Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NAUFAL AULIA PRAMANA

NIS : 3/KSSI/724
MATERI : Fiqih Ibadah (Pekan 7)

Definisi, Hukum, Rukun, dan Macam Puasa

Definisi Puasa
Secara bahasa, puasa berarti menahan diri (al imsak) dari sesuatu.
Secara istilah, puasa bisa dimaknai dengan :

“Menahan hal tertentu yang dilakukan oleh orang tertentu pada waktu tertentu dengan
memenuhi syarat tertentu.” (Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 248).

Definisi yang lebih familiar, puasa adalah bentuk peribadatan kepada Allah Ta’ala berupa
menahan diri dari makan, minum dan pembatal puasa lainnya, dari terbitnya fajar hingga
terbenamnya matahari.

Hukum & Dalil Puasa

Dalil Al-Qur’an
Hukum puasa ramadhan adalah wajib, berdasarkan firman Allah ta’ala,

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al Baqarah: 183).

Yang diwajibkan secara khusus adalah puasa ramadhan, Allah ta’ala berfirman,

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..”

(QS. Al Baqarah: 185).


Dalil Hadits
Adapun dalil dari Hadits, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwasanya tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) haji, (5) puasa Ramadhan”
(HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).

Letak puasa berada di urutan ke-5, padahal rukun islam yang ke-5 adalah haji,
Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa hadits ini hanya sebatas pengucapan bukan
runtutan secara baku.

Syarat Sah Puasa


1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Mukim (tidak sedang safar) ⇒ Jika dia sedang bersafar, maka terdapat
rukhsah untuk tidak berpuasa (tidak berdosa)
5. Suci dari haid dan Nifas ⇒ Ketika seseorang mengawali puasa dalam keadaan
masih junub diperbolehkan karena junub hanya berkaitan dengan shalat dan
membaca Al-Qur’an, bukan dengan berpuasa.
6. Sehat atau mampu berpuasa ⇒ Sehat di sini adalah mampu untuk berpuasa.
Sebagian ulama mencantumkan syarat puasa ada 7 seperti dalam matan-matan
syafi’iyyah yaitu Niat. Adapun niat dalam pembahasan kita terdapat di rukun puasa.

Rukun Puasa
1. Niat
2. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sesuai waktunya
`

Macam Puasa
Puasa terbagi menjadi 2:
1. Puasa Wajib
2. Puasa Sunnah
Khusus puasa wajib ada 3: Puasa Ramadhan, Puasa Kafarat (karena sebuah
konsekuensi), Puasa Nadzar (karena janji). Dan fokus kita pada Puasa Ramadhan.

Hikmah Disyariatkannya Puasa


1. Puasa adalah wasilah untuk mengokohkan ketakwaan kepada Allah. Seperti
dalam dalil QS. Al-Baqarah: 183.
2. Puasa membuat orang merasakan nikmat dari Allah Ta’ala
3. Mendidik manusia dalam mengendalikan keinginan dan sabar dalam menahan
diri
4. Puasa menahan laju godaan setan
5. Puasa menimbulkan rasa iba dan sayang kepada kaum miskin (meningkatkan
kepekaan sosial)
6. Puasa membersihkan badan dari elemen-elemen yang tidak baik dan membuat
badan sehat

Keutamaan puasa:
1. Puasa memiliki ganjaran yang tidak diberikan kepada ahli ibadah lainnya
yaitu pintu surga bernama Ar-Rayyan. Sebagaimana dalam sebuah hadits,

Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan“.


Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari
kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang
yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun
berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa
tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi
yang memasukinya.” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).

2. Puasa membuat seseorang jauh dari neraka


Jika seseorang merasa mempunyai banyak maksiat, salah satu bentuk
hijrahnya adalah banyak berpuasa.
“Tidaklah seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah
jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” (HR.
Bukhari dan Muslim).

Anda mungkin juga menyukai