Anda di halaman 1dari 29

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan

Keluarga bapak D khususnya ibu T dengan masalah utama Artritis Rematoid di jalan

kampong Grogol Sebrang RT 02 RW 06 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo yang

dilaksanakan pada tanggal 13-16 juli 2009.

Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, pendekatan yang digunakan adalah

proses keperawatan keluarga yang meliputi : pengkajian, perumusan diagnosa

keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 13 juli 2009 data yang diperoleh

melalui wawancara dengan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh

anggota keluarga serta observasi tempat tinggal keluarga, data yang diperoleh

meliputi :

1. Data dasar keluarga

Nama kepala keluarga adalah Bapak D berusia 65 tahun, pendidikan

terakhir SD, pekerjaan karyawan swasta, alamat Jl. Kampung Grogol Sebrang

RT 02 RW 06 Kelurahan Grogol Kecamatan Limo. Komposisi keluarga yaitu

Bapak D sebagai kepala keluarga, Ibu T sebagai istri berusia 62 tahun,

pendidikan tidak bersekolah, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Ibu M

sebagai anak berusia 44 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga.
a) Genogram
62 65

44

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Tinggal Satu Rumah

Ibu T tinggal bersama suaminya, ibu T mempunyai anak satu yang sudah

menikah dan tidak tinggal dengan ibu T. Ibu T sebagai ibu rumah tangga

dan bapak D sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah.

b) Tipe Keluarga

Tipe keluarga Bapak D adalah keluarga inti dimana dalam satu

rumah hanya terdiri dari bapak D sebagai suami dan kepala keluarga dan
ibu T sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mempunyai satu orang anak

yang sudah menikah dan tidak tinggal bersama ibu T

c) Suku Bangsa

Latar belakang budaya keluarga bapak D adalah suku jawa, bahasa

yang sering digunakan adalah bahasa jawa namun terkadang keluarga


memakai bahasa Indonesia. Tempat tinggal keluarga berasal dari etnis

yang tidak sama, ada yang asli penduduk Jakarta ( Betawi ), namun juga

ada yang pendatang seperti jawa, padang dan lain-lain. Hubungan social

keluarga sangat baik dengan etnis yang sama atau tidak. Ibu T mengatakan

sering mengkonsumsi ramuan tradisional seperti kunyit, telur ayam

kampung dan madu. Dan keluarga juga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada seperti Puskesmas dan Posbindu.

d) Agama

Keluarga bapak D beragama islam, ibu T mengatakan aktif dalam

mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian di wilayah tempat

tinggalnya. Ibu T mengatakan tidak ada yang beda agama dalam keluarga

semua beragama islam. Ibu T juga mengatakan agama dasar keyakinan

dalam kehidupan.

e) Status Sosial Ekonomi keluarga

Total penghasilan keluarga perbulan ± Rp. 500.000,- yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari dan penghasilan tersebut hanya

bapak D yang mendapatkan penghasilan tersebut. Ibu T mengatakan

penghasilan tersebut merasa tidak cukup, karena penghasilan tersebut

harus dibagi dua dengan istri kedua bapak D. ibu T juga mengatakan yang

mengatur keuangan dalam keluarga adlah bapak D.


f) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Aktivitas rekreasi keluarga bapak D tidak tentu terkadang 1 tahun

sekali. Ibu T mengatakan waktu luang digunakan untuk istirahat.

g) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.

1) Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga

bapak D saat ini adalah tahap keluarga usia lanjut dimana tugas
perkembangannya yaitu menata kembali kehidupan yang memuaskan,

menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan yang berkurang,

mempertahankan hubungan perkawinan, menerima kehilangan

pasangan, mempertahankan kontak dengan masyarakat, dan

menemukan arti hidup.

2) Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi adalah

menyesuaikan kehidupan dengan penghasilan yang berkurang.

h) Riwayat Keluarga Inti

Ibu T menikah dengan bapak D umur 20 tahun dan dikaruniai satu

anak yang sudah menikah. Dalam keluarga D tidak mengalami

pengalaman kematian, kehilangan, perceraian, penyakit mental dan cacat

fisik. Ibu T mengatakan suaminya menikah lagi tetapi ibu T mengijinkan

dan bapak D sangat adil dengan ibu T dan istri keduanya, namun ibu T

mengatakan merasa kesepian.

i) Riwayat Keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya ibu T mengatakan

keluarga tidak mengalami penyakit keturunan, tetapi ibu T mempunyai

riwayat hipertensi.
2. Lingkungan

a) Perumahan

Rumah tempat tinggal keluarga bapak D adalah jenis permanent


2
dengan luas bangunan ± 100 M . Status rumah yaitu rumah sendiri, atap

rumah dari genteng, ventilasi rumah ada kurang dari 10 % luas lantai.

