Anda di halaman 1dari 198

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DUSUN LAOS DESA GROGOL KECAMATAN GIRI

KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2023

Disusun Oleh:

Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


2023
LEMBAR PENGESAHAN
A. Judul Makalah : Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Komunitas Dusun Laos Kabupaten
Banyuwangi.
B. Penyusun : Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Stikes Banyuwangi
C. Dosen Pembimbing Intitusi
Dosen Pembimbing 1. Ns. Achmad Yanuar. M. Kep

NIDN : 0720019004

Dosen Pembimbing 2 Ns.Muhammad Al Amin, S.Kep., M.Kes

NIDN : 060151007

Dosen Pembimbing 3 Ns.Badrul Munif, S.Kep.,M.Kep

NIDN : 060970815

Dosen Pembimbing 4 Ns. Fransiska Erna Damayanti, M,Kep

NIDN :0708048404

Berdasarkan hasil bimbingan Ns. Achmad Yanuar M.Kep, Ns.Muhammad Al Amin,


S.Kep., M.Kes, Ns.Badrul Munif, S.Kep.,M.Kep ,dan Ns. Fransiska Erna
Damayanti.M,Kep mengenai LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DUSUN LAOS KABUPATEN BANYUWANGI
prodi S1 Keperawatan sejak tanggal 1-19 Agustus

Banyuwangi, 19 Agustus 2023

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Ns.Muhammad Al Amin, S.Kep., M.Kes Ns. Achmad Yanuar M.Kep.


NIDN : 060151007 NIDN : 0720019004

Dosen Pembimbing K Dosen Pembimbing


e
t
u
a

Ns. Fransiska Erna D.M.Kep. P Ns.Badrul Munif, S.Kep.,M.Kep


NIDN : 0708048404 a NIDN : 060970815
n
Ki
et
ti
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,serta ada rasa saling mengenai
dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya(Harnilawati,2018).
Menurut DepkesRI, 2012 dalam(Harnilawati,2018) keperawatan
komunitas adalah suatu pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut
sertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat lebih tinggi. Menurut(Nur Salam,
2016) keperawatan komunitas adalah pengkajian kondisi kesehatan dari suatu
masyarakat yang meliputi: pemeliharaan kesehatan dimasyarakat, peran serta
masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan
multisektoral, dan pengembangan penggunaan teknologi tepat guna untuk
masyarakat.
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak
melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
(Mubarak, 2013).
Upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga,
kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan
tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKES BANYUWANGI melaksanakan praktik keperawatan
komunitas di Wilayah Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten
Banyuwangi dengan menggunakan pendekatan keluarga, kelompok, dan
komunitas.
Letak geografi Dusun Laos berada pada daerah dataran tinggi
yangmerupakan daerah perbukitan yang cenderung dingin dengan lahan pertanian
danlahan kebun/ladang. Praktik Keperawatan Komunitas Program Studi S1
Keperawatan STIKES Banyuwangi dilaksanakan di Dusun Laos Desa Grogol
Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah 107 kepala keluarga, 286
jiwa.
1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 TujuanUmum

Mengidentifikasi dan survey masalah kesehatan masyarakat di

Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.

1.2.2 TujuanKhusus
a. Memaparkan hasil pengkajian yang ada di Dusun Laos Desa Grogol
Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.
b. Menganalisa data tentang masalah kesehatan di Dusun Laos Desa
Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.
c. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas sesuai dengan data
masalah kesehatan yang diolah.
d. Menentukan intervensi keperawatan untuk memecahkan masalah
kesehatan di Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten
Banyuwangi.
e. Menentukan POA (Plan of Action) untuk rencana kegiatan di Dusun
Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata kepada masyarakat Dusun Laos
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis,analitis,dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat Dusun Laos
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
2. Bagi Institusi
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Keperawatan
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal,mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian
masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


2.1.1 Pengertian Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2009). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat
pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2010).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2010).

2.1.2 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


a. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan dan olahraga secara teratur Rekreasi
5. Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas
dan Rumah Sakit.
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan
nifas.
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama.
1. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, dan kelainan bawaan.
2. Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, serta penderita stroke melalui fisioterapi.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
2.1.3. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung
terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta
masyarakat.

a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaandan
asuhan keperawatan.
4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus atau rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
5. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
6. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
c. Fungsi
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
2.1.4. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga


tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, dll) yang
dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkunganyang
sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untukmeningkatkan
kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu:
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang
tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun kurang energi kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan
BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usialanjut jompo
atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas
d. Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien:
1. Pembinaan kelompok khusus.
2. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
2.1.5. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu


digunakan strategi sebagai berikut:

1. Proses Kelompok (Group Process)


Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi komunitas yang
dilakukan dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat (melalui
pembentukan peer atau social support berdasarkan kondisi dan kebutuhan
masyarakat). Proses kelompok ini dilakukan dengan membentuk kelompokdari
oleh untuk masyarakat yang memperhatikan kesehatan di wilayahnya sehingga
dapat secara mandiri mengatasi masalah yang muncul di masyarakat (Synder &
Lindquist, 2009).
Pengaruh positif strategi intervensi dengan proses kelompok meliputi :
a. Membangun harapan ketika orang lain telah menghadapi atau berhasil
masalah yang sama.
b. Universalitas menyadari bahwa tidak menghadapi masalah yang sama
secara sendiri.
c. Berbagi informasi.
d. Altruisme dan saling membantu.
e. Koreksi berantai atau berurutan hubungan yang paralel terjadi dalam
kelompok dan dalam keluarga.
f. Mengembangkan teknik sosialisasi.
g. Perilaku imitatif dari pemimpin kelompok.
h. Katarsis, mengekspresikan perasaan secara tepat
i. Faktor-faktor eksistensial ketika kelompok menyadari bahwa hidup bahwa
tidak adil dan bertanggung jawab terhadap cara hidup yang telah ditempuh.
2. Promosi Kesehatan
Berbagai bentuk dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Deseminasi informasi
Salah satu bentuk dari deseminasi informasi adalah pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya
promotif dan preventif dengan melakukan penyegaran informasi dan
meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperilaku sehat.
b. Pengkajian dan penilaian
Mendorong seseorang agar mengurangi faktor resiko dan
mengadopsi gaya hidup sehat. Contohnya melakukan penialaian terhadap
resiko kesehatan, mengadakan lomba atau kompetisi penampilan sesuai
indikator sehat.
c. Modifikasi gaya hidup
Membantu klien bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dan
membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk meningkatkan kualitas
hidup. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memodifikasi gaya
hidup diantaranya perubahan situasi, tersedianya pengetahuan, dan
keterampilan untuk melaksanakan dan meneruskan perubahan, hasil yang
akan diperoleh dari perilaku baru, serta adanya dukungan fisik dan sosial
untuk merubah perilaku.
d. Penataan lingkungan
Kegiatan ini mencakup kegiatan penyediaan atau penataan faktor
pendukung untuk mengoptimalkan kualitas lingkungan dan peningkatan
perilaku. Lingkungan yang ditata mencakup lingkungan fisik, sosial dan
ekonomi.
e. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu kegiatan perawatan komunitas dengan
melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada
di komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah.
Pemberdayaan adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan kontrol
dalam pengambilan keputusan pada level individual, keluarga, komunitas
dan masyarakat. Perawat dapat menggunakan strategi pemberdayaan untuk
membantu masyarakat mengembangkan keterampilan dalam
menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying, dan
mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan.
f. Kemitraan.
Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran
masing-masing. Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama
aktif antara perawat komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan
program. Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing
dilakukan untuk saling menguntungkan.
2.1.6. Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:

1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Careprovider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran
mempunyai 4 komponen yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian
seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan
untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2010).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2010). Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (informed concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawatdi rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2010).
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2010).
7. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2010).
10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner Torney mendeskripsikan pembawa perubahan
adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan
klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasildari
alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2010).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2010).
11. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider
and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakanpencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian
dari peran perawat komunitas.
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

2.2.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Komunitas


Model community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis
komunitas dengan luas wilayah, lokasi, dan sumber-sumber yang dimiliki atau
karateristik populasi tertentu. CAP terdiri dari 3 bagian :
a. Inti Komunitas (The Community Core)
b. Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)
c. Aplikasi teori CAP dalam keperawatan komunitas
d. Nilai dan keyakinan

Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)


a. Lingkungan fisik
b. Pendidikan
c. Keamanan dan Transportasi
d. Politik dan Pemerintah
e. Pelayanan Sosial
f. Komunikasi
g. Ekonomi
2.2.2 Diagnosis Keperawatan Kesehatan Komunitas
Diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia mampu dan mempunyai kewenangan
untuk memberikan tindakan keperawatan (Gordon, 1982). Diagnosis keperawatan
adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan yang aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
perawat (SDKI).
2.2.3 Perencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas ( SLKI)
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
(Mubarak, 2009).

2.2.4 Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Riyadi, 2010). Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
perencanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas.

2.2.5 Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kegiatan Praktek S1 Keperawatan Komunitas ini dilakukan pada tanggal 01
Agustus – 19Agustus 2023. Berbekal materi yang diberikan saat pembekalan yang
secara resmi dimulai pada tanggal 31 Juli 2023 di Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan
Giri Kabupaten Banyuwangi.
Adapun kegiatan selama Praktek Keperawatan Komunitas di Kelurahan Grogol
diuraikan sebagai berikut:
3.1 Pengkajian
3.1.1 TahapPersiapan
a. Advokasi kepada TOMAdanTOGA
Advokasi bertujuan untuk menjalin tali silaturrahmi kepada
tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah setempat sekaligus
menyampaikan maksud dan tujuan dari mahasiswa melakukan praktek
di wilayah mereka.
Kegiatan ini dimulai dengan menemui Kepala Dusun Laos
Bapak Muh. Syultoni pada tanggal 31 Juli 2023 pukul 15.00 WIB.
Pertemuan tersebut untuk membahas tentang perijinan dan kesediaan
beliau untuk membantu mahasiswa selama melakukan praktek di
Dusun ini, serta membahas masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Selanjutnya, Bapak Kepala Dusun mengajak seluruh mahasiswa untuk
melihat batas-batas Dusun Laos sekaligus mempertemukan mahasiswa
dengan para RT dan RW yang ada di Dusun Laos dirumah masing-
masing. Dari pertemuan tersebut, para ketua RT dan ketua RW siap
untuk membantu mahasiswa selama kegiatan praktek studi klinik
berlangsung.
Selanjutnya kami melakukan koordinasi dengan pihak
puskesmas Ibu Rini untuk mendiskusikan masalah yang ada di Dusun
Laos yaitu perilaku BAB di jamban, perilaku merokok, dan hipertensi.
b. Pertemuan denganWarga
Bersamaan dengan acara pembukaan dan serah terima tanggal
01 Agustus 2023 dilakukan pertemuan warga beberapa kali bersama
dengan sebagian ketua RT, ketua RW. Sosialisasi pengkajian meliputi
pengkajian agregat, data Program Indonesia Sehat Pendekatan
Keluarga (PIS-PK).
Atas kesepakatan antara warga dengan mahasiswa, dilakukan
pengkajian data PIS-PK dan agregat serempak tanggal 02 Agustus
2023 melalui ketua RT sebagai fasilitator. Pada saat yang lain,
mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan dan
asuhan keperawatan komunitas, serta format PIS-PK dan agregat
c. Pengkajian ProgramIndonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Pengkajian PIS-PK dilakukan tanggal 02 Agustus 2023
sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan warga. Pelaksana
adalah mahasiswa yang telah dibagi tiap KK , bekerja sama dengan
tokoh masyarakat di Dusun Laos.
3.1.2 TahapPengkajian
1. DataDemografi
a. Letak Demografi
Letak demografi Dusun Laos berada pada daerah dataran tinggi
yang merupakan daerah perbukitan yang cenderung dingin dengan
lahan pertanian dan lahan kebun/ladang.
Batas Dusun Laos

Batas Utara
Dusun Petang Desa Pesucen

Batas Barat
BatasTimur
Dusun Petang Desa Pesucen
Dusun Pelinggihan, Desa Grogol

BatasSelatanSawah/
RumahPakSapeno

b. Jenis kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE(%)

LAKI-LAKI 147 51,3%

PEREMPUAN 139 48,7%

TOTAL 286 100%


c. Agama
AGAMA JUMLAH PRESENTASE(%)

ISLAM 286 100%

KRISTEN 0 0

KATOLIK 0 0

TOTAL 286 100%

d. Pendidikan
PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE(%)
TIDAK/BELUM SEKOLAH 7 4,9

TIDAK TAMAT SD/MI 18 11,8

TAMAT SD/MI 69 45,5

TAMAT SLTP/MTS 13 8,55

TAMAT SLTA/MA 40 26,4

TAMAT D1/D2/D3 5 3,3

TAMAT PT 0 0

TOTAL 152 100

e. Pekerjaan
PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE(%)
TIDAK/BELUM BEKERJA 28,6
75

SEKOLAH 16 6,1

PNS/TNI/BUMN/BUMD 0
0

PEGAWAI SWASTA 42 16,0

WIRASWASTA/ PEDAGANG / JASA 7,2


19

PETANI 38 14,5

NELAYAN 0 0

BURUH 72 27,4

LAINNYA 0 0

TOTAL 262 100


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 001 DUSUN LAOS DESA GROGOL KECAMATAN GIRI

KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2023

DisusunOleh:

1.Suci Amaliyah (2020.02.001) 1. Dimas Maskur Ali (2020.02.040)


2.Muhammad Hisyam Farhan (2020.02.002) 2. Putri Widya Pramitha(2020.02.058)
3.Royfan Aji Pangestu (2020.02.003) 3. Ananda Setyawati(2020.02.059)
4.Monica Ari Wanda (2020.02.004) 4. Devi Wulandari(2020.02.060)
5.Siti Mutmaina (2020.02.006) 5. Suci Maulidiyah(2020.02.061)
6.Ni Kadek Gita Novita Sari (2020.02.008) 6. Dinda Ayu Erlya Sari(2020.02.062)
7.Ni Putu Mita Suryandari (2020.02.009) 7. Santi Rofiu Ningrum(2020.02.064)
8.Abdi Zilhakki Kalau (2020.02.011) 8. Anita Fuji Lestari(2020.02.066)
9.Dwi Intan Septyani (2020.02.013) 9. Ana Aprilia (2020.02.067)
10.Dwi Siti Rukmana (2020.02.014) 10. Dedek Nabila Syakif (2020.02.070)
11.Sefilla Ayudia Ambarwati (2020.02.015) 11. Desy Ratnasari (2020.02.071)
12. M. Abdul Ghofur (2020.02.016) 12.Angela Febiana Dewinta Rosiana (2020.02.072)
13. Rakai Arif Safaat (2020.02.017)
14. Moch. Wildan Nur Alifi (2020.02.025)
15. Latif (2020.02.028)
16. Renny Krismila (2020.02.029)
17. Karina Ayu Asyari (2020.02.034)
18. Rizma Amarla Kisti (2020.02.035)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 001 DUSUN LAOS DESA
GROGOL KECAMATAN GIRI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2023
Diajukan Sebagai Tugas Praktik Komunitas dan Telah Mendapat Persetujuan
pada tanggal ......... Agustus 2023

Ketua

M. Abdul Ghofur

NIM.2020.02.016

Kepala Prodi Pembimbing


S1 Keperawatan Institusi

Ns.Sholihin., S.Kep.,.M.Kep Ns.Muhammad Al Amin, S.Kep., M.Kes


NIDN:060050906 NIDN:060151007
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,serta ada rasa saling mengenai
dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya(Harnilawati,2018).
Menurut DepkesRI, 2012 dalam(Harnilawati,2018) keperawatan
komunitas adalah suatu pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut
sertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat lebih tinggi. Menurut(Nur Salam,
2016) keperawatan komunitas adalah pengkajian kondisi kesehatan dari suatu
masyarakat yang meliputi: pemeliharaan kesehatan dimasyarakat, peran serta
masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan
multisektoral, dan pengembangan penggunaan teknologi tepat guna untuk
masyarakat.
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak
melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
(Mubarak, 2013).
Upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga,
kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan
tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKES BANYUWANGI melaksanakan praktik keperawatan
komunitas di Wilayah Rt 01 Rw 01 Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri
Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan pendekatan keluarga, kelompok,
dan komunitas.
Letak geografi Dusun Laos berada pada daerah dataran tinggi
yangmerupakan daerah perbukitan yang cenderung dingin dengan lahan pertanian
danlahan kebun/ladang. Praktik Keperawatan Komunitas Program Studi S1
Keperawatan STIKES Banyuwangi dilaksanakan di RT 001 Dusun Laos Desa
Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah 43 kepala
keluarga, 120 jiwa.
1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 TujuanUmum

Mengidentifikasi dan survey masalah kesehatan masyarakat di RT

001 Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.

1.2.2 TujuanKhusus
a. Memaparkan hasil pengkajian yang ada di RT 001 Dusun Laos Desa
Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.
b. Menganalisa data tentang masalah kesehatan di RT 001 Dusun Laos
Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.
c. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas sesuai dengan data
masalah kesehatan yang diolah.
d. Menentukan intervensi keperawatan untuk memecahkan masalah
kesehatan di RT 001 Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri
Kabupaten Banyuwangi.
e. Menentukan POA (Plan of Action) untuk rencana kegiatan di RT 001
Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata kepada masyarakat Dusun Laos RT 001.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis,analitis,dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat Dusun Laos RT 001.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
2. Bagi Institusi
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Keperawatan
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal,mengerti dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian
masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


2.1.1 Pengertian Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2009). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat
pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2010).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2010).

2.1.2 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


a. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan dan olahraga secara teratur Rekreasi
5. Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas
dan Rumah Sakit.
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan
nifas.
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama.
1. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, dan kelainan bawaan.
2. Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, serta penderita stroke melalui fisioterapi.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
2.1.3. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung
terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta
masyarakat.

a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaandan
asuhan keperawatan.
4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus atau rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
5. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
6. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
c. Fungsi
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
2.1.4. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga


tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, dll) yang
dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkunganyang
sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untukmeningkatkan
kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu:
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang
tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun kurang energi kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan
BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usialanjut jompo
atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas
d. Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien:
1. Pembinaan kelompok khusus.
2. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
2.1.5. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu


digunakan strategi sebagai berikut:

1. Proses Kelompok (Group Process)


Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi komunitas yang
dilakukan dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat (melalui
pembentukan peer atau social support berdasarkan kondisi dan kebutuhan
masyarakat). Proses kelompok ini dilakukan dengan membentuk kelompokdari
oleh untuk masyarakat yang memperhatikan kesehatan di wilayahnya sehingga
dapat secara mandiri mengatasi masalah yang muncul di masyarakat (Synder &
Lindquist, 2009).
Pengaruh positif strategi intervensi dengan proses kelompok meliputi :
a. Membangun harapan ketika orang lain telah menghadapi atau berhasil
masalah yang sama.
b. Universalitas menyadari bahwa tidak menghadapi masalah yang sama
secara sendiri.
c. Berbagi informasi.
d. Altruisme dan saling membantu.
e. Koreksi berantai atau berurutan hubungan yang paralel terjadi dalam
kelompok dan dalam keluarga.
f. Mengembangkan teknik sosialisasi.
g. Perilaku imitatif dari pemimpin kelompok.
h. Katarsis, mengekspresikan perasaan secara tepat
i. Faktor-faktor eksistensial ketika kelompok menyadari bahwa hidup bahwa
tidak adil dan bertanggung jawab terhadap cara hidup yang telah ditempuh.
2. Promosi Kesehatan
Berbagai bentuk dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Deseminasi informasi
Salah satu bentuk dari deseminasi informasi adalah pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya
promotif dan preventif dengan melakukan penyegaran informasi dan
meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperilaku sehat.
b. Pengkajian dan penilaian
Mendorong seseorang agar mengurangi faktor resiko dan
mengadopsi gaya hidup sehat. Contohnya melakukan penialaian terhadap
resiko kesehatan, mengadakan lomba atau kompetisi penampilan sesuai
indikator sehat.
c. Modifikasi gaya hidup
Membantu klien bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dan
membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk meningkatkan kualitas
hidup. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memodifikasi gaya
hidup diantaranya perubahan situasi, tersedianya pengetahuan, dan
keterampilan untuk melaksanakan dan meneruskan perubahan, hasil yang
akan diperoleh dari perilaku baru, serta adanya dukungan fisik dan sosial
untuk merubah perilaku.
d. Penataan lingkungan
Kegiatan ini mencakup kegiatan penyediaan atau penataan faktor
pendukung untuk mengoptimalkan kualitas lingkungan dan peningkatan
perilaku. Lingkungan yang ditata mencakup lingkungan fisik, sosial dan
ekonomi.
e. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu kegiatan perawatan komunitas dengan
melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada
di komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah.
Pemberdayaan adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan kontrol
dalam pengambilan keputusan pada level individual, keluarga, komunitas
dan masyarakat. Perawat dapat menggunakan strategi pemberdayaan untuk
membantu masyarakat mengembangkan keterampilan dalam
menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying, dan
mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan.
f. Kemitraan.
Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran
masing-masing. Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama
aktif antara perawat komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan
program. Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing
dilakukan untuk saling menguntungkan.
2.1.6. Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:

1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Careprovider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran
mempunyai 4 komponen yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian
seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan
untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2010).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2010). Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (informed concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawatdi rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2010).
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2010).
7. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2010).
10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner Torney mendeskripsikan pembawa perubahan
adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan
klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasildari
alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2010).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2010).
11. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider
and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakanpencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian
dari peran perawat komunitas.
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

2.2.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Komunitas


Model community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis
komunitas dengan luas wilayah, lokasi, dan sumber-sumber yang dimiliki atau
karateristik populasi tertentu. CAP terdiri dari 3 bagian :
a. Inti Komunitas (The Community Core)
b. Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)
c. Aplikasi teori CAP dalam keperawatan komunitas
d. Nilai dan keyakinan

Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)


a. Lingkungan fisik
b. Pendidikan
c. Keamanan dan Transportasi
d. Politik dan Pemerintah
e. Pelayanan Sosial
f. Komunikasi
g. Ekonomi
2.2.2 Diagnosis Keperawatan Kesehatan Komunitas
Diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia mampu dan mempunyai kewenangan
untuk memberikan tindakan keperawatan (Gordon, 1982). Diagnosis keperawatan
adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan yang aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
perawat (SDKI).
2.2.3 Perencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas ( SLKI)
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
(Mubarak, 2009).

