Resume Jurding
Resume Jurding
Duchenne Muscular Distrofi (distrofi otot duchenne) merupakan penyakit pengecilan otot
yang parah dan progresif yang menyebabkan kesulitan bergerak dan akhirnya membutuhkan
bantuan ventilasi hingga kematian dini.
Penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada DMD (enconding distropin) yang menghilangkan
produksi distrofin pada otot
Studi terbaru telah menjelaskan mengenai mekanisme patogenik primer dan sekunder.
Telah ditetapkan pedoman perawatan multidisplin untuk DMD yang bertujuan untuk
mendapatkan diagnosis genetik dan mengelaola berbagai aspek.
Terapi untuk memulihkan protein distrofin yang hilang atau mengatasi patologi sekunder
masih dalam perkembangan klinis.
Introduksi
DMD adalah penyakit pengecilan otot yang parah dan progresif. Gejala awal : sulit menaiki
tangga, terhuyung-huyung bahkan sering jatuh.
Sebagian besar pasien menjadi tergantung pada kursi roda sekitar usia 10-20 tahun dan
memerlukan bantuan ventilasi pada usia sekitar 20 tahun.
Dengan perawatan optimal, sebagian besar pasien DMD meninggal antara usai 20 dan 40
tahun akibat gagal jantung dan / atau gagal napas.
DMD disebabkan oleh mutasi DMD (enconding dystrophin) yang mencegaha produksi
isoform otot distrofin (Dp427m)
Distrofin menghubungkan F-aktin sitoskeletal dengan matriks ekstraseluler melalui domain
terminal-N dan terminal-C.
Dalam DMD pemotongan protein secara prematur diakibatkan oleh:
o Mutasi frameshifting (penghapusan atau duplikasi yang melibatkan sejumlah
nukleotida yang tidak dapat dibagi tiga) atau
o Mutasi tidak masuk akal (mutasi titik dimana kode untuk kodon asam amino diubah
menjadi kodon stop)
Epidemiologi
Diagnosis
Pengukuran kadar CK plasma (untuk skrining DMD bayi baru lahir (DMD-NS)) jika hasilnya
meningkat dilakukan uji mutasi DMD untuk memastikan diagnosis.
Catatan :
Peningkatan CK dapat mengidentifikasi penyakit otot lainnya.
Dalam 10 studi percobaan DMD-NS, 20% hasil (+) disebabkan gangguan non-DMD.
PERAWATAN PERNAPASAN
Perawatan pernapasan yang lebih baik sangat meningkatkan harapan hidup pasien DMD
Pedoman perawatan pernapan mencakup :
o penilaian fungsi pernapasan setiap tahun sejak diagnosis dan setiap 6 bulan setelah
kehilangan ambulasi.
o Penggunaan batuk dengan bantuan mekanis
o Pemberian bantuan pernapasan melalui ventilasi mekanis pada pasien yang
mengalami hipoventilasi
Gejala hipoventilasi nokturnal (sakit kepala di pagi hari, kelelahan, anoreksia, dan sering
terbangun di malam hari) harus memicu studi tidur untuk mendeteksi dan menangani
masalah ini
PERAWATAN JANTUNG
MANAJEMEN ORTOPEDI
DMD ditandai dengan perkembangan kontraktur otot tungkai (pemendekan otot yang
menyebabkan kelainan bentuk) dan skoliosis.
Metabolisme tulang yang terganggu dengan mineralisasi tulang yang berkurang adalah fitur
DMD yang terkenal dan dipengaruhi secara negatif oleh terapi kortikosteroid dan dapat
mempengaruhi individu untuk patah tulang kompresi.
Tujuan : mengoptimalkan atau mempertahankan fungsi otot yang melemah dan untuk
mencegah kelainan bentuk yg parah seperti kontraktur atau skoliosis
Indikasi untuk intervensi ortopedi dan prosedur bedah harus dinilai dan direncakan dengan
anggota tim multidisiplin (fisioterapi, terapi okupasi dan akhli ortotis)
Manajemen pada pasien rawat jalan :
o Mencegah kontraksi tendon Achilles, fleksor lutut dan pinggul dan pita iliotibial
dengan fisioterapi dan penggunaan ortosis untuk mempertahanan stabilitas dan
kapasitas ambulansi
o Pada pasien non ambulan : perhatian lebih lanjut diberikan pada postur duduk yg
adekuat untuk meningkatkan kenyamanan dan mencegah (memburuknya) skoliosis
dan kontraktur pada tungkai bawah dan encegahan kontraktur pada tungkai atas
dan tangan, yang dapat merusak aktivitas mototrik