 2058
Klomifen sitrat, 1980 Pirimetamin, 2059
Klonazepam, 1982
N Prazikuantel, tablet, 2060
Nalokson hidroklorida,
tablet, 1983 Prednisolon, 2061
injeksi, 2020
Kloral hidrat, 1984 Prednisolon asetat, 2062
Nandrolon fenpropionat, 2021
Klorfeniramin maleat, 1985 Prednisolon asetat, suspensi,
Natrium askorbat, 2022
tablet, 1986 tetes mata, 2064
Natrium klorida, 2023
Klorheksidin hidroklorida, 1987 Primakuin fosfat, 2064
Natrium klorida, injeksi, 2025
Klorokuin fosfat, 1988 Primakuin fosfat, tablet, 2066
Natrium salisilat, 2026
tablet, 1989 Probenesid, 2067
Nikotinil alkohol tartrat, 2027
Klotrimazol, krim, 1990 Probenesid, tablet, 2068
Nitrofurantoin, tablet, 2028
larutan topikal, 1991 Progesteron, 2069
Nitrogliserin,
tablet vaginal, 1992 Prokain hidroklorida, 2070
tablet sublingual, 2029
Kodein, 1993 Prokain penisilin G, 2071
Kodein fosfat, 1995 Prokainamida hidroklorida,
Kokain hidroklorida, 1995 O 2073
Kolesteramin, resin, 1996 Ofloksasin, 2031 Prometazin hidroklorida,
Kotrimoksazol, tablet, 1998 Oksimetazolin hidroklorida, injeksi, 2075
tetes hidung, 2032 Propantelin bromida, 2076
Propiltiourasil, tablet, 2077
L Oksimetazolin hidroklorida,
Propranonol hidroklorida, 2078
tetes mata, 2033
Lanatosida C, 1999
Oksitetrasiklin hidroklorida dan Protamin sulfat, 2079
Lidokain hidroklorida dan
hidrokortison, salep, 2033 Protamin sulfat, injeksi, 2080
dekstrosa, injeksi 2000
Oksitetrasiklin hidroklorida dan
Lidokain hidroklorida, gel, 2001
Linkomisin hidroklorida, 2001
polimiksin B sulfat, R
salep, 2034
Lisinopril, 2002 Repaglinida, 2081
Ondansetron hidroklorida, 2035
Loperamida hidroklorida, 2003 Reserpin, 2082
larutan oral, 2037
Lorazepam, 2004 Resin kolestiramin, 1996
Orlistat, 2039
Rifampisin, 2083
kapsul, 2042
Ringer laktat, injeksi, 2085
-2155-
Tramadol hidroklorida,
S tablet, 2134
Salisilamida, 2086
Triamsinolon asetonida,
Sefadroksil, 2087
suspensi,
Sefaklor, 2088
injeksi, 2136
Sefazolin, 2090
Triamsinolon, tablet, 2137
Sefazolin untuk injeksi, 2091
Tripolidin Hidroklorida, 2138
Sefoperazon, injeksi, 2092
Sefoperazon natrium, 2093
Sefoperazon untuk injeksi, 2094 V
Sefotaksim natrium, 2095 Valsartan, tablet, 2139
Sefprozil, 2096 Vinkristin sulfat, injeksi, 2140
Sefprozil, tablet, 2097 Vinkristin sulfat untuk,
Sefprozil untuk injeksi, 2142
suspensi oral, 2099 Vitamin C, 1858
Sefradin untuk suspensi oral, 2100 Vitamin D, 1917
Setilpiridinium klorida, 2101 Vitamin K1, 1947
Setirizin hidroklorida, 2102 tablet, 1948
larutan oral, 2104
tablet, 2105
Siklofosfamida untuk injeksi, 2107
Siklosporin, injeksi, 2108
Siklosporin, kapsul, 2110
Siprofloksasin, injeksi, 2111
Skopolamin hidrobromida, 2113
Stanozolol, 2114
Sulfadoksin dan pirimetamin,
tablet, 2115
Sulfametizol, 2117
Sulfametoksazol dan
trimetoprim,
tablet, 2116
Sulfasetamida natrium,
salep mata, 2118
Sumatriptan suksinat, 2119
T
Tamoksifen sitrat, tablet, 2121
Telmisartan, 2122
Telmisartan, tablet, 2123
Terbutalin sulfat, injeksi, 2125
Testosteron enantat, 2126
injeksi, 2127
Testosteron propionat, 2127
injeksi, 2128
Tetrahidrozolin hidroklorida, 2129
Tetrasiklin hidroklorida, 2129
Timolol maleat, 2131
Tingtur iodum, 1965
Tobramisin, 2132