Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
ASKEP JIWA DENGAN HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. Adi Ary Rachman ( 1130222074 )


2. Basuki Rachmad ( 1130222065 )
3. Hesmi Fitria Dewi ( 1130222007 )
4. Suci Dwi Fitriyani ( 1130222001 )

DOSEN PEMBIMBING
Andikawati Fitriasari, S. Kep. Ns.,M. Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022

1
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

A. Konsep dasar harga diri rendah


Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000).
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya (fitria, 2012).
Harga diri rendah terdiri dari dua, yaitu harga diri rendah situasional dan
harga diri rendah kronis. Harga diri rendah kronis (chronic low self-esteem)
merupakan perasaan yang timbul akibat evaluasi diri atau perasaan tentang diri
atau kemampuan diri negatif yang sudah berlangsung lama (Townsend, 2009).
Harga diri rendah kronis juga merupakan evaluasi diri atau kemampuan diri
yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2016).

B. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, difungsi system keluarga serta terfikasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C, 1998).
Harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan
yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini
menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
1) Kerusakan lobus frontal
2) Kerusakan hipotalamus
3) Kerusakan system limbic
4) Kerusakan neurotransmitter

2
b. Faktor psikologis
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua tidak realistis
3) Orang tua yang tidak percaya pada anak
4) Tekanan teman sebaya
5) Kurang reward system
6) Dampak penyakit kronis
c. Faktor sosial
1) Kemiskinan
2) Terisolasi dari lingkungan
3) Interaksi kurang baik dalam keluarga
d. Faktor cultural
1) Tuntutan peran
2) Perubahan cultur
2. Faktor Presipitasi
Adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk
tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum gangguan
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik.
C. Tanda dan Gejala
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
3. Merendahkan martabat.
4. Percaya diri kurang.
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
6. Perasaan tidak mampu.
7. Pandangan hidup yang pesimis.
8. Tidak berani menatap lawan bicara.
9. Lebih banyak menunduk.
10. Penolakan terhadap kemmapuan diri.
11. Kurang memperhatikan perawatan diri.
12. Data Obyektif:

3
a. Produktivitas menurun.
b. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
c. Perilaku distruktif pada orang lain.
d. Penyalahgunaan zat.
e. Menarik diri dari hubungan sosial.
f. Ekspresi wajah malu dan merasa bersalah.
g. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
h. Tampak mudah tersinggung atau udah marah.
i.
D. Rentang Respon
1. Respon adaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
(konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
2. Respon maladaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
3. Aktualisasi diri
Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan
kemampuan yang dimilikinya.
4. Konsep diri positif
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya
secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara
positif dan realistis.
5. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.
6. Kekacauan identitas
Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak- kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa
yang harmonis.

4
7. Depersonalisasi
Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan
kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam
membedakan diri sendiri dan orang lain, dan tubuhnya sendiri terasa tidak
nyata dan asing baginya.
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton televisi terus-menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan
mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan
obat-obatan.
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang
diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat
untuk mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti
tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas
negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan
adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah
berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

E. Proses Terjadinya Masalah


Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku
klien sebelumnya bahkan mungkin kecendrungan lingkungan yang selalu
memberi respon negatif untuk mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada
pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha

5
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri
tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian
individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran
adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi
dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus
menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.

F. Pohon Masalah

Menarik diri

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

6
G. Penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah
Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu
metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang
berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan
mengimplementasikan komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri
rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya
1. Tujuan keperawatan: pasien mampu:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
e. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih.
2. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
1) Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien
2) Perkenalkan diri dengan pasien
3) Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini
4) Buat kontrak asuhan
5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
6) Tunjukkan sikap empati terhadap klien
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien:
1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang
negatif setiap kali bertemu dengan pasien
c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan).

7
2) buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
3) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan
1) Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
1) Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).
2) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua
kali perhari.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien
4) Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
menyusun rencana kegiatan.
5) Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
6) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
7) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap aktivitas.
8) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan
keluarga.
9) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiata

H. Asuhan Keperawatan Secara Teori


1) Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap


pengkajian terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis,
social dan spiritual. Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:

8
1. Identitas klien

Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang nama


mahasiswa, nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan
catat usia klien dan No RM. tanggal pengkajian dan sumber data yang
didapat.

2. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di


rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini. Pada klien dengan
harga diri rendah klien menyendiri, tidak mampu menatap lawan bicara,
merasa tidak mampu.

3. Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa,


bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau
mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga, dan tindakan kriminal. Menanyakan kepada
klien dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa,
menanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan. Pada klien dengan perilaku kekerasan faktor
predisposisi, faktor presipitasi klien dari pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan, adanya riwayat anggota keluarga yang gangguan
jiwa dan adanya riwayat penganiayaan. Faktor Predisposisi terjadinya
harga diri rendah adalah penolakan orangtua yang tidak realistis,
kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

4. Pemeriksaan fisik

9
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien. Memeriksa
apakah ada kekurangan pada kondisi fisiknya. Pada klien harga diri
rendah terjadi peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi.

5. Psikososial
A. Genogram

Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola


komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.Penelusiran genetic
yang menyebabkan menurunkan gangguan jiwa merupakan hal yang sulit
dilakukan hingga saat ini.

B. Konsep diri
a) Gambaran diri

Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh


yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai
dan bagian yang disukai. Pada klien harga diri rendah klien
cenderung merendahkan dirinya sendiri, perasaan tidak mampur
dan rasa bersalah terhadap diri sendiri.

b) Identitas diri

Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien


terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau
perempuan, keunikan unikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelaminnya dan posisinya. Klien dengan harga diri rendah lebih
banyak menunduk, kurang percaya diri, dan tidak tidak berani
menatap lawan bicara

c) Fungsi peran

Tugas atau peran klien dalam keluarga/ pekerjaan/ kelompok


masyarakat kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau
perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat,
bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut. Pada klien

10
HDR tidak mampu melakukan perannya secara maksimal hal ini
ditandai dengan kurang percaya diri dan motivasi yang kurang dari
individu tersebut

d) Ideal diri

Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi,


tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien
terhadap lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya,
bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya. Pada
klien dengan harga diri rendah klien cenderung percaya diri kurang,
selalu merendahkan martabat, dan penolakan terhadap kemampuan
dirinya.

e) Harga diri

Yaitu penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan


menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
dirinya. Pada klien dengan harga diri rendah merasa malu terhadap
dirinya sendiri, rasa bersalah terhadap dirinya sendiri, merendahkan
martabat, pandangan hidup yang pesimis, penolakan terhadap
kemampuan diri, dan percaya diri kurang.

C. Hubungan sosial

Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan


upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa
saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta
dalam kegiatan kelompok/masyarakat, hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain, minat dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam
hal ini orang yang mengalami harga diri rendah cenderung menarik
diri dari lingkungn sekitarnya dan klien merasa malu.

D. Spiritual

11
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan. Pada klien harga diri rendah
cenderung berdiam diri dan tidak melaksanakan fungsi spiritualnya

E. Status mental
A. Penampilan

Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung


kaki apakah ada yang adak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai,
cara berpakaian tidak seperti biasanya, kemampuan klien dalam
berpakaian, dampak ketidakmampuan perpenampilan
baik/berpakaian terhadap status psikologis klien. Pada klien dengan
harga diri rendah klien kurang memperhatikan perawatan diri,
klien dengan harga diri rendah rambut tampak kotor dan lusuh,
kuku panjang dan hitam, kulit kotor dan gigi kuning.

B. Pembicaraan

Klien dengan harga diri rendah bicaranya cenderung gagap,


sering terhenti/bloking, Jambat, membisu, menghindar, dan tidak
mampu memulai pembicaraan

C. Aktivitas motorik

Pada klien dengan harga diri rendah klien lebih sering


menunduk, tidak berani menatap lawan bicara, dan merasa malu.

D. Afek dan Emosi

Klien cederung datar (tidak ada perubahan roman muka


pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan).

E. Interaksi selama wawancara

Pada klien dengan harga diri rendah klien kontak kurang


(tidak mau menatap lawan bicara)

F. Proses Pikir
a) Arus fikir

12
Klien dengan harga diri rendah cenderung blocking
(pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar
kemudian dilanjutkan kembali).

b) Bentuk Pikir

Otistik: bentuk pemikiran yang berupa fantasia tau


lamunan untuk memuaskan keinginan yang tidak dapat
dicapainya.

c) Isi fikir
a. Pikian rendah diri selalu merasa bersalah pada
dirinya dan penolakan terhadap kemampuan diri.
Klien menyalahkan, menghina dirinya terhadap hal-
hal yang pernah dilakukan ataupun belum pernah
dia lakukan
b. Rasa bersalah: pengungkapan diri negative
c. Pesimis: berpandangan bahwa masa depan dirinya
yang suram tentang banyak hal di dalam
kehidupannya
G. Tingkat kesadaran

Klien dengan harga diri rendah tingkat kesadarannya


composmentis namun ada gangguan orientasi terhadap orang lain.

