ILMU MAKKI DAN MADANI Diajukan Guna Memu
ILMU MAKKI DAN MADANI Diajukan Guna Memu
DISUSUN OLEH :
0
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia –NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
ILMU MAKKI DAN MADANI” ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai
pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan
harapan, walaupun didalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena
keterbasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Marwini selaku dosen pembimbing Ilmu Al-Quran . Dan juga kepada
teman –teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan
agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman –teman dan pihak yang berkepentingan.
Penyusun
1
Daftar Isi
Halaman
Cover.......................................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................3
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bab sebelumnya, ya’ni dalam bab Ilmu Nuzulul Quran yaitu
tentang preodesasi turunnnya Al-Quran dapatlah diketahui, bahwa kitab suci Al-
Quran itu ada fase-fase dalam proses turunnya Al-Quran tersebut, fase-fase
tersebut terkenal dengan istilah Makki dan Madani.
Untuk lebih jelasnya dalam bab ini akan diterangkan ihwal Makki dan
Madani yang sekarang ini menjadi disiplin Ulumul Qur’an yang berdiri sendiri,
sebagai salah satu cabang dari Ulumul Qur’an secara Mudawwan.
Dalam ilmu Makki dan Madani ini akan dijelaskan pengertian Makki dan
Madani, cara-cara mengetahui Makki dan Madani, tanda-tanda keduanya dan
macam-macam surat-surat Makiyah dan Madaniyah serta faedah mengetahui
Makki dan Madani.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
لم اْلَم ِد ْيَن َةGGَم ا ُنِّز َل ِبَم َّك َة َو َم ا ُنِّز َل ِفْي َطِر ْيِق ِاَلي اْلَم ِد ْيَنِة َقْبَل َاْن َيْبُلَغ الَّنِبُّي َص َّلي ُهللا َع َلْيِه َو س
َو َم ا ُنَّز َل َع َلي الَّنِبِّي صلي هللا عليه وسلم ِفي َاْس َفاِر ِه َبْع َد َم ا َقِد َم اْلَم ِد ْيَنَة َفُهَو ِم َن اْلَم َد ِني. َفُهَو ِم َن اْلَم ِكِّي
Yang artinya :
Alquran diturunkan di Mekkah dan yang diturunkan dalam perjalanan
hijrah ke Madinah sebelum Nabi Muhammad SAW sampai ke Madinah
adalah termasuk Makki. Dan Alquran yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dalam perjalanan-perjalanan beliau, setelah tiba di
Madinah adalah termasuk Madani.
b) Teori Mulaahazatul Mukhaathobiina Fin Nuzuuli (teori subjektif)
Yaitu teori yang berorientasi pada subjek siapa yang dikhitob atau
dipanggil dalam ayat. Jika subjeknya orang-orang Mekkah maka ayatnya
dinamakan Makiyah. Dan jika subjeknya orang-orang Madinah maka
ayatnya disebut Madaniyah.
Menurut teori subjektif ini, yang dinamakan Quran Makki / surah /
ayat Makiyah ialah yang berisi khitab / panggilan kepada penduduk Mekkah
dengan memakai kata-kata:” Yaa Ayyuhan Nassu” (wahai manusia) atau
“Yaa Ayyuhal Kaafiruuna” (wahai orang-orang kafir) atau “Yaa Banii
Aadama” (hai anak cucu Nabi Adam), dan sebagainya. Sebab kebanyakan
penduduk Mekkah adalah orang-orang kafir, maka dipanggil dengan wahai
orang-orang kafir atau wahai manusia, meski orang-orang kafir atau wahai
manusia, meski orang-orang kafir dari lain-lain daerah ikut dipanggil juga.
Sedangkan yang dimaksud dengan Quran Madani / surah dan ayat
Madaniyah ialah yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah. Semua
ayat yang dimulai dengan nida’ (panggilan):”Yaa Ayyuhal Ladzina
Aaamanu” (wahai orang-orang yang beriman)adalah termasuk ayat / surah
Madiniah. Sebab, mayoritas penduduk Madinah adalah mukminin, sehingga
dipanggil dengan wahai orang-orang yang beriman, meski sebenarnya kaum
mukminin dari daerah-daerah lain juga ikut dipanggil pula.
5
Teori subjek ini mendasarkan kriterianya pada dalil riwayat dari Abu
‘Ubaid dari Maimun bin Mihran dalam kitab Fadhilul Qur’an yang berbunyi:
َم اَك اَن ِفى اْلُقْر اِن ِبَيآُّيَها الَّناُس َأْو َياَبِنى آَد َم َفِإَّنُه َم ِّك ٌّى َو َم ا َك اَن ِبَيآُّيَها اْلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َفِإَّنُه َم َد ِنٌّي
Artinya : “bagian dalam Alquran yang dimulai dengan : “Yaa Ayyuhan
Nassu” atau “Yaa Banii Aadama” adalah surah Makki. Dan yang dimulai
dengan: “Yaa Ayyuhal Ladzzina Aaamanu” adalah Madani.”
c) Teori Mulaahazatul Zamaanin Nuzuuli (teori historis)
Yaitu teori yang berorientasi pada sejarah waktu turunnya Alquran.
