Anda di halaman 1dari 12

EVIDENCE BASED

1. EMESIS GRAVIDARUM
a) Judul : Pengaruh Minuman Sari Jahe dalam Mengurangi Emesis Gravidarum pada
Ibu Hamil di Puskesmas Alak
Penulis : Dina Melanieka Sitikhe Henukh(1), Aning Pattypeilohy(2)
Resume :
Hasil presurvey yang dilakukan di BPS Puskesmas Alak didapat jumlah ibu
hamil selama bulan Januari – Maret, terdapat sebanyak 174 dan dari ibu hamil
terdapat 85 yang mengalami emesis gravidarum, dan 2 kasus pada primigravida
menjadi emesis gravidarum. Tujuan penelitian pengaruh minuman sari jahe dalam
mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil di Puskesmas Alak tahun 2018.
Desain penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental dengan
menggunakan rancangan one group pre and posttest dimana sampel tidak dibagi
menjadi beberapa kelompok melainkan hanya terdiri dari satu kelompok, kemudian
diberikan minuman sari jahe. Populasi dalam penelitian ini adalah 16 ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum, pengambilan sampling dengan total sampling
sebanyak 16 ibu hamil. Data dalam penelitian ini data primer penelitian langsung
terhadap ibu hamil. Analisis data dengan paired t test dan uji Wilcoxon.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di Puskesmas Alat pada
tahun 2018 menunjukan bahwa ada pengaruh sari jahe terhadap mual, pada kelompok
ibu hamil dengan nilai P-Value 0.001<0.05. Oleh karena itu Bagi masyarakat (ibu
hamil) yang mengalami mual dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk
menurunkan gejala mual salah satunya menggunakan sari jahe agar dapat mengurangi
mual sehingga bisa mengurangi penggunaan obat farmokologi yang ada efek
sampingnya.
Menurut peneliti sari jahe mampu menurunkan frekuensi mual pada kehamilan
karena bau nya yang segar dan rasanya yang menghangatkan dapat membantu
memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah,
menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan. Ketika
sari jahe dikonsumsi, Gingerol yang terkandung di dalam jahe memiliki efek sebagai
antiinflamasi, antipiretik, gastroprotective, cardiotonic dan antihepatoksik,
antioksidan, antikanker, antiinflamasi, antiangiogenesis dan anti- artherosclerotic.
Kandungan-kandungan ini yang mampu membantu mengurangi rasa mual pada ibu
hamil.
b) Judul : Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe Dengan Jus Buah Jeruk Bali Terhadap
Frekuensi Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I
Penulis : Rosi Rizqi Nugrahani
Resume :
Berdasarkan hasil uji univariat didapatkan mean frekuensi mual muntah
sebelum diberikan seduhan jahe sebesar 3,1875 sedangkan frekuensi mual muntah
sebelum diberikan jus buah jeruk bali memiliki mean 2,8750. Hasil uji univariat
didapatkan mean frekuensi mual muntah setelah diberikan seduhan jahe sebesar
1,6250 sedangkan frekuensi mual muntah setelah diberikan jus buah jeruk bali
memiliki mean 2,0625. Hasil uji bivariate didapatkan hasil p value < dari α yang
artinya HO ditolak, H1 diterima. Pemberian seduhan jahe lebih efektif dibandingkan
dengan jus buah jeruk bali untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I.
Diharapkan untuk ibu hamil Trimester I yang mengalami mual muntah dapat
menerapkan pemberian seduhan jahe dan jus jeruk bali sebagai alternative untuk
mengurangi mual muntah pada Trimester I (Nugrahani, 2015).
c) Judul : Manfaat Permen Jahe dan Permen Mint Dalam Mengatasi Hiperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru
Penulis : Hastuti Marlina1, Nurul Puji Astina2
Resume :
Hasil penelitian menunjukkan nilai P value 0,008 artinya ada perbedaan
yang signifikan rata-rata frekuensi hiperemesis gravidarum antara kelompok permen