H. Memori

Klien dengan harga diri rendah mampu mengingat memori


jangka panjang ataupun jangka pendek

I. Tingkat konsentrasi

Tingkat konsentrasi klien harga diri rendah menurun karena


pemikiran dirinya sendiri yang merasa tidak mampu.

J. Kemampuan Penilain/Pengambilan keputusan

13
Klien harga diri rendah sulit mementukan tujuan dan
mengambil keputusan karena selalu terbayang ketidakmampuan
untuk dirinya sendiri.

K. Daya Tilik

Mengingkari penyakit yang diderita: klien tidak menyadari


gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan
merasa tidak perlu minta tolongan/klien menyangkal keadaan
penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya.
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan orang lain atau
lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah
sekarang

6. Kebutuhan Perencanaan Pulang


a) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
b) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
7. Mekanisme Koping

Bagaimana dan jelaskan reaksi klien bila menghadapi suatu


permasalahan, apakah menggunakan cara-cara yang adaptif seperti
bicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, teknik
relaksasi, aktivitas konstruktif, olah raga, dll ataukah menggunakan cara-
cara yang maladaptif seperti minum alkohol, merokok, reaksi
lambat/berlebihan, men ghindar, mencederai diri atau lainnya.

No Masalah Data Subjektif Data Objektif


Keperawatan
1. Masalah a. Mengungkapkan a. Merusak diri
Utama : ingin diakui jati sendiri maupun
Masalah dirinya orang lain
konsep diri b. Mengungkapkan b. Ekspresi malu
harga diri tidak ada lagi c. Menarik diri
rendah yang peduli dari hubungan
c. Mengungkapkan social
tidak bias apa- d. Dampak mudah
apa tersinggung
d. Mengungkapkan e. Tidak mau

14
dirinya tidak makan dan tidur
berguna
e. Mengkritik
dirinya sendiri
perasaan tidak
mampu

2. Masalah a. Mengungkapkan a. Tampak


Keperawatan ketidak ketergantungan
: Koping diri mampuan dan terhadap orang
sediri tidak meminta bantuan lain
efektif dari orang lain b. Tampak sedih
b. Mengungkapkan dan tidak
malu dan tidak melaukan
bias ketika aktifitas yang
diajak seharusnya
melakukan dapat dilakukan
sesuatu c. Wajah tampak
c. Megungkapkan murung
tidak berdaya
dan tidak mau
hidup lagi

3. Masalah a. Mengungkapkan a. Ekspresi wajah


Keperawatan enggan bicara kosong tidak
:Menarik diri: dengan orang ada kontak
Isolasi Sosial lain mata
b. Klien b. Ketika diajak
mengatakan bicara suara
enggen bertemu pelan dan tidak
dan berhadapan jelas, hanya
dengan orang memberi
lain jawaban singkat
( Ya/Tidak)
c. Menghindar
ketika di dekati

15
a) Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Menarik Diri ( Akibat )

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah ( Care Problem )

Tidak Efektif Koping Individu ( Cause/Penyebab )

b) Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Isolasi social : Menarik diri
c. Koping individu tidak efektif

2) Perencanaan
Perencanaan Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
Tujuan Umum :
Klien dapat
meningkatkan
harga diri
Tujuan Khusus : Kriteria Hasil : 1.1 Bina Hubungan saling
1. Klien 1. Klien dapat hubungan percaya dan
dapat mengungkap saling pecaya menimbulkan
membina kan a. Sapa klien keprcayaan klien

16
hubunga perasaannya dengan pada perawat
n saling 2. Ekspresi ramah, sehingga dapat
percaya wajah baik, memudahkan
bersahabat verbal, pelaksanaan
3. Ada kontak maupun tindakan
mata nonverbal selanjutnya
4. Menunjukka b. Perkenalk
n rasa an diri
senang dengan
5. Mau berjabat sopan
tangan c. Tanya
6. Mau nama
menjawab lengkap
salam klien da
7. Klien mau nana
duduk panggilan
berdampinga yang di
n sesuaikan
8. Klien mau klien
mengutaraka d. Jelaskan
n masalah tujuan
yang pertemuan
dihadapi , jujur dan
menepati
janji
e. Tunjukkan
sikap
empati
dan
menerima
klien apa
adanya
f. Beri
perhatian
pada klien
1.2 Beri
kesempatan
untuk
mengungkapk
an penyakit
yang diderita
1.3 Sediakan
waktu untuk
mendengarka
n klien
1.4 Katakan pada
klien bahwa
dia adalah