Cahaya kurang masuk ke rumah pada siang hari. Penerangan

menggunakan listrik, lantai rumah plester, rumah agak lembab, jendela

rumah jarang dibuka, kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan bersih.


b) Denah rumah

WC

Dapur

Kamar Tidur

Ruang Tamu Kamar Tidur

c) Pengolahan sampah

Keluarga bapak D mempunyai tempat pembuangan sampah

terbuka, cara pengelolahan sampah pada keluarga bapak D yaitu dibakar.

d) Sumber air

Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah sumur gali, yang

keluarga pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti; mandi, minum,

mencuci dan lain-lain. Karakteristik air tidak berwarna dan tidak bau.
e) Jamban keluarga

Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis jamban cemplung

dan jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja (septic

tank) kurang dari 10 meter.

f) Pembuangan air limbah

Pembuangan air limbah ( air kotor ) keluarga bapak D yaitu selokan

yang mengalir ke kali, kondisi pembuangan air limbah cukup bersih.

g) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

Ibu T mengatakan ada perkumpulan social dalam kegiatan di

masyarakat tempat tinggalnya seperti pengajian, arisan. Fasilitas pelayanan

kesehatan di masyarakat yang terdekat adalah puskesmas, posyandu dan


posbindu, namun jarak untuk kepuskesmas sangat jauh. Tetapi keluarga

selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut.

h) Karakteristik tetangga dan komunitas

Karakteristik tetangga pada keluarga bapak D adalah heterogen

dimana ada yang asli penduduk Jakarta ( betawi ), jawa, sunda, batak,

Sumatra dan lain-lain. Tipe penduduk adalah sub urban. Fasilitas

kesehatan yang ada yaitu puskesmas, posyandu dan posbindu. Sementara

rumah ibadah yaitu mesjid dengan jarak ± 200 meter dari rumah dan dapat

di jangkau dengan berjalan kaki, pasar tradisional cukup jauh dengan

rumah dapat di jangkau dengan kendaraan bermotor atau kendaraan umum

( angkot ). Diwilayah kelurahan grogol kecamatan limo terdapat SD, SMP,

SMA dan SMK yang jaraknya cukup jauh dari tempat penduduk kampong

grogol sebrang RT 02 RW 06. Daerah lingkungan dimana keluarga tinggal


cukup bersih dan tidak ada polusi udara disekitar lingkungan karena hanya

daerah hunian tidak ada pabrik.

i) Mobilitas geografis keluarga

Ibu T mengatakan keluarga tinggal ditempat ini sudah 40 tahun, ibu

T juga mengatakan belum pernah pindah tempat tinggal.

j) Perkumpulan dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga mengetahui perkumpulan yang ada dilingkungannya yaitu

pengajian, arisan. Ibu T mengatakan aktif dalam mengikuti pengajian

dimana frekuensi waktu 3 x seminggu, arisan 1 bulan sekali tetapi ibu T

tidak mengikutinya karena tidak mampu untuk membayarnya. Pandangan

keluarga terhadap perkumpulan tersebut yaitu sangat baik dapat menjalin

silaturahmi.

k) System pendukung keluarga


Sistem pendukung keluarga yaitu tetangga dekatnya, dan anaknya.

Ibu T mengatakan hanya mereka ibu T dapat meringankan masalah-

masalah yang dihadapi ibu T. Ibu T mengatakan jika anggota keluarga ada

yang sakit selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas,

posyandu dan posbindu.

3. Struktur keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga sangat baik dan terbuka, pada saat

wawancara keluarga sangat kooperatif. Ibu T mengatakan pada saat kesal

ibu T selalu mengeluarkannya dengan bercerita pada anaknya, cara

pengambilan keputusan pada keluarga bapak D adalah bermusyawarah.


b) Struktur kekuatan keluarga

Ibu T mengatakan yang mengambil keputusan yaitu bapak D, serta

yang mengambil keputusan anggaran keluarga. Dalam proses pengambilan

keputusan keluarga selalu bermusyawarah terlebih dahulu.

c) Struktur peran

Bapak D berperan sebagai kepala rumah tangga, dan pencari

nafkah, sedangkan ibu T berperan sebagai ibu rumah tangga, semua

anggota keluarga melaksanakan perannya dan sudah sesuai dengan posisi

keluarga dengan peran yang dilaksanakan. Jika ada masalah keluarga

selalu mendiskusikan dan yang mengambil keputusan adalah bapak D.

d) Nilai dan norma budaya

Nilai-nilai kebudayaan yang dominant dianut oleh keluarga adalah

nilai kebudayaan jawa dan keluarga beragama islam. Ibu T mengatakan

selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan islam.


4. Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Ibu T mengatakan anggota keluarga saling menyayangi dan saling

tolong menolong dan mendukung serta saling menerima kekurangan yang

ada di setiap anggota keluarga. Tempat tinggal ibu T sangat berdekatan

dengan anaknya. Apabila ada yang menderita sakit mereka saling

membantu dalam bentuk tenaga dimana bila ibu T sakit anaknya yang

menggantikan tugas-tugas ibu T seperti mencuci piring, mencuci baju dan

membersihkan rumah.
b) Fungsi sosialisasi

Ibu T mengatakan hubunganya dengan keluarga selalu ada

interaksi, ibu T juga mengatakan dia selalu bercerita tentang masalahnya

dengan anaknya. Anaknya selalu datang seminggu sekali.

c) Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi ibu T adalah menopous

5. Stress dan koping keluarga

a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Keluarga bapak D mengakui bahwa ibu T mengalami nyeri pada

bagian lutut, dan telapak kaki, ibu T juga mengatakan bengkak dan nyeri

terjadi pada saat bengun tindur. Ibu T juga mengatakan pada saat berjalan

sangat sakit sehingga jalannya menjadi pincang ( sulit berjalan ), ibu T

mengatakan terkadang kakinya kram. Ibu T mengatakan sudah berobat ke

puskesmas dan bengkak sudah hilang tetapi nyeri terkadang timbul. Ibu T

juga mengatakan tidak mengetahui sakit yang dideritanya karena dari


puskesmas tidak pernah diberitahukan. Namun ibu T menebak sakit yang

dideritanya yaitu rematik. Ibu T mengharapkan sakitnya bisa sembuh. Ibu

T mengatakan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

karena penghasilan bapak D harus dibagi dua bersama istri keduanya.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Jika ada masalah dalam keluarga ibu T mengatakan langsung

dibicarakan ( didiskusikan ) dengan suami dan anak-anaknya.


c) Strategi koping yang digunakan

Strategi yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah yaitu

dengan berdiskusi dengan suami dan anak-anaknya.

d) Strategi adaptasi disfungsional

Dari hasil pengkajian tidak didapatkan cara-cara keluarga

mengatasi masalah secara maladaptive.

e) Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 13 juli 2009

pada keluarga Bapak D adalah :

1) Bapak D tanda-tanda vital ; tekanan darah 120/80 mmHg, nadi


0
80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36 C. Tinggi badan 170 cm,

berat badan 65 Kg, Kulit kepala tampak bersih, warna rambut hitam

keputih-putihan dan tidak rontok, sisi mata simetris, kelopak mata

normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda, sklera

tidak ikterik, fungsi penglihatan baik, hidung letaknya simetris, tidak

ada sekret, daun telinga normal, fungsi pendengaran baik, telinga tidak

ada serumen, bibir simetris, tidak ada peradangan pada mulut, mukosa

bibir lembab, tidak terdapat gusi berdarah, tidak mengalami gangguan

menelan, tidak ada pembesaran vena jugularis, bentuk dada simetris,


bunyi nafas vesikuler, irama jantung teratut, tidak sakit dada, abdomen

lembek, hepar tidak teraba, tidak ada keluhan pada abdomen,

ekstermitas atas dan bawah tidak ada kelainan dan keluhan.

Kesimpulan: tidak ada masalah kesehatan

2) Ibu T tanda-tanda vital ; tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit,


0
pernafasan 20x/menit, suhu 37,5 C, Tinggi badan 150 cm, berat badan
45 Kg, Kulit kepala tampak bersih, warna rambut hitam keputih-

putihan dan tidak rontok, sisi mata simetris, kelopak mata normal,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pergerakan bola mata

normal, fungsi penglihatan baik, hidung letaknya simetris, tidak ada

sekret, daun telinga normal, fungsi pendengaran baik, bibir simetris,

tidak ada peradangan pada mulut, mukosa bibir lembab, tidak terdapat

gusi berdarah, tidak mengalami gangguan menelan, tidak ada

pembesaran vena jugularis, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, irama

jantung teratur, tidak sakit dada, abdomen lembek, hepar tak teraba,

tidak ada keluhan pada abdomen, ekstermitas atas tidak ada kelainan,

pada ekstermitas bawah ada nyeri pada lutut dan kaki, pegal dan kram

pada kaki, ada nyeri pada saat berjalan, skala nyeri 4, ibu T

mengatakan 1 bulan yang lalu ada bengkak, merah dan panas, ibu T

mengatakan untuk berjalan sangat sulit ( sampai terseret-seret ) klien

mengatakan makan 3 kali sehari, klien juga sering makan sayur asam

dengan kacang-kacangan. Tonus otot pada ekstermitas bawah

disebelah kanan yaitu 4.

