Anda di halaman 1dari 4

Di era digital ini, masyarakat semakin sadar bahwa teknologi komunikasi merupakan salah satu

alat yang penting dalam mengatasi kebutuhan informasi. Salah satunya trend kebutuhan
informasi saat ini adalah informasi kesehatan secara online. Banyak masyarakat yang memilih
untuk mengakses informasi kesehatan online dikarenakan cepat dan mudah. Kemudahan yang
di dapatkan karena sudah banyaknya website yang menyediakan berbagai informasi mengenai
kesehatan, namun tidak sedikit dari kita tidak mengecek kembali keabsahan informasi tersebut.
Apalagi saat ini mayoritas masyarakat di Indonesia yang berusia dewasa sudah memiliki
smartphone pribadi. Pencarian informasi kesehatan pun sangat beragam, dari mencari istilah
nama penyakit, dosis obat, alat kesehatan, jadwal praktik dokter, tanaman herbal, dan lain
sebagainya.

Terlepas dari berbagai kemudahan akses informasi kesehatan online, namun demikian
masyarakat harus jeli terhadap kredibilitas informasi yang disajikan. Apakah semua situs
kesehatan menyampaikan informasi yang benar-benar akurat atau fakta dan sesuai dengan ilmu
kesehatan yang berdasarkan “Kode Etik” kesehatan yang berlaku. Berbagai permasalahan baru
akan timbul, apabila terdapat kekeliruan dalam sebuah informasi kesehatan yang telah
disebarkan secara luas maka akan membuat masyarakat dalam kondisi missinformation (salah
informasi) dan lebih parah lagi akan membuat mal praktek dalam dunia kesehatan. Karena itu
kita perlu mengevaluasi web terlebih dahulu sebelum kita ingin mengambil informasi yang
benar-benar terpercaya dan terjamin kebenarannya. Saat ini sumber informasi sangat
melimpah. Bagi para pencari informasi diperlukan keterampilan dalam memilih dan memilah
informasi yang dapat dipercaya atau kredibel.

Dengan informasi yang kredibel maka pengguna informasi akan yakin terhadap validitas
keabsahan informasi tersebut. Hal ini sama dengan pernyataan menurut Eisend (dalam Meme &
Herawati, 2015) bahwa kredibilitas merupakan persepsi seseorang tentang suatu kebenaran
dalam sebuah informasi. Kredibilitas adalah konsep yang mempunyai berbagai dimensi yang
berfungsi sebagai sarana penerima informasi dalam menilai sumber komunikasi yang kaitannya
dengan informasi itu sendiri. 2 Menurut Kemenkes RI (2016) kredibilitas situs kesehatan online
dapat dilihat dalam pertemuan KTT Dunia yang diadakan di Jenewa tahun 2003 telah
dideklarasikan tentang pemanfaatan potensi teknologi informasi dan komunikasi untuk
mendukung Deklarasi Milenium dan diantaranya adalah untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan. Pada pertemuan WHO ke 58 bulan Mei 2005 telah mengambil keputusan WHA
(World Health Assembly) menyatakan bahwa negara-negara harus memulai merencanakan
atau membuat pembangunan situs kesehatan online yang sesuai untuk masing-masing negara.
Pada tahun yang sama, WHO menetapkan Observatory Global for eHealth (GOe), yaitu sebuah
inisiatif yang didedikasikan untuk melakukan studi terhadap evolusi e-Kesehatan dan
dampaknya untuk kesehatan di masing-masing negara. Model Observatory yaitu
menggabungkan peran koordinator WHO regional dengan kantor pusat WHO untuk memantau
perkembangan situs kesehatan online di setiap negara di seluruh dunia melalui survei yang
dilakukan sekali dalam dua tahun. Menurut Daryo.S (2016) beberapa aplikasi yang didalamnya
dapat memberikan kemudahan, kepuasan untuk membantu kebutuhan masyarakat umum, yang
dibutuhkan dan mejadi sebuah harapan masyarakat dalam bidang kesehatan. Diluncurkanlah
pada bulan April 2016 aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan aplikasi tersebut. Aplikasi ini diapresiasikan
oleh masyarakat karena pelayanannya. Aplikasi tersebut adalah Halodoc yang merupakan hal
baru yang dapat membuat pelayanan kesehatan berbasis TIK yang fokus dalam menengani
pemulihan pasien. Permintaan terhadap kebutuhan masyarakat ini tidak dapat ditolak dan
dengan adanya kemajuan teknologi digital cepat atau lambat akan memperbaiki masalah
pelayanan kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan menuju ke dalam menangani pemulihan
terhadap pasien. Melakukan penulusuran informasi kesehatan biasanya masyarakat melakukan
dengan cara search engine seperti google, altavista, lycos dan lainnya.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah meningkatkan
akses terhadap berbagai informasi terkait kesehatan. Revolusi era Web 1.0 hingga 4.0
menyediakan lingkungan yang lebih partisipatif, dimana pengguna dapat mengembangkan dan
menyebarkan konten secara online. Saat ini, era digital juga telah menyediakan pondasi
teknologi bagi kemunculan berbagai platform, misalnya aplikasi pada perangkat digital mobile,
website, digital health (pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan kesehatan, promosi
kesehatan, serta berbagai tujuan lain terkait kesehatan yang menggunakan terminologi e-
health, m-health, connected health, hingga public health 4.0).