Yang dijadikan tonggak sejarah oleh teori ini ialah hijrah Nabi Muhammad
SAW dari Mekkah ke Madinah.
Pengertian Makiyah menurut teori ini, ialah ayat-ayat Alquran yang
diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, meski
turunnya ayat itu di luar kota Mekkah, seperti ayat-ayat yang turun di Mina,
Arafah, Hudaibiyah, ialah ayat-ayat yang turun setelah Nabi Muhammad
SAW hijrah ke Madinah, meski turunnya di Mekkah atau sekitarnya, seperti
ayat-ayat yang diturunkan di Badar, Uhud, Arafah, dam Mekkah.
Teori ini berpegang kepada dali riwayat Abu Amr dan Utsman bin
Sa’id Ad-Darmi:
لم اْلَم ِد ْيَن َةGGَم ا ُنِّز َل ِبَم َّك َة َو َم ا ُنِّز َل ِفْي َطِر ْيِق ِاَلي اْلَم ِد ْيَنِة َقْبَل َاْن َيْبُلَغ الَّنِبُّي َص َّلي ُهللا َع َلْيِه َو س
َو َم ا ُنَّز َل َع َلي الَّنِبِّي صلي هللا عليه وسلم ِفي َاْس َفاِر ِه َبْع َد َم ا َقِد َم اْلَم ِد ْيَنَة َفُهَو ِم َن اْلَم َد ِنِّي. َفُهَو ِم َن اْلَم ِكِّي
Artinya : “Alquran yang diturunkan di Mekkah dan yang diturunkan
dalam perjalanan hijrah ke Madinah sebelum Nabi Muhammad SAW sampai
ke Madinah adalah termasuk Makki. Dan Alquran yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan-perjalanan beliau setelah tiba di
Madinah adalah termasuk Madani.”
d) Teori Mulaahazatul Ma Tadhammanat As-Suuratu (teori content analysis)
Yaitu teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan
Makiyah dan Madaniyahnya kepada isi daripada ayat atau surat yang
bersangkutan.2 Yang dinamakan Makiyah menurut teori contet analysis ini
2
Ibid.,hal. 78-86
6
ialah surah / ayat yang berisi cerita-cerita umat dan para Nabi / Rasul dahulu.
Sedangkan yang disebut Madaniyah adalah surah / ayat yang berisi hukum
hudud, faraid, dan sebagainya. Dalil yang menjadi landasan teori ini Riwayat
Hisyam dari ayahnya (Al-Hakim)
ُك ُّل ُسْو َرٍة ذِكَر ْت ِفْيَها اْلُح ُد ْو ْد َو اْلَفَرِئُض َفِهَى َم َد ِنَّيٌة َو ُك ُّل َم ا َك اَن ِفْيِه ذِكَر اْلُقُرْو ُن اْلَم اضَّيُة
َفِه ي َم ِّك َّيٌة
Artinya : “setiap surah yang didalamnya disebutkan hukum-hukum
faraid adalah Madaniyah, dan setiap surah yang di dalamnya disebutkan
kejadian-kejadian masa lalu adalah Malkiyah:
7
Para Ulama’ sangat memperhatikan Qur’an dengan cermat. Mereka
menertibkan sesuai dengan tempat dan turunnya. Mereka mengatakan misalnya:
“ surah ini diturunkan setelah surah itu.” Dan bahkan lebih cermat lagi sehingga
mereka membedakan antara yg diturunkan di siang hari dan di malam hari, antar
yang diturunkan di musim panas dengan musim dingin, dan antara yang
diturunkan di waktu sedang berada di rumah dengan yang diturunkan di saat
bepergian.3
8
Ketiga: Dari segi sasarannya. Makki adalah yang seruannya ditujukan
kepada penduduk Mekah dan Madani adalah yang seruannya ditujukan kepada
penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakn
bahwa ayat Qur’an yang mengandung seruan ya ayyuhan nas (wahai manusia)
adalah Makki; sedang ayat yang mengandung seruan ya ayyuhal ladzina amanu
(wahai orang-orang yang beriman) adalah Madani.
Namun melalui pengamatan cermat, Nampak bagi kita bahwa
kebanyakan surah Qur’an tidak selalu dibuka dengan salah satu seruan itu. Dan
ketentuan demikian pun tidak konsisten. Misalnya, surah baqarah itu Madani,
tetapi di dalamnya terdapat ayat yang awal ayatnya berbunyi ya ayyuhan nasu.
