IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
orang, yang terdiri dari 2 orang dokter umum, 14 orang perawat, 35 orang
bidan, 4 orang perawat gigi, 4 orang analisis kesehatan dan 3 orang kesehatan
lingkungan. Ruang kerja Puskesmas Lampisang terdiri dari poli umum, poli
gizi, poli gigi, ruang kartu, IGD, laboratorium, poli KIA, poli Imunisasi, ruang
tata usaha, ruang kesling, ruang kepala, ruang rawat inap, toilet dan aula.
41
42
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, Umur,
Jumlah Anak, Pengetahuan, Sikap dan Peran Petugas KesehatanDi wilayah
Kerja Puskesmas LampisangTahun 2020
kategoris tinggi 86 responden (53.8), mayoritas sikap responden pada kategoi negatif
43
sebanyak 91 responden (62.7), dan mayoritas peran tenaga kesehatan pada kategori
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.008, artinya ada hubungan umur
2020.
Tabel 4.3
Hubungan Jumlah AnakDengan Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang Di wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Tahun 2020
jumlah anak dari 77 responden wanita dengan jumlah anak banyak >3
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.280, artinya tidak ada hubungan
Tabel 4.4
Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang Di wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Tahun 2020
No Pengetahuan Penggunaan metode kontrasepsi Total
jangka panjang p-
Tidak Ya value
f % f % n %
1 Rendah 11 18.6 48 81.4 59 100
0,202
2 Tinggi 23 26.7 63 73.3 86 100
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.202, artinya tidak ada hubungan
Tabel 4.5
Hubungan Sikap Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka PanjangDi
wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Tahun 2020
menggunakan MKJP.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.304, artinya tidak ada hubungan
tahun 2020.
Tabel 4.6
Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka PanjangDi wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Tahun 2020
dan peran petugas kesehatan dari 46 responden peran petugas kesehatan yang
Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.304, artinya tidak ada hubungan
tahun 2020.
4.7. Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ida Yani (2017) didapatkan hasil
membagi umur dalam 2 kelompok yaitu ≥ 30 tahun (faktor resiko) dan < 30
berumur < 30 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yusuf (2002) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara
umur dengan penggunaan MKJP, kemungkinan ibu yang berumur tua untuk
menggunakan cara KB suntik, pil dan susuk KB, sementara yang lebih tua
fungsi faaliah, komposisi biokimiawi, dan sistem hormonal pada suatu periode
(Kusumanigrum, 2009).
keinginan terhadap jumlah anak yang dimiliki. Umur wanita yang muda
48
dengan wanita yang berumur tua. Oleh karena keinginan tersebut, wanita
jumlah anak dari 77 responden wanita dengan jumlah anak banyak >3 sebanyak
0.280, artinya tidak ada hubungan jumlah anak dengan penggunaan MKJP di
(2014), menunjukan tidak ada hubungan dengan nilai p value 0,311, responden
yang memiliki anak lebih dari 2 dan menggunakan MKJP dapat disebabkan
keluarga berencana.
MKJP dengan kelompok responden yang memiliki jumlah anak hidup yang
49
kecil dengan kelompok responden yang memiliki jumlah anak yang lebih besar.
Responden yang memiliki jumlah anak > 2 orang mempunyai kemungkinan 20x
Menurut peneliti jumlah anak hidup yang dimiliki seorang wanita, akan
keputusan yang tepat tentang cara atau alat kontrasepsi yang akan dipakai.
oleh responden masih salah dalam mencari sesuatu pengetahuan yang baru,
50
kontrasepsi memiliki fungsi yang sama dan tidak ada yang lebih bagus,
alat kontrasepsi yang efektif dan memiliki jangka waktu pemakaian yang
tentang alat kontrasepsi yang efektif dan bisa digunakan dalam jangka waktu
faktor pendukung pengetahuan yang ada di sekitar ibu antara lain pendidikan,
seperti meminum pil KB yang harus setiap hari atau suntik yang
menggunakan MKJP. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.304, artinya tidak
kesehatan tertentu. Oleh karena itu, indikator untuk sikap kebidanan juga
jawaban berada dalam rentang antara sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Elizawarda (2017) tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
0,431. Hasil penelitian ini sejalan dengan Amiryana (2017) ada hubungan
penggunaan MKJP atau pada saat berhubungan suami isteri terdapat keanehan
MKJP, akan tetapi karena sudah terlaksana mau tidak mau responden
tetapmenggunakan MKJP sampai batas waktu yang telah ditetapkan dan bisa
akanmenggunakan MKJP.
Tahun 2020
statistik diperoleh nilai p= 0.304, artinya tidak ada hubungan sikap dengan
Samosir, et al. (2016) nilai p = 0,009 yang yang berartiada hubungan antara
panjang.
kesehatan lebih beresiko 8 kali tidak menggunakan IUD dari pada ibu yang
sikap dan prilaku tenaga kesehatan dan para tenaga lain merupakan pendorong
kesehatan atau pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku. Hasil penelitian ini