Anda di halaman 1dari 6

VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA organisme hidup dan kondisi fisik dimana ia

PESISIR DAN LAUT hidup. Hubungan saling ketergantungan


DI WILAYAH TELUK BANTEN tersebut terangkai dalam rantai makanan, yaitu
KABUPATEN SERANG dimana setiap organisme akan hidup saling
tergantung satu dengan yang lainnya, sehingga
Rinda Noviyanti (rinda@mail.ut.ac.id) bila salah satu komponen organisme terganggu
Edi Rusdiyanto(edi@mail.ut.ac.id) makannya akan mempengaruhi keseluruhan
Universitas Terbuka sistem yang ada. Jenis-jenis ekosistem yang
dapat ditemukan di wilayah pesisir antara lain:
Abstract hutan mangrove, padang lamun, terumbu
karang, dune/bukit pasir, estuari, laguna, delta,
Method of economic valuation is as tool that pulau-pulau kecil dan jenis biota laut penting
quantifiable economically on natural resources (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002).
and environmental and describing natural Barang dan jasa yang disediakan wilayah
resources potential in present condition of pesisir tidak hanya memiliki nilai manfaat
Banten Bay Coastal region. Meanwhile, kegunaan (use value) tetapi juga nilai manfaat
remote sensing and geographic information yang tidak digunakan (non use value) walaupun
system could help the spatial data updating of tidak seluruh manfaaat dari barang dan jasa ini
coastal region and examine its physical telah memiliki harga pasar. Untuk kebutuhan
condition changes. In management level such perhitungan akunting sumberdaya alam dan
as local stakeholder of Banten Bay region that lingkungan, seluruh manfaat baik yang
economic valuation method could help the memiliki harga pasar maupun tidak harus
decision making of management scenario on diperhitungkan agar dapat merepresentasikan
coastal natural resources utilization. In 2008 nilai manfat keseluruhan. Perhitungan
total economic valuation of coastal natural menyeluruh ini disebut valuasi ekonomi total
resources of Banten Bay region, Serang (MPP-EAS, 1999).
Municipal, Province of Banten is Rp. Dalam konsep valuasi ekonomi total,
80.524.572.755,- that consist of economic value nilai kegunaan dibagi menjadi tiga kategori,
from mangrove ecosystem (Rp. yaitu nilai kegunaan langsung (direct use
56.724.229.243,-), seagrass ecosystem value), nilai kegunaan tak langsung (indirect
(Rp.4.499.235.000,-), coral reef ecosystem (Rp. use value) serta nilai pilihan (option value).
19.156.665.000,-) and fisheries (Rp. Sementara non use value dikategorikan menjadi
144.444.512,-.) quasi option value, nilai warisan (bequest
value) dan nilai keberadaan (existence value).
Keywords: total economic valuation, coastal Penetapan suatu wilayah dalam
natural resources, remote sensing, geographic melakukan kegiatan penambangan,
information system. penangkapan ikan serta penentuan kawasan
pariwisata pada propinsi Banten memerlukan
Wilayah pesisir adalah suatu daerah banyak pertimbangan, khususnya pertimbangan
pertemuan antara darat dan laut. Ke arah darat ekologi agar tidak akan berdampak buruk pada
wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik masa yang akan datang. Untuk itu dibutuhkan
kering maupun terendam air yang masih inventarisasi sumberdaya wilayah pesisir yang
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, menggambarkan keterkinian dengan teknologi
angin laut dan perembesan air asin, sedangkan penginderaan jauh yang memiliki cakupan
ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian wilayah luas dan waktu yang relatif cepat dan
laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses sistem informasi geografis untuk membuat
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi skenario pengelolaan dan pemanfaatan melalui
dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan analisis basis data spatial yang menggambarkan
oleh kegiatan manusia di darat seperti berbagai kondisi fisik maupun non-fisik.
penggundulan hutan dan pencemaran Deplesi dan degradasi sumberdaya alam
(Soegiarto,1976; Dahuri et al. 1996). dan lingkungan pesisir terjadi karena
Ekosistem yang terdapat di wilayah pemahaman yang tidak memadai atas manfaat
pesisir merupakan suatu himpunan integral dari sumberdaya alam dan lingkungan. Manfaat
berbagai komponen hayati atau kumpulan dari sumberdaya alam baru dinilai sebatas pada