jahe dan permen mint dengan mean rank (19,57) pada kelompok permen jahe dan
(11,43) pada permen mint. Dengan demikian, kelompok pemberian permen jahe
lebih efektif dibandingkan dengan pemberian permen mint. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan melakukan uji laboratorium untuk mengetahui berapa gram jumlah jahe
atau mint dalam 1 permen (Marlina dan Astina, 2016).
d) Judul : Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Tingkatan
Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Penulis : Finta Isti Kundarti*, Dwi Estuning Rahayu*, Reni Utami
Resume :
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dari 12 responden
pada kelompok yang diberi serbuk jahe mengalami penurunan mual mual muntah
yakni terjadi peningkatan jumlah responden pada mual muntah ringan sebanyak 1
orang (8,3%) menjadi 5 orang (41,7%), terjadi penurunan mual muntah sedang dan
berat yaitu pada mual muntah sedang dari 9 responden (75%) menjadi 7 responden
(58,3%) dan mual muntah berat dari 2 responden (16,7%) menjadi 0 responden
(undari, Finta Isti, Dwi Estuning Rahayu, 2010).
e) Judul : Hubungan Karakteristik Dan Psikologis Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum Di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran
Penulis : Fifi Ria Ningsih Safari
Resume :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur ibu tidak berhubungan
signifikan dengan hiperemesis gravidarum di RSUD H. Abd. Manan Simatupang
Kisaran tahun 2017, p-value 0,296 > 0,05. gravida ibu berhubungan signifikan
dengan hiperemesis gravidarum di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran tahun
2017, p-value 0,004 < 0,05. paritas ibu berhubungan signifikan dengan hiperemesis
gravidarum di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value
0,004 < 0,05. psikologis ibu berhubungan signifikan dengan hiperemesis gravidarum
di RSUD H. Abd. Manan Simatupang Kisaran tahun 2017, p-value 0,000 < 0,05.
Disarankan kepada pihak RSUD H. Abd (Safari, 2017).
2. MUAL MUNTAH
Penelitian yang dilakukan oleh Srianingsih & Ayu (2013) tentang “Gambaran
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Emesis Gravidarum Berdasarkan Usia dan
Tingkat Pendidikan di BPS Bidan Delima Tegalharjo Glenmore Banyuwangi Tahun
2013” menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu hamil tentang emesis
gravidarum cukup sebanyak 52%. Sebagian besar usia responden 20-30 tahun sebanyak
65%. Sebagian besar pendidikannya adalah SMA sebanyak 39%. Faktor usia dan tingkat
pendidikan keduanya sangat berpengaruh. Semakin dewasa usia seseorang
memungkinkan lebih sulit dalam mengubah persepsi dan tingkah lakunya dibandingkan
klien yang usianya belasan tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati & Ningsih (2015) yang berjudul
“Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perubahan Psikologi Kehamilan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pariaman” menunjukkan hasil bahwa 63,9% responden mempunyai
pengetahuan rendah tentang psikologi pada kehamilan trimester I, 63,9 % responden
mempunyai pengetahuan rendah tentang psikologi pada kehamilan trimester II, 66,7%
responden mempunyai pengetahuan rendah tentang psikologi pada kehamilan trimester
III, dan 52,8% responden mempunyai pengetahuan rendah tentang dampak perubahan
psikologi pada kehamilan. Hal ini disebabkan karena responden jarang melakukan
konsultasi dengan petugas kesehatan atau bertukar pengalaman dengan orang yang dalam
masa kehamilan, baik tentang kesehatan kehamilan atau perubahan yang terjadi selama
kehamilan. Selain itu faktor pekerjaan ibu dalam rumah tangga sehingga kurang antusias
terhadap penyuluhan atau mencari informasi selama kehamilan.