2.2.4 Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Riyadi, 2010). Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
perencanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas.

2.2.5 Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kegiatan Praktek S1 Keperawatan Komunitas ini dilakukan pada tanggal 01
Agustus – 19Agustus 2023. Berbekal materi yang diberikan saat pembekalan yang
secara resmi dimulai pada tanggal 31 Juli 2023 di Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan
Giri Kabupaten Banyuwangi.
Adapun kegiatan selama Praktek Keperawatan Komunitas di Kelurahan Grogol
diuraikan sebagai berikut:
3.1 Pengkajian
3.1.1 TahapPersiapan
a. Advokasi kepada TOMAdanTOGA
Advokasi bertujuan untuk menjalin tali silaturrahmi kepada
tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah setempat sekaligus
menyampaikan maksud dan tujuan dari mahasiswa melakukan praktek
di wilayah mereka.
Kegiatan ini dimulai dengan menemui Kepala Dusun Laos
Bapak Muh. Syultoni pada tanggal 31 Juli 2023 pukul 15.00 WIB.
Pertemuan tersebut untuk membahas tentang perijinan dan kesediaan
beliau untuk membantu mahasiswa selama melakukan praktek di
Dusun ini, serta membahas masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Selanjutnya, Bapak Kepala Dusun mengajak seluruh mahasiswa untuk
melihat batas-batas Dusun Laos sekaligus mempertemukan mahasiswa
dengan para RT dan RW yang ada di Dusun Laos dirumah masing-
masing. Dari pertemuan tersebut, para ketua RT dan ketua RW siap
untuk membantu mahasiswa selama kegiatan praktek studi klinik
berlangsung.
Selanjutnya kami melakukan koordinasi dengan pihak
puskesmas Ibu Rini untuk mendiskusikan masalah yang ada di Dusun
Laos yaitu perilaku BAB di jamban, perilaku merokok, dan hipertensi.
b. Pertemuan denganWarga
Bersamaan dengan acara pembukaan dan serah terima tanggal
01 Agustus 2023 dilakukan pertemuan warga beberapa kali bersama
dengan sebagian ketua RT, ketua RW. Sosialisasi pengkajian meliputi
pengkajian agregat, data Program Indonesia Sehat Pendekatan
Keluarga (PIS-PK).
Atas kesepakatan antara warga dengan mahasiswa, dilakukan
pengkajian data PIS-PK dan agregat serempak tanggal 02 Agustus
2023 melalui ketua RT sebagai fasilitator. Pada saat yang lain,
mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan dan
asuhan keperawatan komunitas, serta format PIS-PK dan agregat
c. Pengkajian ProgramIndonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Pengkajian PIS-PK dilakukan tanggal 02 Agustus 2023
sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan warga. Pelaksana
adalah mahasiswa yang telah dibagi tiap KK , bekerja sama dengan
tokoh masyarakat RT 001 Dusun Laos.
3.1.2 TahapPengkajian
1. Data Demografi
a. Letak Demografi
Letak demografi Dusun Laos berada pada daerah dataran tinggi
yang merupakan daerah perbukitan yang cenderung dingin dengan
lahan pertanian dan lahan kebun/ladang.
Batas Dusun Laos

Batas Utara
Dusun Petang Desa Pesucen

Batas Barat
BatasTimur
Dusun Petang Desa Pesucen
Dusun Pelinggihan, Desa Grogol

Batas Selatan
Sawah/Rumah Pak Sapeno

b. Jenis kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE(%)

LAKI-LAKI 64 53,3%

PEREMPUAN 56 46,7%

TOTAL 120 100%


c. Agama
AGAMA JUMLAH PRESENTASE(%)

ISLAM 120 100

KRISTEN 0 0

KATOLIK 0 0

TOTAL 120 100%

d. Pendidikan
PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE(%)
TIDAK/BELUM SEKOLAH 7 5,8

TIDAK TAMAT SD/MI 18 15,0

TAMAT SD/MI 63 52,5

TAMAT SLTP/MTS 8 6,7

TAMAT SLTA/MA 15 12,5

TAMAT D1/D2/D3 5 4,2

TAMAT PT 0 0

TOTAL 120 100

e. Pekerjaan
PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE(%)
TIDAK/BELUM BEKERJA 10,8
13

SEKOLAH 16 13,3

PNS/TNI/BUMN/BUMD 0
0

PEGAWAI SWASTA 15 12,5

WIRASWASTA/ PEDAGANG / JASA 4,2


5

PETANI 28 23,3

NELAYAN 0 0

BURUH 19 15,8

LAINNYA 0 0

TOTAL 120 100


3.1.3 Indikator KeluargaSehat
1. Keluarga Yang Mempunyai Sarana Air Bersih
Tabel 3.1 Data Keluarga di Dusun Laos yang memiliki akses sarana
air bersih bulan Agustus 2023

PERSENTASE
SARANA AIR BERSIH JUMLAH
(100%)
Sehat 35 81,4
Tidak sehat 8 18,6

Total 43 100%

Dari tabel 3.1 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus 2023 yang memiliki dan menggunakan sarana air
bersih sebanyak 35 KK (81,4%).
2. Penderita TB Paru Mendapat Pengobatan Sesuai Standart
Tabel3.2 Data warga yang terdiagnosa TB paru di RT 001
Dusun Laos, bulan Agustus 2023
PERSENTASE
TB PARU JUMLAH (100%)
Sehat 43 100%

Total 43 100%

Dari tabel 3.2 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus 2023 belum pernah terdiagnosa TB paru yaitu sebanyak
43 KK(100%).

3. Bayi Mendapat ASI Ekslusif


Tabel 3.3 Data Balita mendapatkan ASI eksklusif di RT 001
dusun Laos Desa Grogol

PERSENTASE
ASI EKSKLUSIF JUMLAH (100%)
Tidak masuk sasaran 43 100%

Total 43 100%

Dari tabel 3.3 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus 2023 terdapat 43 KK (100%) tidak terdapat bayi berusia
0-6 bulan ASI eksklusif.
4. PemantauanTumbuh Kembang Balita
Tabel 3.4 Data Keluarga Yang Memiliki Balita Dipantau Pertumbuhannya
PERSENTASE
TUMBUH KEMBANG JUMLAH (100%)
Sehat 8 12,5%

Tidak masuk sasaran 35 87,5%

Total 43 100%

Dari tabel 3.4 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus, terdapat 8 keluarga yang memiliki anggota keluarga
berusia 1-5 tahun. Dari 8 keluarga, semuanya melakukan pemantauan
tumbuh kembang balita secara rutin(100%).

5. Imunisasi Dasar Lengkap


Tabel 3.5 Data Keluarga yang Memiliki Balita diImunisasi Dasar
Lengkap
PERSENTASE
IMUNISASI DASAR
JUMLAH
LENGKAP (100%)
Sehat 1 2,3%

Tidak masuk sasaran 42 97,7%

Total 43 100%

Dari tabel 3.5 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus, terdapat 1 keluarga yang memiliki anggota keluarga
berusia 0-12 bulan.
6. Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan Dan Tidak
Ditelantarkan
Tabel 3.6 DataKeluarga yangMemiliki Anggota Keluarga Gangguan
Jiwa dan Tidak Ditelantarkan
PERSENTASE
GANGGUAN JIWA JUMLAH (100%)
Sehat 43 100%

Total 43 100%

Dari tabel 3.6 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus, tidak terdapat keluarga yang memiliki anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
7. Persalinan Di Tenaga Kesehatan (Diperuntukan keluarga yang
terdapat bayi usia <12bulan)
Tabel 3.7Data keluarga yang melakukan persalinan ditenaga kesehatan
(Diperuntukan keluarga yang terdapat bayiusia <12bulan)
PERSENTASE
PERSALINAN TENAGA
JUMLAH (100%)
KESEHATAN
Tidak masuk sasaran 43 100%

Total 43 100%

Dari tabel 3.7 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus, tidak terdapat keluarga yang memiliki anggota keluarga
berusia <12 bulan dan semuanya melakukan persalinan di tenaga
kesehatan.

8. Penderita Hipertensi Yang Melakukan Pengobatan


SecaraTeratur
Tabel 3.8 Data Keluarga yang memiliki hipertensi dan melakukan
pengobatan secara teratur
PERSENTASE
HIPERTENSI JUMLAH (100%)
Sehat 36 83,7%

Tidak sehat 4 9,3%

Tidak masuk sasaran 3 7,0%

Total 43 100%

Dari tabel 3.8 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus,terdapat 4 KK yang memiliki penderita Hipertensi, 3
KK riwayat hipertensi tetapi TD normal dan 36 KK tidak hipertensi.

9. Keluarga Mengikuti Program KB


Tabel 3.9 Data keluarga yang mengikuti program KB

PERSENTASE
KELUARGA
JUMLAH
BERENCANA (100%)
Sehat 1 2,3%
Tidak masuk sasaran 42 97,7%

Total 43 100%
Dari tabel 3.9 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos pada
bulan Agustus, terdapat 1 keluarga dengan pasangan usia subur, dan 42
sisanya tidak masuk sasaran.

10. Perilaku Merokok


Tabel 3.10 Data keluarga yang merokok
PERSENTASE
MEROKOK JUMLAH
(100%)
Sehat 15 65,1%
Tidak sehat 28 34,9%

Total 43 100%

Dari tabel 3.10 diatas jumlah penduduk RT 001 Dusun Laos


pada bulan Agustus, sebagian besar keluarga di Dusun Laos memiliki
anggota keluarga yang merokok yakni 28 KK(34,9%).
11. Keluarga Mempunyai Akses Dan Menggunakan Jamban Sehat
Tabel 3.11 data keluarga yang mempunyai akses dan
menggunakan jamban sehat

PERSENTASE
PERILAKU BAB
JUMLAH
DI JAMBAN (100%)
Sehat 26 39,5%
Tidak sehat 17 60,5%

Total 43 100%
Dari tabel 3.11 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan
Agustus , terdapat 17 KK yang masih belum memiliki akses dan
menggunakan jamban sehat dan 26 KK sudah mempunyai akses dan
menggunakan jamban sehat.
12. Keluarga yang sudah menjadi anggota JKN
Tabel 3.12 data keluarga yang sudah menjadi anggota JKN
PERSENTASE
KEPEMILIKAN JKN JUMLAH
(100%)
Sehat 9 79,1%
Tidak sehat 34 20,9%

Total 43 100%
Dari tabel 3.12 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan
Agustus , terdapat 34 KK yang belum menjadi anggota JKN dan 9 KK
sudah menjadi anggota JKN.
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 ANALISA DATA

NO MASALAH ETIOLOGI DATAPENUNJANG

1. Masyarakat RT 001 Keluarga yang mempunyai akses


Dusun Laos yang dan menggunakan jamban sehat
Berperilaku BAB  Ya = 26 (60,5%)
disungai  Tidak = 17 KK(39,5%)

Alasan BAB disungai


 Kebiasaan= 20 KK (46,5%)
 Tidak Punya=17 KK (39,5%)
 Dekat Sungai= 26 KK (60,5%)

2. Masyarakat RT 001 KK yang berperilaku merokok


Dusun Laos yang  Ya=28 KK (65,1%)
berperilaku tidak sehat  Tidak= 15 KK(34,9%)
merokok
AlasanMerokok
 Kebiasaan/kecanduan
= 22 KK (51,1%)
 Lingkungan/ikut-ikutanteman
= 6 KK (13,9%)

3. Masyarakat RT Keluarga yang terdiagnosa


001 Dusun Laos hipertensi=
yang memiliki  Sehat = 36 KK (83,7%)
hipertensi  Tidak Sehat = 4 KK (9,3%)
 Riwayat = 3 KK (7,0%)
4. Anak yang sakit Anak Sekolah
gigi karena tidak  Rutin menggosok gigi = 30
rutin menggosok KK (69,8%)
gigi  Sakit gigi = 13 KK
(30,2%)
5. Lansia tidak Lansia
rutin datang ke  Rutin posyandu = 0
posyandu lansia  Tidak rutinposyandu = 18
KK (100%)
4.2 DiagnosaKeperawatan

1. (D.0110)Defisit Kesehatan Komunitas di RT 001 Dusun Laos


b.d Program Tidak atau Kurang didukung Komunitas d.d terjadi
masalah kesehatan yang dialami komunitas (Perilaku warga
merokok, Perilaku BAB warga disungai.)
2. (D.0099) Perilaku kesehatan cenderung beresiko di RT 001
Dusun Laos b/d pemilihan gaya hidup tidak sehat (merokok) d/d
gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan
(adanya perilaku merokok)
3. (D.0114) Ketidakpatuhan di RT 001 Dusun Laos b/d
ketidakadekuatan penanganan d/d perilaku tidak menjalankan
anjuran ( tidak BAB disungai)
4. (D.0111) Defisit Pengetahuan di RT 001 Dusun Laos b/d
kurang terpapar informasi mengenai manajemen hipertensi d/d
menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
5. (D.0117) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d
ketidakmampuan mengatasi masalah d.d tidak mampu
menjalankan perilaku sehat
6. (D.0114) Ketidakpatuhan b.d ketidakadekuatan pemahaman
(sekunder akibat deficit kognitif , kecemasan , gangguan
penglihatan/ pendengaran , kelelahan , kurang motivasi) d.d
perilaku tidak mengikuti program (posyandu lansia).
4.3 IntervensiKeperawatanKomunitas
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI SASARAN P.JAWAB WAKTUDAN METODE
DX TEMPAT
1 (D.0110)Defisit Tujuan umum: Status (I.12472) Promosi Warga RT 001 Mahasiswa Merokok + Perilaku 1. Demonstrasi
Kesehatan Masyarakat RT kesehatan Perilaku Upaya Dusun Laos 1. Devi BAB di jamban 2. Ceramah.
Komunitas di RT 001 Dusun Laos komunitas Kesehatan (Remaja, Wulandari Kamis, 10 Agustus 2023 Media Video,
001 Dusun Laos b.d L.12108 Dewasa, 2. Angela Tempat: Rumah Pak Nur Leaflet
dapa
Program Tidak atau  Ketersedia Observasi Lansia) Febiana
tmeningkatkan Masyarakat
an
Kurang didukung kondisi program - Identifikasi 1. Asmoyo
Komunitas d.d kesejahteraan promosi 2. Abdul Malik
terjadi masalah fisik mental dan kesehatan perilaku upaya
kesehatan yang sosial lkomunitas meningkat kesehatan yang
dialami komunitas  Kepatuhan
(Perilaku warga terhadap dapat
Tujuan khusus:
merokok, Perilaku standart
1. WargaRT ditingkatkan
BAB warga kesehatan
disungai.) 001 lingkungan
DusunLaos meningkat
dapa  Angka Terapeutik
tmengerti kebiasaan - Berikan
tentang merokok
bahaya BAB menurun lingkungan yang
 Angka
disungai dan mendukung
kebiasaan
pentingnya BAB kesehatan
jamban disungai
dirumah. menurun - Orientasi
2. WargaRT
001 Dusun pelayanan
Laos dapat kesehatan yang
mengetahui
dapat
bahayanya
merokok. dimanfaatkan
3. Dapat terjadi
perubahan
perilaku
kesehatan di Edukasi
Dusun Laos
- Anjurkan
menggunakan
air bersih

- Anjurkan
mencuci tangan
dengan air
bersih dan sabun

- Anjurkan
menggunakan
jamban sehat

- Anjurkan
memberantas
jentik dirumah
seminggu sekali
2 (D.0099) Perilaku Tujuan Umum L.12107 (I.12472) Warga RT 001 Devi Wulandari Kamis, 10 Agustus Demonstrasi,
kesehatan cenderung : Mengubah Promosi Perilaku Dusun Laos (Mahasiswa) 2023 Tempat: Rumah Ceramah. Media
Perilaku Asmoyo Video, Leaflet
beresiko di RT 001 gaya hidup Upaya Kesehatan Pak Nur
/perilaku untuk kesehatan: (Masyarakat)
Dusun Laos b/d
pemilihan gaya hidup memperbaiki Observasi
1. Penerimaan
tidak sehat (merokok) status - Identifikasi
d/d gagal melakukan kesehatan terhadap
Tujuan Khusus: perilaku upaya
tindakan pencegahan perubahan
masalah kesehatan 1. Dapat kesehatan
status
(adanya perilaku menerima
yang dapat
merokok) perubahan kesehatan
status ditingkatkan
:meningkat.
kesehatan. Terapeutik
2. Mampu 2. Kemampuan
melakukan - Berikan
melakukan
tindakan lingkungan
pencegahan tindakan
masalah yang
pencegahan
kesehatan mendukung
masalah
3. Mencapai
kesehatan
kemampuan kesehatan
peningkatan :cukup - Orientasi
kesehatan
4. Mencapai meningkat pelayanan
pengendalia
3. Kemampuan kesehatan
n kesehatan
Peningkatan
yang dapat
kesehatan:
meningkat. dimanfaatkan
Edukasi
- Anjurkan
menggunakan
air bersih