Kesimpulan : Ibu T mengalami Artritis rematoid

6. Harapan keluarga
Ibu T sangat senang dengan kedatangan perawat dirumahnya dan ibu T

berharap perawat dapat membantu keluarga dalam mencegah penyakit

keluarga.
7. Fungsi perawatan kesehatan ( penjajakan tahap II )

a. Ketidak Mampuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan

Ibu T mengatakan mempunyai nyeri di lutut, 1 bulan yang lalu

lutut dan kaki bengkak terjadinya saat bangun tidur, pegal dan kram pada

kaki, ibu T sudah 1 bulan yang lalu menderita penyakit ini, ibu T

mengatakan sakit yang dideritanya yaitu rematik tetapi ibu T tidak

mengetahui penyebabnya, ibu T belum mengetahui tanda dan gejala

penyakit Atritis Rematoid.

b. Ketidak Mampuan Keluarga Mengambil Keputusan

Ibu T mengatakan saat penyakitnya kambuh ibu T langsung ke

puskesmas, karena faktor ekonomi ibu T juga mengatakan bila tidak ada

biaya biasanya ibu T minum obat warung dan minum jamu flu tulang. Ibu

T juga mengatakan tidak mengetahui akibat lanjut dari penyakit ini.

c. Ketidak Mampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga

Ibu T mengatakan kalau nyeri hanya membeli obat warung (

neuromacyl ) dan beristirahat, terkadang minum jamu flu tulang. Ibu T

belum pernah mendapat informasi tentang penyakitnya, kalau sakit selain

minum obat juga meminum jamu.

d. Ketidak Mampuan Keluarga Memodifikasi Lingkungan

Keluarga bapak D memiliki bangunan rumah yang terdiri dari satu

lantai, lantai dari plester, dalam keadaan cukup bersih, ventilasi kurang

dari 10 % luas lantai dan pencahayaan kurang masuk ke rumah pada siang

hari, keluarga memiliki 2 kamar tidur, kamar mandi sendiri dan jamban
milik sendiri. Keluarga tidak memiliki tanaman obat sendiri, tetapi ibu T

memanfaatkan lingkungan sekitar yang tersedia.


e. Ketidak Mampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan

Keluarga bapak D memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk

mengatasi masalah kesehatan dan apabila ada anggota keluarga yang

kurang sehat maka segera ke puskesmas.

Data Fokus

Data tanggal 13-14 Juli 2009

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan sudah menderita nyeri di lutut dan telapak kaki, pegal-pegal

dan kram pada kaki sudah 1 bulan yang lalu, ibu T mengatakan 1 bulan yang

lalu lutut dan telapak kakinya bengkak dan merah timbulnya pada pagi hari

setelah bangun tidur, ibu T mengatakan sebelumnya memakan kacang-

kacangan, ibu T mengatakan bila penyakitnya kambuh terasa nyeri sampai

berjalan pun terasa nyeri sekali, ibu T mengatakan tidak tahu cara merawat

dan pencegahannya untuk penyakit ini, ibu T mengatakan bila nyeri kambuh

langsung ke puskesmas tetapi bila tidak ada biaya Ibu T hanya meminum obat

warung dan meminum jamu flu tulang serta beristirahat. Ibu T mengatakan

kepalanya pusing, ibu T juga mengatakan punya riwayat penyakit darah tinggi

5 tahun yang lalu, ibu T mengatakan sewaktu sakit darah tinggi dia selalu

minum obat catrofil dari dokter, tetapi karena tidak ada biaya ibu T hanya

meminum obat tradisional, ibu T mengatakan selalu memakan ketimun dan

belimbing, ibu T mengatakan tidak mengetahui penyebab dari darah tinggi

tersebut, ibu T mengatakan cemas bila penyakitnya kambuh lagi, ibu T

mengatakan bila nyeri aktivitasnya menjadi terganggu.


No Tanggal Data Diagnosa

1. 14 Juli 2009 Data Subyektif : Gangguan rasa nyaman: nyeri

a. Ibu mengatakan sudah pada keluarga bapak D

menderita nyeri di lutut dan khususnya ibu T berhubungan

telapak kaki sudah 1 bulan dengan KMK merawat

yang lalu. anggota keluarga dengan

b. Ibu T mengatakan 1 bulan Artritis Rematoid

yang lalu lutut dan telapak

kakinya bengkak dan merah

timbulnya pada pagi hari

setelah bangun tidur.

c. Ibu T mengatakan

sebelumnya memakan

kacang-kacangan.

b. Data Obyektif

Hasil observasi tanda-tanda vital ; tekanan darah 130/80 mmHg, nadi


0
88x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37,5 C, terdapat nyeri tekan di daerah

kaki, ibu T tampak sering memijat lutut, ibu T tampak sakit saat kaki

digerakan, tonus otot 5555 5555 , Ventilasi rumah keluarga bapak D kurang

dari 10 %, 4444 5555 skala nyeri 4, penerangan lampu di rumah

bapak D kurang terang, cahaya matahari pada siang hari kurang masuk

kerumah, rumah agak lembab, jendela rumah jarang dubuka, ibu T tampak

sendirian dirumah.

