PDF Sop Hiv Compress
PDF Sop Hiv Compress
No. Kode :
No. Revisi :0
SOP
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1-4
2. Pencegahan Pola “B” (Be faithful), yaitu saling setia dengan satu
pasangan, artinya hubungan seksual dilakukan hanya dengan satu
pasangan tetap (suami/istri).
3. Pencegahan Pola “C” (Condom
( Condom).
). Kondom merupakan salah satu
alat pencegah penularan HIV melalui hubungan seksual.
4. Pencegahan Pola “D” ( Don’t inject), yaitu tidak menyalahgunakan
narkoba suntik. Penyalahgunaan narkoba juga menjadi salah satu
jalan yang potensial untuk menularkan HIV karena ada kebiasaan
buruk diantara pengguna narkoba yaitu menggunakan jarum suntik
secara bersama-sama.
5. Pencegahan Pola “E” (Education
Education),
), yaitu pendidikan mengenai HIV-
satu bulan.
2. Diare yang terus menerus atau intermiten lebih dari
da ri satu bulan.
3. Keluhan disertai kehilangan berat badan (BB) >10% dari berat
badan dasar.
4. Keluhan lain bergantung dari penyakit yang menyertainya.
Faktor Risiko
a. Penjaja seks laki-laki atau perempuan
b. Pengguna NAPZA suntik
c. Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki dan
transgender
d. Hubungan seksual yang berisiko atau tidak aman
e. Pernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular seksual
(IMS)
f. Pernah mendapatkan transfusi darah
g. Pembuatan tato dan atau alat medis/alat tajam yang tercemar HIV
h. Bayi dari ibu dengan HIV/AIDS
i. Pasangan serodiskordan – salah satu pasangan positif HIV
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Berat badan turun
b. Demam
2. Kulit
a. Tanda-tanda masalah kulit terkait HIV misalnya kulit kering
dan dermatitis seboroik
b. Tanda-tanda herpes simpleks dan zoster atau jaringan parut
bekas herpes zoster
3. Pembesaran kelenjar getah bening
4. Mulut: kandidiasis oral, oral hairy leukoplakia, keilitis angularis
5. Dada: dapat dijumpai ronki basah akibat infeksi paru
6. Abdomen: hepatosplenomegali, nyeri, atau massa
7. Anogenital: tanda-tanda herpes simpleks, duh vagina atau uretra
8. Neurologi: tanda neuropati dan kelemahan neurologis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hitung jenis leukosit :
Limfopenia dan CD4 hitung <350 (CD4 sekitar 30% dari
jumlah total limfosit)
Tes HIV menggunakan strategi III yatu menggunakan 3
macam tes dengan titik tangkap yang berbeda, umumnya
dengan ELISA dan dikonfirmasi Western Blot
Pemeriksaan DPL
Penegakan Diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
tes HIV. Stadium klinis harus dinilai pada saat kunjungan awal dan setiap
kali kunjungan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HIV-AIDS di tingkat Puskesmas
1. Menyediakan layanan konseling pencegahan HIV-AIDS.
2. Menyediakan layanan kesehatan bagi ODHA (Orang Dengan HIV-
AIDS) dengan perawatan dasar berbasis masyarakat
masyarakat atau berbasis
rumah serta memberikan dukungan kepatuhan berobat ARV.
3. Menyediakan layanan VCT atau konseling dan test HIV secara
sukarela untuk memberikan dukungan psikologis dan informasi
untuk merubah perilaku berisiko serta membuka akses untuk
mendapatkan pelayanan perawatan dan pengobatan HIV-AIDS di
tingkat layanan kesehatan rujukan.
4. Menyediakan layanan laboratorium rapid test dan hematologi
lengkap.
5. Pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak ( Prevention
Mother to Child Transmission=PMTCT)
Transmission=PMTCT) di tingkat Puskesmas
menyediakan layanan Prong 1 dan 2.
a) Adapun kegiatan pada Prong I adalah konseling perubahan
perilaku untuk mencegah penularan HIV-AIDS pada remaja dan
mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA.
b) Sedangkan kegiatan pada Prong II adalah promosi dan distribusi
kondom pada kelompok risiko tinggi, konseling pasangan suami
istri yang salah satunya terinfeksi HIV.
6. Pelayanan IO dan penatalaksanaan TB-HIV dibawah pengawasan
dokter RS rujukan ODHA.
7. Menyediakan layanan ART dibawah pengawasan RS rujukan ART,
berupa:
Persiapan ruangan
anamnesa
Cuci tangan
Pakai sarung
tangan
Pemeriksaan fisik
Px laborat/rapid
tes
positif negatif
Pencatatan/pelaporan