LP Harga Diri Rendah
LP Harga Diri Rendah
KEPERAWATAN JIWA
ASKEP JIWA DENGAN HARGA DIRI RENDAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING
Andikawati Fitriasari, S. Kep. Ns.,M. Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
1
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
B. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, difungsi system keluarga serta terfikasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C, 1998).
Harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan
yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini
menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
1) Kerusakan lobus frontal
2) Kerusakan hipotalamus
3) Kerusakan system limbic
4) Kerusakan neurotransmitter
2
b. Faktor psikologis
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua tidak realistis
3) Orang tua yang tidak percaya pada anak
4) Tekanan teman sebaya
5) Kurang reward system
6) Dampak penyakit kronis
c. Faktor sosial
1) Kemiskinan
2) Terisolasi dari lingkungan
3) Interaksi kurang baik dalam keluarga
d. Faktor cultural
1) Tuntutan peran
2) Perubahan cultur
2. Faktor Presipitasi
Adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk
tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum gangguan
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik.
C. Tanda dan Gejala
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
3. Merendahkan martabat.
4. Percaya diri kurang.
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
6. Perasaan tidak mampu.
7. Pandangan hidup yang pesimis.
8. Tidak berani menatap lawan bicara.
9. Lebih banyak menunduk.
10. Penolakan terhadap kemmapuan diri.
11. Kurang memperhatikan perawatan diri.
12. Data Obyektif:
3
a. Produktivitas menurun.
b. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
c. Perilaku distruktif pada orang lain.
d. Penyalahgunaan zat.
e. Menarik diri dari hubungan sosial.
f. Ekspresi wajah malu dan merasa bersalah.
g. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
h. Tampak mudah tersinggung atau udah marah.
i.
D. Rentang Respon
1. Respon adaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
(konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
2. Respon maladaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
3. Aktualisasi diri
Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan
kemampuan yang dimilikinya.
4. Konsep diri positif
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya
secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara
positif dan realistis.
5. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.
6. Kekacauan identitas
Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak- kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa
yang harmonis.
4
7. Depersonalisasi
Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan
kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam
membedakan diri sendiri dan orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa tidak
nyata dan asing baginya.
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton televisi terus-menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan
mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan
obat-obatan.
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang
diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat
untuk mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti
tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas
negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan
adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah
berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
5
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri
tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian
individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran
adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi
dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus
menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
F. Pohon Masalah
Menarik diri
6
G. Penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah
Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu
metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan
mengimplementasikan komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri
rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya
1. Tujuan keperawatan: pasien mampu:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
e. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih.
2. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
1) Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien
2) Perkenalkan diri dengan pasien
3) Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini
4) Buat kontrak asuhan
5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
6) Tunjukkan sikap empati terhadap klien
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien:
1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang
negatif setiap kali bertemu dengan pasien
c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan).
7
2) buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
3) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan
1) Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
1) Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).
2) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua
kali perhari.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien
4) Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
menyusun rencana kegiatan.
5) Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
6) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
7) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap aktivitas.
8) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan
keluarga.
9) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiata
8
1. Identitas klien
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Pemeriksaan fisik
9
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien. Memeriksa
apakah ada kekurangan pada kondisi fisiknya. Pada klien harga diri
rendah terjadi peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi.
5. Psikososial
A. Genogram
B. Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Fungsi peran
10
HDR tidak mampu melakukan perannya secara maksimal hal ini
ditandai dengan kurang percaya diri dan motivasi yang kurang dari
individu tersebut
d) Ideal diri
e) Harga diri
C. Hubungan sosial
D. Spiritual
11
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan. Pada klien harga diri rendah
cenderung berdiam diri dan tidak melaksanakan fungsi spiritualnya
E. Status mental
A. Penampilan
B. Pembicaraan
C. Aktivitas motorik
F. Proses Pikir
a) Arus fikir
12
Klien dengan harga diri rendah cenderung blocking
(pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar
kemudian dilanjutkan kembali).
b) Bentuk Pikir
c) Isi fikir
a. Pikian rendah diri selalu merasa bersalah pada
dirinya dan penolakan terhadap kemampuan diri.
Klien menyalahkan, menghina dirinya terhadap hal-
hal yang pernah dilakukan ataupun belum pernah
dia lakukan
b. Rasa bersalah: pengungkapan diri negative
c. Pesimis: berpandangan bahwa masa depan dirinya
yang suram tentang banyak hal di dalam
kehidupannya
G. Tingkat kesadaran
H. Memori
I. Tingkat konsentrasi
13
Klien harga diri rendah sulit mementukan tujuan dan
mengambil keputusan karena selalu terbayang ketidakmampuan
untuk dirinya sendiri.
K. Daya Tilik
14
dirinya tidak makan dan tidur
berguna
e. Mengkritik
dirinya sendiri
perasaan tidak
mampu
15
a) Pohon Masalah
b) Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Isolasi social : Menarik diri
c. Koping individu tidak efektif
2) Perencanaan
Perencanaan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Tujuan Umum :
Klien dapat
meningkatkan
harga diri
Tujuan Khusus : Kriteria Hasil : 1.1 Bina Hubungan saling
1. Klien 1. Klien dapat hubungan percaya dan
dapat mengungkap saling pecaya menimbulkan
membina kan a. Sapa klien keprcayaan klien
16
hubunga perasaannya dengan pada perawat
n saling 2. Ekspresi ramah, sehingga dapat
percaya wajah baik, memudahkan
bersahabat verbal, pelaksanaan
3. Ada kontak maupun tindakan
mata nonverbal selanjutnya
4. Menunjukka b. Perkenalk
n rasa an diri
senang dengan
5. Mau berjabat sopan
tangan c. Tanya
6. Mau nama
menjawab lengkap
salam klien da
7. Klien mau nana
duduk panggilan
berdampinga yang di
n sesuaikan
8. Klien mau klien
mengutaraka d. Jelaskan
n masalah tujuan
yang pertemuan
dihadapi , jujur dan
menepati
janji
e. Tunjukkan
sikap
empati
dan
menerima
klien apa
adanya
f. Beri
perhatian
pada klien
1.2 Beri
kesempatan
untuk
mengungkapk
an penyakit
yang diderita
1.3 Sediakan
waktu untuk
mendengarka
n klien
1.4 Katakan pada
klien bahwa
dia adalah
17
seorang yang
berharga dan
bertanggung
jawab serta
mampu
menolong
dirinya sendiri
18
terapi kemampuan,
aktifitas kegiatan
kelompok mandiri,
kegiatan
dengan
bantuan
minimal,
kegiatan
dengan
bantuan total
4.2
Tingkatkan
kegiatan
sesuai dengan
toleransi
kondisi
4.3 Beri
contoh cara
pelasanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan
( klien sering
takut
melaksanakan
nya )
19
2. Klien mau harga diri harga diri klien.
memberikan rendah
dukungan 6.2 Bantu
keluarga
memberikan
dukungan
selama klien
di rawat
6.3 Bantu
kluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah
20
c. Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah.
d. Bermain peran dalam merawat pasien HDR
e.Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien.
5. SP 2 Keluarga
a.Evaluasi kemampuan keluarga (SP1).
b. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan harga diri
rendah.
c.Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien.
6. SP 3 Keluarga
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP1).
b. Evaluasi kemampuan klien
21