Hudud Minuman Keras
Hudud Minuman Keras
Dalam fiqih Islam, semua pelaku kejahatan dapat dikenai hukuman hudud. Hudud
adalah bentuk jamak dari kata had yang berarti pembatas antara dua hal. Had dapat berarti
umum dan khusus. Pengertian hudud secara umum adalah hukum-hukum yang disyari'atkan
oleh Allah Swt. bagi hamba-Nya berupa ketetapan halal dan haram. Maksudnya adalah yang
halal tetaplah halal dan boleh, sedangkan yang haram tetaplah haram dan harus dijauhi dan
ditinggalkan. Dalam pengertian secara khusus, hudud adalah hukuman-hukuman tertentu
yang ditetapkan oleh hukum syara' sebagai sanksi atas kejahatan selain pembunuhan dan
penganiayaan, seperti zina, qażaf, mencuri, meminum minuman keras, mencuri, menyamun,
merampok, dan merompak.
Minuman Keras
Minuman keras dalam Bahasa Arab disebut dengan khamar, yang dari segi Bahasa
berarti penutup akal, Juga dapat diartikan sebagai minuman yang memabukkan karena
orang yang mengkonsumi miras umumnya akan mabuk dan hilang kesadaran
sehingga khamr berpengaruh pada kesehatan akalnya yakni menutupi akal sehatnya.
Sementara menurut terminologi syara’ Khamr (minuman keras) digunakan untuk
menyebut semua jenis benda yang memabukkan, baik dalam porsi yang sedikit
maupun banyak, baik itu diambil dari anggur, kurma, gandum, jelai ataupun bahan
yang lain.44Pengertian khamr lebih menunjukan kearah pengertian tentang minuman
yang memiliki sifat memabukkan. Sehingga bisa dikatakan meskipun minuman itu
tidak mengandung alkohol apabila mengakibatkan efek mabuk bagi peminumnya
maka itu dinamakan khamr. Minuman yang banyak mengandung alkohol bisa
menyebabkan orang mabuk bila terlalu banyak diminum.45Ini menunjukan bahwa
minuman beralkohol merupakan minuman yang dapat menyebabkan mabuk termasuk
sebagai khamr.
Hukum Khamar
hukum khamar telah di sebutkan di dalam l-Qur’an, pada surah Al-Maidah surah ke-5
ayat 90 yang berbunyi:
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَخ ْم ُر َو اْلَم ْيِس ُر َو اَاْلْنَص اُب َو اَاْلْز اَل ُم ِر ْج ٌس ِّم ْن َع َم ِل الَّش ْيٰط ِن َفاْج َتِنُبْو ُه
َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung." (QS. Al-
Ma'idah/5: 90).
«ٌ اَم َر ح. « ُك ُّل ُم ْس ِكٍر َخ ْم ٌر َو ُك ُّل-صلى اهللا عليه وسلم- َع ِن اْبِن ُع َم َر َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا
ٍ”ِر ْك ُسم
Dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan
setiap yang memabukkan adalah haram.”
Hikmah dengan adanya Had mencuri adalah perlindungan terhadap hak milik
seseorang,mencegah seseorang mencuri barang orang lain tanpa hak, menimbulkan
efek jera bagi pencuri, dan menimbulkan efek jera bagi orang lain agar menghindari
perilaku mencuri.
Hirabah
1. Pengertian Hirabah dan Hukumnya
Tindakan menyamun, merampok, dan merompak dalam bahasa Arab disebut
dengan hirabah, diambil dari kata "harb", yang artinya adalah perang. istilah fiqih,
hinabah berarti mengambil harta orang lain dengan kekerasan/ perang. Sementara
menurut istilah fiqh, hirabah berarti mengmbil harta orang lain dengan ancaman
menggunakan senjata, dan kadang-kadang disertai dengan pembunuhan. Dalam
bahasa Arab, kata hinabah sama artinya dengan qat’ut tariq, atau pengadangan di
jalan. Istilah pengadangan di jalan tidak hanya berarti menyamun, tetapi juga
merampok dan merompak. Perbedaan ketiganya terletak pada tempat kejadiannya.
Istilah menyamun terjadi di darat, di tempat sepi, dan jauh dari keramaian. Adapun
merampok juga terjadi di darat, tetapi di tempat yang ramai. Sementara itu, merompak
terjadi di laut atau yang terkenal dengan pembajakan di laut.
Jumhur ulama berpendapat bahwa yang diterangkan dalam ayat tersebut bersifat tauzi’i. Oleh
karena itu, had yang dijatuhkan disesuaikan dengan jenis kejahatan yang dilakukan, yaitu
sebagai berikut: Jika pelaku hirabah mengambil harta dan membunuh korbannya, hadnya
adalah dihukum mati, kemudian disalib (dijemur). Jika pelaku hiräbah membunuh korbannya
tetapi tidak mengambil hartanya, hadnya adalah hukuman mati. Jika pelaku hirabah
mengambil harta tetapi tidak membunuh korbannya, hadnya adalah potong tangan dan kaki
dengan cara silang (tangan kanan dengan kaki kiri atau tangan kiri dengan kaki kanan).
Adapun hikmah Had Hirabah antara lain; mencegah seseorang berbuat jahat, melindungi hak
milik oranglain, mendorong manusia untuk memiliki harta secara sah, dan terciptanya
lingkungan yang aman.