1
manfaat ekonomis yang memiliki harga pasar Nilai Ekonomi Hutan Mangrove
(marketed goods and services). Sementara jasa-
jasa lingkungan tidak dipandang sebagai aset Nilai ekonomi kayu hutan mangrove
ekonomi karena tidak ditransaksikan di pasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
sehingga tidak memiliki harga pasar (non-
marketed), padahal jasa-jasa lingkungan secara
langsung dan tidak langsung berkontribusi pada (1)
perekonomian. dalam hal ini,
Kemampuan sumberdaya alam dan Vkm = Nilai kayu mangrove
lingkungan pesisir dalam menyediakan jasa Lu = Luas hutan utuh (ha)
asimilasi air, perlindungan pantai, penyedia Q = volume kayu per hektar
nutrien bagi ikan, penyerap karbon oleh hutan Ltu = Luas lahan tidak utuh (ha)
mangrove dan terumbu karang, bahkan α = konstanta persentase produksi
berkontribusi pada iklim global sesungguhnya hutan tidak utuh
sangat berkontribusi pada perekonomian. Hasil Rkm= unit rent kayu mangrove.
valuasi ekonomi total yang dilakukan oleh
Simangunsong (2003) terhadap hutan industri Untuk menghitung nilai ekonomi hutan
Indonesia, nilai guna langsung hutan berupa mangrove sebagai nursery ground dapat
kayu hanya sebesar 7% dari total ekonomi digunakan pendekatan biaya pembuatan tambak
manfaat hutan dan 92 % adalah manfaat tidak pada daerah setempat. Hutan mangrove sebagai
langsung. nursery ground mempunyai nilai ekonomi yang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Vng = L x Bt
METODOLOGI (2)
dalam hal ini,
Vng = nilai nursery ground
Penelitian ini menggunakan pendekatan L = luas (ha)
kuantitatif dengan menerapkan metode: Bt = biaya tambak.
1. Revealed preference untuk menilai secara Nilai ekonomi hutan mangrove sebagai
moneter pengaruh penggunaan barang dan pelindung abrasi dapat dihitung dengan
jasa sumberdaya alam yang tidak memiliki persamaan berikut:
nilai pasar terhadap harga pasar aktual
pasar barang dan jasa lain.
2. Stated preference method untuk
mendapatkan nilai moneter jasa (3)
sumberdaya alam dan lingkungan melalui
suatu survei dengan menggunakan
pertanyaan hipotesis dalam bentuk dalam hal ini,
wawancara. Vpa = nilai hutan mangrove sebagai
3. Benefit transfer method untuk melakukan pelindung abrasi
estimasi nilai moneter secara cepat karena L = luas hutan mangrove (ha)
kendala waktu dan biaya dalam penelitian. KH = ketebalan hutan mangrove
Benefit transfer menggunakan nilai dari Tt = tinggi tembok pelindung abrasi
study site untuk diterapkan pada policy site. (m2)
Ketentuan dalam metode ini adalah jika Bt = biaya pembuatan tembok pelindung
nilai transfer yang digunakan berasal dari abrasi (Rp/m2).
nilai hasil studi memiliki kemiripan dalam Nilai hutan mangrove sebagai pelindung
karakteristik sosial ekonomi penduduk, abrasi dapat diasumsikan sama dengan biaya
karakteristik fisik sumberdaya alam, dan pembangunan pematang tambak dengan tinggi
lingkungan. 2 m.
Metoda valuasi ekonomi untuk
menghitung nilai ekonomi sumberdaya pesisir
yang diuji adalah mengikuti metoda yang telah
digunakan oleh Suparmoko et.al (2005).

2
Nilai Ekonomi Terumbu Karang

Terumbu karang sebagai tempat Tabel 1. Valuasi hutan mangrove sebagai


kehidupan ikan, valuasi ekonominya dapat produsen kayu
dihitung dengan menggunakan persamaan:
Biaya/Harga Nilai Unit Unit Keterangan
Kayu
(4) 132.000 Rp/m3
untuk
Dalam hal ini, Biaya
Vn = nilai terumbu karang sebagai 7.500 Rp/m3
Tebang
tempat kehidupan ikan Biaya
β = koefisien terumbu karang yang 11.000 Rp/m3
Angkut
utuh
Laba
Lt = luas terumbu karang total 113.500 Rp/m3
Kotor
Un = nilai rent terumbu karang sebagai
Tingkat
nursery ground.
Suku 0.6
Bunga
Nilai Ekonomi Perikanan Tangkap Nilai 3% dari
Laba 3.405 Rp/m3 laba
Nilai ekonomi perikanan tangkap pada Layak kotor
kawasan pesisir dapat dihitung dengan Luas
menggunakan pendekatan produksi ikan dan Hutan 203,3 Ha
unit rente ekonomi ikan seperti berikut: Total
Luas Lu
(5) Hutan 195,4 Ha
dalam hal ini, Utuh
Vi = rente ekonomi ikan Luas Ltu
Q = produksi ikan pertahun Hutan 7,9 Ha
Ri = unit rente ikan. Tdk Utuh
Produksi Q
50 m3/ha
HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu
Konstanta α
0,03
alpha (α)
Hasil interpretasi citra satelit dengan Unit Rkm
menggunakan analisa indeks vegetasi 110.095 Rp/m3
Rente
(Normalized Difference Vegetation Index ) pada Nilai
citra Landsat tahun 2001 dan citra earth view 1.075.654.243 Rupiah
Kayu
2008, diperoleh tutupan kawasan mangrove
yang terdapat di wilayah Teluk Banten secara
Potensi Hutan Mangrove sebagai Nursery
keseluruhan adalah 203,3 ha pada tahun 2001
Ground
dan 195,4 ha pada tahun 2008. Analisa ini
dilakukan pada 11 titik lokasi, 4 kecamatan dan
7 Pulau Kecil (Nurhasanah dan Noviyanti, Perhitungan valuasi hutan mangrove
2008). sebagai nursery ground menggunakan
persamaan 2. Perhitungan ini menggunakan
masukan biaya pembuatan tambak di
Potensi Kayu dari Hutan Mangrove
Kabupaten Serang sebesar Rp 15.000/m2 dan
frekwensi investasi satu kali dalam 5 Tahun.
Potensi kayu yang dihasilkan dari hutan Biaya dan harga untuk lahan mangrove sebagai
mangrove berdasarkan hasil perhitungan luas nursery ground dapat dilihat pada Tabel 2.
hutan, wawancara dengan narasumber tentang Dari Tabel 2 didapatkan nilai ekonomi hutan
harga kayu dan biaya tebang serta pertimbangan mangrove di Teluk Banten sebagai nursery
tingkat suku bunga maka didapatkan nilai ground adalah Rp 53.368.575.000,-. Nilai ini
sebesar Rp1.075.684.243,- dan untuk lebih lebih tinggi dari hutan mangrove sebagai
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. produsen kayu.
3
Berdasarkan studi lahan Dinas Perikanan Potensi Budidaya Rumput Laut
dan Kelautan Banten, yaitu dari analisa citra
satelit Landsat 2001 - 2008, teridentifikasi Petani rumput laut yang terdapat di
lahan yang digunakan sebagai areal tambak wilayah studi, hampir semuanya berada di
adalah seluas 7.115,81 ha yang terbesar di 4 pulau Panjang. Total pembudidaya rumput laut
kecamatan (Kasemen, Pontang, Tirtayasa, dan saat ini, kurang lebih ada 100 petani dengan
Tanara). Luasan ini mencakup luasan kolam luas per petani sekitar 0,5 ha.
tambak, saluran, pematang, dan juga termasuk
tanah-tanah timbul karena akresi yang dijadikan Tabel 4. Valuasi Ekonomi Padang Lamun
lahan tambak. sebagai Lahan untuk Budidaya
Rumput Laut
Tabel 2. Valuasi Hutan Mangrove sebagai
Nursery Ground Biaya/Ha Keteran
rga Nilai Unit gan
Biaya/Harga Nilai Unit Harga
Biaya Pembuatan rata-rata
15.000 Rp/m2
Tambak Rumput
Frekuensi Investasi 5 Rp/m3 basah 5,000.00 Rp/kg
Konversi luas 1 ha 10.000 m2 Rata-rata
Luas Tambak di Produksi 100
pesisir Teluk 7.115,81 ha per tahun 45,000.00 kg/thn petani