- Anjurkan
mencuci
tangan dengan
air bersih dan
sabun

- Anjurkan
menggunakan
jamban sehat

- Anjurkan
memberantas
jentik dirumah
seminggu
sekali
3 (D.0114) Tujuan umum: Tingkat Edukasi Warga RT 001  Angela Kamis, 10 Agustus 1. Diskusi
Untuk memberi kepatuhanL.1 Kesehaan I.12383 Dusun Laos Febiana 2023 Tempat: Rumah 2. Powerpoint
Ketidakpatuhan di 2110 (Mahasiswa) Pak Nur
asuhan dalam
RT 001 Dusun Laos mengikuti  Verbalisasi Observasi  P.Abdul Malik
kemauan mematuhi 1. Identifikasi
b/d ketidakadekuatan rencana kesiapan dan
program perawatan
perawatan/ atau pengobatan kemampuan
penanganan d/d pengobatan “meningkat” menerima
perilaku tidak yang disepakati  Verbalisasi informasi
dengan tenaga mengikuti anjuran 2. Indetifikasi
menjalankan anjuran “meningkat” faktor-faktor
kesehatan,
( tidak BAB disungai) sehingga hasil  Perilaku mengikuti yang dapat
program perawatan meningkatkan
perawatan/ dan menurunkan
/pengobatan
pengobatan “meningkat” motivasi
efektiv  Perilaku perilaku hidup
menjalankan bersih dan sehat
Tujuankhusus: anjuran Terapeutik
1. Agar “meningkat” 1. Sediakan materi
dan media
Masyarakat
pendidikan
mau kesehatan
mematuhi 2. Jadwalkan
program pendidikan
perawatan kesehatan sesuai
atau kesepakatan
pengobatan 3. Berikan
kesempatan
2. Agar
untuk bertanya
masyarakat Edukasi :
mau 1. Jelaskan faktor
mengikuti resiko yang
anjuran dapat
perawatan mempengaruhi
kesehatan
3. Agar
2. Ajarkan perilaku
masyarakat hidup bersih dan
mau sehat
mengikuti 3. Ajarkan strategi
program yang dapat
perawatan/ digunakan untuk
pengobatan meningkatkan
perilaku hidup
4. Agar bersih dan sehat
masyarakat
mau
menjalanka
n anjuran
perawatan/
pengobatan
4. (D.0111) Defisit Untuk (L.12111) Edukasi Kesehaan Warga RT 001 1. Rakai Arif Minggu, 6 Agustus 2023 Ceramah, Leaflet,
Pengetahuan di RT 001 meningkatkan I.12383 Dusun Laos (Mahasiswa) Masjid Baiturrohim Demonstrasi
Dusun Laos b/d kurang Tingkat 2. B.Tiniyah
terpapar informasi pengetahuan (Masyarakat)
pengetahuan: Observasi
mengenai manajemen tentang masalah 1. Identifikasi
hipertensi d/d menjalani kesehatan yang 1. Perilaku kesiapan dan
pemeriksaan yang tidak dihadapi, serta kemampuan
tepat sesuai dengan menerima
agar tepat dalam informasi
pengetahuan
perawatan 2. Indetifikasi
:cukup faktor-faktor
yang dapat
meningkat
meningkatkan
2. Persepsi dan menurunkan
motivasi perilaku
yang keliru hidup bersih dan
terhadap sehat
Terapeutik
masalah: 1. Sediakan materi dan
media pendidikan
Cukup menurun kesehatan
2. Jadwalkan
3. Menjalani pendidikan
kesehatan sesuai
pemeriksaan
kesepakatan
yang tidak 3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
tepat Edukasi :
; menurun. 1. Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
5 (D.0117) Pemeliharaan Tujuan umum : Pemeliharaan Edukasi kesehatan Anak dan 1. Dedek Nabila Minggu, 13 Agustus Penyuluhan gosok
kesehatan tidak efektif setelah dilakukan kesehatan 1.12383 orang tua (Mahasiswa) 2023 Pukul 08.00. gigi dan cuci tangan,
b.d ketidakmampuan tindakan L.12106 Observasi dusun Laos 2. Nur Nia Lapangan voli ceramah dan tanya
mengatasi masalah d.d keperawatan 1. Identifikasi Rt 01 (Masyarakat) jawab, leaflet
tidak mampu
komunitas • Menunjukkan kesiapan dan
menjalankan perilaku pemahaman kemampuan
sehat diharapkan menerima
masalah perilaku sehat
informasi
pemeliharan (meningkat)
2. Indetifikasi faktor-
kesehtan tidak • Kemampuan faktor yang dapat
efektif pada menjalankan meningkatkan dan
agregat anak perilaku sehat menurunkan
(meningkat) motivasi perilaku
sekolah di dusun
• Menunjukkan hidup bersih dan
laos rt 01 rw 01 sehat
dapat teratasi minat
Terapeutik
meningkatkan 1. Sediakan materi dan
Tujuan khusus : perilaku sehat media pendidikan
1. Pemahaman (meningkat) kesehatan
serta kesadaran 2. Jadwalkan
pendidikan
pada anak dan
kesehatan sesuai
orang tua kesepakatan
tentang 3. Berikan kesempatan
kesehatan gigi untuk bertanya
2. Anak dapat Edukasi :
memahami 1. Jelaskan faktor
pentingnya resiko yang dapat
mempengaruhi
menjaga
kesehatan
kesehatan gigi 2. Ajarkan perilaku
dan menjaga hidup bersih dan
makan sehat
3. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat

6 (D.0114) Tujuan Umum : Tingkat Dukungan kepatuhan Warga dusun 1. Suci Amaliyah Selasa, 8 Agustus 2023 Ceramah, tanya
Ketidakpatuhan b.d Setelah dilakukan kepatuhan program pengobatan laos Rt 01 (Mahasiswa) jam 13.00. Balai dusun jawab, dan
ketidakadekuatan tindakan L.12110 I.13477 terutama lansia 2. Bu Ulya Laos pemeriksaan
pemahaman (sekunder keperawatan  Verbalitas Observasi : (Masyarakat) kesehatan
akibat deficit kognitif , komunitas kemauan 1. Identifikasi
kecemasan , gangguan mematuhi kepatuhan menjalani
diharapkan
penglihatan/ program program pengobatan
pemeliharaan perawatan/
pendengaran , kelelahan Terapeutik:
kesehatan pada pengobatan 1. Buat komitmen
, kurang motivasi) d.d
lansia meningkat (meningkat) program menjalani
perilaku tidak mengikuti
Tujuan Khusus:  Verbalitas pengobatan dengan
program (posyandu
Dapat memahami mengikuti baik
lansia).
status anjuran 2. Buat jadwal
kesehatannya (meningkat) pendampingan
 Perilaku keluarga untuk silih
mengikuti berganti menemani
program
pasien selama
perawatan/
pengobatan program menjalani
(membaik) pengobatan
3. Dokumentasikan
aktivitas selama
program menjalani
pengobatan
4. Diskusikan hal yang
dapat mendukung/
menghambat
perjalannya
program
pengobatan
5. Libatkan keluarga
untuk mendukung
program yang
dijalani

Edukasi :

 informasikan
program
pengobatan yang
harus dijalani
 menjalani program
pengobatan
4.4 Implementasi Keperawatan Komunitas
NO Tujuan Kriteria PELAKSANAAN EVALUASI
DX

Intervensi Sasaran P.Jawab waktu&tempat


1 Tujuan umum: Adanya 1. Peyuluhan Warga dusun Laos 1. Angela Kamis, 10 Agustus S:
Masyarakat RT 001 penurunan angka Pentingnya BAB di Rt 01 Grogol Febiana 2023 Tempat: Rumah
Dusun Laos dapat kejadian BAB di Jamban (mahasiswa) Pak Nur - Masyarakat
sungai dan 2. Peyuluhan bahaya 2. Devi
meningkatkan kondisi mengatakan tidak bisa
perilaku merokok merokok Wulandari
kesejahteraan fisik di dalam rumah (mahasiswa)
mental dan sosail menghentikan, hanya
berkurang 3. Pak Asmoyo
komunitas (masyarakat) bisa mengurangi,
4. Pak Malik
Tujuan khusus: (masyarakat) berjanji tidak
1. WargaRT 001
DusunLaos dapa merokok di dalam
tmengerti tentang
rumah
bahaya BAB
disungai dan - Masyarakat
pentingnya
jamban dirumah. mengatakan ingin
2. WargaRT 001 menghilangkan bab di
Dusun Laos
dapat mengetahui sungai jika ada wc
bahayanya umum yang layak di
merokok.
3. Dapat terjadi laos barat khususnya
perubahan O : Masyarakat tampak
perilaku
kesehatan di mulai sadar akan
Dusun Laos
bahaya rokok,

A: Tujuan tercapai
P: Intervensi dilanjutkan
pemasangan banner dan
plang oleh masyarakat
dibantu mahasiswa

2 Tujuan Umum : Adanya 1. Pemasangan Warga dusun Laos Rt 1. Devi Pemasangan Banner S S : Masyarakat mengerti
Mengubah gaya peningkatan Banner larangan 01 Grogol Wulandari Selasa, 15 Agustus 2023.
e

tentang bahaya rokok


hidup /perilaku untuk kemampuan merokok (mahasiswa) Tempat di pertigaan, dan merokok diluar
memperbaiki status melakukan 2. Penempelan stiker 2. Pak Asmoyo warung kopi, jalan pintu rumah serta mulai
kesehatan tindakan dilarang merokok (masyarakat) masuk, pertigaan mengurangi untuk
langring
Tujuan Khusus: pencegahan di dalam rumah merokok
Penempelan Stiker
1. Dapat menerima masalah Senin, 14 Agustus 2023.
e

perubahan status kesehatan Tempat di setiap rumah O:


kesehatan. Rt 01 dusun Laos
- Masyarakat dapat
2. Mampu
menjelaskan
melakukan bahaya dan
tindakan
kerugian merokok
pencegahan
bagi dirinya dan
masalah orang sekitar
kesehatan - Masyarakat
3. Mencapai tampak merokok
kemampuan diluar rumah.
peningkatan
- Terpasang banner
kesehatan di 4
4. Mencapai titik (Warung
pengendalian kopi, area tempat
kesehatan warga berkumpul)
A: Tujuan tercapai
P: Lanjutkan
intervensi melalui
koordinator merokok
RT 001 DusunLaos
3 Tujuan umum: Untuk Perilaku 1. Pemasangan Warga dusun Laos Rt 1. Angela Pemasangan plang S: Masyarakat
memberi asuhan menjalankan plang Larangan 01 Grogol (mahasiswa) Larangan BAB di mengatakan senang
dalam mengikuti anjuran(perilaku BAB di Sungai 2. Pak Malik Sungai dengan program
BAB di jamban) 2. Pembuatan WC (masyarakat) Minggu 13 Agustus
rencana perawatan/ kerja, karena
meningkat dan umum dan septi 3. Pak Sapar 2023. Di 4 titik sungai
pengobatan yang perilaku BAB di mendapat WC yang
disepakati dengan tank (masyarakat) Pembuatan WC layak daripada di
sungai menurun
tenaga kesehatan, 4. Pak Sultoni umum dan septi tank. sungai
sehingga hasil (Kepala Rabu, 16 Agustus 2023 O: Warga tampak
perawatan/ dusun) di laos barat antusias dengan
5. Pak Muhtar
pengobatan efektiv pembangunan wc
(masyarakat)
dan septi tank
Tujuankhusus: A: Masalah teratasi
- Agar Masyarakat mau P: Intervensi dilanjutkan
mematuhi program oleh koordinator
perawatan atau dusun laos Rt 01
pengobatan
- Agar masyarakat
mau mengikuti
anjuran
perawatan
- Agar masyarakat
mau mengikuti
program
perawatan/
pengobatan
- Agar masyarakat
mau menjalankan
anjuran perawatan/
pengobatan
33

Tujuan umum : f

1. Penyuluhan Warga RT 001 1. Rakai Minggu, 6 Agustus 2023


Adanya S: Masyarakat mengerti
Untuk meningkatkan tentang penyakit dusun Laos yang (mahasiswa) Masjid Baiturrohim
4 peningkatan memiliki tekanan 2. Bu Tiniyah tentang penyakit
pengetahuan tentang hipertensi
pengetahuan darah tinggi / (masyarakat) hipertensi / darah
masalah kesehatan 2. Mengajarkan cara
tentang masalah hipertensi tinggi dan dapat
yang dihadapi, serta memeriksa
hipetensi melakukan
agar tepat dalam tekanan darah
perawatan 3. Leaflet pmeriksaan tekanan
darah secara mandiri
Tujuan khusus : O:
Warga RT 001
,,

- Masyarakat dapat
dapat memahami menjelaskan tentang
tentang penyakit hipertensi
pengetahuan - Masyarakat tampak
sudah mampu
hipertensi
melakukan
pemeriksaan tekanan
darah secara mandiri
A: Tujuan tercapai
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
melalui koordinator
hipertensi RT 001
Dusun Laos
5 1.Pemahaman serta Adanya Penyuluhan sikat gigi yg 1. Anak usia 1. Dedek Minggu, 13 Agustus 2023 S : Anak dan dari
kesadaran pada anak Peningkatan baik dan benar dan cara sekolah 6 – 15 (mahasiswa) Pukul 08.00. Lapangan pemantauan orang
dan orang tua kerutinan sikat gigi, menanggulanginya th 2. Mbak Nia voli tua mengerti
tentang kesehatan mencuci tangan 2. Semua warga (masyarakat)
pentingnya
yang benar dan dusun laos
gigi dan mencuci penurunan menggosok gigi
tangan meningkat masyarakat sakit secara rutin
2. Anak dapat gigi
memahami O:
pentingnya menjaga - Anak dapat
kesehatan gigi dan mempraktekan
menjaga makan
cara menggosok
gigi yang baik
dan benar
- Anak dapat rutin
menggosok gigi
secara rutin 2x
sehari.
A: Tujuan tercapai
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
melalui koordinator dari
dusun laos Rt 01.
6 Lansia dapat Adanya kesadaran 1. Membentuk program Warga Rt 01 1. Suci Cek kesehatan (posyandu S : Kegiatan positif
memahami status lansia untuk cek posyandu lansia dusun laos Amaliyah lansia) seperti mengadakan
kesehatannya kesehatan secara 2. Penyuluhan untuk khususnya (mahasiswa) Selasa, 8 Agustus 2023 program posyandu
berkala di posyandu tetep melanjutkan lansia 2. Bu Ulyah jam 13.00. Balai dusun
lansia dan diteruskan
lansia program posyandu (masyarakat) Laos
lansia setiap 2 minggu Senam bersama oleh para kader yang
sekali Setiap hari Minggu pukul dilakukan
3. Menjadwalkan 07.00 di lapangan Voli pemantauan setiap 2
melaksanakan minggu sekali
Kegiatan posyandu O : Kerutinan cek
lansia kesehatan para
4. Cek kesehatan lansia meningkat
(Kolesterol, tekanan A : Masalah sebagian
darah, asam urat, dan
teratasi
kadar gula darah)
P : Lanjutan intervensi
5. Senam bersama
melalui penanggung
jawab posyandu
lansia
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengkajian di Rt 01 Dusun Laos Desa Grogol didapatkan dari 12 Indikator keluarga sehat
perolehan pencapaian yaitu Hipertensi, perilaku BAB dijamban, serta perilaku merokok. Data
Agregrat menunjukkan sebagian besar lansia tidak mengikuti posyandu lansia, hipertensi, asam
urat, dan anak-anak mengalami sakit gigi

5.1.2 Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di Rt 01 Dusun Laos
Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi yaitu penyuluhan, pemasangan banner,
pemasangan plang, stiker, pembentukan kader setiap permasalahan (hipertensi, perilaku bab di
jamban, perilaku merokok, lansia, dan anak) , pemeriksaan kesehatan gratis, demontrasi
pelatihan gawat darurat, pelatihan pemeriksaan tekanan darah mandiri, pembuatan jamban sehat
dan septi tank serta pelaksanaan senam lansia.

5.1.3 Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah direncanakan. Pelakasanaan implementasi
merupakan kolaborasi antara mahasiswa, perangkat desa, masyarakat, kader dan bidan wilayah,
serta dosen pembimbing institusi.

5.1.4 Evaluasi dari hasil implementasi yang telah dilakukan adalah masyarakat mengetahui tentang
dampak perilaku yang menyimpang terhadap kesehatan, dan masyarakat setidaknya ingin
mengurangi meskipun belum bisa untuk menghilangkan seratus persen seperti kebiasaan
merokok, tetapi masyarakat sudah berperilaku merokok tidak di dalam rumah

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Institusi

Diharapkan bagi institusi menjadikan hasil pengkajian dan asuhan keperawatan komunitas ini
sebagai bahan pertimbangan untuk mengidentifikasi terjadinya perilaku yang kurang sehat dalam
masyarakat Dusun Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi dan mengarsipkan di
perpustakaan sebagai tambahan literatur Institusi.

5.2.2 Bagi Pemerintah Desa Grogol

Diharapkan bagi pemerintah desa agar lebih memantau perilaku yang kurang sehat pada
warga seperti merokok didalam rumah serta BAB di sungai dan mampu menindak lanjuti kegiatan
yang sudah dilaksanakan seperti penyuluhan kesehatan mengenai perilaku rokok dan perilaku BAB
di sungai, serta pengadaan senam bagi lansia, serta pemeriksaan secara berkala oleh Mahasiswa S1
Keperawatan STIKES Banyuwangi.
5.2.3 Bagi Masyarakat Rt 01 Dusun Laos Desa Grogol-Giri,Banyuwangi

Mayarakat diharapkan dapat menerapkan perilaku tidak merokok didalam rumah, mampu
mengurangi frekuensi merokok, membiasakan BAB di jamban, serta bagi lansia dapat melaksanakan
pemeriksaan kesehatan secara rutin. Mampu merubah perilaku yang kurang sehat menjadi perilaku
sehat sehingga dapat meningkatkan status derajat kesehatan di Rt 01 Dusun Laos Desa Grogol.
DOKUMENTASI KEGIATAN
RANCANGAN KEGIATAN PRA MMD

(MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA)

KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Latar belakang kegiatan

Dari hasil pengkajian data yang dilakukan oleh Mahasiswa Stikes Banyuwangi di RT 01 Dusun Laos,
Desa Grogol, Kec. Giri, Kab. Banyuwangi ternyata masih banyak masyarakat yang ditemukan
mempunyai masalah kesehatan seperti masalah jamban, rokok dan masalah lainnya. Maka dari itu
Mahasiswa mengadakan Survey Mawas Diri kepada masyarakat karena masih banyak masyarakat belum
mengetahui tentang masalah kesehatan yang ada di dusun tersebut. Dengan diadakan kegiatan Pra MMD
ini masyarakat diharapkan mengetahui, menyadari masalah yang ada di dusun tersebut dan masyarakat
mampu menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama agar masalah masalah tersebut bisa teratasi
sehingga tercapainya masyarakat yang sehat dan sejahtera.

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pertemuan antara mahasiswa dan masyarakat diharapkan masyarakat mampu
melaksanakan kegiatan MMD dengan lancar.

3. Tujuan Khusus

1) Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang ada

2) Masyarakat mampu memilih masalah yang ada untuk diselesaikan

3) Masyarakat mampu mencari solusi unuk menyelasaikan masalah yang ada

4) Susunan panita MMD terbentuk

4. Susunan Panitia

1) Ketua : M.Abdul Ghofur

2) MC : Siti Mutmaina

3) Notulen : Dwi Intan Septyani

4) Moderator : Abdi Zilhaki K

5) Penyaji : Putri Widya P

6) Humas : Dinda Ayu Erlya S, Muh.Hisyam Farhan, Desy Ratnasari, Dimas Maskur Ali

7) PJ masalah :

a. Merokok: Devi Wulandari

b. Jamban : Angela Febiana Dewinta Rosiana


c. Hipertensi: Rakai Arif Safaat

d. Anak sekolah: Dedek Nabila Syakif

e. Lansia : Suci Amaliyah

8) Do’a : Moch. Wildan Nur Alifi

5. Undangan

1) Tokoh masyarakat

 Kepala desa Grogol (Pak Samsul Arifin)

 Kepala dusun Laos (Pak Muhammad Sultoni)

 Ketua Rt 01 dusun Laos (Pak Asmoyo)

 Panitia MMD

- Bu Khomsiyah (MC)

- Pak M.Agus (Moderator)

- Pak Abdul Gofur (Penyaji)

- Pak Asmoyo (PJ merokok)

- Pak Malik (PJ jamban)

- Bu Tiniya (PJ hipertensi)

-Mbak Nia (PJ anak sekolah)

-Bu Ulyah (PJ lansia)

- Mbak Mila (notulen)

-Pak Muhammad (Do’a)

2) Institusi

 Ns. Muhammad Al Amin, S.Kep., M.Kes

6. Susunan Acara

No. Susunan Acara Waktu

1.  Pembukaan 15 menit

 Sambutan-sambutan

2. Acara inti: 50 menit

 Penyampaian maksud dan tujuan kegiatan


MMD
 Pembentukan panitia MMD

 Membuat kesepakatan masalah Kesehatan


di Rt 01 Dusun Laos Desa Grogol

3. Pembacaan hasil diskusi 10 menit

4. Penutup 5 menit

5. Do’a 5 menit

7. Rencana Evaluasi Kegiatan

a) Evaluasi Struktur

Persiapan pelaksanaan dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan dalam bentuk rapat dan koordinasi
dari masing-masing anggota. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat yang terkait
dengan masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat, berkoordinasi dengan Kepala Dusun
Laos, Desa Grogol. Undangan sudah tersebar 1 hari sebelum kegiatan Pra MMD dilaksanakan.

b) Evaluasi Proses

Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah ditentukan, masyarakat dapat
mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, masyarakat dapat berperan aktif dalam kegiatan,
mahasiswa berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing yang telah ditentukan

c) Evaluasi Hasil

Dalam kegiatan ini diharapkan warga masyarakat dan mahasiswa dapat menentukan jadwal
MMD dan Susunan Panitia MMD Dusun Kedawung, Lingkungan Kopenbaya dan pada acara
sore hari sudah terbentuk jadwal dan Panitia MMD yang akan dilaksanakan.
LAPORAN NOTULENSI PRA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

DUSUN LAOS, DESA GROGOL

Pra Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dihadiri oleh 15 orang, yang dilaksanakan pada tanggal 4
Agustus 2022 pukul 18.30 WIB, dengan kegiatan pembentukan petugas MMD dengan hasil :

1. Ketua : Muhammad Sultoni

2. MC : Bu Khomsiyah

3. Notulen : Mbak Mila

4. Moderator : Pak M.Agus

5. Penyaji : Pak Abdul Gofur

6. PJ masalah :

 Merokok : Pak Asmoyo

 Jamban : Pak Malik

 Hipertensi: Bu Tiniyah

 Anak sekolah: Mbak Nia

 Lansia : Bu Ulya

7. Do’a : Pak Muhammad


DOKUMENTASI PRA MMD
RANCANGAN KEGIATAN MMD

(MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA)

KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Latar Belakang Kegiatan

Masyarakat sudah membentuk panitia MMD, tetapi masyarakat belum menemukan solusi
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang telah diangkat, dengan di adakan MMD ini
masyarakat diharapkan dapat mencari solusi. Dimana dalam MMD ini dilakukan karena :

a. Masyarakat belum menemukan solusi dari masalah yang telah diangkat.

b. Masyarakat belum mendiskusikan masalah kesehatan yang ada.

c. Masyarakat belum membuat rencana-rencana untuk setiap masalah kesehatan yang di


angkat.

Apabila masyarakat tidak dikenalkan dengan MMD (musyawarah masyarakat desa) maka
masyarakat tidak akan menemukan solusi dan rencana-rencana yang akan dilakukan.

2. Tujuan Umum

Mendiskusikan masalah atau memecahkan masalah kesehatan yang ada di Dusun Laos RT 01.
Maka dari itu mahasiswa dan masyarakat perlu melakukan MMD.

3. Tujuan Khusus

1. Masyarakat menemukan solusi dari masalah yang telah diangkat.

2. Masyarakat mendiskusikan masalah kesehatan yang ada

3. Masyarakat membuat rencana-rencana untuk setiap masalah kesehatan yang diangkat.

4. Susunan Panitia

1) Ketua : Muhammad Sultoni

2) MC : Bu Khomsiyah

3) Notulen : Mbak Mila

4) Moderator : Pak M.Agus

5) Penyaji : Pak Abdul Gofur

6) PJ masalah :

 Merokok : Pak Asmoyo

 Jamban : Pak Malik

 Hipertensi: Bu Tiniyah
 Anak sekolah: Mbak Nia

 Lansia : Bu Ulya

7) Do’a : Pak Muhammad

5. Undangan

1. Tokoh masyarakat

 Kepala desa Grogol (Pak Samsul Arifin)

 Kepala dusun Laos (Pak Muhammad Sultoni)

 Ketua Rt 01 dusun Laos (Pak Asmoyo)

 Panitia MMD

- Bu Khomsiyah (MC)

- Pak M.Agus (Moderator)

- Pak Abdul Gofur (Penyaji)

- Pak Asmoyo (PJ merokok)

- Pak Malik (PJ jamban)

- Bu Tiniya (PJ hipertensi)

-Mbak Nia (PJ anak sekolah)

-Bu Ulyah (PJ lansia)

- Mbak Mila (notulen)

-Pak Muhammad (Do’a)

2. Institusi

 Sholihin., S.Kep.,Ns

 Badrul Munif, S.Kep.,Ns.

 Rini Agustina, Amd.Keb

3. Seluruh masyarakat Rt 01 dusun Laos

6. Susunan Acara

No. Susunan Acara Waktu

1.  Pembukaan 15 menit

 Sambutan-sambutan
2. Acara inti: 45 menit

 Diskusi dan pemecahan masalah kesehatan


di lingkungan Laos Rt 01

 Pembuatan program kegiatan tindak lanjut


dari hasil MMD

3. Pembacaan hasil diskusi 10 menit

4. Penutup 5 menit

5. Do’a 5menit

7. Rencana Evaluasi Kegiatan

a) Evaluasi struktur

Undangan telah disebarkan 1 hari sebelum kegiatan dilaksanakan, tempat dan media yang
dipergunakan telah dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan, peran serta dan tanggung jawab
mahasiswa sesuai dengan susunan

b) Evaluasi proses

Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah ditentukan, masyarakat
dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, masyarakat dapat berperan aktif dalam
kegiatan, mahasiswa berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing yang telah
ditentukan.

c) Evaluasi hasil

Masyarakat mampu berperan di kegiatan MMD dengan baik sesuai perannya masing-
masing.
DOKUMENTASI MMD
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

HIPERTENSI

OLEH
POSKO 1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : penyakit Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Pengetahuan Tentang Hipertensi
Sasaran : Mayarakat Dusun Laos RT 01, RW 02
Hari/ Tanggal : Minggu, 06 Agustus 2023
Waktu : 60 menit
Tempat : Masjid Baiturrohim
Pemateri : POSKO 1

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada asyarkat di dusun laos pada
tanggal 3 Agustus 2023 didapatkan bahwa masyarakat ini di ketahui
mengalami Hipertensi dengan hasil tekanan Darah yang didapat rata-rata
yaitu 160/90 mmHg. Masyarkat belum sepenuhnya paham mengenai
penyakit ini. Padahal pada penderita Hipertensi sangat diperlukan upaya
pencegahan agar tidak terjadi kasus lanjutan. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan kepada keluarga mengenai Hipertensi dan penanganannya
sangat penting untuk dilakukan.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama ± 60 menit diharapkan
warga masyarakat dapat memahami tentang penyakit Hipertensi dan cara
pencegahannya.
C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1x60 menit, diharapkan


Masyarakat dapat mengetahui tentang:

1. Pengertian Penyakit Hipertensi?


2. Apa penyebab penyakit Hipertensi ?
3. Bagiamana mengenali tanda dan gejala penyakit Hipertensi ?
4. Mengetahui Dampak & Komplikasi yang terjadi pada hipertensi
5. Mengetahui cara pencegahan timbulnya penyakit Hipertensi ?
D. Materi Penyuluhan
• Pengertian Hipertensi
• Penyebab Hipertensi
• Tanda dan Gejala Hipertensi
• Dampak & Komplikasi yang terjadi pada hipertensi
• Pencegahan dan Penanganan hipertensi

E. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan


Penyakit Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Dampak & Komplikasi yang
terjadi pada hipertensi
5. Pencegahan dan Penanganan
hipertensi
6. Dan pembelajaran
menggunakan tensimeter

F. Metode Penyuluhan
• Ceramah
• Diskusi
• Tanya jawab
G. Media
• Leaflet
H. Kegiatan

NO TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA WAKTU


1 Tahap Pre Interaksi
Membuat kontrak dengan Peserta menyepakati
peserta penyuluhan dengan tema
Menyiapkan tempat alat an waktu dan tempat yang 5 menit
materi ditentukan

2 Tahap Orientasi
a) Mengucapkan a) Menjawab salam

salam b) Menyatujui tujuan

b) Menyampaikan penyuluhan 5 menit


tujuan penyuluhan c) Mengikuti

c) Melakukan apresiasi

apersepsi
3 Tahap Kerja
1. Menjelaskan tentang :
• Pengertian Hipertensi 1. Mendengarkan
• Penyebab Hipertensi dan 40 menit
• Tanda dan Gejala memperhatikan
Hipertensi penjelasan
• Dampak & Penyuluh
Komplikasi yang
terjadi pada
hipertensi
• Pencegahan dan
Penanganan hipertensi
• Pembelajaran 2. Aktif bertanya
menggunakan
tensimeter 3. Mendengarkan
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
4 Tahap Terminasi
a) Menyimpulkan a) Mendengarkan
materi yang dan
disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh
10 menit
b) Mengevaluasi
b) Menjawab
peserta atas
pertanyaan yang
penjelasan yang
diberikan
disampaikan dan
penyuluh
menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan

c) Salam Penutup c) Menjawab salam

I. Materi
(Terlampir)

J. Setting Tempat

= Penyuluh

= Peserta
K. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan mengenai :

1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Dampak & Komplikasi yang terjadi pada hipertensi
5. Pencegahan dan Penanganan hipertensi
MATERI
HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah Suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimanat kanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,gagal
jantung,serangan jantung, dan kerusakan ginjal yang merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis.
Gangguan kesehatan ini ditandai terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik
(atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau
lebih.Pada Populasi lansia,hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan sistolik 90 mmHg. (Smelter,2001)
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO (1999)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
HipertensiDerajat 1 140-159 90-99
(ringan) 140-149 90-94
Subgrup: borderline
HipertensiDerajat 2 160-169 100-109
(sedang)
HipertensiDerajat 3 ≥ 180 ≥ 110
(berat) ≥140 < 90
Isolated Systolic 140-149 < 90
2. Penyebab Hipertensi
Hypertension
Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi :
Subgrup : borderline
a. Obesitas
b. Perokok
c. Peminum alcohol
d. Penyakit DM dan jantung
e. Wanita yang tidak menstruasi
f. Stress
g. Kurang olah raga
h. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak
3. Tanda dan Gejala Hipertensi :
a. Sakit kepala, pusing
b. Lemas
c. Sesak napas
d. Kelelahan
e. Mimisan
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Mual dan muntah
i. Mudah tersinggung
j. Cepat marah

4. Komplikasi :
a. Gangguan penglihatan
b. Stroke
c. Banyak kencing pada malam hari
d. Sesak nafas (dyspnoe)
e. Gagal jantung

5. Pencegahan dan Penanganan


- Pengobatan dengan obat-obatan penurun darah tinggi dan obat – obatan
tradisional.
- Merubah pola hidup :
a. Berhenti merokok
b. Mengurangi berat badan bagi penderita yang gemuk
c. Menghindari konsumsi garam berlebih (mengurangi makanan yang
mengandung lemak dan garam) misalnya : daging, santan, gorengan.
d. Menghindari makanan/ minuman yang mengandung alkohol (mis :
coca cola, minuman alkohol).
e. Istirahat yang cukup : siang ± 2 jam dan malam ± 7 jam.
f. Mengurangi stress :
✓ Latihan meditasi : meditasi juga pilihan olah fisik yang tepat
untuk mengontrol atau mencegah hipertensi. Jenis olahraga ini
membantu melawan stres, menstabilkan emosi dan menenangkan
pikiran. Stres, emosi tidak stabil dan mudah marah adalah efek
yang rentan dialami penderita hipertensi. Dengan melakukan
latihan yoga atau meditasi secara rutin, bisa meminimalisir
dampak negatif tersebut.
✓ Olahraga pernapasan : Sebuah penelitian yang dimuat dalam
American Journal of Hypertension juga mendapati penemuan
yang sama. Seseorang bisa mengatur tekanan darahnya dengan
teknik bernapas yang benar. Latihan pernapasan efekif
menurunkan tekanan darah tinggi dan menjaganya tetap normal.
Bernapaslah yang dalam agar paru-paru mendapat udara baru.
Ketika Anda bernafas dalam-dalam, oksigen mengirimkan sinyal
ke otak untuk tenang dan rileks. Otak kemudian mengirimkan
sinyal ini ke seluruh tubuh.
g. Olahraga teratur :
✓ Senam lansia : Bentuk latihan ini memberi pengaruh besar pada
tingkat tekanan darah. Senam merupakan jenis latihan yang
melibatkan otot tubuh secara berulang dan dengan ritme yang
teratur. Latihan ini meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru,
fungsi otot dan memberi pengaruh besar pada tingkat tekanan
darah. Jenis latihan ini juga bermanfaat untuk mengontrol berat
badan, mood, tidur dan kesehatan lainnya secara umum.
✓ Jalan kaki : Berjalan juga membantu mengurangi risiko
terjadinya serangan jantung, meningkatkan fungsi sistem
pernapasan, membantu mengatasi hipertensi dan sebagai terapi
rehabilitasi bagi yang telah mengalami serangan jantung.
Berjalan kaki juga efektif dalam mencegah penyakit pernapasan.
✓ Bersepeda : bersepeda akan melatih nafas kita lebih panjang. Jika
dilakukan secara teratur, maka akan dapat memelihara serta
meningkatkan ketahanan jantung dan paru.

6. Obat Tradisional Pencegah Hipertensi


a) Belimbing wuluh
Caranya : Buah belimbing di cuci dengan air hangat kemudian di parut/
diblender. Hasil parutan di peras dan disaring. Air belimbing diminum 2 X
1 gelas sehari
b) Mentimun
Caranya : Buah mentimun di cuci dengan air hangat kemudian di parut/
diblender. Hasil parutan di peras dan disaring tanpa ditambah bahan-
bahan lain sampai menjadi 1 gelas (200 cc) untuk sekali minum .Air
diminum 2 X 1 gelas sehari . Selain itu mentimun yang sudah dicuci bisa
dimakan sebagai lalapan.
c) Daun seledri
Caranya : Daun seledri di cuci bersih dengan air hangat. Daun seledri di
tumbuk/ diblender sampai halus dan ditambah dengan setengah gelas air
hangat. Saring air seledri yang sudah dihaluskan. Air di minum 2 X
setengah gelas sehari.
d) Daun alpukat
Caranya : 3-5 helai daun alpukat cuci bersih. Seduh dengan 1 gelas air
panas. Minum 1 kali sehari sekaligus kalau sudah dingin
e) Mengkudu
Caranya : Buah pace yang sudah matang di cuci dengan air hangat . Buah
pace di hancurkan dengan sendok, buang bijinya, peras dan saring airnya.
Campurkan air sari pace dengan air matang yang hangat sampai menjadi 1
gelas air pace . Tambahkan madu. Air di minum 2 X 1 gelas sehari psgi
dan sore
f) Bawang putih
Caranya : bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
air secukupnya, Ialu disaring. Kemudian diminum secara teratur setiap hari
g) Daun sirsak
Caranya : cuci bersih daun sirsak sebelum dimasak kemudian rebus daun
sirsak secukupnya rebus hingga mendidih, tambahkan 4 gelas air, sedikit
garam (seujung sendok teh/sendok kecil) dan 5 lembar daun sirih, jika
menggunakan 7-10 lembar daun sirsak, sisakan hingga tersisa 3 gelas.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Doengoes( 1993 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Smith T. 1995. Tekanan Darah Tinggi. Cetakan V. Arcan.Jakarta
Sobel, B. J. M. D. and George L. Bakris, M .D .FACP.1999 .Pedoman KLinis
diagnose dan Terapi Hipertensi. Penerbit Hipokrates.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG BAHAYA MEROKOK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Laborstorium Klinik Komunitas (PLKK)


Keperawatan Keluarga Prodi S1 Keperawatan yang Diampu Oleh
Ns. M. Al Amin, S. Kep., M.Kes

Disusun Oleh:
Posko 1

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Kamis, 10 Agustus 2023


Pokok bahasan : 1. Pengertian rokok
2. kandungan dalam sebatang rokok
3. akibat asap rokok
4. manfaat berhenti merokok
5. cara dan langkah berhenti merokok
6. 7 tips berhenti merokok

Sasaran : masyarakat Laos Barat, Grogol


Waktu : Pukul 19.00-20.00

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga memahami bahaya kebiasaan merokok
di dalam rumah dan dapat melakukan usaha tidak merokok di dalam rumah.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapakan masyarakat dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian rokok
2. kandungan dalam sebatang rokok
3. akibat asap rokok
4. manfaat berhenti merokok
5. cara dan langkah berhenti merokok
6. 7 tips berhenti merokok
III. Materi
Terlampir
IV. Metoda
Ceramah dan tanya jawab

V. Media
1. Video
2. Poster
3. Stiker
Lampiran :
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau termasuk cerutu dan lainnya. Rokok terdapat
berbagai macam bentuk, diantaranya adalah:
a. Rokok filter atau kretek yaitu tembakau dan bahan tambahan lain yang digulung
atau dilinting dengan kertas baik dengan tangan atau dengan mesin.
b. Shinsha atau rokok arab yaitu tembakau yang dicampur dengan aroma atau perasa
buah-buahan dan rempah-rempah yang dihisap dengan alat khusus.
c. Cerutu yaitu tembakau murni dalam bentuk lembaran yang menyerupai rokok.
d. Pipa atau cangklong adalah tembakau yang dimasukkan kedalam pipa
II. Kandungan dalam Sebatang Rokok
Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4000 jenis senyawa kimia, 400 zat
berbahaya dan 43 zat penyebab kanker (karsinogenik).
Zat-zat tersebut antara lain CO yang merupakan gas beracun menurunkan kadar
oksigen dalam darah sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan menimbulkan
penyakit berbahaya. Zat lainnya yautu tar yang bersifat karsinogenik dan nikotin yang
menyebabkan kacanduan (adiksi) Selain ketiga zat diatas terdapat juga zat lain yaitu:
a. Acetone (penghapus cat)
b. Ammonia (pembersih lantai)
c. Arsenic (racun semut putih)
d. Benzopyrene (zat karsinogenik)
e. Butane (bahan bakar korek api)
f. Cadmium (dipakai accu mobil)
g. Carbon monoxside (gas dari knalpot)
h. Dibenzacridine (zat karsinogenik)
i. Dimethylnitrosamine (zat karsinogenik)

III. Akibat Asap Rokok


Asap yang dihisap baik oleh si perokok dan orang lain yang menghirup asap rokok
berdampak pada timbulnya berbagai gangguan kesehatan. Diantaranya menimbulkan:
a. Rambut rontok
b. Katarak
c. Kanker hidung
d. Gangguan pendengaran
e. Kanker kulit
f. Peradangan kulit yang sangat gatal
g. Kulit keriput akibat penuaan dini
h. Karies
i. Kanker paru-paru
j. Penyakit jantung dll

IV. Manfaat Berhenti M


Manfaat yang didapatkan ketika memutuskan berhenti merokok adalah dalam 20 menit
tekanan darah, denyut nadi dan aliran darah tepi membaik, dalam 12 jam hamper
semua nikotin dalam tubuh sudah dimetabolisme, kadar CO dalam darah kembali
normal, dalam 1 hingga 2 harinikotin mulai tereliminasi dari tubuh sehingga fungsi
pengecap dan penciuman mulai membaik, system kardiovaskuler meningkat baik dan
dalam 5 hari sebagian besar metabolisme nikotin dalam tubuh perlahan hilang. Kabar
baiknya, jika hal ini terus berlangsung dalam 2 hingga 6 minggu maka fungsi silia
saluran napas dan fungsi paru membaik, dan napas pendek serta batul-batuk berkurang.
Apabila hal ini berlangsung selama 1 tahun, maka resiko penyakit jantung coroner
menurun setengahnya, dalam 5 tahun resiko stroke menurun pada level yang sama
seperti pada orang yang tidak merokok, dan dalam 10 tahun resiko kanker paru
berkurang setengahnya.
V. Cara dan Langkah Berhenti Merokok
Terdapat beragam cara dan langkah dalam berhenti merokok.
Berikut 3 cara untuk berhenti merokok:
a. Berhenti seketika
Hari ini, anda merokok, besok anda berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan orang,
cara ini yang paling berhasil.
b. Penundaan
Menunda saat menghisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dan hari sebelumnya.
Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya, kebiasaan menghisap rokok
pertama rata-rata jam 07.00 pagi maka, jika merencanakan berhenti merokok dalam
7 hari rokok pertama ditunda waktunya.
c. Pengurangan
Jumlah rokok yang dihisap per harinya dikurangi secara berangsur-angsur dengan
jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang telah ditentukan. Misalnya, pada
hari pertama 10 batang. Lalu selang 1 atau 2 hari berikutnya turun jadi 8 batang,
dan seterusnya. Untuk cara ke-3 harus sejak awal ditentukan pola penurunanya dan
tanggal berapa berhenti menjadi 0 dan tanggal itu harus diberitahu keluarga,
kerabat dan lain-lain agar mereka dapat membantu mengingatkan.