Dan surah an-Nisa’ itu Madani, tetapi permulaannya “ya ayyuhan nas”. Surah
al-Hajj, Makki, tetapi di dalamnya juga terdapat ayat yang awalnya berbunyi ya
ayyuhal ladzina amanu.4
4
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera AntarNusa, Bogor. 2001. Hal. 85
5
Ibid.,hal. 87
9
1) Di mulai dengan Nida’ (panggilan): “Ya Ayyuhan Naasu” dan
sebangsanya.
2) Di dalamnya terdapat lafal: “Kalla.” Lafad tersebut terdapat
dalam seluruh Alquran ada 33 kali dalam 25 surah-surah dibagian
akhir Mushaf Utsman.
3) Di dalamnya terdapat ayat sajdah ( disunahkan bersujud tilawah
jika membacanya).
4) Di permulaannya terdapat huruf Tahajji (huruf yang terpotong-
potong), seperti huruf: ن, يس, حم, المdan sebagainya.
5) Di dalamnya terdapat cerita-cerita para Nabi dan umat-umat
terdahulu, selain surah Al-Baqarah dan Al-Maidah.
6) Di dalmnya terdapat cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan
penyembah-penyembah terhadap selain Allah.
7) Di dalamnya berisi keterangan-keterangan adat kebiasaan orang-
orang kafir dan orang-orang musyrik yang suka mencuri,
merampok, membunuh, mengubur hidupp-hidup anak
perempuan, dan sebagainya.
10
7) Berisi hokum-hukum munakahat
8) Berisi hokum-hukum kemsyarakatan, kenegaraan.
9) Berisi dakwah (seruan) kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani
serta penjelasan aqidah-aqidah mereka yang menyimpang.
10) Berisi ayat-ayat nida’(panggilan) yang ditujukan kepada
penduduk Madinah yang Islam, dan khithab (seruan): “ yaa
Ayyuhal Ladziina Aamanu”.
6
Prof. Dr. H. Abdul Jalal H.A, Ulumul Quran, Dunia Ilmu, Surabaya. 2000. Hal.98
7
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera AntarNusa, Bogor. 2001. Hal. 74
11
7) an-Nur , 17) al-Munafiqun,
8) al-Ahzab, 18) at-Thalaq,
9) Muhammad, 19) at-Tahrim,
10) Al-Fath, 20) an-Nasr.
Sedang yang diperselisihkan ada 12 surah, yaitu:
1) al-Fatihah, 7) al-Qodar,
2) ar-Ra’d, 8) al-Bayyinah,
3) ar-Rahman, 9) az-zalzalah,
4) as-Shaff, 10)al-Ikhlas,
5) at-Taghabun, 11)al-Falaq,
6) at-Thafif, 12)an-Naas.
Sebagian ulama’ ada yang mengatakan, bahwa jumlah surah
Makiyah ada 58 surah, sedang surah Madaniyah ada 29 surah.8
Perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’ itu dikarenakan adanya
sebagian surah yang seluruh ayat-ayatnya Makiyah dan Madaniyah, dan ada
sebagian surah lain yang tergolong Makiyah atau Madaniyah, tetapi di
dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya. Karena itu, dari segi
Makiyah dan Madaniyah ini, maka surah-surah Alquran itu terbagi menjadi
empat macam, sebagai berikut:
a) Surah-surah Makiyah Murni () مكية كلها
Yaitu surah-surah Makiyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus
Makiyah semua, tidak ada satu pun yang Madaniyah.Surah-surah yang
berstatus Makiyah murni ini seluruhnya ada 58 surah, yang berisi 2.074
ayat.
b) Surah-surah Madaniyah Murni ( (مدنية كلها
Yaitu surah-surah Madaniyah yang seluruh ayat-ayatnya pun Madaiyah
semua, tidak ada satu ayat pun yang Makiyah. Surah-surah yang
berstatus Madaniyah murni ini seluruhnya menurut penelitian penulis
ada 18 surah, yang terdiri dari 737 ayat
8
Sayyid ‘Alwi bin Sayyid ‘Abbas al Maliki, Faidlu al Khabir wa Khulashotu at Taqriin,Hidayah, Surabaya. Hal.36-39
12
c) Surah-surah Makiyah yang Berisi Ayat Madaniyah ()مكية فيها مدنية
Yaitu surah-surah yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah
Makiyah, sehingga berstatus Makiyah, tetapi di dalamnya ada sedikit
ayatnya yang berstatus Madaniyah.Surah-surah yang demikian ini dalam
Alquran ada 32 surah, yang terdiri dari 2699 ayat.
d) Surah-surah Madaniyah yang Berisi Ayat Makiyah ()مكيةفيها مدنية
Yaitu surah-surah yang kebanyakan ayat-ayatnya berstatus
Madaniyah.Surah-surah yang demikian ini dalam Alquran hanya ada
enam surah, yang terdiri dari 726 ayat.
كتبت بمكة ثم يزيد هللا فيها ما يشا ء,كانت اذا انز لت فاتحة صورة بمكة
9
Prof. Dr. H. Abdul Jalal H.A, Ulumul Quran, Dunia Ilmu, Surabaya. 2000. Hal.100
13
Artinya:
“kalau awal surah itu diturunkan di Makkah, maka dicatat sebagai surah
Makiyah, lalu Allah menambahkan dala surah itu ayat-ayat yang
dikehendaki-Nya”.
14
yang lebih besar daripada manfaatnya, sebagaimana siterangkan dalam
firman Allah SWT:
يا ايها الذين امنوا التقربوا الصلوة وانتم سكرى حتى تعلموا ما تقولون
Artinya:
“hai orang-orang yang beriman, jangan lah kalian shalat, sedang kalian
dalam keadaan mabuk, sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan”.
(QS. An-Nisa’: 43)
Setelah itu, baru ditegaskan keharaman khamr pada firman Allah SWT:
َياَأُّيَهاَّالِذ ْيَن امنوا انما الخمر والميسر واالنصاب واالزلم رجس من عمل الشيطن فاجتنبوه لعلكم
تفلحون
Artinya:
“hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, berjudi (berkorban
untuk) berhala dan mengundi nasib dengan panah itu adalah perbuatan keji
dari tindakan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian
mendapat keberuntungan”. (QS. Al-Maidah: 90)
e) Dengan mengetahui Ilmu Makki wal madani yang dapat mengetahui
hikmatut tasyri’ itu, akan bisa menambah kepercayaan orang terhadap
kewahyuan Alquran, karena melihat kebijaksanaannya dalam menetapkan
hukum-hukum ajarannya secara terhadap sehingga mudah dimengerti,
dihayati, dan diamalkan orang.
15
f) Meningkatkan keyakinan orang terhadap kesucian, kenurnian dan keaslian
Alquran, melihat bahwa hukum-hukum ajarannya atau pun bentuk tulisannya
dan kata-kata serta kalimatnya masih tetap orsinil, tidak berkurang atau
bertambah satu huruf atau ketentuan satu huruf pun. Dengan demekian,
betul-betul merupakan realisasi dari jaminan Allah SWT, seperti diterangkan
firman Allah SWT:
10
Prof. Dr. H. Abdul Jalal H.A, Ulumul Quran, Dunia Ilmu, Surabaya. 2000. Hal.101-104
16
menafsirkannya dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi
pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.
k) Meresapi gaya bahasa Alquran dan memanfaatkannya dalam metode
berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa
tersendiri. Karakteristik gaya bahasa Makki dan madani dalam Alquran pun
memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam
penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan
berbicara dan menguasai pikiran dan perasaanya serta mengatasi apa yang
ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.
l) Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Alquran, sebab turunnya
wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala
peristiwanya, baik pada periode Makkah maupun Madinah, sejak permulaan
turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan.11
BAB III
Kesimpulan
Dalam Sejarah Turunnya Al-Quran itu ada fase-fase proses turunya Al-
Quran yang mana itu berkaitan dengan tempat dan nama-nama surat Dalam bab
sebelumnya, ya’ni dalam bab Ilmu Nuzulul Quran yaitu tentang preodesasi
turunnnya Al-Quran dapatlah diketahui, bahwa kitab suci Al-Quran itu ada fase-
11
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera AntarNusa, Bogor. 2001. Hal. 81-82
17
fase dalam proses turunnya Al-Quran tersebut, fase-fase tersebut terkenal
dengan istilah Makki dan Madani, jadai dalam pembahasan di atas itu banyak
teori-teori, mulai dari pengertian, macam-macam surah makki dan madani, ciri-
ciri surah makki dan madani dan faedah dari mengetahui ihwal tentang makki
dan madni yang itu dapat memberikan penjelasan tentang Ilmu Makki dan
Madani.
Jadi sngatlah jelas bahwa mempelajari Ilmu Makki dan Madani sangatlah
penting untuk di kaji agar supaya kita tahu sejarah proses turunyya Al-Quran
Baik dari segi tempat maupun ciri-ciri dari surah makki dan madani tersebut.
Mungkin itu yang bisa dapat kami simpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Abdul Jalal H. A. 2000. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu
Al Qattan, Manna’ Khalil. 2001. Studi Ilmu Qur’an. Bogor: Litera Antar Nusa
Al Maliki, Sayyid Alwi bin Sayyid Abbas. 2001. Faidlu al Khabir wa Khulashotu
18
at Taqriin. Surabaya: Hidayah
19