Hal tersebut turut membawa perubahan besar di bidang promosi kesehatan. Saat ini, promosi
kesehatan digital sepatutnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
secara lebih optimal. Platform digital menjadi sarana baru untuk melakukan promosi dan
komunikasi kesehatan. Tidak hanya sekedar sarana untuk mencari informasi kesehatan, namun
juga sarana berinteraksi, misalnya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan serupa.
Selain mendapat informasi tambahan, pengguna juga memperoleh dukungan sosial untuk
meningkatkan kualitas kesehatannya.

Lebih dari setengah orang dewasa di dunia menggunakan internet untuk mencari informasi
kesehatan. Media sosial juga telah menjadi saluran informasi penting bagi lebih dari 70%
remaja dan orang dewasa muda. Penelitian tentang intervensi berbasis internet untuk
menurunkan berat badan, penghentian kebiasaan merokok, dan menggalakkan aktivitas fisik
berhasil memberikan bukti mengenai dampak nyata promosi kesehatan berbasis digital.
Sejumlah meta-analisis menunjukkan bahwa intervensi tersebut berdampak positif terhadap
peningkatan pengetahuan, dukungan sosial, perilaku, dan status kesehatan.

Meskipun demikian, promosi kesehatan di era digital menghadapi berbagai tantangan, seperti
isu regulasi, sosial, dan etika. Dunia digital yang tanpa batas membuat promotor kesehatan
bekerja lebih keras, tidak hanya untuk mengembangkan model terbaik untuk merubah perilaku,
namun juga strategi untuk meyakinkan semua kalangan agar promosi kesehatan digital dapat
diterima menjadi bagian dari kebiasaan baik untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang didukung pula oleh pemerintah.

Mengapa promosi kesehatan itu perlu diberikan kepada masyarakat?

Secara operasional, upaya promosi kesehatan dipuskesmas dilakukan agar masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah kesehatan yang diderita maupun yang
berpotensi mengancam, secara mandiri.

Tujuan media promosi kesehatan antara lain: a) Media dapat mempermudah penyampaian
informasi; b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi; c) Dapat memperjelas informasi;
d) Media dapat mempermudah pengertian; e) Mengurangi komunikasi yang verbalistik; f) Dapat
menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap oleh mata

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan masyarakat menurut Winslow
dari Yale University adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang
terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, upaya kontrol infeksi di lingkungan
masyarakat, pendidikan individu tentang hygiene atau kebersihan diri, serta perorganisasian
pelayanan medis dan keperawatan. Selain itu, usaha masyarakat yang perlu dalam diagnosis
dini yaitu pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial yang akan mendukung agar
setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya. Berdasarkan teori kesehatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesehatan
adalah kondisi yang tidak hanya bebas dari penyakit, tetapi juga sehat secara sosial.
Perkembangan kesehatan masyarakat di era digital ini perlu adanya pembinaan dan
pengawasan dari seluruh stakeholder, baik dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan
maupun masyarakat itu sendiri.