8. Analisa Data
d. Ibu T mengatakan bila
penyakitnya kambuh terasa

nyeri sampai berjalan pun

terasa nyeri sekali.

e. Ibu T mengatakan tidak

tahu cara merawat dan

pencegahannya untuk

penyakit ini.

f. Ibu T mengatakan bila nyeri

kambuh langsung ke

puskesmas tetapi bila tidak

ada biaya Ibu T hanya

meminum obat warung dan

meminum jamu flu tulang

serta beristirahat.

Data Obyektif :

a. Hasil observasi tanda-tanda

vital ; tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 88x/menit,

pernafasan 20x/menit, suhu


0
37,5 C.

b. Terdapat nyeri tekan di

daerah kaki.

c. Skala nyeri 4

d. Ibu T tampak sakit saat kaki


digerakan.

e. Ibu T tampak sering

memijat lututnya.

f. Tonus otot 5555 5555

4444 5555

2. 14 Juli 2009 Data Subyektif : Resiko terjadinya perubahan

a. Ibu T mengatakan perfungsi jaringan serebral

kepalanya pusing. pada keluarga bapak D

b. Ibu T mengatakan cemas khususnya ibu T berhubungan

bila penyakitnya kambuh dengan KMK mengenal

lagi. masalah kesehatan anggota

c. Ibu T juga mengatakan keluarga dengan Hipertensi

punya punya riwayat

penyakit darah tinggi 5

tahun yang lalu,

d. Ibu T mengatakan sewaktu

sakit darah tinggi dia selalu

minum obat catrofil dari

dokter, tetapi karena tidak

ada biaya ibu T hanya

meminum obat tradisional.

e. Ibu T mengatakan selalu

memakan ketimun dan

belimbing.
f. Ibu T mengatakan tidak

mengetahui penyebab dari

darah tinggi tersebut.

Data Obyektif :

a. Hasil observasi tanda-tanda

vital ; tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 88x/menit,

pernafasan 20x/menit, suhu


0
37,5 C.

b. Ibu T tampak sendirian

dirumah.

3. 14 Juli 2009 Data Subyektif : - Resiko terjadinya penyakit

Data Obyektif : ISPA pada keluarga bapak D

a. Ventilasi rumah keluarga khususnya ibu T berhubungan

bapak D kurang dari 10 %. dengan KMK memodifikasi

b. Penerangan lampu di rumah lingkungan rumah yang sehat.

bapak D kurang terang.

c. Cahaya matahari pada siang

hari kurang masuk

kerumah.

d. Rumah agak lembab,

jendela rumah jarang

dibuka.

NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN


1 Sifat Masalah Masalah penyakit Artritis

- Aktual - 3/3 x 1 = 1 Rematoid sudah tejadi dan

apabila tidak segera ditangani

akan mengakibatkan kelainan

bentuk pada kaki dan tangan

serta pengeroposan tulang.

2 Kemungkinan Kemungkinan masalah untuk

masalah untuk 2/2 x 2 = 2 diubah mudah, hal ini dapat

dirubah dilihat dari keinginan ibu T

- Mudah - untuk berobat ke tenaga

kesehatan dan antusiasnya ibu T

dalam perawatan kesehatan

keluarga.

3 Potensial masalah Keluhan nyeri sudah diasakan 1

untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3 bulan yang lalu, dan

- Cukup - memerlukan waktu yang lama

terkait pola makan, tindakan

yang sedang dilakukan ibu T

yaitu minum obat warung bila

Skoring

Untuk menentukan prioritas masalah dilakukan scoring

a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga bapak D khususnya ibu T

berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan Artritis

Rematoid.

NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN


1 Sifat Masalah Masalah penyakit hipertensi

- Resiko - 2/3 x 1 = 2/3 sudah tejadi dan beresiko

apabila tidak ditangani akan

mengakibatkan gangguan

perfungsi jaringan.

2 Kemungkinan Dilihat dari antusias keluarga

masalah untuk 1/2 x 2 = 1 dalam perawatan keluarga, dan

dirubah ditinjau dari masyarakat pun

- Sebagian - sangat mendukung.

3 Potensial masalah Potensial masalah untuk dicegah

untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3 cukup terkait dari pola makan,

nyeri timbul dan banyak

istirahat.

4 Menonjolnya masalah Keluarga telah mengenal

- Masalah ada tapi 1/2 x 1 = 1/2 masalah dan pergi ke dokter

tidak perlu segera untuk mendapatkan pengobatan,

ditangani - serta keluarga bila nyeri timbul

meminum obat warung dan

beristirahat.

Jumlah Total 4 1/6

b. Resiko terjadinya perubahan perfungsi jaringan serebral pada keluarga bapak

D khususnya ibu T berhubungan dengan KMK mengenal masalah kesehatan

anggota keluarga dengan Hipertensi.


NO KRITERIA SCORE PEMBENARAN
1 Sifat Masalah Masalah penyakit ISPA belum

- Resiko - 2/3 x 1 = 2/3 tejadi dan beresiko apabila

tidak ditangani akan

mengakibatkan gangguan

bersihan jalan nafas.

2 Kemungkinan Dilihat dari keinginan keluarga

masalah untuk 1/2 x 2 = 1 untuk melakukan modifikasikan

dirubah rumah seperti menggantikan

- Sebagian- penerangan lampu yang lebih

terang dan membuka jendela

- Cukup - dan tindakan yang sedang

dilakukan ibu T yaitu minum

rebusan jamu dan banyak

istirahat.

4 Menonjolnya masalah Menonjolnya masalah ada tapi

- Masalah ada tapi 1/2 x 1 = 1/2 tidak perlu segera ditangani

tidak perlu segera dilihat dari keluarga telah

ditangani - melakukan perawatan dan

menghindari makanan yang

dapat menyebabkan hipertensi.

Jumlah Total 2 5/6

c. Resiko terjadinya penyakit ISPA pada keluarga bapak D khususnya ibu T

berhubungan dengan KMK memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.


sebagai ventilasi rumah dan

membuat cahaya masuk pada

siang hari.

3 Potensial masalah Potensial masalah untuk dicegah

untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3 cukup terkait dengan

- Cukup - antusiasnya keluarga untuk

merubah lingkungan rumah

menjadi sehat.

4 Menonjolnya masalah Menonjolnya masalah tidak

- Masalah tidak 0/2 x 1 = 0 dirasakan oleh keluarga, karena

dirasakan- ketidaktahuan keluarga akibat

dari kurangnya memodifikasi

lingkungan yang sehat.

Jumlah Total 2 2/6

B. Prioritas Masalah

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga bapak D khususnya ibu T

berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan Artritis

Rematoid. 4 1/6

2. Resiko terjadinya perubahan perfungsi jaringan serebral pada keluarga bapak

D khususnya ibu T berhubungan dengan KMK mengenal masalah kesehatan

anggota keluarga dengan Hipertensi. 2 5/6

3. Resiko terjadinya penyakit ISPA pada keluarga bapak D khususnya ibu T

berhubungan dengan KMK memodifikasi lingkungan rumah yang sehat. 2 2/6


C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga bapak D khususnya ibu T


berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan Artritis

Rematoid.

2. Resiko terjadinya perubahan perfungsi jaringan serebral pada keluarga bapak

D khususnya ibu T berhubungan dengan KMK mengenal masalah kesehatan

anggota keluarga dengan Hipertensi.

3. Resiko terjadinya penyakit ISPA pada keluarga bapak D khususnya ibu T

berhubungan dengan KMK memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.

D. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

Dalam sub bab ini penulis akan menguraikan perencanaan, tindakan

keperawatan dan evaluasi dengan narasi.

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga bapak D khususnya ibu T

berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan Artritis

Rematoid

Tujuan Umum : Setelah 3 x kunjungan rumah diharapkan rasa nyeri berkurang

Tujuan Khusus 1 :

Setelah mendapatkan penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu

mengenal masalah Artritis Rematoid pada anggota keluarga dengan cara

menjelaskan pengertian , penyebab, tanda dan gejala, pencegahan Artritis

Rematoid.

Kriteria : Respon Verbal

Evaluasi Standar
Artritis Rematoid adalah suatu kelainan pada sendi yang menyebabkan

meningkatnya kadar asam urat dalam darah jika tidak diobati akan

menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi.

Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui, adapun karena faktor genetik


dan beberapa factor lingkungan, pola makanan yang mengandung tinggi purin

seperti jeroan, kangkung, daun singkong, melinjo dan kacang-kacangan,

adanya infeksi.

Tanda dan gejala adalah lelah, demam, hilangnya nafsu makan, kekakuan

pada pgi hari lebih dari 1 jam, nyri tekan, bengkak, kemerahan, rentang gerak

berkurang.

Pencegahan Atritis Rematoid adalah olahrag teratur, menghindari makanan

yang mengandung asam urat tinggi, dan hindari stress.