Banten Produksi
Nilai Nursery per ha per kg/ha/t
53.368.575.000 Rupiah
Ground tahun 900.00 hn 50 ha
Periode
Fungsi Hutan Mangrove Sebagai Pelindung Panen per
Abrasi tahun 3.00
Biaya
Hutan mangrove mempunyai fungsi Investasi
pengamanan pantai yang sangat penting yaitu per tahun 540,000.00 Rp/thn
sebagai pelindung dari pengikisan pantai Biaya
(abrasi). Hasil perhitungan valuasi ekonomi Operasio
hutan mangrove sebagai pelindung abrasi nal per
dilihat pada Tabel 3. tahun 225,000.00 Rp/thn
Luas
Tabel 3. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove areal
sebagai Pelindung Abrasi lahan
budidaya
Biaya/Harga Nilai Satuan rumput
Biaya 75.000 Rp/ m2 laut 1,000.00 ha
Pembangunan Nilai
Tambak Tinggi 2 m Ekonomi
Rasio Luas Hutan 0.95 Rumput 4,499,235,0 Rupia
Mangrove Utuh Laut 00.00 h
Panjang pantai 32.000 m2
hutan mangrove Potensi Perikanan Tangkap
utuh
Nilai Ekonomi 2.280.000.000 Rupiah Berdasarkan pendaratan hasil
Mangrove sebagai penagkapan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Pelindung Abrasi Karangantu Kabupaten Serang, tercatat total
hasil produksi dari tahun 2001 sampai dengan
tahun 2007 adalah 1.239.940 dengan nilai
produksi sebesar Rp. 1.011.111.585,-seperti
terlihat pada Tabel 5.
4
Dalam studi ini lebih menekankan pada Tabel 6. Luas Tutupan Terumbu Karang di
potensi perikanan khususnya perikanan tangkap perairan Teluk Banten hasil analisa
sekitar perairan Teluk Banten, Kabupaten Citra Satelit Landsat (2001) dan
Serang. Kajian ini tidak memisahkan antara EarthView (2008).
potensi perikanan berdasarkan jenis ikan seperti
pelagis besar dan kecil, demersal, dan ikan Keterangan Kawasan
karang atau tidak menekankan pada potensi No Terumbu Karang Luas
lestari dan hasil usaha tangkapnya berdasarkan 1 Terumbu Karang P. Kubur 25,193
alat tangkap perikanan yang digunakan.
Kencenderungan terjadinya penurunan 2 Terumbu Karang Gosong 1 7,065
hasil tangkapan ikan di wilayah Teluk Banten Terumbu Karang P.
dan sekitarnya, terutama terjadinya lonjakan 3 Kambing 41,320
harga bahan bakar minyak. Tingginya harga 4 Terumbu Karang P. Tikus 29,346
BBM, mempengaruhi tingginya biaya Terumbu Karang P.
operasional nelayan. Biasanya nelayan enggan 5 Pamujan Kecil 6,182
melaut jika biaya operasional lebih tinggi dari Terumbu Karang P.
keuntungan yang akan diperoleh. 6 Pamujan Besar 39,371
7 Terumbu Karang P. Panjang 1005,413
Tabel 5. Rekapitulasi Produksi dan Nilai 8 Terumbu Karang Gosong 2 8,120
Produksi Perikanan Tangkap yang di
Total Luas Terumbu Karang 1162,01
daratkan di TPI Karangantu
Kabupaten Serang dari tahun 2001 –
Mengacu pada hasil studi data lapangan
2007
diperoleh nilai manfaat utuh Terumbu Karang
di perairan Bontang sebesar Rp. 30.000.000,-
Produksi /ha (Astuti et al. 2008). Berdasarkan
Tahun (Kg) Nilai Produksi (Rp) persamaan 4, maka valuasi ekonomi terumbu
2001 258.966 195.343.085 karang sebagai habitat ikan adalah diperoleh
2002 259.349 120.484.000 nilai sebesar Rp. 19.156.665.000,-. Nilai
2003 271.278 148.745.000 ekonomi dari terumbu Karang tidak
memasukkan nilai dari batu karang untuk
2004 186.109 139.924.000
bangunan, meskipun hal ini hanya mengambil
2005 141.065 139.445.500 dan menjual batu karang mati hal ini untuk
2006 58.474 112.220.000 menghindarkan stimulasi penduduk terhadap
2007 64.700 154.950.000 pengrusakan ekosistem terumbu karang dari
Rata- hasil penjualan batu karang mati. Secara rinci
rata 177.134 144.444.512 nilai dan harga valuasi terumbu karang di Teluk
Banten dapat dilihat pada tabel 7.