17
seorang yang
berharga dan
bertanggung
jawab serta
mampu
menolong
dirinya sendiri

Tujuan Khusus Kriteria evaluasi : 2.1 Diskusikan Pujian akan


2 : Klien dapat 1. Klien mampi kemampuan dan meningkatkan
menidentifikasi mempertaha aspek positif yang harga diri klien
kemampuan dan nkan aspek dimiliki klien dan
aspek posistif yang positif berikan pujian/
yang dimiliki reinforcement
atas kemampuan
mengungkapkan
perasaan
2.2 Saat bertemu
klien hindarkan
memberikan
penilaian
negative,
utamakan
memberikan
pujian yang
realistis

Tujuan Khusus Kriteria evaluasi : 3.1 Diskusikan


3: Klien dapat 1. Kebutuhan kegiatan yang
menilai klien masih dapat
kemampuan terpenuhi digunakan
yang dapat 2. Klien dapat selama sakit
digunakan melakukan 3.2 Dsikusikan
aktifitas jugakemampu
terarah an yang dapat
di lakukan
penggunaan
selama di
rumah sakit

Tujuan Khusus Kriteria evaluasi : 4.1


4: Klien dapat 1. Klien Rencanakan
menetapkan dan mampu bersama klien
merencanakan beraktifitas aktifitas yang
kegiatan sesuai sesuai dapat
dengan yang kemapuan dilakukan
dimiliki 2. Klien setiap hari
mengikuti sesuai

18
terapi kemampuan,
aktifitas kegiatan
kelompok mandiri,
kegiatan
dengan
bantuan
minimal,
kegiatan
dengan
bantuan total
4.2
Tingkatkan
kegiatan
sesuai dengan
toleransi
kondisi
4.3 Beri
contoh cara
pelasanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan
( klien sering
takut
melaksanakan
nya )

Tujuan Khusus Kriteria evaluasi : 5.1 Beri Dengan aktifitas


5 : Klien dapat 1. Klien kesempatan klien dapat
melakukan mampu klien mengatahui
kegiatan sesuai beraktivitas kemampuan kemampuannya
kondisi sakit sesuai yang
dan kemampuan direncanakan
kemampuannya 5.2 Beri
pujian atas
keberhasilan
klien
5.3
Diskusikan
kemungkinan
pelasanaan
dirumah
Tujuan khusus 6 Kriteria evaluasi : 6.1 Beri Perhatian
: Klien dapat 1. Klien pendidikan keluarga dan
memanfaatkan mampu kesehatan pengertian
system melakukan pada kluarga keluarga akan
pendukung yang apa yang di tentang cara dapat membantu
ada ajarkan merawat klien meningkatkan

19
2. Klien mau harga diri harga diri klien.
memberikan rendah
dukungan 6.2 Bantu
keluarga
memberikan
dukungan
selama klien
di rawat
6.3 Bantu
kluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah

3) Strategi Pelaksanaan (SP) Berdasarkan Pertemuan


1. SP I Pasien:
a.Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
c.Memilih kemampuan yang akan di latih
d. Melatih kemampuan pertama yang dipilih
e.Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien
2. SP 2 Pasien
a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (SPI).
b. Melatih kemampuan kedua yang dipilih klien.
c.Melatih kemampuan yang dipilih
d. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
3. SP 3 Pasien
a.Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2).
b. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
c. Melatih kemampuan ketiga yang dipilih.
d. Masukkan dalam kegiatan jadwal klien.
4. SP 1 Keluarga
a.Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah serta
proses terjadinya.

20
c. Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah.
d. Bermain peran dalam merawat pasien HDR
e.Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien.
5. SP 2 Keluarga
a.Evaluasi kemampuan keluarga (SP1).
b. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan harga diri
rendah.
c.Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien.
6. SP 3 Keluarga
a. Evaluasi kemampuan keluarga (SP1).
b. Evaluasi kemampuan klien

21

Anda mungkin juga menyukai