VI. 7 Tips Berhenti Merokok


Penting untuk mengetahui tips untuk berhenti merokok apabila kita merupakan bagian
dari merokok, berikut 7 rahasia dalam berhenti merokok yaitu:
1. Motivasi
Bulatkan tekad dan tujuan berhenti merokok. Mulailah untuk menentukan alasan yang
spesifik dan kuat. Misalnya, niatkan bahwa ingin melindungi keluarga (perokok pasif)
dari resiko terkena kanker paru-paru dan lain-lain.
2. Berhenti merokok seketika (total)
Atau melakukan pengurangan jumlah rokok yang dihisap per hari secara bertahap.
Dengan mengurangi frekuensi merokok dan jumlah rokok secara bertahap, maka
pikiran san tubuh akan terbiasa terhindar dari kecanduan nikotin sedikit demi sedikit.
3. Kenali waktu dan situasi
Keadaan dimana paling sering merokok, bagi perokok ada waktu dimana kebiasaan
merokok paling sering dilakukan. Misalnya, saat menunggu, sesudah makan, bersama
teman-teman, dan lainnya. Coba alihkan kebiasaan merokok di tempat tersebut dengan
aktifitas lain, misalnya mengunyah permen sebagai pengganti.
4. Tahan keinginan merokok dengan menundanya
Menahan diri adalah salah satu kunci dimana perokok akan dapat mengendalikan diri
dari keinginan merokok. Caranya cukup mudah, sering kali si perokok merasakan
dorongan kuat untuk merokok, tundalah hal tersebut selama 5 menit sebelum
menyalakan rokok tersebut.
Di hari berikutnya, jika muncul dorongan tersebut tingkatkan penundaan menjadi 10
menit tambah 5 menit penundaan setiap harinya. Dengan cara ini tubuh si perokok akan
menyadari bahwa dorongan untuk merokok semakin lama akan menghilang secara
perlahan.
5. Berolahraga secara teratur
Dengan olahraga teratur ssperti jogging atau berjalan kaki akan membantu
mendapatkan mood yang lebih baik, sehingga tubuh dan pikiran akan menjadi fresh.
Dengan aktivitas olahraga akan membuat si perokok terhindar dari stress, sehingga
perokok tidak perlu merokok lagi sebagai alasan untuk menghilangkan stress.
6. Mintalah dukungan dari keluarga dan kerabat
Dengan meminta dukungan mereka, dengan cara meminta untuk selalu mengingatkan
untuk tidak merokok. Dukungan teman dan kerabat juga akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan berhenti merokok.
Contoh: si perokok dapat bergantung ke komunitas mantan perokok (dengan catatan ini
untuk saling membantu dan menguatkan, disinyalir cara ini cukup ampuh)
7. Konsultasikan dengan dokter
Cara yang satu ini patut dicoba, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk
membantu perokok dalam menghadapi ketergantungan nikotin.

STIKER
POSTER
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Jumat, 11 Agustus 2023. (Pola perilaku bab di jamban )


Pokok bahasan : 1. Definisi jamban
2. Jenis – jenis jamban
3. Manfaat jamban sehat
4. Akibat jamban tidak sehat
Sasaran : Masyarakat Dsn Laos, RT 01 Rw 01 ,Kelurahan Grogol,kabupaten Banyuwangi
Waktu : Pukul 19.00

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Masyarakat dapat memahami definisi jamban, jenis
jenis jamban,manfaat jamban dan akibat jamban tidak sehat

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapakan masyarakat dapat :
1. Memahami apa itu jamban sehat
2. Memahami jenis – jenis jamban
3. Memahami manfaat jamban sehat
4. Memahami akibat jamban tidak sehat
III. Materi
Materi penyuluhan terlampir :
1. Memahami apa itu jamban sehat
2. Memahami jenis – jenis jamban
3. Memahami manfaat jamban sehat
4. Memahami akibat jamban tidak sehat
IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab

V. Media
VI. Plang poster
Lampiran :

1. Definisi Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja manusia.
Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
( cemplung )yang dilengkapi dengan unit penampung kotoran dan air untuk membersihkannya (
Abullah,2010)
2. Jenis – jenis jamban
 Jamban Cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan meresapkan
cairan kotoran atau tinja dan mengedapkan kotoran ke dasar lubang.untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak bau
 Jamban Tangki Septik Atau Leher Angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang
berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau dekomposisi kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resepannya.
 Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotoran nya dibuat dengan mempergunakan bor. Bor
yang digunakan adalah bor tangan yang disebut bor aunger dengan diameter 30-40 cm.
Sudah barang tentu lubang itu harus jauh lebih dalam dibandingkan dengan lubang yang
digali seperti pada kakus cemplung atau plengsengan,karena diameter kakus bor ini jauh
lebih kecil. Pengeboran pada umumnya dilakukan sampai mengenai air tanah.
Perlengkapan lainnya dan cara mempergunakan dapat pula diatur seperti pada kakus
cemplung dan kakus plengsengan
3. Manfaat Jamban Sehat
 Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
 Tidak mengotori air permukaan sekitarnya
 Tidak mengotori air tanah disekitarnya
 Kotoran tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat,kecoa
 Tidak menimbulkan bau
 Mudah digunakan dan di pelihara
 Murah
 Dapat diterima oleh pemiliknya
4. Akibat Jamban Tidak Sehat
 Mengotori lingkungan
 Mencemari air
 Menimbulkan bau tak sedap
 Merusak pamandangan
 Menimbulkan penyakit
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Selasa / 8 agutus 2023

Pokok bahasan : 1. Pengertian posyandu lansia

2. Menyebutkan tujuan dari posyandu lansia

3. Menyebutkan manfaat dari posyandu lansia

4. Menyebutkan target kegiatan posyandu lansia

5. Menyebutkan kegiatan diposyandu lansia

Sasaran : Para Lansia

Waktu : Jam 13.00-Selesai

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan nasehat selama 15 menit diharapkan lansia di Dusun Laos mampu
memahami pentingnya posyandu lansia

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan lansia di Dusun Laos
mampu memahami :
1. Pengertian posyandu lansia
2. Menyebutkan tujuan dari posyandu lansia
3. Menyebutkan manfaat dari posyandu lansia
4. Menyebutkan target kegiatan posyandu lansia
5. Menyebutkan kegiatan diposyandu lansia

III. Materi
Pentingnya posyandu lansia

IV. Metode
Ceramah, tanya jawab dan pemeriksaan kesehatan

V. Media
Program posyandu lansia
PENTINGNYA POSYANDU LANSIA

A. Pengertian
Posyandu merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-
sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampun masyarakat untuk
melaksanakan,memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai
kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati,
2018).
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu tempat wilayah tetentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa menetapkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerinta melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaranya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaranya
(Erfandi, 2018).

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada


di desa. Desan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khusus bagi
warga yang sudah berusia lanjut.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), posyandu lansia adalah suatu


bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia ditingkat desa/kelurahan
dalam masing-masing wilayah kerja puskesmas. Keterpaduan dalam posyandu lansia
berupa pelayanan yang dilatar belakangi dengan kriteria lansia yang memliki berbagai
macam penyakit. Dasar pembentukan posyandu lansia adalah untuk meningkatkan
selamat masyarakat, terutama lansia.

B. Tujuan posyandu lansia


Menurut Erfandi (2008), Tujuan posyandu lansia secara garis besar adalah

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga


terbentuk layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalampelayanan kesehatan, disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usialanjut.

C. Manfaat Posyandu Lansia


 Terlaksananya pembinaan kesehatan lansia secara berkala
 Tercatat dan terlapornya status kesehatan lansia secara berkala
 Termonitornya kesehatan lansia melalui pemeriksaan lansia secara berkala
 Terkajinya indeks kemandirian dan indeks masa tubuh lansia secara berkala
 Terlaksananya upaya preventif terhadap status kesehatan lansia secara berkala
 Adanya pelayanan kesehatan bagi lansia secara berkala
 Peningkatan status kesehatan lansia

D. Sasaran Posyandu Lansia


Sasaran posyandu lansia adalah :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok usia lanjut (45-59), kelompok usia lanjut (60
tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial
yang bergerak dalam latihan usia lanjut, masyarakat luas (Departemen Ksehatan
RI, 2006).

E. Kegiatan Posyandu Lansia


Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan
yang dialami. Beberapa kegiatan pada posyandu lansia adalah :
1. Mengukur tekanan darah
2. Pemeriksaan adanya gula adarah sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes Millitus)
3. Pemeriksaan kolesterol
4. Pemeriksaan asam murat

Selain itu juga selain posyandu lansia mengadakan kegiatan tambahan seperti senam
lansia. Kegiatan seperti ini tergantung kresi kader posyandu yang bertujuan untuk
membuat lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin sendiri

F. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Mekanisme pelayanan posyandu lansia tentu saja berbeda dengan posyandu
balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah penyelenggara.

Posyandu lansia 5 meja, meliputih :


1. Meja 1 : Pendaftaran para lansia
2. Meja 2 : Pengukuran tekanan darah
3. Meja 3 : Pengecekan Gula Darah
4. Meja 4 : Pengecekan Kolesterol
5. Meja 5 : pengecekan asam murat

G. Kegiatan Posyandu Lansia


Tahap Waktu Kegiatan Posyandu Kegiatan Peserta Metode
Kegiatan Lansia
Pendahluan 5 menit 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam Ceramah
2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Penjelasan 3. Mendengarkan tanya
maksud dan 4. mendengarkan jawab
tujuan posyandu
lansia
4. Kontrak waktu
Posyandu 1 jam 1. Cek tekanan Antrian para lansia untuk Tanya
stetengah darah mengecek kesehatan yang jawab
2. Cek kadar gula telah disediakan
3. Cek kolesterol
4. Cek asam murat
Penutup 5 menit 1. Mengevaluasi 1. Mendengarkan Ceramah
2. Salam penutup 2. Menjawab salam dan
tanya
jawab
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Minggu, 13 Agustus 2023


Pokok bahasan : 1. Pengertian cuci tangan dan menggosok gigi
2. Manfaat cuci tangan dan menggosok gigi
3. Cara mencuci tangan dan menggosok gigi

Sasaran : Anak dan Orang Tua (Masyarakat)


Waktu : Pukul 08.00 – 09.00

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan anak dan orang tua (masyarakat) dapat
memahami tentang melakukan cuci tangan dan menggosok gigi yang benar

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapakan anak dan orang tua (masyarakat) dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian cuci tangan dan menggosok gigi
2. Menyebutkan kembali manfaat mencuci tangan dan gosok gigi dengan
benar
3. Mempraktikkan kembali cara mencuci tangan yang dan menggosok gigi
yang benar

III. Materi
Materi penyuluhan terlampir :
1. Pengertian cuci tangan dan menggosok gigi
2. Manfaat cuci tangan dan menggosok gigi
3. Cara mencuci tangan dan menggosok gigi

IV. Metoda
Ceramah dan tanya jawab

V. Media
Sikat gigi dan leaflet

Lampiran :
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian Cuci Tangan dan Gosok Gigi


Mencuci tangan adalah proses membersihkan ktoran dan debu dari kedua tangan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel
pada gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.

II. Manfaat Cuci Tangan dan Gosok Gigi


1. Manfaat Cuci Tangan
a) Supaya tangan bersih
b) Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme
c) Mencegah penularan
2. Manfaat Menggosok Gigi
a) Gigi menjadi bersih dan sehat
b) Mencegah timbulnya karang gigi, gigi berlubang dan penyakit gigi lainnya.
c) Mulut terasa segar
d) Mencegah bau nafas dan mulut

III. Cara Mencuci Tangan dan Cara Menggosok Gigi


1. Cara Mencuci Tangan
a) Kedua telapak tangan disatukan lalu saling digosok
b) Letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri lalu
digosokkan sela-sela jari tersebut dan sebaliknya
c) Posisi telapak tangan kanan dan kiri saling menempel , jari-jari saling
terkait
d) Letakkan punggung jari kanan pada telapak tangan kiri, posisi saling
mengunci dan sebaliknya
e) Gosok memutar ibu jari kanan dengan telapak kiri dan sebaliknya
f) Jari – tangan kanan menguncup, gosok memutar di atas telapak kiri dan
sebaliknya
2. Cara Menggosok Gigi
a) Berikan pasta gigi sebesar biji polong di atas sikat gigi
b) Arahkan sikat gigi dengan cara melingkar menghadap ke gusi di bagian
samping dengan kanan, kiri, atas, bawah. Secara merata dan perlahan
c) Arahkan sikat gigi dengan cara melingkar menghadap ke gusi di bagian
dalam gigi kanan, kiri, atas, bawah. Secara merata dan perlahan
d) Arahkan sikat gigi ke area gigi kunyah dengan mengarahkan sikat gigi ke
depan dan belakang di gigi kanan, kiri, atas, bawah. Secara merata dan
perlahan
e) Arahkan sikat gigi arah ke atas lalu ke bawah dari bagian kanan, kiri, atas,
bawah. Secara merata dan perlahan
f) Durasi gosok minimal 2 menit
g) Buang sisa busa pasta gigi dan diamkan sekitar 5 menit agar fluoride
(mineral) bisa menempel pada permukaan gigi
PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT DUSUN LAOS RT 01 GROGOL
GIRI BANYUWANGI
MENCUCI TANGAN DAN MENGGOSOK GIGI YANG BAIK DAN BENAR

DISUSUN OLEH :
1. DIMAS MASKUR ALI
2. NI KADEK GITA NOVITA SARI
3. NI PUTU MITA SURYANDARI
4. DEDEK NABILA SYAKIF
5. DESY RATNASARI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2023
MATERI PENYULUHAN

IV. Pengertian Cuci Tangan dan Gosok Gigi


Mencuci tangan adalah proses membersihkan ktoran dan debu dari kedua tangan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel
pada gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.

V. Manfaat Cuci Tangan dan Gosok Gigi


3. Manfaat Cuci Tangan
d) Supaya tangan bersih
e) Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme
f) Mencegah penularan
4. Manfaat Menggosok Gigi
e) Gigi menjadi bersih dan sehat
f) Mencegah timbulnya karang gigi, gigi berlubang dan penyakit gigi lainnya.
g) Mulut terasa segar
h) Mencegah bau nafas dan mulut

VI. Cara Mencuci Tangan dan Cara Menggosok Gigi


3. Cara Mencuci Tangan
g) Kedua telapak tangan disatukan lalu saling digosok
h) Letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri lalu
digosokkan sela-sela jari tersebut dan sebaliknya
i) Posisi telapak tangan kanan dan kiri saling menempel , jari-jari saling
terkait
j) Letakkan punggung jari kanan pada telapak tangan kiri, posisi saling
mengunci dan sebaliknya
k) Gosok memutar ibu jari kanan dengan telapak kiri dan sebaliknya
l) Jari – tangan kanan menguncup, gosok memutar di atas telapak kiri dan
sebaliknya
4. Cara Menggosok Gigi
h) Berikan pasta gigi sebesar biji polong di atas sikat gigi
i) Arahkan sikat gigi dengan cara melingkar menghadap ke gusi di bagian
samping dengan kanan, kiri, atas, bawah. Secara merata dan perlahan
j) Arahkan sikat gigi dengan cara melingkar menghadap ke gusi di bagian
dalam gigi kanan, kiri, atas, bawah. Secara merata dan perlahan
k) Arahkan sikat gigi ke area gigi kunyah dengan mengarahkan sikat gigi ke
depan dan belakang di gigi kanan, kiri, atas, bawah. Secara merata dan
perlahan
l) Arahkan sikat gigi arah ke atas lalu ke bawah dari bagian kanan, kiri, atas,
bawah. Secara merata dan perlahan
m) Durasi gosok minimal 2 menit
n) Buang sisa busa pasta gigi dan diamkan sekitar 5 menit agar fluoride
(mineral) bisa menempel pada permukaan gigi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Rabu, 19 Agustus 2023


Pokok bahasan : 1. Definisi KADARZI
2. Perilaku Sadar Gizi
a. Menimbang berat badan secara teratur
b. Berikan ASI ( Air susu ibu) dari 0 sampai 6 bulan
c. Makanan gizi seimbang
d. Penggunaan garam
e. Minum suplemen gizi
Sasaran : Kader dan Ibu-ibu Fatayat
Waktu : Pukul 19.00 – 20.00

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan kader dan ibu-ibu fatayat memahami dan dapat
melakukan usaha peningkatan KADARZI (Keluarga Sadar Gizi), untuk mengatasi masalah
gizi yang dijumpai oleh anggota keluarganya.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapakan kader dan ibu- ibu fatayat :
1. Menjelaskan tentang KADARZI ( Keluarga sadar gizi )
2. Menyebutkan 5 perilaku sadar gizi
3. Menjelaskan 5 perilaku sadar gizi

III. Materi
Materi penyuluhan terlampir :
1. Definisi KADARZI
2. 5 perilaku sadar gizi
3. 5 penjelasan dari sadar gizi
a. Mengapa perlu memantau berat badan
b. Mengapa ibu harus memberikan ASI (Air susu ibu )
c. Mengapa harus makan gii seimbvang ?
d. Mengapa harus mengkonsumsi garam beryodium ?
e. Mengapa harus minum suplemen gizi ?

IV. Metoda
Ceramah dan diskusi

V. Media
Leaflett

Lampiran :
MATERI PENYULUHAN

1. Apa aitu Kadarzi ?


Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya
melakukan perilaku gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi
setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi
masalah gizi yang dijumpai oleh anggota keluarganya.
2. Perilaku sadar gizi adalah
a. Menimbang berat badan secara teratur.
b. Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan.
c. Makan gizi seimbang.
d. Penggunaan garam.
e. Minum suplemen gizi.
3. Mengapa perlu menmbang berat badan ?

Balita usia 0-5 tahun wajib ditimbang berat badannya setiap bulan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui pertumbuhan anak, karena pertambahan berat badan anak
mencerminkan kesehatan anak. Anak sehat bertambah umur akan bertambah pula berat
badannya. Dengan menimbang berat badan secara teratur, penyimpangan pertumbuhan
dapat diketahui lebih dini sehingga dapat diatasi sebelum terjadi kondisi stunting atau
malnutrisi.
4. Mengapa ibu harus memberikan ASI (air susu ibu ) ?

Bayi tidak diberikan makanan atau minuman lain (susu formula, jeruk, madu, air teh,
dan tanpa makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, bubur nasi, biskuit dan
nasi tim), termasuk air putih sampai usia 6 bulan.

5. Mengapa harus makan gizi seimbang ?

Makanan gizi seimbang yang dimaksud adalah makan berbagai jenis bahan
makanan terdiri dari makanan sumber zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun
(protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral)
yang memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan. Pengaturan porsi untuk masing-
masing sumber bahan makanan disesuaikan dengan panduan Piring Makanku.

6. Mengapa harus mengkonsumsi garam beryodium ?

Pada umumnya makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung yodium yang


sangat sedikit. Menggunakan garam beryodium untuk keperluan memasak sehari-hari
dapat memenuhi kebutuhan yodium bagi tubuh.

7. Mengapa harus minum suoplemen gizi ?

Balita dan ibu nifas dianjurkan minum kapsul vitamin A, ibu hamil minum Tablet
Tambah Darah sesuai anjuran.
SATUANACARAPENYULUHAN

Har
i/
tanggal :
Seni
n/9agut
us2023

Pokokbahasan :
1.Penger
ti
anKesehat
anI
budanAnak

2.Tuj
uanpenggunaanBukuKesehat
anI
budanAnak

3.Meny
ebut
kanmanf
aatBukuKesehat
anI
budanAnak

4.Sasar
anpenggunaanBukuKesehat
anI
budanAnak

5.I
sidar
iBukuKesehat
anI
budanAnak

Sasar
an :
Par
aibu-
ibu

Wakt
u :
Jam 19.
00-
20.
00WI
B

I
. Tuj
uanUmum

Set
elahdi
beri
kanpenyul
uhanini
,peser
tadi
har
apkandapatmenger
ti
mengenaiBukuKesehat
anIbudanAnak(KI
A)diDusunLaos

I
I. Tuj
uanKhusus

Set
elahdi
ber
ikanpeny
uluhani
nipeser
tadi
har
apkan:

1.Peser
tadapatmenget
ahui
danmemahami
tent
angpenger
ti
anBuku
KIA

2.Peser
tadapatmenget
ahui
danmemahami
tent
angt
ujuanpenggunaan
bukuKIA

3.Peser
tadapatmenget
ahui
manf
aatdar
ibukuKI
A

4.Peser
tadapatmenget
ahui
danmemahami
sasar
andar
ipenggunaan
bukuKIA

5.Peser
tadapatmenget
ahui
danmemahami
isi
dar
ibukuKI
A

I
II
. Mat
eri

Pent
ingny
abukuKesehat
anI
budanAnak(
KIA)
I
V. Met
ode

Cer
amahdant
any
ajawab

V. Medi
a

l
eaf
let
PENTI
NGNYAPOSYANDULANSI
A

A.Penger
ti
an

BukuKesehat anI budanAnak( KI


A)mer upakanbukuwaj ibdibajaoleh
i
buhami l
,suami dananggot akeluar
gakarenaber i
sikani nformasi pentingdan
bergunabagi kesehat anibudananak.Bukukesehat ansel ainsebagai catatan
kesehat anibudananak, j
ugadimaksudkansebagai alatmoni torkesehat an
danal atkomuni kasi antaratenagakesehatandengapasi en, sehinggadapat
diharapkanpar tisipasi masy ar
akatdalam nengontrolkesehat ani budananak
(Depkes, 2019).Sal ahsat ut uj
uanprogram kesehatani budananak( KIA)
adalahmeni ngkat ankel uarga,i
bu,anakmer upakankel ompoky angr entang
terhadapber bagai masal ahkesehatansepertikesakit
andangangguangi zi
yangser ingkaliber akhirdengankecat at
anat aukemat ian(Depkes, 2013) .

B.Tuj
uanposy
andul
ansi
a

BukuKeshatanIbudanAnak( KIA)j
ugaber tuj
uanmendokument as
catatansemuahasilpelayanankesehatany angdil
akukanolehpetugasmedis,
baikdalam masakehami l
an,persal
i
nan, ni
fasibudanmasaper tumbuhan
perkembanganbay i
,bali
ta.BukuKIAi nidi
sediakanpuskesmas,bi
dan,dokter
kl
inik,Rumahsakit
,dandi per
olehsecaragr at
is.

C.Manf
aatBukuKI
A

 Sumberi
nfor
masi
ter
per
cay
a

 Sasar
ankomuni
kasi
tenagakesehat
andanor
angt
uaanak

 Cat
atankehami
l
ankesehat
ani
buhami
ldanbal
i
ta

 Jadwal
imuni
sasi

D.Sasar
an

Sasar
anpeny
uluhanKI
Aadal
ah:

1.Sasaranl
angsung,
yai
tukel
ompoki
bu-
ibuy
angber
kel
uar
ga,
ibuy
ang
sedanghami.

2.Sasar
antidaklangsung,yai
tukeluar
gadimanasedangkanmasa
kehamil
an, or
ganisasisosi
alyangberger
akdal
am program hami
l
,
masy
arakatl
uas(
Depar
temenKsehat
anRI
,20016)
.

E.Kegi
atanPosy
anduLansi
a

Bentukpelayananpadapenyuluhani nimel
iput
i pemeri
ksaankesehat
anfi
sik
danment alemosional,y
angdicatatdandipantaudenganbukuKesehatanIbu
danAnak( KIA)untukmengetahui l
ebihawalperkembangandanper t
umbuhan
saatamilatauibuy angmemil
ikibayi,bal
it
a.Beberapakegiat
anpada
penyul
uhanKI Aadal ah:

1.Menj
elaskant
ent
angbukuKesehat
anI
budanAnak(
KIA)

2.Tuj
uant
ent
angKI
A

3.Manf
aatKI
A

4.Pent
ingny
abukuKesehat
anI
budanAnak(
KIA)

Selai
nitujugasel
ainpeny ul
uhan,mengadakankegi
atant
ambahanseper
ti
mengajarkankadertentangpentingny
amemi l
iki
bukuKIAunt
ukibuhamil
atauibuyangmemi li
kibay i
,bal
i
ta.

F.Kegi
atanPosy
anduLansi
a

Tahap Wakt
u Kegi
atanPosyandu Kegi
atanPeser
ta Met
ode
Kegi
atan Lansi
a

Pendahl
uan 3 1.Sal
am pembuka 1.Menj
awabsal
am Ceramah
meni
t dan
2.Per
kenal
an 2.Mendengar
kan tanya
3.Penjel
asan 3.Mendengar
kan j
awab
maksuddantuj
uan
KIA 4.mendengar
kan

4.Kont
rakwakt
u

Peny
aji 15 1.Menjel
askan 1.Mendengar
kan Ceramah
meni
t materi dan
2.Memper
hat
ikan Tanya
2.Menanyakanpada j
awab
peser
tatent
ang 3.Ber
tany
a
bukuKIA 4.Mener
imaj
awaban
3.Memberi
kesempat
an
pesert
aunt
uk
bert
anya

4.Memberipeni
lai
an
dankesi
mpulan
j
awaban

Penut
up 5 1.Mengev
aluasi 1.Mendengar
kan Ceramah
meni
t dan
2.Sal
am penut
up 2.Menj
awabsal
am tanya
j
awab
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 02 RW 01 DUSUN LAOS DESA GROGOL KECAMATAN GIRI KABUPATEN
BANYUWANGI TAHUN 2023

Disusun Oleh :

1.Ni Made Putri Ayu T. 202002009 16..Maulana Malik Ikhsan 202002063


2.Ni Ketut Ratna D W. 202002010 17.Putri Ayu Lestari 202002037
3.Alfy Wahyuni Kumala 202002018 18.Dian Luvi Diniati 202002042
4.Yunita Bunga M. 202002019 19.Bayu Ardian Dwi S. 202002043
5.Mega Wahyu Saputri 202002020 20.Celvin Bintang S. 202002044
6..Lintang Abdi Nabila 202002021 21.Moch.Khoiru Fatta 202002045
7.Siti Fitriya 202002022 22.Nur Chindy K. 202002048
8.Ilham Syaputra 202002023 23.Alfina Nur Khotimah 202002049
9..Siti Nur Umamah 202002024 24.Dian Nirmalasari 202002053
10.Nila Putri D. 202002026 25.Ika Nur Laila 202002054
11.I Ketut Catur P. 202002027 26.Vina Aprilia Lestari 202002055
12.Dikhe Dean Kharisma 202002030 27.Niken Afitri 202002056
13.Putri Nur Hasanah 202002031 28.Sri Astuti Wahyu U. 202002057
14.Zhakiatul Fahiroh 202002032 29.Hilwa Hurin ‘Ain 202002069
15.Achmad Fauzi 202002033 30.Rina Widyawati 202002038

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan Keperawatan Komunitas dengan kasus Defisit Kesehatan Komunitas,Perilaku Kesehatan


Cenderung Beresiko, Ketidakpatuhan ini telah disetujui dan disahkan pada
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

Siti Nur Umamah


NIM. 202002024

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Ns. Achmad Yanuar M. Kep. Ns. Fransiska Erna Damayanti, S.Kep, M.Kep

K K
e e
t t
u u
a a
P P
a a
n n
i i
t t
i i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang


Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenai dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya (Harnilawati, 2018).

Menurut Depkes RI, 2012 dalam (Harnilawati, 2018) keperawatan komunitasadalah


suatu pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat lebih
tinggi. Menurut (NurSalam, 2016) keperawatan komunitas adalah pengkajian kondisi
kesehatan dari suatu masyarakat yang meliputi: pemeliharaan kesehatan di masyarakat,
peran serta masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan
multisektoral, dan pengembangan penggunaan teknologi tepat guna untuk masyarakat.

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan
dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2013).

Upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga, kelompok


ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan
keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat
profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES
BANYUWANGI melaksanakan praktik keperawatan komunitas di Wilayah RT 02 RW 01
DUSUN LAOS Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan pendekatan keluarga,
kelompok, dan komunitas.
Letak geografi Dusun Laos berada pada daerah dataran tinggi yang merupakan
daerah perbukitan yang cenderung dingin dengan lahan pertanian dan lahan kebun/ladang.
Praktik Keperawatan Komunitas Program Studi S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi
dilaksanakan di RT 02 RW 01 Laos Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah 64 kepala
keluarga, 160 jiwa.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan survey masalah kesehatan masyarakat di RT 02 TW 01
LAOS Kabupaten Banyuwangi.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Memaparkan hasil pengkajian yang ada di RT 02 RW 01 LAOS Kabupaten
Banyuwangi.
b. Menganalisa data tentang masalah kesehatan di RT 02 RW 01 LAOS
Kabupaten Banyuwangi.
c. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas sesuai dengan data masalah
kesehatan yang diolah.
d. Menentukan intervensi keperawatan untuk memecahkan masalah kesehatan di
RT 02 RW 01 LAOS Kabupaten Banyuwangi.
e. Menentukan POA (Plan of Action) untuk rencana kegiatan di RT 02 RW 01
LAOS Kabupaten Banyuwangi.

1.3. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat RT 02 RW 01 LAOS
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat RT 02 RW 01 LAOS.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat RT 02 RW 01 LAOS.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat RT 02 RW 01 LAOS.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.

3. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang dialami
masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas


2.1.1 Pengertian Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2009). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok
ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat
pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2010).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2010).

2.1.2 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


a. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan dan olahraga secara teratur Rekreasi
5. Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas
dan Rumah Sakit.
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan
nifas.
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama.
1. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, dan kelainan bawaan.
2. Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, serta penderita stroke melalui fisioterapi.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
2.1.3. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung
terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta
masyarakat.

a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaandan
asuhan keperawatan.
4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus atau rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
5. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
6. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
c. Fungsi
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
2.1.4. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga


tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, dll) yang
dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkunganyang
sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untukmeningkatkan
kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu:
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang
tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun kurang energi kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan
BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usialanjut jompo
atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas
d. Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien:
1. Pembinaan kelompok khusus.
2. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
2.1.5. Strategi Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu


digunakan strategi sebagai berikut:

1. Proses Kelompok (Group Process)


Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi komunitas yang
dilakukan dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat (melalui
pembentukan peer atau social support berdasarkan kondisi dan kebutuhan
masyarakat). Proses kelompok ini dilakukan dengan membentuk kelompokdari
oleh untuk masyarakat yang memperhatikan kesehatan di wilayahnya sehingga
dapat secara mandiri mengatasi masalah yang muncul di masyarakat (Synder &
Lindquist, 2009).
Pengaruh positif strategi intervensi dengan proses kelompok meliputi :
a. Membangun harapan ketika orang lain telah menghadapi atau berhasil
masalah yang sama.
b. Universalitas menyadari bahwa tidak menghadapi masalah yang sama
secara sendiri.
c. Berbagi informasi.
d. Altruisme dan saling membantu.
e. Koreksi berantai atau berurutan hubungan yang paralel terjadi dalam
kelompok dan dalam keluarga.
f. Mengembangkan teknik sosialisasi.
g. Perilaku imitatif dari pemimpin kelompok.
h. Katarsis, mengekspresikan perasaan secara tepat
i. Faktor-faktor eksistensial ketika kelompok menyadari bahwa hidup bahwa
tidak adil dan bertanggung jawab terhadap cara hidup yang telah ditempuh.
2. Promosi Kesehatan
Berbagai bentuk dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Deseminasi informasi
Salah satu bentuk dari deseminasi informasi adalah pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya
promotif dan preventif dengan melakukan penyegaran informasi dan
meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperilaku sehat.
b. Pengkajian dan penilaian
Mendorong seseorang agar mengurangi faktor resiko dan
mengadopsi gaya hidup sehat. Contohnya melakukan penialaian terhadap
resiko kesehatan, mengadakan lomba atau kompetisi penampilan sesuai
indikator sehat.
c. Modifikasi gaya hidup
Membantu klien bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dan
membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk meningkatkan kualitas
hidup. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memodifikasi gaya
hidup diantaranya perubahan situasi, tersedianya pengetahuan, dan
keterampilan untuk melaksanakan dan meneruskan perubahan, hasil yang
akan diperoleh dari perilaku baru, serta adanya dukungan fisik dan sosial
untuk merubah perilaku.
d. Penataan lingkungan
Kegiatan ini mencakup kegiatan penyediaan atau penataan faktor
pendukung untuk mengoptimalkan kualitas lingkungan dan peningkatan
perilaku. Lingkungan yang ditata mencakup lingkungan fisik, sosial dan
ekonomi.
e. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu kegiatan perawatan komunitas dengan
melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada
di komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah.
Pemberdayaan adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan kontrol
dalam pengambilan keputusan pada level individual, keluarga, komunitas
dan masyarakat. Perawat dapat menggunakan strategi pemberdayaan untuk
membantu masyarakat mengembangkan keterampilan dalam
menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying, dan
mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan.
f. Kemitraan.
Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran
masing-masing. Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama
aktif antara perawat komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan
program. Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing
dilakukan untuk saling menguntungkan.
2.1.6. Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:

1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Careprovider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran
mempunyai 4 komponen yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian
seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan
untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2010).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2010). Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (informed concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawatdi rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2010).
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2010).
7. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2010).
10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner Torney mendeskripsikan pembawa perubahan
adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan
klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali kemungkinan hasildari
alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu,membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2010).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2010).
11. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider
and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakanpencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian
dari peran perawat komunitas.
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

2.2.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Komunitas


Model community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis
komunitas dengan luas wilayah, lokasi, dan sumber-sumber yang dimiliki atau
karateristik populasi tertentu. CAP terdiri dari 3 bagian :
a. Inti Komunitas (The Community Core)
b. Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)
c. Aplikasi teori CAP dalam keperawatan komunitas
d. Nilai dan keyakinan

Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)


a. Lingkungan fisik
b. Pendidikan
c. Keamanan dan Transportasi
d. Politik dan Pemerintah
e. Pelayanan Sosial
f. Komunikasi
g. Ekonomi
2.2.2 Diagnosis Keperawatan Kesehatan Komunitas
Diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia mampu dan mempunyai kewenangan
untuk memberikan tindakan keperawatan (Gordon, 1982). Diagnosis keperawatan
adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan yang aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
perawat (SDKI).
2.2.3 Perencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas ( SLKI)
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
(Mubarak, 2009).

2.2.4 Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Riyadi, 2010). Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
perencanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas.

2.2.5 Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Kegiatan PKMD (Pembangunan Kesehatan. Masyarakat Desa) keperawatan komunitas


ini dilakukan pada tanggal 01-19 Agustus di RT 02 RW 01 di Dusun Laaos Kabupaten
Banyuwangi.

Adapun kegiatan selama Praktek Keperawatan Komunitas di RT 02 TW 01 Dusun Laos


diuraikan sebagai berikut:

3.1 Pengkajian
3.1.1 Tahap Persiapan
a. Advokasi kepada TOMA dan TOGA
Advokasi bertujuan untuk menjalin tali silaturrahmi kepada tokoh
masyarakat dan tokoh agama di wilayah setempat sekaligus menyampaikan
maksud dan tujuan dari mahasiswa melakukan PKMD di wilayah mereka.
Kegiatan ini dimulai dengan menemui Kepala Dusun Laos 01 Agustus 2023 pukul
10.15 WIB. Pertemuan tersebut untuk membahas tentang perijinan dan kesediaan
beliau untuk membantu mahasiswa selama melakukan praktek di Dusun ini, serta
membahas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Selanjutnya, Bapak Kepala
Dusun, mengajak seluruh mahasiswa untuk melihat batas-batas Dusun Laos
sekaligus mempertemukan mahasiswa dengan RT 02 dan RW 01 yang ada di
Dusun Laos di rumah masing-masing. Dari pertemuan tersebut, para k RT dan
ketua RW siap untuk membantu mahasiswa selama kegiatan PKMD berlangsung.
b. Pertemuan dengan warga
Bersamaan dengan acara pembukaan dan serah terima tanggal 01 Agustus
2023 dilakukan pertemuan warga beberapa kali bersama dengan sebagian ketua
RT, ketua RW. Sosialisasi pengkajian meliputi pengkajian agregat, data Program
Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Atas kesepakatan antara warga
dengan mahasiswa, dilakukan pengkajian data PIS-PK dan agregat serempak
mulai tanggal 01 Agustus 2023 sampai 06 Agustus 2023 melalui RT 02 sebagai
fasilitator. Pada saat yang lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian
data kesehatan dan asuhan keperawatan komunitas, serta format PIS- PK dan
agregat.
c. Pengkajian Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK)
Pengkajian PIS-PK dilakukan tanggal 01 Agustus 2023 sesuai dengan
kesepakatan antara mahasiswa dan warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang
telah dibagi tiap KK.
3.1.2 Tahap Pengkajian
a. Letak Demografi
Letak demografi Dusun Laos berada pada daerah dataran tinggi yang
merupakan daerah perbukitan yang cenderung dingin dengan lahan pertanian dan
lahan kebun/ladang.
Batas Dusun Laos

Batas Utara
Bpk.Muh.Ali

Batas Barat Batas Timur


Jalan Raya Rumahnya Bu
Aisyah

Batas Selatan
Jembatan Selatan
Lap.Voli
b. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi (%)
Laki-Laki 83 50,00 %
Perempuan 83 50,00 %
Total 166 100 %

c. Agama

Agama Jumlah Presentasi (%)


Islam 166 100%
Total 166 100%

d. Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentasi (%)

Tidak/Belum Sekolah 0 0%

Tidak Tamat Sd/Mi 0 0%

Tamat Sd/Mi 6 16,7 %

Tamat Sltp/Mts 5 13,9 %

Tamat Slta/Ma 25 69,4 %

Tamat D1/D2/D3 0 0%

Tidak Terkaji 0 0%
Total 36 100 %

e. Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentasi (%)
Tidak/Belum Bekerja 62 37,35%

Sekolah 0 0%
Pegawai Swasta 27 16,26%

Swasta 14 8,43 %
Petani 10 6,024%
Buruh 53 31,9%
Tidak Terkaji 0 0%
Total 166 100 %
3.1.3 Indikator Keluarga Sehat
1. Keluarga Yang Mempunyai Sarana Air Bersih
Tabel 3.1 Data Keluarga di Dusun Laos yang memiliki akses sarana air
bersih, bulan Agustus 2023

Sarana Air Bersih Jumlah Presentasi (100%)

Sehat 65 100 %
Dari tabel 3.1 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus
2023 yang memiliki dan menggunakan sarana air bersih sebanyak 64 KK
(100%).
2. Penderita TB Paru Mendapat Pengobatan Sesuai Standart
Tabel 3.2 Data warga yang terdiagnosa TB paru di Dusun Laos, bulan
Agustus 2023
TB Paru Jumlah Presentasi (100%)
Sehat 65 100 %

Total 65 100 %
Dari tabel 3.2 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus
2023 belum pernah terdiagnosa TB paru yaitu sebanyak KK (100%).
3. Bayi Mendapat Asi Ekslusif ASI Ekslusif
Tabel 3.3 Data Balita mendapatkan ASI eksklusif di Dusun Laos,
bulan Agustus 2023

ASI Eksklusif Jumlah Presentasi (100%)


Tidak Masuk Sasaran 65 100%

Total 65 100%
Dari tabel 3.3 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan
Agustus terkaji sebanyak 64 KK (100%).
4. Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Tabel 3.4 Data Keluarga Yang Memiliki Balita Dipantau
Pertumbuhannya
Tumbuh Kembang Jumlah Presentasi (100%)
Tidak Masuk Sasaran 65 100%
Total 65 100%
Dari tabel 3.4 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus,
terdapat 64 KK yang tidak terkaji (100%).
5. Imunisasi Dasar Lengkap
Tabel 3.5 Data Keluarga yang Memiliki Balita di Imunisasi Dasar
Lengkap
Imunisasi Jumlah Presentasi (100%)
Tidak Termasuk Sasaran 65 100%
Total 65 100%
Dari tabel 3.5 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulanJanuari,
terdapat 64 KK tidak terkaji (100%)
6. Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan Dan Tidak
Ditelantarkan
Tabel 3.6 Data Keluarga yang Memiliki Anggota Keluarga Gangguan
Jiwa Dan Tidak Ditelantarkan
Gangguan Jiwa Jumlah Presentasi (100%)
Sehat 65 100%
Total 65 100%
Dari tabel 3.6 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulanJanuari,
terdapat 64 KK sehat/tidak mengalami gangguan jiwa (100%)
7. Persalinan Di Tenaga Kesehatan
Tabel 3.7 Data keluarga yang melakukan persalinan di tenaga kesehatan
Persalinan di Tenaga Jumlah Presentasi (100%)
Kesehatan
Sehat 65 100 %
Tidak Sehat 0 0%
Total 65 100%
Dari tabel 3.7 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus,
terapat 64 keluarga yang melakukan persalinan di tenaga kesehatan.
8. Penderita Hipertensi Yang Melakukan Pengobatan Secara Teratur
Tabel 3.8 Data Keluarga yang memiliki hipertensi dan melakukan
pengobatan secara teratur
Hipertensi Jumlah Presentasi (100%)
Sehat 60 92,30 %
Tidak Sehat 5 7,69 %
Total 65 100%
Dari tabel 3.8 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulanJanuari,
terdapat 4 KK yang memiliki penderita Hipertensi
9. Keluarga Mengikuti Program KB
Tabel 3.9 Data keluarga yang mengikuti program KB
Program KB Jumlah Presentasi (100%)
Sehat 23 35,38 %
Tidak Sehat 17 26,15 %
Tidak Ada Data 25 38,46 %
Total 65 100%
Dari tabel 3.9 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus
dengan 16 diantaranya tidak mengikuti KB, dan tidak terkaji 25 kk.
10. Perilaku Merokok
Tabel 3.10 Data keluarga yang merokok
Perilaku Merokok Jumlah Presentasi (100%)
Sehat 39 60,00%
Tidak Sehat 26 40,00%
Total 65 100%
Dari tabel 3.10 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus,
sebagian besar keluarga di Dusun Laos memiliki anggota keluarga yang merokok
yakni 25 KK.
11. Keluarga Mempunyai Akses Dan Menggunakan Jamban Sehat
Tabel 3.11 data keluarga yang mempunyai akses dan menggunakan
jamban sehat
Keluarga Mempunyai Akses dan Jumlah Presentasi (100%)
Menggunakan Jamban Sehat
Sehat 57 87,69 %
Tidak Sehat 8 12,30 %
Total 65 100%
Dari tabel 3.11 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus,
terdapat 7 KK yang masih belum memiliki akses dan 57 KK sudah mempunyai
akses dan menggunakan jamban sehat
12. Keluarga yang sudah menjadi anggota JKN
Tabel 3.12 data keluarga yang sudah menjadi anggota JKN
Keluarga yang Sudah Menjadi Jumlah Presentasi (100%)
Anggota JKN
Sehat 23 35,38%
Tidak Sehat 42 64,61%
Total 65 100%
Dari tabel 3.12 diatas jumlah penduduk Dusun Laos pada bulan Agustus,
terdapat 41 KK yang belum menjadi anggota JKN dan 23 KK sudah menjadi
anggota JKN.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Analisa Data

NO. MASALAH ETIOLOGI DATA PENUNJANG


1. Masyarakat Dusun Laos RT02 Keluarga yang terdiagnosa
enggan memeriksakan Kesehatan hipertensi :
khusus hipertensi kefaskes. • Sehat = 60 KK
(92,30%)
• Tidak Sehat =5 KK (7,69%)
Alasan tidak pergi kefaskes :
• Jarak jauh = 41 KK (2,4%)
• Tidak ada transportasi = 20
KK (12%)
2. Masyarakat Dusun Laos RT02
yang membuang sampah di
bantaran sungai

3. Masyarakat Dusun Laos Keluarga yang mempunyai anggota


yang merokok keluarga perokok aktif
• Ya = 26 KK (40,00 %)
• Tidak = 39 KK (60,00 %)
Alasan merokok
• Kebiasaan = 11 KK (2,86%)
• Pergaulan = 9 KK (2,34%)
• Respon stress = 6 KK
(1,56%)
4. Masyarakat Dusun Laos Keluarga yang perilaku BAB di
yang tidak menggunakan Jamban
jamban sehat. • Tidak pakai = 13 KK (20%)
• Pakai = 52KK (80%)
4.2 Diagnosa Komunitas

1. (D.0110) Defisit Kesehatan Komunitas b.d hambatan akses ke pemberi pelayanan


Kesehatan d.d jarak dari dusun Laos RT02 ke faskes jauh.
2. (D.0099) Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d pemilihan gaya hidup tidak
sehat d.d perilaku merokok dan hipertensi pada Masyarakat dusun Laos RT02.
3. (D.0114) Ketidak Patuhan b.d ketidak adekuatan pemahaman d.d perilaku dengan
menolak mengikuti anjuran untuk tidak BAB di Sungai, membuang sampah
sembarangan atau di sungai.
4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO WAKTU DAN
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI SASARAN P. JAWAB METODE
DX TEMPAT
1. (D.0110) Tujuan umum : Status Pengembangan Warga Dusun Bu Inayah Dsn .Laos 1. Demonstrasi
Defisit Kesehatan Masyarakat Dusun kesehatan Kesehatan Laos 2. Ceramah
Komunitas b.d Laos dapat komunitas Masyarakat 1.14548 3. Media : Video
hambatan akses L.12109 1. Identifikasi masalah Leaflet
meningkatkan
ke pemberi • Ketersedia atau issue kesehatan
kondisi dan prioritasnya
pelayanan an program
kesejahteraan fisik promosi 2. Identifikasi potensi
Kesehatan d.d
mental dan sosail kesehatan atau aset dalam
jarak dari dusun
komunitas meningkat masyarakat terkait
Laos RT02 ke
• Partisipasi issue yangdihadapi
faskes jauh 3. Berikan
Tujuan khusus : dalam
program kesempatan pada
1. Warga Dusun
kesehatan setiap anggota
Laos sadar masyarakat utuk
komunitas
pentingnya meningkat berpartisipasi sesuai
mengecek • Ketersedi aset yang dimiliki
status aan 4. Libatkan anggota
kesehatan ke program masyarakat untuk
FasKes proteksi meningkatkan
kesehata kesadaran terhadap
2. Warga Dusun
n issue dan masalah
Laos dapat kesehatan yang
meningk
mengetaui at diadapi.
bahayanya 5. Libatkan
merokok dan Masyarakat dalam
hipertensi. musyawarah utuk
3. Dapat terjadi mendefinisikan issue
kesehatan dan
perubahan
mengemangkan
perilaku rencana kerja.
kesehatan di 6. Libatkan
masyarakat dalam
Dusunn proses perencanaan
Laos dan imlementasi serta
revisinya
2. (D.0099) Tujuan umum: Perilaku Edukasi Kesehaan Warga Dusun Mas Wahyudi Rt. 02/Rw.01 1. Demonstrasi
Perilaku Untuk meningkatkan Kesehatan I.12383 Laos Mas Dikin 2. Ceramah
Kesehatan kepatuhan terkait L.12107 1. Identifikasi Mas Dwi 3. Media : Video
Cenderung protokol kesehatan • Penerimaa kesehatan kesiapan Mas Yani Leaflet
Berisiko b.d n terhadap dan kemampuan Bpk. Aziz
di Dusun Laos menerima informasi Bpk. Ilyas Rumah warga
pemilihan gaya perubahan
status 2. Indetifikasi faktor- Bpk. Nur
hidup tidak sehat Tujuan khusus: kesehatan faktor yang dapat
d.d perilaku 1. Warga Dusun meningkat meningkatkan dan
merokok dan Laos dapat • Kemampu menurunkan motivasi
hipertensi pada mengetaui an perilaku hidup sehat
Masyarakat dusun bahayanya melakukan 3. Jadwalkan pendidikan
Laos RT02. merokok dan tindakan kesehatan yang
pencegaha disepakati
hipertensi.
n masalah 4. Berikan kesempatan
2. Dapat terjadi untuk bertanya
kesehatan
perubahan 5. Jelaskan faktor resiko
meningkat
perilaku
kesehatan di • Kemampu yang dapat
an mempengaruhi
Dusun Laos kesehatan
peningkata
n 6. Ajarkan perilaku
kesehatan hidup sehat
• Pencapaian 7. Ajarkan strategi yang
pengendali dapat digunakan
an untuk meningkatkan
kesehatan perilaku hidup sehat.
meningkat
3. 3. (D.0114) Tujuan umum : Tingkat Edukasi Kesehaan Warga Dusun Bpk. Jubairi Dusun Laos 1. Demonstrasi
Ketidak Patuhan Masyarakat Dusun kepatuhan I.12383 Laos Bpk. Khairan Rumah Kadus 2. Ceramah
b.d ketidak Laos dapat L.12110 Bpk. Maksum 3. Media : Video
adekuatan 1.Identifikasi Bpk. Nuryono Leaflet
meningkatkan
pemahaman d.d •Verbalisas kesehatan kesiapan
perilaku dengan kondisi i mengikuti dan kemampuan
menolak mengikuti kesejahteraan fisik anjuran menerima informasi
anjuran untuk mental dan sosail protokol
tidak BAB di komunitas kesehatan 2.Indetifikasi faktor-
Sungai, membuang Tujuan khusus : faktor yang dapat
sampah
1. Warga •Perilaku meningkatkan dan
sembarangan atau menjalan menurunkan motivasi
di sungai. Dusun
kan perilaku hidup bersih
Laos dapat Anjuran dan sehat
mengerti protokol
tentang kesehat 3.Jadwalkan
bahaya pendidikan kesehatan
BAB yang disepakati
disungai
4.Jelaskan faktor
dan
resiko yang dapat
pentingnya mempengaru hi
jamban kesehatan
dirumah.
2. Warga 5.Ajarkan hidup
Dusun bersih dan sehat
Laos
mengerti
tentang
pentingnya
memberday
akan
sampah
3. Dapat
terjadi
perubahan
perilaku
kesehatan
di Dusun
Laos
4.4 Implementasi Keperawatan Komunitas

No. Pelaksana
Tujuan Kriteria Intervensi Evaluasi
DX Sasaran P. Jawab Waktu & Tempat
1. Tujuan umum : Banyak 1. Membuat Warga Dusun Bpk.Khair Rumah Kadus S : - Masyarakat
Masyarakat Dusun Masyarakat plang tulisan Laos an mengatakan
Laos dapat membuang di mengerti
sampah di Sungai”Dilar mengenai
memberdayakan
Sungai ang
sampah dengan baik membuang pentingnya
sampah di memberday
Sungai”/”Sa akan
mpahku sampah
Tanggung - Masyarakat
Jawabku” sadar
Banyak 2. Membuat Bpk.Maks
pentingnya
sampah lubang um
pampers tersendiri Per keindahan
KK yang lingkungan,pe
memiliki manfaatan
bayi/balita lingkungan
Banyak 3. Membuat pot Bpk.Nury sehingga
sampah plastic dengan tanaman ono
obat keluarga lingkungan
missal:-
4. Memisahkan menjadi bersih
bungkus sampah organic
minyak dan sehat
dan sampah
-bungkus kopi anorganik - Masyarakat
Sampah mengatakan
Organik:kresek sering
merah
Anorganik:Kresek membuang
hitam sampah di
komunitas bantaran sungai
Tujuan Khusus
1. Warga dusun O :- Terdapat
Laos dapat masyarakat yang
Mengerti menyetujui
pentingnya pembuatan
pemberdayaan sampah TPS(Tempat
Pembuangan
Sampah)
- Terpasang

2. Warga Dusun
Laos dapat
mengetahui
Pentingnya
lingkungan yang
sehat

3. Dapat terjadi
perubahan banner di 2 titik
perilaku kesehata (RT 2 RW 1
di Dusun
A : Tujuan tercapai
Laos
sebagian

P : Lanjutkan
intervensi melalui
koordinator
kesehatan
lingkungan dan
phbs Dusun
Laos

2. Tujuan umum: Rendahny 1.Penyuluhan Warga Mas RT.02/RW.01 S : Masyarakat mengerti


Masyarakat Dusun a tentang bahaya Dusun Laos Wahyud tentang bahaya rokok
Laos dapat pengetahu merokok i dan merokok diluar
an .
meningkatkan rumah serta mulai
masyarak 2.Dianjurk Mas Dikin
kondisi at akan mengurangi untuk
an di setiap
kesejahteraan fisik dampak kegiatan
mental dan sosial merokok Masyaraka
komunitas di ruangan t missal
Tujuan khusus: tertutup yasinan,ke
- Masyarakat di nduri dan merokok
rapat RT
Dusun Laos dapat
tidak O: - Masyarakat dapat
mengerti disediakan/ menjelaskan bahaya
tentang bahaya dikurangi dan kerugian
merokok “Rokok” merokok bagi dirinya
- Dapat terjadi dan orang sekitar
Perubahan perilaku 3.Penempela Masyarakat tampak
Mas Dwi merokok diluar
kesehatan di Dusun n stiker
tentang rokok rumah.
Laos di setiap - Terpasang banner
rumah di Dusun
perokok Laos)
4.Memasang Mas Yani Tempat berkumpul warga
poster
tentang
“Bahaya
Merokok”
yang bisa
jadikan
tempat
berkumpul
A : Tujuan tercapai
sebagian

P : Lanjutkan intervensi
melalui koordinator
PHBS Dusun
Laos dan
Dievaluasi oleh
puskesmas.
3. Tujuan umum: Masyarakat 1 Penyuluhan Warga Dusun Bpk.Aziz Rumah warga S : - Masyarakat mengatakan
- Agar masyarakat sadar akan Hipertensi Laos mengerti tentang ap aitu
dapat mengenal pentingnya 2 Pemberdayaan Bpk.Ilyas Pengajian Hipertensi
masalah mengendalikan dalam - Masyarakat mengatakan
Kesehatan hipertensi penggunaan mengerti tentang tanda
hipertensi tensi dan gejala hipertensi
sehingga 3 Penggunaan Bpk.Nur RT.02/RW.01
ketidakefektifan obat herbal
pemeliharaan O: - Masyarakat mampu
Kesehatan dapat mengatasi penyebab
teratasi hipertensi
khususnya di
Dusun Laos
Tujuan khusus: A : Tujuan tercapai sebagian
- Agar masyarakat
mampu
P : Lanjutkan intervensi melalui
menjelaskankan
koordinator Dusun Laos dan
ap aitu hipertensi
Dievaluasi oleh
- Masyarakat
puskesmas.
mampu
mengenal tanda
dan gejaala
hipertensi
- Masyarakat
mampu
mengatasi
penyebab
hipertensi
4. Tujuan umum: Adanya 1 Jadwal rutin Warga Dusun Bpk.Jubairi Dsn.Laos S : - Seluruh Masyarakat
Untuk meningkatkan penurunan membersihkan Laos menyetujui kegiatan
keberhasilan program angka kejadian jamban umum pembersihan jamban
Kesehatan pemerintah di BAB di sungai 2 Arisan jamban umum rutin
Dusun Laos -
Tujuan khusus : O: - Masyarakat melakukan
- Agar masyarakat arisan jamban
dapat mengerti
tentang bahaya
BAB di Sungai A : Tujuan tercapai sebagian
dan pentingnya
jamban di rumah
- Dapat terjadi P : Lanjutkan intervensi melalui
perubahan perilaku koordinator Dusun Laos dan
Kesehatan di Dusun Dievaluasi oleh
puskesmas.
Laos
5. Tujuan umum: Adanya 1. Diadakan Warga lansia Ibu Inayah S : - Seluruh Masyarakat
Untuk meningkatkan fasilitas posyandu di Dusun menyetujui
keberhasilan program Kesehatan lansia Laos diadakannya posyandu
Kesehatan pemerintah di seperti 2. Pembentuka lansia
Dusun Laos Posyandu n kader -
Tujuan khusus : Lansia lansia O: - Masyarakat Bersama-
- Agar masyarakat sama membentuk kader
dapat mengerti lansia
pentingnya
periksa ke
FasKes A : Tujuan tercapai sebagian
-
P : Lanjutkan intervensi melalui
koordinator Dusun Laos dan
Dievaluasi oleh
puskesmas.
DOKUMENTSI
PENUTU

BAB V

PENUTUP

5.1.1 Pengkajian di Dusun Laos Desa Grogol didapatkan dari 12 Indikator keluarga sehat
perolehan pencapaian yang kecil yaitu Hipertensi, perilaku BAB dijamban, serta
perilaku merokok sebesar. Data Agregrat menunjukkan sebagian besar lansia tidak
mengikuti posyandu lansia, hipertensi, asam urat.
5.1.2 Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di Dusun
Laos Desa Grogol Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi yaitu penyuluhan,
pemasangan banner, pembentukan kader lansia serta pemberian alat tensi dan
pelaksanaan senam lansia.
5.1.3 Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang telah direncanakan. Pelakasanaan
implementasi merupakan kolaborasi antara mahasiswa, perangkat desa,
masyarakat, kader dan bidan wilayah, serta dosen prodi.
5.1.4 Evaluasi dari hasil implementasi yang telah dilakukan adalah masyarakat
mengetahui tentang dampak perilaku yang menyimpang terhadap kesehatan tetapi
masih terdapat perilaku yang kurang sehat, seperti menolak anjuran pembuatan
jamban percontohan di RT 02 RW 01 Dusun Laos Desa Grogol.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:

5.2.1 Bagi Institusi


Diharapkan bagi institusi menjadikan hasil pengkajian dan asuhan
keperawatan komunitas ini sebagai bahan pertimbangan untuk mengidentifikasi
terjadinya perilaku yang kurang sehat dalam masyarakat Dusun Laos Desa Grogol
Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi dan mengarsipkan di perpustakaan
sebagai tambahan literatur Institusi.
5.2.2 Bagi Pemerintah Desa Grogol
Diharapkan bagi pemerintah desa agar lebih memantau perilaku yang
kurang sehat pada warga seperti merokok didalam rumah serta bab di sungai dan
mampu menindak lanjuti kegiatan yang sudah dilaksanakan seperti penyuluhan
kesehatan mengenai perilaku rokok dan perilaku bab di sungai, serta pengadaan
senam bagi lansia oleh Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Banyuwangi.
5.2.3 Bagi Masyarakat Dusun Laos Desa Grogol
Mayarakat diharapkan dapat menerapkan perilaku tidak merokok dirumah,
mampu mengurangi frekuensi merokok, membiasakan BAB di jamban, serta bagi
lansia dapat melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Mampu merubah
perilaku yang kurang sehat menjadi perilaku sehat sehingga dapat meningkatkan
status derajat kesehatan di Dusun Laos Desa Grogol.
RANCANGAN KEGIATAN PRA
MMD (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA)
KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Latar Belakang Kegiatan


Dari hasil pengkajian data yang dilakukan oleh Mahasiswa Stikes Banyuwangi di
Dusun Laos, Desa Grogol, Kec. Giri, Kab. Banyuwangi ternyata masih banyak masyarakat
yang ditemukan mempunyai masalah kesehatan seperti masalah jamban, rokok dan
masalah lainnya. Maka dari itu Mahasiswa mengadakan Survey Mawas Diri kepada
masyarakat karena masih banyak masyarakat belum mengetahui tentang masalah
kesehatan yang ada di dusun tersebut.
Dengan diadakan kegiatan Pra MMD ini masyarakat diharapkan mengetahui,
menyadari masalah yang ada di dusun tersebut dan masyarakat mampu menyelesaikan
masalah tersebut bersama-sama agar masalah masalah tersebut bisa teratasi sehingga
tercapainya masyarakat yang sehat dan sejahtera.
2. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pertemuan antara mahasiswa dan masyarakat diharapkan
masyarakat mampu melaksanakan kegiatan MMD dengan lancar.

3. TUJUAN KHUSUS
1) Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang ada
2) Masyarakat mampu memilih masalah yang ada untuk diselesaikan
3) Masyarakat mampu mencari solusi unuk menyelasaikan masalah yang ada
4) Susunan panita MMD terbentuk
4. SUSUNAN PANITIA
1) Ketua : Maulana Malik Ikhsan
2) Sekretaris : Siti Nur Umama
Dikhe Dean Kharisma
3) Bendahara : Alfy Wahyuni

Helwa Hurin ‘Ain


4) Pembawa Acara : Alfina Nur Khotimah
5) Moderator : Nur Chindy
6) Penyaji : Ilham Syafutra
Putri Nur Hasanah
7) Seksi Humas : Achmad Fauzi
Rina Widyawati
8) Notulen :
Alfy Wahyuni
9) Seksi Konsumsi : Putri Nur Hasanah
Nur Chindy
10) Operator : Ilham Syafutra
11) Koordinator Masalah :
- Niken (Rokok)
- Zhakiatul Fahiroh (Posyandu Lansia)
- Putri Ayu Lestari (Jamban Sehat)
5. UNDANGAN
1) Tokoh Formal
- Kepala Dusun Kedawung, Lingkungan Kopenbaya
Bapak Maksum (Ketua MMD)
- Panitia MMD
Ibu Yupi (MC MMD)
Ibu Makmunah (Moderator MMD)
Ibu Fi’lia Hanim (Penyaji MMD)
Bapak Ust.Makmuri (Doa MMD)
Ibu Istiqomah (Pj Posyandu Lansia)
Bapak Hermansyur (Pj Merokok)
Bapak Gozali (Pj Jamban Sehat)
Ibu Hotim (Notulensi)
2) Institusi
- Ina Adriatul,.S.Kep,.M.Ph
- Achmad Yanuar Fahmi, S.Kep.Ns

6. SETTING TEMPAT
MC MD KD PB KT NT
MH MS MH MS MH MS MH
MS MH MS MH MS MH MS
KET :
PB = Pembimbing KT = Ketua NT = Notulensi
MS = Masyarakat MH = Mahasiswa KD = KaDus
7. SUSUNAN ACARA
NO SUSUNAN ACARA WAKTU
1 Pembukaan 15 menit
Sambutan
- Tokoh masyarakat
- Pembimbing institusi
2 Acara Inti 50 menit
Penyampaian maksud dan tujuan kegiatan MMD

Pembentukan panitia MMD


Membuat kesepakatan masalah Kesehatan di Dusun
Kedawung
3 Pembacaan hasil diskusi 10 menit

4 Penutup 5 menit

5 Doa 5 menit

8. RENCANA EVALUASI KEGIATAN


a) Evaluasi Struktur
Persiapan pelaksanaan dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan dalam bentuk rapat
dan koordinasi dari masing-masing anggota. Melakukan pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang terkait dengan masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat, berkoordinasi dengan Kepala Dusun Laos, Desa Grogol. Undangan
sudah tersebar 1 hari sebelum kegiatan Pra MMD dilaksanakan.
b) Evaluasi Proses
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah ditentukan,
masyarakat dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, masyarakat dapat
berperan aktif dalam kegiatan, mahasiswa berperan sesuai dengan tugasnya
masing-masing yang telah ditentukan.
c) Evaluasi Hasil
Dalam kegiatan ini diharapkan warga masyarakat dan mahasiswa dapat
menentukan jadwal MMD dan Susunan Panitia MMD Dusun Kedawung,
Lingkungan Kopenbaya dan pada acara sore hari sudah terbentuk jadwal dan
Panitia MMD yang akan dilaksanakan.
DRAFT
NOTULENSI

NO MASALAH RENCANA SASARAN TEMPAT/WAKTU P.JAWAB

Dari masalah yang


ada di RT/RW 02/02
di dapatka penduduk 1. Penyuluhan Warga RT 02 yang Posko 03/Kamis, 04
1 Bapak Mansyur
laki-laki sebagian 2. Pemasangan banner merokok Agustus 2022
besar mempunyai
kebiasaan merokok

1. Masih banyak 1. Pembentukan kader posyandu


lansia yang tidak lansia
memeriksakan 2. Jemput bola oleh kader
kesehatannya 3. Pelatihan kader
Lansia yang ada di
2. Masih ada lansia kesehatan/kader lansia
wilayah dusun
yang enggan 4. Penyuluhan tentang (PTM) Posko 03/Kamis, 04
2 Kedawung, Lingk. Ibu Istikomah
datang ke penyakit tidak menular pada Agustus 2022
Kopenbaya, Desa
posyandu lansia lansia dan pemeriksaan
Grogol
dikarnakan GDA,kolesterol,asam urat
tempatnya jauh 5. Skrining PTM diposyandu

3. Keterbatasan 6. Program posyandu lansia :


tenaga kesehatan - Senam lansia
4. Masih banyak - Pemeriksaan tekanan darah
lansia yang tidak
mengetahui
penyakit tidak
menular (PTM)
1. Pembuatan banner untuk dipasang
disekitar sungai
Banyak warga RT 03
2. Mensosialisasikan tentang jamban
yang tidak Posko 03/Kamis, 04
3 sehat Masyarakat di RT 03 Bapak Gozali
menggunakan Agustus 2022
3. Door to door
jamban
4. Mebangun jamban sehat
5. Arisan jamban
LAPORAN NOTULENSO PRA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
DUSUN KEDAWUNG, LINGKUNGAN KOPENBAYA, DESA GROGOL

Pra Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dihadiri oleh 9 orang, yang dilaksanakan pada
tanggal 4 Agustus 2022 pukul 18.30 WIB, dengan kegiatan pembentukan petugas MMD
dengan hasil :

Pembawa Acara : Alfina Nur Khotimah


Moderator : Nur Chindy Krisdayansyah
Notulensi : Alfi Wahyuni
Pemateri/Penyaji : Ilham syafutra &
Putri Nur Hasanah

Penanggungjawab Posyandu Lansia : Zhakiatul Fahiroh

Penanggungjawab Rokok : Niken Afitri


Penanggungjawab Jamban Sehat : Putri Ayu Lestari
Penanggungjawab Sampah : Dian Nirmalasari
Penanggungjawab Hipertensi : Siti Fitria
Doa : Celvin Bintang
DOKUMENTASI PRA MMD
RANCANGAN KEGIATAN
MMD (MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA)
KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Latar Belakang Kegiatan


Masyarakat sudah membentuk panitia MMD, tetapi masyarakat belum menemukan
solusi untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang telah diangkat, dengan di adakan
MMD ini masyarakat diharapkan dapat mencari solusi. Dimana dalam MMD ini dilakukan
karena :
a. Masyarakat belum menemukan solusi dari masalah yang telah diangkat.
b. Masyarakat belum mendiskusikan masalah kesehatan yang ada.
c. Masyarakat belum membuat rencana-rencana untuk setiap masalah kesehatan yang di
angkat.
Apabila masyarakat tidak dikenalkan dengan MMD (musyawarah masyarakat desa)
maka masyarakat tidak akan menemukan solusi dan rencana-rencana yang akan dilakukan.
2. TUJUAN UMUM
Mendiskusikan masalah atau memecahkan masalah kesehatan yang ada di Dusun
Laos RT 2 RW 1.
Maka dari itu mahasiswa dan masyarakat perlu melakukan MMD.
3. TUJUAN KHUSUS
1. Masyarakat menemukan solusi dari masalah yang telah diangkat.
2. Masyarakat mendiskusikan masalah kesehatan yang ada.
3. Masyarakat membuat rencana-rencana untuk setiap masalah kesehatan yang
diangkat.
4. SUSUNAN PANITIA
1) Ketua : Pak Abdullah
2) Pembawa Acara : Bu Sulasiah
3) Penyaji : Mas Wahyudi
4) Notulen : Alfi Wahyuni
5) Doa : Pak Aziz
6) PJ Masalah :
a. Mas Wahyudi (Rokok)
b. Ibu Inayah (Posyandu Lansia)
c. Bapak Jubairi (Jamban)
d. Bapak Khoiron (Sampah)
e. Bapak Aziz (Hipertensi)
5. UNDANGAN
1. Tokoh Formal
- Kepala Dusun Kedawung, Lingkungan Kopenbaya
Bapak Maksum (Ketua MMD)
- Panitia MMD
Ibu Yupi (MC MMD)
Ibu Makmunah (Moderator MMD)
Ibu Fi’lia Hanim (Penyaji MMD)
Bapak Ust.Makmuri (Doa MMD)
Ibu Istiqomah (Pj Posyandu Lansia)
Bapak Hermansyur (Pj Merokok)
Bapak Gozali (Pj Jamban Sehat)
Ibu Hotim (Notulensi)
2. Institusi
- Ina Adriatul,.S.Kep,.M.Ph
- Akhmad Yanuar Fahmi, S.Kep.Ns

6. SETTING TEMPAT
MC MD KD PB KT NT
MH MS MH MS MH MS MH
MS MH MS MH MS MH MS
KET :
PB = Pembimbing KT = Ketua NT = Notulensi
MS = Masyarakat MH = Mahasiswa KD = KaDus
7. SUSUNAN ACARA
No Acara Waktu
1. PEMBUKAAN 10 Menit
Sambutan
Ketua RT 02
2. ACARA INTI 40 Menit
Penyajian materi dari hasil pengkajian
mahasiswa di lingkungan Laos
RT 02
Diskusi dan pemecahan masalah
kesehatan di lingkungan Laos RT 02

Pembuatan program kegiatan tindak


lanjut dari hasil MMD
3. Pembacaan hasil diskusi dan 10 Menit
kesimpulan
4. PENUTUP 5 Menit
5. Pembacaan doa 4 Menit

8. RENCANA EVALUASI KEGIATAN


d) Evaluasi Struktur
Undangan telah disebarkan 1 hari sebelum kegiatan dilaksanakan, tempat dan
media yang dipergunakan telah dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan, peran serta
dan tanggung jawab mahasiswa sesuai dengan susunan.
e) Evaluasi Proses
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah ditentukan,
masyarakat dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, masyarakat dapat
berperan aktif dalam kegiatan, mahasiswa berperan sesuai dengan tugasnya
masing-masing yang telah ditentukan.
f) Evaluasi Hasil
Masyarakat mampu berperan di kegiatan MMD dengan baik sesuai perannya
masing-masing.
LAPORAN HASIL NOTULEN MUSYAWARAH
MASYARAKAT DUSUN LAOS DESA GROGOL RT 2
RW 1

Pada hari sabtu tanggal 05 - Agustus-2022 bertempat di Rumah Mantan Kadus RT-2
RW-1 Dusun Laos dilaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa yang dihadiri oleh tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan para tamu undangan yang berjumlah 19 orang. Musyawarah
ini dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB yang di pimpin oleh petugas yang sudah di tentukan
pada acara pra MMD.
Dari hasil MMD tersebut di dapatkan beberapa prioritas masalah :
1. Rokok
2. Posyandu lansia
3. Jamban
Hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa lingkungan kopenbayah dusun kedawung
1. Merokok
No Masalah Kegiatan Sasaran Tanggal Penanggung
Pelaksanaan Jawab
1. Merokok 1. Penyuluhan Masyarakat 11-Agustus PJ
di dalam tentang bahaya RT-2 2023 Mahasiswa
rumah merokok di Dusun Niken
dalam rumah. Laos RT Afitri
02

PJ
Masyarakat
Mas
Wahyudi
2. Pemasangan Masyarakat 11-Agustus PJ
Poster di yang 2023 Mahasiswa
beberapa merokok di Niken Afitri
tempat lingkungan
berkumpul Laos PJ
warga Masyarakat
Mas
Yani
1
3.Pemasangan Stiker “ Masyarakat 11- Agustus PJ
Pojok Rokok “ yang 2023 Mahasiswa
dirumah warga Merokok Niken Afitri
di
lingkungan PJ
Laos Masyarakat
Mas Dwi

4.Dianjurkan disetiap Masyarakat 12-Agustus PJ


kegiatan Masyarakat yang 2023 Mahasiswa
missal, yasinan Merokok Niken Afitri
kenduri dan acara di
rapat RT dikurangi lingkungan PJ
penyediaan Rokok Laos Masyarakat
Mas Dikin

2. Kesehatan jamban
No Masalah Kegiatan Sasaran Tanggal/ Penanggung
Tempat
Jawab
Pelaksanaan
1. Masyarakat Jadwal rutin Semua Jamban PJ
Masyarakat
enggan BAB membersihkan jamban umum Dsn Mahasiswa
dusun Laos
di Jamban umum Rt.02/Rw.01 Loas , Putri Ayu
umum di Rabu dan Lestrai
karenakan Kamis
kotor dan licin PJ
Masyarakat
Bapak
Jubairi
2 Banyak Membuat plang PIS-PK Sungai Tgl 14 PJ
Masyarakat Agustus Mahasiswa
yang BAB 2023 Putri Ayu
disungai Di sungai Lestari

PJ
Masyarakat
Bapak
Jubairi

3.Sampah

NO Masalah Kegiatan Sasaran Tanggal Penanggung


Pelaksanaan Jawab
1. Banyak -Membuat plang tulisan Seluruh 08- Agustus PJ Mahasiswa
Masyarakat “Dilarang membuang Warga 2023 Dian
buang sampah disungai” Nirmalasari
sampah
disungai PJ
Masyarakat
Bapak
Khoiron

2. Banyak - Membuat Warga 10-Agustus PJ Mahasiswa


Sampah Lubang yang 2023 Dian
Pempers tersendiri per-kk memiliki Nirmalasari
yang memiliki Bayi/Ballita
bayi/ balita PJ
Masyarakat
Bapak
Maksum

3. Banyak - Memisahkan Semua 12- Agustus PJ Mahasiswa


Sampah sampah Organik Warga 2023 Dian
Plastik dan sampah Nirmalasari
nonorganic
- Pengelolaan PJ
sampah plastic Masyarakat
menjadi tikar Bapak Nur
dan pot tanaman yono
4.Hipertensi
No MASALAH RENCANA SASARAN TEMPAT PENANGGUNG
WAKTU JAWAB
1 Hipertensi Penyuluhan Semua warga Masjid, Pak. aziz
pada jumat 11
Masyarakat agustus 2023

Pemberdayaan Semua Pj Rumah Pj Pak aziz


Pj dalam 12 agustus Pak ilyas
penggunaan 2023
tensi
Penggunaan Semua pj Rumah Pj Pak aziz
obat herbal Senin,14
agustus 2023

5.Posyandu Lansia

No Masalah Rencana Sasaran Tempat Penanggung


Waktu Jawab
1 Belum ada Mengadakan Lansia Balai desa Bu. Inayah
posyandu posyandu dusun laos
khusus lansia bayang bayang
seperti
penyuluhan
terhadap kader,
dan pelatihan
tensi
Demikian hasil MMD di dusun Laos RT-2 yang telah disepakati bersama dan
musyawarah desa ini ditutup dengan doa.
DOKUMENTASI MMD
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERILAKU MEROKOK
DUSUN LAOS RT 002/ RW 001 DESA GROGOL KECAMATAN GIRI

OLEH :
KELOMPOK POSKO 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Jumat, 11-agustus-2023


Pokok bahasan :
1. Definisi Merokok
2. Dampak merokok
3. Cara mengurangi perilaku merokok
Sasaran : Warga Dusun Laos RT 002/RW 001
Waktu : 20 menit
Tempat : Masjid dusun Laos

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan bahaya merokok selama 20 menit, diharapkan warga mampu
memahami mengenai bahaya dan dampak merokok.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang bahaya dan dampak merokok selama 20 menit, warga
dapat mengerti mengenai :

1. Menjelaskan pengertian bahaya merokok


2. Menyebutkan dan menjelaskan dampak merokok
3. Mengetahui cara mengurangi perilaku merokok

3. Materi
(Terlampir)

4. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

5. Media
1. POSTER
Lampiran 1
Materi Penyuluhan

A. Pengertian Merokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisikan daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujung nya dan di biarkan membara agar asap nya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

1. Perokok Aktif
Adalah orang yang mengonsumsi rokok secara rutin berapapun jumlahnya, atau menghirup asap rokok secara
sengaja.
2. Perokok Pasif
Adalah orang yang bukan perokok tapi dengan terpaksa menghirup asap rokok orang lain yang berada
disekitarnya.

B. Dampak Merokok
Dampak Buruk Bagi Perokok Aktif dan Pasif
Selain penyakit kanker, terdapat beberapa dampak buruk lainnya yang mungkin terjadi kepada para perokok aktif
maupun pasif, di antaranya adalah:
1. Penyakit paru-paru kronis
2. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulu
3. Menyebabkan stroke dan serangan jantung
4. Tulang mudah patah
5. Gangguan pada mata, salah satunya seperti katarak
6. Menyebabkan kanker leher rahim dan keguguran pada wanita
7. Menyebabkan kerontokan rambut.

C. Cara Mengurangi Perilaku Merokok


1. Kurangi jumlah batang rokok yang dihisap perhari
2. Jauhi tempat dimana banyak perokok gantilah kebiasaan pegang rokok
3. Kuatkan niat untuk berhenti merokok dan tetapkan tanggal akan berhenti
4. Minta orang terdekat untuk mendukung
D. Kegiatan penyuluhan
No Tahapan Penyuluhan Sasaran Waktu
1 Pembukaan - Membuka kegiatan - Menjawab salam 3 menit
dengan mengucapkan
salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari - Memperhatikan
penyuluhan
- Menyebutkan materi - Memperhatikan
yang akan diberikan

2 Pelaksanaan - Mengkaji pengetahuan - Memperhatikan dan 15 menit


masyarakat tentang mendengarkan
Bahaya Merokok
- Menjelaskan pengertian - Memperhatikan dan
Bahaya Merokok mendengarkan
- Menjelaskan Perokok - Memperhatikan dan
Aktif dan Pasif mendengarkan
- Menjelaskan Dampak - Memperhatikan dan
Merokok
mendengarkan
- Memperhatikan dan
mendengarkan
- Menjelaskan Cara
mengurangi Perilaku - Memperhatikan dan
Merokok
mendengarkan

3 Penutup - Menanyakan kepada - Menjawab pertanyaan 10 menit


masyarakat tentang
materi yang telah
diberikan
- Mengucapkan - Mendengarkan
terimakasih atas peran
serta peserta /masyarakat
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
penutup
DOKUMENTASI PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI MEROKOK

1. DOKUMENTASI
“Setiap kegiaan masyarakat (yasinan dll) mengurangi penyediaan rokok”

2. DOKUMTASI
“Penempelan Stiker “POJOK ROKOK” dirumah warga RT.02 RW.01”
3. DOKUMENTASI
“Penempelan Poster “DILARANG MEROKOK” ditempat berkumpul warg”
DOKUMENTASI IMPLEMENTAS KESEHATAN JAMBAN

1. Jadwal Rutin Membersihkan Jamban Umum

2. Memberikan pembersih jamban kepada PJ masyarakat


3. Memasang plang PIS-PK jamban

4. Menempel jadwal membersihkan jamban


DOKUMENTASI IMPLEMENTASI SAMPAH

1. Pemasangan plang PIS-PK sampah


2. Pembuatan lubang pembuangan pampers

3. Pengelolahan sampah plastik menjadi pot tanaman dan tikar


SAP HIPERTENSI
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/tanggal : Jumat/11 Agustus 2023


Pokok bahasan :
1. Definisi Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Cara Pencegahan Hipertensi
Sasaran : Warga Dusun Laos RT 002/RW 001
Waktu : 12.30 WIB
Tempat : Masjid Baiturrahim, Dusun Laos

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan bahaya hipertensi selama 20 menit, diharapkan
warga mampu memahami.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang bahaya dan dampak merokok selama 20menit,
warga dapat mengerti mengenai :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan penyebab dari hipertensi
3. Mengetahui gejala hipertensi
4. Menyebutkan cara pencegahan hipertensi
3. Materi
(Terlampir)

4. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

5. Media
1. LCD dan proyektor
2. Video
3. Leaflet
Lampiran 1
Materi Penyuluhan
A. Pengertian hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang sering disebut dengan penyakit tekanan


darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan
yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Seseorang bisa diakatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah
sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih
besar dari 140 mmHg, atau angka tekanan darah diastolic menunjukkan hasil yang lebih
besar dari 90 mmHg.
Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis,
gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2012). Hipertensi adalah
kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun diastolik yang terbagi menjadi dua tipe
yaitu hipertensi esensial yang paling sering terjadi dan hipertensi sekunder yang
disebabkan oleh penyakit renal atau penyebab lain, sedangkan hipertensi malignan
merupakan hipertensi yang berat, fulminan dan sering dijumpai pada dua tipe hipertensi
tersebut (Kowalak, Weish, & Mayer,2011)
Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah di dalam pembuluh
darah arteri dalam satu poeriode, mengakibatkan arteriola berkonstriksi sehingga
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri
(Udjianti, 2011). Berdasarkan pengertian oleh beberapa sumber tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik, dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari
90 mmHg, hipertensi juga merupakan faktor resiko utama bagi penyakit gagal ginjal,
gagal jantung dan stroke.

B. Penyebab hipertensi.
Penyebab dari hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Hipertensi Primer atau Esensial yaitu Hipertensi ini paling sering ditemui, dan
secara keseluruhan jumlahnya mencapai 90 sampai 95 %. Gejala hipertensi primer
antara lain :
a. Merokok
b. Obesitas
c. Kurang berolahrga
d. Konsumsi Garam yang berlebihan
e. Konsumsi alcohol yang berlebih
f. Stress
g. Faktor Usia
2. Hipertensi Sekunder hanya ada sekitar 5-10 % yang mengalaminya. Penyebab
hipertensi sekunder antara lain :
a. Gangguan fungsi ginjal
b. Meningkatnya produksi hormon
c. Obat-obatan
d. Kehamilan

C. Tanda dan Gejala


Berikut tanda dan gejala hipertensi antara lain :
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
3. Mual
4. Sesak nafas
5. Kelelahan
6. Merasa cemas

D. Cara Pencegahan
1. Pertahankan berat badan ideal.
2. Lakukan olahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari.
3. Cukupi waktu tidur dan istirahat.
4. Kelola stres dengan baik.
5. Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran.
6. Batasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh per hari.
7. Hindari konsumsi minuman beralkohol.
8. Batasi konsumsi minuman berkafein.
9. Hentikan kebiasaan merokok.
10. Lakukan pemeriksaan kesehatan dan skrining hipertensi secara rutin.

Daftar Pustaka
Http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20ll.pdf Diakses tanggal 8 Agustus 2023
https://www.honestdocs.id/penyebab-hipertensi-darah-tinggi
Diakses tanggal 8 Agustus 2023
https://www.alodokter.com/hipertensi/pencegahan Diakses tanggal 8 agusutus 2023
DOKUMENTASI
1.Penyuluhan pada Masyarakat tentang hipertensi

2.Pemberdayaan PJ dalam penggunaan tensi


3.Penggunaan obat herbal

4.Pemberian tensi kepada PJ hipertensi


DOKUMENTASI
POSYANDU LANSIA

Pelatihan tensi terhadap kader

Anda mungkin juga menyukai