BAB I (1) Beno
BAB I (1) Beno
PENDAHULUAN
belakang suku, budaya serta bahasa yang sangat beragam dengan berbagai macam
asal daerah yang berbeda pula. Hal inilah yang menyebabkan masalah yang
sudah ada jauh sebelum berdirinya sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
masyarakat adat setidaknya sudah tercantum didalam pasal 18 B ayat (2) dan
pasal 28 ayat (3) UUD 1945. Masyarakat adat tetap harus diberi tempat peraturan
Indonesia sebagai Negara yang berdaulat memiliki tradisi budaya, seni dan
kebiasaan yang beraneka ragam sesuai dengan banyaknya suku yang mendiami
1
2
nusantara ini. Oleh karena itu, setiap suku yang ada di indonesia dapat dipastikan
budayanya masing-masing. Untuk itu, tepatlah pemikiran pendiri bangsa ini dan
wewenang dalam merancang sebuah PERDA. Otonomi daerah sendiri adalah cara
kebijakan dan juga saling membangun kepercayaan antara masyarakat juga antara
Malaysia dengan luas wilayah adalah 841,01 km2. Bagian Timur dengan titik
koordinat lokasi Lintang Utara (LU) : 0”49’10.05 dan Bujur Timur (BT) :
geografis terletak pada bagian utara sepanjang garis perbatasan Negara yang
berbatasan langsung dengan Malaysia. Bentang alam ini tentu saja merupakan
suatu potensi alam yang secara alamiah membentuk batas pemisah antar Negara.
3
Kemudian akses ini dapat dicapai melewati Pas Lintas Batas Negara (PLBN)
jalan tikus pada perkampungan yang terletak berdekatan dengan garis perbatasan
Negara.
Table 1.1.
Daftar Desa di Kecamatan Sekayam dan Jumlah Penduduk
Sanggau.
Dimana ada beberapa desa yang mengalami permasalahan sengketa lahan dengan
perusahaan tersebut.
4
Sekayam, banyak kelompok masyarakat adat yang hidup dari perkebunan sawit.
masyarakat menggarap ladang pribadi, penoreh, dan bertani. Namun disisi lain
Seperti konflik sengketa lahan yang terjadi beberapa waktu lalu yang merugikan
masyarakat adat, dan sampai terjadinya negosiasi antara masyarakat Adat dengan
pada tanggal 7 Desember 2019 dan telah dilakukan peninjauan di lapangan, pada
saat itu lahan dinyatakan status Quo yang artinya tidak boleh ada aktifitas tapi
menguasai lahan seluas 35,05 Hektar pada 19 Maret 2020. Berdasarkan berkas-
berkas yang diserahkan dan pemeriksaan terhadap penggugat, tergugat dan para
dan penguasaan lahan seluas 35,05 Hektar sepenuhnya menjadi hak milik
5
sengketa lahan antara saudara YNH dengan PT.SISU II, yang dihadiri oleh
pihak YNH dan para saksi. Sengketa lahan terlihat pada gambar 1.1 berikut
ikut
masyarakat dengan perusahaan belum usai. Informasi yang peneliti dapat bahwa
Sumber : radarmetro.net
daerah yang berupaya untuk menyelesaikan konfllik sengketa lahan yang terjadi
melindungi eksistensi dan keberadaan Masyakat Hukum Adat. Adanya Perda ini
Kabupaten Sanggau akan terlindungi hak dan eksistensinya. Perda No.1 Tahun
menjamin dan memastikan Wilayah Adat dan Hutan Adat termasuk dalam bagian
rencana tata ruang wilayah, serta menjamin dan memastikan semua pihak yang
beserta haknya.
Kabupaten Sanggau. Perihal penting lainnya yang diatur dalam perda ini adalah
adanya pengaturan tentang Hak Ulayat atas Tanah, Budaya, Agama dan
Hukum Adat Masyarakat Hukum Adat juga memiliki hak untuk mendapatkan
restitusi dan kompensasi yang layak dan adil atas tanah, wilayah dan sumber daya
alam yang dimiliki secara turun temurun, yang diambil alih, dikuasai, digunakan,
Dengan adanya Perda yang di buat oleh Bupati Sanggau sudah sangat jelas
yang berkaitan tentang sengketa lahan. Dalam hal ini penulis mengambil judul
dan perusahaan.
Masyarakat Hukum Adat terkait dengan sengketa lahan yang belum optimal
Sekayam. Dan Apakah Hukum Adat yang digunakan sebagai wadah penyelesaian
masalah antara perusahaan dengan masyarakat adat sudah terealisasi dengan baik
Setiap penelitian yang diajukan mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis,
yaitu:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura yang berkaitan
Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2. Bagi Perusahaan dapat menambah wawasan atas perda yang telah dibuat
dengan baik.