Anda di halaman 1dari 5

1.

Nikah gadis yatim: Bukhari : 2314; 4208, 4234; 4702; 4733: 4744
Muslim: 5335; 5337;
Abu Daud: 1771;
Nasai: 3294
Ahmad: 5862
2. Wanita dinikahi karena empat hal: Bukhari 4700;
Muslim: 2661; 2662;
Abu Daud: 1751;
Tirmidzi: 1006
Nasai: 3174; 3178
Ibnu Majah: 1448
Ahmad: 9156; 11340; 13720
]Darimi: 2076
3. Larangan menikah dengan saudara sesusuan: Bukhari 4711; 4715; 4716; 4953
Muslim: 2626; 2627
Abu Daud: 1760
Nasai: 3232; 3233
Ibnu Majah: 1929
Ahmad: 25414; 26144
4. Larangan poligami Wanita dengan bibinya: Bukhari: 4717; 4719; 2519: 2520;
Abu Daud: 1768
Muslim: 2516; 2518;
Tirmidzi: 1045
Nasai: 3238; 3240; 3241; 3242; 3243; 3244; 3245; 3246; 3247;
Ibnu Majah: 1919; 1921
Ahmad: 544; 3350; 6481; 6836; 7151; 9102; 9136; 9216; 9755; 9953; 10197; 10271; 14106
Malik: 978
Darimi: 2083
5. Ijin menikahi Wanita: Bukhari: 4741; 6453; 6455;
Muslim: 2543;
Abu Daud: 1791;
Tirmidzi: 1025;
Nasai: 3213; 3215;
Ibnu Majah: 1861
Ahmad: 9232
Darimi: 2091
6. Pernikahan orang yang berhijrah: Bukhari 4878;
7. Pernikahan Wanita hamil : 4906; 4908:
Nasai: 3448; 3449; 3458; 3461; \
Ibnu majah: 2019
Ahmad: 18159; 25859
8. Masa iddah: 4916, 2676
Malik: 1050
9. Menceraikan madu: 6111; 2519; 2520
Abu Daud: 1861;
Nasai: 4426
Ahmad: 5788; 6950; 9925; 9953; 10197; 10271
Malik: 1399
10. Larangan meminang Wanita yang telah dipinang: Muslim: 2519
Nasai: 4426
Ahmad: 6950; 9925; 9953; 10197; 10271
11. Larangan menikahi Wanita pezina: Abu Daud: 1755
Tirmidzi: 3101
Nasai: 3176
12. Wanita yang ditalak tiga: Abu Daud: 1879;
Ahmad: 25851
Malik: 985; 986; 1037; 1038; 1039;
13. Hak asuh anak : Abu Daud: 1938
Ahmad: 6420; 26082
14. Pembagian harta warisan bagi anak perempuan: Abu Daud: 2505;
Tirmidzi: 2018
Ibnu majah: 2711
15. Hijrah dan jihad: Nasai: 3083
Ahmad: 15392
16. Manusia yang paling sombong di hadapan Allah
Ahmad: 6638
17. Menikahi hamba sahaya, sedang isterinya wanita merdeka
Ahmad: 984;
18. Wanita yang ditalak
Malik: 1072

Nama lengkap adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad asySyaibani Abu ‘Abdillah al-
Marwazi al-Bagdadi. Beliau wafat pada tahun 241H. Dalam meriwayatkan hadis Beliau berguru kepada
para ulama hadis, diantaranya Yazid bin Harun, asySyafi’i, Yahya bin Sa’id al-Qattan, Abdullah bin Yazid,
‘Uyaynah. Sedangkan murid yang pernah belajar dengannya, diantaranya Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Yahya bin Ma’in, Waqi’. Adapun komentar para ulama hadis terhadap Ahmad bin Hanbal diantaranya
sebagai berikut:  An-Nasai mengatakan bahwa Ahmad bin Hanbal adalah seorang yang Tsiqah ma’mun,
 Ibn Hibban mengatakan bahwa Ahmad bin Hanbal adalah seorang yang hafidz mutqir faqih,  Ibn Sa’ad
mengatakan bahwa Ahmad bin Hanbal adalah seorang yang Tsiqah sabt suduq.
1. Imam ahmad
Ahmad bin Muhammad bin Hambal atau Ahmad bin Hambal adalah imam yang keempat dari
fuqaha Islam. Beliau adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat yang luhur dan tinggi yaitu
sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang hidup semasa dengannya, juga orang yang
mengenalinya1. Imam Ahmad bin Hambal di lahirkan di kota Baghdad pada bulan Rabi‟ul Awal
tahun 164 H. Nama bapaknya adalah Muhammad bin Hambal bin Hilal seorang komandan
pasukan militer. Ibu beliau bernama Safiyyah binti Maimunah binti Abdul Malik Asy-Syaibani dari
suku Amir 2.
Imam Ahmad tertarik untuk menulis hadits pada tahun 179 H/ 796 M saat berumur 16 tahun.
Beliau terus berada di kota Baghdad mengambil hadits dari syaikh-syaikh hadits kota itu hingga
tahun 183 H/ 800 M. Beliau melakukan mulazamah kepada syaikhnya, Hasyim bin Basyir bin Abu
Hazim al-Wasithiy hingga syaikhnya tersebut wafat tahun 183 H/ 800 M. Disebutkan oleh
putranya bahwa ia mengambil hadits dari Hasyim sekitar 300.000 hadits lebih. Pada tahun 186,
beliau mulai melakukan perjalanan (mencari hadits) ke Bashrah lalu ke negeri Hijaz, Yaman, dan
selainnya. Tokoh yang paling menonjol yang ia temui dan mengambil ilmu darinya selama
perjalanannya ke Hijaz dan selama tinggal di sana adalah Imam Syafi„i. Ia banyak mengambil
hadits dan faedah ilmu darinya. Imam Syafi„i sendiri amat memuliakan diri ia dan terkadang
menjadikan ia rujukan dalam mengenal keshahihan sebuah hadits. Ada banyak ulama yang
pernah mengambil ilmu darinya, di antaranya kedua putranya, Abdullah dan Shalih, Abu Zur „ah,
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Al-Atsram, dan lain-lain.
Ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Ahmad bin Hambal antara lain adalah Abu Bakar
Ahmad bin Muhammad bin Hani yang terkenal dengan nama al-Atsram, Ahmad bin Muhammad
bin Hajjaj al-Marwazi, Ishaq bin Ibrahim yang terkenal dengan nama Ibnu Ruhawaih al-Marwazi
dan termasuk ashhab Ahmad terbesar, Muwaquddin Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Syamsuddin
Ibnu Qudaamah al-Maqdisi, Syaikhul-Islam Taqiuddin Ahmad Ibnu Taimiyah, Ibnul Qaiyim
alJauziyah, dan lain-lain.
Semenjak kecil imam Ahmad memulai untuk belajar, banyak sekali guru-guru beliau,
diantaranya;

1. Husyaim bin Basyir, imam Ahmad berguru kepadanya selama lima tahun di kota Baghdad.
2. Sufyan bin Uyainah
3. Ibrahim bin Sa'ad
4. Yahya bin Sa'id al Qaththan
5. Walid bin Muslim
6. Ismail bin 'Ulaiyah
7. Al Imam Asy Syafi'i
8. Al Qadli Abu Yusuf
9. Ali bin Hasyim bin al Barid
10. Mu'tamar bin Sulaiman
11. Waki' bin Al Jarrah
12. 'Amru bin Muhamad bin Ukh asy Syura
13. Ibnu Numair
1
Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Mazhab, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 190
2
Yanuar Aripin, Mengungkap Cara Belajar Para Imam Mazhab,(Yogyakarta: Diva Press, 2015), hlm. 166
14. Abu Bakar Bin Iyas
15. Muhamad bin Ubaid ath Thanafusi
16. Yahya bin Abi Zaidah
17. Abdul Rahman bin Mahdi
18. Yazid bin Harun
19. Abdurrazzaq bin Hammam Ash Shan'ani
20. Muhammad bin Ja'far
Dan masih banyak lagi guru-guru beliau.

Murid-murid beliau

Tidak hanya ahli hadits dari kalangan murid-murid beliau saja yang meriwayatkan dari beliau,
tetapi guru-guru beliau dan ulama-ulama besar pada masanyapun tidak ketinggalan untuk
meriwayatkan dari beliau. Dengan ini ada klasifikasi tersendiri dalam kategori murid beliau,
diantaranya;

Guru beliau yang meriwayatkan hadits dari beliau;

1. Abdurrazzaq
2. Abdurrahman bin Mahdi
3. Waki' bin Al Jarrah
4. Al Imam Asy Syafi'i
5. Yahya bin Adam
6. Al Hasan bin Musa al Asy-yab

Sedangkan dari ulama-ulama besar pada masanya yang meriwayatkan dari beliau adalah;

1. Al Imam Al Bukhari
2. Al Imam Muslim bin Hajjaj
3. Al Imam Abu Daud
4. Al Imam At Tirmidzi
5. Al Imam Ibnu Majah
6. Al Imam An Nasa`i
Dan murid-murid beliau yang meriwayatkan dari beliau adalah;

1. Ali bin Al Madini


2. Yahya bin Ma'in
3. Dahim Asy Syami
4. Ahmad bin Abi Al Hawari
5. Ahmad bin Shalih Al Mishri

Persaksian para ulama terhadap beliau

Qutaibah menuturkan; sebaik-baik penduduk pada zaman kita adalah Ibnu Al Mubarak,
kemudian pemuda ini (Ahmad bin Hambal), dan apabila kamu melihat seseorang mencintai
Ahmad, maka ketahuilah bahwa dia adalah pengikut sunnah. Sekiranya dia berbarengan dengan
masa Ats Tsauri dan al Auza'i serta Al Laits, niscaya Ahmad akan lebih di dahulukan
ketimbang mereka. Ketika di tanyakan kepada Qutaibah; "Apakah anda menggabungkan
Ahmad dalam kategori Tabi'in?" maka dia menjawab: "Bahkan kibaru at tabi'in." dan dia
berkata; "Kalau bukan karena Ats Tsauri, wara' akan sirnah. Dan kalau bukan karena Ahmad,
dien akan mati."

1. Asy Syafi'i menuturkan; aku melihat seorang pemuda di Baghdad, apabila dia berkata; 'telah
meriwayatkan kepada kami,' maka orang-orang semuanya berkata; 'dia benar'. Asy Syafi'i
ditanya; 'siapakah dia?' dia menjawab; 'Ahmad bin Hambal.'

2. Ali bin Al Madini berkata; sesungghunya Allah memuliakan agama ini dengan perantaraan
Abu Bakar pada saat timbul fitnah murtad, dan dengan perantaraan Ahmad bin Hambal pada
saat fitnah Al qur`an makhluk.'

3. Abu 'Ubaidah berkata: 'ilmu kembali pada empat orang' lalu dia menyebutkan Ahmad bin
Hambal, dan berkata; 'dia adalah orang yang paling fakih diantara mereka.'

4. Abu Ja'far An Nufaili menuturkan; 'Ahmad bin Hambal termasuk dari tokoh agama.'

5. Yahya bin Ma'in menuturkan; 'Aku tidak pernah melihat seseorang yang meriwayatkan
hadits karena Allah kecuali tiga orang; Ya'la bin 'Ubaid, Al Qa'nabi, Ahmad bin Hambal.'

6. Ibrahim berkata; 'orang 'alim pada zamannya adalah Sa'id bin Al Musayyab, Sufyan Ats
Tsaur di zamannya, Ahmad bin Hambal di zamannya.'

7. Ibnu bi Hatim menuturkan; 'Aku bertanya kepada ayahku tentang 'ali bin Al Madini dan
Ahmad bin Hambal, siapa diantara kedunya yang paling hafizh?' maka ayahku menjawab; '
keduanya didalam hafalan saling mendekat, tetapi Ahmad adalah yang paling fakih.'

Imam Syafi'i masuk menemui Imam Ahmad dan berkata: "Engkau lebih tahu tentang hadits dan
perawi-perawinya.

Jika ada hadits shahih (yang engkau tahu), maka beri tahulah aku. Insya Allah, jika (perawinya)
dari Kufah atau Syam, aku akan pergi mendatanginya jika memang shahih." Ini menunjukkan
kesempurnaan agama dan akal Imam Syafi'i karena mau mengembalikan ilmu kepada ahlinya.

Pada permulaan hari Jumat tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 241, beliau menghadap kepada
rabbnya menjemput ajalnya di Baghdad.

Nama lengkap beliau adalah Yahya bin Sa’id bin Farrukh al-Qaththan at-Tamimi, Abu Sa’id al-Bashir al

Bukhari 3746 4689

Anda mungkin juga menyukai