Laporan Pemeriksaan Gerakan Tanah Di Desa Bojongsari
Laporan Pemeriksaan Gerakan Tanah Di Desa Bojongsari
Disusun Oleh,
Kelas Lanjutan 3C
Secara umum faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di daerah pemeriksaan antara
lain adalah:
Tanah pelapukan (lapukan batupasir, breksi) yang bersifat mudah meloloskan air
melalui retakan yang terbentuk yang berada di atas batuan yang lebih kedap air
(batulempung). Batas antara keduanya diperkirakan sebagai bidang gelincir.
Kemiringan lereng yang curam di lereng bagian atas pemukiman mengakibatkan
tanah mudah bergerak.
Sistem drainase permukaan yang kurang baik. Aliran air permukaan melimpah
terakumulasi pada lokasi bencana menyebabkan tanah jenuh air.
Curah hujan dengan intensitas tinggi dan lama memicu terjadinya gerakan tanah.
6. Rekomendasi
Pada saat ini Pemerintah Daerah melalui BPBD Kabupaten Tasikmalaya telah
melaksanakan dan merespon dengan baik untuk mengantisipasi potensi longsor dan
pengurangan dampak bencana dengan menyiapkan tempat pengungsian. Mengingat
curah hujan yang diperkirakan masih tinggi, untuk menghindari terjadinya gerakan
tanah susulan dan mengurangi risiko akibat bencana gerakan tanah, maka
direkomendasikan:
LAMPIRAN
Gambar 1. Peta Lokasi Gerakan Tanah di Kp. Munjul, Desa Bojongsari, Kec. Gunung
Tanjung, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat
Gambar 2. Peta Geologi di Desa Bojongsari dan sekitarnya, Kec. Gunung Tanjung,
Kab. Tasikmalaya.
Gambar 3. Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah di Desa Bojongsari dan
sekitarnya, Kec. Gunung Tanjung, Kab. Tasikmalaya pada Bulan Januari 2021.
Gambar 4. Peta Situasi Gerakan Tanah di Kp. Munjul, Desa Bojongsari, Kec. Gunung
Tanjung, Kab. Tasikmalaya.
Gambar 5. Penampang Situasi Gerakan Tanah di Kp. Munjul, Desa Bojongsari, Kec.
Gunung Tanjung, Kab. Tasikmalaya.
Foto 1. Kenampakan bangunan warga di Kp. Munjul, Desa Bojongsari, Kec. Gunung
Tanjung yang rusak akibat gerakan tanah.
Foto 2. Bagian mahkota longsoran, agar masyarakat menjauhi dan tidak beraktivitas
pada saat dan setelah hujan di sekitar area longsoran tersebut.
Foto 3. Jalur air hujan yang telah dibuat warga dan aparat setempat yang terletak di
atas mahkota longsoran agar untuk sementara dibuat kedap air, misal dengan terpal
untuk mengurangi penjenuhan air pada lereng. Hal ini agar tidak memicu longsor
susulan.
Foto 4. Retakan yang terdapat di perkebunan salak agar segera segera ditutup dengan
tanah liat/lempung/material kedap dan dipadatkan.