Tbin (A) Kelompok 3 Islam & Sains
Tbin (A) Kelompok 3 Islam & Sains
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan kemampuan, serta keberkahan baik itu berupa waktu, tenaga,
maupun pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan
syafaatnya di yaumul akhir nanti. Aamiin ya rabbal alaamiin.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan maupun penulisan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini serta bisa lebih baik lagi
dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan yang berguna dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
( Kelompok 3 )
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................ 1
A. Kesimpulan .................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang akan membawa manusia menuju akhir yang baik
dari perjalanan seorang manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan sebagai sarana
untuk menjelajahi, menggali kekayaan yang tersembunyi di bumi ini. Para
pemikir Islam, telah mengambil sikap untuk memadukan antara Islam dan
ilmu pengetahuan, yang diantara tujuannya adalah mengislamkan ilmu
pengetahuan modern dengan cara menyusun dan membangun ulang sains
sastra, dan sains alam dengan memberikan dasar tujuan-tujuan yang konsisten
dengan Islam. Secara istilah Tauhid dimaknai dengan keesaan Allah dalam
kita beribadah, yakni kita menyembah Allah SWT yang maha tunggal tanpa
menyekutukannya. Dengan tidak menyamakan atau meyakini adanya Tuhan
atau kekuasaan lain, baik berupa nabi, malaikat, pemimpin atau penguasa
suatu negri yang menyerupai kemahakuasaan tuhan. Dengan tauhid kita
menisbatkan secara khusus segala bentuk ibadah, hanya kepada Allah SWT.1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
1
Lois Lamya, Atlas Budaya Islam; Menjelajah Peradaban Khazanah, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 109.
1
PEMBAHASAN
Kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar dari kata wahnada
yuwahhidu yang secara etimologi berarti keesaan, yakni percaya bahwa Allah
SWT itu satu. Tidak lain adalah Lauhidullah (mengesakan Allah Swt). Jadi
pernyataan atau pengakuan. Bahwa tiada Tuhan selain Allah. Tauhid
merupakan landasan islam yang paling penting. Seseorang yang benar
tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Tauhid yang tidak benar akan menjatuhkan seseorang ke dalam kesyirikan.
Kesyirikan merupakan dosa yang akan membawa kecelakaan di dunia serta
kekekalan di dalam azab neraka.
Ilmu tauhid merupakan ilmu pengetahuan yang paling tinggi derajat nya
dalam agam Islam. Karena ilmu tauhid merupakan induk (pokok) bagi semua
ilmu pengetahuan dalam agama Islam. Bahwa para ulama menyebut kan
bahwa agama Islam adalah agama tauhid. Ilmu ini menerangkan serta
membahas masalah keesaan Dzat Allah Swt hukum yang mempelajari ilmu
tauhid adalah Fardhu ‘ain. Ilmu tauhid di sebut juga ilmu Usuluddin, ilmu
kalam, ilmu akidah, ilmu ma’rifat, adapula yang menyebut nya ilmu sifat 20
karena di dalamnya dibicara kan 20 sifat yang wajib bagi Allah Swt.2
2
Abdullah Zakey Al Kaaf, Mutiara Ilmu Tauhid, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 12.
3
Syamsul Rijak Hamid, Buku Pintas Agama Islam, (Bogor: Cahaya Salam, 2005), hlm. 44.
2
Tidak diragukan lagi bahwa intisari Islam adalah tauhid, yakni sebuah
komitmen yang menegaskan bahwa Allah SWT itu Esa, pencipta yang mutlak,
Tuhan semesta alam. Menurut Ismail Raji al-Faruqi, tauhid ini adalah pengikat
bagian-bagian Islam, yang menjadikan semua bagian-bagian Islam sebagai
suatu badan yang integral dan organis yang kita sebut sebagai peradaban.4
4
Lois Lamya, Atlas Budaya Islam; Menjelajah Peradaban Khazanah, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 109.
5
Nunu Burhanuddin, Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan, (Yoyakarta: Pustaka Jaya, 2018), hlm 280.
6
Nur Al-Ibrahimy, Ilmu Al-Manthiq, hlm. 7.
3
Ditinjau dari unsur-unsur budaya, agama adalah semacam universalitas
budaya, yaitu agama ada di setiap bidang budaya di mana masyarakat dan
budaya itu berada. Salah satu prinsip teori fungsional adalah bahwa segala
sesuatu yang tidak berfungsi akan hilang dengan sendirinya. Dengan kata lain,
setiap budaya memiliki fungsinya masing-masing. Akibatnya, apa pun yang
tidak berfungsi hilang atau hilang. Karena sejak dulu hingga sekarang agama
dengan tangguh menyatakan eksistensinya, berarti ia mempunyai dan
memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat.7
Sekarang ini kita dihadapkan pada ilmu agama dan ilmu non-agama. Ilmu
adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan untuk memperhatikan dan
memahami alam raya ciptaan-Nya, antara iman dan ilmu tidak terpisahkan,
meskipun dapat dibedakan. Dikatakan tidak terpisahkan, karena iman tidak
saja mendorong bahkan menghasilkan ilmu, tetapi juga membimbing ilmu
dalam bentuk pertimbangan moral dan etis dalam penggunaannya.Untuk
kepentingan analisis, tanda-tanda Tuhan dapat kita bedakan menjadi tiga, yaitu
jagad raya, manusia, dan wahyu.
7
Atang Abd.Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 14-15.
8
Atang Abd.Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 16.
4
manusia berusaha menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa
wahyu, muncul ilmu-ilmu keagamaan. Manusia yang hendak menyingkap
rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa manusia, akan memunculkan berbagai
ilmu. Dari segi fisik, pendalaman terhadap struktur tubuh manusia melahirkan
ilmu biologi dan kedokteran. Sedangkan aspek psikis manusia memunculkan
ilmu psikologi. Paradigma ini sekaligus merupakan jawaban terhadap
dikotomi ilmu agama dan ilmu nonagama. Pada dasarnya, ilmu agama dan
ilmu nonagama hanya dapat dibedakan untuk kepentingan analisis, bukan
untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.9
Selain itu mengetahui landasan dan sumber ilmu, perlu juga memahami
dimensi dan prinsip-prinsip tauhid. Karena sifat dari pernyataan tauhid mengakui
akan kebenaran sebagaimana pernyataan syahadah. La ilaha illa Allah, tidak ada
Tuhan selain Allah. Dalam rangka membangun peradaban manusia berilmu yang
9
Abd. Rozak, Perkembangan Islam dan Ilmu Pengetahuan, (2021), hlm. 25.
10
Al-Faruqi, Tauhid, (Edisi Indonesia), hlm. 44-45.
11
Yuliani Liputo, Tauhid dan Sains; Esensi tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam, (Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1995), hlm. 74.
5
beresensi tauhid, Al-Faruqi menekankan dua dimensi penting dalam tauhid, yaitu
dimensi metodelogis dan dimensi kontentual.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Ismail Raji Al-Faruqi dan Lois Lamya Al-Faruqi, The Cultural Atlas of Islam, hlm. 119.
13
Abu Hamid Muhammad, Al-Munqidz Min Al-Dhalal, (Damaskus: University Press, 1956), hal. 40-41.
6
Definisi Tauhid sebagai Dasar Pengembangan dalam Islam Tidak
diragukan lagi bahwa intisari Islam adalah tauhid, yakni sebuah komitmen
yang menegaskan bahwa Allah SWT itu Esa, pencipta yang mutlak lagi
utama, Tuhan semesta alam. Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, tauhid ini adalah
pengikat bagian-bagian Islam, yang menjadikan semua bagian-bagian Islam
sebagai suatu badan yang integral dan organis yang kita sebut sebagai
peradaban.Dari pengertian tersebut, bisa dipahami bahwa yang disebut sebagai
ilmu dalam Islam ialah pengetahuan tentang sesuatu menurut hakikatnya.
Menurut Dr. H.M. Rasjidi dalam Filsafat Agama, hingga sekarang yang
berlaku dalam dunia Islam ialah, bahwa Allah SWT telah memberi akal
kepada manusia sehingga dengan akal itu manusia dapat memikirkan hal hal
yang melingkunginya.
B. Saran
Menyadari hal yang masih jauh dari kata sempurna, karena kami sebagai
penulis makalah ini hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan
dosa. Kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
masalah-masalah yang sudah kita bahas dengan sumber-sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan. Jika ada kritik atau saran silahkan disampaikan
kepada kami sebagai penulis.
DAFTAR PUSTAKA
7
Atang Abd.Hakim. 2009. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dr. Abd. Rozak, Perkembangan Islam dan ilmu pengetahuan, (Desember 2020).
Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc., M.A., Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan,
(Februari, 2018)
Ismail Raji al-Faruqi & Lois Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya Islam; Menjelajah
Peradaban khazanah Gemilang, Terj. Ilyas Hasan (Bandung : Mizan, 1998).
Yuliani Liputo, Tauhid dan Sains: Esensi tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam,
(Jakarta: Pustaka Hidayah, 1995).