Potensi Terumbu Karang Sebagai Habitat Tabel 7. Valuasi ekonomi terumbu karang
Ikan sebagai habitat ikan di Teluk Banten,
Kabupaten Serang.
Terumbu karang mempunyai fungsi
ekologis yang sangat penting terhadap Biaya/Harga/Kuan- Nilai Unit
kelimpahan organisme di perairan. Salah satu titas Nilai Satuan
fungsi terumbu karang adalah sebagai tempat Luas Terumbu 1.162,01 ha
habitat ikan. Luas total wilayah terumbu karang Karang total
di perairan Teluk Banten adalah 1162,01 ha. Manfaat Masih 30.000.000 Rp/ha
Secara rinci hasil analisa luas tutupan terumbu Utuh
karang berdasarkan analisa citra satelit Persen Areal Tidak 0,55
EarthView tahun 2008 dan Landsat tahun 2001 Rusak
dapat dilihat pada tabel 6. Nilai Ekonomi 19.156.665.000 Rp
Terumbu Karang
Sebagai Habitat

5
ikan ekonomi total ekosistem terumbu karang
dan perairan Teluk Banten adalah Rp.
Berdasarkan pantauan dan hasil survei 19.156.665.000,-
Dinas Perikanan dan kelautan Banten, telah  Nilai ekonomi dari potensi tangkapan ikan
terjadi kerusakan terumbu karang akibat sebesar Rp. 144.444.512,-
pencemaran limbah industri di perairan Teluk
Banten semakin parah. Tanpa penanganan REFERENSI
segera, bukan tidak mungkin potensi terumbu
karang yang terdapat di wilayah perairan Teluk Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting., M.J. Sitepu.
Banten ini akan terancam musnah. Ini akan 1996. Pengelolaan Sumberdaya
berpengaruh langsung pada minimnya Wilayah Pesisir dan Lautan secara
persediaan ikan di perairan. Kerusakan terumbu Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.
karang di perairan Banten akibat tingginya [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan.
dampak pencemaran terhadap luas tutupan 2002. Modul Sosialisasi dan Orientasi
terumbu karang hanya berada pada kisaran Penataan Ruang Laut, Pesisisr dan
optimis sekitar 55%. Pulau-Pulau Kecil. Jakarta:
Departemen Kelautan dan Perikanan,
KESIMPULAN Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
MPP-EAS. 1999. Total Economic Valuation:
Dari hasil studi ini dapat disimpulkan
Coastal and Marine Resources in The
secara umum bahwa penggunaan metode
Straits of Malacca. MPP-EAS Technical
valuasi ekonomi sumberdaya alam dan
Report No. 24/PEMSEA Technical
lingkungan dapat digunakan untuk mengetahui
Report No.2,5 p. GEF/UNDP/IMO.
beberapa sumberdaya alam pesisir di wilayah
Philippines.
Teluk Banten, Kabupaten Serang, provinsi
Nurhasanah dan Noviyanti, R. (2008)
Banten. Valuasi ekonomi juga dapat dijadikan
Keberadaan Cagar Alam Pulau Dua
sebagai sarana untuk mengetahui besaran nilai
dan Pemetaan Kawasan Konservasi
ekonomi suatu sumberdaya baik terbarukan
Ekosistem Mangrove di Teluk BAnten.
maupun tak terbarukan serta dapat dijadikan
[Laporan Penelitian]. LPPM UT.
untuk alat pembuat kebijakan untuk melakukan
Jakarta
tindak lanjut dari suatu pengelolaan dan
Pearce, D. and Ozdemiroglu, E. 2002.
pemanfaatan suatu sumberdaya pada suatu
Economic Valuation with Stated
wilayah berdasarkan berbagai skenario oleh
Preference Techniques. Summary
para pemangku kepentingan (stakeholders).
Guide. Department for Transport, Local
Berdasarkan hasil valuasi ekonomi
Government and the Regions. London
sumberdaya pesisir Teluk Banten, yang
Simangunsong, B. C.H. 2003. Nilai Ekonomi
meliputi ekosistem hutan mangrove, ekosistem
dari Hutan Produksi Indonesia.
padang lamun dan ekosistem terumbu karang
Jembatan. Jakarta
adalah sebagai berikut :
Soegiarto, A. 1976. Pedoman Umum
 Nilai ekonomi total dari valuasi ekonomi Pengelolaan Wilayah Pesisir. Jakarta.
ekosistem mangrove di Teluk Banten Lembaga Oseanologi Nasional. Jakarta.
adalah Rp. 56.724.229.243,- yang masing- Suparmoko, M ., Ratnaningsih, M., Setyarko. Y
masing berasal dari nilai ekonomi kayu dan Widyantara, G. 2005. Valuasi
mangrove sebesar Rp. 1.075.654.243,-, Ekonomi Sumberdaya Alam Laut
nilai habitat daerah asuhan ikan (nursery Pesisir Pulau Kagean dalam: Prosiding
ground) sebesar Rp. 53.368.575.000, dan Seminar Nasional III Kongres NREA.
nilai dari fungsi sebagai penahan abrasi
sebesar Rp. 2.280.000.000,00,-.
 Nilai ekonomi total dari valuasi ekosistem
padang lamun yang dikonversi dari nilai
budidaya rumput laut pada kawasan
ekosistem padang lamun yang berada di
perairan pulau Panjang yaitu sebesar
Rp.4.499.235.000,- per hektar. Nilai
6

Anda mungkin juga menyukai