KURDIS
KURDIS
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
AISYA NABILA
MALIKA ZAHWA TANISYA
SADRINA ZUHRA
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Proses Penciptaan Manusia".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan maklah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami.Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penulis
PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain di muka bumi
ini. Dengan sedikit banyaknya perbedaan pendapat mengenai penciptaan manusia. Menurut
ilmuwan dari Barat, manusia berasal dari seekor kera kemudian melalui seleksi alam. Hal
tersebut menyebabkan pro dan kontra disebagian peneliti. Namun, pada hakikatnya yang lebih
masuk akal yaitu yang tertera dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an. Manusia tercipta dari
setetes mani yang tersimpan didalam rahim wanita kemudian menjadi segumpal darah dan
segumpal daging kemudian tumbuhlah tulang-tulang yang dibalut oleh daging tersebut lalu
ditiupkanlah ruh. Manusia adalah makhluk hidup satu-satunya yang memiliki akal dan sangat
berperan besar di muka bumi ini, baik sebagai subjek yang sangat berpengaruh dalam roda
kehidupan sehari-hari yang dapat mencari kebutuhan yang diperlukannya. Banyak Istilah dalam
penyebutan manusia seperti al-basyar, al-Insan, al-Ins, an-Nas, al-Unas dan Bani Adam. Namun,
hal itu tidak mengurangi sedikitpun dari eksistensi manusia itu sendiri.
Di dalam Al-Qur’an, segala sesuatunya telah dijelaskan. Mulai dari perintah beriman dan
bertakwa kepada-Nya, hingga banyak hal yang berkaitan dengan sains seperti halnya penciptaan
manusia menurut Al Qur’an. Dengan mengenal lebih dalam tentang kebesaran Allah SWT,
kualitas kita sebagai muslim akan naik tingkat.
Alquran sebagai kitab suci tidak hanya digunakan sebagai pedoman dan prinsip kehidupan umat,
tapi juga memperjelas proses penciptaan manusia. Penjelasan terkait hal itu dapat memberikan
pelajaran kepada manusia tentang tanda-tanda kekuasaan Allah.Ada dua surat Alquran yang
menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, yaitu surat Al Mu’min ayat 67-68 dan surat Al
Mu’minun ayat 12-16.
ُۖهَو اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن ُتَر اٍب ُثَّم ِم ْن ُنْطَفٍة ُثَّم ِم ْن َع َلَقٍة ُثَّم ُيْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ُثَّم ِلَتْبُلُغ وا َأُش َّد ُك ْم ُثَّم ِلَتُك وُنوا ُش ُيوًخ اۚ َو ِم ْنُك ْم َم ْن ُيَتَو َّفٰى ِم ْن َقْبُل
َو ِلَتْبُلُغ وا َأَج اًل ُمَس ًّمى َو َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلوَن ُهَو اَّلِذ ي ُيْح ِيي َو ُيِم يُت ۖ َفِإَذ ا َقَض ٰى َأْم ًرا َفِإَّنَم ا َيُقوُل َلُه ُك ْن َفَيُك وُن
Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan
hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi)
sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya
kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).Dialah yang
menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata
kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.Surat Al Mu’minun ayat 12-16
َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِط ْيٍن ۚ ُثَّم َجَع ْلٰن ُه ُنْطَفًة ِفْي َقَر اٍر َّمِكْيٍن ۖ ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغ َة
ِع ٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع ٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًقا ٰا َخ َۗر َفَتَباَر َك ُهّٰللا َاْح َس ُن اْلٰخ ِلِقْيَۗن ُثَّم ِاَّنُك ْم َبْع َد ٰذ ِلَك َلَم ِّيُتْو َن ۗ ُثَّم ِاَّنُك ْم َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ُتْبَع ُثْو َن
Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah.Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.Kemudian setelah itu,
sesungguhnya kamu pasti mati.Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari
kuburmu) pada hari Kiamat.
Dari surat Al Mu’minun di atas, kita akan membahas proses penciptaan manusia dari fase-fase
berikut:
Allah SWT dalam QS Shad ayat 71 berfirman “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari
tanah.” Hakikat tanah di sini adalah zat yang berasal dari bahan makanan di mana bahan
makanan manusia maupun hewan semuanya berasal dari tanah. Dari makanan itulah yang
kemudian diproses menjadi darah. Selanjutnya, air mani atau sperma diproduksi.
Yang dimaksud dengan nutfah adalah nutfah laki-laki atau sperma dan nutfah perempuan atau
sel telur. Nutfah dalam hal penciptaan manusia juga bisa diartikan sebagai campuran keduanya.