Penelitian yang dilakukan oleh Jin, MD, & MPH (2016) tentang Treatments for
Nausea and Vomiting During Pregnancy menyebutkan bahwa ada beberapa cara
perawatan mual muntah selama kehamilan, diantaranya perubahan pola makan seperti
makan makanan hambar yang tinggi karbohidrat dan protein, hindari makanan dengan
bau atau rasa yang kuat, dan makan makanan kecil dan sering; obat-obatan yang dijual
bebas seperti terapi akupresur, vitamin B6, jahe; serta obat-obatan sesuai dengan resep
yang dianjurkan seperti kombinasi vitamin B6/doxylamine, antihistamin, antagonis
dopamin, dan antagonis serotonin.

Penelitian yang dilakukan oleh Santi (2013) yang berjudul “Pengaruh


Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil
Trimester Satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban”, didapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh aromaterapi blended peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu
hamil trimester satu. Sebelum diberikan terapi aromaterapi blended peppermint dan
ginger oil sebagian ibu hamil mengalami rasa mual yang ringan. Setelah diberikan
perlakuan, sebagian dari ibu hamil tidak mengalami rasa mual lagi. Namun, masih ada
sebagian ibu hamil yang mengalami rasa mual tetapi dengan frekuensinya sudah
berkurang

3. KONSTIPASI
1) Judul : Hubungan Frekuensi Antenatal Care Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Di RSUD Nganjuk Tahun 2017
Penulis : Sumy Dwi Antono
Resume :
Setelah di lakukan perhitungan maka ditemukan χ2 hitung lebih besar dari χ2
tabel (6,2 > 3,84), maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara frekuensi Aantenatal Care dengan Kejadian Anemia pada ibu hamil Trimester III.
Bila p hitung = 0,013 > p = 0,05 artinya Ho ditolak HI diterima yaitu ada hubungan. Ibu
hamil yang rutin memeriksakankehamilannya akan mendapat konseling tentang kehamilan
dan mendapatkan pemberian tablet Fe sehingga dilakukan ANC secara teratur dengan
ketaatan konsumsi tablet Fe pada akhirnya akan mencegah terjadinya Anemia(Antono,
2017).
1. Judul : Pengaruh Sari Kurma (Phoenix Dactylifera)Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobinibu Hamil Trimester III (The Influence Of Palm Extract (Phoenix Dactylifera)
To Increase Of Hemoglobin Level To Trimester Iii Pragnant Woman)
Penulis : Wiulin Setiowati, Siti Nuriah
Resume :
Menurut peneliti responden yang diberikan sari kurma sebagian besar mengalami
peningkatan kadarhemoglobin. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan
kadarhemoglobin ibu hamil pada saat sebelum diberikan sari kurma sebagian besar
mengalami kadar hemoglobintidak normal, setelah diberikan sari kurma terdapat
peningkatan kadar hemoglobin yaitu hampir seluruh responden mengalami peningkatan
kadar hemoglobin. Sari kurma diberikan dengan cara diminum sebelum makan selama
satu minggu untuk meningkatkan kadar hemoglobin.Selanjutnya setelah hasil tersebut di
analisis dengan uji statistik Wilcoxon Testberdasarkanperhitunganmenggunakansoftware
computerdidapatkan nilai p value (Exact.Sig/2 tailed) 0,002 (<0,05) artinya terdapat
perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan sari kurma. Oleh karena itu
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh sari kurma (phoenix
dactylifera)terhadap peningkatan kadarhemoglobin ibu hamil trimester III (Setiowati,
Wiulin, 2019)
2. Judul : Pelvic Rocking Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III
Penulis : Weni Tri Purnani
Resume :
Setelah dilakukan latihan pelvic rocking sebagian besar yaitu sebelas orang (67%)
mengalami nyeri ringan, hal ini disebabkan adanya gerakan-gerakan dalam latihan pelvic
rocking dapat membantu dalam penguluran atau peregangan otot dan sendi panggul
sehingga mengurangi ketegangan otot dan menurunkan intensitas nyeri. Selain itu,
gerakan yang dapat dilakukan dengan berbaring, merangkak maupun berdiri ini juga dapat
mengurangi tekanan kepala janin pada sendi-sendi panggul sehingga intensitas nyeri yang
dirasakan ibu hamil akan semakin berkurang seiring dengan dilakukannya latihan ini.
Latihan ini juga disertai dengan teknik relaksasi melalui latihan pernapasan dan
pemusatanperhatian sangat berguna menenangkan pikiran dan tubuh melalui produksi
hormon endorfin sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman (Fleckenstein, 2011). Hal ini
sesuai pendapat Katie (2012) bahwa nyeri punggung dapat diatasi dengan latihan pelvic
rocking yang merupakan latihan profesional kesehatan yang banyak direkomendasiakan
untuk ibu hamil yang mengalami sakit punggung terutama ketika mendekati persalinan.
Latihan pelvic rocking dapat membantu dalam penguluran atau peregangan otot sehingga
dapat menurunkan intensitas nyeri(Purnani, 2015).
3. Judul : Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dan Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Penulis : Dewi Luh Retnorini 1), Sri Widatiningsih 2), Masini 3)
Resume :
Kacang hijau mengandung zat besi sebanyak 2,25 mg dalam setiap setengah
cangkir kacang hijau. Kacang hijau juga mengandung fitat sebesar 2,19%. Fitat dapat
menghambat penyerapan zat besi sehingga dianjurkan untuk merendam kacang
hijausebelum mengolahnya.Pengolahan kacang hijau melalui perendaman sebelumnya
bertujuan untuk memudahkan penyerapan zat besi yang diperlukan untuk maturasi sel- sel
darah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum
mendapatkan perlakuan pada kelompok intervensi adalah 9,8906 dan pada kelompok
kontrol adalah 10,1063. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin
ibu masih di bawah normal (normal 11 gr%), yang artinya ibu hamil mengalami anemia
ringan(Retnorini & Widatiningsih, 2017),
4. Judul : Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada Ibu Hamil
Trimester III
Penulis : Rafika
Resume :
Hasil perbedaan nilai mean antara pengukuran pre-test dan post-test kelompok
intervensi sebesar 3.5; (p=0,000<α=0,05). Dan hasil perbedaan selisih nilai rata-rata
keluhan fisik kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebesar 3.75; (p=0.000<α=0,05,
hasil ini terdapat perbedaan signifikan nilai rata-rata keluhan fisik responden antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Simpulan penelitian bahwa prenatal yoga
efektif terhadap pengurangan keluhan fisik ibu hamil trimester III (Rafika, 2018).

A. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)


Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut badan Litbangkes Depkes RI, Standar
minimal pelayanan ANC adalah “14 T” yaitu
1) Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
2) Tinggi dan berat badan ditimbang
3) Temukan kelainan/ periksa daerah muka dan leher (gondok, jugularis vena pressure),
jari dan tungkai (oedema), lingkaran lengan atas, panggul(perkusi ginjal) dan refleks
patella
4) Tekanan darah diukur
5) Tekan/ palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara, tekan titik
(accu pressure) peningkatan ASI
6) Tinggi fundus uteri diukur.
Pengukuran meliputi :
i. Pengukuran dengan jari
1. 12 Minggu : 1/3 di atas sympisis
2. 16 minggu : pertengahan sympysis dengan pusat
3. 20 minggu : 2/3 di atas sympisis
4. 22 minggu : setinggi pusat
5. 28 minggu : 1/3 di atas pusat
6. 34 minggu : pertengahan pusan dengan prosesus xifoideus
7. 36 minggu : setinggi prosesus xiphoideus
8. 40 minggu : 2 jari dibawah processus xiphoideus
ii. Pengukuran menggunakan satuan cm
1. 20 minggu : (± 2 cm) 20 cm
2. 24 minggu : (± 2 cm) 24 cm
3. 28 minggu : (± 2 cm) 28 cm
4. 32 minggu : (± 2 cm) 32 cm
5. 36 minggu : 34-36 cm
7) Tentukan posisi janin (leopold I-IV) dan detak jantung janin
8) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa
9) Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glukosa urin), Sediaan vagina dan VDRL
(PMS) sesuai indikasi
10) Terapi dan penvegahan anemia (Tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai dengan indikasi
(gondok, malaria dll)
11) Tetanus toxoid imunisasi
12) Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam hamil
13) Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): makanan bergizi ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu kehamilan dan
persalinan.
14) Temu wicara konseling

