Makalah Pengantar Studi Islam
Makalah Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Akidah, Syariah, dan Akhlak” ini dapat tersusun hingga
selesai. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Pengantar Studi Islam. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akidah, Syariah dan Akhlak memiliki peran penting dalam kehidupan serta ruang lingkup
manusia, baik dalam mendidik maupun membentuk akhlak mulia Akidah, Syariah dan
Akhlak benar-benar diperlukan dan memiliki peranan penting dalam kehidupan serta ruang
lingkup manusia, baik dalam mendidik manusia maupun membentuk akhlak mulia. Dengan
adanya akidah, Syariah dan Akhlak dapat membentuk keimanan yang bersifat teguh dan pasti
kepada Allah SWT, dengan segala kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya. Akidah,
Syariah dan Akhlak yang benar dan lurus serta terjamin dari kontaminasinya adalah hal yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para sahabatnya, yang diperuntukkan
untuk semua kalangan dan memiliki satu keistimewaan yaitu mampu menanamkan jiwa dan
ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam hati para penganutnya. Dengan menerapkan akidah,
Syariah dan Akhlak yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW generasi pertama umat ini mampu
menaklukkan tiga imperium besar dunia dan mengantarkan masyarakatnya menuju pintu
gerbang kehidupan cosmopolitan yang besar dan disatukan dalam sebuah khilafah terbesar
sepanjang sejarah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah
Akidah adalah iman yang teguh dan pasti tanpa ada keraguan sedikit pun bagi
orang yang meyakininya. Akidah Islam adalah keimanan yang bersifat teguh dan pasti
kepada Allah SWT, dengan segala kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya,
beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari
akhir, takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa yang telah sahih tentang
prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin).
a) Ciri-Ciri Akidah
1. Ma’rifatullah
Mengenali dan mengetahui serta beriman kepada Allah SWT, nama nama-Nya
yang mulia serta sifat-sifat-Nya yang suci dari segala kekurangan. Antara cara untuk
kita meningkatkan keunggulan terhadap Allah yang ditemukan dengan bukti-bukti
yang ada di alam ini.
2. Ma’rifatur Risaalah
3. Ma’rifatul Batsi
B. Pengertian Syariah
Syariah secara sederhana ialah jalan yang jelas yang ditunjukkan Allah SWT,
jalan ini berupa hukum hukum Islam berbagai dari Al-Qur’an, hadits, ijma’ dan qiyas.
Berkaitan dengan bagaimana cara seseorang berhubungan dengan Allah dan makhluk
yang lainnya. Syariah Islam begitu indah, memberikan pedoman hidup bukan hanya
di akhirat tetapi juga di dunia ini. Islam bukan hanya memerintahkan ibadah maghdoh
(ritual) tapi juga ibadah ghoiru maghdoh (umum). Syariah Islam bertujuan
menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. Islam merupakan agama yang
komprehensif dan universal yang meliputi ibadah dan muamalah.
C. Pengertian Akhlak
Akhlak ialah sifat-sifat yang di bawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam
jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak tercela sesuai dengan
pembinaannya.
Secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,
yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran,
pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang
baik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang baik.
Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap
aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan
akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlak al-karimah.
a) Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak Wad’iyyah
2. Akhlak Islam
b) Ciri-Ciri Akhlak
Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah pisahkan. Meskipun demikian,
ketiganya dapat dibedakan satu sama lain. Aqidah sebagai konsep atau sistem
keyakinan yang bermuatan elemen-elemen dasar iman, menggambarkan sumber dan
hakikat keberadaan agama. Syariah sebagai konsep atau sistem hukum berisi
peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai
etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena
itu, ketiga kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang Muslim.
Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon, akarnya
adalah aqidah, sementara batang, dahan, dan daunya adalah syariah, sedangkan
buahnya adalah akhlak.
Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat
yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada Allah
sehingga tergambar akhlak yang mulia dalam dirinya. Atas dasar hubungan ini pula
maka seorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah
atau iman, maka ia termasuk ke dalam kategori kafir. Seorang yang mengaku
beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka ia disebut orang fasik.
Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi tidak
dilandasi aqidah atau iman yang lurus disebut orang munafik.
Berdasar uraian di atas maka dapat dipahami, bahwa untuk bisa mewujudkan
akhlak yang terpuji bagi seorang muslim dalam kehidupannya, maka pembinaan
aqidah menjadi sangat penting untuk ditanamkan kepa-da setiap orang sejak masih
kanak-kanak. Oleh sebab itu, setiap bayi yang baru lahir disunnahkan untuk
diazankan di arah telinga kanannya, dan iqamatkan di arah telinga kirinya, hal itu
merupakan bentuk penyentuhan aqidah sejak dini.
Pendidikan Islam secara umum adalah upaya sistematis untuk membantu anak
didik agar tumbuh berkembang melalui aktualisasi potensi diri berdasarkan kaidah-
kaidah moral Al-Qur’an, ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup (life-skill)(Nata,
2003). Akan tetapi, walaupun telah dilakukan usaha-usaha pembaharuan pendidikan
islam, namun dunia pendidikan masih saja dihadapkan pada beberapa problem.
Problem dalam aktivitas pendidikan baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun
dalam pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar kokoh. Hal ini dimaksudkan
agar yang terlingkupi dalam pendidikan mempunyai keteguhan dan keyakinan yang
tegas sehingga praktek pendidikan tidak kehilangan arah dan mudah di samping oleh
pengaruh dari luar pendidikan. Karena agama Islam adalah agama universal yang
mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, dengan
sumbernya yaitu Al-Qur’an, Sunnah, dan ijtihad. Sumber-sumber ini dalam pribadi
manusia bertujuan mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di
akhirat kelak serta menguatkan iman dan takwa manusia. Pendidikan islam
merupakan unsur terpenting bagi manusia untuk meningkatkan kadar keimanannya
terhadap Allah SWT, karena orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar
Ilmu pendidikan Islam maka kemungkinan besar mereka akan lebih tahu dan lebih
mengerti akan terciptanya seorang hamba yang beriman. Manusia hidup dalam dunia
ini tanpa mengenal tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan Islam, maka jelas bagi
mereka sulit untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, apa lagi menjadi hamba
yang beriman.
Dalam kamus bahasa Indonesia kata pendidikan merupakan kata jadian yang
berasal kata didik yang diberi awalan pe dan akhiran an yang berarti proses
pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia. (Nata Abudin, 2011) Di kalangan tokoh pendidikan Islam ada tiga istilah
yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, sebelum mempelajari apa itu
pendidikan. Yaitu al-Tarbiyah (pengetahuan tentang al-rabb), al-Ta’lim (ilmu teoritik,
kreativitas, komitmen tinggi dalam mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang
menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), al-Ta’dib (integrasi ilmu dan iman yang
membuahkan amal).
a) Istilah Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “rabba”, “yurabbi” menjadi “tarbiyah”
yang mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik. Dalam statusnya
sebagai khalifah berarti manusia hidup di alam mendapat kuasa dari Allah untuk
mewakili dan sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi Allah di alam(Abdul
Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2014). Dengan demikian manusia sebagai bagian dari
alam memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama alam lingkungannya.
Tetapi sebagai khalifah Allah maka manusia mempunyai tugas untuk mengolah,
memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan alam.
b) Istilah Al-Ta’lim
c) Istilah Al-Ta’dib
Sumber pendidikan Islam dapat diartikan semua acuan atau rujukan yang
darinya memancar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang ditransinternalisasikan
dalam pendidikan Islam. Semua acuan yang menjadi sumber atau rujukan pendidikan
Islam tersebut telah diyakini kebenaran dan kekuatannya dalam mengantarkan
aktivitas pendidikan, dan telah teruji dari waktu ke waktu. Sumber pendidikan Islam
terkadang disebut sebagai dasar ideal pendidikan Islam.
a) Al-Qur’an
Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan atau
qur’anan yang berarti bacaan, yang berarti pula mengumpulkan (al-jam’u), dan
menghimpun (al-dhammu) hurufhuruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang
lain secara teratur. Al-Qur’an adalah firman Allah yang di-nuzul-kan kepada Nabi
Muhammad yang dinukil secara mutawatir dan di pandang beribadah bagi yang
membacanya. Menurut istilah Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan
kepada Rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah melalui pernataraan malaikat Jibril,
yang disampaikan kepada generasi berikutnya secara mutawatir (tidak diragukan),
dianggap ibadah bagi yang membacanya, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Naas. Dengan definisi tersebut, maka Al-Qur’an dengan
sangat meyakinkan mengandung kebenaran, dan jauh dari kebatilan.
b) As-Sunnah
c) Sejarah Islam
Sahabat adalah orang yang lahir dan hidup sezaman dengan Nabi serta
menyatakan beriman dan setia kepadanya. Para sahabat adalah orang yang pertama
kali belajar dan menimba pengetahuan dari Nabi Muhammad SAW. Adapun filsuf
adalah orang yang berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, universal, dan
spekulatif dalam rangka mengemukakan hakikat atau inti dari sesuatu (Wahyudin,
2018).
Para sahabat dan filsuf adalah orang-orang yang memiliki keinginan dan
komitmen yang kuat untuk membangun kehidupan manusia yang bermartabat.
Mereka mencurahkan segenap waktu, tenaga dan kemampuannya untuk memikirkan
dan membimbing umat manusia. Mereka memikirkan tentang hakikat manusia, alam,
ilmu pengetahuan, akhlak, kebaikan, kebahagiaan, sosial, politik, kesejahteraan umat
dan pendidikan(Jusuf Mudzakkir, 2006).
Ijtihad berasal dari kata jahada yang berarti kesanggupan (al-wus’i), kekuatan
(althaqah) dan berat (al-masyaqqah). Menurut Asy-Saukani secara etimologi ijtihad
adalah pembicaraan mengenai pengerahan kemampuan dalam pekerjaan apa saja.
Sa’id al-Taftani memberikan arti ijtihad dengan tahmil al-juhdi (ke arah yang
membentuk kesungguhan), yaitu pengerahan segala kesanggupan dan kekuatan untuk
memperoleh apa yang dituju sampai pada batas puncaknya. Hasil ijtihad berupa
rumusan operasional tentang pendidikan Islam yang dilakukan dengan metode
deduktif atau induktif dalam melihat masalah kependidikan(Rozak, 2018a).
a. Dasar Pokok
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal pertumbuhan awal
Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam disamping sunnah
beliau sendiri(Ramayulis, 2019).
b. Dasar Tambahan
c. Dasar Operasional
1) Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang memberikan andil kepada pendidikan dari
hasil pengalaman masa lalu berupa peraturan dan budaya masyarakat. Sistem
pendidikan tidaklah muncul begitu saja tetapi ia merupakan mata rantai yang
berkelanjutan dari cita-cita dan praktek pendidikan di maa lampau yang tersurat mau
pun yang tersirat.
2) Dasar Sosial
Dasar soial yaitu dasar yang memberikan kerangka budaya dimana pendidikan
itu berkembang, seperti memindahkan, memilih dan mengembangkan kebudayaan.
Dimana pendidikan bertolak atau bergerak dari kerangka kebudayaan yang ada baik
memindahkan, memilih dan mengembangkan kebudayaan itu sendiri.
3) Dasar Ekonomi
4) Dasar Politik
Yaitu dasar yang memberi bingkai dan ideologi daar yang digunakan sebagai
tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah
dibuat. Dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan harus bertitik
tolak dari ideologi yang di anut karena hal ini merupakan dasar operasional
pendidikan.
5) Dasar Psikologis
6) Dasar Fisiologis
Dasar Fisiologis yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik,
memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar
operasional lainnya. Dasar fisiologis adalah dalam rangka menentukan arah,
mengontrol serta memilih yang terbaik dari dasar-dasar operasional untuk
dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan