Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Psikologi Kesehatan

Dosen : Dr. Muhammad Tamar, M. Psi

LANGKAH DAN TAHAPAN KONSELING


(SIMULASI KASUS PADA PENDERITA ANXIETY / KECEMASAN)

Disusun oleh :

JAYA

K012221001

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
I. PENGANTAR
Penderita anxiety dewasa seringkali mengalami kesulitan dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan
fisik, serta kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, konseling dapat menjadi solusi
yang efektif dalam membantu penderita anxiety dewasa mengatasi masalah
mereka. Konseling merupakan proses pemberian pertolongan kepada individu
yang mengalami kesulitan atau kesukaran dalam menyelesaikan masalah, juga
bertujuan untuk membantu individu mencapai potensi terbaik mereka. Salah satu
jenis konseling yang dapat membantu penderita anxiety dewasa adalah konseling
kognitif-perilaku. Konseling kognitif-perilaku dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada gangguan kecemasan sosial dan dapat meningkatkan kepercayaan
diri dalam berinteraksi sosial

II. LANGKAH DAN TAHAPAN KONSELING UNTUK PENDERITA


ANXIETY (KECEMASAN) :
A. Identifikasi masalah:
Kita harus memahami masalah yang dihadapi oleh klien, termasuk gejala-
gejala yang dialami dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Cara mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien sebelum melakukan
komunikasi terapeutik:

1. Melakukan observasi terhadap pasien, seperti melihat ekspresi wajah,


gerakan tubuh, dan tingkat kegelisahan pasien
2. Menggunakan kuesioner atau skala kecemasan untuk menilai tingkat
kecemasan pasien
3. Mewawancarai pasien untuk mengetahui pengalaman dan perasaan mereka
terkait kecemasan yang mereka alami
4. Mengamati tanda-tanda fisik yang terkait dengan kecemasan, seperti detak
jantung yang cepat, keringat berlebih, dan napas yang pendek
5. Menggunakan teknologi medis, seperti elektrokardiogram (EKG) atau tes
darah, untuk menilai tingkat kecemasan pasien.

Dengan mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien sebelum melakukan


komunikasi terapeutik, konselor dapat menyesuaikan teknik-teknik
komunikasi terapeutik yang efektif untuk membantu pasien meredakan
kecemasan mereka dan mencapai perbaikan kesehatan mental yang lebih baik.
B. Penilaian.
Kita harus mengevaluasi tingkat keparahan anxiety yang dialami oleh klien
dan memahami faktor-faktor yang memperburuk atau memperbaiki kondisi
tersebut.
Beberapa cara untuk melakukan penilaian pada penderita anxiety:

1. Identifikasi tanda dan gejala: Tanda dan gejala anxiety disorder


tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang dialami penderitanya.
Beberapa tanda dan gejala yang umum terjadi pada penderita anxiety
disorder adalah detak jantung dan napas tidak teratur, rasa takut
berlebihan, berkeringat deras, mendadak mual, dan merasa marah saat
dihadapkan pada situasi yang menakutkan
2. Tes fisik: Pemeriksaan fisik lengkap sangat penting untuk mendiagnosis
anxiety disorder. Ini membantu dokter menemukan atau menyingkirkan
penyakit lain yang mungkin menyebabkan gejala kecemasan atau yang
mungkin ditutupi oleh gejalanya
3. Tes Hamilton: Tes Hamilton adalah salah satu skala penilaian pertama
untuk anxiety disorder. Tes ini melibatkan 14 pertanyaan yang menilai
suasana hati, ketakutan, dan ketegangan, serta sifat fisik, mental, dan
perilaku
4. Tes Gangguan Kecemasan Umum: Tes anxiety disorder yang terdiri dari
tujuh pertanyaan ini adalah alat skrining untuk gangguan kecemasan
umum. Kamu akan ditanya seberapa sering dalam dua minggu terakhir
diganggu oleh perasaan mudah marah, gugup, atau takut
5. Identifikasi penyebab: Para ahli meyakini bahwa salah satu penyebab
gangguan kecemasan dipicu oleh genetik. Selain itu, penderita anxiety
disorder juga bisa mengalami kondisi ini karena masalah pekerjaan,
kehilangan orang yang terkasih, atau bahkan impitan ekonomi
6. Identifikasi jenis anxiety disorder: Terdapat beberapa jenis anxiety
disorder, seperti generalized anxiety disorder, social anxiety disorder,
panic disorder, dan obsessive-compulsive disorder. Identifikasi jenis
anxiety disorder yang dialami penderita dapat membantu dokter dalam
menentukan pengobatan yang tepat
7. Konsultasi dengan dokter: Diskusikan dengan dokter untuk informasi
lebih lanjut mengenai penilaian dan pengobatan anxiety disorder
C. Perencanaan
Kita dan klien harus bersama-sama merencanakan strategi untuk mengatasi
anxiety, termasuk teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres.
langkah perencanaan konseling untuk penderita anxiety:

1. Mengurangi tekanan emosi klien selama menghadapi persoalannya,


melalui kesempatan mengekspresikan perasaan yang mendalam
2. Membantu klien mengidentifikasi pemicu kecemasan dan apa yang
membuat kecemasan semakin buruk
3. Membantu klien mengatasi kecemasan dengan cara yang tepat, seperti
meditasi atau perhatian setiap saat
4. Menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti
rasa takut, rasa tidak percaya diri, dan lainnya
5. Membantu klien meningkatkan self-efficacy, yaitu keyakinan diri dalam
mengatasi kecemasan
6. Memberikan teknik-teknik koping yang efektif untuk mengatasi
kecemasan, seperti teknik relaksasi, teknik pernapasan, dan lainnya
7. Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak
sehat yang mungkin memperburuk kecemasan
8. Menjelaskan tentang gangguan kecemasan sosial dan memberikan
informasi tentang cara mengatasi gangguan tersebut

D. Pelaksanaan
Kita dan klien harus melaksanakan rencana yang telah disepakati, termasuk
teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres.
Pelaksanaan konseling pada pasien anxiety dapat dilakukan dengan beberapa
teknik, tergantung pada preferensi dan kebutuhan pasien. Berikut adalah
beberapa teknik yang dapat digunakan dalam konseling pasien anxiety:

1. Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Teknik ini bertujuan untuk


membantu pasien mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat
terkait kecemasan. Terapi ini melibatkan identifikasi pikiran negatif dan
cara menggantinya dengan pikiran yang lebih positif dan realistis.
2. Teknik relaksasi: Teknik ini bertujuan untuk membantu pasien
mengurangi kecemasan dengan mengajarkan teknik relaksasi seperti
meditasi, pernapasan dalam, atau visualisasi.
3. Teknik desensitisasi sistematis: Teknik ini bertujuan untuk membantu
pasien mengatasi kecemasan dengan menghadapi situasi yang
menimbulkan kecemasan secara bertahap dan terkontrol.
4. Teknik konseling islami: Teknik ini bertujuan untuk membantu pasien
mengatasi kecemasan dengan mengajarkan prinsip-prinsip Islam dan
memberikan dukungan spiritual.
5. Teknik cybercounseling: Teknik ini bertujuan untuk membantu pasien
mengatasi kecemasan dengan menggunakan teknologi seperti telepon atau
video call.

Setiap teknik konseling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing. Oleh karena itu, sebelum memilih teknik konseling yang tepat,
sebaiknya konselor melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap pasien
untuk menentukan teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien

E. Evaluasi
Kita harus mengevaluasi efektivitas rencana yang telah dilaksanakan dan
memodifikasi strategi jika diperlukan. Evaluasi pada pasien anxiety yang
sudah dilakukan konseling dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
yang digunakan untuk mengukur kecemasan, seperti Beck Anxiety Inventory
(BAI) Selain itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan memperhatikan
perubahan perilaku dan kondisi emosional pasien setelah menjalani konseling.
Evaluasi dapat dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan pasien dan
menentukan apakah perlu dilakukan intervensi tambahan atau tidak. Evaluasi
juga dapat membantu konselor dalam mengevaluasi efektivitas teknik
konseling yang digunakan dan menentukan apakah perlu dilakukan perubahan
atau penyesuaian teknik konseling yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai