Anda di halaman 1dari 11

IV.

2 Hasil Penelitian
IV.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada daerah wilayah Kecamatan Tajurhalang dengan
responden berasal dari Desa Citayam sebanyak 25 responden, Desa Nanggerang
sebanyak 38 responden, dan Desa Sasakpanjang sebanyak 94 responden. Jumlah
keseluruhan responden yaitu sebanyak 157 responden yang sudah memenuhi
perhitungan besar sampel minimal dan memenuhi kriteria inklusi penelitian,
kemudian dilakukan analisis menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariat.

IV.2.2 Hasil Analisis Univariat


IV.2.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden terdiri atas usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan
pekerjaan dari responden. Adapun kriteria-kriteria pada responden dapat ditunjukkan
seperti tabel di bawah ini :

Tabel 1. Karakteristik Responden


Usia Frekuensi (n) Persentase (%
Sumber : 26-29 14 8.9 Data Primer,
2022
30-33 32 20.4
Tabel 8.
34-37 39 24.8
38-41 40 25.5
42-45 32 20.4
Jenis Kelamin
Laki-laki 38 24.2
Perempuan 119 75.8
Pendidikan Terakhir
Dasar 26 16.6
Menengah 87 55.4
Tinggi 44 28.0
Pekerjaan
Bekerja 65 41.4
Tidak bekerja 92 58.6
Total 157 100%
Pengetahuan
Baik 73 46.5
Cukup 51 32.5
Kurang 33 21.0
Sikap
Positif 78 49.7
Negatif 79 50.3
Perilaku
Positif 79 50.3
Negatif 78 49.7
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 38-41 tahun dengan jumlah 40
responden (25.5%). Berdasarkan kriteria jenis kelamin, menunjukkan bahwa sebagian besar
responden adalah perempuan dengan jumlah 119 responden (75.8%). Berdasarkan kriteria
pendidikan terakhir mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan terakhir menengah
sebanyak 87 responden (55.4%). Berdasarkan kriteria pekerjaan mayoritas responden tidak
memiliki pekerjaan sebanyak 92 responden (58.6%). Total responden yang terdapat pada
tabel yakni 157 responden (100%).

PENJELASAN
Dari keseluruhan jumlah responden, mayoritas responden berpengetahuan baik
sebanyak 73 responden (46.5%) selanjutnya sebagian besar responden memiliki sikap
negatif terhadap konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19 yakni 79
responden (50.3%), dan mayoritas responden memiliki perilaku positif dalam
konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19 yakni 79 responden
(50.3%).

PENJELASAN

IV.2.3 Hasil Analisis Bivariat

IV.2.3.1 Hubungan Usia Responden Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Bergizi


Perilaku responden
Total P-
Usia (thn) Positif Negatif
value
n % n % n %

26-29 6 42. 8 57.1 14 100.0 0.767

30-33 14 43. 18 56.3 32 100.0

34-37 19 48. 20 51.3 39 100.0

38-41 23 57. 17 42.5 40 100.0

42-45 17 53. 15 46.9 32 100.0


1

Total 79 50. 78 49.7 157 100.0

Tabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki perilaku positif terhadap

konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19 mayoritas responden kelompok

usia 38-45 tahun, sedangkan responden dengan perilaku negatif terhadap konsumsi makanan

bergizi sebagai pencegahan Covid-19 mayoritas responden kelompok usia 26-37 tahun.

Berdasarkan uji statistik Chi-square maka didapatkan nilai P-value > 0.05, yakni 0.767 yang

mana dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara usia responden

terhadap perilaku konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19.

PENJELASAN

IV.2.3.2 Hubungan Jenis Kelamin Responden Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan


Bergizi
Perilaku responden
Total P-
Jenis Kelamin Positif Negatif
value
n % n % n %

Laki-laki 16 42. 22 57.9 38

1
0.268
Perempuan 63 52. 56 47.1 119

Total 79 50. 78 49.7 157


3

Berdasarkan jenis kelamin, menyatakan bahwa responden laki-laki sebagian besar

memiliki perilaku negatif terhadap konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-

19, sedangkan responden perempuan sebagian besar memiliki perilaku positif terhadap

konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Berdasarkan uji statistik Chi-

square maka didapatkan nilai P-value > 0.05 yakni 0.268 yang mana dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin terhadap perilaku

konsumsi maknaan bergizi sebagai pencegahan Covid-19.

PENJELASAN

IV.2.3.3 Hubungan Pendidikan Terakhir Responden Terhadap Perilaku Konsumsi


Makanan Bergizi

Perilaku responden
Pendidikan Total P-
Positif Negatif
Terakhir value
n % n % n %

Dasar 4 46.8 51 46.2 93

2
0.144
Menengah & 3 57.8 27 42.2 64

Tinggi 7

Total 7 50.3 78 49.7 157


9

Berdasarkan pendidikan terakhir, responden dengan tingkat pendidikan dasar mayoritas

memiliki perilaku negatif terhadap konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-

19, sedangkan responden dengan tingkat pendidikan menengah & tinggi mayoritas

memiliki perilaku positif terhadap konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-

19. Berdasarkan uji Chi-square maka didapatkan P-value > 0.05 yakni 0.107 yang mana

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan terakhir

responden terhadap perilaku konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19.

PENJELASAN

IV.2.3.4 Hubungan Pekerjaan Responden Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan


Bergizi
Perilaku responden
Total P-
Pekerjaan Positif Negatif
value
n % n % n %

Bekerja 35 53. 30 46.2 65

8
0.518
Tidak bekerja 44 47. 48 52.2 92

Total 79 50. 78 49.7 157

Berdasarakan pekerjaan, responden yang bekerja mayoritas memiliki perilaku positif dan
responden yang tidak bekerja mayoritas memiliki perilaku negatif terhadap konsumsi
makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Berdasarkan uji Chi-square maka didapatkan
nilai p-value > 0.05 yakni 0.518 yang mana dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
hubungan bermakna antara pekerjaan terhadap perilaku konsumsi makanan bergizi sebagai
penecgahan Covid-19.

PENJELASAN

Pada uji statistik Chi-square didapatkan nilai p-value > 0.05 yakni 0.518 yang mana dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan terhadap perilaku

konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Hasil penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian Noviyanti, L (2020) pada ibu yang mempunyai balita di Puskesmas

Kencong yang menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan signifikan antara pekerjaan ibu

dengan pola pemberian makanan pada balita. Hasil tersebut diperkuat juga dari penelitian

Rozali (2016) yang menyatakan bahwa pekerjaan ibu tidak mempengaruhi asupan makanan

yang dikonsumsi balita. Ibu yang bekerja akan meningkatkan pendapatan keluarga sehingga

mempengaruhi daya beli bahan pangan yang dikonsumsi, walaupun ibu yang tidak bekerja

tidak dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga tetapi ibu yang tidak bekerja memiliki

banyak waktu untuk memperhatikan pemberian makanan kepada balitanya.

IV.2.3.5 Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan


Bergizi
Perilaku responden
Total P-
Pengetahuan Positif Negatif
value
n % n % n %

Baik 38 52. 35 47.9 73 0.399

1
Cukup 22 43. 29 56.9 51

Kurang 19 57. 14 42.2 33

Total 79 50. 78 49.7 157

Berdasarkan pengetahuan, responden dengan pengetahuan baik lebih banyak memiliki

perilaku positif terhadap konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19 dan

responden dengan pengetahuan kurang juga lebih banyak memiliki perilaku positif terhadap

konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Sementara itu responden dengan

pengetahuan cukup lebih banyak memiliki perilaku negatif terhadap konsumsi makanan

bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Berdasarkan uji Chi-square maka didapatkan nilai p-

value > 0.05 yakni 0.399 yang mana dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara pengetahuan responden terhadap perilaku konsumsi makanan bergizi

sebagai pencegahan Covid-19.

PENJELASAN

Pada uji statistik Chi-square didapatkan nilai p-value > 0.05 yakni 0.399 yang mana

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden

terhadap perilaku konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Hasil penelitian

tersebut tidak sesuai dengan penelitian Fristianti, dkk (2017) pada anak Sekolah Dasar Negeri

Godean 1 Kabupaten Sleman yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara pengetahuan dengan konsumsi sayuran pada anak (22). Namun, penelitian ini sudah

sejalan dengan hasil penelitian Yuliawati, K (202) pada masyarakat umum di 3 provinsi,
yaitu DIY, Jawa Tengah, dan Kalimantan Barat. Hasil penelitian Yuliawati, K (2020)

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat

mengonsumsi multivitamin / suplemen selama pandemi Covid-19 (23). Pengetahuan

merupakan hal yang penting dalam membentuk perilaku individu. Pengetahuan juga

mendasari manusia dalam mengambil keputusan dan mengambil tindakan untuk menghadapi

masalah (17). Teori Lawrence Green 1980 dalam Notoatmodjo (2018) pengetahuan

merupakan faktor yang mendorong perkembangan perilaku seseorang (20).

Hasil penelitian Nur Isnaeni, dkk (2018) menyatakan bahwa pengetahuan yang baik

lebih mematuhi rekomendasi diet yang diberikan (63.9%). Hal tersebut karena penambahan

pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, kemudian dapat

menghasilkan respon berupa perubahan sikap maupun perilaku. Namun 51.9% responden

dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki kepatuhan dalam rekomendasi diet (24). Hal

tersebut

IV.2.3.6 Hubungan Sikap Responden Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Bergizi


Perilaku responden
Total P-
Usia (thn) Positif Negatif
value
n % n % n %

Sikap

Positif 49 62. 29 38.8 78

8
0.002
Negatif 30 38. 49 62.0 79

Total 79 50. 78 49.7 157


3

Berdasarkan sikap, responden dengan sikap positif lebih banyak memiliki


perilaku positif terhadap konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19,
sedangkan sikap negatif responden mayoritas memiliki perilaku negatif terhadap
konsumsi makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19. Berdasarkan uji Chi-square
maka didapatkan nilai p value < 0.05 yakni 0.002 yang mana dapat dikatakan bahwa
terdapat hubungan bermakna antara sikap responden terhadap perilaku konsumsi
makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19.

PENJELASAN

IV. 2. 4 Hasil Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah analisis yang tujuannya untuk mengetahui hubungan


satu atau lebih variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat. Analisis
multivariat diawali dengan analisis bivariat, jika hasil analisis bivariat variabel bebas
dengan p-value < 0.25 maka dapat dimasukkan dalam analisis multivariat. Hasil
analisis bivariat pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2. Hasil Analisis faktor-faktor terhadap perilaku konsumsi makanan bergizi

No Variabel Bebas p-value


1. Usia 0.767
2. Jenis kelamin 0.268
3. Pendidikan terakhir 0.144
4. Pekerjaan 0.518
5. Pengetahuan 0.399
6. Sikap 0.002
Sumber : Data Primer, 2022

Setelah dilakukan uji bivariat Chi-square didapatkan nilai p-value pada tiap variabel
disajikan pada tabel di atas. Dapat dilihat pada tabel di atas nilai p-value < 0.25 adalah
variabel pendidikan terakhir (0.144 < 0.25) dan sikap (0.002 < 0.25). Variabel tersebut
telah lolos seleksi untuk dilanjutkan uji multivariat yaitu analisis uji regresi logistik.

Odds Interval Kepercayaan dari


Rasio OR P-value
(OR) Rendah Tinggi
Pendidikan terakhir 0.567 0.291 1.104 0.095
Sikap 2.760 1.447 5.265 0.002
Nilai p uji Wald < 0.05, yaitu 0.002 dengan nilai odd rasio 2.760 dan nilai
kepercayaan dari odd rasio adalah tidak terdapat angka 1, maka H0 di tolak artinya
terdapat hubungan bermakna antara sikap responden dengan perilaku konsumsi
makanan bergizi sebagai pencegahan Covid-19.

Ket interpretasi : pada uji Wald diperoleh nilai p < 0.05 yaitu 0.002, H0 ditolak.
Artinya, terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan perilaku konsumsi
makanan bergizi. Nilai interval kepercayaan (IK) dari OR adalah antara 1.447
sampai 5.265. pada rentang nilai tersebut tidak ada angka 1 (tidak melalui angka 1),
artinya terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku konsumsi makanan bergizi
sebagai pencegahan Covid-19

Anda mungkin juga menyukai