Dalam QS Fathir ayat 11 dijelaskan, “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air
mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).”
Setelah fase Nutfah, selanjutnya dari penciptaan manusia menurut Al Qur’an adalah fase
pembentukan organ tubuh atau disebut fase ‘Alaqah. Fase ‘Alaqah memiliki sifat aluq atau
bergantung. Kenapa disebut bergantung? Karena di masa inilah persiapan pembentukan organ-
organ janin bergantung di dinding Rahim. Pada QS Al-‘Alaq ayat dua, Allah SWT berfirman,
“Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah).”
Fase Mudhgah (Segumpal Daging)
Dalam fase Mudhgah, segumpal daging dan lempengan bernama plasenta akan membawa
oksigen dan nutrisi yang dibawa dari aliran darah ibu menembus plasenta dan diberikan kepada
sang bayi. Fase ini berakhir pada hari ke 120 di mana Allah SWT akan mengutus malaikat dan
meniupkan ruh pada sang bayi.
Setelah ditiupkannya ruh, selanjutnya akan muncul jaringan-jaringan yang membentuk semua
struktur tulang dalam tubuh. Dari hadits Hudzaifah bin Usaid sesuai yang diriwayatkan Imam
Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka
Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya,
kulitnya, dagingnya, dan tulangnya.”
Setelah sel-sel tulang tercipta, yang terbentuk setelahnya adalah sel-sel daging yang
membungkus tulang. Fase ini dimulai akhir minggu ketujuh dan berlangsung hingga minggu
kedelapan.
Dibandingkan fase-fase lain di atas, fase pembentukan manusia ini berjalan lebih cepat. Organ-
organ tubuh seperti badan, bentuk kepala, dan organ-organ lain mulai berkembang dan bekerja
sesuai fungsinya.
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda, yaitu:
Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama, Nabi Adam a.s. diciptakan dari
tanah yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh kepadanya.
Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Didalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari
tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam Tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah
beku tersebut kemudian dijadikan segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan
tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
Berikut ini adalah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan manusia :
3. Q.S Al-Insan : 2
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat.”
7. Q.S Fathir : 11
“Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan
kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang
mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuanNya. Dan tidak
dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah
ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi
Allah.”
8. Q.S Ghafir : 67
“Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal
darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu
sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu.
(Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar
kamu mengerti.”
Umur manusia telah ditetapkan oleh Allah dan ditulis dalam kitab Lauhul Mahfudz. Ada
yang meninggal ketika dilahirkan, ada yang tutup usia ketika masih kecil, ada yang tutup
usia ketika masih muda, dan ada yang dipanjangkan umurnya. Kita semua harus siap
untuk menerima ketentuan umur yang telah ditetapkan, dan tidak mengetahui kapan harus
berpisah dengan sanak saudara dan semua yang kita cintai di dunia. Perlu diketahui
bahwa semua yang ditetapkan oleh Allah adalah yang paling baik untuk kita.
Dari definisi tersebut, dapat memberikan pemahaman bahwa hakikatnya seorang manusia
adalah tempatnya salah dan lupa. Dengan adanya hakikat manusia yaitu tempat salah dan
lupa maka kita sebagai manusia harus memaklumi sikap tersebut yang melekat pada
manusia lainnya. Semua pemahaman tentang manusia akan membawa manusia kedalam
dua hal utama, yaitu pencarian upaya penyempurnaan manusia dengan segala
keterbatasannya dan pemahaman tugas manusia setelah diciptakan.Dalam upaya
penyempurnaan manusia akan ada banyak cara yang ditempuh. Salah satunya adalah
mengetahui penciptanya.
Pada ajaran islam, islam telah difasilitasi ilmu tentang siapa pencipta manusia itu sendiri.
Ilmu tersebut tertulis dalam Al-Quran, dengan banyak ayat yang menerangkan pencipta
manusia.
Kesimpulan, Ayat-ayat Quran yang menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan oleh
Allah SWT berasal dari tanah, karena Allah maha kuasa dan segala sesuatu pasti dapat terjadi.
kemudian dijadikan segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang
lalu kepadanya ditiupkan ruh..Pada penciptaan manusia, mengenai dengan sejumlah rumusan
yang berbeda-beda menyangkut penciptaan manusia didalam Al-Qur’an. Ada ayat yang
menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar, saripati tanah, saripati air yang
hina, air yang tertumpah dan mani yang terpancar.