Di era teknologi yang canggih ini, banyak kemudahan yang didapatkan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, seperti melalui smartphone atau telpon pintar kita, banyaknya fitur
yang tersedia mulai dari kebutuhan transportasi, makanan, jasa belanja, jasa pengiriman dan
lain-lain. Hal ini sangat praktis bagi masyarakat yang membutuhkan layanan yang cepat dan
instan. Pilihan menu jenis makanan tersedia di dalam fitur tanpa harus bergerak untuk
memasak, di satu sisi ibu-ibu menjadi malas masak, tetapi di sisi lain terdapat banyak variasi
menu makanan tinggal pilih, tersedia informasi jenis makanan, yang sebagian ibu-ibu lebih
mudah mempraktikkan dan rajin memasak menu yang bervariasi, bahkan menjadi ladang
bisnisnya. Begitu juga dengan fitur jasa pengiriman, memudahkan kita mengirim barang/
makanan yang dapat dititip melalui jasa tranportasi online. Dengan budaya tersebut, akhirnya
masyarakat kita terbiasa dengan istilah mager alias males gerak. Malas gerak dapat berdampak
pada kesehatan masyarakat, jika biasanya kita melakukan aktivitas sehari-hari dengan gerak
aktif, di era teknologi ini kita lebih banyak menghabiskan waktu depan handphone, sebab segala
kebutuhan bisa tercukupi melalui handphone.

Dampak dari era digital ini berimbas pada kesehatan masyarakat, oleh karena itu penggunaan
teknologi di era digital ini perlu komitmen agar dengan kemudahan yang ada, masyarakat tetap
menyadari pentingnya menjaga kesehatan, baik itu kesehatan fisik, mental, spiritual maupun
kesehatan sosial. Diperlukan dukungan pemerintah, keluarga, masyarakat yang saling
terintegrasi dalam menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dan upaya kesehatan masyarakat.
Salah satu program pemerintah dalam mendukung hidup sehat yaitu dengan Program Germas
(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Salah satu kegiatan Germas yaitu olahraga secara teratur
serta rutin mengkonsumsi sayur dan buah. Kegiatan ini diharapkan dapat mengatasi efek
kurang gerak dan efek radiasi dari pemanfaatan teknologi canggih tersebut.

Dampak positif dari teknologi canggih di era digital ini sangat banyak, terutama di bidang
kesehatan. Misalnya pemeriksaan kesehatan ibu hamil, yang tadinya menggunakan cara manual
untuk mendeteksi jantung bayi, saat ini dapat dilakukan dengan alat USG (Ultra Sono Grafi),
bahkan hingga 4 dimensi, yang dapat melihat siluet bayi dari berbagai arah gambar. Begitu juga
dengan terciptanya alat-alat kesehatan/ kedokteran yang canggih lainnya, seperti mikroskop
elektron yang mampu merekam sampel-sampel molekul hingga 3 dimensi, CT Scan, obat-obat
antibiotik, MRI (Magnetic resonance imaging), dan lain-lain. Dengan inovasi teknologi kesehatan
tersebut dapat memudahkan pengobatan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Adapun dampak negatif dari teknologi canggih tersebut, contohnya adalah radiasi, mata berair,
kepala pusing, yang terjadi apabila kita menghabiskan waktu yang banyak dengna
paparan handphone atau gadget. Apalagi jika sampai lupa makan dan minum, menyebabkan
penyakit lambung, mudah marah, emosi yang tidak stabil dan lain-lain. Selain itu, dapat terjadi
pula gangguan sosial, kurang berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat atau keluarga
dekat sendiri. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental, tetapi juga
berdampak pada kesehatan sosial dan spiritual masyarakat. Penggunaan teknologi di era digital
ini seperti dua sisi mata uang, karena mempunyai dampak positif dan negatif. Oleh karena itu,
untuk menjaga kestabilan kesehatan baik secara fisik, mental, maupun sosial, perlu adanya
komitmen dari diri sendiri, misalkan komitmen dalam penggunaan handphone, kapan akan
menggunakan dan mematikan handphone, saling mengingatkan dalam penggunaan teknologi
yang berlebihan terutama oleh keluarga terdekat. Disamping itu, perlu adanya peningkatan
regulasi dan kebijakan pemerintah, misalnya regulasi dalam penggunaan internet, juga regulasi
dalam keamanan transportasi online, regulasi keamanan dan keterjaminan makanan dalam
pengiriman makanan pesanan online, seperti makanan yang terjamin dan bebas dari bahan
berbahaya dan kontaminasi selama diperjalanan/ pengiriman. Juga adaya peningkatan promosi
kesehatan, program pencegahan penyakit fisik, mental dan sosial juga peningkatan pendidikan
kesehatan masyarakat lainnya. Dalam pelaksanaannya, program dan kebijakan pemerintah
dalam bidang kesehatan dapat diintegrasikan dengan perguruan tinggi dan kader kesehatan di
masyarakat, terutama dalam peningkatan promosi dan pendidikan kesehatan pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai