Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGUN BUDAYA LITERASI

TERINTEGRASI SELURUH MATA


PELAJARAN DAN AKTIVITAS SEKOLAH
 Maret 8, 2023

Survei yang di prakarsai oleh PISA dan dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and
Development ( OECD ) pada tahun 2019 menunjukkan peringkat literasi Indonesia yang sangat
rendah, yakni urutan ke 62 dari 70 negara, yang artinya posisi Indonesia masuk 10 besar negara
dengan tingkat literasi terendah. Misi Indonesia menyipakan generasi emas nya pada jelang
Indonesia Emas 2045 sepertinya perlu kerja extra, karena bagian dari kompetensi yang diharapkan
menuju Indonnesia Emas ada pada kompetensi literasi

Memang miris melihat negara yang begitu besar dengan jumlah penduduk yang signifikan namun
kesadaran literasinya masih rendah. Padahal dengan budaya literasi ini diharapkan Indonesia
menyumbangkan generasi produktif kedepannya. Karena dengan kemampuan literasi yang baik
akan semakin menumbuhkan para akademisi yang cerdas, kritis, responsive, produktif dan memiliki
kedewasaan berfikir.

Apa yang terjadi sesungguhnya pada generasi kita saat ini sehingga literasi belum menjadi budaya
dinegara kita. Generasi saat ini dimanjakan dengan berbagai fasilitas elektronik, acara hiburan yang
bervarian, permainan yang melalaikan mereka dalam belajar, beribadah dan bersosialisasi. Aktfitas
yang monoton membuat mereka cepat lelah dan bosan. Aktivitas sekolah hanya formalitas bahkan
banyak yang memanfaatkan dispensasi sakit untuk menikmati game dirumah. Belum adanya
kesadaran akan pentingnya masa depan dan belum mampu menjawab dengan pasti akan jadi apa
saya dimasa yang akan datang.

Sekolah adalah salah satu lingkup dari sekian banyak lingkup yang menjadi wadah untuk melakukan
pembudayaan literasi, karena disinilah proses edukasi paling banyak dilakukan bersama para
pendidik yang sudah memiliki wawasan dalam melakukan pendampingan kepada siswa.
Permasalahan yang masih sering terjadi adalah pemaknaan literasi yang masih sempit, hanya pada
kemampuan membaca dan menulis saja, sehingga umumnya hanya direlasikan pada mata
pelajaran tertentu saja yaitu pelajaran Bahasa Indonesia. Pemaknaan literasi saat ini sudah semakin
meluas tidak hanya membaca dan menulis apa yang diajarkan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia namun kemampuan siswa dalam memahami berbagai macam teks, memaknainya,
mengkritisi, mencari kebenaran informasi, memaparkan padangan dan menentukan respon dari apa
yang sudah mereka baca, amati dan lihat. Siswa juga di ajak untuk dapat mengkomunikasikan
informasi yang diperoleh dengan bahasa yang santun dan terdidik sehingga ide, gagasan dan
pemikiran siswa dapat dituangkan tidak hanya dalam bentuk tulisan namun dalam berbagai bentuk
produk baik narasi, orasi maupun gambar.

Dengan pemaknaan yang luas tentang literasi dapat diambil kesimpulan bahwa sesungguhnya
semua mata pelajaran yang dipelajari siswa sama sama memiliki peluang yang besar untuk
dikembangkannya aktivitas literasi. Setiap guru yang mengampuh pelajaran perlu kiranya diberi
penguatan terkait bagaimana literasi dikembangkan didalam mata pelajaran masing masing guru
pengampuh. Sehingga budaya literasi dapat terintegrasi kesemua mata pelajaran.

Memabaca adalah salah satu sarana siswa untuk mengembangkan kemampuan literasinya, setiap
guru sesungguhnya dapat mengolah berbagai jenis bahan bacaan yang dapat direlasikan dengan
masing masing mata pelajaran. Siswa umumnya senang dengan hal hal yang menantang, menarik
dan hasilnya dapat langsung mereka akses. Hal ini perlu ditangkap oleh setiap guru bahwa anak
senang tantangan maka pemilihan penugasan literasi juga perlu memikirkan bahan yang menantang
siswa disesuaikan dengan isu sehari hari yang mereka alami dan mereka bicarakan dengan teman
sebaya.

Seorang guru mate matika biasanya yang sering mengeluh dengan susahnya mereka memasukkan
unsur literasi didalam mata pelajaran mereka. Karena apa yang diajarakan adalah pelajaran eksak
dan hanya membutuhkan angka dan gambar saja. Pelajaran mate matika sesungguhnya lahir dari
kebutuhan kehidupan siswa sehari hari. Karena kegiatan menghitung, bertransaksi dan segala
aktivitas yang membutuhkan perhitungan juga menjadi bagian dari aktiftas siswa sehari hari. Ini
menjadi menarik sesungguhnya jika pelajaran ini mampu menemukan titik dimana literasi bisa
dikembangkan dengan baik. Siswa dapat diajak membaca struk belanjaan orang tua mereka sehari
hari, mengkitung berapa kebutuhan kalori mereka dan berapa kalori yang sudah mereka konsumsi
setiap harinya. Pada akhirnya siswa akan berfikir kritis dan menggunakan logika mate matika yang
baik dalam kehidupan yang nyata.

Menulis menjadi satu bagian kompetensi literasi yang juga menantang untuk dikembangkan
disekolah. Siswa akan merasa berat bahkan kehabisan kata kata jika guru meminta mereka menulis
atau mengarang cerita. Apa yang menyebabkan ini terjadi. Habit menulis memang tidak dimiliki oleh
semua orang, namun kegiatan menulis sesungguhnya menjadi kebutuhan kita setiap hari nya.
Sayangnya selalu dilakukan dalam kondisi formal dan penuh kepentingan. Kurangnya pegalaman
dan wawasan menyebabkan anak susah untuk menuangkan gagasan nya dalam tulisan dan tulisan
yang dihasilkan setiap harinya di buku tulis mereka hanyalah tulisan yang penuh kepentingan, yakni
menyadur buku, menyalin tulisan dipapan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru. Siswa
sedikit sekali mengalami hal menarik disekolah selain belajar dan beraktivitas akademik. Oleh
karenaya setiap guru dianjurkan untuk memiliki aktivitas menarik, menyenangkan, dan bermakna.
Aktivitas yang melekat dalam ingatan dan menjadi penguat wawasan siswa inila sesungguhnya
dapat menjadi rangkaian tulisan menarik jika dinarasikan lewat tulisan atau paparan. Siswa
terkadang susah membuat kata kata tapi mampu membahasakan suara hatinya memalui
gambar,puisi,poster,cerpen atau hanya sekedar status singkat yang bermakna. Membiasakan siswa
menuangkan gagasan nya dalam berbagai model yang mereka senangi juga mencadi salah satu
pemacu mereka untuk memiliki karakter literate.

Selama ini yang terjadi umumnya guru hanya memfasilitasi satu skill saja dalam literasi yakni
menulis karangan, essay atau artikel. Padahal ada Sebagian mereka yang dapat menuangkan
pemikiran dan gagasan melalui media tulisan yang lain.

SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta saat ini mengembangkan podlisa yakni podcas literasi
Muhdasa. Podcas ini mewadahi siswa siswa yang memiliki kemampuan berbicara yang lebih
dibandingkan teman lainnya. Anak anak yang talkactive difasilitasi untuk bisa berkomunikasi dengan
baik. Kelebihannya dalam berorasi dapat terwadahi disini, menjadi satu bagian pembinaan literasi
sekolah untuk siswa siswa khusus yang potensial dalam berbicara.

Pengarus utamanan isu literasi juga dilakukan pada setiap momen sekolah. Menulis menjadi
kegiatan habituasi. Tulisan siswa diapresiasi dan di bukukan. Hal ini menjadi penyemangat mereka
utuk terus berkarya.

Sesunguhnya aktivitas literasi sangat dinamis, siswa kita butuh berbagai pilihan aktivitas literasi agar
mereka bisa mengekspresikan fikiran dan gagasan yang mereka miliki dari apa yang mereka baca,
lihat, amati dan rasakan melaului berbagai bentuk media expresi. Menulis, berpuisi, menggambar,
podcast adalah aktiifitas aktivitas menarik yang dapat diperaktekkan disekolah. Setiap mata
pelajaran adalah literasi, sehingga kegiatan literasi dapat dilakukan disetiap mata pelajaran yang
anak anak pelajari setiap harinyadi sekolah.

Ditulis oleh:

Anda mungkin juga menyukai