B. Evidence Based
1. Judul : Hubungan Frekuensi Antenatal Care Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester Iii Di RSUD Nganjuk Tahun 2017
Penulis : Sumy Dwi Antono
Resume :
Setelah di lakukan perhitungan maka ditemukan χ2 hitung lebih besar dari χ2
tabel (6,2 > 3,84), maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara frekuensi Aantenatal Care dengan Kejadian Anemia pada ibu hamil Trimester III.
Bila p hitung = 0,013 > p = 0,05 artinya Ho ditolak HI diterima yaitu ada hubungan. Ibu
hamil yang rutin memeriksakankehamilannya akan mendapat konseling tentang kehamilan
dan mendapatkan pemberian tablet Fe sehingga dilakukan ANC secara teratur dengan
ketaatan konsumsi tablet Fe pada akhirnya akan mencegah terjadinya Anemia(Antono,
2017).
2. Judul : Pengaruh Sari Kurma (Phoenix Dactylifera)Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobinibu Hamil Trimester III (The Influence Of Palm Extract (Phoenix Dactylifera)
To Increase Of Hemoglobin Level To Trimester Iii Pragnant Woman)
Penulis : Wiulin Setiowati, Siti Nuriah
Resume :
Menurut peneliti responden yang diberikan sari kurma sebagian besar mengalami
peningkatan kadarhemoglobin. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan
kadarhemoglobin ibu hamil pada saat sebelum diberikan sari kurma sebagian besar
mengalami kadar hemoglobintidak normal, setelah diberikan sari kurma terdapat
peningkatan kadar hemoglobin yaitu hampir seluruh responden mengalami peningkatan
kadar hemoglobin. Sari kurma diberikan dengan cara diminum sebelum makan selama
satu minggu untuk meningkatkan kadar hemoglobin.Selanjutnya setelah hasil tersebut di
analisis dengan uji statistik Wilcoxon Testberdasarkanperhitunganmenggunakansoftware
computerdidapatkan nilai p value (Exact.Sig/2 tailed) 0,002 (<0,05) artinya terdapat
perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan sari kurma. Oleh karena itu
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh sari kurma (phoenix
dactylifera)terhadap peningkatan kadarhemoglobin ibu hamil trimester III (Setiowati,
Wiulin, 2019)
3. Judul : Pelvic Rocking Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III
Penulis : Weni Tri Purnani
Resume :
Setelah dilakukan latihan pelvic rocking sebagian besar yaitu sebelas orang (67%)
mengalami nyeri ringan, hal ini disebabkan adanya gerakan-gerakan dalam latihan pelvic
rocking dapat membantu dalam penguluran atau peregangan otot dan sendi panggul
sehingga mengurangi ketegangan otot dan menurunkan intensitas nyeri. Selain itu,
gerakan yang dapat dilakukan dengan berbaring, merangkak maupun berdiri ini juga dapat
mengurangi tekanan kepala janin pada sendi-sendi panggul sehingga intensitas nyeri yang
dirasakan ibu hamil akan semakin berkurang seiring dengan dilakukannya latihan ini.
Latihan ini juga disertai dengan teknik relaksasi melalui latihan pernapasan dan
pemusatanperhatian sangat berguna menenangkan pikiran dan tubuh melalui produksi
hormon endorfin sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman (Fleckenstein, 2011). Hal ini
sesuai pendapat Katie (2012) bahwa nyeri punggung dapat diatasi dengan latihan pelvic
rocking yang merupakan latihan profesional kesehatan yang banyak direkomendasiakan
untuk ibu hamil yang mengalami sakit punggung terutama ketika mendekati persalinan.
Latihan pelvic rocking dapat membantu dalam penguluran atau peregangan otot sehingga
dapat menurunkan intensitas nyeri(Purnani, 2015).
4. Judul : Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dan Sari Kacang Hijau Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Penulis : Dewi Luh Retnorini 1), Sri Widatiningsih 2), Masini 3)
Resume :
Kacang hijau mengandung zat besi sebanyak 2,25 mg dalam setiap setengah
cangkir kacang hijau. Kacang hijau juga mengandung fitat sebesar 2,19%. Fitat dapat
menghambat penyerapan zat besi sehingga dianjurkan untuk merendam kacang
hijausebelum mengolahnya.Pengolahan kacang hijau melalui perendaman sebelumnya
bertujuan untuk memudahkan penyerapan zat besi yang diperlukan untuk maturasi sel- sel
darah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum
mendapatkan perlakuan pada kelompok intervensi adalah 9,8906 dan pada kelompok
kontrol adalah 10,1063. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin
ibu masih di bawah normal (normal 11 gr%), yang artinya ibu hamil mengalami anemia
ringan(Retnorini & Widatiningsih, 2017),
5. Judul : Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Pengurangan Keluhan Fisik pada Ibu Hamil
Trimester III
Penulis : Rafika
Resume :
Hasil perbedaan nilai mean antara pengukuran pre-test dan post-test kelompok
intervensi sebesar 3.5; (p=0,000<α=0,05). Dan hasil perbedaan selisih nilai rata-rata
keluhan fisik kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebesar 3.75; (p=0.000<α=0,05,
hasil ini terdapat perbedaan signifikan nilai rata-rata keluhan fisik responden antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Simpulan penelitian bahwa prenatal yoga
efektif terhadap pengurangan keluhan fisik ibu hamil trimester III (Rafika, 2018).

C. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan


Dokumentasi dalam bidang kesehatan adalah suatu sistem pencatatan atau
pelaporan informasi atau kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua
kegiatan yang dilakukan oleh petugas Kesehatan (Mufdlilah et al., 2010).
Dalam pelayanan kebidanan, setelah melakukan pelayanan semua kegiatan
didokumentasikan dengan menggunakan konsep SOAP. Menurut Kepmenkes
No.938/Menkes/SK/VIII/2007 untuk pendokumentasian dan pencatatan asuhan yang
dapat diterapkan dalam bentuk SOAP. S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A
adalah hasil analisa, P adalah penatalaksanaan untuk mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan.
Menurut Mufdlilah (2010), pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan
dapat diterapkan dengan metode SOAP.
1) S (Subjektif): Data ini diperoleh melalui anamnesa yang dilakukan untuk
memperoleh data-data yang dibutuhkan dari klien (sebagai langkah I dalam
manajemen Varney)
2) O (Objektif): Hasil pemeriksaan fisik klien, serta pemeriksaan diagnostik dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Data ini termasuk catatan medis pasien (sebagai
langkah I dalam manajemen Varney).
3) A (Analisa): Analisa/ interpretasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat
kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat teridentifikasi: Diagnosa/masalah,
identifikasi diagnosa/ masalah potensial. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter/konsultasi kolaborasi dan rujukan (sebagai langkah II, III, IV dalam
manajemen Varney).
P (Penatalaksanaan): Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan (implementasi) dan
evaluasi rencana berdasarkan pada langkah V, VI, VII pada evaluasi. Penatalaksanaan
merupakan asuhan mandiri oleh bidan, kolaborasi/ konsultasi dengan dokter, tenaga kesehatan
lain, tes diagnostik/ laboratorium, konseling/ penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai