Makalah Manajemen Kolompok 3.
Makalah Manajemen Kolompok 3.
MANAJEMEN KURIKULUM
DOSEN PENGAMPU :
KELAS/LOKAL : PAI 3H
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah stw karena dengan izin-Nya kita masih diberi kesempatan dalam
menyelesaikan penyusunan makalah. Serta tak lupa pula kita haturkan salawat dan salam atas
junjungan Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai
akhir zaman, amin.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada kami
sebagai tujuan untuk lebih mengetahui isi materi dari makalah tersebut. Kami penyusun telah
berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini dengan poin poin yang mudah
dimengerti dan di pahami oleh pembaca.
Namun mohon maaf apa bila ada kekeliruan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
PEMBAHASAN
KETATALEKSANAAN MANAJEMEN.....................................................................................
PENGEMBANGAN MANAJEMEN.........................................................................
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KURIKULUM
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan.
Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis
dan tingkat pendidikan. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu
bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan,
semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah
dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada
masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
KONSEP KURIKULUM
1. Hakekat kurikulum
Secara historis, istilah kurikulum pertama kalinya diketahui dalam kamus Webster
(Webster Dictionary) tahun 1856. Pada mulanya istilah kurikulum digunakan dalam dunia
olah raga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Kemudian pada
tahun 1955, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan, dengan arti sejumlah mata
pelajaran di suatu perguruan. Dalam bahasa arab, kurikulum sering disebut dengan istilah al-
manhaj, berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam kehidupannya. Istilah tersebut jika
dikaitkan dengan pendidikan, berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru
dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
nilai-nilai. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi
dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan
kurikuler yang tidak formal. Kegiatan kurikuler yang tidak formal ini sering disebut ko-
kurikuler dan ekstra-kurikuler.[6] Berikut ini beberapa pengertian kurikulum menurut para
pakar, yaitu:
b. Caswell dan Campbell (1935), kurikulum merupakan seluruh pengalaman dari anak yang
berada dalam pengawasan guru.
c. Edward A. Krug (1957), kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai /
melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.
2. Macam Kurikulum
Berikut akan kami sajikan tiga macam bentuk kurikulum sebagai berikut:
a. Ideal Curriculum berarti kurikulum yang ideal artinya kurikulum mengarah dan
mendekati kesempurnaan suatu kurikulum yang nantinya akan diterapkan. Di dalam ideal
curriculum berisi bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan dan direncanakan
serta dirancangkan secara sistematik untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti SKL,
standar isi, silabus, dan RPP.
c. Hidden Curriculum berarti kurikulum yang tersembunyi tetapi tidak berarti hilang atau
tidak ada melainkan kurikulum yang tidak direncanakan dan tidak termasuk kedalam
kurikulum sekolah. Kurikulum tersembunyi dapat dipandang sebagai tujuan yang tidak
tertulis, dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan
terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hidden curriculum sebagai hal yang berhubungan dengan pendidikan moral dan peran guru
dalam mentransformasikan standar nilai moral, contohnya ketika ada siswa yang terlambat
secara langsung guru memberikan teguran didepan siswa lain sebagai pembelajaran moral
dalam disiplin.
3. Fungsi kurikulum
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu:
b. Fungsi Integrasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
c. Fungsi Diferensiasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa, baik dari aspek fisik
maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan
disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam
pembinaan kurikulumdan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak
dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara
menyajikannya kepada murid-murid.
Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan,
yakni :
3. Kontinuitas
4. Keseimbangan
Adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu
mendapat perhatia yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada
siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi
atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
Menurut S. Nasution (1989: 80) organisasi kurikulum terdapat tiga tipe atau bentuk
kurikulum, yaitu :
Kurikulum ini disebut demikian karena segala bahan pelajarn disajikan dalamsubject
atau mata pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi
sempit ruang lingkupnya. Jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup bervariasi bergantung
pada tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam praktek penyampaian
pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-masing guru atau pendidik yang
menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.
Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered,
berpusat ada bahan pelajaran daripada child centered yang berpusat pada minat dan
kebutuhan anak. Dari segi ini jelas kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan
pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara
keseluruhan.
Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan
munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975. Kurikulum ini mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing
berdiri sendiri
b. Tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak tersendiridan diberikan dalam
waktu tertentu
c. Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan
perkembangan aspek tingkah laku lainnya
d. Tidak didasarkan pada kebutuhan, minat, dan masalah yang dihadapai para siswa
a. Bentuk mata pelajaran yang terpisah dengan lainnya tidak relevan dengan kenyataan
dan tidak mendidik anak dalam menghadapi stuasi kehidupan mereka
· Pertama, insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya mata pelajaran IPA disinggung tentang
mata pelajaran geografi dan sebagainya.
· Kedua, menghubungkan secara lebih erat jika terdapat suatu pokok bahasan yang
dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya masalah moral dan etika dibicarakan
dalam mata pelajaran agama.
c. Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemapuan para
siswa, meski pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas
d. Metode penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak yang
menghadapi kesulitan
e. Meski guru masih memegang peran penting, namun aktivitas siswa sudah mulai
dikembangkan
a. Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik, yang mana dalam
pelajaran disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu
b. Dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadap adanya hubungan antara
berbagai mata pelajaran
c. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mudah dalam dengan
penguraian dan penjelasan dari berbagai mata pelajaran
Dalam integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau
unit tertentu. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat terbentuk
kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena
itu, hal-hal yang diajarkan di sekolah harus disesuaikan dengan situasi, masalah dan
kebutuhan kehidupan di luar sekolah.
a. Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang di dalamnya terpadu sejumlah
mata pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama
b. Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah
pokok bahasan
f. Minat, masalah, serta kebutuhan siwa dan masyarakat dipertimbangkan sebagai dasr
penyusunan kurikulum, walaupun masih dalam batas-batas tertentu
Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan
meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.
a. Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu
kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat.
b. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling
berkaitan
c. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau problema yang dihadapi secara
actual
d. Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi
maupun social
e. Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai
kurikulum umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam
pribadi.
c. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
B. Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (social
functions and persistens situations)
Secara umum ada tiga kelompok situasi yang dihadapi manusia, yaitu :
a. Situasi mengenai perkembangan individu. Misalnya kesehatan, intelektual, moral dan
keindahan.
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan life curruculum, yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi anak sesuai dengan apa yang
dibutuhkansehari-hari dalam kehidupan.
Ide life curriculum pada dasarnya bersumber dari pandangan Herbert Spencer
(1860) tentang lima kategori bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dijadikan tujuan
pendidikan, yaitu:
d. Meintenance of proper social and political relations (memelihara hubungan sosial dan
politik
Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject curriculum, yakni anak
lebih banyak menerima (passive), juga bahan pelajaran merupakan hasil pengalaman masa
lampau.
a. Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia
dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atau
minatnya.
c. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya
mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
d. Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai
pemecahan atau tujuan.
Penggunaan kurikulum ini dengan menggunakan metode proyek. Kill Patrick (1918)
membagi proyek-proyek yang dapat dilaksanakan sebagi berikut :
b. Proyek eksistensi seperti karya wisata ke tempat-tempat bersejarah, kebun biologi dan
sejenisnya
Dalam pemilihan dan reorganisasi isi kurikulum diperlukan suatu prosedur atau tata kerja tertentu,
yang meliputi :
a. Prosedur employee.
Guru memilih dan mengorganisasi isi kurikulum tersebut. Guru sangat berperan penting
Pemilihan isi kurikulum didasarkan pada materi yang terkandung dalam sejumlah buku pelajaran
yang telah dipilih oleh panitia khusus.
Mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan dan kelemahan dari pengalaman yang baru.
c. ketatalaksanaan kurikulum
Tatatalaksana kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang _sangat penting di
antara kegiatan-kegiatan administratif lainnya. Kurikulum dengan diiringi tatalaksanaan yang
baik, tepat, dan cermat akan mampu_ membuahkan hasil pendidikan yang baik pula.
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis
kegiatan administrasi, yaitu :
Pembagiantugasmengajar
Pembagiantugaspembinaanekstrakurikuler
Pembagian tugas bimbingan belajar
D. pengembangan kurikulum
Kurikulum, sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis,
karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya
kurikulum sebagai sentra kegiatan pendidikan maka harus benar-benar dikembangkan.
Pengembangan kurikulum dilakukan karena sifat kurikulum yang dinamis, selalu berubah,
menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar. Disamping itu, masyarakat dan
mereka yang belajar mengalami perubahan maka langkah awal dalam perumusan kurikulum
ialah penyelidikan mengenai situasi (situation analysis) yang kita hadapi, termasuk situasi
lingkungan belajar dalam artian menyeluruh, situasi peserta didik, dan para calon pengajar
yang diharapkan melaksanakan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses
pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul
dan tidak teratur. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar pada berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Kurikulum menjadi dasar dan
cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana
bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan
dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang
untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan
haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
A. KONSEP KURIKULUM
1. Hakekat kurikulum
Secara historis, istilah kurikulum pertama kalinya diketahui dalam kamus Webster
(Webster Dictionary) tahun 1856. Pada mulanya istilah kurikulum digunakan dalam dunia
olah raga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Kemudian
pada tahun 1955, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan, dengan arti sejumlah
mata pelajaran di suatu perguruan.[1] Dalam bahasa arab, kurikulum sering disebut
dengan istilah al-manhaj, berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam kehidupannya.
Istilah tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan, berarti jalan terang yang dilalui oleh
pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta nilai-nilai.[2] Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.[3]
Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan
hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa
yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga
kegiatan kurikuler yang tidak formal. Kegiatan kurikuler yang tidak formal ini sering
disebut ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.[6] Berikut ini beberapa pengertian kurikulum
menurut para pakar, yaitu:
c. Edward A. Krug (1957), kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk
mencapai / melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.
2. Macam Kurikulum
Berikut akan kami sajikan tiga macam bentuk kurikulum sebagai berikut:
a. Ideal Curriculum berarti kurikulum yang ideal artinya kurikulum mengarah dan
mendekati kesempurnaan suatu kurikulum yang nantinya akan diterapkan. Di dalam ideal
curriculum berisi bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan dan
direncanakan serta dirancangkan secara sistematik untuk mencapai tujuan pendidikan,
seperti SKL, standar isi, silabus, dan RPP.
3. Kedudukan kurikulum
c. Kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-
landasan teoritis bagi pengembang kurikulum berbagai institusi pendidikan.[10]
4. Fungsi kurikulum
Fungsi Kurikulum, berkenaan dengan pemanfaatan dan kegunaan kurikulum untuk
semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai yang dicita-
citakan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan
dan program sekolah. Bagi pengawas sekolah, kurikulum berfungsi sebagai panduan
dalam melaksanakan supervisi.[11] Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di
sekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam
fungsi kurikulum, yaitu:
5. Peran Kurikulum
Peran kurikulum, berkenaan dengan tugas dan tanggung jawab kurikulum sebagai
salah satu komponen dalam pendidikan yang memuat tentang arah dan tujuan
pendidikan. Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis mengemban peranan sebagai berikut :
6. Komponen kurikulum
1. Komponen tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan.yaitu hal yang ingin
dicapai secara keseluruhan, yang meliputi :
· Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal
dan intelektual peserta didik.
· Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati
nurani para peserta didik.
· Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan
ketrampilan jasmani peserta didik.
Komponen isi dan struktur progam atau materi merupakan bahan yang
diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan
pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar
dikelas oleh pihak guru. Isi atau materi berupa materi-materi bidang studi, seperti
Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya. Bidang-bidang tersebut
disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang
tersebut biasanya telah dicantumkan dalam struktur program kurikulum sekolah yang
bersangkutan.[15]
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau
media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan isi
kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Ketepatan memilih alat media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan
mempengaruhi daya tangkap peserta didik.[16]
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memahami suatu Strategi.
Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach), metode (method), dan peralatan
mengajar yang diperlukan. Strategi mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami
dan diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari
mempersiapkan pengajaran sampai proses evaluasi. Dengan menggunakan strategi yang
tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik
khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat ditangkap para peserta didik. Akan tetapi
penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi
pendidik.[17]
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir
proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku peserta didik menjadi manusia
yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan suasana belajar di dalam ruangan
kelas maupun di luar kelas. Upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan
kreatifitas dalam belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga
berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam menciptakan suasana pengajaran yang
kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran. Pada intinya guru harus
mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.[18]
Kurikulum sebagai tujuan memiliki arti bahwa kurikulum didesain sebagai usaha /
alat dalam mencapai tujuan pendidikan yang disusun secara hierarki mulai dari tingkat
nasional hingga instruksional. Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau
usaha dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu
yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai.
Tujuan selalu berkaitan dengan hasil, tetapi tujuan lebih merupakan kegiatan yang
mengandung proses. Tujuan menampilkan aktivitas yang teratur dan pada akhirnya tujuan
akan berdampak pada hasil.[24] Dalam merumusan tujuan harus meliputi:
1. Proses mental
5. Tujuan yang sering bersifat ”development” yaitu tidak dapat di capai sekaligus
akan tetapi harus di kembangkan secara berkala.
6. Tujuan hedaknya realistis atau dapat di capai siswa pada tingkat dan usia
tertntu.
Di Indonesia dapat diketahui ada empat tujuan pendidikan yang secara hierarkis
dapat dijadikan pedoman dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum sebagai
berikut;
2. Tujuan Institusional (TI), adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga
pendidikan.
3. Tujuan Kurikuler (TK), adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran.
KESIMPULAN
Pada hakekatnya kurikulum bisa dipandang sebagai undang-undang pembelajaran
karena didalam rancangan kurikulum termuat berbagai peraturan / pedoman berbagai
aspek / komponen yang berkaitan dengan proses pendidikan. Komponen – komponen itu
meliputi tujuan, isi dan materi, media / sarana prasarana, strategi belajar mengajar,
proses pembelajaran, dan evaluasi. Kurikulum memiliki kedudukan sentral dan strategis
dalam seluruh proses pendidikan, untuk mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan
di sekolah/madrasah demi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga berfungsi
sebagai pedoman atau acuan kerja bagi guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua
dan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sesuai yang dicita-citakan
KESIMPULAN
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada
berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan
kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan
kurikulumdan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai,
karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara
menyajikannya kepada murid-murid.
SARAN
Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Imas Kurinasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan,
Surabaya: Kata Pena, 2014.
Nur Ahid, Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan, Islamica, Vol. 1,
No. 1, September 2006.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994.