Intervensi :

a. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, dan cara pencegahan Artritis Rematoid dengan menggunakan

lembar balik.

b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, dan cara pencegahan Artritis Rematoid.

c. Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat.

Implementasi :

Pelaksanaan pada tanggal 15 Juli 2009 Jam12.15 WIB

a. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda

dan gejala, dan cara pencegahan Artritis Rematoid dengan

menggunakan lembar balik


Respon : Ibu T tampak kooperatif dan mendengarkan penjelasan yang

diberikan.

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, dan cara pencegahan Artritis Rematoid.

Respon : Ibu T mengatakan Atritis Rematoid adalah peradangan pada

sendi. Penyebab Artritis Rematoid adalah pola makan yang


mengandung asam urat seperti kacang-kacangan, kangkung, daun

singkong, dan melinjo. Tanda dan gejala adalah lelah, demam, nyeri,

bengkak, kemerahan dan susah berjalan. Pencegahan Artritis

Rematoid adalah Olahraga teratur, hindari stress.

c. Memberikan reinforcement positif atas jawaban yang tepat.

Respon : Ibu T tampak tersenyum dan mengucapkan terima kasih

kepada perawat

Evaluasi :

Subyektif : Ibu T mengatakan Atritis Rematoid adalah peradangan pada sendi.

Penyebab Artritis Rematoid adalah pola makan yang mengandung

asam urat seperti kacang-kacangan, kangkung, daun singkong, dan

melinjo. Tanda dan gejala adalah lelah, demam, nyeri, bengkak,

kemerahan dan susah berjalan. Pencegahan Artritis Rematoid

adalah Olahraga teratur, hindari stress.

Obyektif : Ibu T tampak kooperatif dan mendengarkan saat dijelaskan, Ibu T

menjawab pertanyaan-pertanyaan perawat dengan apa yang

dirasakan.

Analisa : Tujuan Khusus 1 tercapai

Planning : Lanjutkan ke Tujuan Khusus 2


Tujuan Khusus 2 :

Setelah mendapat penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu

mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita

Artritis Rematoid dengan cara menyebutkan akibat dari Artritis Rematoid bila

tidak ditangani, memutuskan merawat ibu T dengan masalah Artritis

Rematoid.

Kriteria : Respon Verbal


Evaluasi Standar :

Akibat lanjut dari Artritis Rematoid jika tidak diobati yaitu mengalami

perubahan bentuk kaki dan tangan, dan pengeroposan tulang.

Intervensi :

a. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila Artritis Rematoid tidak

segera diobati.

b. Diskusi kembali dengan keluarga tentang keinginan keluarga untuk

merawat anggota keluarga dengan masalah Artritis Rematoid.

c. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga.

Implementasi :

a. Menjelaskan padakeluarga akibat lanjut apabila Artritis Rematoid

tidak segera di tangani.

Respon : Ibu T tampak kooperatif dan mendengarkan penjelasan yang

diberikan.

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali apabila Artritis

Rematoid tidak segera ditangani.


Respon : Ibu T mengatakan akibat lanjut dari Artritis Rematoid jika

tidak diobati yaitu mengalami perubahan bentuk kaki dan tangan, dan

pengeroposan tulang.

c. Mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang upaya keinginan

keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah Artritis Rematoid.

Respon : Keluarga ingin perawatan dirumah

d. Memberikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga.

Respon : Ibu T tampak tersenyum.

Evaluasi :

Subyektif : Ibu T mengatakan akibat lanjut dari Artritis Rematoid jika tidak
diobati yaitu mengalami perubahan bentuk kaki dan tangan, dan

pengeroposan tulang. Dan keluarga mengatakan akan merawat

ibu T sesuai dengan anjuran.

Obyektif : keluarga tampak kooperatif dan mendengarkan penjelasan yang

diberikan oleh perawat

Analisa : Tujuan Khusus 2 tercapai

Planning : Lanjutkan ke Tujuan Khusus 3

Tujuan Khusus 3 :

Setelah mendapatkan penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu

merawat anggota keluarga dengan Artritis Rematoid dengan cara :

Menyebutkan cara perawatan Artritis Rematoid di rumah.

Kriteria : Respon Verbal dan Psikomotor

Evaluasi Standar :
Cara perawatan Artritis Rematoid dirumah dengan cara kompres es, kompres

air hangat, istirahat cukup, tidak bekerja berat, makanan tinggi protein dan

vitamin C. adapun cara obat tradisionalnya yaitu dengan temulawak, cabe

jawa, jahe merah, dan kumis kucing dicuci bersih kemudian dipotong-potong

lalu direbus dengan 4 gelas air ( 800 ml ) sampai air tersisa 2 gelas kemudian

disaring, aturan pemakaian diminum pagi dan sore hari.

Intervensi :

a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan Artritis Rematoid

di rumah

b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang perawatan

Artritis Rematoid.

c. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga.


Implementasi :

a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan Artritis

Rematoid di rumah

Respon : Ibu T tampak mendengarkan penjelasan yang diberikan dan

kooperatif.

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tentang perawatan

Artritis Rematoid.

Respon : Ibu T mengatakan cara perawatannya yaitu temulawak, cabe

jawa, jahe merah, dan kumis kucing dicuci bersih kemudian dipotong-

potong lalu direbus dengan 4 gelas air ( 800 ml ) sampai air tersisa 2

gelas kemudian disaring, aturan pemakaian diminum pagi dan sore

hari.

c. Memberikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga


Respon : Ibu T tampak senyum.

Evaluasi :

Subyektif : Ibu T mengatakan cara perawatannya yaitu temulawak, cabe jawa,

jahe merah, dan kumis kucing dicuci bersih kemudian dipotong-

potong lalu direbus dengan 4 gelas air ( 800 ml ) sampai air tersisa

2 gelas kemudian disaring, aturan pemakaian diminum pagi dan

sore hari.

Obyektif : : Ibu T tampak mendengarkan penjelasan yang diberikan dan

kooperatif.

Analisa : Tujuan Khusus 3 tercapai

Planning : Lanjutkan ke Tujuan Khusus 4

Tujuan Khusus 4 :
Setelah mendapatkan penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu

memodifikasi lingkungan dengan cara : menyebutkan cara-cara memodifikasi

lingkungan.

Kriteria : Respon Verbal

Evaluasi Standar :

Cara memodifikasi lingkungan yaitu dengan cara menanam temulawak, jahe

merah di pot agar keluarga dapat memanfaatkan tanaman tersebut tanpa harus

membeli dan mudah untuk dicari.

Intervensi :

a. Jelaskan kepada keluarga tentang memodifikasi lingkungan untuk

penderita Artritis Rematoid


b. Motivasi keluarga untuk mengulangi penjelasan yang diberikan

perawat

c. Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang tepat.

Implementasi :

Pelaksanaan pada tanggal 16 juli 20009 jam 10.00 WIB

a. Menjelaskan kepada keluarga tentang memodifikasi lingkungan untuk

penderita Artritis Rematoid

Respon : Ibu T tampak mengerti dan akan mempraktekannya.

b. Memotivasi keluarga untuk mengulangi penjelasan yang diberikan

perawat

Respon : Ibu T mengatakan cara memodifikasi lingkungan yaitu

dengan cara menanam temulawak, jahe merah di pot agar keluarga

dapat memanfaatkan tanaman tersebut tanpa harus membeli dan

mudah untuk dicari.

c. Memberikan reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang


tepat.

Respon : Ibu T tampak tersenyum.

Evaluasi :

Subyektif : Ibu T mengatakan akan mempraktekkannya di rumah.

Obyektif : Ibu T tampak mengerti saat diberikan penjelasan dan dapat

menyebutkan kembali cara memodifikasi lingkungan unuk

penderita Artritis Rematoid

Analisa : Tujuan Khusus 4 tercapai

Planning : lanjutkan ke Tujuan Khusus 5


Tujuan Khusus 5 :

Setelah mendapatkan penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu

merencanakan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk memecahkan

masalah Artritis Rematoid dengan cara : Menyebutkan kembali manfaat

kunjungan ke fasilitas kesehatan.

Kriteria : Respon Verbal

Evaluasi Standar :

Manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pelayanan

pengobatan Artritis Rematoid dan mendapatkan pendidikan kesehatan tentang

Artritis Rematoid.

Intervensi :

a. Informasikan mengenai pengobatan dan manfaat fasilitas kesehatan

b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat fasilitas

kesehatan.

c. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga

Implementasi :

a. Menginformasikan mengenai pengobatan dan manfaat fasilitas


kesehatan

Respon : Ibu T tampak mengerti saat dijelaskan oleh perawat.

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat fasilitas

kesehatan.

Respon : Ibu T mengatakan manfaat yaitu mendapatkan pelayanan

pengobatan Artritis Rematoid dan mendapatkan pendidikan

kesehatan tentang Artritis Rematoid.

c. Memberikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga


Respon : Ibu T tampak tersenyum

Evaluasi :

Subyektif : Ibu T mengatakan akan selalu mengontrol kesehatan di fasilitas

kesehatan

Obyektif : Ibu T tampak mengerti akan manfaat fasilitas kesehatan

Analisa : Tujuan Khusus 5 tercapai

Planning : Ingatkan Ibu T untuk sering kontrol kesehatannya dan selalu

menjaga kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai